You are on page 1of 10
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VII|/2006 tanggal 2 Agustus 2006) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : 2. bahwa dalam rangka percepatan pencapaian Visi Indonesia Sehat, disadari periunya dixembangkan Desa-desa Siaga sebagai basis berkembangnya Desa-desa Sehat, ©. bahwa dalam rangka mengupayakan keserasian gan keterpaduan gerak antar-semua pemangku. kepentingan, Khususnya yang terlibat dalam bembangunan masyarakat desa maupun pengembangan Desa Siaga, perlu ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga melalui Keputusan Menteri Kesehatan, Mengingat : 1. Undiang-Undang Notnor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, ‘Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesia Nomor 3273); 2, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1982 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 3495}; 3. Undang-Uridang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Reputlik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republi indonesia Nomor 4437), 4, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang, Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4438), 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Waban Penyakit Menuiar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tafiun 1961 Nomar 3437, Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 3447): 6 Peraturan Pemeriniah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenrangan Pemerintah dan Kewenzngan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republk Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Repubik indonesia Nomor 3952), 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/VI/2000 Tahun 2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2070, Warta Perundang-undangan No.2649/Selasa, 13-03-2007 8 10. 11 12 13. 14, 15 16, 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 95*/Menkes/SK/V/2000 Tahun 2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di Puskesmas: Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor $ Tahun 2001 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/Nenkes/SKIV2003 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 1202/Menkas/SKIVIIN2003 Tahun 2003 tentang Indikator indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupateniKota Sehat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Namor 1847/Menkes/SK/X/2003 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di KabupateniKota; Keputusan Memtert alam Negert Nomor 126 Tahun 2003 tentang Bentuk Produk-procuk Hiskum di Lingkungan Pemerintahan Desa; Keputusan lenteri Kesehatan Republik indonesia ‘Nomior 128/Menkes/SK/i/2004 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puset Kesehatan Masyarakat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 137/vlenkes/SKAV2004 Tahun 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasicna Peraturan Menten Kesehatan Republik Indonesia Nomar 1575/Menkes/Per/X1/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Republis Indonesia Nomor 331/Menkes/SK/V/2008 Tahun 2006 tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2008-2009, MEMUTUSKAN ‘Menetapkan Kesatu Kedua KEPUTUSAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEM- BANGAN DESA SIAGA Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga adalan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini vat Ketiga © Pedoman sebagaimana dimaksud dalarn Dikium Kedua agar digunakan sebagai ‘acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan Desa Siaga Koordinator dalam rangka pengembangan Desa Siaga 4. Bidang Penggerakan & Pembercayaan Masyarakat adalah Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, clq Pusat Promosi Kesehatan; 2 Bidang Pengembangan Pos Kesehatan Desa adalah Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan, ciq Direktorat Kesehatan Komunitas; 3. Bidang Pengembangan Surveilans Berbasis Masyarakat adalah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, clq Direktorat Survellans, Epidemiaiogi Imunisasi dan Kesenatan Matra, 4, Bidang Pengembangan Kesiaosiagaan dan Penanggulangan Bencana dan Kegawatdaruratan Kesehatan adalah Direktorat Jenderal Pelaysnan Medi, c/a Direktorat Pelayanan Medik Dasar, 5. Bidang Pengembangan Kesehatan Lingkungan adaich Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, eiq Direktorat Menyehatan Cingkungan; Keempat Kelima Setiap koordinator sebagaimana dumiaksud dalam Diktum Kelima harus menyusun Petunjuk Teknis sesuai bidang tugas masing-masing Pembinaan dan pengawasan tesnadap pelaksanaan Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua dilaksenakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten! kota dan unit-unitteknis terkait dengan mengikutsertakan organisas’ profesi dan masyarakat Keputusan ini mulai beriak sejak tanggal ditetapkan Keenam Ketujun Ditetapkan di Jakarta tanggal 2 Agustus 2008 ENTER! KESEHATAN RI td. Dr.dr. SIT! FADILAH SUPARI, SpJP(K) Warta Perundang-undangan No 2649/Selasa, 13-03-2007 Lamplran PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN, DESA SIAGA PENDAHULUAN Dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor §74/Menkes/SKIIV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup datam lingkungan yang sehat, berperiiaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau selayanan kesehatan yang bermutu secata adil dan merata, sehingga memilkiderajat kesehatan yang setinggi-tingginya ‘Sejak dicanangkannya Visi indonesia Sehat 2010 telah banyak Kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan-kemajuan itu tampaknya masin jauh dari target yang ingin dicapai oada tahun 2010. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi, menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya Kembali berbagal enyakitiama sepert malaria dan tuberkucsis paru, merebaknya berbagai penyakitoaru yang bersifat panderik seperti HIVIAIDS, SARS dan fu burung; serta belum hiiangnya penyakit-penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah, Kesdaan ini diperparah dengan timbulnya berbagal kejadian bencana yang dalam kurun waktu terakhr sering menimpa neger' kita, baik bencana karevia faktor alam seperti gunung meletus, gemipa Oumi, tsu> ‘nami, dan angin puting-beliung maupun bencane karena perilaku manusia yang mengakibatkan semakin rusaknya alam seperti banjir, tanah Jongsor dan kecelakaan massal Sementara itu, kesehatan sebagai hok azasi manusi2 ternyata belum menjadi mil) setiap manusia Indonesia karena berbagai he seperti kendala geografis, $0 5i9! udaya Kesehs:an bagi sebagian pond kemampuannya seta yng ber, sngate, “an dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus-menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan Kesehatan dan memberdayakan kemampuan mereka, Di samping it, Kesadaran masyarakat bahv:a kese) ian m= upakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberaya manusia juga masih harus dipromosiksn melalui sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stakehalclers} di neroagal Jenjang adminis v2 Menyimak kenyataan tersebut, kanya diperiukan upaya terobosan yang benar-benar memilki daya Uungkit bagi meningkatnya cerajat Kesehatan bagi selruh penduduk indonesia Sehubungan dengan, ‘ty, Departemen Kesehatan menyadari bahwa pada akhinya pencapaian Visi Indonesia Sehat akan sangat bertumpu pada pencapaian Desa Sehat sebagai basisnya Dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Pembangunan Kesehatan, yang merupakan bagian dari Pembangunan Sumber Daya Kesehatan (SDM), tercantum dalam Bab 28. Sasaran yang hatus dicapai oleh Pembangunan Kesehatan adalah ~~ Meningkainya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70.6 tahun. Menurunnya angka kematian bayi dari 45 metijadi 26 per 1.000 kelahiran hidup Menurunnya angka kematiaa rou melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup, ‘Menurunnya prevalens’gizikurang anak balita dari 25,8 % menjadi 20%, Dengan telah ditetapkannys sasaran tersebut, maka Depaitemen Kesehatan segera merumuskan visi Departemen Kesehatan dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat, dengan tujuan tercapainya indikator-indikator sebagaimana tersebut di atas. Adapun Visi Departemen Kesehatan itu adalah "Masyarakat Yang Mangini Untuk Hidup Sehat’, dengan Misi ‘Membuat Masyarakat Sehat’, yang akan dicapai melalui strategl 4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat 2. Meningkatkan akses masyarakat terhedap pelayanan kesehatan yang berkualitas 3, Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, dan informasi xesehatan, 4, Meningkatkan pembiayaan kesehatan. Berkaitan dengan strategi iersebut, salch satu sasaran terpenting yang ingin dicapai adaiah "Pada Akhir Tahun 2008, Seluruh Desa Telah Menjadi Desa Siaga’. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang Sader, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatas) berbagai ancaman terhadap Kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana, keceiakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara arta Perundang-undangan No.2649/Selasa, 13-09-2007 goteng royong, Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya untuk febih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat Desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi masalah.masalah Kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masysrakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperiukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi {memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecshan masaiah-masalah kesehatan yang cihadapinya, Untuk menuju Desa Siaga periu dikaji berbagal kegiatan bersumberdaya masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Siap-AntarJaga, dan lair-lain sebagai emotio atau tik awal pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi Desa Siaga akan lebih cepat bila di esa tersebut telah ada berbagai UKBM. KONSEP DASAR DESA SiAGA, Pengertian Desa Siaga Besa Siaga adalah desa yang penduduknya ‘memiliki Kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masaisn kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandir. Desa yang dimaksud di sini dapat berart Keluranan atau Nagari atau istiah-istian lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memilki batas-batas \wlayan, yang berwerang untuk mengatur dan meng- urus kepentingan masyarekat setempat, ber- dasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan cihormati dalam sistem Pemerintanan Negara Kesatuan Republik indonesia, TUJUAN DESASIAGA, Tyan Unum Terwujucnya masyarakat desa yang Sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan Kesehatan di wilayahnya Tujwan Khusus + Nieningkainya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan Meningkatrya kewaspadaan dan Kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawatdaruratan dan sebagainya), v3

You might also like