Agro Ekonomi Vol. 25/No. 2 Desember 2014 169
ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Feasibility Analysis and Development Strategy Business of Seaweed Cultivation
In Seram Bagian Barat Regency
Azis Ely”, Dwidjono Hadi Darwanto”
" Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadiah Mada
'Pakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
The objectives of this study are to find out the level of busingss feasibility for seaweed cultivation and
Setting the strategy development business of seaweed cultivation in West Seram regency.
Purposive sampling method was applied in this study for selecting locations in the district es center of
seaweed production. West Seram Kotania, Osi Island, Wael hamlet, Wae Pesy, end Taman Jaya were selected 2
‘region for ths study.
From the location of the study, there wore 47 respondents were selecied by stratified random sampling for
the SWOT analysis, composed as fisherman 40 respondents, fisher and naval official 6, and 1 coltectors.
Data analysis was cartied out fo look at the business feasibility snd development strategy in seaweed
cckivation, Feasibility analysis, namely Revenue Cost retio (R / C), Benefit Cost Ratio (B / C), Break Even Point
(BEP), and Internal Rate of Investment (ROT) were applied, Moreover, to formulate the development sralogy, the
SWOT analysis instrument was used, which begins with the validity and reliability of the siatements used i the
SWOT analysis,
Based on the analysis there were obtained that valuc of Revenue Cost Ratio (R /C>1) at 2.32, Benefit Cost
Ratio (B C>0) at 1.32, Break Event Point of price Rp. 3,232.88, Break Event Point unit production of Rp, 989.26
Kg, Rete of Investment (RON at 131.99 9. From the analysis il can be concluded that the business development
flor of seaweed in the district of West Seram deserves to be developed. Then, SWOT analysis result shown that
development stratexy of seavieed farming is Wo reduce the intensity of cultivation, expansion and incceased
Production, and maximizing the potential of Jceal wisdom in the form of mterine guard, Mesawhile, local
Governance should facilitate the development of seaweed production by serving coaches and supervicion of
‘Seaweed fecming,
Keyword: FeasibilityAnelysis , Development Strategy. Seaweed
INTISARL
‘Tujuan dari penelitian inj adalah untuk mengetahui kalayaken usaha budidaya rummput aut dan, mengetabut
straicg! pengembangen usahis budidaya rumput laut di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Pengambilan saripel dalem percltige ini menggunakan tekn’k purposive sampling ysitu ditakukan dengan
‘momilih lokasé secara sengaja di Kecamatan Seram Barat yang meliputi chisun Kotani, pulaw Osi, dusun Wael,
Loupesy, dat dasun Taman Jaya, dimana Kawasan ini adalah senera produksi tumput laut. Respondlen yang df
ambit sebanyak 40 berasal dari pembudidaya, 6 pegawai dinas, dan I persepul
Analisis data dilakukan untuk melihat Kelayakan usaha dan strategi pengembangan saa bucidays runput
Jaut, Analisis mengsunakar beberapa model, yaitu, Revenue Cost ratio (RIC), Benetit Cost Ratio (B/C), Breale
Even Point (BEP), dan Internat Rate of lnvesment (ROD).
Unto rierumuskan strategi pengembengan cilakukan dengan analisis SWOT, yang di awali dengan wi
vvaliditas dan reliabilitastertadap pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam unalsis SWOT.
Berdasarksn hasil analisis diperoleh nilai Revemue Cost Ratio (R/C > 1) sebesar 2,52, Benefit Cest Ratio
(BIC > 0) sebesar 1,32, Break Event Paint Harga sebesor Rp, 3.232,88, Breok [vent Point Produiksi sebesar 989.26
Kg, Rate of Tavostmant (RO) sebesar 131,99%. Dar} hasil analisis usaha dapat disimpulkan bahwa usaha
Perigembangen rumput laut ¢i Kabupaten Seram Bagian Barat layak untuk dikembangkan,
Kata kunet : Suategi pengembangsn, tumput lat, kelayatcan usahe dan SWOT170 Agro Ekonomi Vol, 25/No. 2 Desember 2014
PENDAHULUAN
Program pemerintah dalam — subsektor
perikanan diantaranya berusaha mengentaskan
Kemisikinan — masyaraket—pantai_— dan
meningkatkan devisa non migas, Rumput laut
merupakan salah setu komoditi porikanan yang
berpotensi untuk mensukseskan _prograin
tersebut, Selain itu dapat melestarikan
sumberdaya perairan dan meningkatka produkst
sehingga dapat memenubi Kebutuban dalam
negeri maupun sebagai komoditas ekspor.
Budidaya rumput laut merupakan salah satu
pilitan untuk memanfaatken potensi sumber daya
laut,
Pengembangan budidaya rumput laut di
Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an_ dalam
uupaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari
pengambilaa sumber daya alam kearah budidaya
rrumput laut yang ramah lingkungen dan usaha
budidaya ini dapat meningkatkan pendapatar
masyaraket pembudidaya juga dapat digunakan
untuk mempertahankan Kelestarian lingkungan
perairaa pantai (Ditjenkan Budidaya, 2004)
Rumput laut oleh departemen Kefautan dan
Perikanan merupakan salah satu komoditas
lunggulan yang dijadikan sebagai sasaran
revitalisasi selain udang dan tuna, Dati segi
cekonomis, rumput laut _merupakan komoditas
yang potensial untuk dikembangkan mengingat
nilai gizi yang dikandungnya. Selain ity cumput
laut dapat dijadikan sebagai bahan makanan
seperti agaragar, saywran, kue dan menghasilken
ahan agin, karaginen dan fluseran yang
digunaken dalam industri fermasi, kosmettk,
tekstit dan fain sebagainya.
Data statistis ekspor impor menggambarkan
alwa, Indonesia berpeluang sangat besar dalam
memenchi permintaan rumpat laut dunia dimana
sementara ini kuota ekspor yang baru terpenuhi
sebesar 20.74%. Dengan pasar ekspor terbesar
yall 64.78 % ke pasar Asia terulama China
dilanjutkan dengan Prope 21,59 %, Amerika 4.25
%, Australia 0,75 %, Canada 0,03 %, sisanya
8,58 % ke Negara lainnya (Tim Penyusun, 2013).
Pasar Bropa akan sangat poiensial, harona bonua
ia memberlakukan Kebijakan Back 10 nature
dimana semua produk kosmetik harus bertishan
bbakw alarai (nfo Media KKP, 2010).
Deputi Kepata BPPT Bidang Teknotogi
Pengembangan Sumberdaya Alam, Jana T.
Anggadireja mengatakan peran Indonesia dalam
ontribusi bahan baku rumput faut sudah diakui
Intenasional, namun masih perla peningkatan
industri pengolahian rumput laut dalam negeri.
Pemerintah sclama ini berusaha mengembangkan
industri. rumpnt laut Nasional yang sejalan
dengon program pembangunan sektor dan
pengembangan komoditi lainnya, terutama dalam
hal pro-fab, pro-poor dan pro-growth (Cacen,
2010),
Kontribusi produksi rumput laut Maluku
techadap produksi nasional juga mengelami
poningkatan, Angka produksi propinsi Maluku
tahun 2008 sebesar 36.281.46 ton, produksinya
meningkat lagi tahun 2009 sebesar 30.000 ton,
pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi
38.814,66 ton, Pada tahun 2011 produksi rampart
laut Maluku mengalani kensiken menjadi
814.169,10 (on melebihi_produksi tahun 2009
(im Penyusun, 2013), Koutribusi produksi
rumput laut Kabupaten Seram Bagian Barat bagi
produksi rumput laut Maluku mengalarni
peningkatan dari tahun 2009 sampai 2011. Pada
tahun 2009 produksi rumput tant sebesar £.828.2
ton, kemudian mengatami kenaikan tahun 2010
sebesar 2,020,8 ton, dan tahun 2011 sebesar
2.6248 ton. (BPS Kabupaten Seram Bagian
Barat, 2012).
Pengembangan rumput laut di Kabupaten
Seram Bagian Barat sangat perl dilakakan
mengingat besamya potensi dan lahen yang
dimiliki dengan perkiraan produksi yang cukup
beser, ramun sampai saat ini potensi sumber
daya belum termanfantkan secara optimal,
Potensi sumber daya tersebut, bila dikeloia
dengan baik maka memberikan manfaat yang
boesar terhadap peningkatan ekonomi masyarakat
pesisit kawasan teluk Kotania dan sckaligus
berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah
@AP) Kabupaten Seram Bagian Barat, Hingza
saat ini, berbayai upaya telah dilakukan oleh
Dinas Kelavtan dan Perikanan dan Bappeda
melalui program-program — nyata, — terutama
perencanaan dan tata kelola wilaysh. Namun
hingga saat ini, pengelolaan terhadap sumberdaya
belum optimal dilakokan arena semuaAgro Ekonomi Vol. 25/No: 2 Desember 2014 ut
stakeholder terkait belum sepenuhnya bekerja
seeara maksimal.
Analisa pendapatan usaha tani atau neloyan
memberiken gambaran sejauh mana tingkat
Keberhasilan dalam == mengelola.—usaha
@ibandingkea dengan rata-rata uszha yang
terdapet di lokasi yang sama dimana kondisi
Jahan dan kesempatan ekonomi adalah sama.
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus
pembahasan hanya pada analisis kelayakan serta
strategi pengembangan dalam memaksimalken
uusaha rumput laut dalam menyokong keuntungan
secara finansial bagi pembudidaya, Kajian ini
Giharapkan akan membantu rencana usotia
Pembudidays, sekaligus dapat memberiken.
tasukan bagi pemerintah daerah dalam
mengambil ebijakan yang tepat bagi
pengembangan usaha budidaya rumput laut di
Kabupaten Seram Bagian Barat,
METODOLOGI PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis. Metode
inj memiliki status kelompok menusia atau suatu
objek yang terkondisi, sustw sistem pemikiran
rau suatu kilas peristiwa pada masa sekarang
kemudian data yang diperoleh disusun, dianalisis
an dijelaskan sehingga memberikan gambaran
‘mengenai fenomena-fenomena yang terjadi,
‘menerangkan hubungan, menguji hipotesis serta
mengambil kesimpwlan dari hasil analisis (Nazir,
1999),
Analisis berfokus pada kelayakan finansial
dan strategis pengembangar (SWOT) pada
doerah Teluk Kotania, sebagai salah sain daerah
produsen terbesar rumput laut, Pemilitan lokasi
penelitisn inj dilakukan dengan pertimbangan
bahwa secara empiris usaha budidaya rumpot laut
Gitasitkan oleh industri rumah tangga. Waktu
penelitian tiga minggu. yaitu pada bulan Oktober
2013.
Jenis dan macam data yang digunakan
dalam penetitian meliputi data sebagai berikut
a. Daa primer, yaitu data yang diperoleh secara
Tangsuing dari responden pembudidaya rumput
fact dan Dinas Kelautan den Perikanan
Kabupaten Seram: Bagian Barat
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
studi pustaka, dinas terkait dan sumber-
sumber data lainnya yang berkaitan dengan
‘matori penelitian,
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah meliputi
1, Analisis Kelayakan Usal
Untuk mengetahui Kelayakenusaha
budidaya rumput laut dilakuken analisis,
kelayakan usaha yang meliputi:
a. Pendekatan Kevatungan
Total Revenve atau total penerimaan
diperoleh berdasarkan_hasit perhitungan
dati harga jual produk dikali dengan
Jumlah produk yang dijual. Sedangkan
total cost atau total biaye diperoleh
berdasarkan perhitungan dari biaya
variabeldifambah dengan biaya tetap.
Keumtungan diperoleh berdasarkan hasil
pechitungan dari total penerimaan (otal
revenue) dikurangi dengan total biaya
(otal cost),
w=TR-TC
dimana:
x =Keuntangan (Rp/ha)
TR = Total Revenue (Rpvha)
TC =Total Cost (Rp/ha)
Usaha tanifaelayan dikatakan layak apabila
rmenghasilkan keuntungan lebih besar dari
nol (« > 0), dan sebetiknya tidak Inyak
apabila usaha tanifnelayan menghasifkan
Keuntungan lebih kecil dari nol (x < 0)
(Purba, R, 1997),
b, Perbandingan Antara Penerimaan
dengan Biaya
Hipotesis ini dimaksudkan untuk
mengetahui Kelayakan usaha dengar
menghitung ——perbsndingan ——_antara
penerimaan (revenue) dengan binya (cost,
keuntungan atau profit, dan titik impas
(break even pointy dengan rumusan
tmasing-masing :
R/C = TR/TC
ee bet
Me ee vO)
Diana;