You are on page 1of 15
Apresiasi Hasil Penelitian | PEMUPUKAN NITROGEN PADI SAWAH MELALUI FIXED TIME DAN REAL TIME PADA SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG DAN TANAM PINDAH Sarlan Abdulrachman Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi ABSTRACT A field test was conducted at Sukamandi Field experimental Station in the 2002/03 wet season and 2003 dry season. The research objective was to compare the effect of nitrogen fertilization under fixed time and real time approaches and crop establishment methods on the characteristic of yield components and rice productivity. The experiment was designed in a split plot with four replications. The main plot was three different crop establishment methods (1) where t,: direct seeding using drum seeder at the rate of 100 kg seeds/ha; t; direct seeding using drum seeder at the rate of 40 kg seeds/ha and t,: transplanting as acomparable. The subplot was N fertilization method which where n,: 0 kg Nha as a control; n,: fixed time and n,; real time with the rate of N fertilizer based on LCC reading. The experiment showed that even though the number of panicle, number of grain, and filled grain percentage was affected by crop establishment system but this system did not influence grain yield. ‘The average of grain yield by direct seeding was 7.45 and 7.45 t ha! by transplanting, respectively. Fixed time was as effective as real time method to determine the rate of N fertilizer for rice. These two methods were not significanly different in the effect either to rice productivity or N absorption. Key words: Lowland rice, direct seeded, drum seeder, N fertilization, fixed time and real time. ABSTRAK Percobaan lapangan telah dilakukan di Kebun Percoban (KP) Sukamandi pada MH 2002/2003 dan MK 2003. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan metode pemupukan nitrogen melalui pendekatan “fixed time " dan “real time * serta sistem tanam terhadap karakteristik komponen hasil dan produktivitas padi. Perlakuan disusun mengacu pola rancangan petak terpisah dengan empat ulangan. Petak utama adalah sistem tanam (t) meliputi: 1, = tanam benth langsung (tabela) menggunakan “drum seeder” dengan takaran 100 kg benilvha, t, = “drum seeder” dengan takaran Abdulrachman: Pemupukan Nitrogen Padi Sawah melalui Fixed Time dan Real Time... B ‘Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007 40 kg benilyha dan t, = tanam pindah (tapin) sebagai pembanding. ‘Anak petak adalah metode pemupukan N terdiri atas: n, = tanpa pupuk N sebagai kontrol, n, = fixed time dan n, = real time dengan dosis N masing-masing ditentukan berdasarkan hasil pembacaan bagan warna daun (BWD). Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem tanam. berpengaruh terhadap jumlah malai, jumlah gabah dan persentase gabah isi tetapi tidak mempengaruhi hasil panen yang diperoleh. Rata- rata produktivitas yang dicapai dengan sistem tabela 7,45 vha dan 7,45 Vha GKG melalui sistem tapin. Metode fixed time atau real time sama efektiinya untuk menentukan kebutuhan pupuk N. Kedua metode ini tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap produklivitas maupun efisiensi serapan N pada tanaman padi. Kata kunci: Padi sawah, tabela, drum seeder, pemupukan N, fixed time dan real time. PENDAHULUAN Efisiensi penggunaan pupuk N pada padi sawah relatif masih rendah. Berdasarkan evaluasi akhir di seluruh dunia, serapan pupuk N telah ditemukan sekitar 30% (Krupnik, et al., 2004 dalam: Arvind et al., 2004). Serapan N dari pupuk N yang diaplikasikan pada pertanaman padi sawah pada pasokan air yang cukup biasanya rendah dan sulit melebihi 30-50%. Serapan N yang rendah ini disebabkan adanya kehilangan N dari sistem tanah-air-tanaman melalui proses volatilisasi amonia, nitrifikasi-denitrifikasi, pencucian, aliran air, rembesan dan fiksasi amonium (NH,*) oleh liat (Sing dan Buresh dalam: Mohanti et al., 1999). Volatilisasi amonia dari aplikasi pupuk urea pada padi sawah dapat mencapai 20-60%. Laju volatilisasi yang tinggi terjadi pada suhu air sawah yang tinggi yaitu pada pukul 12.00-15.00. Praktek penaburan pupuk urea susulan pada siang hari masih berlangsung sampai saat ini tanpa koreksi, sehingga dikhawatirkan efisiensi pemupukan urea rendah (Fagi dan Kartaatmadja, 2004). Alasan utama rendahnya efisiensi penggunaan pupuk N adalah ketidakefisienan dalam aplikasi pupuk N secara terpisah (splitting N fertilizer application) termasuk penggunaan pupuk N yang melebihi kebutuhan hara N tanaman. Rekomendasi waktu tetap (fixed time) aplikasi pupuk N secara terpisah pada fase tumbuh tertentu paling banyak diikuti oleh petani. Dalam metode ini tidak mempertimbangkan dinamika kebutuhan N tanaman dan pasokan N tanah karena rekomendasi pemupukan N didasarkan terutama dari hasil pengujian empiris tanggapan pupuk N terhadap beberapa takaran pupuk N (Arvind ef al., 2004). Penggunaan pupuk N optimum dapat dicapai dengan menyerasikan (matching) antara pasokan N dengan kebutuhan tanaman. Waktu aplikasi pupuk N yang sesuai atau mendekati kebutuhan N tanaman dapat dipantau 74 Abdulrachman: Pemupukan Nitrogen Padi Sawah melalui Fixed Time dan Real Tim ‘Apresiasi Hasll Penelitian Padi 2007 dengan menggunakan khlorofilmeter atau Bagan Warna Daun (BWD). Terdapat korelasi positif antara nilai SPAD meter (khlorofilmeter) dengan skor BWD dan korelasi postif antara kandungan khlorofil daun dan kandungan N daun (Arvind et al. 2004). Untuk memperhalus metode pemupukan N “fixed time” digunakan metode “real time" merupakan metode pemupukan N yang didasarkan kebutuhan N tanaman melalui pemantauan seminggu sekali setelah tanaman berumur 14 hari sampai 40 hari (primordia bunga) dengan menggunakan BWD (skala 4 warna). Bila rata-rata warna daun kurang dari batas kritis (skala 4) sesaat sebelum pemupukan, maka perlu dipupuk 75 kg urea/ha untuk mencapal hasil 6 Vha. Dalam metode “fixed time” biasanya dilakukan dua kali yaitu pada umur tanaman 21-25 hari dan antara 35-40 hari masing-masing dengan lakaran antara 100-125 kg urea/ha (B B Padi, 2006). ‘Takaran dan waktu optimal aplikasi pupuk N adalah krusial untuk pencapaian potensi hasil dan efisiensi penggunaan pupuk N yang tinggi pada padi sawah irigasi. Status N daun yang berhubungan dekat dengan fotosintesis daun serta produksi biomas tanaman merupakan indikator yang baik kebutuhan N tanaman. Nilai SPAD (khlorofilmeter) sangat berkorelasi tinggi dengan laju fotosintesis daun, sehingga SPAD secara langsung dapat digunakan untuk menduga status N daun. Sekala nilai SPAD dapat digunakan untuk batas kritis waktu aplikasi pupuk susulan, Hasil penelitian IRRI pada tahun 1992, pemupukan N dengan basis nilai SPAD memberikan rata-rata hasil 7,3 Vha dengan efisiensi pemupukan N yaitu 24 kg gabah/kg N. Sedangkan cara petani menunjukkan hasil gabah 6,6 Vha dengan efisiensi pemupukan N sebesar 15 kg gabah/kg N (IRRI, 1993). Luas lahan sawah intensifikasi di Indonesia dewasaini sekitar 4 uta ha, kalau penggunaan pupuk N pada ekosistem ini dapat ditekan sebanyak 45 kg ureayha berarti jumlah pupuk urea yang dapat dihemat secara nasional adalah 180 ribu ton atau senilai Rp 180 miliar per musim tanam (BPTP Sumut, 1999). Dengan berkembangnya padi varietas unggul baru (VUB) yang berumur pendek, tersedianya herbisida dan pengelolaan pupuk yang lebih efisien (improved fertilizer management) yang disertai dengan semnakin meningkatnya biaya tanam serta penurunan keuntungan produksi padi, banyak petani padi Filipina berganti dari cara tanam pindah (transplanting methods) ke tabela basah (wet seeding technique) (De Datta dan Flinn dalam: Erguiza et al., 1990). Pada pertanaman padi sistem cara Tabela basah, kelebihan dalam pemupukan N dapat mengakibatkan kerebahan, kurangefisien dalam penyerapan intensitas radiasi surya dan pertumbuhan gulma yang cepat. Hal ini disebabkan pada metode tanam tabela basah, sistem perakaran tanaman relatif dangkal dan berbatang lemah (Fagi dan Kartaatmadja, 2004), Cara tabela basah dengan menggunakan “drum seeder” kebutuhan benih dapat diatur, kebutuhan benih lebih efisien dan dapat menghemat tenaga kerja. Hasil penelitian di India dengan kultivar ADT44, gabah maksimum pada cara Abdulrachman: Pemupukan Nitrogen Padi Sawah melalui Fixed Time dan Real Time... 75

You might also like