You are on page 1of 8

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah Melalui Budidaya


Tanaman Herbal Sesuai Good Agriculture Practices
di Desa Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang
Retno Rusdjijati1*, Oesman Raliby2, dan Siti Nurul Iftitah3
1&2
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Magelang
3
Fakultas Pertanian, Universitas Tidar
*rusdjijati@ummgl.ac.id

Abstrak
Keywords: Growong merupakan salah satu desa di Kecamatan Tempuran, Kabupaten
budidaya tanaman Magelang. Sebagian wilayahnya berupa hutan rakyat yang ditumbuhi aneka
herbal; pekarangan tanaman kayu seperti tanaman mahoni, pinus, jati, kopi, cengkih, durian,
rumah; GAP dan rambutan. Oleh karena itu mata pencaharian penduduk sebagian besar
adalah pencari dan penjual kayu. Guna meningkatkan penghasilan,
masyarakat telah memanfaatkan lahan di bawah tegakan pohon-pohon
hutan untuk budidaya tanaman herbal. Namun hasil budidaya herbal
tersebut belum mampu memenuhi semua permintaan pasar atau kapasitas
produksi petani masih rendah, sehingga belum mampu meningkatkan
penghasilan masyarakat secara optimal. Guna mengatasi hal tersebut, maka
akan dilakukan pendampingan kepada masyarakat terutama para ibu rumah
tangga, untuk memanfaatkan lahan pekarangannya dengan budidaya
tanaman herbal. Mengingat pekarangan rumah yang dimiliki masing-
masing warga cukup luas dan belum banyak dimanfaatkan untuk usaha
pertanian. Langkah pertama kegiatan pendampingan ini adalah membentuk
Kelompok Wanita Tani (KWT) di setiap dusun, kemudian menentukan jenis-
jenis tanaman herbal yang akan dibudidayakan masing-masing KWT,
melaksanakan pelatihan budidaya tanaman herbal sesuai Good Agriculture
Practises (GAP), pemberian bibit tanaman herbal, dan pelaksanaan
budidaya. Ada 4KWT yang terbentuk yaitu KWT Sidodadi, KWT Ngudi
Rahayu, KWT Seneng Makmur, dan KWT Ngudi Lestari yang masing-
masing beranggotakan 60 orang; kemudian jenis tanaman yang
dibudidayakan oleh setiap KWT adalah jahe merah, lada, cabe jamu, jeruk
nipis, dan kencur; dan budidaya dilakukan secara organik yaitu dengan
memanfaatkan kotoran kambing menjadi pupuk bokashi.

1. PENDAHULUAN 50% merupakan area tegalan dan lain-lain


Desa Growong, Kecamatan Tempuran, termasuk hutan rakyat.
Kabupaten Magelang merupakan desa Area tegalan yang berupa hutan rakyat
terpencil yang berjarak kurang lebih 5 km dari ditumbuhi aneka tanaman kayu seperti
kota kecamatan. Berada di dataran tinggi dan tanaman mahoni, pinus, jati, kopi, cengkih,
berbukit dengan curah hujan 18-25 mm, suhu durian, dan rambutan. Oleh karena itu mata
rata-rata 25°C, dan ketinggian 925 mdpl. Luas pencaharian penduduk sebagian besar adalah
wilayahnya 207,3653 hektar dan lebih dari pencari dan penjual kayu. Karena tergantung

ISSN 2407-9189 159


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dengan alam dan waktu pemanenan kayu pertanian utamanya budidaya herbal yang
membutuhkan waktu yang cukup lama, maka nantinya bermuara pada peningkatan
tingkat kesejahteraan mereka rata-rata masih kesejahteraan masyarakat. Bahkan di tingkat
di bawah standar (kurang lebih 30% dari total kecamatan sudah dibentuk Assosiasi Tanaman
jumlah penduduk). Di samping itu lingkungan Biofarmaka “As-Syfa Farma” yang terdiri dari
hutan menjadi rusak, karena masyarakat 78 poktan di wilayah Kecamatan Tempuran
hanya memanfaatkan vegetasi di hutan tanpa dan masing-masing poktan memiliki anggota
memperbaruinya kembali. Wilayah ini antara 15 sampai dengan 50 petani. Asosiasi
menjadi rawan longsor dengan semakin tersebut memfasilitasi anggotanya mulai dari
gundulnya hutan dan sulitnya mencari pengelolaan pasca panen hingga menjadi
sumber-sumber air bersih. simplisia sampai pemasaran. Saat ini assosiasi
Oleh Balai Penyuluhan Pertanian dan telah memasok beberapa industri jamu baik di
Kehutanan (BPPK) Kecamatan Tempuran Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan sampai ke
Kabupaten Magelang, masyarakat dimotivasi Malaysia.
untuk budidaya tanaman obat, empon-empon, Di samping itu BPPK Kecamatan
atau herbal di bawah tegakan pohon-pohon di Tempuran juga aktif memberikan pelatihan-
hutan yang lembab dengan penyinaran yang pelatihan dan bimbingan tentang Good
kurang. Pola budidaya seperti ini disebut Agriculture Practices (GAP) budidaya
agroforestry. Sistem agroforestryherbal di biofarmaka, pelatihan proses pengolahan
hutan rakyat ini menggunakan satu prinsip menjadi simplisia dengan Good
yaitu menciptakan pengelolaan sumber daya Manufacturing Practices (GMP), dan
alam berbasis masyarakat yang berkelanjutan pelatihan peningkatan motivasi
sebagai sistem kombinasi tanaman berbasis kewirausahaan. Namun demikian usaha
kayu [5].Hutan rakyat yang didominasi oleh budidaya herbal di Desa Growong belum
tanaman kayu akan menciptakan kondisi mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.
iklimmikro yang spesifik, sehingga tanaman Hal ini antara lain disebabkan oleh
herbal yang dikembangkan dapattumbuh terbatasnya lahan (hanya dibudidayakan di
dengan subur. bawah tegakan tanaman hutan), kengganan
Berbagai jenis herbal dibudidayakan di masyarakat untuk melakukan budidaya
wilayah tersebut, antara lain yang termasuk tanaman herbal sesuai dengan GAP
rimpang adalah temulawak, kunyit, bengle, (prosedurnya rumit) sehingga kualitas herbal
dan jahe; yang berbentuk daun meliputi kumis yang dihasilkan rendah dan kurang laku di
kucing, sambiloto, pegagan, daun ungu, pasaran atau harga jual rendah.
salam, dan kemuning; yang berupa kulit Oleh karena itu, maka akan dilakukan
adalah kayu manis; yang berupa bunga adalah pendampingan terutama kepada para ibu
ceplikan; yang berupa akar adalah alang-alang rumah tangga untuk melakukan budidaya
dan sidagari; dan yang berupa batang adalah tanaman herbal di pekarangan rumah,
secang.Dengan didampingi BPPK Kecamatan mengingat masing-masing rumah memiliki
Tempuran, para petani di Desa Growong pekarangan yang cukup luas dan belum
membentuk kelompok-kelompok tani di setiap banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
dusun yaitu kelompok tani (poktan) Ngudi usaha. Di samping itu, para ibu rumah tangga
Rahayu di Dusun Moning, poktan Sidodadi di di desa ini umumnya masih mempunyai
Dusun Gondang, poktan Seneng Makmur di banyak waktu luang karena tidak mempunyai
Dusun Seneng, dan poktan Ngudi Lestari di pekerjaan selain membantu suami bekerja di
Dusun Growong. Poktan-poktan tersebut sawah. Jadi, dengan kegiatan ini diharapkan
bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan dapat membantu meningkatkan kapasitas

160 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

produksi dan kualitas herbal yang dihasilkan, KWT Ngudi Lestari dari Dusun Growong.
sehingga mampu memenuhi permintaan pasar Struktur masing-masing KWT tersebut
dan membantu meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut:
keluarga melalui pemberdayaan kaum Masing-masing KWT beranggotakan
perempuan. sekitar 60 orang ibu rumah tangga.
Selanjutnya KWT-KWT tersebut akan
2. METODE disyahkan oleh Balai Penyuluhan Pertanian
Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Maret dan Peternakan tingkat kecamatan melalui
hingga bulan Mei 2017 di Desa Growong, Surat Keputusan
Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang Jenis-jenis tanaman herbal yang wajib
dengan obyek sasaran adalah para ibu rumah dibudidayakan di setiap anggota KWT
tangga dari 4 dusun di Desa Growong yaitu adalah jahe merah,lada, cabe jamu, jeruk
Dusun Moning, Gondang, Seneng, dan nipis, dan kencur.Di luar tanaman wajib
Growong yang jumlahnya sekitar 65 orang per tersebut, setiap anggota KWT dapat
dusun. melakukan budidaya tanaman herbal jenis
Kegiatan diawali dengan pelaksanaan yang lain seperti stevia, kemukus, temu
Forum Group Discussion (FGD) yang mangga, dan temulawak.
dihadiri oleh perangkat desa, penyuluh Selanjutnya masing-masing KWT harus
pertanian, tim pelaksana kegiatan mempunyai tanaman herbal unggulan.
pendampingan, dan perwakilan ibu rumah Disepakati bahwa unggulan KWT Ngudi
tangga dari masing-masing dusun. Dalam Rahayu di Dusun Moning adalah jahe
FGD tersebut dibahas tentang pembentukan merah, KWT Sidodadi di Dusun Gondang
Kelompok Wanita Tani (KWT) di masing- adalah cabe jamu, KWT Seneng Makmur di
masing dusun, struktur organisasi KWT, Dusun Seneng adalah jeruk nipis, dan KWT
penentuan jenis tanaman herbal yang akan Ngudi Lestari di Dusun Growong adalah
dibudidayakan, kegiatan-kegiatan pelatihan kencur. Berikut ini adalah 5 jenis tanaman
yang akan dilakukan, praktik lapangan, dan herbal yang wajib dibudidayakan oleh setiap
pendampingan. Materi untuk kegiatan anggota KWT. Penentuan jenis komoditas
pelatihan adalah : tersebut berdasarkan peluang pasar dan
a. pengenalan beberapa jenis tanaman herbal, kemudahan untuk dibudidayakan di Desa
manfaat, dan cara budidayanya Growong.
b. cara budidaya sesuai dengan GAP.Setelah Selanjutnya dilakukan pelatihan tentang
FGD dilakukan pelatihan tentang budidaya cara budidaya tanaman herbal sesuai GAP.
tanaman herbal sesuai dengan GAP, Pelatihan yang berlangsung selama 1 hari
praktik lapangan, dan kegiatan dan dihadiri masing-masing 9 orang dari
pendampingan pada masing-masing KWT. masing-masing KWT ini, membahas tentang
cara budidaya tanaman herbal sebagai
3. HASIL DAN PEMBAHASAN berikut:
a. Cara budidaya tanaman herbal sesuai
3.1. Hasil
GAP
Terbentuknya 4 KWT yang namanya
Good Agriculture Practices (GAP)
disesuaikan degan poktan yang sudah ada di
sebagai acuan dalam mengelola usaha
masing-masing dusun. KWT tersebut adalah
budidaya pada tanaman herbalperlu
KWT Sidodadi dari Dusun Gondang, KWT
dilakukan dalam rangka mencapai usaha
Ngudi Rahayu dari Dusun Moning, KWT
produksi yang efisien dan berdaya saing,
Seneng Makmur dari Dusun Seneng, dan
menghasilkan produk bermutu yang

ISSN 2407-9189 161


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

aman dikonsumsi dan diproduksi sesuai dengan tujuan dan prinsip


berdasarkan keberlanjutan serta keamanan pangan,
kelestarian sumberdaya alam pertanian. 10) Petani pada saat melaksanakan proses
Ruang lingkup GAP untuk tanaman produksi dan penanganan hasil harus
herbal meliputi manajemen usaha dalam keadaan sehat dan tidak
produksi, lahan dan media tanam, benih, mengidap penyakit menular
penanaman, pemeliharaan, pemupukan, b. Tahap-tahap budidaya tanaman herbal
pengairan, perlindungan tanaman, panen, 1) Menyiapkan bibit tanaman herbal
pasca panen, penanganan limbah dan yang akan dibudidayakan
sampah, kesehatan, keamanan, dan 2) Menyiapkan media tanam yang terdiri
kesejahteraan petani, dan kepedulian dari pasir halus, tanah kebun, dan
lingkungan. Dari beberapa kegiatan bokashi (olahan dari kotoran kambing
dalam ruang lingkup GAP, yang yang banyak dibudidayakan
merupakan titik kendali wajib masyarakat) dengan perbandingan
dilaksanakannya GAP tanaman herbal 2:2:1.
adalah: 3) Menyiapkan polybag warna hitam
1) Sistem pencatatan dan dokumentasi dengan ukuran 60 x 60 cm yang
mulai dari proses produksi hingga ke bawahnya berlubang untuk drainase.
konsumen, 4) Media tanam selanjutnya dimasukkan
2) Lahan harus bebas dari pencemaran ke dalam polybag ¾ bagian,
limbah Bahan Beracun dan Berbahaya kemudian bibit tanaman herbal
(B3), ditancapkan ke dalam media tanam,
3) Kotoran dan urine binatang tidak dan ditutupi kembali dengan media
boleh langsung digunakan dalam tanam 3-5 cm dan jerami atau sekam.
pemupukan, tetapi harus melalui 5) Polybag diletakkan pada rak-rak
proses pengolahan/fermentasi, bambu yang diposisikan pada tempat
4) Penyimpanan pupuk (organik dan yang teduh. Perawatan yang
anorganik) dilakukan di tempat yang dilakukan berupa penyiraman setiap
aman, kering dan terlindung serta hari, penyiangan gulma kalau ada, dan
terpisah dari hasil tanaman, benih, dan pemupukan.
pestisida 6) Setelah pelatihan, selanjutnya
5) Pestisida kimia yang digunakan harus dilakukan praktik budidaya tanaman
terdaftar/mendapat izin resmi dari herbal. Kepada masing-masing KWT
pemerintah, diberikan 5 jenis bibit tanaman herbal
6) Penggunaan pestisida kimia harus untuk dibudidayakan
sesuai dengan instruksi label,
7) Penyimpanan pestisida harus 3.2. Pembahasan
dilakukan di tempat aman, kering, dan Budidaya tanaman herbal sebenarnya
terlindung serta terpisah dari hasil sudah dilakukan masyarakat Desa Growong
tanaman, benih, dan pupuk, sejak lama, yaitu mulai tahun 2012 setelah
8) Proses pencucian harus menggunakan Balai Penyuluhan Pertanian dan Peternakan
air yang bersih sesuai baku mutu air Kecamatan Tempuran melakukan
untuk mencuci, pembinaan dan pendampingan kepada
9) Penggunaan bahan kimia untuk masyarakat untuk melakukan budidaya
penanganan pasca panen harus aman tanaman herbal di bawah tegakan tanaman
hutan atau yang dikenal dengan nama

162 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

agroforestry.Namun usaha tersebut kurang Sinun dari balai Penyuluhan Pertanian dan
optimal, dan mulai ditinggalkan masyarakat Peternakan Kecamatan Tempuran.
karena pasar tidak jelas dan proses Berdasarkan sosialisasi tersebut,
budidayanya agak rumit. Padahal tanaman kemudian ditentukan jenis tanaman herbal
herbal mempunyai prospek yang sangat yang akan dibudidayakan. Disepakati bahwa
bagus, karena masyarakat modern sekarang setiap anggota KWT harus melakukan
cenderung berprinsip kembali ke alam budidaya 5 jenis tanaman herbal di
termasuk di dalam menjaga kesehatannya pekarangan rumahnya yang meliputi jahe
dengan menggunakan bahan-bahan alami merah, lada, jeruk nipis, cabe jamu, dan
termasuk tanaman herbal tersebut. kencur.
Agar semangat yang dulu ada di Guna mengoptimalkan produksi
masyarakat Desa Growong dapat tumbuh tanaman herbal dan mendukung program
kembali, maka tim pengabdian pada One Village On Product, maka setiap KWT
masyarakat dari Universitas Muhammadiyah menentukan produk herbal unggulan.
Magelang dan Universitas Tidar melakukan Disepakati bahwa KWT Ngudi Rahayu di
kegiatan pendampingan kepada masyarakat Dusun Moning adalah produk unggulannya
untuk melakukan budidaya tanaman herbal adalah jahe merah, KWT Sidodadi di Dusun
kembali. Model yang digunakan untuk Gondang adalah cabe jamu, KWT Seneng
budidaya tanaman herbal tersebut adalah Makmur di Dusun Seneng adalah jeruk
dengan memanfaatkan lahan pekarangan nipis, dan KWT Ngudi Lestari di Dusun
masyarakat yang cukup luas dan belum Growong adalah kencur.
banyak dimanfaatkan untuk usaha produktif. Selanjutnya setiap KWT diberikan 5
Kegiatan diawali dengan pembentukan jenis bibit tanaman herbal yang telah
KWT di masing-masing dusun. Ada 4 KWT disepakati, dan dilatih untuk melakukan
yang terbentuk sesuai dengan jumlah dusun budidaya tanaman tersebut dengan
yang ada di Desa Growong. Nama-nama menggunakan polybag. Pelatihan dan
KWT tersebut menyesuaikan nama-nama praktik dilakukan di kebun belakang balai
kelompok tani yang telah terbentuk di setiap Desa Growong yang cukup luas dan belum
dusun. Setelah KWT terbentuk, dilanjutkan dimanfaatkan dengan baik oleh warga. Di
dengan penyusunan struktur organisasi tempat ini memang ditumbuhi beberapa
KWT yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan jenis tanaman herbal, namun dengan kondisi
bendahara.Guna legalitas KWT, maka akan yang tidak terawat atau liar. Oleh kepala
diterbitkan Surat Keputusan dari Balai desa, lahan tersebut diserahkan kepada tim
Penyuluhan Pertanian dan Peternakan pelaksana untuk dikelola menjadi kebun
Kecamatan Tempuran tentang pembentukan tanaman herbal di masa mendatang.
KWT dan struktur organisasinya. Sebagai upaya untuk meningkatkan
Kegiatan berikutnya adalah sosialisasi peminatan masyarakat terhadap budidaya
tentang berbagai jenis tanaman herbal yang tanaman obat ini, maka kegiatan dilanjutkan
dapat dibudidayakan di Desa Growong, dengan praktik pengolahan pasca panen,
manfaat, cara budidaya, dan peluang dalam hal ini masyarakat didampingi untuk
pasarnya. mengolah tanaman obat menjadi berbagai
Kegiatan ini dipandu oleh ibu Siti produk yang mampu meningkatkan nilai
Nurul Iftitah dari Fakultas Pertanian tanaman obat baik peningkatan secara
Universitas Tidar yang sekaligus menjadi ekonomi maupun diversifikasi produk.
anggota tim pengabdian kepada masyarakat, Beberapa produk yang diintroduksikan
dibantu oleh bapak Gunawan dan bapak kepada masyarakat mitra, antara lain

ISSN 2407-9189 163


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

berbagai produk makanan dan minuman kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang digemari oleh masyarakat dari anak- yang telah membantu terlaksananya program.
anak sampai orang tua, misalnya produk Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
syirup herbal, permen, aneka kue, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
beberapa produk lainnya yang non mamin. Direktorat Riset dan Pengabdian kepada
Untuk meningkatkan daya saing di masyarakat Kemenristek Dikti yang telah
pasar, maka mitra juga di dampingi dalam mendanai kegiatan PPM ini, LPPM UM
pengemasan produk, baik produk jamu, Magelang dan Untidar atas dukungannya,
maupun produk makanan dan minuman, Masyarakat Desa Growong atas partisipasi dan
serta didampingi dalam perolehan legalitas kerjasamanya sehingga kegiatan ini bisa berjalan
usahanya, agar usaha yang dilakukan dengan baik. Semoga Allah SWT senantiasa
senantiasa dapat berkelanjutan membalas semua kebaikan yang telah diberikan
yang telah diberikan. Semoga artikel ilmiah ini
4. KESIMPULAN dapat bermanfaat bagi Team pelaksana,
Upaya peningkatan pendapatan masyarakat mitra dan kepada para pembaca.
masyarakat di desa Growong dilakukan
dengan beberapa pendekatan antara lain: REFERENSI
a. Mengedukasi masyarakat untuk [1] Hutapea JR.. Inventaris Tanaman Obat
memanfaatkan lahan pekarangan Indonesia III. Jakarta: Badan Penelitian
rumahnya dengan budidaya tanaman dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
herbal. Kesehatan RI. 1994
b. Membentuk kelompok-kelompok kerja, [2] Kementerian Perdagangan Republik
dalam hal ini Kelompok Wanita Tani Indonesia. Kajian Potensi Pengembangan
(KWT) sebagai penggerak dalam Pasar Jamu. 2009
pelaksanaan budi daya tanaman herbal [3] Kementerian Pertanian RI. Panduan Teknis
c. Mendampingi dan meningkatkan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
ketrampilan KWT dalam Budidaya yang Pangan. 2014
mengacu pada konsep Good Agriculture [4] Nanan Nurdjannah,. “Sistim Pengendalian
Practises (GAP) Mutu Produk dan Peluang Implementasi
d. Melatih Mitra dalam pengolahan pasca Good Agricultural Practices (GAP) Lada
panen sebagai produk herbal yang benilai Hitam di Indonesia.” Perkembangan
ekonomi tinggi Teknologi TRO Vol. 21. Hal. 7-14.2009
[5] Nair, P.K.R.. An introduction to
UCAPAN TERIMAKASIH agroforestry. Kluwer Acad. Publ.,
Dalam pelaksanan pengabdian kepada Dordrecht, the Netherlands. 1999.
masyarakat ini tidak terlepas dukungan dari
berbagai pihak. Team Pengabdian kepada
masyarakat secara khusus mengucapkan terima

164 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Lampiran

Tabel 1. Struktur Organisasi KWT di Desa Growong, Kecamatan Tempuran,


Kabupaten Magelang
STRUKTUR ORGANISASI
NO NAMA KWT ALAMAT
Ketua Sekretaris Bendahara
Sidodadi Gondang, Growong Parinah Inayah Sri Aswati
1
2 Ngudi Rahayu Moning, Growong Nurul Rani Siti Sariyah
Kholisah Irawati
3 Seneng Makmur Seneng, Growong Etik Sri Pujiati Tasbikah
Setyowati
4 Ngudi Lestari Growong, Growong Umiyati Romelah Maripah

Gambar 5. Kencur

ISSN 2407-9189 165


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Gambar 9. Tanaman Herbal di Setiap Pekarangan Anggota KWT

166 ISSN 2407-9189

You might also like