You are on page 1of 8

Yolanda Marsyella Simangunsong, Pengujian Validitas Empiris ...

57

PENGUJIAN VALIDITAS EMPIRIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL


DI PASAR MODAL INDONESIA
Yolanda Marsyella Simangunsong1
Dewa Gede Wirama2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: marsyella15@yahoo.com
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Analisis perdagangan sekuritas yang cermat, teliti serta didukung dengan data-data yang akurat diperlukan
untuk mengetahui tingkat keuntungan serta risiko dalam berinvestasi. Krisis keuangan global
menyebabkan banyak akademisi mempertanyakan validitas efisiensi pasar dan Capital Asset Pricing
Model yang merupakan salah satu model estimasi yang dapat menentukan hubungan return dan risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas empiris Capital Asset Pricing Modeldi pasar modal
Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 45 perusahan
(270 amatan) yang tergabung dalam LQ45 periode Agustus 2012 sampai Januari 2013. Teknik analisis
regresi linear sederhana dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara beta dan
return. Hasil analisis menunjukkan bahwa beta tidak menjelaskan return. Selain itu, empat prediksi
lainnya yang digunakan untuk menguji Capital Asset Pricing Model secara empiris tidak dapat
terpenuhi. Hal ini berarti bahwa Capital Asset Pricing Model tidak valid di pasar modal Indonesia.

Kata kunci: beta,CAPM, LQ45, return

ABSTRACT

A careful analysis of securities trading, supported by thorough and accurate data needed to determine
the level of returns and risks in investing. The global financial crisis led many academics to question
the validity of market efficiency and the Capital Asset Pricing Model which is one of the estimation
model that can determine the return and risk relationship. This study aimed to test the empirical
validity of Capital Asset Pricing Model in Indonesian capital market. This study used a quantitative
approach with 45 firms as sample (270 observations) which were incorporated on LQ45 stock index
in the period of August 2012 until January 2013. Simple linear regression analysis was conducted to
obtain an overview of the relationship between beta and return. The analysis showed that beta did not
explain return. In addition, four other predictions that were used to empirically test the Capital Asset
Pricing Model could not be fulfilled. This meant that the Capital Asset Pricing Model was not valid in
the Indonesian capital market.

Keywords: beta,CAPM, LQ45, return

PENDAHULUAN

Investasi merupakan salah satu aktivitas yang biasanya dilakukan oleh investor dengan tujuan
pendanaan yang terdapat pada sebuah perusahaan. untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi atas
Aktivitas pendanaan atau investasi ini biasanya modal yang telah ditanamkan pada kegiatan investasi
dilakukan melalui pasar modal. Kinerja pasar modal ialah melakukan portofolio atau diversifikasi saham.
serta minat masyarakat terhadap kegiatan investasi Return suatu sekuritas dapat diestimasi dengan
pada pasar modal yang semakin meningkat baik dan mudah dengan suatu model estimasi. Salah
mengakibatkan kebutuhan akan analisis perdagangan satu model estimasi yang dapat menentukan
sekuritas yang cermat, teliti serta didukung dengan hubungan risiko dan return ialah Capital Asset Pricing
data-data yang akurat. Analisis tersebut diperlukan Model (CAPM). Model estimasi yang dibangun atas
untuk mengetahui tingkat keuntungan dalam teori portofolio Markowitz ini pertama kali
berinvestasi. Pada umumnya, investor ingin diperkenalkan oleh Jack Treynor (1961-1962), William
meminimalkan risiko (minimize risk) tersebut dan Forsyth Sharpe (1964), John Lintner (1965a,b) dan
meningkatkan perolehan (maximize return). Hal lain Jan Mossin (1966) secara terpisah. Keseimbangan
58 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1, Januari 2014

pasar memiliki peran penting dalam CAPM. Pada menghasilkan efficient frontier yang sama. 4) Seluruh
keadaan pasar seimbang atau ekuilibrium, tingkat investor diperbolehkan untuk meminjamkan sejumlah
keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk dananya atau meminjam sejumlah dana pada tingkat
suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham suku bunga bebas risiko dalam jumlah yang tidak
tersebut (Husnan, 2005:177). terbatas. 5) Investor individual diijinkan untuk
Krisis keuangan global telah menyebabkan melakukan penjualan pendek (short sale) berapapun
banyak akademisi mempertanyakan validitas dari yang dikehendaki. 6) Seluruh aset dapat dipecah-pecah
efisiensi pasar dan CAPM (Smith dan Walsh, 2013). menjadi bagian yang lebih kecil tanpa batas. Investor
Hingga saat ini, perdebatan mengenai hubungan tetap dapat melakukan investasi dengan nilai yang
return dan beta dalam CAPM masih terus berlanjut, terkecil serta melakukan transaksi penjualan dan
namun demikian CAPM masih tetap digunakan. pembelian aset dengan harga yang berlaku setiap saat.
Fama yang sebelumnya antusias terhadap CAPM 7) Seluruh aset dapat dipasarkan secara likuid sempurna
bersama MacBeth, pada tahun 1992 bersama French atau secara cepat dengan harga yang berlaku. 8) Tidak
menunjukkan bahwa beta sudah tidak dapat lagi diberlakukannya biaya transaksi sehingga penjualan
memprediksi return. Kasus melawan beta dan/atau atau pembelian aset tidak dikenai biaya transaksi. 9)
CAPM telah secara tegas disampaikan oleh beberapa Tidak terjadi inflasi. 10) Tidak diberlakukannya
orang lainnya termasuk Grinold pada tahun 1993, pajak pendapatan pribadi sehingga investor memiliki
Davis dan He dan Ng pada tahun 1994 serta Fama pilihan yang sama untuk mendapatkan capital gain
dan French dalam penelitian yang dilakukan pada tahun atau dividen. 11) Investor sebagai penerima harga
1993, 1995, 1996, dan 1998, mengikuti langkah yang (price-takers). Harga dari suatu asset tidak dapat
telah dikemukakan oleh Fama dan French pada tahun dipengaruhi oleh investor individual dengan melakukan
1992 (Karen dan Faff, 2013). Kemudian pada tahun kegiatan pembelian dan penjualan aset tersebut. Harga
2013, Dempsey berpendapat bahwa sebagai sebuah dari aset ditentukan oleh investor secara keseluruhan
paradigma untuk penentuan harga pasar, CAPM telah bukan investor secara individual dan 12) Pasar modal
gagal. Menurut Brown dan Walter (2013), perdebatan dalam kondisi seimbang (ekuilibrium). Implikasi dari
mengenai validitas CAPM yang masih terus terjadi asumsi ini ialah semua investor akan memilih portofolio
hingga saat ini kemungkinan sebagiannya dikarenakan pasar, yaitu portofolio yang berisi dengan semua aset
oleh asal-usul intelektualnya (yakni Harry Markowitz, yang ada di pasar dan Portofolio pasar ini merupakan
1952, 1959 – yang kemudian menerima penghargaan portofolio aset berisiko yang optimal, yaitu yang berada
Nobel di bidang Ekonomi tahun 1990). di efficient frontier menurut Markowitz.
Pada model CAPM, terdapat asumsi-asumsi CAPM merupakan sebuah model yang kuat (a)
model CAPM yang digunakan dengan tujuan untuk karena CAPM terkait return ekspektasi sebuah aset
menyederhanakan model CAPM, (Hartono 2010:488) hanya pada return ekspektasi pasar dan tingkat bebas
yaitu: 1)Seluruh investor memiliki cakrawala waktu risiko dan (b) karena CAPM menghasilkan sebuah
satu periode yang sama. Kekayaan investor dapat persamaan linear yang sangat sederhana (Adcock dan
dimaksimumkan dengan memaksimumkan utiliti Clark, 1999). Yohantin (2008) mengungkapkan bahwa
harapan dalam satu periode waktu yang sama. 2) Seluruh berdasarkan CAPM, tingkat risiko dan tingkat return
investor mengambil keputusan investasi yang yang layak dinyatakan memiliki hubungan positif dan
didasarkan atas pertimbangan antara nilai return linier. Model dari CAPM adalah sebagai berikut:
ekspektasian dan deviasi standar return dari
portofolionya. 3) Seluruh investor memiliki harapan E(Ri) = RBR + i . [E(RM) - RBR] ...........(1)
yang seragam (homogeneous expectation) terhadap
faktor-faktor input, seperti return ekspektasian Keterangan:
(expected return), varian dari return dan kovarian E(Ri) = Tingkat return ekspektasi untuk sekuritas ke-i
antara return-return sekuritas yang digunakan untuk RBR = Tingkat return dari investasi bebas risiko
keputusan portofolio. Asumsi ini berimplikasi bahwa βi = Kovarian return sekuritas ke-i
dengan harga-harga sekuritas, tingkat bunga bebas E(RM) = Return ekspektasian dari portofolio pasar
risiko tertentu dan dengan menggunakan input-input
portofolio yang sama, maka setiap investor akan
Yolanda Marsyella Simangunsong, Pengujian Validitas Empiris ... 59

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011:162), Estimasi beta dapat dilakukan dengan mengumpulkan
pada model CAPM dapat dipahami bahwa investor nilai-nilai historis return dari sekuritas serta return dari
ingin memperoleh kompensasi atas dua hal, yaitu nilai pasar dalam periode tertentu, misalnya selama 60
waktu uang yang dapat digambarkan melalui tingkat bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return
bunga bebas risiko dan risiko atas investasi yang harian (Hartono 2010:377). Jagannathan dan Wang
tergambar melalui beta yang dibandingkan dengan (1996) dan Akdeniz et al. (2002) menyatakan bahwa
tingkat return aset terhadap return pasar selama beta bervariasi dari waktu ke waktu. Berubahnya
periode tertentu. Risiko merupakan penyimpangan kondisi pasar dari waktu ke waktu menjadi penyebab
tingkat keuntungan yang diperoleh dari nilai yang berubahnya risiko yang terdapat di pasar dari waktu
diharapkan oleh seorang investor (Supriyadi, 2009). ke waktu. Perubahan risiko juga telah ditunjukkan
Risiko investasi dapat berupa kerugian penurunan kurs pada sebuah situs berita bisinis, www.reuters.com,
saham dan kurs obligasi, gagal menerima dividen tunai yang menampilkan beta yang berubah-ubah.
dan kupon obligasi, gagal menerima kembali pokok Mengacu pada terjadinya perbedaan hasil dari
obligasi karena emiten dinyatakan pailit, dan gagal berbagai penelitian (research gap) yang telah
menerima kembali modal karena emiten saham dilakukan sebelumnya dalam pengujian validitas
dinyatakan pailit atau sahamnya tidak laku dijual empiris CAPM, maka rumusan masalah dalam
karena emiten bersangkutan telah dikeluarkan dari penelitian ini adalah apakah CAPM memiliki
pencatatan di Bursa Efek (Samsul 2006:285). Dalam validitas empiris di pasar modal Indonesia? Penelitian
konteks portofolio pasar, risiko investasi terdiri dari 2 ini bertujuan menguji validitas empiris Capital Asset
(dua) komponen, yaitu risiko tidak sistematis Pricing Model (CAPM) di pasar modal Indonesia.
(unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic Penelitian mengenai hubungan return dan risiko
risk). (Sunariyah 2003:180). dilakukan oleh Black, Jensen dan Scholes (1972) dan
Kedua jenis risiko ini harus dikenal oleh investor memberikan indikasi bahwa terdapat hubungan yang
untuk mengurangi risiko investasi. Namun, risiko linier antara return dan risiko/beta. Pada tahun 1973,
yang diperhitungkan dalam CAPM hanyalah risiko Fama dan MacBeth juga menemukan hasil yang sama.
sistematis (systematic risk) yang merupakan risiko Penelitian yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth
yang tidak dapat didiversifikasi atau dihindarkan. tersebut memberikan hasil bahwa koefisien dan
Risiko sistematis ini juga disebut sebagai risiko pasar. residual dari regresi return dan risiko konsisten dengan
Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan pasar modal yang efisien.
dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, Penelitian yang dilakukan oleh Kothari et al. pada
misalnya perubahan dalam perekonomian secara tahun 1995,menunjukkan bahwa estimasi beta yang
makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko menggunakan data tahunan menghasilkan hubungan
inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar (Suharli, 2005). yang positif antara return rata-rata dan beta, signifikan
Beta digunakan dalam CAPM sebagai pengukur baik secara ekonomi dan statistik. Hasil yang positif
risiko sistematis dari suatu sekuritas maupun juga ditemukan oleh Brav, Lehavy, dan Michaely
portofolio relatif terhadap risiko pasar. (2005), dimana terdapat hubungan yang kuat antara
Suatu sekuritas yang memiliki beta sama dengan return ekspektasi dan beta pasar. Dari uraian tersebut
beta portofolio pasar atau sama dengan 1, diharapkan maka pengujian empiris Capital Asset Pricing Model
memiliki return ekspektasian yang sama dengan return (CAPM) akan dilakukan dengan hipotesis sebagai
ekspektasian portofolio pasar yaitu E(RM) Risiko berikut:
sistematis dari sekuritas yang memiliki beta lebih besar Ha : Beta (β) mempengaruhi return
dari 1 akan lebih besar dari risiko pasar dan diharapkan
akan mendapatkan return ekspektasian yang lebih besar METODE PENELITIAN
dari return ekspektasian portofolio pasar. Namun
apabila sekuritas memiliki beta lebih kecil dari 1, maka Penelitian ini menjadikan data beta dan return
risiko sitematisnya lebih kecil dari risiko pasar dan saham dari perusahaan yang tergabung dalam LQ45
diharapkan akan mendapatkan return ekspektasian sebagai objek dalam penelitian. Jenis data yang di
yang lebih kecil dari return ekspektasian portofolio pasar. gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berupa: 1) Daftar perusahaan LQ45 periode
60 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1, Januari 2014

Agustus 2012 sampai Januari 2013 yang diperoleh Untuk memperoleh hasil penelitian yang di
dari Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses dari harapkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
situs www.idx.co.id. 2) Data historis seperti data harga dokumenter. Peneliti melakukan penelusuran dan
saham dan dividen, digunakan untuk menentukan pencatatan informasi yang berupa data harga saham
return sekuritas, yang diterbitkan oleh perusahaan yang perusahaan LQ45 periode Agustus 2012 sampai
masuk dalam daftar LQ45 periode Agustus 2012 Januari 2013, data Indeks Harga Saham Gabungan
sampai Januari 2013, maupun data Indeks Harga (IHSG) serta data suku bunga BI (BI rate).
Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan return Penyelesaian penelitian ini menggunakan metode
portofolio pasar, di website Yahoo Finance dengan analisis data yang dilakukan secara kuantitatif
alamat www.finance.yahoo.com dan 3) Data suku (analisis kuantitatif) menggunakan alat statistik yaitu
bunga BI (BI rate) yang mencerminkan return aset program SPSS (Statistical Product and Service
bebas risiko. Data ini dapat diperoleh dari Bank Solution). Teknik analisis data yang digunakan dalam
Indonesia melalui situs resminya, www.bi.go.id. penelitian ini adalah uji regresi sederhana. Beta ()
Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini, pada penelitian ini diregresi pada risk premium (Ri-t
yaitu: Variabel dependen atau variabel terikat yang )untuk membuktikan pengaruh beta () pada risk
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel premium (R i-t ) dengan dasar persamaan yang
lainnya dalam penelitian ini adalah return yang umumnya digunakan untuk menguji CAPM secara
diproksikan dengan risk premium (Ri,t). Risk premium empiris (Hartono, 2010: 506):
(Ri,t) didefinisikan sebagai rata-rata tingkat keuntungan
setelah dikoreksi oleh tingkat keuntungan aset bebas Ri,t = i + ei,t .............................. (4)
risiko. Risk premium ni dapat diperoleh dengan cara:
Keterangan:
Ri,t = Ri,t - RBR,t .......................................... (2) Ri,t = Ri,t - RBR-t
(RM,t - RBR,t)
Notasi:.
Ri,t = return sekuritas ke-i periode ke-t Berikut ini merupakan prediksi dari pengujian
RBR,t = return aset bebas risiko periode ke-t tersebut: 1) Intercept diharapkan secara signifikan
tidak berbeda dengan nol. Intercept  merupakan
Variabel independen atau variabel bebas yang intercept baru yang ditambahkan karena intercept asli
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel sebesar RBR dipindahkan dari sisi sebelah kiri sama
lainnya dalam penelitian ini adalah risiko sistematis/ dengan dari persamaan asal, CAPM model ex post,
beta (i). Risiko sistematis/beta ( i) didefinisikan yakni Ri,t = RBR,t + i . [Rm,t+ RBR,t ] + ei,t . Jika intercept
sebagai risiko yang berkaitan dengan keadaan pasar sama dengan nol, ini berarti bahwa return bebas risiko
yang tidak terhindarkan dengan diversifikasi. Time adalah sama dengan RBR. 2) Beta harus signifikan dan
varying-betas menjadi perbedaan dengan pengujian merupakan satu-satunya faktor yang menerangkan
empiris CAPM yang dilakukan oleh Fama dan return sekuritas berisiko. Ini berarti bahwa jika
MacBeth pada tahun 1973. Peneliti melakukan variabel-variabel lain yang dimasukkan ke dalam
estimasi beta dengan menggunakan nilai historis return model, seperti variabel dividend yield, P/E ratio,
dari sekuritas serta return dari pasar selama 60 bulan. besarnya perusahaan (size) dan lain sebagainya, maka
Risiko sistematis/beta ini dapat diperoleh dengan cara: variabel-variabel ini tidak signifikan di dalam
n menjelaskan return dari sekuritas berisiko. 3) Koefisien
t =1 (R - R ) . (R
i,t i,t M,t
- RM,t )
dari Beta, yaitu  seharusnya sama dengan nilai (RM,t
(i) = ............... (3)
n
t =1 (R - R M,t M,t
)2 - RBR,t). Hal ini dikarenakan notasi  dalam persamaan
Keterangan: Ri,t =       i + ei,t merupakan notasi yang
Ri,t = Return sekuritas ke-i periode ke-t berasal dari penulisan ulang (RM,t - RBR,t ) dalam
Ri,t = Rata-rata return sekuritas ke-i periode ke-t persamaan CAPM model ex post Ri,t = RBR,t + i .
RM,t = Return portofolio pasar periode ke-t [E(Rm,t)+ RBR,t ] + ei,t . 4) Hubungan dari return dan
RM,t = Rata-rata return portofolio pasar periode ke-t risiko harus linier. dan 5) Dalam jangka panjang, nilai
 harus positif. Hal ini berarti return dari portofolio
Yolanda Marsyella Simangunsong, Pengujian Validitas Empiris ... 61

pasar lebih dari tingkat return bebas risiko. Portofolio Indonesia Tbk. pada periode kedua, sedangkan nilai
pasar lebih berisiko dengan aset tidak berisiko, maka tertinggi 2,61 dimiliki oleh PT Energi Mega Persada Tbk.
harus dikompensasi dengan return yang lebih besar Mean variabel return adalah -0,0457 berarti rata-
dari return aset bebas risiko. rata return seluruh perusahaan sampel adalah sebesar
-0,0457. Standar deviasi sebesar 0,09514 berarti
PEMBAHASAN terjadi penyimpangan nilai return terhadap nilai rata-
ratanya sebesar 0,09514. Mean variabel beta adalah
Pada penelitian ini, beta dan risk premium dibagi 1,2985 berarti rata-rata beta seluruh perusahaan
menjadi enam periode perhitungan. Data yang sampel adalah sebesar 1,2985. Standar deviasi sebesar
digunakan dalam penelitian ini adalah return sekuritas 0,44487 berarti terjadi penyimpangan nilai beta
ke-i periode ke-t yang dihitung dengan menggunakan terhadap nilai rata-ratanya sebesar 0,44487.
data harga saham perusahaan yang masuk dalam Berdasarkan persamaan linier sederhana, maka
daftar LQ45 pada periode Agustus 2012 sampai dapat diketahui bahwa koefisien beta bernilai negatif.
Januari 2013, return aset bebas risiko periode ke-t Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh negatif atau
yang dihitung dengan menggunakan data BI rate pada berlawanan arah antara beta dan return.
periode Agustus 2012 sampai Januari 2013 dan return Berdasarkan prediksi dari pengujian CAPM
portofolio pasar periode ke-t) yang dihitung dengan secara empiris, hasil penelitian menunjukkan bahwa:
menggunakan data harga saham pada Indeks Harga 1) Intercept  secara signifikan berbeda dengan nol.
Saham Gabungan (IHSG). Hal ini tidak sesuai dengan prediksi yang menyatakan
Pada penelitian ini dilakukan statistik deskriptif bahwa intercept diharapkan secara signifikan tidak
untuk mengetahui gambaran umum mengenai berbeda dengan nol. 2) Nilai signifikansi beta
karakteristik variabel penelitian. Karakteristik pada sebesar 0,745 atau lebih dari α = 0,05, menunjukkan
variabel dalam penelitian ini yang berupa nilai bahwa beta tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa
terendah, nilai tertinggi, rata-rata, dan deviasi standar beta tidak mempengaruhi return. Selain itu, nilai R
dapat dilihat pada Tabel 1. Square sebesar 0,000 yang memiliki arti bahwa
Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel beta
jumlah pengamatan (N) dari penelitian ini adalah 270. terhadap return adalah sebesar 0,000 atau sebesar
Pada variabel return, nilai terendah -0,04 dimiliki oleh 0% (0,000 x 100%). Ini berarti bahwa persentase
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. pada sebesar 100% dipengaruhi oleh faktor-faktor atau
periode pertama, PT Intraco Penta Tbk. dan PT Jasa variabel lain diluar model ini. Hal ini tidak sesuai
Marga (Persero) Tbk. pada periode kedua, PT XL dengan prediksi yang menyatakan bahwa beta harus
Axiata Tbk. dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. signifikan dan merupakan satu-satunya faktor yang
pada periode ketiga, PT Bhakti Investama Tbk. pada menerangkan return sekuritas berisiko, yang berarti
periode keempat, PT BW Plantation Tbk. dan PT jika variabel-variabel lain yang dimasukkan ke dalam
Kalbe Farma Tbk. pada periode kelima, dan PT model, seperti variabel dividend yield, P/E ratio,
Harum Energy Tbk. pada periode keenam. Pada besarnya perusahaan (size) dan lain sebagainya, maka
variabel return, nilai tertinggi 0,28 dimiliki oleh PT variabel-variabel ini tidak signifikan di dalam
Sentul City Tbk. pada periode keenam. Pada variabel menjelaskan return dari sekuritas berisiko.
beta, nilai terendah 0,13 dimiliki oleh PT Unilever

Tabel 1.
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Return 270 -0,40 0,28 -0,0457 0,09514
Beta 270 0,13 2,61 1,2985 0,44487
Valid N (listwise) 270
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
62 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1, Januari 2014

Tabel 2.
Hasil Uji Regresi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 0,020a 0,000 -0,003 0,09530 1,607

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 0,001 1 0,001 0,106 0,745b
1 Residual 2,434 268 0,009
Total 2,435 269

COEFFICIENTSa
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -0,040 0,018 -2,240 0,026
Beta -0,004 0,013 -0,020 -0,326 0,745
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

3) Koefisien dari Beta, yaitu  memiliki nilai tepat digunakan sebagai model untuk memprediksi
signifikansi sebesar 0,745 atau lebih dari α = 0,05, return di tataran aplikasi. Hal ini dikarenakan oleh
menunjukkan bahwa beta tidak signifikan. Hal ini keadaan pasar modal Indonesia yang tidak memenuhi
berarti bahwa tidak dapat diuji berdasarkan prediksi seluruh asumsi dasar CAPM. Salah satu asumsi dasar
yang menyatakan bahwa koefisien dari Beta, yaitu CAPM adalah tidak adanya biaya transaksi. Asumsi
 seharusnya sama dengan nilai (R M,t - R BR,t ). 4) tersebut merupakan asumsi yang kurang realistis dan
Nilai signifikansi sebesar 0,745 atau lebih dari α = tidak diterapkan dalam kegiatan investasi di pasar
0,05 menunjukkan bahwa model regresi dalam modal Indonesia. Asumsi lain yang terdapat pada
penelitian ini tidak linier. Hal ini tidak sesuai dengan asumsi dasar CAPM adalah tidak adanya pajak
prediksi yang menyatakan bahwa hubungan dari pendapatan pribadi. Asumsi tersebut tidak berlaku
return dan risiko harus linier dan 5) Koefisien dari bagi investor di Indonesia karena di Indonesia
Beta, yaitu  memiliki nilai signifikansi sebesar 0,745 diberlakukan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
atau lebih dari α = 0,05, menunjukkan bahwa beta
tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa tidak dapat KESIMPULAN
diuji dalam jangka panjang seperti yang dinyatakan
dalam prediksi bahwa dalam jangka panjang, nilai  Berdasarkan hasil analisis data, maka kesimpulan
harus positif. dari penelitian ini adalah Capital Asset Pricing Model
Hipotesis dalam penelitian yang menyebutkan tidak valid digunakan di pasar modal Indonesia. Hasil
bahwa beta mempengaruhi return tidak dapat diterima. penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
Hal ini didasari oleh hasil penelitian yang berdasarkan dilakukan oleh Fama dan French (1993 dan 1996)
prediksi CAPM yang keempat, bahwa nilai signifikansi yang menemukan bahwa beta tidak dapat menjelaskan
sebesar 0,745 > 0,05 menunjukkan bahwa model perbedaan cross-sectional dalam return saham, serta
regresi dalam penelitian ini tidak linier. hasil penelitian lainnya yang melawan beta dan/atau
CAPM sebenarnya memiliki konsep yang bagus. CAPM oleh Grinold (1993), Davis (1994) dan He dan
Namun, hasil penelitian yang didasari oleh prediksi Ng (1994).
CAPM di atas menunjukkan bahwa CAPM kurang
Yolanda Marsyella Simangunsong, Pengujian Validitas Empiris ... 63

DAFTAR REFERENSI Market. Tesis Magister Manajemen Kekhususan


Pasar Modal Universitas Indonesia, Jakarta.
Adcock, C.J. dan Clark, E.A. 1999. Beta Lives – Some Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis
Statistical Perspectives on the Capital Asset Pricing Investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE.
Model. European Journal of Finance, 5 (3), Hermuningsih, S. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia.
pp: 213-224. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Andri. 2010. Perbandingan Keakuratan CAPM dan APT Husnan, S. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan
dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham LQ Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP
45. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Keuangan STIM YKPN.
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Ismanto, H. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Book-to-Market Value, dan Beta terhadap Return
Akdeniz, L., Salih, A.A., dan Caner, M. 2002. Time- Saham di BEI. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 8
Varying Betas Help in Asset Pricing: The Threshold (2), hal: 186-205.
CAPM. Studies in Nonlinear Dynamics and Jagannathan, R. dan Wang, Z. 1996.The Conditional
Econometrics, 6. CAPM and the Cross-Section of Expected Returns.
Benson, K. dan Faff, R. 2013. Β. Abacus, 49, Supplement, Journal of Finance, 51 (1), pp: 3-53.
pp: 24-31. Johnstone, J. D. 2013. The CAPM Debate and the Logic
Berkman, H. 2013. The Capital Asset Pricing Model: A and Philosophy in Finance. Abacus, 49, Supplement,
Revolutionary Idea in Finance! Abacus, 49, pp: 1-6.
Supplement, pp: 32-35. Kothari, S., Shanken, J. dan Sloan, R.G. 1995.Another
Black, F., Jensen, M. C. dan Scholes, M. 1972. The Look at the Cross-Section of Expected Stock Returns.
Capital Asset Pricing Model: Some Empirical Tests. The Journal of Finance, 1 (1), pp: 185-224.
Studies in the Theory of Capital Markets, M. C. Moosa, I. A. 2013. The Capital Asset Pricing Model
Jensen edition, Praeger Publishers. (CAPM): The History of a Failed Revolutionary Idea
Brav, A., Lehavy, R. dan Michaely R. 2005. Using in Finance? Comments and Extentions. Abacus, 49,
Expectations to Test Asset Pricing Models. Financial Supplement, pp: 62-68.
Management, 34 (3), pp: 5-37. Perold, A. F. 2004. The Capital Asset Pricing Model. Journal
Brown, P. dan Walter, T. 2013. The CAPM: Theoretical of Economic Perspectives, 18 (3), pp: 3-24.
Validity, Empirical Intractability and Practical Prakosa, A. B. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Applications. Abacus, 49, Supplement, pp: 45-50. Berpengaruh Terhadap Beta Saham Perusahaan. Skripsi
Darmadji, T. dan Hendy M. Fakhruddin. 2010. Pasar Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Universitas Diponegoro, Semarang.
Dempsey, M. 2013.The Capital Asset Pricing Model Ramdhani, A. A. dan Rahardjo T. H. 2012. Pengujian
(CAPM): The History of a Failed Revolutionary Validitas CAPM Berorientasi Konsumsi (CCAPM)
Idea in Finance? Abacus,49, Supplement, pp:7-23. di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal of Capital
Fama, E. F. dan MacBeth, J. D. 1973. Risk, Return and Market and Banking, 1 (2), pp: 53-79.
Equilibrium: Empirical Tests, Journal of Political Rohandi. 2009. Conditional Relationship antara Beta dan
Economy, 81 (3), pp: 607-636. Return Menggunakan Indeks BISNIS-27 di Pasar
Fama, E.F. dan French, K. R. 1992. The Cross-Section Modal Indonesia. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen
of Expected Stock Returns, Journal of Finance,47 Kekhususan Keuangan pada Fakultas Ekonomi
(2), pp: 427-465. Universitas Indonesia, Depok.
———. 1993. Common Risk Factors in the Returns on Saleh, D. Z. 2010. Expected Return dan Risiko:
Stocks and Bonds, Journal of Financial Economics, Pengujian Consumption-Based Capital Asset
33 (1), pp: 3-56. Pricing Model (CCAPM) Pasar Saham Indonesia.
———. 1995. Size and Book-to-Market Factors in Jurnal Manajemen Bisnis, 3(1), pp: 33-52.
Earnings and Return, Journal of Finance, 50 (1), pp: Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.
131-155. Jakarta: Erlangga.
Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis.
Program IBM SPSS 20. Edisi Keenam. Semarang: Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Smith, T. dan Walsh, K. 2013. Why the CAPM is Half-
Gunawan, H. 2010. Kinerja Reksa Dana Indonesia pada Right and Everything Else is Wrong. Abacus, 49,
saat Bullish Market, Crash Market, dan Rebound Supplement, pp: 73-78.
64 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 1, Januari 2014

Sudarsono, R., Husnan, S., Tandelilin, E., dan Ekawati, E. Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi – Teori
2012. Time Varying Beta (Dual Beta): Conditional dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Market Timing CAPM. Manajemen dan Bisnis, 11 (2). Utama, Suyana M. 2008. Buku Ajar: Aplikasi Analisis
S ug i yon o. 2 01 0 . M e t od e P e ne l i t i a n B i s n i s . Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama.
Bandung: Alfabeta. Vanny, D. M. 2011. Menguji Pengaruh Beta Saham
Suharli, M. 2005. Studi Empiris terhadap Dua Faktor yang Terhadap Return Saham dengan Unconditional dan
Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food & Conditional Approach. Skripsi Sarjana Jurusan
Beverages Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas
& Keuangan, 7 (2), pp: 99-116. Diponegoro, Semarang.
Sulistyorini, A. 2009. Analisis Kinerja Portofolio Saham Warsono. 2000. Penerapan CAPM dalam Pengambilan
dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Tesis Keputusan Investasi di Pasar Modal. Usahawan, No.
Magister Manajemen Program Pasca Sarjana 09 Tahun XXIX, pp: 35-43.
Universitas Diponegoro, Semarang. Yohantin, Y. 2012. Penggunaan Metode CAPM dalam
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Menilai Risiko dan Return Saham untuk
Edisi ke 3. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham
Supriyadi, M. 2009. Analisis Pembentukan Portofolio Jakarta Islamic Index Periode Januari 2004 -
yang Efisien pada Perusahaan Industri Tobacco Desember 2008 di Bursa Efek Indonesia. http://
Manufacturers dengan Model Markowitz. http:// repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/
www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/ 1451/1/21205328.pdf. Diunduh tanggal 6, Bulan
economy/2009/Artikel_10205771.pdf. Diunduh Mei, tahun 2013.
tanggal 5, bulan Juni, tahun 2013.

You might also like