You are on page 1of 3

BAHAYA OBESITAS DI USIA

LANJUT

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu
kesehatan. Secara patofisiologi, obesitas merupakan proses penimbunan triasilgliserol berlebihan
pada jaringan adipose karena imbance (ketidakseimbangan antara asupan energi dengan
penggunaannya). Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu
sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya. Berdasarkan pemaparan di atas maka
obesitas merupakan ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan
pengeluaran energi oleh tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi
kebutuhannya.
Ketika terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut, obesitas dapat membawa banyak sekali
masalah yang dapat mengancam kualitas hidup seseorang. Beberapa bahayanya adalah:.
a. Gangguan jantung dan pembuluh darah
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah
koroner. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 500 penderita kegemukan, sekitar 88 %
mendapat risiko terserang penyakit jantung koroner. Meningkatnya faktor risiko penyakit
jantung koroner sejalan dengan terjadinya penambahan berat badan seseorang. Penelitian lain
juga menunjukkan kegemukan yang terjadi pada usia 20 – 40 tahun ternyata berpengaruh
lebih besar terjadinya penyakit jantung dibandingkan kegemukan yang terjadi pada usia yang
lebih tua (Purwati, 2010). Obesitas merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja
jantung karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih
keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah
terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Tanda-tandanya adalah napas sesak dan
timbulnya bengkak pada tungkai. Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah
tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan lemak.
b. Gangguan fungsi paru-paru
Timbunan lemak dapat menekan saluran pernafasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya henti
nafas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal
jantung juga akan berujung pada kematian.
c. Menyebabkan diabetes dan peningkatan kolesterol
Diabetes mellitus dapat disebut penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut tidak selalu timbul
jika seseorang tidak kelebihan berat badan. Lebih dari 90 % penderita diabetes mellitus tipe
serangan dewasa adalah penderita kegemukan. Pada umumnya penderita diabetes mempunyai
kadar lemak yang abnormal dalam darah. Obesitas dianggap sebagai bagian dalam kelompok
faktor risiko utama yang sering terlihat untuk penyakit kardiovasklular dan diabetes mellitus.
Kelompok faktor risiko ini sering digambarkan sebagai sindrom metabolik atau sindrom
resistensi insulin. Faktor-faktor lainnya yang terdapat dalam sindrom ini adalah kenaikan
kadar glukosa, peningkatan kadar trigliserida, kadar HDL-kolestrol yang rendah, dan
hipertensi. Obesitas dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus. Ini disebabkan
timbulnya gangguan fungsi insulin pada pengidapnya. Insulin adalah salah satu hormon yang
diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara lain, memasukkan gula dari dalam darah ke dalam
sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Akibat gangguan fungsi insulin, gula
tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga tetap beredar dalam darah. Ini dapat diketahui dari
kadar gula darah yang meningkat. Gangguan fungsi insulin ternyata juga
mengakibatkan gangguan metabolisme lemak (dislipidemia). Ini dapat dilihat dari
terjadinya peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol
jahat),trigliserinda, namun disertai penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik). Peningkatan
kadar kolesterol jahat disertai penurunan kadar kolesterol berujung terbentuknya kerak dalam
pembuluh darah (arterosklerosis). Arterosklerosis akan memperkecil diameter pembuluh
darah sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan stroke.
d. Gangguan persendian
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya
persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian
(osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi diikuti dengan pembengkakan.
Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan
lagi. Osteoartritis lebih sering ditemukan diantara kaum perempuan daripada laki-laki.
e. Meningkatkan risiko penyakit ganas
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas
meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan
pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus
besar (kolorektal). Sebuah kelompok kerja dari IARC dan WHO menyimpulkan adanya
cukup bukti yang menunjukkan bahwa tindakan menghindari kenaikan berat badan
mempunyai efek preventif terhadap kanker.

You might also like