Professional Documents
Culture Documents
Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi adalah
kenyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain yang
bertentangan dengan realita normal
(Stuart dan Sudden, 2004)
Penyebab
HDR (Harga Diri Rendah)
Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan
evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah
situasional merupakan perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons
seseorang terhadap situasi yang sedang dialami.
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai
keinginan(Herman, 2011). Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak
mampu dalam mencapai keinginan.
(Fitria, 2009).
Klasifikasi waham
Waham agama
Keyakinan klien terhadap sesuatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham kebesaran
Keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan secara berlebihan dan
tidak sesuai dengan kenyataan
Waham somatik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan
Waham curiga klien mempunyai kenyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan atau menodai dirinya yang disampaikan secara berlebihan dan ditolak sesuai kenyataan
Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal.
Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-
kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan gejala:
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurugaan, keadaan
dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak dapat menilai lingkungan atau lingkungan
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung
(Aziz, 2003)
Pohon masalah
Pohon Masalah Perubahan Isi Pikir : Waham LP Waham Laporan Pendahuluan Waham SP Waham
Strategi Pelaksanaan Waham
Pohon Masalah Perubahan Isi Pikir : Waham
Penatalaksanaan
Farmakologi
Obat anti psikosis: Penotizin
Obat anti depresi: Amitripilin
Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
Obat anti insomnia: Phneobarbital
Terapi modalitas
Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan
perhatian
BHSP
Jangan memancing emosi klien
Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya
Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan
berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang
merupakan persaan dan tingkah laku pada orang lain.
Terapi musik
Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan kesadaran klien
Rencana Keperawatan
Diagnosa I: Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien
"saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung
disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani
klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan
tinggalkan klien sendirian.
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan
dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit
(rasa sakit, cemas, marah).
Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
(buat jadwal jika mungkin).
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.
Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan
waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat
klien, lingkungan keluarga dan follow up
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, F dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Keliat B. A, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2 . Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2005-2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima Medika
Stuart, G.W, dan Sudden, S.J 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep, iyus, 2009. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung: Refika Aditama.