You are on page 1of 12

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


TEKNIK ANASTESI INFILTRASI DAN PENCABUTAN GIGI
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

Oleh:
Ratnasari Dyah, Herpratiwi, Dwi Yulianti
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
E-mail: ratnasaridyah9@gmail.com
085768688805

Abstract: Instructional Material Development of Infiltration Anasthesia And Dental


Revocation Technique Of Dental Nursing Students. The objectives of the research are: 1)
to describe the potential and condition of instructional material are currently used; 2) to create
instructional material in form of instructional video; 3) to analyze the instructional video
effectiveness; 4) to analyze the instructional video efficiency; 5) to analyze the instructional
video attractiveness. This study is a research and development. The product is validated by
instructional design, material, and computer experts. The product trial is tested to the students
through two stages; small group and large group test. The data were collected by using
evaluation sheet and performance test. Data analysis used descriptive analysis, t-test, and
normalized gain. The results are: 1) instructional materials currently used have not been able
to describe the process of infiltration anesthesia and dental revocation technique. Instructional
video can provide those overview and increase students’ achievement; 2) the development of
instructional video through need analysis, instructional design and media development, trial
and revision as well as final product steps, 3) the effectiveness of instructional video based on
normalized gain in high classification (0,75); 4) instructional video has efficiency by the
ratio of 2, where students are able to complete requirement faster; and 5) instructional video
has good attractiveness.

Keywords: instructional video, infiltration anesthesia, dental revocation

Abstrak : Pengembangan Bahan Ajar Teknik Anastesi Infiltrasi dan Pencabutan Gigi
Jurusan Keperawatan Gigi. Penelitian ini bertujuan : 1) mendeskripsikan potensi dan
kondisi bahan ajar saat ini; 2) menghasilkan produk bahan ajar berbentuk video
pembelajaran; 3) menganalisis efektifitas video pembelajaran; 4) menganalisis efisiensi
waktu penggunaan video pembelajaran 5) menganalisis daya tarik video pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Produk divalidasi oleh ahli desain
pembelajaran, ahli materi, dan ahli komputer. diuji cobakan kepada mahasiswa melalui dua
tahap, yaitu uji coba kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar.. Data dikumpulkan
dengan pedoman evaluasi, dan unjuk kerja. Analisis data mengunakan, uji t-test, dan gain
ternormalisasi. Hasil penelitian ini adalah: 1) Bahan ajar yang sedang digunakan belum
mampu menggambarkan proses teknik anastesi infiltrasi dan pencabutan gigi, melalui video
pembelajaran ini dapat memberikan gambaran teknik anastesi infiltrasi dan pencabutan gigi,
meningkatkan prestasi belajar; 2) pengembangan bahan ajar video melalui analisis
kebutuhan, pengembangan media, uji coba dan revisi serta produk final; 3) efektifitas
pembelajaran berdasarkan penilaian gain ternormalisasi dalam klasifikasi tinggi (0,75); 4)
memiliki efisiensi penghematan waktu lebih besar di dengan rasio 2, mahasiswa mampu
menyelesaikan requarment lebih cepat; dan 5) video pembelajaran teknik anastesi infiltrasi
dan pencabutan gigi berdasarkan penilaian menarik
2

Kata kunci: video pembelajaran, anastesi infiltrasi, pencabutan gigi


PENDAHULUAN mahasiswa memiliki kemampuan untuk: a)
melakukan pencabutan gigi sulung
Berdasarkan ketentuan PP No 19 tahun
mengunakan topical dan infiltrasi anastesi
2005 yang kemudian diikuti
dalam konteks kolaborasi dengan dokter
Permendeknas No 41 tahun 2007 ada
gigi, dan b) melakukan pencabutan gigi
empat hal yang terkait dalam proses
tetap akar tunggal mengunakan infiltrasi
pembelajaran yaitu melakukan
anastesi dalam konteks kolaborasi dengan
perencanaan proses pembelajaran,
dokter gigi.
pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan Pembelajaran mata kuliah ilmu pencabutan
pengawasan proses pelajaran yang efektif gigi terdiri teori dan praktikum, aplikasi
dan efisien. praktikum dilakukan mahasiswa di klinik,
dimana mereka berinteraksi langsung
Proses pembelajaran harus dapat
dengan pasien. Mahasiswa diberi
memberikan pengalaman belajar bagi
tanggung jawab menyelesaikan
mahasiswa dan dapat mengatasi
requartmen pencabutan gigi tanpa
permasalahan belajarnya. Pembelajaran
sebelumnya mengalami pengalaman
yang berpusat pada aktivitas mahasiswa
belajar atau praktikum melakukan
yang berinteraksi dengan sumber belajar
pencabutan gigi
dengan dukungan dan bantuan pendidik
atau dosen membantu memudahkan Namun kenyataan di lapangan terdapat
mahasiswa belajar dalam rangka beberapa kendala, masih banyaknya
menguasai kompetensi yang diharapkan. mahasiswa yang belum lulus, hal tersebut
Kompetensi merupakan kemampuan yang tergambar pada hasil penelitian
harus dimiliki siswa, mencakup sikap, pendahuluan mahasiswa yang belum
pengetahuan dan keterampilan kurikulum penyelesaikan requarment pencabutan gigi
lembaga pendidikan Poltekkes sebagai berikut :Pada TA 2011/2012
Tanjungkarang jurusan keperawatan gigi. sebanyak 60%,pada TA 2010/2011
sebanyak 68%, dan pada TA 2009/2010
Kompetensi dasar mata kuliah ilmu
sebanyak 79%. Hasil angket menunjukan
pencabutan gigi jurusan keperawatan gigi
bahwa masalah yang dihadapi mahasiswa
pada kurikulum baru menyatakan bahwa
karena mahasiswa mengalami kesulitan
tujuan pembelajaran adalah agar
dalam memahami materi teknik anastesi
3

infiltrasi dan pencabutan gigi, rasa Dibutuhkan suatu inovasi pembelajaran


percaya diri atau rasa takut mahasiswa dalam bentuk pengembangan bahan ajar
untuk melakukan pencabutan gigi pasien berupa media yang sesuai dengan
pada saat bekerja di klinik. Kurang kurikulum mata kuliah ilmu pencabutan
percaya diri yang dialami mahasiswa ini gigi yang dapat membantu mahasiswa
dikarenakan mahasiswa belum menguasai materi teknik anastesi infiltrasi
mendapatkan gambaran dan menguasai dan teknik pencabutan gigi, mata kuliah
bagaimana melakukan anastesi infiltrasi ilmu pencabutan gigi bukan hanya
dan bagaimana melakukan pencabutan gigi penjelasan atau tanya jawab saja, tetapi
berdampak pada mahasiswa belum dapat mahasiswa harus mendapatkan
menyelesaikan requartmen sesuai dengan pemahaman dan pengalaman dalam teknik
waktu yang disediakan. anastesi infiltrasi dan pencabutan gigi.

Gagasan atau ide dan kreatifitas dari Menurut Schramm, widodo dan Gerlach &
seorang dosen dalam menjalankan fungsi Ely dalam Asyhar (2011: 7) media
mengajarnya kerapkali menjadi unsur pembelajaran adalah teknologi pembawa
penentu dalam mencapai hasil belajar pesan/informasi yang dapat dimanfaatkan
mahasiswa yang memuaskan, mengatasi untuk keperluan pembelajaran yang
masalah belajar mahasiswa. Dosen yang membuat peserta didik mampu
kreatif akan membawa pada suasana memperoleh pengetahuan, ketrampilan
belajar yang bergairah dan menyenangkan atau sikap. Media pembelajaran tidak
anak didiknya, sebaliknya apabila proses sekedar menjadi alat bantu pembelajaran,
pembelajaran itu bersifat pasif, monoton, melainkan juga merupakan suatu strategi
kurang kreatif turut mempengaruhi dalam pembelajaran. Seperti yang
semangat dan gairah belajar siswa. diungkapkan oleh Mell Silberman (dalam
Pendapat ini selaras dengan Peraturan Prastowo 2012:302) mengungkapkan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang dalam suatu hasil penelitian bahwa dengan
Standar Nasional Pendidikan yang menambahkan visual pada pembelajaran
mengisyaratkan proses pembelajaran pada dapat menaikkan ingatan dari 14%
satuan pendidikan diselenggarakan secara menjadi 38%.
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
Menurut Magnesen (dalam Prastowo
menantang, dan memiliki daya tarik.
2012: 24) pemberdayaan yang optimal dari
indra melihat dan mendengar dapat
4

meningkatkan ingatan 50%, sedangkan mahasiswa, harapan dapat menyajikan


menurut Edgar Dale yang sebuah media yang sesuai dengan tujuan
mengelompokkan media pembelajaran pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan jenjang pengalaman belajar, sehingga mampu merangsang dan
Dales Cone of Experiences (kerucut menumbuhkan minat mahasiswa dalam
pengalaman Dale) menyatakan semakin belajar. Dengan demikian akan tumbuh
sedikit indra yang terlibat dalam proses interaksi antara media pembelajaran dan
belajar kesan belajar akan semakin sedikit, mahasiswa dalam belajar.
sehingga pembelajaran menjadi tidak
Adanya interaksi positif antara media
bermakna. Namun ketika indra yang
pembelajaran dan mahasiswa pada
terlibat dalam proses belajar lebih banyak
akhirnya akan mampu mempercepat proses
maka proses belajarnya akan semakin
pemahaman mahasiswa terhadap isi
bermakna. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa
pembelajaran, dapat mengatasi mesalah
diberikan pengalaman yang lebih konkrit
belajar yang dihadapi dengan pembelajarn
sehingga pesan yang ingin disampaikan
sebelumnya, yang pada akhirnya akan
benar-benar dapat mencapai sasaran dan
dapat meningkatkan prestasi belajar
tujuan.
mahasiswa.
Pemanfaatan program video dapat
Hasil akhir dari suatu proses belajar adalah
menggambarkan gerakan, keterkaitan,
adanya perubahan tingkah laku, proses
memperlihatkan secara nyata sesuatu yang
belajar dapat maksimal bila didukung oleh
pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat,
suatu media dan bimbingan/bantuan ahli
menyampaikan objek tiga dimensi, jika
yang membantu memahami suatu materi.
dikombinasikan dengan animasi dan
saat ini pelaksanaan pembelajaran ilmu
pengaturan kecapatan dapat
pencabutan gigi yang di dalam kelas masih
mendemontrasikan perubahan dari waktu
dilakukan secara konvensional. Hal
kewaktu, sehingga memberikan
tersebut jelas kurang efektif untuk
pengalaman kepada peserta didik untuk
membantu mahasiswa dalam memahami
merasakan suatu keadaan tertentu. Karena
materi yang di sampaikan terutama materi
video dapat menampilkan objek riga
teknik anastesi infitrasi dan teknik
dimensi, maka video dapat mengemas
pencabutan gigi. Salah satu cara untuk
proses teknik anastesi infiltrasi dan
mengatasi permasalahan ini penulis
pencabutan gigi, sehingga dapat
melakukan penelitian pengembangan,
memberikan gambaran proses kepada
5

Bentuk penelitian pengembangan yang 2008:57). Efisiensi, dapat mengurangi


akan di lakukan adalah membuat sebuah beban waktu, biaya, dan tenaga, daya tarik
produk media video pembelajaran. didefinisikan sebagai “kemampuan
menarik atau memikat perhatian”. Lebih
Belajar dapat terlihat dengan adanya
lanjut Reigeluth (2009:77) menyatakan di
perubahan pada pengetahuan,
samping efektifitas dan efisiensi, aspek
keterampilan, ataupun sikap yang
daya tarik adalah salah satu kriteria utama
merupakan kreteria atau ukuran
pembelajaran yang baik dengan harapan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
siswa cenderung ingin terus belajar ketika
untuk menuju pada tujuan belajar yaitu
mendapatkan pengalaman yang menarik
perubahan kearah yang lebih baik dan
terjadinya perkembangan dalam Pada dasarnya, semua variabel yang dapat
membangun pengetahuan. Menurut diklasifikasi ke dalam metode
Reigeluth (2007:6) Pembelajaran adalah pembelajaran dapat dimanipulasi oleh
segala sesuatu yang dilakukan dengan perancang pembelajaran untuk dilihat
sengaja dan bertujuan untuk memudahkan tingkat keefektifannya untuk mencapai
belajar. Teori pembelajaran dibagi menjadi hasil pembelajaran yang diharapkan.
tiga yaitu: 1) instructional conditions, 2) Instructional conditions didefinisikan
instructional methods, 3) instructional sebagai faktor yang mempengaruhi metode
outcomes. pembelajaran dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Variabel-variabel ini
Berdasarkan kerangka teori itu setiap
berinteraksi dengan metode pembelajaran,
metode pembelajaran harus mengandung
dan pada dasarnya tidak dapat
rumusan pengorganisasian bahan
dimanipulasi oleh perancang
pelajaran, strategi penyampaian dan
pembelajaran.
pengelolaan kegiatan, dengan
memperhatikan faktor tujuan belajar, Tujuan yang ingin dicapai dalam
hambatan belajar, karakteristik siswa agar penelitian pengembangan ini adalah:
dapat diperoleh efektifitas, efisiensi, dan 1. Mendeskripsikan potensi dan kondisi
daya tarik pembelajaran. (Miarso, 2004 : pemanfaatan bahan ajar yang digunakan
529 ). mahasiswa mata kuliah ilmu
pencabutan gigi
Efektifitas berkaitan dengan sejauh mana
2. Menghasilkan produk multimedia
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
berbentuk video pembelajaran teknik
ditetapkan, (Januszewski & Molenda,
6

anastesi infiltrasi dan pencabutan gigi Penelitian ini berupa video pembelajaran
mata kuliah ilmu pencabutan gigi. pada materi teknik anastesi infiltrasi dan
3. Menganalisis efektifitas video pencabutan gigi. Video pembelajaran ini
pembelajaran teknik anastesi infiltrasi digunakan secara mandiri oleh siswa.
dan pencabutan gigi dalam membantu Dikembangkannya produk video
mahasiswa menguasai teknik pembelajaran ini tidak dimaksudkan untuk
pencabutan gigi. menggantikan peran dosen tetapi sebagai
4. Menganalisis efisiensi pembelajaran komplemen bagi mahasiswa. Produk
mengunakan video teknik anastesi digunakan sebagai tutorial bagi mahasiswa
infiltrasi dan pencabutan gigi mata secara mandiri.
kuliah ilmu pencabutan gigi.
Borg and Gall (1983:775) mengajukan
5. Menganalisis daya tarik video teknik
serangkaian tahap yang harus ditempuh
anastesi infiltrasi dan pencabutan gigi
dalam pendekatan ini, yaitu”research and
mata kuliah ilmu pencabutan gigi.
information collecting, planning, develop
Pengembangan video pembelajaran ini preliminary form of product, preliminary
memberikan harapan baru terhadap field testing, main product revision, main
pemecahan masalah dalam pembelajaran. field testing, operational product revision,
Tanpa mengurangi peran dosen di kelas operational field testing, final product
lewat pembelajaran klasik, kehadiran revision, and dissemination and
teknologi informasi dengan konsep implementation”.
multimedia yang terus berkembang sudah
Masing-masing dari tahapan tersebut akan
selayaknya dimanfaatkan untuk
diuraikan sebagai berikut:
meningkatkan kualitas pembelajaran,
1) melakukan penelitian pendahuluan
karena multimedia memberi dimensi baru
(prasurvei) untuk mengumpulkan
dengan mengintegasikan bunyi, musik,
informasi (kajian pustaka dan
animasi dan navigasi lain kedalam sebuah
pengamatan kelas), identifikasi
program.
permasalahan yang ditemukan dalam
METODE PENELITIAN pembelajaran, dan merangkum
permasalahan.
Jenis penelian yang digunakan di dalam
2) melakukan perencanaan pembelajaran .
penelitian ini adalah penelitian dan
Aspek yang penting dalam
pengembangan (Reseacrh and
perencanaan adalah pernyataan tujuan
Development). Hasil dari produk
7

yang harus dicapai pada produk yang


akan dikembangkan
HASIL PENELITIAN DAN
3) mengembangkan produk, yaitu PEMBAHASAN
penyusunan GBPM, flowchart,
Hasil Penelitian
storyboard dan mengumpulkan bahan
1. Video pembelajaran teknik anastesi dan
kemudian programing..
pencabutan gigi ini dapat memberikan
4) melakukan uji coba terbatas , yaitu uji
gambaran tindakan anastesi infiltrasi
coba one to one,validasi ahli substansi
dan tindakan pencabutan
materi, ahli desain pembelajaran dan
2. Pengembangan video dengan prosedur
ahli media komputer, uji coba
penelitian dan pengembangan Borg and
kelompok kecil.masukan dan saran-
Gall, desain pembelajaran mengunakan
saran dari hasil uji coba terbatas ini,
desain pembelajaran ASSURE, desain
sebagai dasar merevisi produk.
pengembangan media mengadaptasi
5) Berdasarkan masukan dari tahapan uji
dari Riyana dan Asyhar. melibatkan
coba terbatas dilakukan revisi produk
ahli kontent, ahli desain pembelajaran,
6) melakukan uji coba luas, digunakan
ahli komputer, ahli teknik elektro,
untuk mendapatkan evaluasi atas
berbentuk aplikasi macomedia flash
produk. Angket dibuat untuk
dikemas dalam keping CD berperan
mendapatkan umpan balik dari siswa
sebagai komplemen
yang menjadi sampel penelitian.
3. disimpulkan ada perbedaan yang
7) menghasilkan produk operasional
signifikan untuk hasil belajar sebelum
untuk dimanfaatkan sebagai media
treatmen dan hasil belajar sesudah
pembelajaran sesuai tujuan
treatment karena PV (0,00) ˂ α (0,05).
pengembangan.
Hasil uji Gain Ternormalisasi
menunjukkan hasil rata-rata Gain
Tahap ke-8 uji coba operasional, tahap ke-
sebesar 0,75. Melalui tabel klasifikasi
9 perbaikan produk akhir, dan tahap ke-10
Gain dimana g (0,75) ≥ 0,70, klasifikasi
deseminasi tidak dilakukan. Dalam
tinggi, maka efektifitas pembelajaran
penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-
mengunakan video teknik anastesi
1 sampai tahap ke-7 sesuai dengan
infiltrasi dan pencabutan gigi tinggi.
kebutuhan penelitian.
4. Berdasarkan hasil penelitian ini,
perbedaan waktu yang dibutuhkan pada
pembelajaran mengunakan media video
8

adalah: 32 jam / 16 jam = 2, rasionya mampu meningkatkan prestasi belajar


lebih besar dari 1. waktu yang mahasiswa.
dipergunakan lebih kecil dari waktu
Pengetahuan akan semakin abstrak
yang diperlukan, maka. Artinya
apabila pesan hanya disampaikan
pembelajaran berhasil dengan lebih
melalui simbol verbal saja, artinya
cepat.
siswa hanya mengetahui padahal untuk
5. 47% menyatakan video teknik anastesi
dapat melakukan anastesi infiltrasi dan
infiltrasi dan pencabutan gigi ini
pencabutan gigi mahasiswa perlu untuk
menarik
melihat proses pengerjaannya secara
Pembahasan nyata.
1. Potensi dan kondisi pembelajaran
Dari bahan ajar yang dimanfaatkan saat
mata kuliah ilmu pencabutan gigi,
ini berupa bahan cetak dikembangkan
diharapkan dapat membuat mahasiswa
pengemasanya dalam bentuk video
memiliki kemampuan untuk melakukan
sebagai bahan ajar, karena video
anastesi topical dan infiltrasi dan
melibatkan indra penglihatan dan indra
dapat melakukan pencabutan gigi.
pendengaran sekaligus dalam suatu
Pembelajaran yang berlangsung selama
proses atau kegiatan, video dapat
ini materi diberikan dosen hanya
menggambarkan gerakan suatu objek,
dalam bentuk power point, mahasiswa
dapat menyampaikan objek secara tiga
hanya mendapatkan hands out berisi
dimensi, dapat diputar ulang yang
teks dan gambar dari dosen. Sumber
memungkinkan mahasiswa belajar
belajar lainnya adalah buku-buku ilmu
mandiri mengulang materi yang belun
pencabutan gigi diperpustakaan yang
dipahami. mahasiswa sehingga akan
juga sangat terbatas. Bahan ajar hands
timbul rasa percaya diri untuk
out, buku yang digunakan merupakan
melakukan tindakan pencabutan gigi
media cetak dimana mahasiswa hanya
menyelesaikan requarment di klinik,
membaca. Dengan hanya membaca
terbukti dari hasil belajar mahasiswa
tidak dapat memberikan gambaran
semester V jurusan keperawatan gigi
bagaimana teknik anastesi infiltrasi dan
Poltekkes kemenkes tanjungkarang
pencabutan gigi, mengakibatkan rasa
yang meningkat.
kurang percaya diri dan rasa takut
2. Penelitian ini merupakan penelitian
mahasiswa melakukan tindakan
dan pengembangan (research and
pencabutan gigi di klinik, juga belum
9

development). Produk divalidasi oleh Pieget berpendapat guru atau dosen


ahli desain pembelajaran, ahli materi, hendaknya banyak memberikan
dan ahli komputer. Produk diuji rangsangan kepada peserta didik agar
cobakan kepada mahasiswa melalui dua mau berinteraksi. Vigotsky dengan
tahap, yaitu uji coba kelompok kecil, konsep nya merupakan pemberian
dan uji coba kelompok besar. Subjek uji sejumlah bantuan kepada siswa selama
coba produk adalah mahasiswa tahap-tahap awal pembelajaran,
semester V jurusan keperawatan gigi Bantuan yang diberikan dapat berupa
poltekkes kemenkes tanjungkarang. petunjuk,bimbingan, peringatan,
Data dikumpulkan dengan pedoman dorongan secara langsung
evaluasi, dan unjuk kerja. Analisis data mempengaruhi bagaimana siswa
mengunakan analisi deskripsi, uji t-test, belajar, apa yang mereka pelajari,
dan gain ternormalisasi. seberapa banyak mereka belajar, dan
3. Efektivitas Produk pada cara mereka berinteraksi satu sama lain
Peningkatan Prestasi Belajar dan dunia di sekitar mereka,
Dengan CD video teknik anastesi menciptakan situasi/suasana belajar,
infiltrasi dan pencabutan gigi, media apa yang digunakan dalam
Mahasiswa dapat belajar mandiri, belajar, yang kesemuanya ini
meremedial materi yang belum terangkum dalam pemilihan desain
dipahami, untuk menunjang pembelajaran, dan model pembelajaran
pemahaman mahasiswa. dengan yang dipilih dalam meningkatkan
menguasai materi akan timbul percaya memecahkan masalah belajar untuk
diri dari mahasiswa untuk mengerjakan meningkatkan prestasi belajar
requarment pencabutan gigi di klinik. mahasiswa.
Terbukti dari meningkatnya prestasi 4. Efisiensi Multimedia Interaktif
belajar mahasiswa mahasiswa yang dalam Pembelajaran
dapat menyelesaikan requarment Penggunaan media dalam pembelajaran
pencabutan gigi di klinik. Mengacu dapat membantu memberikan
pendapat Edgar Dale Dale Cone of pengalaman yang bermakna pada siswa,
Experimences (kerucut pengalaman mempermudah siswa dalam memahami
Dale) artinya penggunaan media sesuatu yang abstrak menjadi lebih
dengan real onject adalah paling efektif kongkrit. sehingga menghindarkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran. dosen mengulang-ulang menjelaskan
materi yang sama pada mahasiswa
10

sebagaimana yang terjadi pada siswa dalam belajar, membangkitkan


pembelajaran konvensional. Karena kreatifitas siswa dan belajar berfikir,
kecepatan belajar mahasiswa yang selain itu juga media harus merangsang
berbeda-beda, Peran dosen tidak hanya siswa mengingat apa yang sudah
terbatas sebagai pengajar (transfer of dipelajari selain memberikan
knowledge), tetapi juga sebagai rangsangan belajar baru.
pembimbing, pelatih , pengembang, dan
Pemanfaatan media harus terencana,
pengelola kegiatan pembelajaran yang
sistematik, dan menarik sesuai dengan
dapat memfasilitasi kegiatan belajar
tujuan pembelajaran. Kehadiran media
siswa dalam mencapai tujuan yang telah
sangat membantu siswa untuk
ditetapkan.
memahami suatu konsep tertentu yang
Disamping itu paradigma pendidikan sulit dijelaskan dengan bahasa verbal.
“berpusat pada siswa” (student Pada akhirnya media dapat
centered) membawa konsekuensi dipergunakan dan dikembangkan sesuai
bahwa dosen bukan lagi satu-satunya dengan tujuan pembelajaran yang
sumber belajar bagi mahasiswa. , sesuai diharapkan
dengan kondisi masing-masing,
Kesimpulan
mahasiswa belajar sesuai tingkat
kecepatan dan kemampuan belajar
Berdasarkan tujuan dan paparan serta
sendiri dan melakukan pengulangan pembahasan hasil penelitian pengembangan
jika belum menguasai kompetensi yang ini, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
diinginkan 1. bahan ajar video dapat memberikan
5. Daya Tarik Produk gambaran proses anastesi infiltrasi dan
Ausubel mengemukakan bahwa siswa pencabutan gigi
akan belajar lebih baik jika isi pelajaran 2. Pengembangan video terdiri dari
sebelumya didevinisikan dan kemudian beberapa langkah utama, yaitu analisis
dipresentasikan dengan baik dan tepat kebutuhan, desain pembelajaran dan
kepada siswa, dan dalam konsep pengembangan produk, uji coba dan
teknologi pendidikan, pembelajaran revisi, serta produk final. Video hasil
yang baik haruslah memenuhi kriteria, pengembangan efektif, terlihat dari
daya guna atau efektifitas, hasil guna meningkatnya prestasi belajar
atau efisiensi, dan daya tarik yang mahasiswa pada mata kuliah ilmu
dapat memberikan motivasi kepada pencabutan gigi.
11

3. Video teknik anastesi infiltrasi dan 3. Bagi mahasiswa, video pembelajaran ini
pencabutan gigi ini efektif dengan
dapat digunakan untuk belajar secara
meningkatnya prestasi belajar
mandiri, sehingga memungkinkan
mahasiswa.
4. Pembelajaran memiliki efisiensi berupa mahasiswa untuk terlibat secara aktif
penghematan waktu lebih besar
dalam memahami materi.
dibandingkan pembelajaran
mengunakan media cetak berupa hands
DAFTAR PUSTAKA
out dan buku teks.
5. Progam video ini menarik, terbukti Arsyad, Azhar. 2011. Media
Pembelajaran.. PT. Raja
dapat meningkatkan motivasi belajar
Grafindo Persada: Jakarta.
mahasiswa.
Borg, Walter R. & Gall, Meredith D. 1983.
Saran
Educational research. an
1. Bagi jurusan keperawatan gigi video introduction (4th ed.). New York:
Longman Inc.
dapat dijadikan salah satu bahan ajar
Dick, W. & Carey, L. 2005. The
yang dapat dipergunakan sebagai systematic design of instruction
(6 th ed.). Boston: Pearson.
alternatif pembelajaran untuk
Herpratiwi, 2009. Teori Belajar dan
meningkatkan efektifitas, efisiensi Pembelajaran. Penerbit
Universitas Lampung: Lampung.
pembelajaran dan mampu memotivasi
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai
mahasiswa untuk tetap tertarik belajar Benih Teknologi Pendidikan.
Kencana Predana Media
ataupun untuk mengulang Group: Jakarta.

pembelajaran. Nasution S. 2006. Metode Research


Penelitian Ilmiah. PT Bumi
2. Bagi dosen mata kuliah ilmu pencabutan Aksara: Jakarta.

gigi, Produk video pembelajaran hasil Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.:
penelitian pengembangan ini dapat DIVA Press: Jokjakarta.

dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain


Pembelajaran, Kencana Prenada
memfasilitasi belajar, dan sebagai acuan Media Group: Jakarta.

pengembangan media untuk materi- Pribadi. A. Benny. 2010. Model Desain


Sistem Pembelajaran. Dian
materi lainya, Rakyat. Jakarta.
12

Pribadi. A. Benny. 2011. Model ASSURE,


Pembelajaran Sukses. Dian
Rakyat. Jakarta.

Riyana, Cepi. 2007. Pedoman


Pengembangan Multimedia
Interaktif. : Program P3AI
Universitas Pendidikan
Indonesia: Bandung.
Reigeluth, M Charles. 1983.
Instructional-Design Theories
and Models, AnOverview of
their Current Status. New
jersey: London.

Rusman, 2012. Belajar dan Pembelajaran


Berbasis Komputer. Alfabeta:
Bandung.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian


Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
CV. Alfabeta: Jakarta.

You might also like