You are on page 1of 31

Laporan Kasus

PENATALAKSANAAN BENDA ASING BUTTON BATTERY DI TELINGA


Oleh
U Tei Dominica Fredlina, Eka Putra Setiawan, Komang Andi Dwi Saputra
Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RS Sanglah Denpasar

I. PENDAHULUAN
Kasus benda asing pada telinga merupakan kasus yang sering terjadi di
bidang Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher (THT-KL). Hal ini sering terjadi
pada anak-anak yang sering memasukkan sendiri benda asingnya maupun pada
orang dewasa yang psikisnya terganggu. Benda asing yang sering ditemukan pada
telinga antara lain karet, penghapus, kerikil, manik-manik, peniti, spons, dan
kapur. Benda asing telinga dapat terjadi pada semua umur dan pada kedua jenis
kelamin. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak usia sekolah dibandingkan
1
pada bayi.
Button battery telah dikenali sebagai salah satu benda asing yang berbahaya
terutama pada anak-anak sejak lebih dari 30 tahun. Beberapa tahun terakhir ini
dengan semakin kecilnya alat-alat elektronik mempercepat penyebaran penggunaan
button battery pada peralatan rumah tangga maupun mainan anak-anak. Sebagai
akibatnya, karena bentuknya yang licin dan permukaannya yang mengkilap sehingga
menarik perhatian terutama pada anak-anak. Diperkirakan terdapat 3500 kasus
tertelannya button battery di Amerika Serikat (AS) setiap tahunnya. Penelitian di AS
menyebutkan kasus tertelannya baterai lithium berdiameter 20mm semakin
meningkat dan jenis baterai ini yang paling banyak menyebabkan kerusakan
2
dibandingkan tipe baterai lainnya. Telah diketahui kasus tertelannya button battery
angka insiden pertahunnya sekitar 6,3 hingga 15,1 per 1 juta penduduk. Diperkirakan
40.400 anak berusia dibawah 13 tahun di AS telah datang ke unit gawat darurat
karena kejadian yang berhubungan dengan baterai antara tahun 1997 hingga 2010.
Hampir 75% dari kasus tersebut melibatkan anak-anak usia dibawah 4 tahun dan 10%
3
diantaranya memerlukan rawat inap. Di

1
Australia diperkirakan 4 anak setiap minggunya datang ke unit gawat darurat karena

kejadian yang berhubungan dengan button battery. Starship Children’s

Hospital New Zealand melaporkan 61 kasus tertelannya atau kemasukan button battery

selama periode 3 tahun dari Maret 2009 hingga Februari 2012. The National Poisons

Centre New Zealand juga menerima 175 panggilan (2011-2013) mengenai kejadian

anak-anak berusia dibawah 6 tahun yang menelan atau memasukkan baterai di hidung

2
dan telinga mereka.

Telah banyak laporan mengenai kasus tertelannya ataupun tersangkutnya benda

asing button battery di gastrointestinal, dan kasus button battery di hidung seperti

dilaporkan terdapat 4 kasus di bagian THT-KL MidCentral District Health Board di

4,5
New Zealand selama periode hanya 6 bulan saja. Di Indonesia dilaporkan pula 1

6
kasus button battery di hidung di RS Dr. Soetomo Surabaya.

Hanya sedikit laporan mengenai kasus button battery di telinga. Dilaporkan oleh

National Electronic Injury Surveillence System AS pada kasus yang datang ke unit

gawat darurat yang berhubungan dengan baterai, hanya sekitar 5,7% kasus dengan
4,7
baterai di telinga. Laporan mengenai kejadian fatal dan komplikasi yang berat

karena tertelannya button battery semakin meningkat jumlahnya, hal ini dihubungkan

dengan semakin banyaknya peningkatan penggunaan button battery lithium 3V 20mm.

Baterai tersebut dikatakan pula dapat menyebabkan kerusakan yang serius apabila

7
tersangkut pada kavum nasi ataupun kanalis akustikus eksternus.

Berikut ini akan dilaporkan kasus benda asing button battery pada kanalis

akustikus eksternus. Kasus ini dilaporkan agar para klinisi lebih mewaspadai dan

memiliki kecurigaan yang tinggi terhadap kasus benda asing button battery baik itu di

telinga, hidung ataupun gastrointestinal, sehingga nantinya dapat ditegakkan diagnosis

secara dini dan tindakan yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih

lanjut.

2
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Telinga
Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga yang terbentang dari
meatus hingga ke membran timpani. Daun telinga sebagian besar terdiri dari tulang
rawan elastis yang berbentuk setengah lingkaran dengan sejumlah alur lekukan dan
bentukan bukit, serta tidak memiliki otot yang berguna. Lekukan utama pada daun telinga
adalah heliks dan antiheliks, tragus dan antitragus yang mengeliling concha yang
merupakan bagian tengah dari daun telinga, mengarah ke meatus akustikus eksternus
panjangnya sekitar 2,5 cm.
Concha merupakan depresi dari skapoid pada bagian posterior meatus akustikus
eksternus. Sepertiga luar dari liang telinga luar merupakan bagian kartilago yang
mengandung kelenjar yang memproduksi serumen dan folikel rambut. Sisanya yaitu dua
pertiganya merupakan bagian tulang termasuk epitel yang meliputi membran timpani.
8,9
Bagian tulang liang telinga panjangnya rata-rata 3,5 cm dengan diameter 1 cm.
Kanalis akustikus eksternus dibentuk oleh perpanjangan kartilago dari daun telinga
pada setengah bagian luarnya dan bagian mastoid dan timpani tulang temporal
9
merupakan bagian medialnya.
9
Gambar 1: Struktur Telinga

3
Membran timpani terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian luar lapisan sel epitel
skuamus, bagian medial lapisan mukosa yang berhadapan dengan telinga bagian dalam,
dan lapisan fibrus atau tunika propria membentuk membran timpani. Lapisan fibrus
memberikan bentuk dan konsistensinya pada membran timpani. Serat radial dari lapisan
tunika propria masuk melalui manubrium, serat sirkumferensial menguatkan tanpa
terganggu oleh getaran, sedangkan serat tangensial menguatkan arsitektur dari membran
timpani. Struktur fisik inilah yang sangat penting untuk kepentingan karakteristik getaran
9
untuk transmisi suara.
Membran timpani diidentifikasi dengan ciri khas yang jelas yaitu manubrium os
malleus, yang dibatasi di superior oleh bagian lateral atau bagian pendeknya serta di
inferior bagian bundar yang disebut umbo. Umbo membentuk bagian ujung apeks dari
bentuk konus pada membran timpani. Bagian superior membran timpani disebut pars
9
flacida (membran Shrapnell) dan bagian inferior pars tensa.
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar
ke dalam yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga saling
9
berhubungan.

2.2 Benda Asing Button battery di Telinga


2.2.1 Button battery
Ada banyak tipe baterai yang dibuat untuk berbagai alat dan perabot otomatik yang
bertenaga baterai. Baterai dalam hal ini didefinisikan sebagai baterai tunggal. Baterai
kecil atau ‘button battery’ disebut demikian karena diameternya lebih panjang daripada
tingginya, seperti sebuah kancing. Baterai yang termasuk di dalamnya yaitu yang
digambarkan sebagai kancing, cakra, jam tangan, atau dideskripsikan konsisten dengan
bentuk dan ukuran seperti baterai kancing (button battery) yaitu kecil dan datar (Gambar
7,10,11,12
2). Button battery diproduksi dalam berbagai bentuk antara 8-23mm dan berat
berkisar antara 1-10 gr. Baterai ukuran besar kemungkinan besar tertelan dan
menimbulkan komplikasi pada gastrointestinal, sedangkan baterai ukuran kecil lebih
13
sering kemasukan pada lubang tubuh seperti hidung dan telinga.
4
11
Gambar 2. Button battery

Baterai jenis button battery ini banyak digunakan pada banyak peralatan seperti
kalkulator, mainan elektronik, alat bantu dengar, jam tangan, peralatan fotografi, remote
controls, pager, kartu ucapan musikal, dan senter LED. Terdapat 5 bahan kimia utama
10
pada button battery yaitu merkuri, litium, alkalin-mangan, perak, dan seng.

2.2.2 Epidemiologi
Rata-rata kunjungan kasus yang berhubungan dengan baterai ke unit gawat darurat
pertahunnya sekitar 4,6 per 100.000 anak. Dimana kasus tertelan sekitar 76,6%, kasus
kemasukan di hidung 10,2%, kasus baterai di rongga mulut 7,5% dan kasus kemasukan di
7
telinga 5,7%. Anak-anak dibawah usia 5 tahun memiliki kemungkinan lebih besar pada
kasus tertelannya baterai ini, dengan puncak insiden pada usia 1-2 tahun. Pada orang
10
dewasa kasus tertelan terjadi lebih sering pada usia diatas 60 tahun.

2.2.3 Patofisiologi
Nekrosis pada mukosa karena kontak dengan button battery sudah banyak
didokumentasikan, akan tetapi kerusakan pada kulit dan tulang belum terlalu banyak.
Kasus button battery pada liang telinga menyebabkan nekrosis yang bervariasi pada kulit,
tulang dan membran timpani. Kasus button battery termasuk di dalam kasus emergensi di
13
bidang otologi. Pada telinga benda asing biasanya tertahan pada dua tempat pada liang
telinga yaitu pertama pada batas antara bagian kartilago dan bagian tulang dan kedua
12
pada isthmus pada bagian tulang.
Button battery terdiri dari bagian anoda berupa bahan metal dan bagian katoda
berupa bahan metal oksida. Bahan yang sering digunakan sebagai anoda
5
antara lain seng atau lithium, dan yang sering digunakan sebagai katoda yaitu mangan
dioksida dan besi oksida. Hal ini terbenam dalam larutan alkali yang sebagian besar
hampir 45% adalah kalium hidroksida. Kutub positifnya terbuat dari logam dan kutub
12,14
negatifnya terbuat dari logam terisolasi pada bagian ujungnya (Gambar 3).

5
Gambar 3. Potongan melintang sebuah button battery

Sebuah button battery baik itu ukuran besar atau kecil dapat menyebabkan kerusakan
jaringan yang luas. Ada 4 mekanisme yang menjelaskan kerusakan akibat button battery
antara lain mekanisme pertama luka bakar karena listrik yang disebabkan oleh tegangan
listrik arus rendah yang terjadi antara anoda dan katoda pada jaringan dari liang telinga.
Mekanisme kedua terjadi kerusakan jaringan langsung akibat nekrosis likuefaksi akibat
kebocoran elektrolit alkalin dari baterai. Faktor yang dikatakan bertanggung jawab atas
kebocoran ini adalah lingkungan yang lembab yang disebabkan karena eksudasi cairan
jaringan yang disebabkan karena luka bakar seperti yang disebutkan pada mekanisme
12
pertama.

Pada suatu studi invitro didapatkan bahwa kebocoran spontan cairan elektrolit terjadi
ketika baterai alkalin terpapar kelembaban. Kebocoran cairan elektrolit alkalin ini
memiliki kemampuan untuk penetrasi ke jaringan yang lebih dalam hingga terbentuk
12,13,14
nekrosis likuefaksi.
Mekanisme ketiga melibatkan nekrosis akibat tekanan yang dapat terjadi pada
berbagai tipe benda asing yang tersangkut pada waktu yang cukup lama. Mekanisme
keempat yaitu efek toksik lokal disebabkan akibat penyerapan kebocoran bahan alkali,
sebagai contoh keracunan merkuri telah dilaporkan pada kasus yang berhubungan dengan
10,12
baterai merkuri.

6
2.2.4 Diagnosis
Kasus button battery memerlukan penegakan diagnosis yang cepat yang meliputi
penegakan secara radiologik untuk kasus dugaan benda asing. Button battery memiliki
penampakan spesifik pada radiografi yaitu memiliki struktur bilaminar yang
12
menyebabkan tampak seperti double ring pada foto Schuller atau foto lateral.

2.2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang tepat pada kasus benda asing button battery adalah
diagnosis yang cepat dan upaya pengeluaran benda asing button battery tersebut. Saat
diagnosis telah ditegakkan, baterai tersebut harus dikeluarkan secepatnya karena
15,16
bocornya larutan elektrolit baterai sangat berbahaya.
Kebanyakan upaya pengeluaran dilakukan dibawah pengaruh anestesi umum.
Instrumen yang tepat digunakan untuk mengeluarkan benda asing seperti alligator atau
micro-cup forceps, wire loop, kuret, atau right-angle nerve hook.
Tindakan irigasi untuk mengeluarkan benda asing button battery tidak boleh dilakukan
karena irigasi dapat menyebarkan larutan elektrolit baterai dan arus listrik atau karena
komponen baterai dapat menyebabkan jaringan mengalami nekrosis likuefaksi.
Disebutkan pula larutan salin dapat menyebabkan residual elektrolit alkalin ke telinga
dalam via round window melalui perforasi (bila ada) dan dapat menyebabkan tuli
12,15,16
sensorineural.

2.2.6 Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan karena button battery di telinga dapat terjadi sebagai
akibat dari baterai itu sendiri seperti ukuran, bentuk dan bahan yang dikandungnya.
Kedua, tergantung dari lamanya waktu tersangkutnya baterai tersebut. Ketiga, sebagai
akibat dari usaha untuk mengeluarkannya. Komplikasi karena baterai itu sendiri dan
karena lamanya baterai tersangkut di dalam telinga antara lain infeksi seperti otitis
eksterna dan perlukaan lokal seperti luka bakar pada kulit kanalis akustikus eksternus
yang dapat menyebabkan stenosis kanalis.

7
Nekrosis likuefaksi pada jaringan sekitarnya dapat menyebabkan otitis eksterna maligna,
kondritis, cedera pada nervus fasialis, erosi tulang pendengaran, nekrosis dinding medial
telinga tengah yang dapat menyebabkan tuli sensorineural dan kerusakan labirin
vestibular. Komplikasi karena usaha mengeluarkan benda asing dapat menyebabkan
perlukaan pada kanalis akustikus eksternus, perforasi membrana timpani dan kerusakan
12
pada tulang pendengaran seperti terjadinya osteomielitis pada tulang temporal.

2.2.7 Pencegahan
Tindakan pencegahan terjadinya kasus button battery ini telah dilakukan di
beberapa negara seperti Amerika dan Australia yang telah merilis kampanye kesadaran
publik tentang kejadian kasus yang berhubungan dengan button battery. Kampanye
tersebut merupakan kerjasama antara Energiser dan Safekids/Kidsafe
Australia. Kampanye serupa juga telah direncanakan di New Zealand yang dikoordinasi
17
oleh Safekids New Zealand.
Beberapa hal seperti modifikasi kemasan dan pelabelan telah dilakukan oleh
beberapa produsen. Akan tetapi untuk memodifikasi baterai masih sedang
dipertimbangkan oleh produsen dan peneliti. Hal ini dapat mencakup memodifikasi
membuat baterai lebih kecil kemungkinannya untuk menghasilkan arus dalam tubuh
manusia, memodifikasi baterai untuk memungkinkan identifikasi secara radiologi lebih
mudah, atau memodifikasi baterai untuk memungkinkan pengasuh untuk dapat
mengidentifikasi paparan sebelumnya (air liur/sekresi berwarna). Bagaimanapun juga,
telah jelas bahwa modifikasi ini tidak sederhana untuk dirancang atau diimplementasikan
dan karena itu tidak mungkin untuk mengurangi kemungkinan cedera dalam waktu
17
dekat.
8
III. LAPORAN KASUS
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun, suku Jawa, datang ke Instalasi
Rawat Darurat (IRD) Rumah Sakit (RS) Sanglah pada tanggal 25 Mei 2016 dengan
keluhan kemasukan baterai berbentuk kancing di telinga kiri.
Pasien dikeluhkan oleh orang tuanya memasukkan baterai ke telinga kiri saat
bermain-main kurang lebih 5 jam sebelum datang ke IRD RS Sanglah. Pasien dikatakan
sempat berusaha mengorek telinganya dengan cottonbud tetapi baterai menjadi terdorong
lebih ke dalam. Pasien tidak mengeluhkan nyeri telinga maupun panas badan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum pasien baik, kesadaran
kompos mentis, frekuensi nadi 90 kali/menit, frekuensi pernafasan 22 kali/menit, dan
o
temperatur 37 C. Status generalis kesan normal. Pada pemeriksaan otoskopi telinga
didapatkan korpus alienum button battery pada kanalis akustikus eksternus sinistra dengan
posisi di depan membran timpani dan membran timpani sulit dievaluasi (Gambar 4). Pada
pemeriksaan hidung dan tenggorok dalam batas normal. Cor dan pulmo tidak tampak
kelainan. Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kimia darah dan faal hemostasis
dalam batas normal.
Pasien dirawat inap dengan diagnosis korpus alienum button battery di kanalis
akustikus eksternus sinistra dan direncanakan dilakukan ekstraksi korpus alienum dengan
anestesi umum. Pasien diberikan cairan intravena D5½NS 20 tetes/menit. Pasien
dikonsulkan ke bagian Anestesi dan Pediatri untuk tindakan ekstraksi korpus alienum.
Oleh bagian Anestesi, pasien disimpulkan dengan status fisik ASA 1.

Gambar 4 : Tampak korpus alienum di kanalis akustikus eksternus sinistra


9
Keesokan harinya tanggal 26 Mei 2016 akan dilakukan ekstraksi korpus alienum
dengan anestesi umum intravena di Instalasi Bedah Sentral. Dari evaluasi yang dilakukan
tampak posisi button battery di depan membran timpani dengan posisi menutupi
membran timpani. Kemudian dilakukan ekstraksi korpus alienum dengan menggunakan
aligator ekstraktor dan button battery berhasil dikeluarkan (Gambar 5). Kemudian
dilakukan evaluasi setelah ekstraksi tampak ekskoriasi di kanalis akustikus eksternus arah
jam 5 dan jam 10. Pasca dilakukan ekstraksi pasien dirawat di bangsal perawatan. Terapi
yang diberikan cefadroxil sirup 500 mg tiap 12 jam intra oral, parasetamol 500 mg tiap 8
jam intra oral.

Gambar 5 : Korpus alienum button battery paska ekstraksi.

Pasca tindakan dilakukan evaluasi membran timpani dan liang telinga tampak
hiperemi minimal (Gambar 6), pemberian antibiotik dan analgetik dilanjutkan, kemudian
pasien dipulangkan. Pasien dievaluasi pasca tindakan ekstraksi korpus alienum di
poliklinik THT-KL evaluasi liang telinga tidak ditemukan komplikasi.

Gambar 6 : (A) Kondisi kanalis akustikus setelah tindakan


(B) Kondisi kanalis akustikus saat kontrol di poliklinik.

10
IV. PEMBAHASAN
Benda asing di telinga merupakan kasus yang sering terjadi pada pasien yang
datang ke unit gawat darurat. Anak-anak memasukkan benda asing ke telinganya karena
rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi lubang-lubang di tubuhnya ataupun karena tertarik
dengan benda kecil atau bundar untuk bermain. Kebanyakan pasien datang segera setelah
kejadian karena khawatir ataupun dapat tidak sengaja ditemukan saat pemeriksaan rutin
telinga. Liang telinga merupakan daerah tersering tersangkutnya benda asing, diikuti oleh
telinga tengah dan lebih jarang pada telinga bagian dalam. Berbagai macam benda asing
18,19
dapat tersangkut di liang telinga, bisa berupa benda organik maupun anorganik.
Kasus benda asing button battery merupakan kasus yang semakin meningkat
beberapa tahun terakhir ini dengan semakin banyaknya penggunaan button battery pada
kehidupan sehari-hari. Sebuah studi di India selama 2 tahun didapatkan 3 kasus button
18
battery di telinga dari 330 kasus benda asing telinga atau sekitar 0,9%. Sebuah studi
retrospektif di Nepal pada 47 kasus benda asing pada telinga didapatkan 1 pasien (2,1%)
19
dengan button battery. Studi di Nigeria selama 3 tahun didapatkan 5 (2,2%) kasus
benda asing di telinga dengan 2 kasus diantaranya merupakan kasus dengan baterai
20
alkalin. Studi di Pakistan mendapatkan 2 kasus (1,0%) dengan disc battery di telinga
21
selama 6 bulan.
Sebuah studi di Mesir antara bulan Maret 2008- Maret 2011 didapatkan dari 13 kasus
dengan button battery dan 1 kasus diantaranya merupakan kasus button battery di
22
telinga.
Kasus benda asing telinga bisa terjadi iatrogenik atau secara tidak sengaja dan
biasanya ditemukan pada anak-anak usia dibawah 10 tahun. Dikutip dari Banerjee (1999)
benda asing banyak ditemukan pada telinga kanan seperti pada kebanyakan anak-anak
23
yang kinan.
Pada kasus ini pasien anak perempuan usia 9 tahun, yang memasukkan button
battery ke telinga kirinya saat bermain. Pasien segera datang ke unit gawat darurat setelah
kejadian. Benda asing button battery tersebut tersangkut di liang telinga. Kasus ini
merupakan salah satu dari 4 kasus dengan button battery di RS Sanglah dalam 3 tahun
terakhir, dimana 2 kasus di hidung dan 1 kasus tertelan.

11
Penegakan diagnosis dari benda asing button battery didapatkan dari anamnesis
dari pasien sendiri ataupun dari orang tua pasien dan pemeriksaan fisik.
Button battery memiliki penampakan spesifik pada radiografi yaitu memiliki struktur
bilaminar yang menyebabkan tampak seperti double ring pada foto Schuller atau foto
12
lateral.
Pada kasus ini dari anamnesis pasien mengatakan pada orang tuanya bahwa
telinganya kemasukan baterai saat bermain. Pada pemeriksaan fisik tampak benda asing
button battery di kanalis akustikus eksterna tampak jelas pada pemeriksaan otoskopi.
Penatalaksanaan kasus benda asing dari telinga dengan atau tanpa sedasi sangat
umum terjadi pada kasus-kasus di bidang THT-KL, sangat jarang sampai membutuhkan
intervensi bedah. Tanggung jawab untuk evaluasi kebutuhan penanganan dengan sedasi
atau general anestesia terletak pada pengalaman dokter spesialisnya. Dimana sangat
diperlukan tindakan yang hati-hati untuk mencegah perlukaan iatrogenik lebih jauh
karena tindakan yang gagal. Kasus yang terlambat dan tindakan penanganan yang gagal
dapat menyebabkan edema dan trauma pada kulit kanalis. Penanganan khusus diperlukan
jika kasus benda asingnya adalah button battery. Irigasi dan tindakan pengambilan paksa
adalah kontraindikasi karena dapat menyebabkan aliran arus yang tersisa atau kebocoran
24
bahan kimia dengan kerusakan jaringan yang parah.
Penanganan kasus button battery dari telinga bisa menjadi rumit dan menantang.
Kadang kala diperlukan suatu inovasi seperti pada 1 kasus button battery pada telinga di
25
Scunthorpe General Hospital Inggris yang menggunakan magnetic telescopic rod.
Pada kasus ini button battery dikeluarkan dengan aligator dan penggunaan
mikroskop dibawah pengaruh sedasi anestesi umum intravena.
Mekanisme perlukaan yang diduga terjadi yaitu luka bakar listrik karena aliran
listrik yang tersisa dari baterai, luka bakar kimia karena kebocoran bahan alkali dari
baterai, nekrosis karena tekanan dan sangat jarang karena toksisitas akibat penyerapan
bahan kimia. Aliran listrik dari residu baterai disebabkan karena kelembaban lingkungan
sekitar karena eksudasi ataupun karena serumen
12
pada kanalis. Manipulasi yang berlebih pada baterai dapat menyebabkan kebocoran
larutan alkali yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah. Nekrosis
likuefaksi dapat terjadi dengan penguraian protein, saponifikasi lipid dan dehidrasi
jaringan. Tekanan akibat baterai dengan reaksi inflamasi yang berat dapat menyebabkan
kerusakan yang parah pada kulit kanalis dan menyebabkan sulitnya upaya tindakan
24
penanganannya.
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus benda asing telinga antara lain perforasi
membran timpani, diskontinu dari tulang pendengaran, perlukaan nervus fasialis dan
stenosis kanalis yang terjadi kemudian. Irigasi setelah tindakan pengangkatan benda
asing button battery sangatlah diperlukan untuk membersihkan sisa dari bahan-bahan
kimia dan mencegah terjadinya perlukaan yang lebih jauh. Baterai kadang-kadang dapat
24
mengerosi dinding medial dan dapat menyebabkan tuli sensorineural.
Pada kasus ini tidak terjadi komplikasi yang fatal, hanya erosi minimal pada liang
telinga.

V. KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus benda asing button battery di liang telinga pada
seorang anak perempuan. Kasus ini dilaporkan karena kasus button battery merupakan
kasus emergensi di bidang THT, dan diharapkan para klinisi dapat lebih mewaspadai
kejadian ini baik pada kasus tertelan maupun tersangkut di telinga dan hidung, sehingga
dapat memberikan tatalaksana yang tepat dan mencegah timbulnya komplikasi lebih
lanjut.
13
DAFTAR PUSTAKA

1. Rafique M, Shaikh AA, Siddiqui AH. Foreign Bodies in Ear – Its Type, Diagnosis
and Management. J Liaquat Uni Med Health Sci. 2015;14:86-89.
2. Anonim. Button Battery injuries. A demonstration plan for practitioners. Safekids
Aotearoa. 2013.
3. LiaoW, Wen G, Zhang X. Button Battery Intake as Foreign Body in Chinese
Children, review of case report and the literatur. Pediatric Emergency Care.
2015;31:412-15.
4. Gulia J, Yadav S, Soni K. Button Battery in the Ear. The Internet Journal of Family
Practice. 2012;10:1-3.
5. Guidera AK, Stegehuis HR. Button batteries: the worst case scenario in nasal
foreign bodies. NZMJ. 2010;123:68-73.
6. Herawati S. Impacted Button battery in the Nasal Cavity. Folia Medica
Indonesiana. 2004;40:139-42.
7. Sharpe SJ, Rochette LM, Smith GA. Pediatric Battery-Related Emergency
Departement visits in the United States, 1990-2009. PEDIATRICS. 2012;129:1111-
17.
8. Weber PC, Khariwala S. Anatomy and Physiologi of Hearing. Dalam: Johnson JT
dan Rosen CA, penyunting. Bailey’s head & neck surgery
Otolarygology, Edisi ke-5. 2014. Philadelpia: Lippincott
Williams&Wilkins;h.2253-2272.
9. Gacek RR, Gacek MR. Anatomy of the Auditory and Vestibular System.
Dalam:SnowJB,BallengerJJ,penyunting.Ballenger’s
Otorhinolaryngology head and neck surgery. Edisi ke-16. Chapter 1. 2003. BC
Decker;h.1-24.
10. Farrow C. Button battery exposure: clinical features and management. Emergency
nurse. 2001;8:12-17.
11. Galligan C, Morose G. An Investigation of Alternative to Miniature Batteries
Containing Mercury. 2004. University of Massachusetts Lowell.

14
12. Hernot S, Yadav SP, Kathuria B, Kaintura M. A rare complication due to button
battery cell in ear. Indian Journal of Otology, 2016;22:52-55.
13. Premachandra DJ, McRae D. Severe tissue destruction in the ear caused by alkaline
button batteries. Postgrad Med J. 1990; 66:52-53.
14. Rohilla M, Gulati SP, Hernot S, Kaintura M. Osteomyelitis due to foreign body
(battery cell) in ear – a rare case report. International Journal of Enhanced Research
in Medicines & Dental care. 2015; 2:1-2.
15. Heim SW, Maughan KL. Foreign bodies in the ear, nose, and throat. American
Family Physician. 2007;76:1185-89.
16. Nagendran T. Management of foreign bodies in the Emergency Departement.
Hospital Physician. September 1999;27-40.
17. Shepherd M, Hamill JK, Barker R. Button battery injury in children – a primary
care issue? Journal of Primary Healthcare. 2014;6:69-72.
18. Qadir W, Yousuf A, Rafiq R, Malik MA, Qazi SM. Foreign bodies in the ear:
Presentation and variation in management, our experience. IJCRLS. 2015;4:367-
370.
19. Sigdel B, Tuli BS. Aural foreign bodies in children. Journal of Gandaki Medical
College-Nepal.2014;7:1-4.
20. Kokong DD, Ijaduola GT. Prevalence and prognostic profile of Otologic
Emergencies in a low Resource Country. iMedPub Journals. 2015;7:1-6.
21. Ali Z, Bashir F, Naqi SA. Frequency of complications in aural foreign bodies. J
Med.Sci.(Peshawar, Print). 2013; 21:177-79.
22. Thabet MH, Basha WH, Askar S. Button battery foreign bodies in children:
Hazards, management, and recommendations. Hindawi Publishing Corporation
BioMed Research International. 2013. ID 846091.
23. Saha S, Chandra S, Mondal PK, Das S, Mishra S, Rashid MA dkk. Emergency
Otorhinolaryngolocal cases in medical college, Kolkata – A statistical analysis.
Indian Journal of Otolaryngology anf Head and Neck. 2005;57:219-25.
15
24. Preetam C, Kumar R, Sikka K, Mubashirul H. Operative removal of ear foreign
bodies: Analysis of indications anf outcomes. Oto Open Acce Journ. 2016; 1:1-3.
25. Nivatvongs W, Ghabour M, Dhanasekar G. Difficult button battery ear foreign
body removal: the magnetic solution. The Journal of Laryngology & Otology,
2014.
16

You might also like