You are on page 1of 9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KADAR GULA

DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SUKOHARJO I
KABUPATEN SUKOHARJO
Septian Adi Nugroho*
Okti Sri Purwanti**

Abstract

Background of the study. According to data World Health Organization ( WHO), Indonesia
occupies sequence to the bigger 4 in number Diabetes mellitus patient in world after India,
China, and United States. Diabetes mellitus known as a disease which caused by existence
of chronical trouble especially at system carbohydrate metabolism, fat, as well as protein in
body. This disease actually preventable, between it by the way of changing life pattern either
so that protected from stres. Stress and Diabetes mellitus has a real tightly relationship
especially at urban resident. indisposed Life pressure and life style hardly having an effect,
added with progress of technology that is increasingly fast and various disease is being in
suffering causes degradation of condition of someone causing triggers the happening of
stress. Stress at Diabetes mellitus patient can cause trouble at blood sugar rate control. In
the situation stress there will be improvement of excretion of hormone katekolamin,
gkukagon, glucocorticoid, - endorphin and growth hormone. Purpose of this research is to
know the relation of level of stress to blood sugar rate to Diabetes mellitus patient in work
region of Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. This research is analytic descriptive
research that is menganlisis relation between level of stres with blood sugar rate. Research
sample is 48 diabetes mellitus patients in work region of Puskesmas Sukoharjo with
technique simple random sampling. Data processing technique applies analytical technique
Product Moment. The Time and instrument Research doing in mei month of 2010 year.
Instrumen this research is quetionaire stress (HRS) Holmes Rating Scale and glukotest.
Conclusion. Based on the result of research and solution, hence the conclusion from this
research are: (1) the level of stres at Diabetes mellitus patient in Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo I most of weight, (2) the blood sugar rate to Diabetes mellitus patient in work
region of Puskesmas Sukoharjo I most of bad, and (3) There is correlation between level of
stres with blood sugar rate to Diabetes mellitus patient in work region Puskesmas Sukoharjo
I with p-value is 0,022 and r-value is 0.438

Keyword: stres, blood glucose rate, diabetes mellitus.

__________________________________________________________________________

*Septian Adi N
Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
**Okti Sri P
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN dengan kencing manis. Nama lengkapnya


adalah diabetes mellitus, berasal dari kata
Diabetes merupakan salah satu yunani. Diabetes berarti pancuran, mellitus
penyakit tertua pada manusia dan dikenal berarti madu atau gula. Diabetes Mellitus

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 43


(DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul emosi dapat menimbulkan perasaan negatif
pada seseorang yang mengalami peningkatan atau destruktif terhadap diri sendiri dan orang
kadar gula darah akibat kekurangan hormon lain. Stress intelektual akan mengganggu
insulin secara absolut atau relatif dan persepsi dan kemampuan seseorang dalam
berlangsung menahun, bahkan seumur hidup. menyelesaikan masalah, Stress social akan
Hal ini yang menjadikan masyarakat pada mengganggu hubungan individu terhadap
umumnya melihat DM sebagai suatu penyakit kehidupan (Rasmun, 2004)
yang sangat menakutkan dimana penderita Stress dan Diabetes Mellitus memiliki
akan menyandang gelar sebagai penderita hubungan yang sangat erat terutama pada
selama hidupnya ( Almatsier, 2005 ). penduduk perkotaan. Tekanan kehidupan dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh,
mencatat sedikitnya 171.000.000 penduduk ditambah dengan kemajuan teknologi yang
dunia saat ini menderita penyakit Diabetes semakin pesat dan berbagai penyakit yang
Mellitus. Khususnya di negara berkembang, sedang di derita menyebabkan penurunan
jumlah penderita DM meningkat 150 % pada kondisi seseorang sehingga memicu terjadinya
25 tahun yang akan datang. Dinegara stress. Vranic et al. (2000) menyebutkan stress
berkembang usia penderita DM berkisar antara pada penderita Diabetes Mellitus dapat
35 - 64 tahun. International Diabetes berakibat gangguan pada pengontrolan kadar
Federation ( IDF ) mendata untuk kawasan gula darah. Pada keadaan stress akan terjadi
Asia Timur Selatan ada 49 juta penderita DM, peningkatan ekskresi hormon katekolamin,
dengan perincian, total populasi 1,2 miliar gkukagon, glukokortikoid, β-endorfin dan
jiwa, populasi dewasa (20 - 79 tahun ) 658 hormon pertumbuhan.
juta, jumlah penderita DM 49 juta, perkiraan Puskesmas Sukoharjo I merupakan
insidensi DM 7,5 % (Pauline, 2004). salah satu Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo
Jumlah penderita DM di Indonesia yang mempunyai visi yaitu memberikan
diperkirakan akan meningkat, peningkatan pelayanan prima dan mantap dalam
populasi dari akibat jenis makanan yang pemberdayaan kesehatan guna mewujudkan
dikonsumi, berkurangnya kegiatan jasmani masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
(Pusat Diabetes dan Lipid FKUI/ RSCM, menuju sehat 2010. Puskesmas Sukoharjo I
2005). bertanggung jawab mewujudkan Kecamatan
Berdasarkan catatan Organisasi Dunia Sukoharjo yang bersih dan sehat yang
(WHO) tahun 1999, Indonesia menduduki tercermin dari perilaku hidup sehat
peringkat ke - 6 dengan jumlah penderita DM masyarakatnya dan mengoptimalkan potensi
terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang, yang dimilikinya guna meningkatkan derajat
Brasil. Data WHO juga menyebutkan, angka kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh
kejadian diabetes di Indonesia mendekati 4,6 dari rekam medik pada tahun 2009 terdapat
% (Soegondo, 2005 ). 135 pasien dengan diagnosa Diabetes Mellitus
Melihat komplikasi pada DM dapat di Puskesmas Sukoharjo I (Profile Puskesmas
mengenai berbagai organ, maka penting sekali Sukoharjo I, 2009). Maka dari itu penyakit ini
untuk melakukan pencegahan, agar tidak perlu diberikan perhatian lebih untuk
terjadi komplikasi. Salah satu untuk mencegah mencegah terjadinya komplikasi.
komplikasi terebut, Tingkat stress harus selalu Berdasarkan wawancara dengan lima
di kendalikan (Rasmun, 2004). pasien Diabetes Mellitus yang di lakukan oleh
Stress adalah respon tubuh yang tidak peneliti, Empat diantaranya merasakan stress
spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang akibat penyakit dan prosedur Diabetes
terganggu, suatu fenomena universal yang Mellitus, ketidak nyamanan, masalah
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak keuangan serta ketidak pastian hidup. Keadaan
dapat di hindari, setiap orang mengalaminya, ini akan memperbesar gejala dan akibat sakit
Stress dapat member dampak secara total pada yang sudah ada. Kesiapan pasien secara
individu yaitu terhadap fisik, psikologis, psikologis dan dukungan keluarga berperan
intelektual, sosial, dan spiritual, stress dapat penting dalam keberlangsungan penyakit
mengancam keseimbagan fisiologis. Stress Diabetes Mellitus yang sedang di derita.

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 44


Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan tingkat stress terhadap Tabel 1. Distribusi responden Menurut umur
kadar gula darah pada penderita Diabetes No Umur Jml %
Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Responden
Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. 1. 35-45 tahun 7 15
METODOLOGI PENELITIAN 2. 46 – 55 tahun 17 35
Berdasarkan permasalahan dan tujuan 3. ≥ 56 tahun 24 50
yang hendak dicapai, maka penelitian ini Jumlah 48 100
adalah kuantitatif. Penelitian ini menyoroti
hubungan antara variabel dan menganalisa atau
menguji hipotesa yang dirumuskan. Metode Nampak bahwa distribusi usia
yang digunakan adalah metode deskriptif responden terbanyak berusia ≥ 51 tahun,
analitik dimana peneliti berusaha sedangkan distribusi paling sedikit berusia 35-
menggambarkan kenyataan yang ada tentang 45 tahun sebanyak 7 responden (15%).
suatu keadaan yang di jumpai secara obyektif Distribusi responden menurut umur
dan akan dilakukan analisa hasil penelitian. menunjukkan bahwa umur termuda responden
Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross adalah 36 tahun dan umur tertua adalah 85
sectional (belah lintang), yaitu penelitian tahun. Menurut pendapat Santi dkk (2002)
dengan melakukan pengukuran atau yang mengungkapkan bahwa di negara
pengamatan pada saat bersamaan. berkembang sudah mencapai pada umur 35–90
Penelitian dilaksanakan di wilayah tahun.
kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten
Sukoharjo dan dilakukan pada bulan Mei 2010. Deskripsi Menurut Jenis Kelamin
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Distribusi responden menurut jenis
penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2009
kelamin ditampilkan pada tabel berikut.
sebanyak 135 di wilayah kerja Puskesmas
Sukoharjo 1.
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis
Sampel penelitian sebanyak 48
Kelamin
penderita Diabetes Mellitus pada wilayah kerja
Puskesmas Sukoharjo dengan penentuan Umur
No Jml %
sample menggunakan teknik simple random Responden
sampling. 1 Laki-laki
Penelitian ini menggunakan alat ukur . 24 50
berupa kuesioner HRS (Holmes Rating Scale)
2 Perempuan
untuk mengukur tingkat stress dan glukotest
. 24 50
untuk mengukur kadar gula darah puasa.
Analisa data pada penelitian ini adalah Jumlah 48 100
bivariat. Untuk dapat menguji dan menganalisa
data digunakan tehnik Product Moment. Nampak bahwa dari 48 responden
diperoleh responden berjenis kelamin
HASIL PENELITIAN DAN perempuan sebanyak 24 responden (50%), dan
PEMBAHASAN sisanya 24 responden (50%) adalah laki-laki.
Karakteristik Responden Tidak diketahui adanya prevalensi
Ada 3 karakteristik dalam penelitian penyakit DM ditinjau dari jenis kelamin.
ini yaitu mengenai umur, jenis kelamin, dan Namun dari beberapa penelitian terdahulu,
lama menderita DM yang akan di paparkan misalnya penelitian Nidya, dkk (2008) dan
sebagai berikut penelitian Mosjab, dkk (2008) menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita DM dalam
Deskripsi Umur penelitian mereka adalah perempuan.
Distribusi responden mengenai umur Penelitian Nidya, dkk (2008) tentang
akan ditampilkan pada tabel berikut. hubungan antara sikap, perilaku dan partisipasi
keluarga terhadap kadar gula darah penderita
Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 45
Diabetes Mellitus di RS PKU Muhammadiyah lamanya seseorang menderita Diabetes
Yogyakarta menunjukkan bahwa perbandingan Mellitus, semakin lama seseorang menderita
reponden laki-laki dan perempuan adalah 48% Diabetes Mellitus maka komplikasi penyakit
berbanding 52%. Sedangkan penelitian Diabetes Mellitus juga akan lebih mudah
Modjab, dkk (2008) tentang Gambaran antara terjadi (Pratiwi, 2007).
Kepatuhan Minum Obat Hipoglikemik Oral
(OHO) dengan Kejadian Komplikasi Kronis Analisis Univariate
(Hipertensi, Neuropati, Sellulitis dan atau Deskripsi Tingkat Stres
Ganggren ) pada Penderita Diabetes Mellitus
di RT 13 – 16 di Desa Betro Kecamatan Sedati Tabel 4. Distribusi responden Menurut
Kabupaten Sidoarjo, menunjukkan Tingkat Stres
perbandingan responden laki-laki dan No Tingkat Stres Jumlah %
perempuan 45% berbanding 55%. 1 Ringan 3 6
2 Sedang 20 42
Deskripsi responden Menurut Lama 3 Berat 25 52
Menderita DM Jumlah 48 100
Hasil pengumpulan data tentang lama
menderita DM responden diperoleh data lama Distribusi responden menurut tingkat
menderita DM terendah adalah 1 tahun dan stres menunjukkan sebagian besar memiliki
terlama lebih dari 5 tahun. Selanjutnya tingkat stres dalam kategori berat yaitu
distribusi responden menurut lama menderita sebanyak 25 responden (52%), selanjutnya
DM ditampilkan pada tabel berikut. sedang sebanyak 20 responden (42%), dan
Tabel 3. Deskripsi responden Menurut Lama ringan sebanyak 3 responden (6%).
Menderita DM Deskripsi tingkat stres penelitian
Umur menunjukkan sebagian besar responden
No Jml %
Responden memiliki tingkat stres berat, yaitu sebanyak 25
1 1 tahun 6 13 responden (52%). Kondisi ini disebabkan oleh
bebarapa faktor, diantaranya adalah faktor
2 2 tahun 8 17
usia. Distribusi responden menurut usia
3 3 tahun 12 25 menunjukkan sebagian besar responden telah
4 4 tahun 9 19 menginjak masa lansia atau menjelang lansia
5 5 tahun 4 8 (50 tahun keatas). Sebagaimana umumnya
para lansia akan mengalami penurunan
6 Lebih dari 5 9 19 kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang
thn saling berinteraksi satu sama lain.
Jumlah 48 100 Keadaan ini cenderung berpotensi
Nampak bahwa responden paling menimbulkan masalah kesehatan secara umum
banyak telah menderita DM selama 3 tahun, maupun kesehatan jiwa secara khusus pada
yaitu sebanyak 12 responden (25%) dan paling lansia.
sedikit adalah 5 tahun sebanyak 4 responden Penurunan kondisi fisik dan psikologis
(8%). yang diperparah dengan adanya perubahan-
Distribusi lamanya responden perubahan dalam hidup lansia, misalnya
menderita DM menunjukkan proporsi perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan
terbanyak adalah 3 tahun keatas. Waktu atau pensiun, perubahan peran sosial di
lamanya seseorang menderita penyakit dapat masyarakat menyebabkan timbulnya masalah
memberikan gambaran mengenai tingkat kesehatan pada responden, salah satunya
patogenesitas penyakit tersebut. Peningkatan adalah stres.
angka kesakitan Diabetes Mellitus dari waktu Responden dalam penelitian ini adalah
ke waktu lebih benyak disebabkan oleh faktor orang-orang yang menderita penyakit diabetes
herediter, life style (kebiasaan hidup) dan mellitus. Ketika mereka mengetahui bahwa
faktor lingkungannya. Komplikasi Diabetes mereka terdiagnosa mengalami penyakit
Mellitus dengan penyakit lain terkait dengan diabetes mellitus, maka akan timbul

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 46


kekhawatiran dalam dirinya terhadap apa yang Sebagaimana umumnya penduduk di
akan mereka alami dihari yang akan datang. daerah Sukoharjo, responden merupakan
Kondisi ini menyebabkan timbulnya rasa penduduk yang biasa mengkonsumsi minuman
khawatir yang pada akhirnya dapat manis seperti teh dan kopi yang menggunakan
menimbulkan depresi. Hal tersebut gula pasir. Kebiasaan mengkonsumsi minuman
sebagaimana dikemukakan oleh yang manis seperti teh manis, kopi dan
Sukmaningrum (2001) yang mengemukakan sebagainya merupakan kebiasaan pola makan
bahwa penyakit DM dapat menimbulkan yang kurang baik bagi penderita diabetes. Gula
permasalahan bagi diri seseorang baik pasir yang terdapat pada minuman teh manis,
permasalahan fisik maupun psikologis. kopi, dan minuman lainnya merupakan jenis
Secara psikologis seseorang yang karbohidrat sederhana yang dalam proses
terkena penyakit DM cenderung tidak dapat pencernaan manusia langsung masuk ke dalam
menerima kenyataan akan penurunan aliran darah, sehingga mempercepat kenaikan
kemampuan dirinya akibat DM yang diderita kadar gula darah.
yang dideritanya, tidak menutup kemungkinan Almatsier (2005), mengungkapkan
munculnya gangguan psikologis yang akhirnya bahwa Jenis karbohidrat sederhana seperti gula
membawa dampak buruk bagi penyakit pasir, gula jawa, sirup jeli, buah-buahan yang
diabetesnya. Pada saat mereka menghadapi diawetkan dengan gula, susu kental manis,
kenyataan bahwa penyakit tersebut tidak dapat kue-kue manis, dodol dan es krim, langsung
disembuhkan mereka sulit untuk menikmati masuk ke dalam aliran darah sehingga
kehidupan karena harus mengendalikan mempercepat kenaikan kadar gula darah.
penyakit diabetes yang dideritanya. Hal ini Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
berlanjut bagaimana individu memandang (PERKENI) yang juga Presiden AFES, dr.
masa depannya. Sikap pesimis terhadap masa Sidartawan Soegondo SpPD-KE, yang
depan dan kurangnya kenyakinan diri mengemukakan bahwa peningkatan angka
menyebabkan timbulnya rasa khawatir akan kejadian diabetes tipe II di Indonesia sebagian
masa depan dan menimbulkan kecemasan. besar disebabkan oleh pola makan yang tidak
sehat, gaya hidup yang salah dan pertambahan
Deskripsi Kadar Gula Darah usia harapan hidup. (Sidartawan, 2007).
Tabel 5. Distribusi responden Menurut
Kadar Gula Darah Analisis Bivariat
No Kadar gula Jumlah % Sebelum dilakukan pengujian korelasi,
darah (GDP) terlebih dahulu akan ditampilkan tabulasi
1 Buruk 34 71 silang tingkat kadar gula darah ditinjau dari
2 Sedang 12 25 tingkat stres.
3 Baik 2 4
Jumlah 48 100 Tabel 6.Tabulasi Silang Tingkat Kadar Gula
Darah Ditinjau dari Tingkat Stres.
Distribusi responden menurut tingkat Tingkat Kadar Gula
gula darah sebagian besar adalah buruk yaitu Darah
sebanyak 34 responden (71%) selanjutnya Tingkat Buruk Sedang Baik Total
sedang sebanyak 12 responden (25%), dan Stres Fr % Fr % Fr % Fr %
baik sebanyak 2 responden (4%).
Tingkat kadar gula darah responden Ringan 2 67 0 0 1 33 3 100
yang sebagian besar buruk tersebut Sedang 13 65 6 30 1 5 20 100
dikarenakan memang responden adalah pasien
Berat 19 76 6 24 0 0 25 100
penderita diabetes mellitus. Namun selain
faktor adanya penyakit diabetes mellitus Total 34 71 12 25 2 4 48 100
tersebut, factor lain yang mempengaruhi
tingkat kadar gula darah adalah pola makan Tabulasi silang ini menunjukkan, pada
(diet) dan olah raga. stres ringan terdapat 2 responden (67%)
memiliki GDP buruk dan 1 responden (33%)

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 47


memiliki GDP baik. Pada tingkat stres sedang Selanjutnya pengujian uji Product
terdapat 13 responden (65%) memiliki GDP Moment dilakukan pada tingkat signifikansi
buruk, 6 responden (30%) memiliki GDP 5% (0,05). Hasil pengujian analisis data seba
sedang, dan 1 responden (5%) memiliki GDP gaimana dapat dilihat pada lampiran,
baik. Sedangkan pada tingkat stres berat selanjutnya dirangkum sebagai berikut:
terdapat 19 responden (76%) memiliki GDP
buruk dan 6 responden (24%) memiliki GDP Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Product
sedang. Moment
Ditinjau dari tabulasi silang tingkat Hubungan rhitung Pv Kes
kadar gula darah ditinjau dari tingkat stres, Hubungan
nampak bahwa semakin berat tingkat stres, tingkat stres H0
maka semakin buruk kadar gulanya. Meskipun 0,43 0,00
dengan kadar ditola
demikian pada tabulasi tersebut terdapat 8 2
gula darah k
sedikit penyimpangan, yaitu pada tingkat stres (GDP)
ringan masih terdapat 2 responden (67%) yang
memiliki kadar gula darah buruk. Hasil pengujian hubungan tingkat stres
Penyimpangan tersebut dapat terjadi karena dengan kadar gula darah mengunakan uji
sehari sebelum dilakukan pengukuran kadar Product Moment diperoleh nilai rhitung sebesar
gula darah yang diawali dengan puasa, 0,438 dengan p-value = 0,002. Hasil penelitian
menurut kedua responden mengalami kondisi menunjukkan bahwa nilai p-value lebih kecil
tubuh yang tidak baik sehingga kadar gula dari 0,05 (0,002 > 0,050) maka diputuskan H0
darah mereka tinggi. Ketika mereka ditolak. Berdasarkan hasil kriteria uji tersebut
melakukan puasa sebelum pengukuran gula, maka disimpulkan terdapat hubungan yang
ternyata tidak terjadi penurunan yang signifikan antara tingkat stres dengan kadar
signifikan terhadap kadar gulanya, sehingga gula darah pada pasien Diabetes Mellitus.
pada saat pengukuran kadar gula mereka Hasil uji hipotesis penelitian tentang
buruk. “adanya hubungan tingkat stres dengan kadar
Untuk menguji kenormalan data. gula darah pada pasien Diabetes Mellitus di
Dilakukan uji Kolmogorov-smirnov sebagai wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I”
berikut: menggunakan uji Product Moment. Hasil uji
Product Moment diperoleh nilai rhitung sebesar
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Kolmogorov- 0,438 dengan p-value = 0,002. Hasil penelitian
Smirnov menunjukkan bahwa nilai p-value lebih kecil
N Varia Zhitung p- Kesimpul dari 0,05 (0,002 > 0,050) maka diputuskan H0
obel value an ditolak. Berdasarkan hasil kriteria uji tersebut
1 Stres 0,774 0,586 Normal maka disimpulkan terdapat hubungan yang
2 GDP 1,099 0,179 Normal signifikan antara tingkat stres dengan kadar
gula darah pada pasien Diabetes Mellitus di
Hasil uji normalitas data menggunaan wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo I. Dengan
uji Kolmogorov-smirnov ternyata variabel stres demikian hipotesis penelitian dapat terbukti
diperoleh nilai Zhitung sebesar 0,774 dengan secara signifikan.
nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,586 Hasil penelitian ini menunjukkan
sehingga H0 diterima artinya data terdistribusi adanya hubungan tingkat stres dengan kadar
normal. Sedangkan pada variabel kadar gula gula darah pasien diabetes mellitus di wilayah
darah diperoleh nilai Zhitung sebesar 1,099 kerja Puskesmas Sukoharjo I. Hasil penelitian
dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar ini mendukung hasil penelitian Juwita (2008)
0,179 sehingga H0 diterima artinya data tentang “Korelasi tingkat stress dengan
terdistribusi normal. Karena dari dua data kenaikan kadar gula darah pada pasien
penelitian berdistribusi normal, maka diabetes mellitus”.
pengujian menggunaan teknik analisis Hubungan tingkat stress dengan
parametrik, yaitu uji Product Moment. tingkat kadar gula darah penderita diabetes
dijelaskan bahwa selain mengalami

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 48


kemunduran dari segi fisik, seorang penderita perlu pula untuk mengingatkan kepada
diabetes mellitus pada umumnya juga pasien DM untuk rutin memeriksakan
mengalami kemunduran dari segi emosional. kadar gula darahnya, sehingga dapat
Segi emosional tersebut meliputi sikap terhindar dari kondisi komplikasi yang
menyangkal, obsesif, marah, dan takut, yang lebih parah.
semuanya merupakan sikap yang nampak 2. Bagi pasien
negatif. Banyak orang yang menyangkal Pasien diabetes mellitus hendaknya
sewaktu mengetahui dirinya menyandang senantiasa menjaga kondisi psikologisnya
diabetes, dan tidak mau menerima kenyataan guna menghindari timbulnya stres.
bahwa ia harus menjalani kehidupan sebagai Langkah-langkah yang dapat dilakukan
penyandang diabetes. Bahkan ada penyandang antara lain dengan meningkatkan
diabetes yang memerlukan beberapa tahun kepasrahan dirinya kepada Tuhan, dan
sampai ia mau mengubah cara hidupnya melaksanakan kegiatan-kegiatan religius
(Zainuddin, 2002). yang dapat menenangkan jiwanya.
Tingkat stres yang dialami oleh 3. Bagi institusi pendidikan
penderita diabetes mellitus diakibatkan oleh Institusi pendidikan khususnya pendidikan
adanya perubahan-perubahan dalam dirinya perawat, hendaknya mempersiapkan anak
yang bersifat fisik maupun psikologis. Stres didiknya agar mereka memiliki
yang disertai oleh sikap-sikap emosional pengetahuan yang memadai tentang
lainnya berdampak pada dipatuhi atau tidak penyakit DM, sehingga ketika mereka
dipatuhinya penatalaksanaan pengobatan terjun di masyarakat mampu menjadi nara
diabetes oleh penderita diabetes. Semakin sumber bagi masyarakat khususnya
tinggi stress, maka semakin banyak pula mengenai penyakit DM.
permasalahan-permasalahan emosional yang 4. Bagi penelitian selanjutnya
dialami oleh penderita diabetes mellitus, Peneliti yang akan datang hendaknya
dimana kondisi ini berhubungan dengan memperkaya jumlah variabel independent
melemahnya ketaatan penderita diabetes dalam yang mempengaruhi perubahan kadar gula
mematuhi penatalaksanaan pengobatan darah, sehingga nantinya dapat diketahui
diabetes mellitus, sehingga kadar gula faktor-faktor apakah yang dominan
darahnya akan cenderung meningkat. mempengaruhi kadar gula darah pasien
diabetes mellitus..
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

1. Tingkat stres pada pasien Diabetes


mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo I sebagian besar berat.
2. Kadar gula darah pada pasien Diabetes
mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo I sebagian besar buruk.
3. Terdapat hubungan antara tingkat stres
dengan kadar gula darah pada pasien
Diabetes mellitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo I.
Saran

1. Bagi Puskesmas
Petugas kesehatan di Puskesmas I
Sukoharjo hendaknya senantiasa
memberikan pengarahan kepada pasien
DM di wilayahnya untuk menghindari
kondisi stres untuk menjaga kestabilan
kadar gula darahnya. Selain itu petugas

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 49


DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S (2005). Penuntun Diet Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Umum.

American Diabetes Association, 2006. Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes Care, 2006:
48, S4-42.

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Makassar Universitas Hasanuddin.

Anonim, Pusat Data Dan Informasi – perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (DPPERSI).
Kencing Manis (Diabetes Melitus).http://www.DPPERSI.dppersi.co.id/dppersi/ilmiah
populer/diabetes.phpp3

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Brunner & Suddarrth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Et al. Edisi 8, EGC.

Guyton, Arthur C, John E Hall (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Irawati
Setiawan, Jakarta, Editor Edisi Bahasa Indonesia Luqman Yanuar Rachman, Edisi 11, EGC.

Hidayat, AAA (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data Jakarta, Salemba
Medika.

Juwita (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stress kerja perawat psikiatri di rumah sakit
jiwa provinsi kepulauan Bangka Belitung.Skripsi, Fakultas ilmu kedokteran UGM.

Manoppo, Wanda (2003). Pengertian Obat menurut DEPKES Rl . http://www.mailarchive.com/balita-


anda@balita_anda.com

Notoatmojo (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.

Nursalam (2003). Konsep& penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta, Salemba


Medika.

Perkeni, (2002). Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, (edisi revisi) PB.
Perkeni, FKUI. Jakarta.

Pratiwi, A.D. (2007). Epidemiologi, Progam Penanggulangan, dan Isu Mutakhir Diabetes
Mellitus, Current Issue, Jurusan Epidemiologi,

Rasmun (2004). Stress, Koping dan adaptasi. Jakarta, Sagug Seto.

Santi, dkk. (2002). Hubungan kadar Glukosa Darah dan Lama Menderita Diabetes Dengan Derajat
Retinopati Diabetika. http://www. m3undip.org

Santrock, John W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja Ed. 6 .Jakarta ,Erlangga.

Sidartawan. (2007).Diet dan pola makan penyakit DM. Jakarta, EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G (2002). Buku A\ajar keperawatan Medikal Bedah (8rd ed). Jakarta, EGC.

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 50


Soegondo, Sidartawan, Pusat Diabetes dan LIPID FKUI/RSCM. 2005. Penderita Diabetes Indonesia
Meningkat tajam, http://www.kompas.com

Sugiono (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung, CV. Alfabeta.

Sukmaningrum. (2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stress kerja terhadap pasien DM di
rumah sakit provinsi kepulauan Bangka Belitung.Skripsi, Fakultas ilmu kedokteran UGM.

Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.

Tjokroprawiro, A. (2001). Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi, Edisi ketiga, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Vranic, M.: Lickley, H.L.A. & Davidson, J.K (2000). Exercise and Stress in Diabetes Mellitus dalam
J.K. Davidson (ed.) Clinikal Diabetes Mellitus: A Problem Oriented Approach. New York,
Thieme Verlag Inc. pp.

World Health Organization (WHO). Diabetes Mellitus http://www.WHO,int topics/

Zainnuddin. 2002. Masalah jiwa pada lansia,www.e-psikologionline.com

Hubungan Antara Tingkat Stress…. (Septian Adi Dan Okti Sri P) 51

You might also like