Professional Documents
Culture Documents
3 September 2015
Effect of Relaxation with Changes Anxiety And Sleep Quality ICU Patient
in Intensive Care Unit
1
Sudiarto
2
Ari Suwondo
3
Agus Nurrudin
1
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Piet A. Tallo - Kupang
2
Program Studi Magister Epidemiologi Pascasarjana Universitas Diponegoro
3
RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga
E-mail: jrk@poltekkes-smg.ac.id
Abstract
The objective of study was to determine the effect of relaxation on anxiety and sleep
quality in ICU patients. This study used quasi Experimental research design with Pre and Post
test Control Group Design. Sample of this study is ICU patients that were 56 respondents,
consisted of 28 respondents provided a relaxation and dzikir intervention and 28 respondents
as a control group. Data were analyzed by univariate frequency distribution table, while the
bivariate data using paired t-test, Wilcoxon and Mann-Whitney. Research procedures
performed by observing and assessing check the level of anxiety and sleep quality before and
after intervention. Relaxation dhikr influence the change in the level of anxiety and sleep
quality. In the treatment group p-value of 0.001 anxiety levels and sleep quality 0.001, while
the p-value control group anxiety levels 0,001 dan 1.00 sleep quality. Independent test anxiety
levels p-value of 0.001 and 0.001 sleep quality. Relaxation and dzikir influence the change
level of anxiety and sleep quality. In the control group satitistik result there are significant
differences, although in severe anxiety kategiori, can relaxation and dzikir be recommended
as a nursing intervention to improve the quality of patient sleep and anxiety in hospital.
Abstrak
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh relaksasi terhadap kecemasan dan
kualitas tidur pasien ICU. Jenis penelitian ini adalah quasi Experimental dengan rancangan
Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel pada peneletian ini adalah 56 responden pasien
ICU terdiri dari 28 diberikan relaksasi dzikir dan 28 kelompok kontrol. Data dianalisis secara
univariat dengan tabel distribusi frekuensi, sedangkan data bivariat menggunakan Paired t-
test, Wilcoxon dan Mann-whitney. Prosedur penelitian dilakukan dengan mengobservasi dan
menilai ceklist tingkat kecemasan dan kualitas tidur sebelum dan sesudah perlakuan.
Relaksasi dzikir berpengaruh terhadap perubahan tingkat kecemasan dan kualitas tidur.
Pada kelompok perlakuan p-value tingkat kecemasan 0,001 dan kualitas tidur 0,001,
___________________________________________________________________________________
847 Relaksasi terhadap Kecemasan dan Kualitas Tidur
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
sedangkan pada kelompok kontrol p-value tingkat kecemasan 0,001 dan kualitas tidur 1,00.
Pada uji independen tingkat kecemasan p-value 0,001 dan kualitas tidur 0,001. Relaksasi
dzikir berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada pasien ICU . Pada
kelompok kontrol hasil satitistik ada perbedaan yang cukup signifikan walaupun masih
dalam kategori kecemasan berat, relaksasi dzikir dapat sebagai saran untuk tindakan
perawat dalam mengatasi kecemasan dan kualitas tidur pasien di rumah sakit.
___________________________________________________________________________________
849 Relaksasi terhadap Kecemasan dan Kualitas Tidur
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
___________________________________________________________________________________
Sudiarto, Ari Suwondo, Agus Nurrudin 850
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
lebih tinggi pada orang dewasa antara bermakna antara kelompok kontrol dan
22-50 tahun. perlakuan sebelum dilakukan relaksasi
Hal ini dapat dipengaruhi oleh dzikir. Sedangkan pada kualitas tidur
berbagai faktor, salah satunya adalah sebelum relaksasi dzikir nilai rerata
penyakit kronis (Gagliese and Melzack, kelompok perlakuan 2,00 dan standar
1997). deviasi 0,001, pada kelompok kontrol
Hasil penelitian ini nilai rerata 1,5 dengan standar deviasi
menunjukkan bahwa jenis kelamin 0,51 dan p=1,000 sehingga dapat
responden laki-laki dan perempuan disimpulkan bahwa tidak ada
hampir sama, yaitu sebesar 42,9% dan perbedaan kualitas tidur yang
57,1% pada kelompok kontrol demikian bermakna antara sebelum dilakukan
juga pada kelompok perlakuan laki-laki relaksasi dzikir pada kelompok
46,4% dan perempuan 53,6%. Hasil ini perlakuan dan kelompok kontrol.
sesuai dengan penelitian yang Hasil analisis uji statistik pada
menunjukkan bahwa perempuan lebih kelompok perlakuan menggunakan
sensitif terhadap kecemasan dari pada paired t-test terdiri dari 28 responden
laki-laki (Laura, et all, 2011). tiap kelompok, nilai rerata sebelum
Perempuan mengungkapkan rasa relaksasi dzikir 29,50 dan nilai rerata
cemas yang lebih tinggi daripada laki- sesudah relaksasi dzikir 19,04, standar
laki (Atwater, 1998). Perbedaan tingkat deviasi sebelum dan sesudah relaksasi
persepsi kecemasan ini disebabkan dzikir 1,774 dan 3,012, dan nilai p=0,001
karena perbedaan otak sehingga dapat diartikan bahwa ada
secara anatomis dalam perbedaan yang bermakna antara
mempersepsikan cemas, pada sebelum dan sesudah dilakukan
perempuan letak persepsi cemas berada relaksasi dzikir terhadap perubahan
pada limbik yang berperan sebagai kecemasan. Sedangkan pada kelompok
pusat utama emosi seseorang kontrol hasil analisis uji paired t-test
sedangkan pada laki-laki terletak pada terdiri dari 28 responden tiap kelompok,
korteks prefrontal yang berperan nilai rerata pre-test dan post-test adalah
sebagai pusat analisa dan kognitif. Jadi 30,64 dan 29,32, standar deviasi pre-test
secara emosional perempuan lebih dan post-test relaksasi dzikir 2,725 dan
sensitif dalam mempersepsikan rasa 2,465, dan nilai p = 0,001 sehingga dapat
cemas (Brattberg, Parker & Thorslund, diartikan bahwa ada perbedaan yang
1997). bermakna antara pre-test dan post-test
Hasil penelitian yang telah terhadap perubahan kecemasan pada
dilakukan oleh peneliti menunjukan kelompok kontrol walaupun masih
bahwa terdapat pengaruh dari relaksasi dalam tingkat kecemasan kategori berat.
dzikir terhadap penurunan kecemasan Untuk mengetahui perbedaan antara
pasien intensive care unit (ICU). kelompok perlakuan dan kelompok
Sebelumnya melakukan uji analisis kontrol dengan uji Mann-Whitney terdiri
kesetaraan responden kelompok kontrol dari 28 responden tiap kelompok,
dan kelompok perlakuan pada median perlakuan dan kontrol 19,5 dan
kecemasan sebelum dilakukan rileksasi 29, dengan minimum-maximum 13-24
dzikir nilai rerata pada kelompok dan 24-34, dan nilai p = 0,001 sehingga
perlakuan sebelum relaksasi dzikir 29,5 dapat disimpulkan bahwa ada
dan standar deviasi 1,774 sedangkan perbedaan yang bermakna antara
nilai rerata pada kelompok kontrol kelompok perlakuan dan kelompok
30,64 standar deviasi 2,725 dan nilai p = kontrol sesudah realaksasi dzikir.
0,068 sehingga dapat diartikan bahwa Dalam penelitian ini hasil
tidak ada perbedaan kecemasan yang deskripsi variabel kecemasan pada
___________________________________________________________________________________
851 Relaksasi terhadap Kecemasan dan Kualitas Tidur
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
___________________________________________________________________________________
Sudiarto, Ari Suwondo, Agus Nurrudin 852
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
___________________________________________________________________________________
853 Relaksasi terhadap Kecemasan dan Kualitas Tidur
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
relaksasi dzikir dengan hasil analisis uji frase secara ritmis dapat menimbulkan
Mann-Whitney terdiri dari 28 responden tubuh menjadi rileks. Pengulangan
tiap kelompok, median perlakuan dan tersebut harus disertai dengan sikap
kontrol 5 dan 11, dengan minimal- pasif terhadap rangsang baik dari luar
maksimal 4-16 dan 9-13, dan nilai maupun dari dalam. Sikap pasif dalam
p=0,001 sehingga dapat disimpulkan konsep religius dapat diidentikan
bahwa ada perbedaan yang bermakna dengan sikap pasrah kepada Tuhan.
antara kelompok perlakuan dan Sikap pasrah inilah yang dapat
kelompok kontrol sesudah realaksasi melipatgandakan respon relaksasi yang
dzikir terhadap kualitas tidur. muncul. Keuntungan dari relaksasi
dzikir ini selain mendapatkan manfaat
Keefektifan penelitian ini adalah dari relaksasi juga mendapatkan
teknik relaksasi yang dipilih kemanfaatan dari penggunaan
merupakan relaksasi pernafasan yang keyakinan seperti menambah keimanan,
dinilai lebih aman (lebih sedikit dan kemungkinan akan mendapatkan
mengandung risiko) bagi pasien, lebih pengalaman-pengalaman transendensi.
sederhana dan mudah dipraktekkan. Dzikir sebagai salah satu bentuk ibadah
Selain itu, penelitian yang dalam agama Islam merupakan
menggunakan relaksasi dengan dzikir relaksasi religius, dengan mengucapkan
(melibatkan penanganan dimensi lafadz Allah atau Ahad secara terus
spiritual kesehatan) untuk menurunkan menerus dengan pelan dan ritmis akan
kecemasan pasien. Penelitian ini dapat menimbulkan respon relaksasi
bertujuan untuk mengukur pengaruh (Benson, 2000 ; Lei, et all, 2009).
Relaksasi dengan Dzikir untuk Dasar pikiran relaksasi adalah
mengurangi kecemasan yang dialami sebagai berikut. Relaksasi merupakan
oleh pasien. pengaktifan dari syaraf parasimpatis
Respon relaksasi yang yang menstimulasi turunnya semua
melibatkan keyakinan yang dianut akan fungsi yang dinaikkan oleh sistem
mempercepat terjadinya keadaan syaraf simpatis, dan menstimulasi
relaks, dengan kata lain kombinasi naiknya semua fungsi yang diturunkan
respon relaksasi dengan melibatkan oleh syaraf simpatis. Masing-masing
keyakinan akan melipat gandakan syaraf parasimpatis dan simpatis saling
manfaat yang didapat dari respon berpengaruh maka dengan
relaksasi (Benson, 2000). Penggunaan bertambahnya salah satu aktivitas
frase yang bermakna dapat digunakan sistem yang satu akan menghambat
sebagai fokus keyakinan, sehingga atau menekan fungsi yang lain. Ketika
dipilih kata yang memiliki kedalaman seseorang mengalami gangguan tidur
keyakinan. Dengan menggunakan kata maka ada ketegangan pada otak dan
atau frase dengan makna khusus akan otot sehingga dengan mengaktifkan
mendorong efek plasebo yang syaraf parasimpatetis dengan teknik
menyehatkan. Semakin kuat keyakinan relaksasi maka secara otomatis
seseorang berpadu dengan respon ketegangan berkurang sehingga
relaksasi maka semakin besar pula efek seseorang akan mudah untuk masuk ke
relaksasi yang didapat. Pilihan frase kondisi tidur (Utami, 2003).
yang dipilih sebaiknya singkat untuk Dengan dzikir disertai tawakal
diucapkan dalam hati saat mengambil serta ikhtiar merupakan gambaran jiwa
dan menghembuskan napas secara yang tenang, sehingga menekankan
normal. Kedua kata tersebut mudah kemungkinan timbulnya berbagai
diucapkan dan mudah diingat penyakit yang secara umum dipicu oleh
menyebutkan pengulangan kata atau endapan racun tubuh dan membantu
___________________________________________________________________________________
Sudiarto, Ari Suwondo, Agus Nurrudin 854
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
___________________________________________________________________________________
855 Relaksasi terhadap Kecemasan dan Kualitas Tidur
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 3 September 2015
Laura D.W, Cindy D.S., Calia A.T., and Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Michael E.R. 2012. J Pain. Smeltzer, B.C and Barre, B.G. Brunner
March ; 13(3): 220–227. and Suddarth’s Textbook of
doi:10.1016/j.jpain. 011.10.014. medical-surgical nursing. Edisi
Lei, Z., Qiongjing, Y., Qiuli, W., Sabrina, 12. Lippincott Williams and
K, Xiaojing and Changli, W. Wilkins. 2010: 129-130.
2009. Sleep quality and sleep Subandi, M. A. 2009. Psikologi Dzikir.
disturbing factor of inpatients Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
in ; 18:2521-2529. Utami, M.S. 2003. Prosedur Relaksasi.
Sangkan, A. 2004. Pelatihan Sholat Fakultas Psikologi.
Khusyu, Sholat Sebagai Yogyakarta : UGM.
Meditasi Tertingi dalam Islam. Suhaimie, Muhammad Yasin. 2005.
Jakarta : Baitul Ihsan. Dzikir dan Doa. Malang:
Sholeh, M. Tahajud. 2001. Manfaat Universitas Muhammadiyah
Praktis ditinjau dari Ilmu Malang.
Kedokteran. Yogyakarta: Rahman Sani. 2002. Hikmah Dzikir dan
Pustaka Pelajar. Doa: Tinjauan Ilmu Kesehatan,
Sholeh, Moh, Musbikin. 2005. Agama Al-Mawardi Prima, Jakarta, 38
Sebagai Terapi, Telaah Menuju
Ilmu Kedokteran Holistik,
TELAAH JURNAL KEPERAWATAN
Dibuat Oleh:
Dian Widhi Pawestri (P17211186006)
3. Opini: Relaksasi dzikir sangat baik digunakan untuk terapi pasien, hal tersebut
supaya dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan. Pihak manajemen
diharapkan agar dapat mengembangkan relaksasi dzikir sebagai standar
prosedur oprasional dalam menangani pasien cemas khususnya pada pasien
(beragama islam) di ruang perawatan intensif.
C. DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz A. 2005. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah,Salemba Medika, Jakarta.
Atwater, E. 1998. Psychology of adjustment. (2nd ed). Engelewood
Clift, New Jersey: Pretice-Hall, Inc.
Benson, H. MD. 2000. Respon Relaksasi : Teknik Meditasi Sederhana untuk
Mengatasi Tekanan Hidup. Bandung : Mizan.
Brattberg. G. 1997. Parker MG, Thorslund M. A Longitudinal study of pain : reported
pain from middle age to old age . Clinical Journal Of Pain, 13(2), PP 144-49.
Dobratz, M. 1995. Analysis of variables that impact psychological
adaptation in home hospice patients. Hosp. J. 10: 75–88.
Edwards, R, R., and Fillingham, R, B. 2000. Age-associated differences in responses
to noxious stimuli. Journal of
Gerontology Series A: Biological Science & Medical Science. 56, 180-185.
Gagliese, L., and Melzack, R. The assessment of pain in the elderly. In D. I.
Motofsky, and J. Lomran, Handbook of Pain and Aging, Plenum Press, New York.
1997.
Galih priambodo. Teori Keperawatan Avaliable from: www.teori keperawatan-
katharine-kolcab a.html. 2013.
Hawari H.D. 2006. Manajemen Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbitan
.
D. Lampiran