You are on page 1of 31

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Komunikasi Massa

2.1.1.1 Pengertian

Kehidupan kita selalu berkaitan erat dengan komunikasi, apalagi kita

sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan manusia lain. Dan

di dalam interaksi tersebut terjadi suatu pertukaran pesan antar individu

dalam proses komunikasinya, dengan adanya penerima pesan sebagai

komunikan serta penyampai pesan sebagai komunikatornya. Pesan yang

disampaikan oleh komunikator merupakan suatu informasi yang mungkin

diperolehnya dari pengalaman hidup, melalui orang lain atau bahkan media

massa. Segala pengetahuan dan informasi mengenai berbagai kejadian di

berbagai wilayah baik lokal, regional maupun internasional dapat diperoleh

melalui media massa.

Media massa sendiri memiliki tindak komunikasi yang akhirnya

disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartikan

sebagai komunikasi yang dilakukan melalui media massa, baik media cetak

maupun elektronik sebagai alat untuk menyebarkan informasi. Seperti yang

dikemukakan oleh Dedy Nur Hidayat (Nurudin, 2011: 2), komunikasi massa

adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan,

pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya

terhadap mereka. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana

dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2009: 3), yakni :


15

“mass communication is messages communicated through a mass medium to

a large number of people”

dari pernyataan di atas dapat didefinisikan bahwa “komunikasi massa adalah

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang”.

Sedangkan, menurut Freidson (Ardianto, 2009: 4), komunikasi massa

dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa

komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai

kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus

populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya

alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat

mencapai pada saat yang sama semua orang dengan mewakili berbagai

lapisan masyarakat.

Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan

dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan

representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya

ditujukan untuk sekelompok orang tertentu, melainkan untuk semua orang.

Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa yang lain yaitu adanya

unsure keserempakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat

mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai

lapisan masyarakat.

2.1.1.2 Unsur-unsur

Pada awal tahun 1960-an, David K.Berlo membuat formula

komunikasi yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama


16

“SMCR”, yakni: Source (pengirim), Message (pesan), Channel

(saluran/media) dan Receiver (penerima). Selain Shannon dan Berlo, juga

tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur

menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap

dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur inilah yang

lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antarpribadi dan

komunikasi massa.

Sedangkan di dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (Wiryanto,

2004: 70), Wiryanto mengatakan bahwa komunikasi massa terdiri dari unsur-

unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima

(receiver) serta efek (effect).

Gambar 2. 1 Model Komunikasi SMCRE


Sumber : Pengantar Ilmu Komunikasi
Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau bisa juga dalam

bentuk kelompok misalnya seperti partai, organisasi atau lembaga.


17

Pesan

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka ataupun melalui media

komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan informasi, nasihat,

opini, atau propaganda.

Saluran / Media

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat

menghubungkan antara sumber dan penerima dengan sifatnya terbuka,

dimana semua orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya.

Penerima

Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,

partai atau negara. Penerima adalah elemen terpenting dalam proses

komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi. Charles Wright

sasaran komunikasi massa memiliki karakteristik : large yaitu besarnya

adalah relatif dan menyebar dalam berbagai lokasi, heterogen yaitu semua

lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya, dan anonim.

Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

Oleh karena itu, pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau penguatan

keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat

penerimaan pesan.
18

2.1.1.3 Fungsi

Dengan mengetahui fungsi dari komunikasi massa, maka kita bisa

memanfaatkan dan memahami dengan baik tujuan dan fungsi dari

komunikasi massa. Dimana fungsi-fungsi komunikasi bisa ditelusuri dari tipe

komunikasi itu sendiri. Pada buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara,

2008: 61-63) disebutkan bahwa komunikasi massa berfungsi untuk

menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang

pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.

Akan tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat

terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual),

menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan.

Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO

mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran

berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok

mengenai pertukaran data, fakta dan ide. Oleh karena itu, komunikasi massa

dapat berfungsi sebagai berikut:

1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,

fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui

keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu di dalam lingkungan

daerah, nasional ataupun internasional.

2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta

bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.


19

3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang

lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar lewat media

massa

4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagia bahan diskusi untuk

mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal

yang menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh

pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah

maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian

materi yang baik, menarik dan mengesankan.

6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil

kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi,

ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan

lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan daya kreativitas guna

memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta

mempertinggi kerjasama hubungan antarnegara.

7. Hiburan; sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lirik, lagu,

bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi

menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

8. Integrasi; komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk

menjembatani perbedaan etnis dan ras di dunia ini dalam memupuk

dan memperkokoh persatuan bangsa.

Dalam merumuskan fungsi dari komunikasi massa, Alexis S. Tan

menyederhanakannya ke dalam Tabel 2.1 sebagai berikut: (Nurudin, 2011:

65)
20

Tabel 2.1. Fungsi Komunikasi Massa menurut Alexis S. Tan

Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan


Memberi Informasi Mempelajari ancaman dan peluang,
memahami lingkungan menguji kenyataan,
meraih keputusan.
Mendidik Memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yangberguna memfungsikan dirinya secara
efektif dalam masyarakatnya, mempelajari
nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima
dalam masyarakatnya.
Mempersuasi Memberi keputusan, mengadopsi nilai,
tingkah laku, dan aturan yang cocok agar
diterima dalam masyarakatnya.
Menyenangkan, Memuaskan Menggembirakan, mengendorkan urat saraf,
Kebutuhan Komunikan menghibur, dan mengalihkan perhatian dari
masalah yang dihadapi.

Sumber : Pengantar Komunikasi Massa

2.1.2 New Media

Perkembangan teknologi komunikasi belakangan ini telah mengalami

kemajuan yang sangat pesat dan kemunculan New Media merupakan salah

satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru dan digital.

Dalam praktek komunikasi, baik yang dilakukan oleh individu,

kelompok, organisasi maupun negara; telah banyak memanfaatkan new

media sebagai salah satu alat untuk mendukung proses komunikasi. Sama

halnya dengan media cetak dan media elektronik, New Media pun memiliki

kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada target komunikasi

(audiens).

Media yang dipertanyakan disini adalah media seperti apa yang

dikategorikan sebagai New Media, yang pada akhirnya dapat

membedakannya dengan media lainnya. Mungkin saja para pembaca akan

berpikir bahwa New Media yang dimaksud disini adalah media yang
21

memiliki perkembangan dan teknologi generasi terbaru. Atau bisa saja,

produk teknologi yang akan mengeluarkan suatu lini produk terbaru di tahun

yang akan mendatang dengan spesifikasi yang lebih canggih.

New Media ini memiliki beberapa karakteristik. New Media memiliki

enam karakteristik, yakni : digital, interactive, hypertextual, virtual, network,

dan simulated. (Lister, 2009: 13), Dari keenam karakteristik di atas,

interaktivitas merupakan konsep utama dalam New Media.

Interactivity is a central concept in understanding new media, but

different media forms prossesa different degrees of interactivity, and some

forms of digitised and coverged media are not in fact interactive at all. (Flew,

2005: 13)

Sebagai karakteristik utama dari new media, interaktivitas ini

memberikan nilai tambah bagi new media. Interaktivitas inilah yang menjadi

kata kunci yang membedakan old media dan new media (Spurgeon, 2008: 4).

Interaktivitas ini dapat didefinisikan sebagai: The extend to which

communication reflects back on itself, feed on and responds to the past.

(Flew, 2005: 13). Jadi interaktivitas adalah level dimana komunikasi itu

kembali kepada kita sendiri serta adanya tanggapan terhadap komunikasi

sebelumnya.

Interaktivitas dalam konteks new media ini menunjukan adanya

kemampuan bagi para penggunanya (media) untuk terlibat secara langsung

dan mengubah gambar atau teks yang mereka akses. Dalam hal ini pengguna

dari new media ini bukan hanya menjadi viewer tetapi user. (Lister, 2009:

21).
22

2.1.3 Good Corporate Governance (GCG)

Corporate Governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk

terus dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan dan lain sebagainya.

Menurut Profesor Hasung Jang, Corporate Governance sangat membantu

mendorong transparansi dan akuntabilitas sehingga hal ini memberi

keuntungan secara keseluruhan bagi masyarakat karena adanya pengaruh atas

transparansi dan akuntabilitas disektor-sektor publik. (Indra Surya, 2008: 9)

Peraturan Menteri No. PER-01/MBU/2011 menyatakan bahwa Good

Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-prinsip

yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Disamping itu, Komite Cadbury mendefinisikan Corporate

Governance sebagai sistem yang mengarah dan mengendalikan perusahaan

dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan

yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan

eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders.(Indra Surya,

2008: 24-25)

Implementasi Good Corporate Governance akan dilaksankan dengan

berhasil jika memiliki sejumlah prinsip. Menurut pedoman umum Good

Corporate Governance dalam buku Corporate Social Responsibility, GCG

memiliki perinsip sebagai berikut : (Solihin, 2008: 125-126)

1) Transparansi

Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan

harus menyediakan informasi revelan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh stakeholder.


23

2) Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya

secara transparan dan wajar. Akuntabilitas merupakan prasyarat

yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas

Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha

dalam jangka waktu panjang.

4) Independensi

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-

masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak

dapat diintervensi oleh pihak lain.

5) Kewajaran dan kesetaraan

Perusahaan harus senantiasa memerhatikan kepentingan

pemegang sahan dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan

asas kewajaran dan kesetaraan.

2.1.4 Public Relations ( PR )

Public Relations termasuk kedalam salah satu bentuk kegiaan promosi

biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

memiliki banyak definisi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

Definisi PR menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2004: 10) adalah bentuk

komunikasi yang terencana baik yang terjadi kedalam maupun keluar, antara
24

suatu perusahaan atau organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan

khusus yang berlandaskan pengertian.

Frank Jefkins juga menyatakan bahwa, tugas PR tidak hanya untuk

memperngaruhi khalayak luar atau masyarakat umum, namun juga didalam

perusahaan atau organisasi yang bersangkutan agar tercipta suasana kerja

yang harmonis dan memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat

bekerja lebih baik (Jefkins, 2006: 327).

Public Relations menurut Firsan Nova adalah bidang yang berkaitan

dengan mengelola citra dan reputasi seseorang atau sebuah perusahaan atau

organisasi dimata public. PR bekerja untuk melakukan fungsi komunikasi,

hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan

karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan investor,

hubungan dengan media, mediasi, publisitas dan menulis pidato (Nova, 2011:

39).

Public Relations menurut Sukatendel adalah salah satu metode

komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar

menghormati kepentingan bersama (Nova, 2011: 112).

Sedangkan defines PR menurut J.C. Sendel dalam Profesionalisme

kehumasan, Public Relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha

manajemen untuk memproleh goodwill dan pengertian dari pelanggannya,

pegawai dan publik umumnya (Rosady, 2003: 37). Berikut peran Public

Relations menurut J.C Sendel dalam Profesionalisme Kehumasan :


25

1. Peran Public Relations

Rosady Ruslan dalam Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi

dan Persepsi mengemukakan peranan Public Relations sebagai

berikut:

a) Communicator

Kemampuan sebagai komunikator perusahaan atau organisasi

secara langsung maupun tidak langsung melalui media

apapun. Selain itu Public Relations juga bertindak sebagai

mediator dan persuader.

b) Relationship

Kemampuan Public Relations menjalin dan membangun

hubungan baik antara perusahaan atau organisasi yang

diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Hal tersebut

bertujuan untuk menciptakan rasa kepercayaan, pengertian,

dukungan dan kerja sama diantara kedua belah pihak.

c) Back Up Management

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti

bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional,

personalia, personaha dan lain-lain untuk mencapai tujuan

bersama didalam suatu perusahaan atau organisasi.


26

d) Good Image Maker

Kemampuan untuk menciptakan citra dan publikasi yang

positif adalah aktivitas utama dari Public Relations (Rosady,

2003: 38).

2. Fungsi Public Relations

Menurut Cutlip & Center dan Canfield, fungsi Public Relations

adalah sebagai berikut :

a) Membina hubungan baik dan harmonisasi antara pihak

perusahaan/ organisasi dengan publiknya sebagai klien atau

pihak sasaran.

b) Mengidentifikasi dan menanggapi opini publik tentang

perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.

c) Melayani keinginan publik dan memberikan masukan atau

saran kepada pimpinan perusahaan atau organisasi demi

mencapai tujuan dan manfaat bersama.

d) Menciptakan komunikasi dua arah, mengatur proses arus

Informasi, dan publikasi pesan dari perusahaan atau organisasi

ke publik atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi

kedua belah pihak (Rosady, 2003: 37-38)

3. Strategi Public Relations

Menurut Firsan Nova, Public Relations memiliki beberapa strategi, yaitu :


27

a) Publikasi; cara seorang PR menyebarkan atau mempresentasikan

ide, gagasan atau informasi kepada klien atau khalayak.

b) Event; bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seseorang PR dalam

proses menyebarkan informasi atau idenya kepada publik.

c) Berita; informasi yang dikomunikasikan kepada klien atau publik

yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung

informasi tersebut disampaikan bertujuan untuk mendapatkan

opini publik dan respon yang positif.

d) Hubungan dengan Publik; relasi yang sudah dibangun oleh publik

atau khalayak (stakeholder, stockholder, media, masyarakat

disekitar perusahaan, dan lain-lain)

e) Lobbying and Negotiations; sebuah rencana baik jangka panjang

maupun jangka pendek yang dibuat oleh PR dalam rangka

penyusunan budget yang dibutuhkan. Dengan perencanaan yang

matang, maka kegiatan yang sudah direncanakan akan berjalan

dengan lancar dan meminimalisir kegagalan.

f) Social Responsibility; sebuah wacana yang digunakan oleh

perusahaan untuk mensejahterahkan masyarakat disekitarna

dengan cara melaksanakan aktivitas bersama (Firsan, 2011: 54-

55).

Jadi penulis menyimpulkan bahwa selain merupakan salah satu

kegiatan promosi perusahaan. Public Relations juga merupakan suatu profesi

dimana seseorang memiliki tugas untuk menjaga hubungan baik dengan


28

seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi termasuk

seluruh karyawan atau pegawai yang berkecimpung didalamnya sehingga

menghasilkan hubungan kerja yang baik dan harmonis, juga menjaga dan

memelihara citra positif perusahaan.

2.1.5 Citra ( Image )

Menurut kamus lengkap psikologi, image atau citra adalah satu reaksi

sikap atau reaksi pertimbangan terhadap satu usaha (urusan, perusahaan),

lembaga, atau bangsa (Chaplin, 2006: 239).

Definisi menurut Danasaputra dalam dasar-dasar Public Relations,

citra adalah kesan yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan pengetahuan

dan pengertianya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra

seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek

tersebut. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi

yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan

perilaku tertentu, tetapi cendrung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan

citra kita tentang lingkungan (Jefkins, 2004: 114).

Menurut Bill Canton dalam dasar-dasar Public Relations, image: the

impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a

consciously created impression of an object, person or organization (citra

adalah kesan, gambaran, perasaan publik terhadap perusahaan atau

organisasi). Citra merupakan kesan yang dengan sengaja perlu diciptakan

agar bernilai positif. Citra adalah salah satu aset penting dari suatu

perusahaan atay organisasi (Ardianto E, 2010: 111).


29

Sedangkan menurut Silih Agung Wisesa dan Jim Macnamara,

pencitraan adalah suatu kekuatan dimana perusahaan memiliki sesuatu yang

mampu membahaskan nilai-nilai perusahaan atau organisasi tersebut kepada

publik (Wisesa, 2005: 40). Dimensi pencittraan suatu perusahaan atau

organisasi akan membantu kerja PR dalam memastikan seberapa jauh harus

berperan dalam pekerjaannya (Wisesa, 2005: 29). Silih Agung Wisesa dan

Jim Macnamara juga membagi aktivitas pencitraan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Internal

Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas pencitraan yang

disebabkan oleh bagian internal perusahaan atau organisasi.

2. .Eksternal

Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas eksternal perusahaan

atau organisasi dan memiliki kedekatan pengaruh terhadap model

pencitraan.

Menurut Danasaputra dalam buku Dasar-Dasar Public Relations, citra

adalah suatu kesan yang dapat diperoleh oleh seseorang berdasarkan

pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta atau kenyataan yang ada. Citra

dapat terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang

iterima oleh individu. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan

perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita

mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Ardianto S. S., 2010: 114).

Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto mengutip John S. Nimpoeno

tentang proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sudah sesuai

dengan pengertian sistem komunikasi sebagai berikut :


30

Pengalaman Mengenai Stumulus

Kognisi

Stimulu Persepsi Sikap Respon Prilaku

Motivasi

Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra


Sumber : Dasar – Dasar Public Relations

Model pembentukan Citra diatas menunjukkan bagaiman stimulus

yang berasal dari luar dapat mempengaruhi respon prilaku suatu individu.

Model pembentukan citra diatas mempunya empat komponen penting dalam

citra, yaitu :

1. Persepsi

Persepsi merupakan hasil dari pengamatan terhadap unsur lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Sehingga individu

akhirnya akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan

pengalamannya mengenai rangsang.

2. Kognisi

Kognisi adalah suatu keyakinan dari suatu individu terhadap stimulus.

Keyakinan ini akan muncul apabila individu telah mendapatkan dan

mengerti rangsang tersebut. Individu harus diberikan informasi-

informasi yang cukup sehingga dapat mengembangkan kognisinya

tersebut.
31

3. Motif

Motif adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu tersebut untuk melakukan suatu aktivitas tertentu untuk

mencapai suatu tujuan.

4. Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dalam

menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap merupakan

kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu (Ardianto

S. S., 2010: 116)

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra

merupakan suatu pandangan atau penghargaan yang didapat oleh perusahaan

atau suatu organisasi karena adanya nilai positif dan keunggulan-keunggulan

yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya citra positif dari

public maka perusahaan atau organisasi dapat terus menciptakan inovasi-

inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2.1.5.1 Jenis-jenis Citra

Menurut Frank Jefkins dalam Firsan Nova, ada 6 jenis citra, yaitu:

a) Mirror Image (citra bayangan): Citra yang dianut oleh anggota

organisasi terhadap publik eksternal dalam melihat organisasinya.

b) Current Image (citra yang berlaku): Citra yang dianut oleh publik

eksternal mengenai suatu organisasi. Citra ini ditentukan oleh banyak

atau tidaknya informasi yang mereka peroleh.

c) Wish Image (citra yang diinginkan): Citra yang diinginkan atau

diharapkan oleh pihak organisasi. Citra ini biasanya diterapkan untuk


32

sesuatu yang baru, sebelum publik eksternal memperoleh informasi

secara lengkap.

d) Corporate Image (citra perusahaan): Citra dari organisasi secara

keseluruhan yang dapat terbentuk dari banyak hal seperti sejarah,

kinerja perusahaan, stabilitas keuangan, kualitas produk dan lain-lain.

e) Multiple Image (citra majemuk): Publik (individu, kantor cabang atau

organisasi lain) yang membentuk suatu citra yang belum tentu

seragam dengan citra organisasi.

f) Good and Bad Image (citra yang baik dan buruk): Kedua citra ini

bersumber dari current image atau citra yang berlaku yang bersifat

positif dan negatif (Firsan, 2011: 299-300).

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Internet

Istilah new media seringkali dikaitkan dengan internet, karena internet

merupakan manifestasi dari new media. Definisi lain dari new media dalam

hubungannya dengan internet seperti dinyatakan (Terry, 2005: 2): Those

forms that combine the three Cs: computing and information technology (IT),

communications networks, and digitised media and information content,

arising out of another process beginning with a “C” that of a convergence.


Berdasarkan definisi di atas, new media dapat diartikan sebagai

bentuk-bentuk yang menggabungkan 3C yakni: computing and information

technology (IT), communication networks, dan digitised media & information

content, yang muncul dari suatu proses konvergen.


33

Berikut adalah gambar dari media konvergen :

Gambar 2.3. Media Konvergen


Sumber: New Media vs Old Media

Pada gambar media konvergen di atas, dapat dilihat bahwa internet

dan World Wide Web merupakan hasil dari penggabungan ketiga C tersebut.

Internet merupakan suatu teknologi yang menggambarkan secara jelas

properti-properti seperti konvergen, digital networking, global reach,

interaktivitas dan many-to-many communication, serta suatu bentuk media

yang mengizinkanm penggunaannya menjadi pencipta maupun pengguna isi

atau pesan.(Terry, 2005: 15) dan Internet dianggap sebagai media komunikasi

yang paling interaktif karena diciptakan untuk mendukung semua model

komunikasi, yaitu: komunikasi interpersonal, komunikasi massa dan

computer mediated communication. (Spurgeon, 2008: 4)


Sebagai manifestasi dari new media, internet ini telah mengalami

perkembangan sejak tahun 1950 dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Dengan demikian internet telah menjadi medium yang paling cepat

bertumbuh (Terry, 2005: 7).


34

Ada empat fitur World Wide Web yang penting dalam kaitannya

dengan popularitas internet. Yang pertama, world wide web mengijinkan

adanya tampilan penuh gambar, musik, dan suara, serta data, teks, dan

multimedia.
Fitur kedua adalah berdasarkan pada prinsip hypertext. Hypertext

mengijinkan adanya penghubung (link) informasi, dimana penghubung-

penghubung dari suatu sumber menyediakan akses yang mudah atau simple

point-and-click access untuk menghubungkan dengan informasi yang tersedia

pada sumber lainya.


Fitur yang ketiga adalah nilai dari hypertext menjadi semakin terlihat

dengan perkembangan dari Web browsers, seperti: Microsoft Explorer dan

mesin pencari, seperti : Yahoo dan Google, dimana web browsers dan mesin

pencari tersebut menyediakan database informasi yang tersimpan diinternet

yang luas dan mudah digunakan.


Fitur Yang terakhir adalah World Wide Web dihubungkan dengan

perkembangan dari Hypertext Transfer Protocol (http), yang menyediakan

alat penghubung website pada platform bebas, dan Hypertext Markup

Language (html) sebagai alat yang digunakan untu menulis kode sumber

World Wide Web secara langsung Flew (Terry, 2005: 6-7)

2.2.2 Website

Seiring dengan berkembangnya era teknologi informasi pada saat ini,

perkembangan website semakin pesat dari hari ke hari. Peran website sangat

penting untuk peningkatan citra perusahaan sebagai bentuk pelayanan publik

untuk masyarakat. Pada intinya website dapat menjadi sebuah sarana dalam

menyampaikan informasi kepada publik.


35

Pengertian website menurut Yuhefizar adalah keseluruhan halaman-

halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung

informasi. domain adalah sebuah nama unik yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan atau lembaga atau organisasi yang bisa diakses melalui internet.

sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling

berhubungan. Hubungan diantara satu halaman web dengan yang lainnya

disebut hyperlink. Sedangkan teks yang menghubungkan media tersebut

disebut hypertext (Yuhefizar, 2009: 2).

1. Jenis Website Berdasarkan Sifat

a) Website dinamis; merupakan sebuah website yang konten atau

isinya selalu berubah-ubah setiap saat. Misalnya website

berita.

b) Website statis; merupakan sebuah website yang konten atau

isinya jarang berubah. Misalnya website profil organisasi.

2. Jenis Website Berdasarkan Tujuan

a) Personal web; website yang berisi informasi tentang

seseorang.

b) Corporate web; website yang dimiliki oleh sebuah perusahan.

c) Portal web; website yang mempunyai banyak layanan, dimulai

dari layanan berita, email dan jasa-jasa lainnya (Yuhefizar,

2009: 2-3).

Website yang digemari oleh publik adalah yang mempunyai karakter

berikut ini :

1. Interaktif

2. Memiliki konten yang menarik


36

3. Memiliki navigasi yang mudah

Ketiga poin diatas akan penulis jadikan indicator didalam kerangka

berpikir penulisan ini karena dapat mewakili Media Online dalam hal ini

website Dinas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, www.jakarta.go.id.

Adapun beberapa keunggulan website, yaitu :

1. International coverage

Informasi yang diberikan dan disajikan oleh website dapat diakses

oleh siapa saja diseluruh dunia.

2. Lifetime useful

Seluruh informasi yang disajikan di website dapat bertahan dan tetap

dapat diakses. Berbeda dengan media cetak yang informasinya

bertahan 1 hari saja atau media elektronik yang informasinya tampil

hanya 2 hingga 3 menit.

3. Complete

Informasi yang diberikan oleh website lebih lengkap, karena

mencakup profil perusahaan, sejarah perusahaan dan kontak

perusahaan.

4. Database

Website dapat dijadikan sebagai alat atau media untuk menyimpan dan

menampung data pengunjung.


37

5. Cost saving

Mengakses website tidak harus selalu mengeluarkan biaya, sehingga

sangat cocok untuk dijadikan peluang bisnis.

Dari beberapa point diatas, poin 1,2,3 akan penulis jadikan indikator

dikerangka berpikir karena dianggap dapat mewakili keberadaan Media

Online Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, www.jakarta.go.id. Sedangkan poin

4 dan 5 tidak penulis jadikan indikator dalam kerangka berfikir karena

dianggap tidak dapat mewakili keberadaan Media Online (www.jakarta.go.id)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut karena populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengunjung www.jakarta.go.id yang mungkin

tidak mengetahui informasi yang ada di poin 4 dan 5.

2.2.3 Keterbukaan Informasi publik melalui Website

Informasi merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi

kehidupan masyarakat di dunia saat ini, terlebih jika kita tinggal dalam suatu

negara demokrasi yang mengenal adanya pengakuan terhadap kebebasan

dalam memperoleh informasi bagi rakyatnya. Tertutupnya kebebasan dalam

memperoleh informasi dapat berdampak pada banyak hal seperti rendahnya

tingkat pengetahuan dan wawasan warga negara yang pada akhirnya juga

berdampak pada rendahnya kualitas hidup suatu bangsa. Sementara itu dari

segi penyelenggaraan pemerintahan, tidak adanya informasi yang dapat

diakses oleh publik dapat berakibat pada lahirnya pemerintahan yang otoriter

dan tidak demokratis. (Dimyati, 2011: 30-32).


38

Pada dasarnya, pemerintahan di negara-negara demokrasi telah

menyadari bahwa terciptanya keterbukaan dalam memperoleh informasi bagi

publik dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial, politik,

ekonomi, dan hukum di negaranya. Keterbukaan informasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan juga merupakan salah satu wujud komitmen

pemerintah dalam melaksanakan prinsip-prinsip good governance dan

demokratisasi pemerintahan, di mana salah satu butir di antara butir-butir

good governance adalah adanya keterbukaan pemerintah (transparancy)

kepada masyarakat.

Keterbukaan akses informasi bagi publik di sisi lain juga dapat

menjadi salah satu alat penunjang kontrol masyarakat atas kinerja pemerintah

ataupun unit-unit kerjanya. Dalam konteks bidang keamanan dan pertahanan,

setiap negara demokrasi juga membuka ruang-ruang tersedianya informasi

yang dapat diakses masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar hak-hak warga

negara tetap terjaga dan tidak terenggut. Di samping itu, adanya keterbukaan

memperoleh informasi juga dapat menjadikan aktor pertahanan menjadi lebih

profesional selalu bertindak dengan berdasarkan hukum.

Sebagai sebuah negara yang demokratis, Indonesia juga tentunya

harus tetap memandang bahwa kebebasan memperoleh informasi bagi publik

merupakan suatu hal yang pada dasarnya harus tetap dijaga. Adapun terkait

beberapa hal yang sifatnya "rahasia" di mana di dalamnya terdapat hal-hal

yang sensitif terutama menyangkut persoalan kedaulatan negara haruslah

dapat didefinisikan dengan jelas dan tetap mengacu pada Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik. (Parwiyanto, 2010: 15)


39

Menurut buku Amandemen UUD 1945 UUD 1945 pasal 28F,

menyebutkan : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh

informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta

berhak untuk mencari, meperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia. (Jaya, 2005: 35)

Dalam pasal 1 Nomor 2 yang dimaksud dengan informasi public

adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau

diterima oleh badan public yang berikaitan dengan penyelenggara dan

penyelenggaraan Negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan

public lainnya sesuai dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Menurut

kategorinya informasi public terdiri atas : (Ardianto E. , 2009: 45)

1. Informasi yang Wajib Diumumkan secara berkala.

informasi berkala meliputi : informasi yang berkaitan dengan badan

publik, kinerja, laporan keuangan dan informasi lain yang diatur oleh

peraturan perundangan.

2. Informasi yang wajib diumumkan serta merta

informasi yang spontan pada saat itu juga. Seyogyanya tidak direkayasa

untuk kepentingan badan publik.

3. Informasi yang wajib tersedia setiap saat

Badan Publik wajib menyediakan delapan macam informasi publik,

yang meliputi : Daftar Informasi Publik dibawah pengelolalannya, Hasil

keputusan dan pertimbangan Badan Publik, Kebijakan berikut dokumen

pendukung, Rencana Kerja Proyek, Perjanjian Badan Publik dengan


40

pihak ketiga, Informasi dan Kebijakan yang disampaikan oleh Pejabat

Publik Prosedur kerja pegawai yang terkait pelayanan masyarakat,

Laporan pelayanan akses informasi.

3 point diatas akan penulis jadikan indikator dikerangka berpikir yang

mewakili jenis informasi yang dipublikasikan didalam website resmi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (www.jakarta.go.id) .

2.2.4 Public Relations ( PR ) dilingkungan Pemerintah

Public Relations atau yang biasa disebut Humas didalam instansi

pemerintah adalah sebagai suatu yang nonprofit. Lebih mengacu pada

pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik antara anggota organisasi

dengan pihak. Pihak yang berkepentingan dengannya. Public Relations atau

humas dalam instansi pemerintah bukan hanya sekedar membangun dan

memempertahankan citra instansi tersebut namun juga harus mencerminkan

citra Negara, bangsa dan pemerintahan dimata masyarakat setempat dan

dunia internasional. Kesimpulannya, Public Relations dalam instansi

pemerintah sebagai komunikator yang memback-up organisasinya untuk

mencapai tujuan instansi tersebut, membangun dan memelihara hubungan

baik dengan masyarakat dan menciptakan citra dan opini positif masyarakat

(Abdullah, 2006: 26-27)

Instansi-instansi pemerintah selalu dilengkapi dengan adanya divisi

Humas untuk mengelola informasi dan opini publik. Informasi mengenai

kebijaksanaan dan peraturan pemerintah disebarluaskan kepada publik dan

opini publikpun diteliti dan dibahas secara efektif untuk keperluan


41

pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya (Sunarto,

2003: 23)

2.2.5 Citra Perusahaan ( Corporate Image )

Corporate Image atau Citra Perusahaan di mata publik dapat terlihat

dan didapat dari pandangan, pendapat dan pola pikir publik. Satu hal yang

penting sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah

adanya persepsi yang berkembang dibenak public terhadap realitas (Santoso,

2011: 297). Menurut Santoso dalam buku Structural Equations Modeling,

citra perusahaan dapat diperoleh public melalui :

1. Perhatian yang diberikan pegawai atau pihak perusahaan itu sendiri

kepada pelanggan.

2. Kejujuran pihak perusahaan kepada pelanggan

3. Kinerja pegawai

4. Kredibilitas perusahaan (Santoso, 2011: 16)

Katz mengatakan bahwa citra perusahaan dapat datang dari berbagai

pihak yaitu dari pelanggan, perusahaan, pelanggan potensial, banker, staf

perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan

pelanggan disektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap suatu

perusahaan atau organisasi (Ardianto S. S., 2010: 113)

Menurut Veronica Napoles, citra perusahaan adalah cara dimana

kehadiran dan keeksisan perusahaan itu dirasakan oleh publik, yaitu

konsumen, kompetitor, pemasok dan pemerintah. Citra dalam pandangan

publik dapat dikembangkan melalui kontak dengan perusahaan dan dengan

menginterpretasikan informasi tentang perusahaan. Citra dapat berubah


42

seiring dengan bertambahnya informasi dan perubahan tren pada bisnis

perusahaan (Jefkins, 2006: 20).

Dari 4 poin diatas, menurut Santoso akan penulis jadikan indikator

dikerangka berpikir sebagai pengukuran (pembentukan) citra Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta.

2.2.6 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Jurnal Berjudul “Pengelolaan Media Online Rumah Sakit

Islam Sultan Agung Semarang“ oleh Muhammad Gradiyanto ( Jurnal Humas

Rumah Sakit Islam Agung Semarang, 2009: 77), Media online menjadi

pilihan bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam membina hubungan

yang baik dan membangun citra positif di mata publik eksternalnya.

Berdasarkan Jurnal berjudul “Penggunaan Internet Sebagai Media

Baru dalam Pembelajaran” oleh Abdoel Gafar ( Jurnal Ilmiah Universitas

Batanghari Jambi, 2008: 36 - 43), Internet sebagai suatu media baru dianggap

berhasil dalam membentuk persepsi masyarakat karena mampu menayangkan

konten atau informasi secara interaktif berupa gabungan dari berbagai jenis

media, gabungan antara teks, gambar, suara dan video.

Berdasarkan Jurnal berjudul “Aksesibilitas Informasi, Intensitas

Komunikasi dan Efektivitas Layanan Informasi Digital” oleh Maksum,

Dandan Lukman Buldansyah, dan Budi Prawati ( Jurnal perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor, 2008, 54), Efektivitas layanan

informasi digital sangat ditentukan oleh ketersediaan fasilitas akses berupa

teknologi informasi yang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya.


43

Berdasarkan Jurnal berjudul “Keterbukaan Informasi Publik dalam

kerangka Manajemen Arsip” oleh Monika Nur Lastiani ( Jurnal Arsip

nasional republic Indonesia, 2010, 28), kewajiban menyabarluaskan

informasi semestinya dilakukan dengan cara yang mudah dijangkau oleh

masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami dan

ditentukan/diberikan oleh pejabat pengelola informasi dan dokumentasi

dibadan public terkait.

Berdasarkan Jurnal berjudul “transparansi informasi public dan

percepatan pembangunan di daerah” oleh Idi Dimyati ( Jurnal Prodi Ilmu

Komunikasi, FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2011, 77),

pembangunan tata pemerintahan yang baik (good governance) di mana

transparansi atau keterbukaan informasi publik menjadi syarat bagi

terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Artinya, pemerintahan yang baik

sudah seharusnya memberikan jaminan kepada masyarakatnya untuk bebas

mendapatkan informasi publik yang sesungguhnya merupakan bagian dari

hak asasi manusia.

Berdasarkan lima Jurnal diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

Media Online atau Website sebagai layanan keterbukaan informasi digital

akurat berpengaruh dalam membina dan membangun persepsi positif dimata

publik dan sebagai pusat informasi dalam meningkatkan wawasan

penggunanya dan mendapatkan informasi publik yang sesungguhnya

merupakan bagian dari hak asasi manusia.


44

2.2.7 Kerangka Berpikir

Media Online
(Website)

1. Interaktif
2. Konten yang
menarik
3. Navigasi yang
mudah
4. International
Citra Perusahaan
Coverage
5. Lifetime Useful (Citra Pemerintah
6. Complete Provinsi DKI Jakarta)

1. Perhatian dari
perusahaan ke
publik.
Keterbukaan 2. Kejujuran dari
Informasi Publik perusahaan ke
melalui Website publik.
(Informasi Publik) 3. Kinerja pegawai.
4. Kredibilitas
1. Informasi yang perusahaan.
wajib disediakan
secara berkala.
2. Informasi yang
wajib disediakan
secara serta-
merta.
3. Informasi yang

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir


Sumber: Penulis

You might also like