You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat
orang sakit, luka dan usia lanjut (dikutip oleh Elis, Hartley, 1980). Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko –
sosiokulural – spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, komunitas, baik sakit maupun sehat, serta mencangkup seluruh siklus hidup
manusia.(lokakarya kep.Nas 1983). Pelayanan keperawatan merupakanm tenaga
profesional harus mempunyai otoritas penuh terhadap pelayanan yang diijinkan bagi
mereka untuk memberikan kepada klien, bahwa mereka harus bertanggung jawab penuh
pada pelayanan tersebut, dan mereka harus diberikan akuntabilitas secara penuh

Perawatan kesehatan merupakan hak semua orangyang harus diberikan pada orang
yang telah siap menerimanya dan harus tersedia sewaktu dibutuhkan. Perawatan
kesehatan dapat diberikan dalam bentuk yang bermakna terhadap kelompok dengan
budaya yang berbeda. Kemudian perawatan kesehatan harus mempunyai penekanan
utama dalam sistem pelayanan, meskipun pada saat kami melanjutkan memberikan
perawatan terhadap keadaan sakit.

Dalam menjalankan asuhan keperawatan, perawat selalu mengadakan hubungan


dengan pasien (Robert Priharjo,1995). Disisi lain peningkatan hubungan antara perawat
dengan pasien dapat dilakukan melalui penerapan proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Dasar hubungan perawatm dan pasien merupakan mutual humanity dan pada
hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan dalam mewujudkan harapan pasien
terhadap keputusan tindakan asuhan keperawatan .
Untuk memulai memahami hubungan secara manusiawi pada pasien, perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami bahwa penyebab bertambahnya
kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat
seseorang (pasien) yang rentan untuk menyalahgunakan.
Dengan demikian bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah bersifat
dinamis, dimana pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat memperlihatkan

1|Model Hubungan Perawat dengan Klien


karakteristik dari salah satu atau semua pada jenis hubungan, dan perawat harus
mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang
berbeda terhadap ancaman suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam
humanitas pasien.
Oleh karena itu disini kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai Model
Hubungan perawat dengan klien. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan
menguraikan mengenai pengertian dari hubungan perawat dengan klien, tahap – tahap
dalam hubungan perawat dengan klien, hubungan yang baik antara perawat dengan klien,
faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan, cara membangun trust (rasa
percaya), perbedan hubungan terapeutik dengan hubungan sosial, bahasa tubuh (body
language) dalam hubungan perawat dengan klien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari hubungan perawat dengan klien ?
1.2.2 Bagaimana tahap – tahap dalam hubungan perawat dengan klien ?
1.2.3 Bagaimana hubungan yang baik antara perawat dengan klien ?
1.2.4 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan ?
1.2.5 Bagaimana cara membangun trust (rasa percaya) ?
1.2.6 Apa karakteristik hubungan profesional antara perawat dan klien ?
1.2.7 Apa perbedan hubungan terapeutik dengan hubungan sosial ?
1.2.8 Bagaimana bahasa tubuh (body language) dalam hubungan perawat dengan klien?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari hubungan perawat dengan klien.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tahap – tahap dalam hubungan perawat dengan
klien.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami hubungan yang baik antara perawat dengan
klien.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam
berhubungan.
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami cara membangun trust (rasa percaya).
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami karakteristik hubungan profesional antara
perawat dan klien

2|Model Hubungan Perawat dengan Klien


1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami perbedan hubungan terapeutik dengan
hubungan sosial.
1.3.8 Untuk mengetahui dan memahami bahasa tubuh (body language) dalam hubungan
perawat dengan klien.

3|Model Hubungan Perawat dengan Klien


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hubungan Perawat dengan Klien


Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan
proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat
guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah
hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan
komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan
pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan
interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan dikembangkan hubungan
saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan
bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada
klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.
Dua tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak faktor yang perlu
diperhatikan baik klien maupun perawat. Pertama perawat professional bila mampu
menciptakan hubungan terapetik dengan klien, Kedua adanya keikhlasan, empati dan
kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien.

2.2 Tahap Hubungan Perawat dengan Klien


Adapun tahap – tahap dalam hubungan perawat dengan klien antara lain :

1. Tahap orientasi
a. dimulai saat pertama kali berhubungan.
b. 5 ciri pokok : testing, building trust, identification of problems and goals,
clarification of role, contract formation.
c. Tujuan utama tahap orientasi adalah membangun trust.
2. Tahap Bekerja
a. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan.
b. Membangun suasana yg mendukung untuk proses berubah.

3. Tahap terminasi

4|Model Hubungan Perawat dengan Klien


a. Penilaian perncapaian tujuan dan perpisahan.
b. Terminasi disampikan sejak awal/tidak mendadak.
Hal yang perlu diperhatikan saat tahap terminasi :
 Terminasi direncanakan. Kesulitan mengakhiri hubungan
 Perpisahan terjadi secara permanen, keduanya mengalami cemas, sedih, dan
perasaan kehilangan
 Reaksi klien denial, penarikan diri, menolak untuk berkomunikasi.
 Perawat bantu klien mengenal perasaannya tetang perpisahan, membantu memberi
dukungan.

2.3 Hubungan yang Baik antara Perawat dengan Klien


Hubungan yang baik antara perawat dengan pasien akan terjadi apabila terdapat beberapa
hal dibawah ini antara lain :
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak
tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien
3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan
fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan sehingga tidak
dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap
memperhatikan pertimbangan etis dan moral
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin
timbul selama pasien dalam perawatannya
6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman
sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien

Dalam menjalin hubungan dengan klien perawat mempunyai beberapa peran yang harus
diperhatikan diantaranya :
1. Pemberi Kenyamanan. Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri
manusia. Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat
memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai

5|Model Hubungan Perawat dengan Klien


pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya
suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu
menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat
profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda
dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien
dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.
Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau
perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap
empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat memberikan asuhan
keperawatan.
Contohnya :
Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat
menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa
nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan
citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
2. Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di
mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi
komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia
menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien.
Contohnya :
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas
komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan
dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya
seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan
dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi
mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klien.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klien Dalam Berhubungan


1. Perbedaan perkembangan
2. Perbedaan budaya
3. Perbedaan gender

6|Model Hubungan Perawat dengan Klien


4. Gangguan pendengaran
5. Gangguan penglihatan

2.5 Membangun Trust (Rasa Percaya)


Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, atau
komunitas. Perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan peraktek
keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak dan martabat manusia. Karena
itu, fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang
hubungan antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :
1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung
jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,
kelurgadan masyarakat.
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga dan
masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,i khlas sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur keperawatan
4. Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat,
khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.
 Perawat berupaya meyakinkan diri bahwa kehadirannya diperlukan, perawat
mempunyai kemampuan membantu klien dalam menyelesaikan masalah.
 Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa pasien tidak terbuka/kurang percaya
pada perawat sepertiperawat gagal meningkatkan partisipasi klien dalam askep.
 Faktor persepsi perawat memandang klien sekedar objek dan bukan subjek.
 Kesadaran diri perawat dalam situasi hubungan.
 Konsisitensi dalam berhubungan, tidak cepat puas.
 Kerterandalan dan kejujuran
 Sikap percaya pada perawat akan membantu memfasilitasi sikap percaya pada klien.

7|Model Hubungan Perawat dengan Klien


2.6 Karakteristik Hubungan Profesional Antara Perawat Dan Klien
Karakteristik hubungan profesional antara perawat dan klien diantaranya :
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif

2.7 Perbedan Hubungan Terapeutik dengan Hubungan Sosial


2.7.1 Hubungan terapeutik
 Perawat dengan klien.
 Bertujuan, berfokus pada klien, klien membutuhkan bantuan.
 Perawat aktif mendengarkan dan memberi respon, sikap menerima, memahami,
dan menyadarkan klien.

2.7.2 Hubungan sosial

 Terjadi setiap hari dalam pergaulan


 Komunikasi bersifat dangkal dan tidak mempunyai tujuan
 Banyak terjadi dalam pekerjaan, aktifitas sosial
 Pembicaraan tidak terfokus, tetapi mengarah pada kebersamaan dan rasa senang
 Dapat direncana, tetapi juga tidak direncanakan.

2.8 Bahasa tubuh (Body Language)


Adapun bahasa tubuh dalam hubungan antara perawat dengan pasien antara lain :

1. Gerak tubuh
2. Ekspresi wajah
3. Pandangan terfokus
4. Postur tubuh

8|Model Hubungan Perawat dengan Klien


5. Jarak tubuh dan keterdekatan
 50 cm intim
 50-150 cm à hubungan kurang intim
 150 – 350 cm à hubungan sosial
 350 cm à dihadapan orang banyak.
6. Sentuhan, interaksi kontak fisik. (makna sentuhan).
7. Pakaian cara dan jenis pakaian, rambut perhiasan dan rias wajah berbicara banyak
tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati, dan identitas diri.

9|Model Hubungan Perawat dengan Klien


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Model Hubungan


Perawat dengan Klien. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah
kami selanjutnya.

10 | M o d e l H u b u n g a n P e r a w a t d e n g a n K l i e n
DAFTAR PUSTAKA

http://wahyuniliana.blogspot.com/2013/01/etika-kep.html
http://putrakietha.blogspot.com/2013/11/pola-hubungan-kerja-perawat-dalam.html

11 | M o d e l H u b u n g a n P e r a w a t d e n g a n K l i e n

You might also like