You are on page 1of 17

MAKALAH

MAMMOGRAFI

Dosen Pembimbing :

Aulia Annisa,S.Tr.Rad

Disusun Oleh:

1. Ahmad Sayuti

2. Elza Maiza

3. Saidatia Aninda Hawari

4. Wellda Nurullita

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI

STIKes AWAL BROS PEKANBARU

Tahun Ajaran 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga
Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul
“Mammografi”. Salawat dan salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh
umatnya termasuk kita yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga
kita akan mendapatkan safa’atnya nanti diakhirat, amin.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh


pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah ini.Terutama kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Teknik Pesawat Radiologi
yaitu Mis Aulia Annisa,S.Tr. Rad yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kesempurnaan,maka dari itu dalam rangka


penyempurnaan dan perbaikkan,penyusun sangat mengharapkan masukkan dari
pembaca,baik berupa sumbangan pikiran maupun kritik dan saran perbaikkan.

Terima kasih kepada pembimbing,teman-teman,serta semua pihak yang


terlibat dalam penyusunan makalah ini.Semoga berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 22 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………........................….…. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi Mammografi................................................................................ 2

B.Teori Mammografi ................................................................................... 4

C. Tata Kerja Mammografi…….…………………………….............…….. 5

D. Hasil dan Pembahasan.............................................................................. 7

BAB III PAPARAN KASUS

Paparan Kasus Mammografi......................................................................... 10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………….............................….. 12

B. Saran……………………………………….………………..............…... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara dan kanker Ieher rahim merupakan jenis kanker tertinggi
pad a pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan
proporsi sebesar 28,7% untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 12,8%,
leukemia 10,4%, lymphoma 8,3% dan kanker paru 7,8%. Penderita pasien kanker
payudara setiap tahun semakin meningkat.

Deteksi dini kedua jenis kanker tersebut dapat dilakukan dengan teknologi
tepat guna yang murah dan sederhana atau simple. Itulah sebabnya, pengendalian
kedua jenis kanker tersebut merupakan salah satu program prioritas Pemerintah
[1]. Deteksi dini kanker payudara stadium nol dibutuhkan untuk menemukan
penderita kanker pad a stadium rendah (down staging), sehingga presentase
kemungkinan untuk dapat disembuhkan tinggi. Stadium nol adalah merupakan
stadium pra kanker, dimana massa tumor belurn keluar dari kelenjar susu maupun
saluran susu (LCIS lobular carcinoma in situ atau DCIS ductal carcinoma in situ).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Mammografi?

2. Apa sajakah teori Mammografi?

3. Bagaimana tata kerja dari Mammografi?

C. Tujuan

1. Menjelaskan definisi Mammografi

2. Menyebutkan dan menjelaskan teori Mammografi

3. Menjelaskan tata kerja dai Mammografi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Mammografi

Mamografi merupakan deteksi dini atau screening untuk rnendiagnosis


kanker payudara sedini mungkin menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya
berkisar 0,7 mSv) [2]. Perangkat ini mampu memperlihatkan kelainan pada
payudara dalam bentuk yang terkecil hingga kurang dari 5 mm (stadium nol).
Pada stadium ini, mamografi dapat memperlihatkan adanya mikrokalsifikasi, yaitu
suatu benjolan yang tidak dapat terababaik oleh perempuan itu sendiri maupun
dokter sekalipun, hingga benjolan tersebut berukuran 1 em atau lebih.

Untuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap fasilitas


pemeriksaan kanker khususnya kanker payudara, diperlukan banyak perangkat
mamografi. Umumnya perangkat mamografi yang ada di rumah sakit dibeli dari
luar negeri. Berdasarkan kenyataan-kenyataan inilah kami tergerak untuk
melakukan penelitian dan mengembangkan perangkat mamografi. Dengan
dilakukannya penelitian ini, diharapkan penguasaan teknologi mamografi akan
semakin meningkat dan bisa merancang prototip pesawat sinar-X untuk
mamografi. Perangkat mamografi secara garis besar terdiri dari unit penghasil
sinar-X (tabung dan komponen elektronik/elektrik pengendali), unit mekanik dan
unit penangkap citra [4]. Penelitian pesawat sinar-X mamografi tahun 2013
menitikberatkan pada merancang bagian elektronik antara lain untuk mengontrol
tegangan tinggi, arus tabung, pewaktu, sensor temperatur tabung dan interlock.
Rancangan mekanik meliputi stand, C-arm, konsul (console) serta merancang

2
perangkat lunak yang terdiri dari graphical user interface (GUI), embedded
system.

Pada perangkat yang konvensional, film dalam kaset digunakan sebagai


penangkap citra/gambar. Film hasil pencitraan/mammogram akan dilihat oleh ahli
radiologi menggunakan kotak cahaya dan kemudian disimpan dalam jaket sebagai
arsip. Sebelum menjadi mamogram, diperlukan proses kimiawi (pencucian film)
sehingga hasil tidak segera dapat dilihat. Pada perangkat yang lebih modern,
sebagai pengganti film, biasanya digunakan detektor sinar-X seperti flat panel
detector yang berbasis silikon.

Penggunaan flat panel detector, memungkinkan ahli radiologi atau dokter


segera mendapatkan hasil pencitraan/mammogram dalam bentuk citra digital
karena akuisisi gambar cepat (kurang dari satu menit) dan waktu pemeriksaan
yang lebih singkat. Mammogram digital memudahkan dalam penyimpanan,
pembesaran, orientasi, kecerahan. Manfaat ini termasuk peningkatan kontras
antara jaringan payudara yang padat dan non-padat. Setelah pemeriksaan selesai
untuk lebih akurat dalam mendeteksi kanker payudara, dokter dapat memanipulasi
gambar payudara, memperbaiki under atau over-exposure citra tanpa harus
mengulang pemeriksaan. Mammogram digital juga memudahkan pengiriman dan
penyebaran informasi antara dokter dan atau ahli radiologi melalui jaringan
internet untuk konsultasi jarak jauh dengan dokter lain. Manfaat lebih perangkat
mamografi digital selain dosis radiasi yang lebih rendah, juga sensitivitas yang
lebih tinggi dibanding mamografi konvensional [5].

3
B. Teori Mamografi

Jika dibandingkan dengan cahaya tampak, sinar-X mempunyai daya


tembus yang lebih tinggi sehingga mampu menembus berbagai jenis material.
Seperti Gambar 3, ketika sinar-X menembus material, intensitasnya akan
berkurang sebanding dengan jenis material yang dilewati. Perbedaan
intensitas/kontras inilah yang tampak sebagai citra/gambar, dimana pada sistem
konvensionallangsung ditangkap dengan film.

Seperti pada Gambar 2, perangkat sinar-X yang digunakan untuk


mamografi juga mempunyai prinsip kerja yang sama dengan perangkat sinar-X
yang lain. Energi sinar-X mamografi dari tabung melewati payudara ditangkap
kaset film yang di bawah payudara. Sementara yang diserap mempunyai tingkat
yang bervariasi sesuai jenis jaringan. Variasi dalam penyerapan meneiptakan
perbedaan hasil exposure, yang memberikan rineian jaringan di dalam payudara.
Pada mammogram, lemak tampak berwarna hitam, sedang yang lainnya; kelenjar,
jaringan ikat, tumor, kalsifikasi muneul dalam variasi warna putih dan abu-abu.
Karena obyek (payudara) tergolong daerah jaringan (soft tissue) diband

ingkan dengan dada atau perut, maka dosis/paparan sinar-X yang


digunakan lebih rendah dari perangkat sinar-X untuk thorax dan sejenisnya.

Karena itu tujuan mamografi adalah menghasilkan eitra/gambar yang


mampu :

1. memperlihatkan mikrokalsifikasi dengan kontras yang tinggi.

2. memperlihatkan sebagian besar daerah jaringan payudara dengan


kontras yang lebih rendah.

4
Persyaratan energi sinar-X rata-rata (efektif) untuk daerah jaringan
payudara harus memenuhi kriteria bahwa energinya harus serendah mungkin,
tetapi masih memungkinkan untuk penetrasi payudara. Oleh karena itu perlu
optimalisasi energi sinarX rata-rata dalam hal :

1. Oosis serap harus serendah mungkin dengan menaikkan energi sinar-X.


2. Kontras meningkat seiring penurunan energi sinar-X.

Untuk payudara kecil perangkat mamografi dioperasikan pada tegangan 30


kV, yang berarti energi sinar-X efektif 18 sampai 20 keV, eukup memberikan
keseimbangan antara dosis dan kontras, sedangkan untuk jaringan payudara tebal,
sebaiknya energi sinar-X efektifnya sedikit ditingkatkan dan penggunaan filter
yang berbeda [6]. Dan pemilihan tabung sinar-X untuk mamografi optimalnya
menggunakan tabung dengan anoda dan filter (0,03mm) terbuat dari bahan
Molybdenum (Mo), karena mempunyai karakteristik energi sinar-X efektifnya
17,9 keV dan 19,5 keV yang memberi keseimbangan antar dosis serap dan kontras
seperti Gambar 3.

C. Tata Kerja

Penelitian pesawat sinar-X mamografi tahun 2013 menitikberatkan pada


meraneang beberapa bagian:

Elektromekanik: C-arm (kepala tabungltube head, compression paddle dan


pemegang detektor), stand (pemegang C-arm), konsul dan shielding operator.
Perangkat lunak pendukung dalam meraneang bagian elektromaknetik
menggunakan CA T1A.

Elektronik: pengendali tegangan, arus tabung, pewaktu, sensor temperatur


tabung, interlock. Perangkat lunak pendukung dalam meraneang bagian
elektronika menggunakan Proteus.

5
Perangkat lunak: graphical user interface (GUI), embedded system.

1. Bagian Elektromekanik

Untuk mekanik mamografi memenuhi beberapa persyaratan :

a. Stand harus mampu dan kuat menyangga beban/berat dari C-arm


tersebut.
b. Stand harus stabil dan setimbang baik saat C-arm diam maupun
saat bergerak.
c. C-arm mampu berotasi ±180o menyesuaikan posisi pemeriksaan
CranioCaudal(CC) maupun MedioLateral Oblique(MLO) [7].
d. C-arm mampu bergerak vertikal mengikuti tinggi pasien di
Indonesia dengan jangkauan pergerakan 100 em - 170 em.
e. Stand dan C-arm bisa menyesuaikan posisi jika pasiennya
menggunakan kursi roda.
f. Konsul selain mampu melindungi modul elektronik yang ada
didalamnya, juga harus mempertimbangkan faktor ergonomi
operator saat mengoperasikan pesawat.
g. Shielding operator mampu melindungi operator terhadap
paparan sinar-X. namun tidak menghalangi sudut pandang terhadap
pasien dan sekitarnya.
h. Pasien dan operator terlindungi dari potensi kejutan listrik.
i. Catu daya kelistrikan dilengkapi dengan proteksi terhadap beban
lebih (overload protection).
j. Penggunaan material/bahan mekanik harus sesuai untuk medis.

2. Bagian Elektronika

Untuk elektronika mempunyai beberapa persyaratan :

a. Tegangan catu jala-jala (single phase) minimal 180 Vac dan


maksimal 240 Vac pad a frekuensi kerja 50 Hz.
b. Modul tegangan tingginya mampu menyediakan tegangan
sebesar :::;35 KVp yang dapat diatur sesuai keperluan.
c. Modul tegangan tinggi harus stabil, aman dari arus kebocoran
dan arus pendek (short circuit protection).
d. Kabel untuk tegangan tinggi menggunakan jenis kabel tegangan
tinggi (high tension cable).
e. Kemampuan arus tabung hingga 30 mA untuk focal spot kecil
::::0,1 - 0,3 mm

6
f. Pewaktu bisa diatur minimal 0,4 detik sampai dengan maksimal
2 detik.
g. Adanya sensor temperatur tabung untuk memperpanjang waktu
pakai tabung sinar-X.
h. Adanya modul interlock dan emergency untuk keamanan bagi
pasien dan operator.
i. Adanya lampu indikator saat sedang pesawat mamografi sedang
bekerja dan saat situasi emergensi.

3. Bagian Perangkat Lunak

a. Perangkat lunak graphical user interface (GUI) mampu


merekam, menyimpan dan mengolah hasil/citra digital 2 dimensi.
b. Perangkat lunak mampu menyimpan data hasil pemeriksaan
pasien secara valid.
c. Perangkat lunak embedded system mampu mengendalikan
modul elektronik secara aman dan akurat.
d. GUI harus mudah dioperasikan oleh operator dan informatif.

D. Hasil dan Pembahasan

Hasil perancangan pesawat sinar-X mamografi yang meliputi elektronik,


elektromekanik dan perangkat lunak.

1. Bagian Elektronika

a. Pengendali Tegangan Tinggi

Rangkaian pengendali tegangan tinggi berfungsi mengatur tegangan


kerja tabung sinar-X sesuai dengan kebutuhan. Oalam pesawat mamografi
tegangan tinggi mempunyai pengaruh pada energi sinar-X yang dihasilkan,
besarnya energi sinar-X berpengaruh terhadap daya tembus/penetrasi sinar-X
terhadap obyek payudara. Rangkaian ini menggunakan ATmega8 sebagai
pengendali tegangan tinggi yang dilengkapi dengan rangkaian umpan balik, agar
besarnya setting tegangan tinggi sesuai yang diinginkan, sedangkan sistem
pengaturannya menggunakan teknik pulse wave modulation (PWM). Nantinya
pilihan tegangan tinggi untuk mamografi mempunyai interval 20 - 34 KVp.

7
b. Pengatur Arus Tabung

Rangkaian pengatur arus tabung berfungsi mengatur besarnya arus tabung


sinar-X sesuai dengan kebutuhan. Pad a tabung mamografi, filament katoda jarak
ke anodanya lebih dekat dibandingkan dengan tabung sinar-X biasa, sehingga saat
beroperasi temperatur tabung bisa jauh lebih rendah.

Pada mamografi arus tabung adalah fungsi dari pad a arus fila men, karena
untuk mengatur arus tabung pad a nilai tertentu, harus dengan mengubah arus
filamen. Rangkaian ini menggunakan ATmega8 sebagai pemilih arus sesuai
kebutuhan. Nantinya pilihan untuk arus tabung dibuat menjadi 15mA, 20mA,
25mA dan 30mA.

c. Pengatur Waktu

Pengaturan waktu exposure berfungsi memberikan waktu bagi sinar-X


untuk mencapai atau penetrasi terhadap obyek sehingga bisa menghasilkan citra
yang tajam. Waktu exposure yang terlalu lama bisa membuat gambar tidak tajam
akibat pergerakan obyek, sebaliknya jika waktunya terlalu singkat, sinar-X belum
mencapai atau penetrasi sehingga citra obyek yang dihasilkan cenderung
gelap/kurang kontras. Biasanya waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh mamografi
berkisar 1- 2 detik. Rangkaian ini menggunakan mikrokontroller ATmega 16,
karena selain sebagai pengatur waktu juga bertindak sebagai pusat pengatur dan
mengkoordinir keseluruhan input ouput sistem elektronika termasuk diantaranya
setting parameter dari GUI. Perangkat lunak yang tertanam di ATmega
(embedded system) mengatur seluruh perintah yang diterima ataupun dilakukan
modul elektronik, komunikasi antar mikrokontroler menggunakan jalur 12C.

8
2. Bagian Mekanik

a. C-arm

C-arm yang terdiri dari tube head, compression paddle dan detector
merupakan bagian mekanik yang langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga
faktor keamanan, kenyamanan menjadi perhatian. Tube head dengan
kolimatornya harus menjamin bahwa bagian obyek (payudara) saja yang terkena
sinar-X. Compression paddle harus diusahakan senyaman mungkin ketika
melakukan tekanan terhadap payudara, biasanya bahan paddlenya terbuat dari
polyethylene untuk medis. Detector yang digunakan harus sesuai dengan range
energi sinar-X mamografi dan area aktifnya biasanya ± 20x25 cm.

b. Konsul

Konsul sebagai tempat bekerja operator dalam mengatur dan


mengendalikan pengoperasian pesawat mamografi, juga menjadi wadah untuk
sebagian besar modul elektronik. Untuk melindungi operator dari papa ran sinar-
X, maka perhitungan tebal shielding serta ketersediaannya di pasaran adalah 7
mm kaea Pb atau setara 1,1 mm Pb [8]. Peraneangan konsul mempertimbangkan
ergonomi, mobilitas dan sudut pandang operator saat bekerja, juga volume dan
tata letak modul elektronik. Sebagai tindakan keamanan dan keselamatan bagi
operator dan pasien. Dengan dimensi konsul tinggi ± 80 em, lebar ± 65 em
merupakan ukuran yang optimal bagi rata-rata operator Indonesia agar nyaman
saat mengoperasikan pesawat mamografi.

c. Bagian Perangkat Lunak

Graphical user interface (GUI) sebagai salah satu media operator


dalam mengatur dan mengendalikan pesawat mamografi, berfungsi memasukkan
parameter-paramater saat pemeriksaan, menyimpan dan mengolah data pasien
hasil pemeriksaan. Sedangkan embeddedsystemnya ditanam pada mikrokontroler
pengendali tegangan tinggi, pemilih arus tabung dan pengatur waktu.

9
BAB III

PAPARAN KASUS

Kankerpayudaraadalahsuatupenyakit yang paling


banyakditemuipadawanita Indonesia setelahkankerleherrahim
(serviks).Yuniwatimendapatibahwakankerpayudaramenempatiurutanpertamapeny
ebabkematianutamapadaperempuan.Kematianakibatpenyakitkankerinididukung
juga oleh data WHO yang mengestimasikanbahwa 84 juta orang
meninggaldalamrentangwaktu 2005–2015
dankankerpayudaramenempatiurutankelimapenyebabkematianduniaselainkankerp
aru-paru, kankerususbesar, kankerhati, dankankerserviks.

Kasuskankerpayudara di Indonesia terjadipadaangkakejadian 26 per


100.000 perempuan, disusulkankerleherrahimdengan 16 per 100.000
perempuan.Berdasarkan data SistemInformasiRumahSakit (ISRS) tahun 2007,
kankerpayudaramenempatiurutanpertamapadapasienrawatinap di
seluruhrumahsakit di Indonesia (16,85%) [2].
Deteksidiniterhadapkankerpayudaramerupakanlangkahawal yang
dapatdilakukanolehseorangwanitadalamupayapencegahan,
sehinggajikaseseorangdidiagnosiskankerpayudarasejakawalmakadapatdilakukanp
engobatansecaracepatdantepat. Diagnosis
awalmerupakansuatuupayamitigasidalammencegahpenyakitkankerpayudara.

Salah satuinstrumen yang digunakanadalahpesawatsinar-X


mamografi.Pesawatinimerupakansuatualat yang paling
efektifuntukpemeriksaankankerpayudara.Disampingmanfaatdaripesawatsinar X
Mammografi, alattersebut juga
dapatmemberikandampaknegatifterhadaptubuhkarenakeluaranradiasi yang
dihasilkandarimamografijikaterlalubesarakanmemberikandampakradiasi yang
berbahayapada organ disekitarpayudara. Mammografiberoperasipadategangan
yang berkisarantara 25–35
kVp.sehinggakeluaranradiasinyaharusmemenuhistandarkeselamatan yang
telahditetapkanoleh International Comitte Radiation Protection (ICRP).

Upayamencegahpaparanradiasi yang
berlebihpadapasiendapatdilakukandenganmelakukanujikendalikualitas (Quality
Control) padaperalatanmamografi.Ujikendalikualitaspadapesawatsinar-X
mammografiberfungsiuntukmenjagakualitaskeluaran yang sesuaidengan yang
direncanakan.Parameter-parameter yang
berhubungandengankeluaranradiasiadalahbesarnyaarusdantegangantabung yang
diberikan agar tetapkonstandansesuaistandar yang telahdirekomendasikan.

10
Telahdilakukanbeberapapenelitianmengenaikendalikualitaspesawatsinar
X, salahsatunyaadalahpengujiankendalikualitaspesawatsinar X
padamesindiagnostikpesawatsinar X
denganmengamatikendalikualitasmelaluipengamatankesesuaianparameter
pengukuranpesawatsinar-X
yaitunilaiteganganmasukanterhadaptegangankeluarandaripesawatsinar-X. Bureau
of Radiological Health, dikatakanoleh The Joint Commission on the Acreditation
of Hospital (JCHA) bahwasalahsatutanggungjawabpelayanan unit
radiologiadalahmenjagakendalikualitas yang
bertujuanmeminimalisirfaktorpengulangancitraradiografidanmemaksimalkankuali
tascitraradiografi. sehinggakeluaranradiasinantitidakberbahaya.

Salah satuupayadalammengendalikan parameter-parameter


pengukuranpesawatmammografiadalahdenganmelakukanpengendaliankualitasdan
intensitasradiasi.Intensitasradiasisinar-X
radiologidiagnostikberbandinglurusdenganarustabung (mAs),
sedangkankualitassinar-X berhubungandenganenergisinar-X yang
tergantungpadategangantabung (kVp).
Jikaintensitasradiasidanarustabungmendekatisatu, makalinearitas
(koefisienlinearitas) padapesawatsinar-X akanmeningkat.

Pemberian filter disalahsatusisimengakibatkanpengurangankuantitassinar-


X dandisisilainnyaterjadipenguatankualitassinar-X. Energiataukualitassinar-X
yang meningkatakanmeningkatkandayapenetrasinya,
sehinggaprinsipdayapenetrasiinilah yang digunakansebagaibesarankualitassinar-X
dannormalisasienergisinar-X kontinu. Nilaikualitassinar-X
dinyatakandalambesaran Half Value Layer (HVL)
biasanyadengansatuanmmAl.Jadi HVL adalahbesarnyaketebalan filter
(aluminum) yang dapatmengurangiintensitasradiasisinar-X
padapengaturanpesawattertentumenjadiseparuhnya. HVL menjadibesaran yang
umumdipakaiuntukmenilaikualitasberkassinar-X kontinu.Padatulisanini kami
melaporkanhasilpengujiankendalikualitasterhadapperalatandiagnostikmammografi
padasalahsaturumahsakit di Aceh
denganmenggunakanseperangkatalatujikendalikualitas.

11
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari penjelasandiatasdapatdisimpulkanbahwa:
Mammografiadalahpesawatradiografi yang menggunakantabungsinar x
dosisrendahdengananodanyaberbahan rhodium atau molybdenum yang
berfungsiuntukmendiagnosa tumor ataukanker yang beradapadajaringanpayudara.

Pada penelitian ini telah dihasilkan rancangan pesawat sinar-X mamografi yaitu:

a. Elektromekanik: C-arm (kepala tabung, compression paddle dan pemegang


detektor), stand (pemegang C-arm), konsul dan shielding operator.

b. Elektronik: pengendali tegangan, arus tabung, pewaktu.

c. Perangkat lunak: graphical user interface (GU/). Dalam proses


perancangannya menggunakan beberapa perangkat lunak aplikasi sesuai
peruntukannya.

2. Saran

Denganmakalahinipenyususnberharap agar
pembacamenjadikanmakalahinisebagaipemicuuntukmencaritahulebihbanyaktenta
ngteknikpesawatkonvensionaldan imaging,
sehinggaakanbergunasebagaisumberinformasidanpengetahuandalambidang

diagnostic danterapi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budi Santoso, Perekayasaan Pesawat Sinar-X Mamografi, Proposal Usulan


Kegiatan, PRPN,2013

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI,


Seminar Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia 2013
Available: http://www.depkes.qo.id/diakses 18 Oktober 2013

Jurnal : filsse:///C:/Users/User/Downloads/Budi_166.pdf

13

You might also like