You are on page 1of 11

Widowati et al.

/ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies


for Reducing Musculoskeletal Pain in the Elderly

Risna Widowati1), Bhisma Murti2), Eti Poncorini Pamungkasari3)

1)AcupunctureUnit, School of Health Polytechnics, Ministry of Health, Surakarta


2)Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University
3) Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Background: According to the World Health Organization, the most frequent health problems
experienced by the elderly is musculoskeletal pain. The common treatment for musculoskeletal
pain is Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID) drugs. These drugs, however, give
undesireable side effects such as disorders in digestion, renal function, and increased blood
pressure. Acupuncture and infrared therapies have been widely known as cheap and safe for
musculoskeletal pain. However, their relative effectiveness are not yet clear. This study aimed to
determine the effectiveness of acupuncture and infrared therapies for reducing musculoskeletal
pain in the elderly.
Subjects and Method: This was an experiment study with randomized controlled trials design.
The study was conducted at the elderly integrated health post Klodran, Karanganyar, Central Java,
in May, 2016. A total sample of 60 elderlies was selected for this study using random sampling
technique. This sample was randomized into 4 groups, each consisting of 15 study subjects: (1)
acupressure; (2) acupuncture; (3) infrared; (4) acupuncture and infrared. The dependent variable
was musculoskeletal pain. The independent variable was type of pain relief therapy. The data was
analyzed by Kruskall Wallis Test, and post-hoc test using Mann-Whitney.
Results: Kruskall Wallis Test showed mean differences in the reduction of musculosceletal pain
between the four groups, and they were statistically significant, as follows: acupressure (mean= 1.3;
SD= 0.5), acupunture (mean= 2.3; SD= 0.5), infrared (mean= 1.6; SD= 0.6), and acupuncture and
infrared (mean= 3.9; SD= 0.4). Mann-Whitney test showed the most effective treatment for
reducing musculoskeletal pain was acupunture and infrared combination therapy (mean
difference= 2.53; p<0.001).
Conclusion: Acupunture and infrared combination is the most effective treatment for reducing
musculoskeletal pain in the elderly.

Keywords: musculoskeletal pain, acupressure, acupuncture, infrared, elderly

Correspondence:
Risna Widowati. Acupuncture Unit, School of Health Polytechnics, Ministry of Health, Surakarta,
Central Java. Email: risna.widowati@gmail.com. HP +6281555742729.

LATAR BELAKANG struktur tua, hal ini dapat dilihat dari


Tahun 2010 populasi lanjut usia di dunia persentase penduduk lanjut usia tahun
adalah sekitar 524 juta jiwa dan diperkira- 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di
kan akan terus meningkat pada tahun 2050 atas 7% dari keseluruhan penduduk Indo-
dengan peningkatan sebesar tiga kali lipat nesia. Persentase sebaran penduduk lanjut
yaitu sekitar 1.5 milyar. Peningkatan popu- usia di Provinsi Jawa Tengah sebesar
lasi lanjut usia ini terutama akan terjadi 10.34% menempati urutan ketiga setelah
pada negara-negara berkembang termasuk Yogyakarta sebesar 13.04% dan Jawa
Indonesia (WHO, 2011; Yasamy et al., Timur sebesar 10.40% (Kemenkes, 2013).
2012). Indonesia merupakan negara ber- Lambat laun dengan terus bertambahnya

e-ISSN: 2549-0265 (online) 41


Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 41-51
https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.01.05

jumlah lanjut usia didunia maka tidak pemberian obat-obatan jenis NSAIDs (Non-
menutup kemungkinan jika dunia ini lebih Steroidal Anti-Infalammatory Drugs).
banyak dihuni oleh lanjut usia dibanding- Terapi obat-obatan nonsteroid dalam
kan dengan anak-anak. Hal ini mengindi- jangka panjang terutama pada lanjut usia
kasikan bahwa masalah kesehatan yang dapat memberikan efek samping yang
terkait dengan lanjut usia juga akan se- kurang diinginkan seperti gangguan pen-
makin meningkat tiap tahunnya (Barber cernaan, gangguan fungsi ginjal dan
dan Gibson, 2009). kenaikan tekanan darah. Penanganan nyeri
Memasuki usia yang semakin tua, muskuloskeletal yang lain bisa dilakukan
seorang lanjut usia akan mengalami banyak dengan terapi sinar inframerah dan terapi
kendala di dalam hidupnya. Kendala- akupunktur. Akupunktur merupakan terapi
kendala tersebut dapat mempengaruhi yang relatif murah (White et al., 2012) dan
kesehatan lanjut usia baik secara fisik salah satu terapi yang relatif aman tanpa
maupun mental. Kesehatan yang terganggu menimbulkan efek samping yang ber-
dapat memicu turunnya kualitas hidup dari bahaya (Kimet al., 2013).
lanjut usia tersebut. Usia yang sudah tua Penelitian akupunktur untuk penang-
menyebabkan seorang lanjut usia memiliki anan nyeri muskuloskeletal sudah banyak
banyak keterbatasan seperti keterbatasan dilakukan di luar negeri maupun di Indo-
gerak, fisik yang lemah serta gangguan ke- nesia (Vickers dan Foster, 2013). Beberapa
sehatan mental dalam hidupnya sehingga jurnal penelitian menyatakan bahwa terapi
seorang lanjut usia tidak mampu hidup akupunktur memberikan efek yang baik
sendiri dan membutuhkan perawatan kese- dalam penanganan nyeri muskuloskeletal
hatan yang baik dalam waktu yang lama. (Madsen et al., 2009). Hal ini sesuai
Kesehatan mental dan kesehatan fisik dengan hasil penelitian yang dilakukan di
seorang lanjut usia sangat terkait erat. Jika Jerman dan Belanda, bahwa dengan mela-
kesehatan fisik terganggu maka akan mem- kukan terapi akupunktur secara rutin, nyeri
pengaruhi kesehatan mental, begitupula muskuloskeletal dapat tertangani dengan
sebaliknya (Park, 2012). baik sehingga kualitas hidup pasien juga
Menurut data WHO (World Health akan meningkat (Berg et al., 2010).
Organization), gangguan kesehatan yang Penanganan nyeri dengan terapi sinar
banyak dialami oleh lanjut usia adalah inframerah telah dilakukan sejak puluhan
nyeri muskuloskeletal. Hal ini sesuai tahun yang lalu, hal ini terbukti dengan
dengan hasil laporan dari WHO’s global adanya beberapa penelitian yang telah
Burden of Disease Study dan The Bone dan dilakukan oleh Stelican et al., (1992) dan
Joint Monitoring Project pada tahun 2003 Branco et al., (1999) tentang efektivitas
bahwa beban penyakit yang diakibatkan penggunaan terapi sinar inframerah untuk
oleh nyeri muskuloskeletal meningkat se- penanganan nyeri khususnya nyeri musku-
iring bertambahnya usia. Nyeri muskulo- loskeletal. Penelitian lain yang dilakukan
skeletal yang banyak dialami lanjut usia oleh Pallotta et al., (2012) menunjukkan
antara lain osteoarthritis, rheumathoid bahwa terapi inframerah juga efektif untuk
arthritis, osteoporosis dan nyeri punggung meredakan nyeri inflamasi lutut pada tikus.
bawah atau biasa disebut dengan low back Penggunaan terapi akupunktur dan
pain (Fejer dan Ruhe, 2012). terapi inframerah sama-sama efektif dalam
Penanganan nyeri muskuloskeletal penanganan nyeri muskuloskeletal. Akan
yang sering dilakukan adalah dengan tetapi, penelitian yang menggunakan kom-

42 e-ISSN: 2549-0265 (online)


Widowati et al./ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

binasi terapi keduanya untuk penanganan Subjek penelitian yang berjumlah 60 orang
nyeri muskuloskeletal belum pernah dila- akan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan,
kukan. Sehingga penelitian ini perlu dilaku- masing-masing kelompok berjumlah 15
kan untuk mengetahui efektivitas antara orang.
terapi akupunktur, terapi inframerah dan Variabel dependen dalam penelitian
kombinasi keduanya dalam penanganan ini adalah nyeri muskuloskeletal dan
nyeri muskuloskeletal khususnya pada variabel independennya adalah terapi peng-
lanjut usia. hilang nyeri yaitu terapi akupunktur, terapi
Puskesmas Colomadu II Karanganyar inframerah, akupresur, terapi akupunktur
memiliki wilayah kerja di lima desa. Salah dan terapi sinar inframerah.
satu desa yang memiliki posyandu lanjut 3. Definisi Operasional
usia aktif adalah di desa Klodran. Peserta Nyeri muskuloskeletal merupakan nyeri
posyandu lanjut usia di desa ini rutin yang berasal dari sistem muskuloskeletal,
mengikuti kegiatan di Posyandu setiap yang terdiri dari tulang, sendi dan jaringan
bulannya. Berdasarkan studi pendahuluan lunak pendukung yaitu otot, ligamen, tendo
yang telah dilakukan, dari 89 orang peserta dan bursa.
posyandu Lanjut usia Klodran, sebanyak Terapi penghilang nyeri merupakan
84% mengeluhkan nyeri muskuloskeletal. suatu terapi yang dalam penelitian ini akan
Hal inilah yang mendorong penulis untuk diteliti dan dibandingkan kemampuannya
melakukan penelitian pemberian terapi dalam menurunkan nyeri muskuloskeletal
akupunktur dan inframerah dalam me- dari 4 jenis perlakuan yaitu terapi
nangani nyeri muskuloskeletal para lanjut akupunktur merupakan suatu terapi peng-
usia di Desa Klodran Colomadu, obatan dengan penusukan jarum pada titik-
Karanganyar. titik akupunktur (acupoint) yang sudah
Tujuan dari penelitian ini adalah dipetakan di tubuh manusia. Penusukan
menganalisis efek terapi akupunktur dan dilakukan menggunakan jarum filiform
inframerah dalam menurunkan nyeri sampai subjek penelitian merasakan sen-
muskuloskeletal pada lanjut usia. sasi De Qi (sensasi rasa berat, baal dan
ngilu) pada area titik yang ditusuk.
SUBJEK DAN METODE Perlakuan kedua adalah terapi infra-
1. Desain Penelitian merah yang merupakan terapi dalam
Penelitian ini merupakan penelitian ekspe- bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Reha-
rimen dengan desain RCT (Randomised bilitasi yang menggunakan gelombang
Controlled Trials). elektromagnetik inframerah dengan karak-
2. Populasi dan Sampel teristik panjang gelombang 770 nm-106 nm.
Populasi sasaran adalah pasien lanjut usia Terapi dengan menggunakan alat yang
yang mengalami nyeri muskuloskeletal. disebut infrafill. Terapi dilakukan dengan
Populasi terjangkau (accesible population) melakukan penyinaran ke area keluhan
dalam penelitian ini adalah lanjut usia subjek penelitian. Penyinaran dilakukan
posyandu lansia di Klodran Colomadu, hingga kulit subjek penelitian terasa hangat
Karanganyar yang mengalami gangguan dan tampak eritema.
nyeri muskuloskeletal sejumlah 75 lanjut Perlakuan ketiga adalah terapi aku-
usia. Besar sampel penelitian yang diambil punktur dan terapi inframerah yaitu suatu
peneliti adalah sebanyak 60 lanjut usia terapi gabungan antara terapi akupunktur
dengan cara simple random sampling. yang kemudian disinari dengan sinar infra-

e-ISSN: 2549-0265 (online) 43


Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 41-51
https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.01.05

merah. Perlakuan keempat adalah terapi dan setelah selesai 12 kali perlakuan. Hasil
akupresur yaitu suatu terapi pengobatan pengukuran skala nyeri akan dicatat dan
dengan pemijatan/penekanan pada titik- selanjutnya dianalisis.
titik akupunktur (acupoint) yang sudah c. Tahap Pelaksanaan
dipetakan di tubuh manusia. Pemijatan/ Kelompok pertama diberikan terapi aku-
penekanan dilakukan dengan mengguna- punktur, kelompok kedua diberikan terapi
kan jari-jari tangan. inframerah, kelompok ketiga diberikan
4. Pengumpulan Data terapi kombinasi akupunktur dan infra-
Jenis data penelitian ini adalah data primer merah, kelompok keempat diberikan terapi
yang diambil langsung oleh peneliti ter- akupresur.
hadap subjek penelitian pada sebelum dan 5. Analisis data
sesudah penelitian. Data yang diambil Karakteristik sampel data kontinu di-
berupa karakteristik subjek penelitian dan sajikan dalam mean, median, standar
penurunan nilai VAS pada saat sebelum deviasi (SD), nilai minimum dan nilai
dan sesudah dilakukan perlakuan. Peng- maksimum. Karakteristik data kategorikal
ambilan data dilakukan dalam 3 tahap, disajikan atau dideskripsikan dalam fre-
yaitu: kuensi (n) dan persen (%).
a. Mengurus Perijinan Analisis bivariat dilakukan untuk
Mengurus perijinan dilakukan setelah menganalisis:
proposal penelitian disetujui oleh penguji. 1) Perbedaan efek intervensi di dalam nyeri
Peneliti akan mengajukan ijin kepada muskuloskeletal diuji secara statistik
komite etik terkait dengan ethical clear- dengan uji parametrik yaitu One Way
ence. Selanjutnya peneliti akan mengurus ANOVA jika data frekuensi nyeri musku-
surat ijin penelitian dari Prodi Ilmu Kes- loskeletal tersebut berdistribusi normal
ehatan Masyarakat (IKM) yang digunakan dan homogen. Jika data frekuensi ter-
untuk ijin penelitian di Puskesmas sebut tidak terdistribusi normal dan
Colomadu II. tidak homogen maka diuji dengan uji
b. Tahap Persiapan nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis.
Subjek penelitian yang akan diberikan 2) Homogenitas frekuensi nyeri muskulo-
perlakuan terapi diwajibkan untuk menan- skeletal diuji dengan menggunakan
datangani informed consent setelah men- Levene test. Hasil uji dikatakan homo-
dapat penjelasan dari peneliti. Pemberian gen atau varians data sama jika p > 0.05.
terapi kepada subjek penelitian akan 3) Kemaknaan/signifikansi statistik dari
dilakukan sebanyak 12 kali terapi dengan perbedaan efek intervensi terhadap nyeri
jadwal 3 kali per minggu. Subjek penelitian muskuloskeletal ditentukan oleh nilai p.
akan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. 4) Jika distribusi frekuensi data nyeri
Kelompok pertama akan diberikan terapi muskuloskeletal normal dan homogen
akupunktur, kelompok kedua akan diberi- maka perbedaan efek intervensi ter-
kan terapi inframerah, kelompok ketiga hadap nyeri muskuloskeletal antara
akan diberikan terapi akupunktur dengan pasangan-pasangan kelompok diuji
terapi inframerah dan kelompok keempat dengan Post Hoc test yaitu tes yang dila-
adalah kelompok kontrol yang akan diberi- kukan setelah One Way ANOVA meng-
kan akupresur. Subjek penelitian akan gunakan LSD (Least Significant Diffe-
diukur skala nyerinya menggunakan VAS rence) test.
(Visual Analog Scale) sebelum perlakuan

44 e-ISSN: 2549-0265 (online)


Widowati et al./ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

5) Tetapi jika distribusi frekuensi data nyeri15 subjek penelitian, terapi inframerah se-
muskuloskeletal tidak normal dan tidak banyak 15 subjek penelitian, kombinasi
homogen maka pasangan kelompok ter- terapi akupunktur dan terapi inframerah
sebut diuji dengan uji Dunnet C. sebanyak 15 subjek penelitian. Sedangkan
6. Persetujuan Etis pada kelompok kontrol yang diberikan
Penelitian ini telah mendapatkan ijin dari terapi akupresur sebanyak 15 lanjut usia
komisi etik RS Dr. Moewardi/Fakultas dengan nyeri muskuloskeletal.
Kedokteran Universitas Sebelas Maret 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Surakarta, No: 401/V/HREC/2016, pada Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek
tanggal 3 Mei 2016. penelitian berdasarkan jenis kelamin dido-
Data yang terkait dengan subjek minasi oleh perempuan sejumlah 39 orang
penelitian hanya digunakan untuk kepen- (65%) dan sisanya sejumlah 21 orang (35%)
tingan penelitian saja. Subjek penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki. Berdasar-
menandatangani informed consent sebe- kan karakteristik usia, usia terbanyak
lum diberikan perlakuan. adalah pada kelompok usia 60-74 tahun
sejumlah 45 orang (75%). Berdasarkan
HASIL jenis nyeri yang dirasakan oleh subjek
Total subjek penelitian adalah 60 lanjut penelitian, jenis nyeri terbanyak adalah
usia yang menderita keluhan nyeri musku- nyeri bahu sejumlah 17 orang (28.3%),
loskeletal. Subjek penelitian terdiri dari 45 nyeri lutut sejumlah 13 orang (13%) dan
lansia dalam kelompok perlakuan yang nyeri pinggang bawah (LBP) sejumlah 12
mendapatkan terapi akupunktur sebanyak orang (12%).
Tabel 1. Deskripsi karakteristik subjek penelitian pada variabel kategorik jenis
kelamin, usia dan jenis nyeri
Variabel Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 35%
Perempuan 39 65%
Usia
45-59 tahun 7 11.7%
60-74 tahun 45 75%
≥75 tahun 8 13.3%
Jenis Nyeri
Bahu 17 28.3%
Pinggang menjalar ke paha 5 8.3%
Kepala 1 1.7%
Pinggang bawah 12 12%
Lutut 13 13%
Pergelangan kaki 3 3%
Pergelangan tangan 5 5%
Tangan 1 1%
Tengkuk 3 3%

Tabel 2 menunjukkan usia tertua subjek VAS maksimum adalah pada kelompok
penelitian adalah 88 tahun sedangkan usia akupunktur dan inframerah yaitu sebesar 4
termuda adalah 50 tahun dengan rata-rata dan nilai penurunan minimum di kelompok
usia 68.7 tahun. Berdasarkan hasil penu- ini juga yang paling banyak dibandingkan
runan skor nyeri (VAS) penurunan nilai dengan kelompok lain yaitu sebesar 3.

e-ISSN: 2549-0265 (online) 45


Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 41-51
https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.01.05

Tabel 2 Deskripsi karakteristik subjek penelitian pada variabel kontinu


Variabel mean SD Nilai maksimum Nilai minimun
Usia 68.65 6.4 88 50
Penurunan VAS 2.3 1.1 4 1
Akupunktur 2.3 0.5 3 2
Inframerah 1.6 0.6 3 1
Akupunktur dan inframerah 3.9 0.4 4 3
Akupresur 1.3 0.5 2 1

2. Analisis Bivariat jukkan p<0.05 sehingga data tidak ter-


Perbedaan efek intervensi di dalam nyeri distribusi normal. Sedangkan pada uji
muskuloskeletal diuji secara statistik homogenitas dengan uji Levene test
dengan uji parametrik yaitu One Way didapatkan nilai p<0.05 sehingga dapat
ANOVA. Syarat yang harus dipenuhi dalam disimpulkan bahwa data tidak ter-distribusi
uji One Way ANOVA adalah data harus normal dan tidak homogen.Oleh karena itu,
terdistribusi normal dan homogen. Uji uji analisis yang dilakukan selanjutnya
Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 3 menun- adalah menggunakan Uji Kruskall Wallis.
Tabel 3 Tes normalitas data distribusi skor nyeri
Kelompok Tes Kolmogorov-Smirnov
n Mean SD p
Nyeri sebelum Perlakuan 60 5.2 0.8
Kelompok Akupresur 15 4.9 0.9 0.012
Kelompok Akupunktur 15 5.2 1.4 0.100
Kelompok Inframerah 15 4.6 1.9 0.091
Kelompok Akupunktur dan inframerah 15 6.1 1.4 0.133
Nyeri Sesudah Perlakuan 60 2.9 1.2
Kelompok Akupresur 15 3.5 0.6 <0.001
Kelompok Akupunktur 15 2.9 0.8 0.001
Kelompok Inframerah 15 3.0 1.1 0.027
Kelompok Akupunktur dan inframerah 15 2.2 1.8 0.070
Penurunan Nyeri 60 2.3 1.1
Kelompok Akupresur 15 1.3 0.5 <0.001
Kelompok Akupunktur 15 2.3 0.5 <0.001
Kelompok Inframerah 15 1.6 0.6 0.001
Kelompok Akupunktur dan inframerah 15 3.9 0.4 <0.001

Tabel 4 Hasil uji Kruskall Wallis


Kelompok n Mean Rank p
Penurunan Nyeri <0.001
Kelompok Akupresur 15 15.5
Kelompok Akupunktur 15 33.5
Kelompok Inframerah 15 20.4
Kelompok Akupunktur dan inframerah 15 52.6

Hasil uji Kruskall-Wallis didapatkan nilai merah serta terapi akupresur dalam menu-
p<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa runkan nyeri muskuloskeletal pada lanjut
ada perbedaan efek intervensi diantara usia. Tabel 4 di atas menunjukkan nilai
terapi akupunktur, terapi inframerah, mean rank tertinggi adalah pada kelompok
terapi kombinasi akupunktur dan infra- akupunktur dan inframerah sebesar 52.6.

46 e-ISSN: 2549-0265 (online)


Widowati et al./ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

Hal ini dapat disimpulkan bahwa penurun- dingkan dengan terapi akupunktur, terapi
an VAS pada terapi kombinasi akupunktur inframerah dan terapi akupresur.
dan inframerah paling efektif jika diban-
Tabel 5 Hasil Uji Mann-Whitney
Kelompok n Mean Difference p
Akupunktur Inframerah 15 0.73 0.006
Akupunktur Akupunktur dan 15 -1.53 <0.001
Inframerah
Akupunktur Akupresur 15 1.00 <0.001
Inframerah Akupunktur dan 15 -2.27 <0.001
inframerah
Inframerah Akupresur 15 0.27 0.305
Akupunktur dan inframerah Akupresur 15 2.53 <0.001

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sel yang lain (Saputra dan Sudirman,
penurunan nyeri antar kelompok menggu- 2009).
nakan uji Mann-Whitney. Tabel 5 menun- Berdasarkan hasil penelitian menun-
jukkan bahwa ada perbedaan penurunan jukkan bahwa penurunan nyeri muskulo-
nyeri muskuloskeletal secara signifikan skeletal dengan terapi akupunktur lebih
antara kelompok akupunktur dengan efektif dibandingkan dengan terapi
kelompok inframerah, kelompok akupunk- akupresur. Hal ini sesuai dengan penelitian
tur dengan kombinasi akupunktur dan yang dilakukan oleh Molsberger et al.,
inframerah, kelompok akupunktur dengan (2010) dan penelitian Itoh et al., (2014)
akupresur, kelompok inframerah dengan bahwa terapi akupunktur dapat menurun-
kom-binasi akupunktur dan inframerah, kan nilai VAS lebih baik dibandingkan
kelompok kombinasi akupunktur dan dengan pemberian terapi orthopedic dalam
inframerah dengan kelompok akupresur. meringankan nyari bahu. Hal yang sama
Namun pada kelompok inframerah dan juga disampaikan dalam Coeytaux and
kelompok akupresur tidak terdapat per- Garland (2013) bahwa terapi akupunktur
bedaan yang signifikan dalam penurunan sangat baik untuk menangani berbagai
nyeri muskuloskeletal. macam nyeri terutama nyeri kronis. Pene-
litian di Jepang yang dilakukan oleh Mori
PEMBAHASAN et al., (2013) mengungkapkan jika terapi
1. Pengaruh terapi akupunktur ter- akupunktur selain dapat menurunkan nilai
hadap penurunan nyeri muskulo- VAS juga dapat me-ningkatkan jumlah
skeletal dibandingkan dengan limfosit dan granulosit pada penderita
terapi akupresur nyeri bahu, punggung bawah dan nyeri
Terapi akupunktur merupakan suatu terapi lutut. Hal ini disebabkan oleh penusukan
pengobatan dengan penusukan jarum pada titik akupunktur dapat mempengaruhi jalur
titik-titik akupunktur (acupoint) yang saraf nosiseptif, proprioseptif dan otonom.
merupakan sel aktif listrik yang mem- Terapi akupunktur dapat meningkatkan
punyai sifat tahanan listrik rendah dan enkephalin dan dinorfin pada tulang
konduktivitas listriknya tinggi sehingga belakang dan otak tengah sehingga dapat
titik akupunktur akan lebih cepat meng- meningkatkan endorphin pada kompleks
hantarkan listrik dibandingkan dengan sel- hypothalamus pituitary. Aliran enkephalin
di otak tengah juga dapat menstimulasi

e-ISSN: 2549-0265 (online) 47


Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 41-51
https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.01.05

keluarnya monoamine, serotonin dan nor- akupresur. Hal ini sesuai dengan penelitian
epinefrin di tulang belakang sehingga dapat Nitz dan Nitz (2014) bahwa penanganan
menghambat nyeri, termasuk nyeri musku- nyeri dapat menggunakan teknik pemanas-
loskeletal (Audette dan Ryan, 2004). an menggunakan inframerah. Hasil pene-
Penelitian tentang akupresur untuk litian ini juga sesuai dengan Rayegani et al.,
menurunkan nyeri sudah banyak dilakukan (2012) bahwa teknik pemanasan dapat
dan terbukti. Hal ini sesuai dengan pene- menurunkan nilai VAS pada penderita
litian yang dilakukan oleh (Levett et al., osteoarthritis. Penurunan nilai VAS ini
2014) yang menyatakan bahwa akupresur disebabkan oleh inframerah dapat mem-
sangat bermanfaat untuk mengurangi nyeri berikan efek menurunkan ketegangan otot,
saat persalinan. Selain itu, terapi akupresur menurunkan kekakuan sendi, meningkat-
juga dapat menyembuhkan nyeri punggung kan aliran darah dan merileksasi sistem
bawah pekerja kantoran (Purepong et al., saraf. Penurunan nyeri menggunakan infra-
2015). Meskipun demikian, ternyata dalam merah juga dipengaruhi oleh efek keluar-
penelitian ini efek terapi akupresur masih nya endorphin, peningkatan serotonin dan
belum sebaik terapi akupunktur. Penu- efek antiinflamasi (Hawkins dan Abra-
runan nyeri nilai VAS dengan terapi hamse, 2007).
akupresur memiliki mekanisme yang sama Pemberian terapi inframerah dan
dengan terapi akupunktur hanya saja akupresur dalam penelitian ini secara
media yang digunakan berbeda. Terapi signifikan tidak dapat dibedakan mana
akupresur menggunakan jari tangan terapis yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pema-
sedangkan terapi akupunktur mengguna- nasan menggunakan terapi infra-merah
kan jarum. Rang-sangan menggunakan jari yang hanya dilakukan selama 10 menit saja.
tangan terapis hanya pada permukaan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
superficial saja sedangkan rangsangan Haryanto (2003) menunjukkan bahwa
jarum langsung menembus kulit dan dapat pemberian inframerah selama 15 menit
memberikan efek pada sistem imunologi, dapat meningkatkan ambang nyeri pada
neurokimia dan neurbiologi secara subjek sehat. Kesimpulannya adalah pem-
langsung (Bell dan Preston, 2006; Nani, et berian inframerah pada penelitian ini yang
al., 2015; Wong, 2010). hanya dilakukan selama 10 menit belum
2. Pengaruh terapi inframerah di- memberikan efek analgetik secara maksi-
bandingkan dengan terapi aku- mal. Demikian pula dengan terapi akupre-
presur terhadap penurunan nyeri sur yang pemberian rangsangnya secara
muskuloskeletal superfisial saja sehingga efek penurunan
Terapi inframerah merupakan terapi yang nyeri yang dihasilkan tidak sebaik terapi
menggunakan gelombang elektromagnetik akupunktur dan tidak lebih baik dari terapi
inframerah yang dapat mem-pengaruhi inframerah (Bell dan Preston, 2006).
secara langsung terhadap pembuluh darah 3. Pengaruh kombinasi terapi aku-
kapiler, pembuluh limfe, ujung-ujung saraf punktur dan terapi inframerah ter-
dan jaringan lain di bawah kulit (Porter, hadap penurunan nyeri muskulo-
2008). skeletal dibandingkan terapi aku-
Berdasarkan hasil penelitian menun- punktur, terapi inframerah, dan
jukkan bahwa penurunan nyeri muskulo- terapi akupresur.
skeletal dengan terapi inframerah tidak Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
lebih baik dibandingkan dengan terapi bahwa kombinasi terapi akupunktur dan

48 e-ISSN: 2549-0265 (online)


Widowati et al./ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

inframerah dapat menurunkan nyeri terapi ini sangat baik dalam penurunan
muskuloskeletal paling efektif jika diban- nyeri muskuloskeletal.
dingkan dengan terapi akupunktur, terapi
inframerah maupun terapi akupresur. REFERENCE
Terapi akupunktur yang dikombinasi Audette JF, Ryan AH (2004). The role of
dengan terapi inframerah memiliki efek acupuncture in pain management, 15:
ganda dalam menurunkan nyeri muskulo- 749–772.
skeletal. Barber JB, Gibson SJ (2009). Treatment of
Terapi akupunktur bekerja bekerja chronic non-malignant pain in the
melalui empat domain yaitu: 1) reaksi elderly: safety consider-ations. Drug
inflamasi lokal, 2) transduksi interseluler Safety, 32(6): 457–74.
meridian, 3)refleks kutaneosomato-viscera, Bell DM, Preston JC (2006). Acupressure
dan 4)transmisi neural ke otak (neuro and postoperative nausea and
akupunktur). Reaksi inflamasi lokal ditan- vomiting. AANA Journal Course,
dai dengan adanya vasodilatasi. Transduksi 73(25): 379–385.
interseluler meridian ditandai dengan per- Berg I, Van Den, Tan L, Brero H, Van Tan
tukaran ion listrik dijalur meridian. Refleks KT, Janssens AC, JW Hunink MGM
kutaneosomato-viscera ditandai dengan (2010). Health-related quality of life
mengaktifkan sistem modulasi nyeri in patients with musculoskeletal
dengan cara menekan transmisi dan per- complaints in a general acupuncture
sepsi dari rangsangan nyeri pada level yang practice: an observational study. Acu-
berbeda pada sistem saraf pusat (Gellman, puncture in Medicine, 28: 130–135.
2006; Saputra dan Sudirman, 2009 dan Chen L, Cheng L, Zhang Y, He X, Knaggs
Yun et al., 2005). Sedangkan mekanisme RD (2015). Acupuncture or Low Fre-
inframerah dalam pengurangan rasa nyeri quency Infrared Treatment for Low
dapat terjadi melalui mild heating yang Back Pain in Chinese Patients: A
menimbulkan efek sedatif pada ujung- Discrete Choice Experiment. PLoS
ujung saraf sensoris superfisial sedangkan ONE, 1–15.
strong heating dapat menimbulkan coun- Coeytaux RR, Garland E (2013). Acupunc-
ter irritation sehingga rasa nyeri dapat ber- ture for the treatment or management
kurang (Vincket al., 2006). Sehingga hal of chronic pain. North Carolina
inilah yang menyebabkan terapi kombinasi Medical Journal, 74(3): 221–5.
akupunktur dan inframerah paling efektif Fejer R, Ruhe A (2012). What is the pre-
dalam menurunkan nyeri muskuloskeletal. valence of musculoskeletal problems
Penelitian terkait penggunaan kombinasi in the elderly population in developed
terapi akupunktur dan inframerah untuk countries? A systematic critical lite-
penurunan nyeri muskuloskeletal belum rature review. Chiro-practice &
pernah dilakukan namun di China ada Manual Therapies, 20(1): 31.
penelitian yang mengemukakan bahwa Gellman H (2006). Acupuncture Treat-
terapi akupunktur dan terapi inframerah ment for Musculoskeletal Pain.
merupakan dua pilihan terapi terbanyak Florida: Taylor & Francis.
yang dipilih penderita nyeri punggung Hawkins D, Abrahamse H (2007). Photo-
bawah untuk mengatasi keluhan nyerinya therapy — a treatment modal-ity for
(Chen et al., 2015). Sehingga kombinasi wound healing and pain relief, 10,
99–109.

e-ISSN: 2549-0265 (online) 49


Indonesian Journal of Medicine (2017), 2(1): 41-51
https://doi.org/10.26911/theijmed.2017.02.01.05

Hinman RS, McCrory P, Pirotta M, Relf I, shoulder pain (GRASP) - a pragmatic,


Crossley KM, Reddy P, Bennell KL controlled, patient-blinded, multi-
(2012). Efficacy of acupuncture for centre trial in an outpatient care
chronic knee pain: protocol for a environment. Pain, 151(1), 146–54.
randomised controlled trial using a Mori H, Kuge H, Tanaka TH, Taniwaki E,
Zelen design. BMC Complementary Hanyu K (2013). Effects of acupunc-
and Alternative Medicine, 12(1), 161. ture treatment on natural killer cell
Itoh K, Saito S, Sahara S, Naitoh Y, Imai K, activity, pulse rate, and pain reduc-
Kitakoji H (2014). Randomized trial tion for older adults: an uncontrolled,
of trigger point acupuncture treat- observational study, 11(2), 101–105.
ment for chronic shoulder pain: a Nani D, Maryati S, Rahmaharyanti R, Nani
preliminary study. Journal of Acu- D (2015). Effect of acupressure
puncture and Meridian Studies, 7(2), therapy point HT 6 and LI 4 on post
59–64. cesarean sectio’s pain, 3(1), 119–122.
Kemenkes (2013). Gambaran Kesehatan Nitz AJ (2014). Physical Therapy Mana-
Lanjut Usia di Indonesia. Buletin gement of the Shoulder. Journal of
Jendela Data dan Informasi ke- the American Physical Therapy Asso-
sehatan. Jakarta: Pusat Data dan ciation, 66, 1912–1919.
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Pallotta RC, Bjordal JM, Frigo L, Cesar E,
Kim E, Lim C, Lee E, Lee S, Kim K (2013). Leal P, Teixeira S, Lopes-martins R
Comparing the effects of individual- ÁB (2012). Infrared (810-nm) low-
ized, standard, sham and no acu- level laser therapy on rat experi-
puncture in the treatment of knee mental knee inflammation, Lasers in
osteoarthritis: a multicenter ran- Medical Science. 27(11) 71–78.
domized controlled trial, Comple- Park J (2012). How effective are nonphar-
mentary Therapies in Medicine. 2(4) macological interventions for chronic
1–7. pain management in the elderly?
Levett KM, Smith CA, Dahlen HG, Ben- Aging Health, 8(4): 399–401.
soussan A (2014). Acupuncture and Park JE, Ryu YH, Liu Y, Jung HJ, Kim AR,
acupressure for pain ma-nagement in Jung SY, Choi SM (2013). A literature
labour and birth: A critical narrative review of de qi in clinical studies.
review of current systematic review Acupuncture in Medicine: Journal of
evidence. Complementary Therapies the British Medical Acupuncture
in Med-icine, 22(3), 523–540. Society, 31(2), 132–42.
Madsen MV, Gøtzsche PC, Hróbjartsson A Porter S (2008). Tidy’s Physiotherapy.
(2009). Acupuncture treatment for Philadelphia: Elsevier Churchill
pain: systematic review of rando- Livingstone.
mised clinical trials with acupuncture, Purepong N, Channak S, Boonyong S,
placebo acupuncture, and no acu- Thaveeratitham P, Janwantanakul P
puncture groups. BMJ (Clinical R- (2015). The effect of an acupressure
esearch Ed.), 338(January 2008), backrest on pain and disability in
a3115. office workers with chronic low back
Molsberger AF, Schneider T, Gotthardt, H, pain: A randomized, controlled study
Drabik A (2010). German Randomi- and patients preferences. Comple-
zed Acupuncture Trial for chronic mentary Therapies in Medicine,

50 e-ISSN: 2549-0265 (online)


Widowati et al./ Effectiveness of Acupuncture and Infrared Therapies

23(3): 347–355. diode irradiation: A pilot study on


Rayegani SM, Bahrami MH, Elyaspour D experimentally induc-ed delayed-
(2012). Therapeutic Effects of Low onset muscle soreness in humans.
Level Laser Therapy ( LLLT ) in Knee Lasers in Medical Science, 21, 11–18.
Osteoarthritis, Compared to Thera- White A, Richardson M, Richmond P,
peutic Ultrasound, 3(2), 71–74. Freedman J, Bevis M (2012). Group
Saputra K, Sudirman S (2009). Akupunktur acupuncture for knee pain: evaluation
untuk Nyeri dengan Pendekatan of a cost-saving initiative in the health
Neurosain. Jakarta: Sagung Seto. service. Acupuncture in Medicine:
Telemeco T A, Schrank EC (2013). The Journal of the British Medical Acu-
Effect of Light Therapy on Superficial puncture Society, 30(3), 170–5.
Radial Nerve Conduction Using a WHO (2011). Global Health and Aging.
Clustered Array of Infrared Super Wong M (2010). Science-based Mecha-
luminous Diodes and Red Light nisms to Explain the Action of Acu-
Emitting Diodes, 4(1), 17–24. puncture, 17(2), 5–10.
Vickers AJ, Foster NE (2013). analysis, Yasamy MT, Dua T, Harper M, Saxena S
Acupuncture in Medicine: Journal of (2012). A Growing Concern Drug
the British Medical Acupuncture Safety, 33 (5) 4–9.
Society, 172(19): 1444–1453. Yun TM, Mila M, Zang HC (2005). Bio-
Vinck E, Cagnie B, Coorevits P, Vander- medical Acupuncture for Pain Mana-
straeten G, Cambier D (2006). Pain gement. Philadelphia: Elsevier Chur-
reduction by infrared light-emitting chill Livingstone.

e-ISSN: 2549-0265 (online) 51

You might also like