You are on page 1of 8

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PROSES

REKRUTMEN APARATUR SIPIL NEGARA DI BADAN


KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MANADO

VETI TUTU
ALDEN LALOMA
JOORIE MARHAEN RURU

Abstract: this research was conducted by focusing the discussion on the issue of the implementation of good
governance in the process of Staffing of the Agency's employees in the rekruitment area of the city of
Manado. This research aims to find out how the implementation of good governance in the process of
rekruitment of the civil State apparatus in manado City area staffing agency.
The research was conducted using qualitative research methods to explore and build a preposition or explain
the meaning behind the reality of regional Staffing Agency in Manado city with number of respondents as
much as 5 employees. The techniques used to conduct the data collection is the observation, interviews, and
documentation. Technique of data analysis used in qualitative research is a model, Miles and Huberman.
Based on research done then it is known that there is a good and clear communication regarding the process
of Staffing of the Agency's employees in the rekruitment area of the city of Manado; the availability of
resources that support such as HUMAN RESOURCES and means as well as infrastructure in the
rekruitment employees; the level of honesty and commitment to employee-owned well enough; as well as the
bureaucratic structure that is not such a convoluted process of rekruitment which made online to anticipate
going wild charges, already felt good. In terms of transparency and accountability in the process of
rekruitment has been very good but there are still some things that need to be enhanced to further improve
the quality of existing employees.

Keywords: Implementation, Good Governance, Regional Staffing Agency

PENDAHULUAN bersaing dalam memberikan pelayanan kepada


Manajemen sumber daya aparatur publik secara maksimal.
merupakan salah satu bagian terpenting dalam Seorang calon Aparat Sipil Negara
suatu pemerintahan. Dalam suatu diharuskan memenuhi syarat-syarat yang telah
pemerintahan yang baik adalah pemerintahan ditetapkan oleh pemerintah, sebagaimana
yang mampu memberikan pelayanan terbaik menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5
untuk masyarakat baik dari segi kecepatan Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
maupun ketepatan dalam pelayanan publik dan bahwa pegawai Aparatur Sipil Negara yang
ketepatan sasaran bagi masyarakat yang selanjutnya disebut pegawai ASN adalah
membutuhkan sehingga kebutuhan masyarakat pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
terhadap kepentingan pribadi dan umum dapat yang diangkat oleh pejabat pembina
tercapai dengan maksimal. Pemerintah telah kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
melakukan upaya untuk meningkatkan kinerja jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
sumber daya aparatur Negara, misalnya Negara lainnya dan di gaji berdasarkan
melakukan proses rekruitment calon Aparat peraturan perundang-undangan. Kemampuan
Sipil Negara (ASN). Hal itu merupakan Pemerintah dalam menghadapi era globalisasi
tindakan nyata pemerintah untuk dan pasar bebas dunia sangat ditentukan oleh
meningkatkan kinerja sumber daya aparatur ketersediaan aparatur pemerintahan yang
Negara karena melalui proses rekruitment profesional, tidak hanya terbatas pada fungsi
tersebut diharapkan dapat mencetak sumber sebagai abdi Negara, akan tetapi yang lebih
daya aparatur yang berkualitas dan mampu penting lagi adalah dalam melaksanakan
amanat sebagai abdi masyarakat. Kebutuhan
terhadap ketersediaan aparatur pemerintahan transparansi dan akuntabilitas. Hal ini
yang profesional merupakan suatu keharusan dimaksudkan, agar filosofi “The right man on
yang tidak dapat ditawar lagi, sebab the right place” (penempatan seseorang sesuai
pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan yang dengan keahliannya) tetap menjadi dasar
tergantung kepada aparat pelaksana yang pertimbangan dalam rangka penerimaan calon
berada didalam pemerintahan itu sendiri. Aparat Sipil Negara.
Menurut ketentuan Pasal 2 Undang- Untuk mewujudkan hal tersebut,
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang keberadaan Aparat Sipil Negara (ASN)
Aparatur Sipil Negara dalam penyelenggaraan sebagai sumber daya manusia sangat
kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tata
pada asas kepastian hukum; profesionalitas; kelola pemerintahan yang baik yang
proporsionalitas; keterpaduan; delegasi; berorientasi pada pemberian pelayanan umum
netralitas; akuntabilitas; efektif dan efisien; kepada masyarakat. Namun realitas dilapangan
keterbukaan; nondiskriminatif; persatuan dan yang terjadi bahwa proses perekrutan ASN
kesatuan; keadilan dan kesetaraan; dan yang selama ini diterapkan dinilai masih
kesejahteraan. Sebagaimana disebutkan dalam kurang baik, terutama dari segi pelayanan
Pasal 56 Undang-Undang Nomor 5 Tahun publik (public services). Munculnya isu
2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang penyalahgunaan wewenang (abuse of power)
menyatakan bahwa setiap Instansi Pemerintah yang dilakukan oleh oknum-oknum aparatur
wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis pemerintahan didalam penyelenggaraan
jabatan ASN berdasarkan analisis jabatan dan rekruitment Aparat Sipil Negara selama ini.
analisis beban kerja. Pada dasarnya, pegawai Kurangnya transparansi yang diterapkan oleh
merupakan komponen yang dimiliki oleh pemerintah tersebut menimbulkan persepsi
organisasi yang digunakan untuk negatif ditengah-tengah masyarakat bahwa
menggerakkan atau mengelola sumber daya adanya penyalahgunaan wewenang sehingga
lainnya sehingga harus benar-benar dapat menimbulkan praktek KKN yang terjadi
digunakan secara efektif dan efisien sesuai didalam proses recruitment pegawai, baik dari
kebutuhan riil organisasi. Hal ini perlu proses penyusunan formasi hingga proses
dilakukan perencanaan kebutuhan pegawai pelaksanaan seleksi. Sehingga berdampak
secara tepat sesuai beban kerja yang ada dan pada ASN yang ada belum kompeten dan
hal tersebut dengan didukung oleh adanya profesional dikarenakan dalam perekrutan dan
proses rekrutmen yang tepat dan sesuai dengan seleksi belum didasarkan pada kompetensi
kebutuhan dan kemampuan organisasi. jabatan. Padahal di era reformasi ini,
Oleh karena itu, perbaikan kinerja pemerintah dituntut untuk bersih dan
aparat pelaksana yang berada di dalam transparan guna mewujudkan good
pemerintahan merupakan suatu keharusan jika governance dan clean government.
dikaitkan dengan perkembangan dan tuntutan Robert Charlick dalam Santosa(2008)
good governance yaitu: profesionalisme, Mengartikan Good Governance sebagai
transparansi, akuntabilitas, penegakan etika segala macam urusan publik secara efektif
dan moral dalam penyelenggaraan pelayanan melalui pembuatan peraturan dan atau
publik. Pada dasarnya, Good governance kebijakan yang absah demi untuk
diarahkan untuk mempraktikkan tata kelola mempromosikan nilai-nilai kemasyarakatan.
pemerintahan yang ideal. Semua prinsip- Governance merupakan paradigma baru dalam
prinsip good governance harus menjadi tatanan pengelolaan kepemerintahan. Ada tiga
pedoman bagi pemerintah daerah dalam pilar governance yaitu pemerintah, sektor
menjalankan kewenangan penerimaan calon swasta dan masyarakat
Aparat Sipil Negara, khususnya prinsip
Jelas bahwa penerapan good pendekatan, tingkat eksplanasi dan jenis data.
governance saat ini masih jauh dari harapan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
masyarakat dan hanya sekedar wacana saja penelitian ini lebih memungkinkan apabila
dari pemerintah tanpa ada tindak lanjutnya. tingkat eksplanasi menggunakan metode
Begitu halnya yang terjadi di Badan kualitatif.
Kepegawaian Daerah Kota Manado, dalam Bungin (2010;7), mengemukakan
proses rekrutmen ASN ini hanya berdasarkan bahwa penelitian kualitatif bertujuan menggali
pada sistem kekeluargaan maupun dan membangun suatu preposisi atau
kekerabatan, tidak berdasar pada kompetensi menjelaskan makna dibalik realita. Bogdan
maupun kebutuhan yang diperlukan kantor itu dan Taylor dalam Moleong (2006;6),
sendiri. Selain itu, permasalahan mengenai menjelaskan bahwa metode penelitian
ketidaksesuaian antara latar belakang kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
pendidikan pegawai dengan unit kerja mereka menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
ditempatkan. tertulis atau lisan dari orang-orang dan
Berangkat dari permasalahan- perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini
permasalahan tersebut, maka penulis tertarik tidak untuk generalisasi, namun untuk
untuk melakukan penelitian dengan judul menguraikan fakta dan realitas secara rinci dan
“Implementasi Good Governance Dalam tidak bertujuan menguji atau menguatkan teori
Proses Rekruitment Aparatur Sipil Negara di tertentu, namun secara induktif akan
Badan Kepegawaian Daerah Kota Manado. mengeksplorasi data empirik untuk menarik
kesimpulan sehingga penelitian ini memenuhi
METODOLOGI PENELITIAN syarat sebagai penelitian kualitatif.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
D. Sumber Data
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui implementasi good Salah satu sifat dari penelitian
government yang dilakukan oleh Badan kualitatif ialah tidak terlalu mementingkan
Kepegawaian Daerah pada proses rekruitment jumlah data/informan, akan tetapi lebih
Aparat Sipil Negara di Kota Manado, maka mementingkan content, relevansi dan sumber
penelitian ini akan dilakukan di Badan yang benar-benar dapat memberikan informasi
Kepegawaian Daerah Kota Manado. Adapun dan data baik mengenai orang, peristiwa dan
waktu penelitian direncanakan dilakukan atau hal yang berkaitan dengan upaya untuk
mulai bulan februari sampai dengan april mencapai tujuan penelitian, sehingga sumber
tahun 2016. data pada penelitian ini dibagi dalam dua
bagian yaitu sumber data primer dan sumber
B. Fokus Penelitian
data sekunder.
Sebagaimana objek penelitian yaitu Adapun sumber data primer dimana
implementasi good government di BKD Kota datanya diperoleh secara langsung oleh
Manado, maka penelitian ini menetapkan peneliti dalam bentuk kata-kata dengan cara
fokus penelitian pada transparansi dan melakukan wawancara langsung dengan
akuntabilitas dalam proses recruitment ASN informan dan hasil wawancaranya akan diolah
pada Badan Kepegawaian Daerah Kota lagi oleh peneliti. Adapun informan yang
Manado. rencananya akan diwawancarai berjumlah 5
orang yang terdiri dari:
C. Jenis Penelitian
1. Kepala BKD:1 Orang
Sebagaimana yang dikemukakan oleh 2. Sekretaris BKD :1 Orang
Sugiono (2009;4), bahwa jenis penelitian 3. Kasubag Kepegawaian :1 Orang
dapat dikelompokkan menurut tujuan, 4. Kasubid Pengadaan pegawai: 1 Orang
5. Kasubid Informasi Kepegawaian : mendapatkan data dan dokumen sekunder
1 Orang yang dimiliki oleh Badan Kepegawaian
Sementara itu sumber data sekunder Daerah Kota Manado, khususnya pada
direncanakan diperoleh dari dokumen yang proses rekruitment ASN.
berkaitan dengan kegiatan Badan
F. Teknik Analisis Data
Kepegawaian Daerah Kota Manado pada
perekrutan ASN seperti laporan kinerja, dan Sesuai dengan jenis penelitian yang
dokumen-dokumen yang terkait. merupakan penelitian kualitatif, maka teknik
analisis data yang digunakan ialah analisis
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan
kualitatif. Pada penelitian ini, metode atau
Data
teknik analisis yang digunakan adalah model
Instrumen dalam penelitian ini adalah analisis interaktif yang dikemukakan oleh
peneliti sendiri. Hal ini sejalan dengan yang Miles dan Huberman dalam Rohidi dan
dikemukakan oleh Moleong (2006;16), bahwa Moeljarto (2002) serta merujuk dalam sugiono
instrumen utama dalam penelitian kualitatif (2009;426), bahwa model analisis interaktif
adalah peneliti sendiri, sebab dalam penelitian dari Miles dan Huberman memungkinkan
kualitatif, peneliti yang akan langsung peneliti melakukan kegiatan analisis secara
melakukan wawancara, pengamatan, dan longgar tanpa harus melakukan proses yang
pengumpulan maupun penelaahan dokumen kaku dari pengumpulan data, dilanjutkan ke
guna mendapatkan data dan informasi yang reduksi data, penyajian data, dan berakhir pada
diperlukan dalam melakukan pengkajian dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
analisis terhadap masalah penelitian. Adapun tahapan analisis dilakukan
Adapun teknik pengumpulan data melalui aktivitas pengumpulan data melalui
yang akan digunakan dalam penelitian ini wawancara langsung dengan informan,
adalah: pengamatan, dan penggunaan dokumen
1. Wawancara. Teknik wawancara ini sekunder yang selanjutnya dianalisis melalui
digunakan untuk memperoleh data primer cara:
dari informan. Wawancara dilakukan 1. Reduksi data. Reduksi data merupakan
dengan cara terlebih dahulu menyiapkan proses pemilihan, pemusatan perhatian
panduan wawancara yang berisikan tema pada penyederhanaan, pengabstraksian
pertanyaan yang diikuti dengan dan transformasi data kasar yang muncul
melakukan wawancara secara lepas guna dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
memberikan keleluasaan kepada informan Reduksi data berlangsung secara terus
dalam mengungkapkan informasi yang menerus selama penelitian berlangsung
diketahui sehubungan dengan proses dan dilanjutkan setelah data terkumpul
rekrutmen ASN yang dilakukan oleh dengan membuat ringkasan, menelusuri
Badan Kepegawaian Daerah Kota tema, dan menggolongkannya ke dalam
Manado. suatu pola yang jelas.
2. Observasi. Teknik observasi ini dilakukan 2. Penyajian data. Penyajian data penelitian
dengan cara peneliti terlibat dalam dilakukan dalam bentuk teks naratif
kegiatan sehari-hari organisasi yang dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
sedang diamati dan digunakan sebagai 3. Penarikan kesimpulan. Penarikan
sumber data. Peneliti terlibat langsung kesimpulan merupakan langkah terakhir
dalam kegiatan mencari data yang dari proses penelitian kualitatif yaitu
diperlukan melalui pengamatan. melakukan penarikan kesimpulan atas
3. Dokumentasi. Teknik dokumentasi ini dasar hasil analisis dan interpretasi data.
rencananya digunakan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memperkaya diri sendiri. Selanjutnya good
governance juga berarti implementasi
A. Pembahasan
kebijakan sosial-politik untuk kemaslahatan
Dalam hubungannya dengan hasil
rakyat banyak, bukan hanya untuk
penelitian sebagaimana telah dikemukakan
kemakmuran orang-per-orang atau kelompok
sebelumnya, maka dapat dijelaskan lebih
tertentu.
lanjut bahwa implementasi intinya adalah
Kepemerintahan yang baik (good
kegiatan untuk mendistribusikan keluaran
governance) merupakan isu sentral yang
kebijakan yang dilakukan oleh para
paling mengemuka dalam pengelolaan
implementor kepada kelompok sasaran
administrasi publik dewasa ini. Tuntutan
sebagai pelaksana menjelaskan bahwa secara
gencar yang dilakukan oleh masyarakat
etimologis implementasi dapat dimaksudkan
kepada pemerintah untuk melaksanakan
sebagai suatu aktivitas yang bertalian dengan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik
penyelesaian suatu pekerjaan dengan
adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat
penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh
pengetahuan dan pendidikan masyarakat,
hasil, sehingga bila dirangkaikan dengan
selain adanya pengaruh globalisasi. Pola lama
kebijakan publik, maka kata implementasi
penyelenggaraan pemerintah, kini sudah tidak
kebijakan publik dapat diartikan sebagai
sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang
aktivitas penyelesaian atau pelaksanaan suatu
telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan ini
kebijakan publik yang telah
merupakan hal yang wajar dan sudah
ditetapkan/disetujui dengan penggunaan
seharusnya direspon oleh pemerintah dengan
sarana (alat) untuk mencapai tujuan kebijakan.
melakukan perubahan yang terarah pada
Dengan demikian maka implementasi
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
kebijakan publik seringkali dikaitkan dengan
yang baik (Sedarmayanti, 2003;6).
proses administratif dimana ditemukan banyak
Oleh karena itu, perbaikan kinerja
tujuan dari proses dan aktivitas organisasional
aparat pelaksana yang berada di dalam
dalam proses dan pendekatan yang
pemerintahan merupakan suatu keharusan jika
dilakukannya.
dikaitkan dengan perkembangan dan tuntutan
Good governance ini secara umum
good governance yaitu: profesionalisme,
diterjemahkan dengan pemerintahan yang
transparansi, akuntabilitas, penegakan etika
baik, meskipun istilah aslinya memandang
dan moral dalam penyelenggaraan pelayanan
luas dimensi governance tidak sebatas hanya
publik. Pada dasarnya, Good governance
menjadi pemerintahan saja. Selain itu good
diarahkan untuk mempraktikkan tata kelola
governance dapat juga diartikan sebagai
pemerintahan yang ideal. Semua prinsip-
tindakan atau tingkah laku yang didasarkan
prinsip good governance harus menjadi
pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan,
pedoman bagi pemerintah daerah dalam
mengendalikan, atau mempengaruhi masalah
menjalankan kewenangan penerimaan calon
publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam
Aparat Sipil Negara, khususnya prinsip
tindakan dan kehidupan keseharian. Good
transparansi dan akuntabilitas. Hal ini
governance adalah sebuah bentuk kesadaran
dimaksudkan, agar filosofi “The right man on
akan tanggung jawab dalam pengelolaan
the right place” (penempatan seseorang sesuai
sumber daya alam serta dalam menjunjung
dengan keahliannya) tetap menjadi dasar
tinggi hak-hak asasi manusia. Good
pertimbangan dalam rangka penerimaan calon
governance juga ada, bila Negara bisa
Aparat Sipil Negara.
menjamin keamanan warganya. Begitu pula
Sebagai refleksi, beberapa persoalan
bila para birokrat menggunakan jabatannya
yang menjadi kendala dalam implementasi
untuk melayani masyarakat luas, bukan untuk
good governance dalam proses rekruitment
aparatur sipil negara, khususnya di Badan walaupun latar belakang pendidikan formal,
Kepegawaian Daerah Kota Manado, antara informal dan non formal anggota panitia
lain: (1) proses perekrutan ASN yang selama cukup bervariasi. Namun mereka tetap tekun
ini diterapkan dinilai masih kurang baik, melaksanakan kewajibannya melakukan
terutama dari segi pelayanan publik (public penyeleksian kelengkapan administrasi yang
services). (2) Munculnya isu penyalahgunaan disyaratkan hal ini patut dimaklumi, karena
wewenang (abuse of power) yang dilakukan ada dukungan kemampuan SDM dari masing-
oleh oknum-oknum aparatur pemerintahan masing anggota panitia sehingga cukup
didalam penyelenggaraan rekrutmen Aparat berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya
Sipil Negara selama ini. (3) Kurangnya dalam penerimaan CASN.
transparansi yang diterapkan oleh pemerintah
KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut menimbulkan persepsi negatif
ditengah-tengah masyarakat bahwa adanya A. Kesimpulan
penyalahgunaan wewenang sehingga Berdasarkan hasil-hasil penelitian
menimbulkan praktek KKN yang terjadi yang telah dikemukakan pada bagian
didalam proses rekruitment pegawai, baik dari sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
proses penyusunan formasi hingga proses sebagai berikut:
pelaksanaan seleksi. 1. Bahwa proses perekrutan pegawai yang
Badan Kepegawaian Daerah Kota dilakukan oleh Badan Kepegawaian
Manado terus memperbaiki segala macam Daerah Kota Manado sudah berjalan
regulasi-regulasi yang ada, proses yang dengan baik, transparan, dan akuntabel,
panjang dan berbelit-belit semuanya mulai namun masih ada beberapa hal yang
dipangkas. Tujuannya agar terciptanya masih perlu diperbaiki dan
profesionalisme, transparansi, dan dikembangkan lebih lagi. Walaupun
akuntabilitas pegawai didalam belum mencapai hasil yang optimal
penyelenggaraan rekruitment pegawai. namun dinilai sudah cukup baik. Secara
Mengenai kemampuan SDM sebagai salah umum, hampir semua sebstansi
satu faktor berpengaruh, sebenarnya tidak kajian/dimensi implementasi good
hanya tertuju pada setiap peserta pelamar, governance dalam proses rekruitment
anggota panitia, dan aparat Pemerintah pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah. Akan tetapi juga terhadap pihak-pihak Daerah Kota Manado sudah sesuai
lain yang terkait dalam penerimaan CASN, dengan aturan dan ketentuan yang ada.
seperti; keluarga, teman, dan pengacara. Hal 2. Keseriusan BKN dalam melaksanakan
ini dimaksudkan, agar dapat memperlancar tata kelola pemerintahan yang ideal
pelaksanaan penerimaan CASN. Secara umum untuk mewujudkan Good Governance
anggota panitia yang sering ditugaskan yang dimanifestasikan melalui CAT
melakukan penerimaan CASN, sudah memang diakui sebagai inovasi
mempunyai kemampuan rata-rata sebagai memiliki kelebihan terutama dalam
kontribusi pengalaman dalam pelaksanaan meningkatkan efektivitas, transparansi
tugas dan tanggung jawabnya. Namun ada dan akuntabilitas sehingga dapat
beberapa orang anggota panitia yang baru saja menjaring Sumber Daya Manusia yang
dilibatkan dalam kepanitiaan ternyata memiliki kapabilitas terbaik, untuk
mempunyai kelebihan dari yang lain, karena memberikan suport terhadap kinerja
adanya dukungan dari tingkat pendidikan, pemerintahan yang lebih baik. Namun,
pelatihan dan kursus-kursus mengenai di sisi lain masih terdapat kekurangan
administrasi kepegawaian yang diperoleh pada yang harus diperbaiki agar tujuan dari
berbagai kesempatan. Dengan demikian, maka CAT bisa tercapai secara maksimal.
Kekurangan CAT, antara lain tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu
terintegrasinya data, menyebabkan bisa lebih murni, lebih objektif, lebih
peserta bisa diterima di dua tempat. transparan, dan sesuai dengan visi dan
Pelaksanaan CAT di beberapa lembaga misi organisasi.
pemerintahan juga tidak terintegrasi, 4. Sosialisasi CAT secara komprehensif,
sehingga rawan terjadi kecurangan. melalui media sosial dan media cetak
Pada proses seleksi administrasi awal serta elektronik, agar masyarakat
juga tidak dijelaskan kriteria tergugah untuk berpartisipasi secara
penyaringan peserta untuk bisa lolos aktif dengan mengawasi data secara real
seleksi Administrasi. time dan pihak BKD membuat situs
pengaduan masalah berdasarkan
B. Saran kategori permasalahan, sehingga
1. Agar proses penataan organisasi permasalahan yang terjadi pada proses
pemerintah berlangsung dengan baik rekruitment CAT bisa direspon dengan
dan berkesinambungan, harus dimulai cepat dan efektif.
dari proses rekruitment yang adil,
transparan, akuntabel, dan sesuai
dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, DAFTAR PUSTAKA
proses perekrutan pegawai secara
berkesinambungan dan terus-menerus Bungin, B. M. (2010). Penelitian Kualitatif.
harus berdasarkan analisis jabatan dan Jakarta: PT. Kencana.
analisis kebutuhan dan tetap mengacu
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian
pada visi dan misi organisasi, dengan
Kualitatif. Bandung: Remaja
tujuan agar tidak adanya tumpang tindih
Rosdakarya.
pegawai dalam satu unit organisasi, dan
agar jumlah pegawai dan jumlah Rohidi, & Moeljarto. (2002). Analisis Data
lembaga organisasi seimbang, efektif, Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
dan efisien. Santosa, P. (2008). Administrasi Publik - Teori
2. Keberadaan SDM yang kapabel tentu dan Aplikasi Good Governace.
tidak terlepas dari upaya untuk Bandung: PT. Refika Aditama.
mendapatkan SDM yang kapabel
tersebut. Salah satu langkah mendasar Sedarmayanti. (2003). Good Governance
yang harus dilakukan oleh setiap (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam
Rangka Otonomi Daerah. Bandung:
organisasi, untuk mendapatkan SDM
Mandar Maju.
yang tepat jumlah dan tepat kualitas
adalah analisis jabatan. Pengabaian Sugiono. (2009). Metode Penelitian
terhadap analisis jabatan akan membuat Administrasi. . Bandung: Alfabeta.
organisasi mengalami kerugian.
Kerugian dimaksud adalah berupa
Sumber lain-lain:
inefisiensi anggaran dan pada kualitas
layanan yang diberikan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
3. perlunya pembenahan lebih lagi sistem tentang Aparat Sipil Negara.
CAT dalam perekrutan CASN ini, agar

You might also like