Teknologi Santan Kelapa Skala UKM
jan rasa tidak enak oleh proses oksidasi dan
irolisis asam lemaknya. Untuk membuka
jalan bagi produksi komersial oleh industri UKM maka
jalai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian (BB Pascapanen) Bogor telah mengembangkan
teknologi yang sesuai, sedethana dan efektif. Teknologi
tersebut dikembangkan untuk menghasilkan santan,
kelapa komersial yang masa simpan dan mutunya bisa
bersaing dengan produk santan yang beredar di pasar
Informasi BE Pascapanen menyebutkan bahwa
pada penelitian skala laboratorium, BB Pascapanen
pengembangan ditekankan pada tiga sasaran, yakni
teknologi proses homogenisasi santan, pengawetan,
pengemasan dan penyimpanan santan.
‘Adapun pola dasar proses pengolahan santan yang
diikuti pada penelitian tersebut adalah sbb: Buah kelapa
dikupas sabutnya, daging dilepas dari tempurung lalu
kulit arinya dikupas. Selanjutnya dilakukan blanching
selama 10 menit pada suhu 800C, lalu daging kelapa
diparut. Berikutnya santan kelapa dicampur air dengan
perbandingan 2:1 lalu diperas, bisa menggunakan
pengepres tipe ulir (screw).
‘Bahan pengawet dicampur dengan ekstrak
santan kelapa, pemanasan awal pada suhu sekitar
70°C. Kemudian diberi emulsifier lalu dilakukan
Jeknologi pengawetan diperlukan karena santan
kelapa mudah rusak dan memberi aroma
AGRIPROSESING
homogenisasi santan. Selanjutnya dilakukan
pasteurisasi santan, dikemas dan dilakukan
pendinginan cepat, lalu santan awetan disimpan.
Hasil penelitian yang dilakukan BB Pascapanen
menunjukkan bahwa emulsifier/stabilizer yang sangat
sesuai untuk mempertahankan kestabilan emulsi
santan ialah bahan CMC. Proses homogenisasi santan
yang dinilai baik dilakukan dengan kecepatan putaran
&:000 rpm selama 30 menit.
Kadar penggunaan CMC mempengaruhi stabilitas
dan daya simpan. Pada penambahan CMC 0,6% emulsi
santan akan stabil (100%) sampai 8 minggu, Sedangkan
menggunakan CMC 0,8% bisa sampai 10 minggu.
fengenai suhu pemanasan santan untuk menekan
jumlah mikroba ditemukan bahwa perlakuan terbaik
adalah pemanasan suhu 750C selama 31,2 menit. Proses
pengawetan terbaik diperoleh dari penggunaan bahan
swet kalium sorbat dan perlakuan sterilisasi
Femasan dengan uap panas. Sedangkan untuk
kemasan, yang terbaik adalah botol plastik polipropilen
(PP), dan penyimpanan dilakukan pada suhu 4-5°C.
Dengan rangkaian penanganan dan perlakuan
demikian santan yang dihasilkan masih tetap
memenuhi syarat mutu SNI pada penyimpanan hingga
minggu ke 10, Sifat-sifatfisiko-kimia seperti stabilitas
‘emulsi, viskositas, warna, pH, kadar lemak dan protein
cukup baik. mOis