You are on page 1of 5

TUGAS

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

DosenPengampuh : Faizal irianto,S.KM

DI SUSUN OLEH : ADETYA EKA PRATAMA

KEPERAWATAN SEMESTER II

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) PAPUA SORONG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
5 tahapan, yang sering disebut 5 level of prevention.
Adapun five level of prevention tersebut adalah sebagai berikut:

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)


2. Spesific Protection (Perlindungan Khusus)
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang
Cepat dan Tepat)
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)


Promosi kesehatan merupakan ujung tombak dari 5 tingkat pencegahan penyakit. Promosi
kesehatan adalah tahapan yang pertama dan utama dalam hal mencegah penyakit. Singkatnya
perlu ada persamaan persepsi bahwa yang namanya promosi kesehatan adalah proses
memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat harus
lebih kental, masyarakat harus lebih berpartisipasi aktif. Tujuan akhirnya adalah agar
masyarakat berubah perilakunya, dari perilaku yang tidak baik menjadi baik. Nah, dalam
memaukan masyarakat tersebutlah, maka dipakai yang namanya pendidikan kesehatan.
Sedangkan dalam memampukan masyarakat, dilakukan intervensi lingkungan. Pendidikan
kesehatan yang dapat ditempuh ada banyak, bisa melalui penyuluhan, konseling, konsultasi,
dan lain-lain. Adapun intervensi lingkungan adalah dengan mendesain lingkungan sedemikian
rupa agar masyarakat dapat terbantu hidup sehat.
Contohnya lewat regulasi yang berlaku, lewat organisasi, lewat UU, dan lain-lain. Jadi,
ruang lingkup promosi kesehatan itu sangat luas, tidak terbatas hanya pada pendidikan
kesehatan saja.

2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)


Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang
diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu.
Perlindungan tersebut dimaksudkan agar\ kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari
serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga
dapat disebut kekebalan buatan.
Contohnya adalah imunisasi yang diberikan kepada bayi dan balita, vaksin kepada
jemaah haji, penggunaan APD pada para pekerja, dan lain-lain.

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat
dan
Tepat)
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh
sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan
pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar
penyakinya tidak tambah parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat seseorang
dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang
diminum dan kemampuan si tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan
pengobatan itu diberikan. Semakin cepat pengobatan diberikan kepada penderita, maka
semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat
dan cepat dapat mengurangi biaya pengobatan dan dapat mencegah kecacatan yang
mungkin timbul jika suatu penyakit dibiarkan tanpa tindakan kuratif.

Contoh :

 Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan
darah, rontgent paru.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
 Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)


Kecacatan yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak
sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang
dan membuat cacat si penderita, baru kemudian diambil tindakan. Banyak penyakit yang dapat
menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang lebih sempurna. Salah satunya
adalah dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter sampai habis.
Contoh :

 Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan –
gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.
 Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan tahapan yang
sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan
sehingga diharapkan agar benar- benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan
normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada
penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya
kedepan akan seperti apa nantinya. Perlu diketahui bahwa dalam tahapan rehabilitasi minimal
ada 4 poin yang harus diperhatikan, yakni pemulihan fisiknya, pemulihan mentalnya,
pemulihan status sosialnya dalam masyarakat, serta pemulihan estetis.

faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.


Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh
faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat
berkaitan dan saling mempengaruhi.
Perilaku
yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi,
stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna.

Lingkungan
yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak
dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit sperti gatal-gatal, infeksi
saluran saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit Demam Berdarah juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, banyaknya tempat penampungan
air yang tidak pernah dibersihkan menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti
penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki
risiko tergigit nyamuk dan tertular
demam berdarah.

Keturunan
Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat dihindari,
seprti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki
risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan. Oleh karena
itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang
sebenarnya dapat dicegah munculnya.

Fasilitas Kesehatan
Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan
tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat
perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga
kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya. Saat ini
pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan
kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan dengan
membangun Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga
ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit- rumah sakit baru di setiap kabupaten/kota. Upaya
meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan secara langsung juga
dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang
mampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah laiinya seperti
Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib belajar dan lain-lain. Untuk menjamin agar
fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka
pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga
mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.

Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri sendiri, namun saling
berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakn secara simultan dan
saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini
berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan
rehabilitatif . Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat
regulasi , dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan pelayanan
kesehatan 24 Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan tangggungjawab, diusahakan
jangan sampai menghilangkan culture atau budaya bangsa Indonesia dimana mahluk hidup
saling membutuhkan satu sama lain.

You might also like