Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepsis merupakan infeksi aliran darah yang bersifat invarsif dan ditandai
dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum
tulang atau air kemih.Sepsis neonatorium saat ini masih menjadi masalah yang
belum dapat terpecahkan dalam pelayanan dan perawataan bayi baru lahir.Di
negara berkembang hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat
mempunyai kaitannya dengan sepsis. Hal yang sama ditemukan pada negara
maju yang dirawat di unit intensif bayi baru lahir. Disamping morbiditas,
mortalitas tinggi ditemukan pada penderita sepsis bayi baru lahir.(IDAI, 2008)
Sepsis neonatorum adalah sindroma klinis yang terjadi pada 28 hari awal
kehidupan, dengan manifestasi infeksi sistemik atau isolasi bakteri pathogen
dalam aliran darah .secara umum Sepsis neonatorum diklasifikasikan
berdasarkan waktu terjadinya Sepsis neonatorum awitan dini (early onset
neonatal sepsis ) dan sepsiss awitan lambat lebih rendah 10-20 %
dibandingkan dengan Sepsis neonatorum awitan dini .
1
baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah ganggun pernafasan 36,9 %,
prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 68 %, kelainan darah atau ikterus
6,6 % dan lain-lain. Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis 20,5 %
kelianan congenital 18,1 %, pneumonia 15,4 %, prematuritas dan bayi berat
lahir rendaah (BBLR) 12,8 % dan respiratory distress syndrome (RSD)
12,8 %.
2
3. Dapat merencanakan tindakan keperawatan padaNeonatus(Usia 2
Hari) dengan masalah SEPSIS di ruang perinatalRumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
4. Dapat melakukan implementasi keperawatan pada Neonatus(Usia 2
Hari) dengan masalah SEPSIS di ruang perinatalRumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
5. Dapat melakukan evaluasi keperawatan padaNeonatus(Usia 2 Hari)
dengan masalah SEPSIS di ruang perinatalRumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Pasien/Keluarga
Membudayakan pengelolaan pasienpada Neonatus(Usia 2 Hari)
dengan masalah SEPSIS di ruang perinatal Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
1.4.2 Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Memberikan masukan untuk pengembangan Asuhan
Keperawatan pada Neonatus(Usia 2 Hari) dengan masalah SEPSIS di
ruang perinatalRumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
1.4.3 Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan serta
dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran mahasiswa, Neonatus(Usia
2 Hari) dengan masalah SEPSIS di ruang perinatalRumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
1.4.4 Bagi Perkembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah khasanah keilmuan dan teknologi terapan bidang
keperawatan dalam bidang pengelolaan pasienpada Neonatus(Usia 2
Hari) dengan masalah SEPSIS di ruang perinatalRumah Sakit
Muhammadiyah Palembang.
3
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
2.1 Sejarah
Sejak tahun 1965 cita-cita Muhammadiyah yang ingin mendirikan amal
usaha dibidang kesehatan khususnya dalam bentuk rumah sakit yang
komprehensif telah menjadi obsesi tokoh-tokoh Muhammadiyah di Sumatera
Selatan. Wacana pendirian rumah sakit tersebut selanjutnya diaktualisasikan
oleh beberapa tokoh Muhammadiyah diantaranya adalah HM. Sidik Adiem,
Djamain St. Marajo, KH. Masjhur Azhari, HM. Rasjid Talib, H. Zamhari
Abidin, SH, H. Anang Kirom, HM. Soeripto, A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi
Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang mendapat sambutan positif dan
dukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid Bustomi dan Bapak HM. Ali Amin,
SH selaku Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan pada saat itu.
4
perjuangan serta kerja keras seluruh pimpinan dan pegawai RSMP, disisi lain
juga merupakan amanah yang harus dipertahankan bahkan kedepan wajib
ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itulah dalam
rangka akselerasi peningkatan kualitas pelayanan tersebut, RSMP telah
merencanakan pembangunan infra dan supra struktur dengan tetap bertumpu
pada kondisi finansial dan prioritas pengembangan RSMP
5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Sepsis
Terjadinya sepsis neonatorum dipengaruhi oleh faktor ibu, bayi dan faktor
lain-lain.
6
d. Kehamilan multipel.
e. Asfiksia neonatorum
f. Cacat bawaan.
7
37minggu, kehamilan ganda, keputihan ibu yang tidak diobati, ibu dengan
infeksi saluran kencing.21 Tanda-tanda korioamnionitis ibu yaitu febris
pada saat melahirkan (suhu tubuh ≥ γ7,8oC), takikardia (denyut jantung ≥
1β0 X per menit), denyut jantung janin > 160X per menit, uterus teraba
lunak dan jumlah sel lekosit > 11,000 sel/mm 3.
8
3.3 Etiologi
9
darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. Tanda paling umum terjadinya
bakteri emia tersamar adalah demam. Hampir satu pertiga dari semua bayi
pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas-dan
penelitian menunjukkan bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami
infeksi bakterial di dalam darah. Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua kasus bakteri emia
tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun.
3.4 Patofisiologi
1. Faktor Maternal
10
putih.
b. Status paritas (wanita multiparaataugravida lebih dari 3) dan umur
ibu kurang dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun.
c. Kurangnyaperawatanprenatal.
d. Ketuban pecah dini (KPD) dan Prosedur selama
persalinan.
2. Faktor Neonatal
11
resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik
spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas,
sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.
12
c. Infeksi paskaatau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar
rahim (misal melalui alat-alat: penghisap lendir, selang endotrakhea,
infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau
profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya
infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus
(AsriningS.,2003).
PATHWAY
Masuk ke neonatus
Masa Antenatal
Sepsis
Peningkatan Leukosit
Infeksi
13
3.5 Manifestasi Klinis
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu,
tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhutu buhnya turun-
naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang,
jaundice, muntah, diare, dan perut kembung. Gejala dari sepsis neonatorum
juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
14
3.6 PemeriksaanPenunjang
Pertanda diagnostik yang ideal memiliki kriteria yaitu nilai cutoff tepat
yang optimal, nilai diagnostik yang baik yaitu sesitivitas mendekati 100%,
spesifisitas lebih dari 85%, Positive Probable Value (PPV) lebih dari 85%,
Negative Probable Value (NPV) mendekati 100%, dan dapat mendeteksi
infeksi pada tahap awal. Kegunaan klinis dari pertanda diagnostik yang ideal
adalah untuk membedakan antara infeksi bakteri dan virus petunjuk untuk
penggunaan antibiotik, memantau kemajuan pengobatan, dan untuk
menentukan prognosis.
Pertanda hematologik yang digunakan adalah hitung sel darah putih
total, hitung neutrofil, neutrofil imatur, rasio neutrofil imatur dengan
neutrofil total (I:T), mikro Erytrocyte Sedimentation Rate (ESR), dan hitung
trombosit. Tes laboratorium yang dikerjakan adalah CRP, prokalsitonin,
sitokin IL-6, GCSF, tes cepat (rapid test)untuk deteksi antigen, dan panel
skrining sepsis.
Saat ini, kombinasi petanda terbaik untuk mendiagnosis sepsis adalah
sebagai berikut: IL6, dan IL1-ra untuk 1-2 hari setelah munculnya gejala; IL6
(atau IL1-ra0, IL8, G-CSF, TNF, CRP, dan hematological indicespada hari
ke-0); CRP,IL6 (atau GCSF dan hematological indicespada hari ke-1); dan
CRP pada hari-hari berikutnya untuk memonitor respons terhadap terapi.
Tabel 3 menjelaskan sensitivitas dan spesifisitas dari berbagai uji
laboratorium.
3.7 Penatalaksanaan
15
dan feses (atas indikasi), fungsi lumbal dengan analisa cairan serebro
spinal(jumlah sel, kimia, pengecatan Gram), foto polos dada,
pemeriksaan CRP kuantitatif).
3.8 Diagnosis
16
b. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
1. Monitoring tanda-tanda vital setiap 1. Perubahan tanda-tanda vital
dua jam dan pantau warna kulit yang singnifikan akan
mempengaruhi proses regulasi
atauppun metabolism dalam
tubuh.
17
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat demam.
a. KriteriaHasil
1) Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5o- 37oC)
2) Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus
normal 100-180x/menit, frekwensi napas neonatus normal 30-
60x/menit)
3) Bayi mau menghabiskan ASI/PAS I25 ml/6jam
b. Intervensi dan Rasional
Intervensi Rasional
3. Beri kompres hangat jika terjadi 3. Kompres air hangat lebih cocok
18
karena itu pemberian antipiretik
diperlukan untuk segera
menurunkan panas, missal
dengan asetaminofen.
19
BAB IV
4.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS BAYI
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Indonesia
20
3. RIWAYAT KELAHIRAN
1. Jenis persalinan : Seksio Sesarea
2. APGAR SCORE : 1 detik = 8 5 menit = 9
3. Resusitasi : Tidak ada
4. PEMERIKSAAN FISIK
1) HR : 140 x/menit
2) Pernafasan : 40 x/menit
3) Suhu axial : 36,3ºC
4) BB : 3360 gram
5) PB : 50 cm
6) Lingkar kepala : 35cm
7) Lingkar dada : 33 cm
8) Lingkar perut : 31 cm
Keluhan utama masuk RS: Bayi lahir pada tanggal 09 desember 2018 dan
pada saat melahirkan kondisi air ketuban ibu kering.
Keadaan umum
kulit kering
bibir berwarna kemerahaan
Postur dan gerak
Episotonus : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
Kesadaran / aktivitas
Normal : Normal
Letargi : Tidak ada
Lunglai / layuh : Tidak ada
Irritable : Tidak ada
Aktivitas kurang : Ada
Tidak sadar : Tidak ada
Kepala
Hydrochepalus : Tidak ada
21
Fontanel anterior : Tidak ada
Chepal haematom : Tidak ada
Caput sucsadeum : Tidak ada
Malase / molding : Tidak ada
Wajah
Paralase facial : Tidak ada
Mata
Secret : Ada
Kelopak mata : Ada
Perdarahan Subconjung tiva : Tidak ada
Hidung / mulut
Membrane mukosa : Ada.
Labia schizis : Tidak ada
Palatum schizis : Tidak ada
Trush : Tidak ada
Reflek hisap : Ada, tetapi bila bayi menyusui paada ibu
reflek hisapnya kurang baik.
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid: Tidak ada
Peningkatan JVP : Tidak ada
Dada
Bentuk dada : Simetris
Bunyi nafas : Regular
Abdomen
Keadaan tali pusat : Baik
Distensi abdomen : Tidak ada
Omphalocel : Tidak ada
Spina bipida : Tidak ada
Bising usus : Tidak ada
Genitalia
Laki-laki
22
Dua testis dalam scrotum : Tidak ada
Terdapat lubang pada ujung penis : Tidak ada
Perempuan
Labia mayora / labia minora : Ada
Terdapat lubang vagina : Ada
Terdapat lubang uretra : Ada
Ekstremitas
Jumlah jari tangan / kaki : Lengkap
Trauma : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Eliminasi
Anus imperporataBAB
Warna feces : Hijau kehitam hitaman
Frekuensi : ± 5 kali sehari
Konsistensi : Lembek
BAK
Frekuensi : ± 8kali sehari
Warna : Kekuningan jernih
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Hasil Satuan Batas Normal
Hemoglobin 17,2 g/dL 12-24
Hematokrit 46,9 % 40-68
Jumlah trombosit 381 10^3/ul 200-400
Jumlah leokosit 17,6 10^3/ul 10,0-2.0
Eosinofil L 0,1 % 1-3
Basofil 0,2 % 0-1
Neutrofil H 79,6 %
Limfosit L 9,6 % 20-35
Monosit H 10,5 % 2-8
23
4.2 ANALISA DATA
No. Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ds: Penyakit infeksi yang Infeksi
Ibu os mengatakan diderita ibu
air kerubannya Bakteri dan virus
kering pada saat Masuk ke neonates
iya melahirkan Masa antenatal
Do: Kuman dan virus dari
Suhu tubuh 36,6 ibu melewati plasenta
C. dan umbilicus masuk
Masa kehamilan ketubuh bayi
cukup minggu Sepsis
Peningkatan leukosit
Infeksi
2. Ds: Input menurun Defisit Volume Cairan
Ibu os mengatakan Dehidrasi
bayi tidak mau Deficit volume cairan
minum.
Ibu os mengatakan
bahwa bayinya
hanya minum 50cc
ASI / 24 jam.
Do:
Keadaan bayi :
somnolen
Mata tampak
anemis
Mukosa kering
3. Ds: Kurangnya Ansietas yang
Ibu os mengatakan pengetahuan terhadap berhubungan dengan
cemas karena air penyakit yang diderita
kecemasan orang tua
ketubannya kering Kuranganya support
dan hasil dari keluarga terhadap keselamatan
laboratorium yang Masala yang tidak anaknya.
dilakukan ibu teratasi
leukositnya Ansietas orang tua
sejumlah 37600 berhubungan dengan
Do: ancaman kesejahteraan
Keadaan bayi pada diri anak
somnolen
24
Mata tampak
anemis
Mukosa kering
Suhu tubuh 36,6
C
25
periksakan laboratorium.
26
3. 13-12- Ansietas Beritahu orang tua S: bayi lahir SC
2018 orang tua tentang O: KU tampak sudah
pengetahuan yang lebih tenang dan tidak
berhubungan lagi cemas
dengan penyakit. A: anasietas orang tua
Membantu orang berhubungan dengan
tua untuk ancaman kesejahteraan
mengetahui factor pada diri anak.
yang
mempengaruhi
penyakit dan cara
penularannya.
Memberikan
dukungan kepada
orang tua untuk
lebih
memperhatikan
anaknya.
Membantu orang
tua mengatasi
kecemasan
terhadap anaknya
dengan cara
memberikan
edukasi tentang
penyakit,
penularan dan cara
pencegahannya.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Evaluasi
No. Diagnose Keperawatan Evaluasi
1. Infeksi S: Bayi baru lahir
O: KU bayi baik, aktif (+), BAB (+),
BAK (+), Suhu 36,5 C, HR 130x/menit,
RR 4Ox/menit.
A: Massalh teratasi
P: Intervensi di hentikan
5.2 Kesimpulan
Sepsis neonatal adalah respons inflamasi terhadap infeksi. Pendapat lain
menyebutkan sepsis neonatorum sebagai sindrom klinik penyakit sistemik
yang disertai bakteremia dan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Sepsis
awitan dini adalah kejadian sepsis pada BBL yang terjadi pada 72 jam setelah
persalinan8,17 atau 5-7 hari pertama kehidupan.8,18,19 Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan jarang karena protozoa.
28
Pada Kasus By. Ny H peneliti telah mengumpulkan data yaitu:
5.3 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis
susun untuk kemajuan penulisan makalah selanjutnya dan umumnya untuk
lebih dalam asuhan keperawatan dalam kasus sepsi naonatorum.
29
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,LJ.2000.DiagnosaKeperawatan,AplikasipadaPraktekKlinis,Edisi6.Jak
arta: EGC.
Doengoes, dkk. 1999 .Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2007.IlmuKebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
30