You are on page 1of 5

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 138

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN JAMBAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI
DESA LALADAN KABUPATEN LAMONGAN

Abdul Muhith 1), Mukhammad Himawan Saputra 2) Arief Fardiansyah3)


1
Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat
email: abdulmuhith@gmail.com
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat
email: mhimawansaputra@gmail.com
3
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat
email: arieffardiansyah123@gmail.com

Abstract

Environment is one of the factors that play a role in the onset of disease history. Therefore,
knowledge about aspects of sanitation (sanitation) environment plays an important role in each
health efforts, both individually and in groups in society. The purpose of this research is to analyze
factors associated with the use of latrines in the area of the River Plate in the village Laladan Deket
District of Lamongan. This study design is analytic cross sectional correlational approach.
Variables consist of Knowledge, attitudes, latrine conditions, the role of community leaders while
Variable Depending is the use of latrines. Used as a sample of 180 respondents. Data collection
using questionnaires. Data Analysis using Logistic Regeresi Analysis.Based on the analysis
concluded that there was a relationship between knowledge and use of latrines (p = 0.014) in the
community in the area of the River Plate in the village Laladan Deket District of Lamongan. There
was a relationship between attitudes to the use of latrines (p = 0.002). There was a relationship
between the use of latrines Latrine condition (p = 0.000). There was a relationship between the use
of latrines Prominent Role (p = 0.045). So the proposed hypothesis is accepted. More health workers
should enable health promotion activities related to the issue of clean and healthy behavior,
especially in the procurement and use of latrines healthy
Keywords: Knowledge, attitudes, latrines, public figures

1. PENDAHULUAN pengetahuan mengenai segi-segi penyehatan


Masalah kesehatan adalah suatu masalah (sanitasi) lingkungan sangat berperan dalam
yang sangat kompleks, yang saling berkaitan tiap upaya kesehatan, baik secara individual
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan maupun secara berkelompok dalam
itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah masyarakat. Masalah sanitasi dasar (air bersih,
kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari akses fasilitas sanitasi, persampahan, drainase
segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dan sebagainya) di Indonesia sudah seharusnya
dari seluruh segi yang ada pengaruhnya menjadi perhatian utama bagi pemerintah kita.
terhadap masalah “sehat-sakit” atau kesehatan Hal ini dikarenakan sanitasi merupakan hak
tersebut. Menurut Hendrik L.Bloom ada 4 dasar masyarakat yang sama halnya dan sejajar
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik dengan hak berpendapat, hak mendapatkan
kesehatan individu maupun kesehatan pengobatan gratis, vaksinisasi, dan hak – hak
masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, lainnnya. Sanitasi menjadi penting karena
perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status masyarakat membutuhkannya setiap
kesehatan akan tercapai secara optimal, melakukan aktifitasnya sehari – hari (Idan,
bilamana keempat faktor tersebut secara 2010).
bersama-sama mempunyai kondisi yang Berdasarkan Riskesdas (2013), proporsi
optimal pula. Salah satu faktor saja berada penduduk atau rumah tangga yang akses
dalam keadaan yang terganggu, maka status terhadap fasilitas sanitasi layak (dikatakan
kesehatan bergeser di bawah optimal layak apabila sarana tersebut milik sendiri atau
(Notoatmodjo, 2007). Lingkungan merupakan bersama, kloset jenis leher angsa dan
salah satu faktor yang sangat berperan dalam pembuangan akhir tinjanya ke tangki septik
riwayat timbulnya penyakit. Oleh karena itu atau SPAL) provinsi sebesar 55,53%, dan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 139

akses terhadap fasilitas sanitasi tidak layak semakin tinggi intensitasnya. Keadaan ini sama
sebesar 44,47%. Provinsi paling tinggi akses halnya dengan fenomena bom waktu, yang bisa
terhadap fasilitas tidak layak adalah Provinsi terjadi ledakan penyakit pada suatu waktu
Nusa tenggara Timur (74,65%) dan terendah di cepat atau lambat. Sebaiknya semua orang
DKI Jakarta (17,17%). Sementara itu, menurut Buang Air Besar (BAB) di jamban yang
kualifikasi daerah, akses terhadap fasilitas memenuhi syarat, dengan demikian
sanitasi layak di perkotaan hampir dua kali wilayahnya terbebas dari ancaman penyakit
lipat (7 1,45%) dibandingkan dengan di penyakit tersebut. Dengan Buang Air Besar
perdesaan (3 8,55%). Sedangkan akses (BAB) di jamban banyak penyakit berbasis
terhadap fasilitas sanitasi di perkotaan yang lingkungan yang dapat dicegah, tentunya
tidak layak (28,55%) dan di pedesaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
(61,45%). Berdasarkan hasil survei Tujuan Penelitian Mengetahui berhubungan
pendahuluan kepada 10 rumah di Daerah dengan penggunaan Jamban di daerah
Bantaran Sungai di Desa Laladan Kecamatan Bantaran Sungai di desa Laladan Kecamatan
Deket Kabupaten Lamongan, sebagian besar Deket Kabupaten Lamongan.
(60%) tidak memiliki jamban yang sehat.
Keluarga yang tidak memiliki jamban ini 2. METODE PENELITIAN
biasanya memanfaatkan sungai, parit, dan Desain penelitian ini adalah analitik
jamban umum untuk membuang kotoran/tinja. korelasional dengan menggunakan pendekatan
Kebiasaan ini berlangsung sejak dulu dan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini
sudah menjadi turun-temurun. Air yang adalah Populasi : seluruh masyarakat di Daerah
bercampur dengan kotoran ini mengalir ke Bantaran Sungai Di Desa Laladan Kecamatan
sawah penduduk sekitar dan akan digunakan Deket Kabupaten LamonganTahun 2015
untuk persawahan. Dengan kebiasaan sejumlah 326 KK. Teknik sampling yang
masyarakat tersebut, maka bukan tidak digunakan adalah Simple Random Sampling
mungkin suatu saat masyarakat di wilayah ini (Muhith A., Nasir., 2011). Besarnya sampel
akan terancam penyakit menular yang berbasis adalah 180 orang. Penelitian dilaksanakan pada
lingkungan. Menurut data dari Deket bulan Desember 2015. Analisa Data
Kabupaten Lamongan Tahun 2014, sepuluh menggunakan: Pengolahan dan Analisis Data
penyakit terbesar pada Puskesmas tersebut Univariat Bivariat dengan Analisis Regresi
adalah ISPA, gastritis, diare, hipertensi, Logistik (Muhith A., Nasir., 2011).
penyakit kulit/dermatitis, rheumatik, penyakit
rongga mulut, TB paru, mata, dan asma. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jamban keluarga adalah suatu bangunan Analisis bivariat digunakan untuk
yang dipergunakan untuk membuang tinja atau menganalisis hubungan antara variabel
kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga independen dan variabel dependen. Sebagai
yang lazim disebut kakus atau WC (Madjid, variabel independen adalah Pengetahuan,
2009). Bagi rumah yang belum memiliki Sikap,kondisi jamban, dan peran tokoh
jamban, sudah dipastikan mereka itu masyarakat sedangkan variabel dependen
memanfaatkan sungai, kebun, kolam, atau adalah penggunaan jamban. Analisis bivariat
tempat lainnya untuk Buang Air Besar (BAB). menggunakan Analisis Regresi Logistik.
Dengan masih adanya masyarakat di suatu
wilayah yang Buang Air Besar (BAB) Tabel 2. Analisis Regresi Logistik Analisis
sembarangan, maka wilayah tersebut terancam Faktor Yang Berhubungan
beberapa penyakit menular yang berbasis Dengan Penggunaan Jamban
lingkungan diantaranya : penyakit cacingan, Daerah Bantaran Sungai Desa
kolera (muntaber), diare, tifus, disentri, Laladan Kecamatan Deket
schistosomiasis dan masih banyak penyakit Kabupaten Lamongan
lainnya. Selain itu dapat menimbulkan No. Variabel Β p value P
pencemaran lingkungan pada sumber air dan 1. Pengetahuan 1,256 0,014 p<0,05
bau busuk serta estetika. Semakin besar 2. Sikap 1,435 0,002 p<0,05
presentase yang Buang Air Besar (BAB) 3. Kondisi Jamban 1,803 0,000 p<0,05
sembarangan maka ancaman penyakit itu 4. Peran Tokoh 0,926 0,045 p<0,05
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 140

Berdasarkan hasil perhitungan analisis merupakan respon atau reaksi seseorang


Regresi logistik diketahui bahwa : terhadap rangsangan atau stimulus dari luar.
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan Dengan demikian perilaku manusia terjadi
penggunaan Jamban di daerah Bantaran melalui proses: Stimulus-Organisme-Respon.
Sungai di desa Laladan Kecamatan Deket Sehingga teori perilaku ini disebut juga teori
Kabupaten Lamongan dengan nilai beta Stimulus Organisasi Respon (SOR).
(β) = 1,256 dan p = 0,014 (p<0,05).Jadi Berdasarkan teori SOR tersebut, maka perilaku
hipotesis pertama diterima manusia dapat dikelompokkan menjadi dua,
2. Ada hubungan antara sikap dengan yaitu perilaku tertutup (covert behavior) adalah
penggunaan Jamban di daerah Bantaran perilaku yang hanya dirasakan oleh individu
Sungai di desa Laladan Kecamatan Deket yang bersangkutan tanpa bisa diamati oleh
Kabupaten Lamongan dengan nilai beta orang lain dan perilaku terbuka (overt
(β) = 1,435 dan p = 0,002 (p<0,05).Jadi behavior) yang berarti perilaku yang dilakukan
hipotesis kedua diterima sudah dapat diamati oleh orang lain. Oleh
3. Ada hubungan antara kondisi jamban karenanya dengan adanya pengetahuan yang
dengan penggunaan Jamban di daerah baik tentang masalah sanitasi dan penggunaan
Bantaran Sungai di desa Laladan jamban, akan mendorong seseorang untuk
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan menerapkan informasi yang sudah diterima
dengan nilai beta (β) = 1,803 dan p = dalam perilakunya. Sedangkan masyarakan
0,000 (p<0,05).Jadi hipotesis ketiga yang memiliki pengetahuan buruk cenderung
diterima akan mengabaikan informasi yang ada
4. Ada hubungan antara peran tokoh dengan sehingga periolakunya dalam penggunaan
penggunaan Jamban di daerah Bantaran jamban juga ikut menjadi buruk.
Sungai di desa Laladan Kecamatan Deket 3.2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan
Kabupaten Lamongan dengan nilai beta Jamban
(β) = 0,926 dan p = 0,045 (p<0,05).Jadi Berdasarkan hasil analisis regresi logistik
hipotesis keempat diterima diperoleh hasil bahwa dengan nilai beta (β) =
1,435 dan p = 0,002 (p<0,05), maka dapat
3.1. Hubungan Pengetahuan dengan disimpulkanbahwa ada hubungan yang
Penggunaan Jamban bermakna antara Sikap dengan Penggunaan
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik Jamban pada masyarakat di Daerah Bantaran
diperoleh hasil bahwa dengan nilai beta (β) = Sungai Di Desa Laladan Kecamatan Deket
1,256 dan p = 0,014(p<0,05), maka dapat Kabupaten Lamongan.Hasil penelitian ini
disimpulkanbahwa terdapat hubungan yang sesuai dengan teori pembentukan perilaku
bermakna antara Pengetahuan dengan yang dikemukakan oleh Green (dalam
Penggunaan Jamban pada masyarakat di Notoadmojo, 2005), bahwa perilaku
Daerah Bantaran Sungai Di Desa Laladan ditentukan oleh tiga faktor utama dan salah
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Hasil satunya adalah faktor predisposisi. Sikap
penelitian ini mendukung pendapat merupakan faktor predisposisi bahwa
Notoatmodjo (2007), yang menyatakan bahwa mendukung terbentuknya perilaku. Sikap
pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi merupakan reaksi atau respon yang masih
setelah orang melakukan pengindraan terhadap tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi atau objek. Batasan-batasan tersebut dapat
melalui panca indra manusia yaitu indra disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak
penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat
dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
diperoleh melalui mata dan telinga. tertutup. Sikap secara nyata menunjukan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
penting dalam membentuk tindakan seseorang stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari
(overt behaviour). Perilaku merupakan hasil yang bersifat emosional terhadap stimulus
belajar dari pengalaman yang pernah dialami sosial (Notoatmodjo, 2007). Artinya jika sikap
(Suliswati, dkk, 2005). Skinner dalam masyarakat terhadap penggunaan jamban
Notoadmodjo (2005) menyebutkan perilaku sudah positif, maka reaksi tersebut akan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 141

dimanifestasikan dalam bentuk perilakunya Laladan Kecamatan Deket Kabupaten


dalam penggunaan jamban. Oleh karenanya Lamongan. Hal ini sesuai dengan pendapat
semakin positif sikap seseorang terhadap Green (dalam Notoatmodjo, 2007) yang
sebuah obyek, maka reksinya juga akan mengatakan bahwa salah satu faktor yang
semakin positif, namun jika sikap seseorang mempengaruhi pembentukan perilaku adalah
terhadap penggunaan jamban sudah negatif faktor penguat. Faktor penguatan ini dapat
maka akan sulit membentukperilaku yang baik diberikan oleh tokoh masyarakat yang disegani
terhadap penggunaan jamban. oleh masyarakat, sebab pengetahuan, sikap dan
3.3. Hubungan Kondisi Jamban dengan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum
Penggunaan Jamban menjamin terjadinya perilaku seseorang atau
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik masyarakat. Sering terjadi bahwa seseorang
diperoleh hasil bahwa dengan nilai beta (β) = sudah tahu akan manfaat suatu rangsangan,
1,803 dan p = 0,000 (p<0,05), sehingga dapat tetapi justru mereka tidak berespon positif
disimpulkanbahwa terdapat hubungan yang karena lingkungan disekitar mereka juga tidak
bermakna antara Kondisi Jamban dengan bereaksi. Oleh karenanya peranan tokoh
Penggunaan Jamban pada responden di Desa masyarakat untuk membudayakan penggunaan
Laladan Kecamatan Deket Kabupaten jamban yang baik perlu dilakukan, hanya saja
Lamongan. Hasil penelitian sesuai dengan dalam penilaian ini masyarakat masih
pendapat Green (dalam Notoatmodjo, 2007), menganggap kalau tokoh masyarakat masih
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kurang aktif dalam mensosialisasikan perilaku
pembentukan perilaku manusia adalah faktor hidup bersih dan sehat dengan penggunaan
enabling atau pemungkin yang terdiri dari jamban yang baik. Tidak adanya Jamban
fasilitas, sarana dan prasarana yang Sharing di desa Laladan Kecamatan Deket
mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya Kabupaten Lamongan, mengindikasikan
perilaku seseorang atau masyarakat. Hasil bahwa tidak ada upaya nyata dari tokoh
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin masyarakat untuk membiasakan BAB di
baik kondisi jamban seseorang akan jamban, sebab dengan tidak adanya Jamban
mendorong seseorang menggunakan jamban Sharing ini artinya masyarakat boleh
dengan baik. Tingginya frekuensi yang melakukan BAB di sungai.
memiliki kondisi jamban yang buruk didukung
oleh data yang ada di Desa Laladan Kecamatan 4. KESIMPULAN
Deket Kabupaten Lamongan bahwa dari 326 Hasil Penelitian dapat disimpulkan
KK terdapat 181 KK (55,52%) yang memiliki bahwa:
Jamban Sehat Permanen, 26 KK Pengetahuan tentang penggunaan jamban
(7,98%)memiliki Jamban Sehat Semi mempunyai hubungan yang bermakna dengan
Permanen, dan terdapat 119 KK (36,50%)yang Penggunaan Jamban pada masyarakat di
melakukan Open Defication. Banyaknya Daerah Bantaran Sungai Di Desa Laladan
keluarga yang masih melakukan Open Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Jadi
Deficationdapat disebabkan karena rendahnya hipotesis diterima.
tingkat pendapatan yang mana sebagian besar Sikap terhadap penggunaan jamban
responden memiliki penghasilan dibawah mempunyai hubungan yang bermakna dengan
UMR sehingga pengadaan jamban yang baik Penggunaan Jamban pada masyarakat di
dan sehat bukanlah kebutuhan primer yang Daerah Bantaran Sungai Di Desa Laladan
harus segera dipenuhi, sebab kebutuhan untuk Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Jadi
BAB masih bisa dilakukan di sungai. hipotesis diterima.
3.4. Hubungan Peran Tokoh dengan Kondisi Jamban mempunyai hubungan
Penggunaan Jamban yang bermakna dengan Penggunaan Jamban
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada responden di Desa Laladan Kecamatan
diperoleh hasil bahwa dengan nilai beta (β) = Deket Kabupaten Lamongan.Jadi hipotesis
0,926 dan p = 0,045 (p<0,05), maka dapat diterima.
disimpulkanbahwa terdapat hubungan yang Peran tokon masyarakat mempunyai
bermakna antara Peran Tokoh dengan hubungan yang bermakna dengan Penggunaan
Penggunaan Jamban pada responden di Desa Jamban pada responden di Desa Laladan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE-1 TAHUN 2017 | 142

Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.Jadi 13. Kusnoputranto, Haryoto., 2008.


hipotesis diterima. Kesehatan Lingkungan. FKM UI. Jakarta.
14. Muhith A., Nasir 2011. Metodologi
REFERENSI Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
1. Achmadi,. U, 2010. Manajemen Penyakit Medika.
Berbasis Wilayah. Universitas Indonesia 15. Muhith, A., Saputra, H., & Siyoto, S.,
press: Jakarta 2017. The Correlation Between Healthy
2. Adnani, Hariza 2011. Ilmu Kesehatan House Condition and Dyspnea Frequency
Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika. of Pulmonary Tuberculosis Patients.
3. Amin,. M, 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Publikasi Hasil Penelitian, pp 84-88.
Paru. Airlangga University Press: Jakarta. 16. Muhith, A., Saputra, H., & Siyoto, S., E.
4. Azwar,. A, 2009. Pengantar Kesehatan Dwi 2017. Factor Affecting Self- efficacy
Lingkungan, PT. Rineka Cipta. Jakarta. on Tuberculosis Patients. Publikasi Hasil
5. Chandra, Budiman, 2007. Pengantar Penelitian, pp 344-348.
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC,. 17. Muhith, A.,2016. Hubungan Kondisi
6. Chandra,. B, 2007. Pengantar Kesehatan Rumah Sehat Dengan Frekuuensi sesak
Lingkungan. Buku Kedokteran EGC: pada TB Paru Di Wilayah Kerja
Jakarta. Puskesmas Ujung Pangkah, MEDICA
7. Depkes RI , 2005. KepMenKes RI No. MAJAPAHIT, 8 (2)), 59-73.
1216/MenKes/SK/XI/2001 Tentang 18. Notoatmodjo, S., 2010. Kesehatan
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare, Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Ditjen PPM & PL, Jakarta. Rineka Cipta.
8. Depkes RI , 2005. KepMenKes RI No. 19. Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi
1216/MenKes/SK/XI/2001 Tentang Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare, Cipta.
Ditjen PPM & PL, Jakarta. 20. Soeparman, 2012. Pembuangan Tinja dan
9. Depkes RI , 2007. Buku Panduan Hygiene Limbah Cair. Jakarta : EGC.
Sanitasi. Jakarta. 21. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
10. Depkes RI , 2008. KepMenKes RI No. Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
852/MenKes/SK/IX/2008 Tentang Alfabeta.
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis 22. Wawan, A., dan M, Dewi. 2010. Teori &
Masyarakat, Jakarta. 2008 Pengukuran Pengetahuan, Sikap
11. Effendi, H, 2011. Telaah Kualitas Air. danPerilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Yogyakarta : Kanisius. Medika
12. Kusnaedi, 2009. Mengolah Air Gambut 23. Widyati, R.dan Yuliahsih, 2008. Higiene
dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: dan Sanitasi Umum dan Perhotelan.
Puspa Swara. Jakarta : PT Gramedia Widiarsana
Indonesia.

You might also like