You are on page 1of 20

LAPORAN PENDAHULUAN PREMATUR

1. DEFINISI
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau
sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L
Wong 2004). Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37,
dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai
periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996).
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.(Martono, Hari. 2007)
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259
hari dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan,
Rusepno. 2005)

2. ETIOLOGI
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta.

b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
1) Kehamilan
Malformasi Uterus
Kehamilan ganda
TI. Servik Inkompeten
KPD
Pre eklamsia
Riwayat kelahiran premature
Kelainan Rh

2) Kondisi medis
Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a) Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk
mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan
preterm meningkat.
b) Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation)
merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan
oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini
mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c) Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan
preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien
dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan
menjadi lebih besar yaitu 11%.

d) Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm
akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila
telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin
kurang baik karena hipoksia.
e) Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi
menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f) Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan
pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah
dapat dikendalikan.

Kondisi yang menimbulkan kontraksi


a) Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian
partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b) Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau
sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti :
serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina
dan serviks, dan lain-lain.
c) Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan
terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60%
dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan
dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d) Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan
ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia
gestasi yang lebih pendek.
3) Sosial Ekonomi
Tidak melakukan perawatan prenatal
Status sosial ekonomi rendah
Mal nutrisi
Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :


a. Resiko Demografik
1) Ras
2) Usia ( 40 tahun)
3) Status sosio ekonomi rendah
4) Belum menikah
5) Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
1) Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
2) Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
3) Anomali uterus
4) Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
5) Resiko kehamilan saat ini :
6) Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-
masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta),
pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
1) Nutrisi buruk
2) Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3) Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4) Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1) Stres
2) Iritabilitas uterus
3) Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4) Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
5) Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
6) Defisiensi progesterone
7) Infeksi

3. KLASIFIKASI
a. Sangat prematur
1) Usia kehamilan 24-30 minggu
2) BB bayi 1000-1500 g
3) Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
4) Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan
pertumbuhan fisiologis
b. Prematur Sedang
1) Usia kehamilan 31-36 mingu
2) BB bayi 1501-2000 g
3) Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa
yang berat
c. Premuatur borderline
1) Usia kehamilan 36-38 mingu
2) Berat bayi 2001-2499 g
3) Lingkaran kepala 33 cm
4) Lingkaran dada 30 cm
5) Panjang badan sekitar 45cm
6) Masih sangat mungkin hidup tampa dampak sisa yang berat

4. PATOFISIOLOGI
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko
mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali. Faktor resiko
mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau
memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus
pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan
iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih
faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila
ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000)

5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada
usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur
kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang
lahir cukup bulan. Adapun tanda dan gejala dari bayi prematur adalah:
a. Berat badan 33 cm, lingkar dada 37 minggu.
b. kepala lebih besar dari pada badan.
c. kulit tipis transparan,rambut lanugo banyak,terutama pada dahi, pelipis
telinga dan lengan,lemak kulit berkurang.
d. Lemak subkutan kurang.
e. Otot hipotonik lemah.
f. Reflek tonus otot masih lemah,reflek menghisap dan menelan serta
reflek batuk belum sempurna.
g. Tulang rawan dan daun telinga imature (elastis daun telinga masih
kurang sempurna).
h. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea(gagal nafas)
i. Ekstermitas : paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus
j. Kepala tidak tegak
k. Pernapasan sekitar 45 – 50 kali/permenit,dan frekuensi nadi 100 –
140x/menit.
l. Sering anemia
m. Genitalia belum sempurna,labio minora belun tertutup oleh labia
minora(pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
n. Garis pada telapak kaki belum jelas dan kulit teraba halus.
6. KONDISI YANG MENIMBULKAN MASALAH BAYI PREMATUR :
a. Sistem Pernapasan

1) Otot-otot pernapasan susah berkembang


2) Dinding dada tidak stabil
3) Produksi surfaktan penurunan
4) Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
5) Gag reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
1) Ukuran Lambung Kecil
2) Enzim penurunan
3) Garam Empedu Kurang
4) Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
5) Keterbatasan melepas insulin
6) Kurang koordinasi
7) Reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
1) Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
2) Kemampuan menggigil menurunan
3) Aktivitas kurang
4) Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
1) Ekskresi sodium meningkat
2) Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
3) Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino
& sodium
e. Sistem Syaraf
1) Respon untuk stimulasi lambat
2) Reflek gag, menghisap & menelan kurang
3) Reflek batuk lemah
4) Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung

f. Infeksi
1) Pembentukan antibodi kurang
2) Tidak ada munoglobulin M
3) Kemotaksis terbatas
4) Opsonization penurunan
5) Hypo fungsi kel. Axrenal
g. Fungsi Liver
1) Kemampuan mengkonyugasi bill
2) Penurunan Hb setelah lahir
7. KOMPLIKASI PADA BAYI PREMATUR
a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan
syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan
faring. (Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
Suatu pembuluh darah yang dilapisi oleh otot dan memiliki fungsi
khusus.apabila sensor oksigen yang normal tidak ada pada otot duktus atau
karena kelemahan menyebabkan duktus tidak menutup atau hanya menutup
sebagian.
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
Suatu kondisi medis terutama pada byi prematur,dimana bagian dari usus
mengalami nekrosis (kematian jaringan.(Bobak. 2005)

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
a. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
b. Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
c. Pemantauan gas darah arteri
d. Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan
kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
e. Kimia darah sesuai kebutuhan
1. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
2. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
3. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
 Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
 Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
4. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 – 225.000/ mm³.
5. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
6. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
7. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
8. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
9. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
f. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
g. Penyimpangan darah tali pusat

9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada bayi berat badan lahir rendah atau prematur dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Perawatan bayi dalam incubator
Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu
lingkungan yang optimal, denfan demikian dapat terciptanya suatu suhu
lingkungan yang normal. Suhu lingkungan yang netral adalah suatu
keadaan dimana panas yang dihasilkan dapat mempertahankan suatu suhu
tubuh yang tetap.
b. Perawatan post resusitasi
Dilakukan untuk mengatasi terjadinya asfiksia, yang dapat
memperburuk keadaan bayi lahir prematur.
c. Perawatan bayi dengan terapi sinar
Dalam perawatan ini yang perlu diperhatikan tidak saja terapinya,
tetapi juga perangkat yang digunakan. Lampu yang digunakan sebaiknya
tidak dipergunakan lebih dari 500 jam, untuk menghindari turunnya
energi yang dihasilkan oleh lampu yang dipergunakan.
d. Menyiapkan bayi untuk transfusi tukar
Transfusi tukar adalah mengeluarkan darah dari tubuh bayi untuk
ditukar dengan darah yang tidak sesuai (patologis) untuk mencegah
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
e. Menolong bayi dalam keadaan kejang.
Dengan selalu bersikap teratur dalam sebisa mungkin menolong bayi
dalam keadaan kejang.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama :
Tempat tgl lahir / Usia:
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal masuk :
Diagnosa Medik :
Rencana terapi :
2. Identitas Orang Tua
Ayah :
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Ibu :
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :

3. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi ke dinginan atau suhu
tubuh rendah
Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit,
0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan
sedang,dan 7-10 normal
Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda, hidramnion
Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB Paru,
Tumor kandungan, Kista, Hipertensi

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian
menurun sampai 120-140X/menit
RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun
sampai 40X/menit
Suhu : kurang dari 36,5 C
b. PemeriksaanFisik
1. Kepala
a. Simetris : simetris
b. Ubun-ubun besar : ada, berbentuk layang-layang
c. Ubun-ubun kecil : ada, bentuk segitiga
2. Mata
a. Posisi : simetris kanan dan kiri
b. Kotoran : tidak ada kotoran
c. Pendarahan : tidak ada perdarahan
3. Hidung
a. Lubang : ada lubang hidung
b. Cuping hidung : ada pernafasan cuping hidung
c. Keluaran : terdapat lendir pada lubang

4. Mulut
a. Simetris : simetris atas dan bawah
b. Pelatum : tidak labiospallatoskizis
c. Bibir : tidak labioskizis
5. Telinga
a. Simetris : simetris, kanan dan kiri
b. Daun telinga : ada kanan dan kiri
c. Lubang telinga : ada,kanan-kiri
6. Leher
a. Kelainan : tidak ada kelainan
b. Pergerakan : memutar kanan dan kiri
7. Dada
a. Pergerakan : lemah
b. Bunyi nafas : teratur, tetapi lemah
c. Bunyi jantung : lemah
8. Perut
a. Bentuk : menonjol
b. Bising usus : ada
c. Kelainan : tidak ada kelainan
9. Tali Pusat
a. Pembuluh darah : terdapat 2 arteri, dan 1 vena
b. Perdarahan : tidak ada perdarahan
c. Kelainan tali pusat : baik, tidak ada kelainan
10. Kulit
a. Warna : biru pucat
b. Turgor : baik
c. Lanugo : ada
11. Punggung
a. Bentuk : simetris
b. Kelainan : tidak ada kelainan

12. Ekstrimitas
a. Tangan : jari-jari tangan lengkap
b. Kaki : sama panjang, jari-jari lengkap
c. Kelainan : tidak ada kelainan
13. Genetalia (bayi laki-laki)
a. Scrotum : testis belum turun ke scrotum, pada bayi
perempuan labio perempuan labio mayora belum menutupi labia
minora
b. Kelainan : tidak ada kelainan
14. Menangis : bayi menangis lemah
15. Refleks
a. Refleks moro
Refleks moro adalah reflek memeluk pada saat bayi dikejutkan
dengan tangan. Pada By. C reflek moro (+) ditandai dengan ketika
dikejutkan oleh bunyi yang keras dan tiba – tiba bayi beraksi
dengan mengulurkan tangan dan tungkainya serta memanjangkan
lehernya
a. Refleks menggenggam
Reflek menggenggam pada By. C (+) tapi lemah, ditandai dengan
membelai telapak tangan, bayi menggenggam tangan gerakan
tangan lemah.
b. Refleks menghisap
Reflek menghisap (+) ditandai dengan meletakan tangan pada
mulut bayi, bayi menghisap jari, hisapan lemah.
c. Refleks rooting
Reflek rooting (-) ditandai dengan bayi tidak menoleh saat tangan
ditempelkan di pipi bayi.
d. Refleks babynsky
Reflek babynsky (+) ditandai dengan menggerakan ujung
hammer pada bilateral telapak kaki.
e. Tonus otot

B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS: Gangguan perfusi Gangguan
DO:
ventilasi pertukaran gas
- Penurunan CO2
- Takikardi
- Hiperkapnia
- Reflek hisap lemah
- Bayi tampak lemah
- Bayi dirawat dalam
incubator
- Bayi tampak sesak
- Terjadi retraksi dinding
dada
DS:- Immaturitas Resiko perubahan
DO: produksi enzim nutrisi kurang dari
- Biasanya reflek menalan kebutuhan tubuh
lemah berhubungan
- Bising usus meningkat imaturitas
- Konjungtiva anemis
produksi enzim.
- Denyut nadi lemah
- Hb menurun

DS:- Kerja paru tidak Pola Nafas tidak


DO: adekuat efektif
- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran
udara per menit
- Menggunakan otot
pernafasan tambahan
- Orthopnea
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
- Penurunan kapasitas vital
- Respirasi: < 11 – 24 x
/mnt

DS:- Gangguan Hipotermi


DO: termoregulasi
Suhu tubuh dibawah normal
< 36,3 C
Bayi terasa dingin
Bayi dirawat dalam
inkubator

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
imaturitas produksi enzim.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerja paru tidak adekuat
4. Hipotermi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
hasil
Kerusakan pertukaran NOC Monitor Respirasi:
gas berhubungan  Monitor rata-rata
 Respiratory Status :
dengan irama, kedalaman dan
Gas exchange
ketidakseimbangan usaha untuk bernafas.
perfusi ventilasi.  Respiratory Status :  Catat gerakan dada,
ventilation lihat kesimetrisan,
penggunaan otot
 Vital Sign Status
bantu dan retraksi
Kriteria Hasil : dinding dada.
 Monitor suara nafas,
 Mendemonstrasikan
saturasi oksigen,
peningkatan ventilasi
sianosis
dan oksigenasi yang
 Monitor kelemahan
adekuat
otot diafragma
 Memelihara  Catat onset,
kebersihan paru-paru karakteristik dan
dan bebas dari tanda- durasi batuk
tanda distress  Catat hasil foto
pernafasan rontgen

 Mendemonstrasikan
Terapi Oksigen :
batuk efektif dan
suara nafas yang  Kelola humidifikasi
bersih, tidak ada oksigen sesuai
sianosis dan dyspneu peralatan
(mampu  Siapkan peralatan
mengeluarkan oksigenasi
sputum, mampu  Kelola O2 sesuai
bernafas dengan indikasi
mudah, tidak ada  Monitor terapi O2 dan
pursed lips) observasi tanda
keracunan O2
 Tanda tanda vital
dalam rentang
normal

Resiko perubahan NOC: NIC:


 Nutritional status:  Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari
Adequacy of makanan
kebutuhan tubuh
 Kolaborasi dengan
nutrient
berhubungan
 Nutritional Status : ahli gizi untuk
imaturitas produksi
food and Fluid menentukan jumlah
enzim.
Intake kalori dan nutrisi yang
 Weight Control
dibutuhkan pasien
 Monitor adanya
penurunan BB
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar
Ht
 Monitor mual dan
muntah
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake
nuntrisi
 Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti
NGT/ TPN sehingga
intake cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
Pola nafas tidak efektif NOC: NIC:
 Respiratory status :  Posisikan pasien
berhubungan dengan
Ventilation untuk
kerja paru tidak
 Respiratory status :
memaksimalkan
adekuat
Airway patency
ventilasi
 Vital sign Status
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
 Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
 Berikan
bronkodilator :
 Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
 Monitor respirasi dan
status O2
 Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
 Pertahankan jalan
nafas yang paten
 Monitor vital sign
 Monitor pola nafas
Hipotermi NOC Termoregulation
management
 Thermoregulation
 Pindahkan bayi dari
 Thermoregulation : lingkungan yang
neonate dingin ke dalam
lingkungan / tempat
Kriteria Hasil :
yang hangat (didalam
 Suhu tubuh dalam inkubator atau lampu
rentang normal sorot)
 Segera ganti pakaian
 Nadi dan RR dalam
bayi yang dingin dan
rentang normal
basah dengan pakaian
yang hangat dan
kering, berikan
selimut.
 Monitor gejala dari
hopotermia : fatigue,
lemah, apatis,
perubahan warna kulit
 Monitor status
pernafasan
 Monitor intake dan
output
DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC


Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta :
Media Asculapius FKUI

You might also like