You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ANGINA PECTORIS

DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN


DI RUANG NAKULA 3 RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG

Disusun oleh :

GESTA AYU CIPATINGRUM G2A015033


AISYAH JUNDINA AZ-ZAHRA G2A010534
NOVERIO PRADANA PUTRA G2A015035
YOGI ADAM PRATAMA G2A015037
REZZA ALLFGHIFARI HADI G2A015038
NAILUN NIJMA ZAHIROH G2A015040

PROGRAM STUDI NERS (TAHAP AKADEMIK)


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit arteri koroner adalah penyakit yang berhubungan
dengan kerusakan pada arteri koroner seperti angina pectoris dan
infark miokard yang disebut dengan acute coronary sindrom. Istilah
acute coronary biasanya digunakan untuk menggambarkan gejala
klinis pada pasien dengan iskemia miokard akut. Istilah angina
berasal dari bahasa latin yang artinya tersumbat. Angina pectoris
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri dada
atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari. (Morton.
2009)
Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai
dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada
depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan
kata lain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya
diakibatkan oleh penyakit aterosklerotik dan hampir selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Barbara C
Long, 2006).
Di Indonesia penyakit jantung adalah pembunuh nomor tiga.
Jantung adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya
organ tubuh ini memompa ± 16.000 liter darah keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah sekitar 90.000 km. Walaupun relative kecil,
namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari
sprint atau otot petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim
wanita yang bekerja siang dan malam selama 70 tahun atau lebih
seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang akan
berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu
ditekankan bahwa dengan mengikuti anjuran-anjuran bukan berati
kita akan kebal terhadap penyakit jantung, sebab sampai sekarang
belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu
(Barbara C. Long, 2006).
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pectoris dan
kerugian yang ditimbulkan terutama secara ekonomi, diperlukan
penatalaksanaan yang lebih komperehensif. Tetapi angina pectoris
stabil terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infark
miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup
serta mengurangi gejala dengan harapan meningkatnya kualitas
hidup. Pada penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untuk
menderita suatu penyakit jantung koroner perlu dilakukan tes secara
noninvasive maupun invasive untuk memastikan diagnose serta
menentukan sertifikasi resiko. Penderita angina pectoris stabil
dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan
terpi standar, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila
penderita memang menghendaki. Walaupun telah banyak kemajuan
dalam penatalaksanaannya. (Departemen ilmu penyakit dalam
fakultas kedokteran universitas Indonesia, 2006 ).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
penyakit angina pectoris dan memahami tentang asuhan
keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan penyakit
angina pectoris.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian angina pektoris
b. Menjelaskan tentang etiologi angina pektoris
c. Menyebutkan tentang klasifikasi angina pektoris
d. Membahas tentang patofisiologi angina pektoris
e. Menyebutkan manifestasi angina pectoris
f. Menyebutkan penatalaksanaan angina pectoris
g. Menjelaskan konsep kebutuhan dasar gangguan rasa
nyaman
C. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,
penulis menggunakan metode referensi dari buku dan mendapatkan
data dari catatan medis pasien serta data tambahan dari pasien.
Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari
internet.

D. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini. Bab 1 pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika
penulisan. Bab 2 konsep dasar yang berisi pengertian, etiologi atau
prediposisi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik,
penatalaksanaan angina pectoris dan konsep kebutuhan dasar
gangguan rasa nyaman. Bab 3 yang berisi resume asuhan
keperawatan. Dan bab 4 berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Penyakit Angina Pectoris


1. Pengertian Angina Pectoris
Angina Pectoris adalah perasaan tercekik di dada. Angina
pectoris juga merupakan istilah yang umum digunakan dalam
kesehatan untuk menggambarkan rasa dari nyeri dada yang
disebabkan oleh iskemia miokard. (Perrin, 2009). Istilah angina
berasal dari bahasa latin yang artinya tersumbat. Angina pectoris
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri dada
atau ketidaknyamanan akibat penyakit arteri koronari. (Morton.
2009).
Angina pectoris memiliki arti nyeri dada intermiten yang
disebabkan oleh iskemia miokardium yang refersibel dan
sementara (Robbins, 2007). Angina pectoris adalah nyeri hebat
berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai
oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri bisa
menyebar dilengan kiri ke punggung, ke rahang atau ke daerah
abdomen (Corwin, 2009). Jadi berdasarkan pengertian di atas,
dapat disimpulkan angina pectoris adalah nyeri hebat yang
menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah
abdomen dan terjadi sebagai akibat suplai oksigen yang tidak
adekuat ke sel-sel miokardium.
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan
rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya
yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi
tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali
digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng,
rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak
enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah
retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu,
punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga
menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat
berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas yang
disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard
(Sjaifoelah Noor, 2010).

2. Etiologi / Predisposisi Angina Pectoris


Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis,
spasme pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin,
makan makanan berat dan stress. Karen hal ini kelanjutan dari
stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomiopati
tanpa disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan tubuh metabolic,
takikardi paroksimal (Barbara C Long, 2006).
Penyebab lainnya adalah spasme arteri koroner. Penyempitan
dari lumen pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam
dinding pembuluh darah koroner dapat mengiringi terjadinya
iskemik actual/ perluasan dari infark miokard. Sedangkan
penyebab lain dari asteroskterosis yang dapat mempengaruhi
diameter lumen pembuluh darah koroner dapat berhubungan
dengan obnormalitas sirkulasi (Udjianti, 2010 ).

3. Klasifikasi Angina Pectoris


Adapun klasifikasi angina pectoris (Kumar, 2007) adalah
a. Angina pektoris stabil kronis / tipikal : Mengacu pada nyeri
dada episodik saat pasien berolahraga atau mengalami bentuk
stress lainnya. Angina pektoris stabil biasanya disebabkan
oleh penyempitan ateroskelrotik tetap (biasanya 75% atau
lebih) satu atau lebih arteri koronaria.
b. Angina varian (Prinzmeta l): Rasa tidak enak pada dada,
terjadi pada saat istirahat atau membangunkan pasien tidur.
Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari koronaria
epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri
koronaria arterosklerotik dalam kasus vasospasme terjadi
dekat lesi stenotik.
c. Angina pektoris tidak stabil : Angina pektoris tidak stabil
dapat dicetuskan oleh suatu keadaan ekstrinsik terhadap
lapisan vaskular koroner yang memperhebat iskemia
miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres
emosional atau hipoksemi, dan dapat juga setelah infark
miokardial spasme segmental disekitar bercak (plaque
arterosklerotik) juga dapat memainkan suatu peranan dalam
perkembangan angina yang tidak stabil. Pasien dapat
dikatakan Angina pektoris tidak stabil :
1) Pasien dengan angina yang baru mulai (< 2 bu lan) yang
hebat atau sering (> atau = 3 episoda tiap hari).
2) Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis
yang mengembangkan angina secara nyata lebih sering,
hebat, dan berkepanjangan.

4. Patofisiologi Angina Pectoris


Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya
iskemia miokard. Karena suplai darah dan oksigen ke miokard
berkurang yang disebabkan karena penyempita pembuluh darah
koroner karena proses ateroeklerosis. Walaupun kebutuhan
suplai darah berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan
miokard pada waktu istirahat. Oleh karena itu sakit dada angina
timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas fisik, misalnya
sedang berjalan cepat atau berjalan mendaki (Soeparman, 2001 ;
1082)
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai
dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan
didada depan. Penyebabnya diperkirakan berkurangnya aliran
darah koroner yang menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak
adekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan jantung
meningkat.Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung
ateros klerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan
arteri koroner utama. (Smeltzer, 2009: 779).

5. Manifestasi Klinis Angina Pectoris


Gejalanya (Syaufuddin, 2006) adalah sakit dada sentral atau
restrosentral yang dapat menyebar kesalah satu atau kedua
tangan, leher atau punggung. Sakit sering timbul pada kegiatan
fisik maupun emosi atau dapat timbul spontan waktu istirahat.
Menurut Kumar 2007 manifestasi klinis angina pectoris yaitu

a. Angina Stabil
1) Rasa tidak nyaman sering menyebar ke leher, bahu dan
punggung.
2) Sesak pada saat beraktifitas, kelelahan
3) Merasa tidak nyaman pada sternum seperti rasa tertekan
b. Angina tidak stabil
1) Ciri khas ketidaknyamanan di dada pada angina ini
berupa: nyeri dada retrosternal atau percordial yang
tertekan, sering menyebar ke leher, lengan kiri, dan bahu.
2) Mual, muntah, palpitasi dan sesak napas
3) Gejala terjadi pada saat istirahat atau pada saaat
beraktifitas ringan
c. Angina Varians
Ketidaknyamanan retrosternal mungkin menyebar ke lengan,
leher atau rahang biasanya terjadi pada saat istirahat, sering
terjadi pada waktu pagi hari.
6. Penatalaksanaan Angina Pectoris
Menurut Sudoyo, Aru W (2009), penatalaksanaan yang sering di
lakukan adalah :
a. Istirahat
b. Terapi oksigen
c. Tindakan revaskularisasi pembulh koroner
d. Startifikasi resiko
e. Medikamentosa 1218 harrison
f. Obat anti iskemia
g. Nitrat (nitrigliserin atau isosorbid dinitrat)
h. Penyekat beta
i. Antagonis kalsium
j. Obat antiagregasi trombosit
k. Aspirin
l. Triklopidin
m. Klopidogrel
Penatalaksanaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang
1) EKG
EKG merekam adanya nyeri mungkin disebabkan iskemia
dengan menggambarkan tanda ST elevasi atau depresi.
Rekaman EKG selama episode nyeri memberi kesan
adanya kekakuan arteri koroner dan meluasnya otot
jantung menandakan adanya atau terjadinya iskemia.
2) Latihan EKG
Selama stress tes, pasien berlatih dengan treadmill atau
sepeda yang tidak berjalan sampai mencapai 85% dari
frekuensi jantung. EKG atau vital sign mungkin
mengindikasikan adanya iskemia
3) EBCT (Electron Beam Computed Temography)
Tindakan non invasive ini memungkinkan mendeteksi
jumlah dari kalsium dalam arteri koroner. Karena
klasifikasi terjadi dengan adanya pembentukan dari plak
aterosklerosis dikoroner. Tingginya nilai kalsium koroner
mempunyai hubungan dengan penyakit sumbatan koroner.
4) Koroner Angiography
Angiography merupakan tes atau pemeriksaan diagnostic
yang paling akurat dalam menegakkan diagnose adanya
sumbatan pada arteri koroner karena adanya
aterosklerosis.
5) Foto Thoraks
Foto thorak adalah teknik yang mudah untuk melihat atau
mendeteksi adanya cardiomegaly dan penyebab nyeri dada
yang bukan pada bagian jantung (misalnya; pleuritis atau
pneumonia).

B. Konsep Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman


1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit sekerang
4) Riwayat kesehatan masa lalu
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Riwayat psikososial

Pengumpulan informasi diperlukan untuk mengetahui seluruh


aktivitas pasien, terutama yang beresiko mengalami serangan
jantung atau angina pectoris. Tanyakan mengenai :

1) Kapan biasanya terjadi serangan? Setelah melakukan


aktivitas tertentu?
2) Bagaimana gambaran nyeri yang dirasakan?
3) Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
4) Berapa lama nyeri tersebut berlangsung dalam beberapa
detik? Menit? Jam?
5) Apakah kualitas nyeri menetap dan terus-menerus?
6) Apakah rasa tidak nyaman disertai rasa mual, sakit kepala,
palpitasi dan napas pendek?
7) Bagaimana nyeri berkurang?

b. Pemeriksaan Fisik

1) B1 (Breath) : Dyspnea
2) B2 (Blood) : Palpitasi
3) B3 (Brain) : normal, biasanya ditemukan pusing
4) B4 (Bladder) : normal
5) B5 (Bowel) : Obesitas, biasa ditemukan mual dan
muntah
6) B6 (Bone) : normal
2. Pathways Keperawatan

Angina Pectoris adalah perasaan tercekik di dada. Angina


pectoris juga merupakan istilah yang umum digunakan dalam
kesehatan untuk menggambarkan rasa dari nyeri dada yang
disebabkan oleh iskemia miokard. (Perrin, 2009).
3. Diagnosa Keperawatan Angina Pectoris
a. Nyeri akut berhubungan dengan ateroskelorosis atau spasme
koroner
b. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dan kebutuhan
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakpahaman
proses dan pengobatan penyakit
d. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi
konduksi listrik
e. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

4. Fokus Intervensi dan Rasional

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan hasil (NOC) (NIC)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Instruksikan pasien 1. NTG mempunyai
berhubungan tindakan keperawatan untuk pemberian NTG efek sebagai
dengan selama ….x 24 jam sublingual. Pada saat vasodilator, yang
ateroskelorosis nyeri terkontrol, pemberian NTG minta menyebabkan aliran
atau spasme dengan kriteria hasil : pasien untuk duduk dan darah ke miokardium
koroner 1. Pasien melaporkan berbaring. lebih terpenuhi,
ketidaknyamanan sehingga nyeri dada
mulai berkurang. pun berkurang.
2. Pasien tampak
rileks dan nyaman. 2. Monitor karakteristik 2. Ketidaknyamanan
nyeri; kualitas, lokasi, dari angina sering
skala, dan durasi nyeri. susah dijelaskan oleh
pasien.

3. Instruksikan pasien 3. Menurunkan


untuk rileks dan kebutuhan oksigen
istirahat. myocard sehingga
mengembalikan
keseimbangan antara
suplai oksigen dan
kebutuhan.

4. Kolaborasi pemberian 4. Meningkatkan


oksigen saturasi oksigen
sehingga arteri
membawa lebih
banyak oksigen ke
otot jantung dan
mengurangi suplai
oksigen dan
kebutuhan yang tidak
seimbang.

5. Monitor tanda-tanda 5. Tekanan darah dan


vital selama nyeri dada. nadi biasanya
meningkat setelah
rangsangan simpatik
selama nyeri.
Bagaimanapun mitral
menyebabkan
vasodilatasi dan hasil
tekanan darah dapat
turun atau drop.

6. Menilai gambaran EKG 6. Perbedaan antara


untuk melihat perubahan angina dan IM sangat
segmen ST dan penting dalam
gelombang T. membuat
implementasi
intervensi yang tepat.

2. Intoleran aktifitas Setelah dilakukan 1. Menganjurkan 1. Istirahat aktifitas


berhubungan tindakan keperawatan istirahat diantara menyediakan waktu
dengan selama ….x 24 jam aktifitas. untuk menyimpan
ketidakseimbangan diharapkan dapat energy dan
antara suplai beraktifitas secara pemulihan.
oksigen dan bertahap, dengan
kebutuhan kriteria hasil : 2. Ingatkan pasien 2. Beraktifitas dengan
1. Pasien dapat untuk tidak bekerja lengan dan bahu
beraktifitas dengan dapat meningkatkan
dengan tanpa menggunakan kebutuhan otot
adanya lengan dan bahu jantung.
gangguan dalam jangka waktu
iskemik. yang lama.
2. Pasien
mengatakan 3. Ingatkan pasien 3. Biasanya tubuh
aktifitas dengan untuk berobat secara mengatur pengobatan
pembatasan berlanjut (seperti setelah beberapa
energy dan beta blockers). minggu.
istirahat.
4. Menilai tekanan 4. Menyediakan
darah dan nadi informasi dasar
sebelum, selama, untuk menentukan
dan sesudah pembatasan aktifitas
aktifitas. dan lamanya terapi.

5. Menganjurkan untuk 5. Latihan yang rutin


melakukan latihan dapat meningkatkan
aerobic secara fungsi kapasitas
bertahap. jantung lebih efisien.

3. Kurang Setelah dilakukan 1. Menilai pengetahuan 1. Pemberian informasi


pengetahuan tindakan keperawatan sebelumnya tentang awal merupakan
berhubungan selama ….x24 jam penyebab angina, tahap pembelajaran.
dengan diharapkan pasien prsosedur diagnosa,
ketidakpahaman dapat mengetahui rencana pengobatan
proses dan tentang proses dan faktor resiko
pengobatan penyakit dan terjadinya penyakit
penyakit pengobatan, dengan arteri koroner.
kriteria hasil :
1. Pasien 2. Dorong untuk 2. Dapat menurunkan
menyatakan menghindari factor insiden episode
pemahaman resiko serangan iskemik.
tentang kondisi angina, seperti kerja
dan proses fisik, stress
penyakit, serta emosional.
pengobatan.
2. Pasien dapat 3. Diskusikan langkah 3. Menyiapkan pasien
berpartisipasi yang diambil jika untuk menghilangkan
dalam program terjadi serangan rasa takut pada
pengobatan. angina. pasien ketika tidak
3. Pasien dapat tahu apa yang harus
melakukan dilakukan bila terjadi
perubahan pola serangan.
hidup.
4. Dorong pasien untuk 4. Membiarkan pasien
menghitung nadi untuk
sendiri selama mengidentifikasi
beraktivitas. aktivitas yang dapat
dimodifikasi untuk
menghindari stress
jantung.
4. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Kaji tekanan darah, 1. Takikardi dapat
jantung tindakan keperawatan adanya sianosis dan terjadi karena nyeri,
berhubungan selama ….x 24 jam status pernapasan. cemas, hipoksemia,
dengan disfungsi diharapkan dan menurunnya
konduksi listrik peningkatan curah curah jantung.
jantung, dengan
kriteria hasil : 2. Mempertahankan 2. Menurunkan
1. Menunjukkan tirah baring pada kebutuhan oksigen
penurunan posisi nyaman dan menurunkan
curah jantung selama episode akut kerja jantung.
teratasi
dibuktikan 3. Berikan kesempatan 3. Penghematan energy
dengan kepada pasien untuk dan menurunkan
keefektifan istirahat yang kerja jantung.
pompa jantung, adekuat dan bantu
status sirkulasi dalam melakukan
dan perfusi ADL
jaringan.
2. Menunjukkan 4. Kolaborasi dengan 4. NTG mempunyai
status sirkulasi dokter untuk efek sebagai
dibuktikan pemberian obat anti vasodilator, yang
dengan tekanan aritmia, nitrogliserin menyebabkan aliran
darah dalam dan fasodilator untuk darah ke miokardium
batas normal, mempertahankan lebih terpenuhi,
bunyi napas kontraktilitas prelod sehingga nyeri dada
tambahan tidak dan afterlod. pun berkurang.
ada, distensi
vena jugularis 1. Pantau tanda dan
tidak ada.. gejala dari ansietas. 1. Perasaan yang tidak
diekspresikan dapat
menimbulkan
kekacauan internal.

5. Ansietas Setelah dilakukan 2. Berikan informasi 2. Menurunkan cemas


berhubungan tindakan keperawatan tentang penyakit dan dan takut terhadap
dengan ancaman selama ….x 24 jam prognosis pasien. diagnose dan
kematian diharapkan klien prognosis penyakit.
dalam keadaan rileks
dan tidak cemas, 3. Dorong pasien untuk 3. Membantu pasien
dengan kriteria hasil : mengekspresikan dalam mengurangi
1. Pasien dalam perasaan pada orang tingkat kecemasan.
tenang, tidak yang penting pada
ditemukan pasien.
adanya
palpitasi. 4. Membantu pasien
2. Pasien 4. Kolaborasi dengan untuk dapat rileks.
mengekspresika dokter pemberian
n perasaan yang obat (misalnya,
positif. sedative)
3. Pasien dapat
menunjukkan
koping dalam
memecahkan
masalah.
4. Pasien
melaporkan
cemas
berkurang atau
teratasi.
BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Fokus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 27 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Semarang
Tgl masuk RS / Pusk : 30-06-2018
Tgl pengkajian : 3-07-2018
Dignosa medis : Angina Pectoris
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. P
Umur : 23 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Semarang

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di dada sampai ke perut.
2. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dirasakan pada saat pasien bangun tidur jam 05.00. Nyeri
seperti di tekan dan ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang
setelah istirahat dan dirasakan lagi apabila mulai beraktifitas. Nyeri
menjalar keseluruh dada dan perut.
3. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya pasien mengatakan menderita penyakit nyeri dada
sudah 5 bulan yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan ibu menderita penyakit nyeri dada

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : Komposmentis
Vital sign : TD 140/90 mmHg; Suhu 37,5ºC; Nadi 92 x/menit;
RR 24 x/menit
2. Kulit
a. Kulit pucat& lembab berkeringat
b. Lesi (-), tanda peradangan (-)
3. Kepala
a. Bentuk kepala simetris.
b. Warna rambut hitam pekat.
c. Distribusi rambut merata.
d. Tidak terdapat adanya benjolan.
4. Pengelihatan
a. Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
b. Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
c. Sklera mata keruh, tidak ikterik.
d. Reaksi pupil terhadap cahaya (+).
5. Penciuman dan hidung
a. Bentuk hidung simetris.
b. Pernafasan cuping hidung (+).
c. Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung.
6. Pendengaran dan telinga
a. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan.
b. Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
c. Pendengaran berfungsi baik.
7. Mulut
a. Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
b. Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
c. Warna lidah merah muda.
d. Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang & caries gigi.
8. Leher
a. Bentuk leher dextra dan sinistra simetris.
b. Terdapat peningkatan jugularis vena preassure.
c. Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid.
d. Tidak ada batasan gerak leher
9. Dada/ pernapasan/ sirkulasi
a. Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
b. Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan ditekan, nyeri
menjalar keseluruh regio dada.
c. Nafas sesak .
10. Abdomen
a. Bentuk simetris, ascites (-).
b. Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.
c. Bunyi tympani (+), ascites (-).
d. Terdengar suara bising usus.
11. Ekstremitas atas dan bawah
a. Akral hangat.
b. Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang infus .
c. Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, pertumbuhan kuku
normal.
D. Kebutuhan Fisik, Psikologis, Sosial dan Spiritual
1. Aktivitas istirahat
a. Di Rumah : Aktifitas sehari-hari bekerja menjadi tukang parkir.
Istirahat malam ± 6 jam.
b. Di RS : pola istirahat siang ± 1 jam saja. Dan
istirahat malam ± 6 jam. Pasien sering terbangun tengah malam.
2. Personal hygiene
a. Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 3 – 4 x
seminggu.
b. Ganti baju 2 x sehari.
c. Sanitasi air bersih dari sumur.
d. Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya diseka saja.
3. Nutrisi
a. Makan 3 x sehari, dengan porsi 1 - 1½ piring + sayur dan lauk.
b. Pasien suka minum kopi.
c. Sejak masuk rs makan minum lancar
4. Eliminasi
a. Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
b. Pola BAK 4 – 6 x sehari.
c. Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi.
d. Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian ) pasien
lancar BAB dan BAK
5. Seksualitas
Pasien mengatakan seminggu sekali
6. Psikososial
Pasien ramah dan komunikatif terhadap perawat
7. Spiritual
A. Pasien beragama Islam.
b. Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat meskipun
dalam keadaan nyeri seperti ini.
E. Prosedur Diagnostik dan Pengobatan
1. Laboraorium

NO HARI & JENIS HASIL


TANGGAL PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
1 minggu GDS 100 mg / dl
1-07-18 HB 15 gr %
Leokosit. 8000 / mm3
Trombosit 233 gr/dl

2. Photo thorax
Hasil : Bronkitis
3. USG abdomen
Hasil : Tidak ada kelainan
4. Pengobatan
a. Infus RL – D 5 % 1 : 1 16 tts / mt.
b. Diltiazin 3 x 1 tab
c. Strokain 3 x 1 tab
d. Ulsikur inj 3 x 1 amp / IV.

F. Analisa Data

NO DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF ETIOLOGI MASALAH

1 Data subyektif : Respon otomatis


Pasien mengatakan nyeri pada dada, dari patofisiologi Nyeri dada
rasa menusuk dan menyebar ke perut penyakitnya.

Data Subyektif :
Pasien mengatakan rasa nyeri berulang.

2 Data Obyektif : Ancaman Nyeri.


Terlihat raut muka tegang, terhadap
Berkeringat,&gelisah, perubahan
Resp 24 x / mt. status kesehatan.
TD 140 / 90 mmhg
Data Subyektif :
Pasien sering bertanya tentang
penyakitnya.

3. Data Obyektif : Cemas


Pertanyaan mengenai penyakitnya, baik
mengenai keadaan, tindak lanjut dan
resiko yang bisa muncul.
G. Pathways Keperawatan

-ateroskelerosis Pajanan stress Latihan Makan


terhadap makanan
- Spasme pembulu fisik
dingin berat
darah

Adrenalin Kebutuha n O2 aliran O2 me ↑


me ↑ jantung me↑ ke mesentrikus

vasokontriksi

Aliran O2 arteri Aliran O2 ke


koronaria me ↓ jantung me ↓

jantung ke kurangan O2

Ischemia otot jantung

Nyeri

Nyeri b.d iskhemia Takut mati Perlu menghindari


kompilkasi

cemas Diperlukan
pengetahuan
tinggi

Cemas b.d kematian

Kurang
pengetahuan
bd deficit
knoeledge
H. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
N HARI & KEPERAWAT
RASIONALIS IMPLEMENTASI
O TANGGAL AN TUJUAN TINDAKAN
ASI

1 Rabu Nyeri Jangka 1. 1. Identifikasi


1. 1. 1. 1. Observasi
4-07-18 berhubungan panjang : terjadinya Membantu keadaan umum
dengan Melaporkan pencetus, catat membedakan pasien, mencatat
respon episode lokasi, durasi, nyeri dada lokasi nyeri,
otomatis angina intensitas dan dini dan alat durasi, dan
ditandai menurun lokasi nyeri. evaluasi intensitas nyeri.
dengan : dalam kemungkinan
Berkeringat frekuensi, kemajuan
TD 120 / 90 durasi, dan menjadi
mmhg. beratnya. angina tidak
Resp 24 x / stabil.
mt. Jangka
pendek : 2. Letakan
2. 2. 2. 2. Menganjurkan
Melaporkan / pasien Menurunkan pasien untuk tetap
menunjukan dan istirahat kebutuhan O beristirahat total
nyeri total selama 2 miokard selama masa
berkurang / episode angina untuk penyembuhan.
hilang dalam meminimalka
24 jam. n resiko
cedera
jaringan /
nekrosis.

3. Tinggikan3. 3. 3. 3. Menganjurkan
kepala tempat Memudahkan pasien untuk
tidur bila pasien pertukaran mengatur posisi
nafas pendek. gas untuk meninggikan
menurunkan kepala saat terjadi
hipoksia dan nafas pendek.
2 nafas pendek
berulang.

4. Observasi 4. TD dapat 4. Mengobservasi


tanda vital tiap 5 meningkat tanda vital tiap 5
menit selama secara dini menit saat /
serangan angina. sehubungan selama episode
dengan angina
rangsangan berlangsung.
simpatis.
Rabu, Cemas Jangka 1.Amati 1. Perasaan 1. Menjelaskan
4-07-18 berhubungan panjang : perasaan dan tidak kepada pasien dan
dengan Menyatakan biarkan pasien / diekspresikan keluarga tentang
ancaman kesadaran orang terdekat dapat Fatofisiologis
3 perubahan perasaan untuk menimbulkan penyakitnya.
status ancietas dan mengetahui ini kekacauan
kesehatan, cara sehat sbg reaksi interna.
ditandai yang sesuai. normal.
dengan
seringnya Jangka 2. 2. Dorong 2. Meyakink 2. Menganjurkan
pasien pendek : keluarga dan an pasien kepada keluarga
bertanya me Melaporkan teman untuk bahwa peran untuk memotivasi
ngenai ancietas menganggap dalam kesembuhannya.
penyakitnya. berkurang pasien seperti keluarganya
Raut dalam 24 sebelumnya tidak berubah
muka tegang jam.
dan gelisah. 3. 3. Beri 3. Untuk 3. Menjelaskan
Resp 24 x pengetahuan menurunkan kepada keluarga
/ mt. tentang kondisi tingkat & pasien ttg
kecemasan kecemasan prosedur pengob
pasien atan

1. 1.
.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa
tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang
berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai
terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan
sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa
terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak
tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi
dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri.
Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan.
Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada
saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia
miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil
(angina prainfark, angina kresendo), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak
adekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang di akibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner. Tidak
diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa
tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan
akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium
dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No
atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
relative.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang
penyakit angina pecctoris dan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan angina pectoris. Semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, 2006. Perawatan Medikal Bedah,Edisi II, Yayasan ikatan


alumni pendidikan keperawatan padjajaran, Bandung.

Drs. Syaufuddin, A.Mk . 2006 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa


Keperawatan . edisi 3 . Jakarta : EGC.

Kumar,dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: EGC

Sjaifoelah Noor, 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Pustaka.

Smaltzer, Susanna . 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . E&. 8


.Jakarta : EGC.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing.

Udjianti, Juni Wajan . 2010 . Keperawatan Kardiovaskular . Jakarta :


Salemba Medika.
(Brunner and Suddarth, KMB, Edisi 8, Volum 2, hal 779)
(Marilynn E. Doenges, Edisi 3, EGC, hal 73 – 74)

http://intanprasetyowati.blogspot.com/2015/09/makalah-osteoporosis-
kelompok-5.html di akses 16 juli 2018

You might also like