Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang berhubungan
dengan kerusakan pada arteri koroner seperti angina pectoris dan
infark miokard yang disebut dengan acute coronary sindrom. Istilah
acute coronary biasanya digunakan untuk menggambarkan gejala
klinis pada pasien dengan iskemia miokard akut. Istilah angina
berasal dari bahasa latin yang artinya tersumbat. Angina pectoris
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri dada
atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari. (Morton.
2009)
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai
dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada
depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan
kata lain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya
diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Barbara C
Long, 2006).
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh nomor tiga.
Jantung adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya
organ tubuh ini memompa ± 16.000 liter darah keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. Walaupun relative kecil,
namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari
sprint atau otot petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim
wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih
seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan
berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu
ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran-anjuran bukan berati
kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang
belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu
(Barbara C. Long, 2006).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan
kerugian yang ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan
penatalaksanaan yang lebih komperehensif. Tetapi angina pectoris
stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark
miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup
serta mengurangi gejala dengan harapan meningkatnya kualitas
hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk
menderita suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara
noninvasive maupun invasive untuk memastikan diagnose serta
menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris stabil
dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan
terpi standar, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila
penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan
dalam penatalaksanaannya. (Departemen ilmu penyakit dalam
fakultas kedokteran universitas Indonesia, 2006 ).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
penyakit angina pectoris dan memahami tentang asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan penyakit
angina pectoris.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian angina pektoris
b. Menjelaskan tentang etiologi angina pektoris
c. Menyebutkan tentang klasifikasi angina pektoris
d. Membahas tentang patofisiologi angina pektoris
e. Menyebutkan manifestasi angina pectoris
f. Menyebutkan penatalaksanaan angina pectoris
g. Menjelaskan konsep kebutuhan dasar gangguan rasa
nyaman
C. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,
penulis menggunakan metode referensi dari buku dan mendapatkan
data dari catatan medis pasien serta data tambahan dari pasien.
Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari
internet.
D. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini. Bab 1 pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika
penulisan. Bab 2 konsep dasar yang berisi pengertian, etiologi atau
prediposisi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik,
penatalaksanaan angina pectoris dan konsep kebutuhan dasar
gangguan rasa nyaman. Bab 3 yang berisi resume asuhan
keperawatan. Dan bab 4 berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DASAR
a. Angina Stabil
1) Rasa tidak nyaman sering menyebar ke leher, bahu dan
punggung.
2) Sesak pada saat beraktifitas, kelelahan
3) Merasa tidak nyaman pada sternum seperti rasa tertekan
b. Angina tidak stabil
1) Ciri khas ketidaknyamanan di dada pada angina ini
berupa: nyeri dada retrosternal atau percordial yang
tertekan, sering menyebar ke leher, lengan kiri, dan bahu.
2) Mual, muntah, palpitasi dan sesak napas
3) Gejala terjadi pada saat istirahat atau pada saaat
beraktifitas ringan
c. Angina Varians
Ketidaknyamanan retrosternal mungkin menyebar ke lengan,
leher atau rahang biasanya terjadi pada saat istirahat, sering
terjadi pada waktu pagi hari.
6. Penatalaksanaan Angina Pectoris
Menurut Sudoyo, Aru W (2009), penatalaksanaan yang sering di
lakukan adalah :
a. Istirahat
b. Terapi oksigen
c. Tindakan revaskularisasi pembulh koroner
d. Startifikasi resiko
e. Medikamentosa 1218 harrison
f. Obat anti iskemia
g. Nitrat (nitrigliserin atau isosorbid dinitrat)
h. Penyekat beta
i. Antagonis kalsium
j. Obat antiagregasi trombosit
k. Aspirin
l. Triklopidin
m. Klopidogrel
Penatalaksanaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang
1) EKG
EKG merekam adanya nyeri mungkin disebabkan iskemia
dengan menggambarkan tanda ST elevasi atau depresi.
Rekaman EKG selama episode nyeri memberi kesan
adanya kekakuan arteri koroner dan meluasnya otot
jantung menandakan adanya atau terjadinya iskemia.
2) Latihan EKG
Selama stress tes, pasien berlatih dengan treadmill atau
sepeda yang tidak berjalan sampai mencapai 85% dari
frekuensi jantung. EKG atau vital sign mungkin
mengindikasikan adanya iskemia
3) EBCT (Electron Beam Computed Temography)
Tindakan non invasive ini memungkinkan mendeteksi
jumlah dari kalsium dalam arteri koroner. Karena
klasifikasi terjadi dengan adanya pembentukan dari plak
aterosklerosis dikoroner. Tingginya nilai kalsium koroner
mempunyai hubungan dengan penyakit sumbatan koroner.
4) Koroner Angiography
Angiography merupakan tes atau pemeriksaan diagnostic
yang paling akurat dalam menegakkan diagnose adanya
sumbatan pada arteri koroner karena adanya
aterosklerosis.
5) Foto Thoraks
Foto thorak adalah teknik yang mudah untuk melihat atau
mendeteksi adanya cardiomegaly dan penyebab nyeri dada
yang bukan pada bagian jantung (misalnya; pleuritis atau
pneumonia).
b. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breath) : Dyspnea
2) B2 (Blood) : Palpitasi
3) B3 (Brain) : normal, biasanya ditemukan pusing
4) B4 (Bladder) : normal
5) B5 (Bowel) : Obesitas, biasa ditemukan mual dan
muntah
6) B6 (Bone) : normal
2. Pathways Keperawatan
A. Pengkajian Fokus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 27 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Semarang
Tgl masuk RS / Pusk : 30-06-2018
Tgl pengkajian : 3-07-2018
Dignosa medis : Angina Pectoris
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. P
Umur : 23 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Semarang
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di dada sampai ke perut.
2. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dirasakan pada saat pasien bangun tidur jam 05.00. Nyeri
seperti di tekan dan ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang
setelah istirahat dan dirasakan lagi apabila mulai beraktifitas. Nyeri
menjalar keseluruh dada dan perut.
3. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya pasien mengatakan menderita penyakit nyeri dada
sudah 5 bulan yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan ibu menderita penyakit nyeri dada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : Komposmentis
Vital sign : TD 140/90 mmHg; Suhu 37,5ºC; Nadi 92 x/menit;
RR 24 x/menit
2. Kulit
a. Kulit pucat& lembab berkeringat
b. Lesi (-), tanda peradangan (-)
3. Kepala
a. Bentuk kepala simetris.
b. Warna rambut hitam pekat.
c. Distribusi rambut merata.
d. Tidak terdapat adanya benjolan.
4. Pengelihatan
a. Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
b. Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
c. Sklera mata keruh, tidak ikterik.
d. Reaksi pupil terhadap cahaya (+).
5. Penciuman dan hidung
a. Bentuk hidung simetris.
b. Pernafasan cuping hidung (+).
c. Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung.
6. Pendengaran dan telinga
a. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan.
b. Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
c. Pendengaran berfungsi baik.
7. Mulut
a. Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
b. Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
c. Warna lidah merah muda.
d. Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang & caries gigi.
8. Leher
a. Bentuk leher dextra dan sinistra simetris.
b. Terdapat peningkatan jugularis vena preassure.
c. Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid.
d. Tidak ada batasan gerak leher
9. Dada/ pernapasan/ sirkulasi
a. Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
b. Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan ditekan, nyeri
menjalar keseluruh regio dada.
c. Nafas sesak .
10. Abdomen
a. Bentuk simetris, ascites (-).
b. Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.
c. Bunyi tympani (+), ascites (-).
d. Terdengar suara bising usus.
11. Ekstremitas atas dan bawah
a. Akral hangat.
b. Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang infus .
c. Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, pertumbuhan kuku
normal.
D. Kebutuhan Fisik, Psikologis, Sosial dan Spiritual
1. Aktivitas istirahat
a. Di Rumah : Aktifitas sehari-hari bekerja menjadi tukang parkir.
Istirahat malam ± 6 jam.
b. Di RS : pola istirahat siang ± 1 jam saja. Dan
istirahat malam ± 6 jam. Pasien sering terbangun tengah malam.
2. Personal hygiene
a. Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 3 – 4 x
seminggu.
b. Ganti baju 2 x sehari.
c. Sanitasi air bersih dari sumur.
d. Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya diseka saja.
3. Nutrisi
a. Makan 3 x sehari, dengan porsi 1 - 1½ piring + sayur dan lauk.
b. Pasien suka minum kopi.
c. Sejak masuk rs makan minum lancar
4. Eliminasi
a. Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
b. Pola BAK 4 – 6 x sehari.
c. Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi.
d. Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian ) pasien
lancar BAB dan BAK
5. Seksualitas
Pasien mengatakan seminggu sekali
6. Psikososial
Pasien ramah dan komunikatif terhadap perawat
7. Spiritual
A. Pasien beragama Islam.
b. Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat meskipun
dalam keadaan nyeri seperti ini.
E. Prosedur Diagnostik dan Pengobatan
1. Laboraorium
2. Photo thorax
Hasil : Bronkitis
3. USG abdomen
Hasil : Tidak ada kelainan
4. Pengobatan
a. Infus RL – D 5 % 1 : 1 16 tts / mt.
b. Diltiazin 3 x 1 tab
c. Strokain 3 x 1 tab
d. Ulsikur inj 3 x 1 amp / IV.
F. Analisa Data
Data Subyektif :
Pasien mengatakan rasa nyeri berulang.
vasokontriksi
jantung ke kurangan O2
Nyeri
cemas Diperlukan
pengetahuan
tinggi
Kurang
pengetahuan
bd deficit
knoeledge
H. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
N HARI & KEPERAWAT
RASIONALIS IMPLEMENTASI
O TANGGAL AN TUJUAN TINDAKAN
ASI
3. Tinggikan3. 3. 3. 3. Menganjurkan
kepala tempat Memudahkan pasien untuk
tidur bila pasien pertukaran mengatur posisi
nafas pendek. gas untuk meninggikan
menurunkan kepala saat terjadi
hipoksia dan nafas pendek.
2 nafas pendek
berulang.
1. 1.
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa
tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang
berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai
terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan
sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa
terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak
tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi
dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri.
Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan.
Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada
saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia
miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil
(angina prainfark, angina kresendo), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak
adekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang di akibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner. Tidak
diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa
tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan
akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium
dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No
atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
relative.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang
penyakit angina pecctoris dan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan angina pectoris. Semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoelah Noor, 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Pustaka.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing.
http://intanprasetyowati.blogspot.com/2015/09/makalah-osteoporosis-
kelompok-5.html di akses 16 juli 2018