You are on page 1of 9

98 Analisa Positioning Keripik..(.

Siti Asmaul, dkk)

ANALISIS POSITIONING KERIPIK KENTANG DENGAN PENDEKATAN


METODE MULTI DIMENSIONAL SCALLING DI KOTA BATU

Siti Asmaul Mustaniroh(1) , Aunur Rofiq Mulyarto(1), Siti Nurkhasanah(2)


(1)
Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB
(2)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB
Korespodensi : Jl. Veteran, Malang, Email: asmaul_m@yahoo.com / 081555727988

ABSTRACT

Potato chips are one of the main products of Batu city. Based on data from Batu
government’s in 2002, there are only 2 selling units. In 2008, amount of potato chips and
another selling unit, so the research on positioning of potato chips in Batu city is important to
do. The purpose of this research are to understand which attributes which influence custumer
consideration to buy and to consume potato chips, and to analyze positioning which is formed
between four potato chips brand (Cita Mandiri, Gizi Food, Leo, Rimbaku) based on costumer
perception in Batu city by using Multi Dimensional Scaling method. Attributes that influence
costumer to buy and to consume potato chips are product (taste and crunchy level), price
(product price compare with quality, and considerable price products), distribution (the local
stock of the products or how strategic is the selling location), promotion (the using of
advertising or promotion media (such as internet, radio, or brochure)). Based on the Multi
Dimensional Scaling Method, positioning follow this structure are Gizi Food as market leader,
Leo as market challenger, and Rimbaku and Cita Mandiri as market follower.
Keyword : Positioning, Marketing Mix, Multi Dimentional Scalling
PENDAHULUAN dapat saling berusaha untuk menempati posisi
Industri kecil di kota Batu sebagian persaingan antarmerek.
besar bergerak di bidang agroindustri. Salah Positioning merupakan elemen yang
satu industri kecil yang bergerak di bidang sangat penting dalam suatu strategi
pengolahan hasil pertanian adalah industri pemasaran karena secara langsung
keripik kentang. Berdasarkan data berhubungan dengan bauran pemasaran
Disperindag Batu, pada tahun 2002 hanya perusahaan. Berdasarkan variabel bauran
terdapat 2 unit usaha keripik kentang dengan pemasaran 4P(Product, Price,
volume penjualan per tahun mencapai 9.000 Place,Promotion), persepsi konsumen
kg. Sampai tahun 2008 jumlah unit usaha terhadap merek-merek produk keripik kentang
keripik kentang mencapai 21 unit dengan akan membantu dalam penentuan positioning
volume penjualan per tahun mencapai keripik kentang.
339.860 kg. Beberapa merek keripik kentang Salah satu metode yang digunakan
yang masih eksis dan cukup berkembang untuk mengetahui positioning suatu produk
pesat saat ini antara lain keripik kentang Cita adalah metode MDS (Multi Dimentional
Mandiri, Gizi Food, Leo, dan Rimbaku. Rata- Scaling). Dengan analisis MDS akan dapat
rata penjualan per tahun keempat keripik diketahui posisi merek-merek keripik kentang
kentang tersebut adalah Cita Mandiri 10.500 berdasarkan persepsi konsumen di kota Batu.
kg, Gizi Food 21.500 kg, Leo 5.760 kg, dan Menurut Rangkuti (2002), analisis MDS
Rimbaku 8.250 kg. Bertambahnya unit usaha (Multi Dimensional Scaling) digunakan untuk
keripik kentang di kota Batu akan mengetahui posisi atau penempatan merek-
meningkatkan persaingan. Oleh karena itu, merek yang sedang diteliti dan juga
penting dilakukan penelitian mengenai mengetahui penempatan merek ideal
positioning. Posisi suatu produk perlu berdasarkan persepsi konsumen.
diketahui agar masing-masing perusahaan Tujuan dari dilaksanakan penelitian
ini adalah mengetahui atribut-atribut yang
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 99

menjadi pertimbangan konsumen dalam Teknik untuk analisis data dengan


membeli dan mengkonsumsi keripik kentang analisis faktor dan Muti Dimentional
dan menganalisis posisi persaingan yang Scalling Analisis faktor untuk
terbentuk antara keempat merek produk mengetahui atribut-atribut dalam bauran
keripik kentang (Cita Mandiri, Gizi Food,
pemasaran keripik kentang yang
Leo, Rimbaku) berdasarkan persepsi
dipertimbangan dalam pemasaran. Multi
konsumen di kota Batu dengan menggunakan
metode Multi Dimentional Scalling. Dimentional Scalling untuk menganalisis
posisi persaingan antar merk keripik
METODE PENELITIAN kentang di Kota Batu.
Penelitian dilaksanakan di outlet- Tahapan dalam analisis faktor meliputi :
outlet penjualan keripik kentang di Kota Batu 1. Pemilihan komponen, yaitu memilih
sebagai salah satu sentra industri keripik atribut yang layak untuk dimasukkan
kentang di Jawa Timur dan dilaksanakan pada ke dalam analisis faktor. Oleh karena
bulan Juni 2009. Variabel yang digunakan itu, analisis faktor berupaya untuk
dalam penelitian adalah variabel bauran mengelompokkan sejumlah atribut,
pemasaran, yaitu 4P (Product, Price.
maka seharusnya terdapat korelasi yang
Place.Promotion).
Penelitian ini menggunakan teknik cukup kuat antara atribut sehingga
sampel nonprobabilistik, dengan penentuan terjadi pengelompokan. Jika sebuah
responden menggunakan teknik judgement atribut atau lebih berkorelasi lemah,
sampling. Responden penelitian adalah maka atribut tersebut akan dikeluarkan
konsumen keripik kentang baik laki-laki dari analisis faktor. Analisis faktor ini
maupun perempuan yang berumur 17-56 diuji dengan Barlett’s test atau KMO
tahun yang pernah membeli dan (Keiser Meyer Oliver) yaitu indeks
mengkonsumsi keripik kentang di Kota Batu. yang digunakan untuk menguji
Jumlah konsumen keripik kentang tidak dapat ketepatan analisis faktor. Sampel
diketahui secara pasti sehingga penentuan diterima apabila nilai KMO ≥ 0,5.
ukuran sampel dilakukan dengan
2. Penentuan jumlah faktor. Langkah ini
menggunakan metode linier time function.
Rumus dari metode linier time function adalah
dilakukan dengan metode
sebagai berikut. determination based on eigen value di
T  to mana hanya faktor yang mempunyai
n = eigen value di atas 1 yang dipakai,
ti
sedangkan faktor eigen value dibawah
Keterangan: 1 tidak dimasukkan dalam model. Nilai
n = jumlah sampel minimum eigen menunjukkan kepentingan relatif
T = waktu yang tersedia untuk masing-masing faktor dalam
penelitian (20 hari x 10 jam/hari = 200 menghitung keragaman 5 komponen
jam) yang dianalisis.
to = waktu pengambilan sampel (9 3. Penggolongan komponen ke dalam
jam/hari x 20 hari = 180 jam) faktor. Setelah menentukan jumlah
ti = waktu yang digunakan responden faktor selanjutnya dilakukan
untuk mengisi kuesioner (0,25 jam) penggolongan komponen untuk
200  180 dimasukkan ke dalam faktor.
n= = 80 sampel Berdasarkan hasil analisis faktor
0,25
akan dilanjutkan untuk analisis Multi
Dengan demikian jumlah sampel yang Dimensional Scalling (MDS dengan tahap
diperlukan untuk kuesioner I dan II sebagai berikut :
sebesar 80 responden. 1. Menentukan jumlah pasangan merek
keripik kentang
100 Analisa Positioning Keripik..(.Siti Asmaul, dkk)

Jumlah pasangan keripik kentang yang variabel dikatakan reliabel (Arikunto, 2006).
akan diperbandingkan menggunakan Berdasar hasil pengisian kuesioner secara
rumus n = n[(n-1)/2], n = jumlah keseluruhan, diuji dengan menggunakan
merek. Dalam penelitian ini merek Keiser Meyer Olkin (KMO) untuk mengetahui
bobot factor pada masing atribut.. Sampel
yang akan diperbandingkan ada 4 (Cita
akan diterima jika nilai KMO ≥ 0,5. Nilai
Mandiri, Gizi food, Leo, Rimbaku) KMO masing-masing variabel di atas 0,5,
sehingga ditetapkan jumlah pasangan sehingga variabel-variabel tersebut dapat
merek sebanyak 6 pasang. diproses lebih lanjut. Untuk melihat adanya
2. Menentukan data masukan atribut yang dikeluarkan, dapat dilihat nilai
Data yang diolah pada analisis ini bobot faktor masing-masing atribut pada
berasal dari kuesioner II tentang Tabel 1.
persepsi konsumen terhadap kemiripan Tabel 1 menunjukkan bahwa bobot
atau ketidakmiripan keripik kentang faktor untuk masing-masing atribut memiliki
yang diperbandingkan. nilai lebih dari 0,5. Oleh karena itu tidak ada
3. Menetapkan jumlah dimensi atribut yang dikeluarkan, sehingga semua
atribut yang ditawarkan dapat digunakan
Untuk kemudahan menginterpretasi
untuk menyusun Kuesioner II.
peta posisi yang akan dibentuk Analisis Multi Dimensional Scalling
digunakan dua dimensi dalam peta (MDS) digunakan untuk membuat peta posisi
persepsi. persaingan dari keripik kentang merek Cita
4. Memberi nama dimensi Mandiri, Gizi Food, Leo, dan Rimbaku
Dalam pemberian nama dimensi sekaligus dengan atribut bauran pemasaran
didasarkan pada penilaian atau rating meliputi produk, harga, saluran distribusi dan
yang telah dihasilkan oleh responden promosi. Hasil positioningnya ditampilkan
terhadap atribut yang telah ditawarkan. dalam bentuk peta persepsi untuk tiap atribut.
5. Hasil analisis MDS Hasil peta persepsi pada produk, harga,
Pengolahan data dengan metode MDS saluran distribusi dan promosi terlihat pada
dilakukan untuk mengetahui atau Gambar 1,2,3 dan 4.
Pada Gambar 1 diketahui kuadran I
menggambarkan posisi sebuah merek
ditempati merek keripik kentang Gizi Food.
produk berdasarkan kemiripan dari Kuadran II ditempati oleh merek keripik
obyek-obyek. Dari analisis tersebut kentang Leo. Merek tersebut mendekati angka
didapatkan hasil berupa posisi terbesar pada dimensi 1, yang berarti
persaingan yang akan menunjukkan dibanding ketiga merek yang lain (Gizi Food,
posisi masing-masing merek Leo, Rimbaku) keripik kentang Leo unggul
berdasarkan persepsi konsumen. pada atribut rasa. Kuadran III ditempati
keripik kentang Cita Mandiri, sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN dibanding ketiga merek lain (Gizi Food, Leo,
Berdasarkan hasil uji validitas Rimbaku) merek tersebut dipersepsikan paling
instrumen penelitian dengan menggunakan kurang memberikan kepuasan kepada
rumus korelasi product moment didapatkan konsumen pada atribut rasa dan kerenyahan.
nilai r hitung item pertanyaan lebih besar dari Keripik kentang Rimbaku berada pada
r tabel (α = 0,05) yang berarti setiap item kuadran IV. Keripik kentang Rimbaku
pertanyaan dianggap valid (Sugiyono, 1999). dipersepsikan unggul pada atribut kerenyahan
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan dibanding ketiga merek lain (Cita Mandiri,
teknik Alpha Cronbach diketahui bahwa Gizi Food, Leo).
semua variabel memiliki koefisien reliabilitas
alpha (α) lebih besar dari 0,6 yang berarti tiap
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 101

Tabel 1. Nilai Bobot Faktor Masing-Masing Atribut


Variabel Atribut Keterangan Bobot Faktor
X1.1 Kerenyahan 0,905
X1.2 Rasa 0,935
Produk X1.3 Penampilan Kemasan 0,641
(X1) X1.4 Variasi ukuran kemasan 0,867
X1.5 Merek dikenal 0,904
X1.6 Variasi rasa 0,600
X2.1 Selisih harga antar merek 0,868
X2.2 Harga terjangkau 0,875
Harga
X2.3 Harga jual 0,817
(X2)
X2.4 Harga sesuai kualitas 0,960
produk
X3.1 Mudah mendapatkan 0,947
produk
Distribusi
X3.2 Pelayanan toko 0,705
(X3)
X3.3 Lokasi penjualan strategis 0,969
X3.4 Ketersediaan produk 0.972
X4.1 Mempunyai personal 0,865
Promosi
selling
(X4)
X4.2 Iklan menarik 0,974

Gambar 1. Peta Persepsi Produk


102 Analisa Positioning Keripik..(.Siti Asmaul, dkk)

Gambar 2. Peta Persepsi Harga

Gambar 3. Peta Persepsi Distribusi

Gambar 4. Peta Persepsi Promosi


AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 103

Berdasarkan Gambar 2, penjualan strategis. Pada dimensi IV tidak ada


menunjukkan bahwa merek keripik kentang merek yang terpetakan.
Gizi Food berada pada kuadran I, yang berarti Pada peta persepsi variabel promosi
merek ini memiliki kekuatan yang besar pada di Gambar 4, Gizi Food dan Cita Mandiri
atribut harga sesuai kualitas produk dan harga berada pada kuadran I. Kedua merek tersebut
terjangkau. Kuadran II tidak ditempati oleh memiliki keunggulan pada atribut iklan
merek keripik kentang manapun. Namun pada menarik dan jenis iklan yang digunakan. Pada
kuadran III terdapat merek keripik kentang dimensi I Cita Mandiri berada pada nilai lebih
Rimbaku dan Cita Mandiri. Hal ini berarti besar daripada Gizi Food yang artinya iklan
kedua merek keripik kentang memiliki yang digunakan mampu menarik konsumen
kelemahan dalam hal harga sesuai kualitas untuk membeli produk tersebut dibandingkan
produk dan harga terjangkau. Pada kuadran dengan Gizi Food. Kuadran II ditempati oleh
IV ditempati Leo. merek kripik kentang Leo, yang artinya merek
Berdasarkan Gambar 3, terlihat pada tersebut lemah pada atribut iklan yang
kuadran I ditempati oleh Leo dan Gizi Food, digunakan, namun memiliki keunggulan pada
yang berarti kedua merek ini memiliki atribut iklan menarik. Kuadran III ditempati
keunggulan pada atribut dimensi 1 dan oleh merek keripik kentang Rimbaku, Artinya
dimensi 2. Cita Mandiri unggul pada dimensi merek tersebut promosi yang dilakukan masih
1, namun pada dimensi 2 lemah. Hal ini kurang karena berada pada angka dimensi 1
karena Cita Mandiri berada pada kuadran II. dan 2 negatif. Pada kuadran IV tidak ada
Rimbaku berada pada kuadran III, yang merek yang terpetakan.
artinya merek tersebut memiliki kelemahan Untuk mengetahui posisi persaingan
pada atribut ketersediaan produk dan lokasi keempat merek keripik kentang berdasarkan
variabel 4P dapat dilihat pada Gambar 5.

Cita Mandiri Gizi Food


Leo Rimbaku
1 Produk 2 Harga
3 Distribusi 4 Promosi
Gambar 5. Peta Persepsi 4P
104 Analisa Positioning Keripik..(.Siti Asmaul, dkk)

Pada Gambar 5 diketahui bahwa Gizi Food menempati peringkat tertinggi,


keripik kentang Cita Mandiri tersebar pada diikuti oleh Leo, Cita Mandiri dan yang
kuadran I, II, dan III, sedangkan keripik terakhir adalah Rimbaku. Posisi persaingan
kentang Gizi Food tersebar pada kuadran I. yang terbentuk berdasarkan dari keempat
Keripik kentang Leo tersebar pada kuadran I, merek keripik kentang tersebut dapat
II, dan IV, sedangkan keripik kentang dikatakan bahwa keripik kentang Gizi Food
Rimbaku tersebar pada kuadran III dan IV. sebagai market leader (pemimpin pasar),
Selain itu juga dapat diketahui merek-merek keripik kentang Leo sebagai market
keripik kentang yang unggul berdasarkan challenger (penantang pasar), keripik kentang
urutan atau rating dari masing-masing Cita Mandiri dan Rimbaku sebagai market
variabel bauran pemasaran pada Tabel 2. follower (pengikut pasar).
Dilihat secara keseluruhan (variabel
4P) dapat dikatakan bahwa keripik kentang

Tabel 2. Rating Merek Keripik Kentang Pada Masing-Masing Variabel Bauran Pemasaran
Variabel Atribut Merek
Rasa 1. Leo
2. Gizi Food
3. Rimbaku
4. Cita Mandiri
Produk
Kerenyahan 1. Rimbaku
2. Gizi Food
3. Leo
4. Cita Mandiri
Harga Sesuai 1. Gizi Food
Kualitas Produk 2. Cita Mandiri
3. Leo
4. Rimbaku
Harga
Harga Terjangkau 1. Leo
2. Gizi Food
3. Rimbaku
4. Cita Mandiri
Ketersediaan Produk 1. Gizi Food
2. Cita Mandiri
3. Leo
4. Rimbaku
Distribusi
Lokasi Penjualan 1. Leo
Strategis 2. Gizi Food
3. Rimbaku
4. Cita Mandiri
Iklan Menarik 1. Cita Mandiri
2. Leo
3. Gizi Food
4. Rimbaku
Promosi
Iklan Yang 1. Gizi Food
Digunakan (internet, 2. Cita Mandiri
radio, brosur) 3. Rimbaku
4. Leo
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 105

Pada Tabel 2 diketahui keripik sumber daya yang lebih kecil dan lebih baik
kentang Gizi Food memiliki keunggulan pada (Lubis, 2004).
variabel harga dan distribusi, di variabel Pada posisi market follower
promosi dan produk mampu bersaing ketat (pengikut pasar) ditempati oleh keripik
dengan merek yang lain. Namun pada Gambar kentang Cita Mandiri dan Rimbaku. Tabel 10
9 diketahui merek tersebut menempati posisi menunjukkan bahwa keripik kentang Cita
pada kuadran I, sehingga dapat dikatakan Mandiri memiliki keunggulan pada variabel
berdasarkan 4 variabel tersebut masih mampu promosi, namun lemah pada ketiga variabel
menempati posisi persaingan di pasar dan lain (produk, harga, distribusi). Dari keempat
memiliki rata-rata penjualan per tahun 21.500 merek keripik kentang tersebut Cita Mandiri
kg dengan market share sebanyak 46,73%. memiliki market share 22,82% dengan rata-
Dari psikografis responden diketahui Gizi rata penjualan per tahun sebanyak 10.500 kg.
Food merupakan merek keripik kentang yang Pada data psikografis diketahui bahwa
paling sering dibeli yaitu sebanyak 35% dan sebanyak 20% responden sering membeli
dari hasil survei sebagian besar outlet pusat keripik kentang tersebut. Dari Tabel 10
oleh-oleh di wilayah Batu menjual produk keripik kentang Rimbaku hanya mampu
tersebut. Selain itu mampu menjangkau pasar bersaing pada variabel produk, di variabel lain
luar kota bahkan luar pulau. Menurut Lubis kurang mampu bersaing karena berada pada
(2004), bahwa untuk mencapai posisi sebagai peringkat rendah. Keripik kentang tersebut
pemimpin pasar, perusahaan biasanya memiliki market share 17,93 % dengan rata-
memimpin perusahaan lain dalam perubahan rata penjualan per tahun 8.250 kg. Pada data
harga, perkenalan produk baru, cakupan psikografis diketahui sebanyak 16,25%
distribusi dan intensitas promosi yang besar responden sering membeli keripik kentang
Keripik kentang Leo berperan tersebut. Menurut Jauch (2000), market
sebagai market challenger (penantang pasar). follower lebih suka menawarkan hal-hal yang
Berdasarkan Tabel 10 keripik kentang serupa, biasanya dengan meniru produk
tersebut hanya memiliki keunggulan pada perusahaan yang memimpin dan berusaha
variabel produk, meskipun demikian pada menyamai perusahaan pemimpin pasar pada
variabel harga, distribusi dan promosi masih sebanyak mungkin segmen pasar serta
cukup mampu bersaing dengan ketiga merek wilayah bauran pemasaran.
lain. Meskipun memiliki rata-rata penjualan Strategi yang bisa dilakukan oleh
per tahunnya lebih sedikit daripada Cita Gizi Food untuk tetap mempertahankan posisi
Mandiri dan Rimbaku yaitu 5.760 kg dengan dipasar adalah menjaga dan meningkatkan
market share 12,52%, namun berdasarkan kualitas produk, harga, distribusi produk, serta
persepsi responden keripik kentang Leo promosi. Untuk dapat menempati posisi yang
mampu menempati posisi ini karena berada lebih baik di pasar strategi yang bias
pada posisi kuadran I,II, dan IV. Dari data dilakukan Leo adalah melakukan kegiatan
psikografis diketahui sebanyak 28,75% promosi yang intensif dengan menggunakan
responden sering membeli keripik kentang berbagai macam media. Strategi yang bisa
tersebut, dimana pangsa pasarnya dipusatkan dilakukan oleh Cita Mandiri adalah
di kota Batu. Sehingga dapat dikatakan bahwa meningkatkan kualitas produk terutama dari
keripik kentang Leo berpotensi untuk bersaing segi rasa dan kerenyahan, serta pada
dengan keripik kentang Gizi Food dan mampu penetapan harga disesuaikan dengan harga
mendominasi pasar. Menurut Andriani (2004), pasar dan kemampuan beli masyarakat,
bahwa tindakan yang biasa dilakukan sedangkan untuk Rimbaku yaitu penetapan
penantang pasar berupa penurunan harga, jasa harga jual, menjaga ketersediaan produk, dan
pelayanan yang lebih baik dan tambahan meningkatkan kegiatan promosi.
penampilan produk. Pada Perusahaan yang
berperan sebagai penantang pasar dapat KESIMPULAN DAN SARAN
menyerang pemimpin pasar dan pesaing-
Kesimpulan
pesaingnya dalam suatu usaha yang gencar Atribut-atribut yang menjadi
merebut bagian pasar serta menggunakan pertimbangan konsumen dalam membeli dan
106 Analisa Positioning Keripik..(.Siti Asmaul, dkk)

mengkonsumsi keripik kentang adalah Andriani D. 2004. Mengembangan Strategi


variabel produk (rasa dan kerenyahan), Pemasaran Pada Tahap daur Hidup
variabel harga (harga sesuai kualitas produk Produk. Program Studi Manajemen.
dan harga terjangkau), variabel distribusi Fakultas Ekonomi. Universitas
(ketersediaan produk dan lokasi penjualan Muhammadiyah Sumatera Utara.
strategis), variabel promosi (iklan menarik Sumatera Utara.
dan iklan yang digunakan (internet, radio, Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
brosur)). Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Posisi persaingan yang terbentuk Cipta. .
dari keempat merek keripik kentang (Cita Dillon. 1994. Multivariate Analysis Method
Mandiri, Gizi Food, Leo, Rimbaku) And Application. Jakarta: PT. Gramedia
berdasarkan persepsi konsumen dengan Pustaka Utama.
menggunakan metode MDS dan pendekatan Jauch LR. 2000. Manajemen Strategis dan
atribut adalah merek keripik kentang Gizi Kebijakan Perusahaan. Jakarta:
Food sebagai market leader, Leo sebagai Erlangga.
market challenger, Cita Mandiri dan Rimbaku Lubi AN. 2004. Strategi Pemasaran dalam
sebagai market follower. persaingan Bisnis. USU. Sumatera
Utara.
Saran
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis.
Pada usaha keripik kentang pada
Bandung: CV Alfa Omega.
posisi sebagai market follower perlu
Rangkuti F. 2002. Teknik Analisis Segmentasi
memperbaiki kinerja atribut bauran
dan Targeting Dalam Marketing.
pemasarannya sehingga bisa bersaing secara
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. .
professional dengan market challenger
Santuso S, dan T Fandy. 2001. Riset
ataupun market leader.
Pemasaran: Konsep dan Aplikasi
Dengan SPSS. Jakarta: Elex
DAFTAR PUSTAKA
Komputindo. .

You might also like