Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
b. Apakah saluran mampu melewatkan dan menampung air yang yang
datang dari hujan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui besar intensitas hujan per jam, debit aliran
rencana, dan dimensi penampang saluran.
b. Untuk menganalisa apakah saluran mampu melewatkan dan
menampung air yang yang datang dari hujan.
1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui besar intensitas hujan per jam, debit aliran
rencana, dan dimensi penampang saluran.
b. Dapat menganalisa apakah saluran mampu melewatkan air yang
yang datang dari hujan.
2
BAB 2
METODE PENELITIAN
Keterangan:
L = batas daerah pengaliran (L1+L2+L3)
L1 = ditetapkan dari as jalan sampai tepi perkerasan
L2 = ditetapkan dari tepi perkerasan sampai tepi bahu
3
L3 = tergantung dari keadaan setempat, maksimum 100 m
Dari Perhitungan tersebut didapatkan luas daerah pengaliran drainase di
jalan Gajah Mada, Bojonegoro, Jawa Timur ialah sebesar 2,88 Hektar (Gambar 3).
Gambar 3. Luas daerah pengaliran jalan Gajah Mada, Bojonegoro, Jawa Timur
4
1. Permasalahan
Penelitian Studi Pustaka
2. Persiapan
Studi/Survey Lapangan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Qp Qs
Sistem Jaringan
drainase baru
Qp ≤ Qs
Pemeliharaan Saluran
Kesimpulan/Saran
5
BAB 3
DASAR TEORI
6
atau dilampaui. Sebaliknya, kata-ulang (return period) adalah wktu
hipotetik dimana hujan dengan sustu besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui.
Distribusi frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas
besaran curah hujan rencana dalam berbagai periode ulang. Dasar
perhitungan distribusi frekuensi adalah parameter yang berkaitan dengan
analaisis data yang meliputi rata – rata, simpangan baku, koefisien variasi,
dan koefisien skewness (kecondongan atau kemencengan).
• Distribusi Gumbel
Menurut GUMBEL (1941 ), persoalan tertua yang berhubungan
dengan harga-harga ekstrim adalah datang dari persoalan banjir. Tujuan dari
statistic harga-harga ekstrim adalah untuk menganalisa hasil pengamatan
harga-harga ekstrim tersebut untuk meramal harga-harga ekstrim
berikutnya.
Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel
mempunyai perumusan sebagai berikut :
𝑋 = 𝑋̅ + 𝑠 𝐾
Dimana :
𝑋̅ = harga rata – rata sampel
𝑠 = standar deviasi
Nilai K (Faktor probabilitas) untuk harga – harga ekstrim Gumbel
dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑌𝑇𝑟 − 𝑌𝑛
𝐾=
𝑆𝑛
Dimana :
𝑌𝑛 = reduced mean yang tergantung jumlah sampel
𝑆𝑛 = reduced standard deviation yang tergantung jumlah sampel
𝑌𝑇𝑟 = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan
𝑇𝑟 − 1
𝑌𝑇𝑟 = − ln{ − ln }
𝑇𝑟
7
3.3.3 Intensitas Curah Hujan
Menurut Asdak (1995), menyatakan bahwa instensitas hujan adalah
jumlah hujan per satuan waktu. Untuk mendapatkan nilai intensitas hujan di
suatu tempat maka alat penakar hujan yang digunakan harus mampu
mencatat besarnya volume hujan dan waktu mulai berlangsungnya hujan
sampai hujan tersebut berhenti. Intensitas hujan atau ketebalan hujan per
satuan waktu lazimnya dalam satuan millimeter per jam. Data intensitas
hujan biasanya dimanfaatkan untuk perhitungan-perhitungan prakiraan
besarnya erosi, debit puncak (banjir), perencanaan drainase, dan bangunan
air lainnya.
8
Loebis (1992), menyatakan bahwa Analisis hubungan dua parameter
hujan yang penting berupa intensitas dan durasi dihubungkan secara statistic
dengan suatu frekuensi kejadiannya. Penyajian secara grafik hubungan ini
adalah berupa kurva Intensity-Duration-Frequency (IDF).
𝑅24 24 2/3
𝐼= ( )
24 𝑡
Dimana :
9
3.3.4 Waktu Konsentrasi
Menurut Suripin (2004), waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu
yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh
sampai ke tempat keluaran DAS (titik control) setelah tanah menjadi jenuh.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu
konsentrasi, maka setiap bagian DAS secara serentak telah
menyumbangkan aliran terhadap titik control. Salah satu meotde untuk
memperkirakan waktu konsentrasi adalah sebagai berikut :
2 𝑛
𝑡1 = × 3,28 × 𝐿o ×
3 √𝑆
𝐿
𝑡2 =
60 × 𝑉
𝑇𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2
Dimana :
L = panjang saluran(m)
S = kemiringan saluran
10
tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10
tahun atau 200 kali dalam 100 tahun.
Perencanaa debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya
dihadapi dengan persoalan tidak tersedianya data aliran. Umumnya untuk
menentukan debit aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional
antara air hujan dengan limpasannya (Metode Rasional). Adapun rumusan
perhitungan debit rencana Metode Rasional adalah sebagai berikut :
𝑄𝑝 = 0,00278 . 𝐶. 𝐼. 𝐴
Dimana :
C = koefisien aliran permukaan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (Ha)
11
R = jari – jari hidrolis (m)
n = koefisien kekerasan saluran
S = kemiringan dasar saluran
P = keliling basah (m)
V = kecepatan rata-rata (m/det)
Dimensi saluran harus mampu mengalirkan debit rencana atau
dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran (Qs) sama atau lebih
besar dari debit debit rencana (Qp). Hubungan ini ditunjukkan sebagai
berikut:
Qs ≥ Qp
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bulan
RH
Tahun Total
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES Max
2002 66 37 18 40 65 0 0 0 0 0 33 54 66 313
2007 24 52 75 64 15 16 0 0 0 16 69 95 95 456
2011 22 38 58 47 43 9 14 0 51 41 61 49 61 433
13
Curah Hujan
TAHUN (Xi-X)2
Xi (mm)
2002 66 1632,16
2007 95 129,96
2011 61 2016,16
Nilai rerata X :
1
𝑋= ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 = 106,4
𝑛
1
𝑆 = √𝑛−1 ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑋)2 = 26,7
• Hujan rancangan
14
Untuk data yang memiliki jumlah data (n) = 10 maka didapat
nilai Sn dan Yn yang diambil dari tabel yaitu :
Sn 0,9971
Yn 0,507
15
Kala Ulang 2 5 20 50 100
Durasi
5 183,59 241,65 313,20 358,53 392,50
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva Intensity Duration Frequency (IDF) :
Kurva IDF
450
400
350
300
250
200
150
100 y = -49,14ln(x) + 143,36
50
0
16
4.1.3 Waktu Konsentrasi
1
Untuk kemiringan saluran (S) ialah ( 60 )
2 𝑛
𝑡1 = × 3,28 × 𝐿𝑜 ×
3 √𝑆
2 0,02
= × 3,28 × 4 × 1
3 √
60
= 1,3 menit
𝐿
𝑡1 =
60 × 𝑉
1200
=
60 × 1,5
= 13,3 menit
𝑇𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2
= 1,3 + 13,3
= 14,6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,2 jam
𝑦 = −49,14𝑙𝑛( 𝑇𝑐 ) + 143,36
𝐼 = 222,45 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
17
= 1,25 𝑚 /𝑠
1 2 1
𝑄𝑠 = 𝐴 𝑅3 𝑆 2
𝑛
1 2 1 1
= 0,012 × 0,4875 × (0,23)3 × (60 )2
= 1,97 m3/s
18
Gambar 4. Bentuk penampang saluran segiempat
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari analisis perhitungan yang ada didapatkan :
1. Intensitas hujan sebesar 222,5 mm/jam
2. Debit rencana (Qp) sebesar 1,25 m /s
3. Debit saluran (Qs) sebesar 1,97 m /s
Maka dapat dikatakan bahwa saluran drainase di jalan Gajah Mada,
Sukorejo, Bojonegoro, Jawa Timur secara kapasitas saluran sudah mampu
menampung air hujan yang jatuh dimana debit rencana curah hujan lebih
kecil dibandingkan dengan debit saluran sehingga ketika hujan, air hujan
mampu tertampung di dalam saluran tersebut. Namun kenyataan dilapangan
ialah disaat hujan yang lebat air hujan tidak mampu tertampung sehingga
menimbulkan genangan di sepanjang jalan. Kondisi itu di pengaruhi akibat
dibebarapa titik lubang-lubang di sepanjang jalan tersumbat oleh sampah
dan endapan-endapan tanah. Oleh karena itu air dapat menggenang di jalan.
19
5.2.Saran
1. Perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap seluruh
komponen sistem drainase agar fungsinya dapat berjalan secara
optimal.
2. Dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan perlu melibatkan peran
masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun tahap pengawasan,
sehingga masyarakat ikut berpartisipasi dan lebih memperhatikan serta
menjaga drainase dengan tidak membuang sampah sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal analisis sistem drainase kota tondano (studi kasus kompleks kantor bupati
minahasa). Vol 3 no.9 september 2015 (599-612) ISSN: 2337-6732 Achmad
Erwin Nurhamidin, M.Ihsan jasin, Fuad Halim.
Gunadharma, 1997, Drainase Perkotaan. Jakarta
20
Dokumentasi
Pengukuran saluran drainase jalan Gajah Mada, Bojonegoro, Jawa Timur.
21
22