You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan merupakan kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang,

diantaranya siswa, pendidik administrator, masyarakat, dan orang tua. Agar tujuan

pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, setiap orang yang terlibat di

dalamnya harus memahami perilaku individu yang terkait. Guru dalam menjalankan

perannya sebagai pembimbing, pendidik, dan pelatih para siswa, dituntut memahami

berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan

tugasnya, terutama perilaku siswa. Siswa dapat menjalankan tugas dan perannya

secara efektif, serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan

pendidikan.

Penerapan kurikulum 2013 mulai Juli 2013 merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mendorong siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,

dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka


ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Salah satu faktor pendukung

keberhasilan kurikulum adalah bahan ajar .

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun

secara sistematis untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan memungkinkan siswa untuk belajar . Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi

bahan ajar agar dihasilkan bahan ajar yang berkualitas. Tapi pada masa ini bahan ajar

yang masih digunakan berupa buku paket dan LKS sehingga kurang menarik minat

siswa untuk membaca. Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam membuat

bahan ajar yang interaktif dan inovatif agar siswa dapat tertarik dalam membaca

materi yang diberikan.

Seorang guru yang baik dalam mengajar harus mampu membuat proses

pembelajaran menarik sehingga siswa dapat tertarik untuk belajar. Proses

pembelajaran di sekolah banyak faktor yang mempengaruhi yaitu guru, siswa, metode

yang digunakan, media atau materi pelajaran, dan berbagai sumber belajar agar

materi yang disampaikan dapat diserap dengan mudah oleh siswa.

Selain itu Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam penyusunan

perangkat pembelajaran meliputi permasalahan guru yang tidak menyusun RPP

secara mandiri. Hal tersebut berarti guru tidak secara mandiri menyusun RPP, seperti

hal nya yang dungkapkan oleh Mulyasa (2011: ) bahwa banyak guru yang mengambil

jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika mau melakukan pembelajaran,

sehingga guru mengajar tanpa persiapan. Selain itu, terkait dengan penyusunan

perangkat pembelajaran khususnya RPP guru kesulitan menentukan alokasi waktu

pembelajaran, perumusan indikator pencapaian kompetensi dan menentukan metode


pembelajaran pada RPP. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP merupakan

satu kesatuan sehingga mencerminkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

oleh guru. Permasalahan yang dihadapi guru tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Ilham (2010: ) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

kendala yang dihadapi guru adalah kesulitan dalam merumuskan indikator, kesulitan

dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sulit dalam memadukan tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman di lapangan yang telah saya lakukan selama saya

melakukan PPLT di “SMKS KARYA SERDANG BM 2 LUBUK PAKAM “ yang

terjadi bahan ajar yang di gunakan masih sebatas buku paket yang di beli dari

penerbit tertentu, sedangkan penggunaan modul, RPP ( Rencana Proses Pembelajaran

) , Media atau bahan ajar yang lain yang inovatif masih kurang. Guru tidak

menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Seperti

halnya RPP (Rencana Proses Pembelajaran ) guru hanya mendowload saya dari

internet sehingga proses pembelajaran tidak sesuai dengan RPP ( Pencana Proses

Pembelajaran ). Metode yang di gunankan pun masih menggunakan metode

ceramah. Serta masih kurangnya bahan ajar yang digunakan sehingga siswa kurang

tertarik untuk belajar.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan didapatkan penggunaan buku teks

sebagai sumber utama dalam belajar pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa

pentingnya peranan buku teks ( bahan ajar ) dalam pembelajaran mengharuskan buku

teks berkualitas baik. Buku teks berkualitas baik jika memenuhi standar tertentu
(Mulyono. 2010:). Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mempunyai kriteria

tersendiri untuk menilai kelayakan buku teks yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Acuan buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat unsur

kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan

kegrafikan (Waluyo, 2010:).

Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, maka Penulis tertarik

untuk mengambil Judul Penelitian yaitu : ANALISIS KESESUAIAN BAHAN AJAR

BIOLOGI PADA MATERI ANIMALIA KELAS X DENGAN KOMPETENSI

DASAR KURIKULUM 2013.

1.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasikan

permasalahan yang di teliti sebagai berikut:

1. Bahan Ajar yang di sajikan oleh guru di kelas pada umumnya masih kurang

dan hanya sebatas buku cetak

2. Guru masih banyak yang belum bisa membuat Bahan Ajarnya Sendiri.

3. Guru masih menggunakan buku paket yang telah di sediakan di sekolah.

1.2 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam

penelitian ini sebagai berikut :


1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis buku teks / Bahan Ajar materi

pada buku biologi kelas X dengan kompetensi Dasar kurikulum 2013

2. Buku Teks/ Bahan ajar yang di gunakan yaitu Buku kelas X SMA

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kesesuaian materi pada Buku Teks Biologi kelas X dengan

KD kurikulum 2013 ?

2. Apakah sesuai indikator pembelajaran yang terdapat dalam buku dengan

kompetensi dasar ?

3. Apakah kesesuaian indikator pembelajaran yang terdapat dalam buku dengan

materi yang terdapat dalam buku?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat kesesuaian materi pada KD ( X ) buku teks Biologi SMA

kelas X dengan KD kurikulum 2013

2. Dapat membuat produk Bahan Ajar

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari Peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru atau masyarakat pengguna buku dapat di gunakan sebagai salah

satu acuan dalam memilih buku yang akan di gunakan sebagai sumber belajar.

2. Bagi penulis buku merupakan suatu masukan agar dalam menulis buku

memperhatikan prinsip – prinsip.

3. Bagi peneliti yang lain merupakan suatu masalah baru yang dapat di gunakan

sebagai referensi untuk penelitian – penelitian berikutnya.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Bahan Ajar

2.1.1 Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa

bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Selain itu dapat pula diartikan sebagai

informasi maupun alat yang diperlukan oleh guru untuk merencanakan dan

penelaahan implementasi pembelajaran (Suprawoto, 2009). Dengan demikian, bahan

ajar dapat disimpulkan sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis

baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar.

Departemen Pendidikan Nasional (2006) menyatakan bahwa bahan ajar atau

materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis

materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),

keterampilan, dan sikap atau nilai.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, bahan ajar dapat diartikan sebagai

seperangkat materi yang dapat digunakan siswa dalam prooses pembelajaran untuk

mempermudah dalam memahami isi materi baik berupa pengetahuan, keterampilan,


dan sikap atau nilai. Dalam hal ini, siswa dapat belajar lebih bermakna meskipun guru

hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi jika bahan

ajar yang ada menarik minat siswa untuk belajar secara mandiri, dan siswa dapat

memahami dengan mudah isi dan tujuan pembelajaran. Dengan adanya pemahaman

siswa tentang tujuan pembelajaran, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk dapat

mencapai kompetensi yang diharapkan.

2.1.2 Bentuk bahan ajar

Suprawoto (2009) menyampaikan, terdapat beberapa bentuk bahan ajar.

Adapun bentuk bahan ajar tersebut meliputi:

a. Bahan ajar dalam bentuk cetak misalnya; lembar kerja siswa (LKS), handout, buku,

modul, brosur, leaflet.

b. Bahan ajar berbentuk audio visual misalnya; film/video dan VCD

c. Bahan ajar berbentuk audio visual misalnya; kaset, radio, CD audio

d. Visual misalnya; CD interaktif, computer based learning, internet.

Penyusunan bahan ajar merupakan karakteristik dari sistem pembelajaran,

baik dalam sistem belajar jarak jauh maupun dalam sistem belajar tatap muka. Bahan

ajar disusun berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan siswa, dan

rancangan pelaksanaan pembelajaran.

2.1.3 Strategi pemanfaatan bahan ajar

Secara garis besar, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi

(Sudrajat, 2009), yaitu:


a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru, meliputi:

1) Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi

pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian

simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian

diperdalam satu demi satu (Metode global);

2) Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi

pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian

suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian

secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

2.2. Kurikulum 2013

Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat

(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Mendiknas, 2011).

Pengertian tersebut juga sejalan dengan pendapat Nasution (2006 ) yang menyatakan

bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan

proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga

pendidikan beserta staf pengajarnya. Kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013 ) yaitu

sebagai kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan suatu konsep kurikulum

yang menekankan pada pengembangan karakter dan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat

dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.


Tidak hanya berbasis pada kompetensi, hal penting dalam penerapan Kurikulum 2013

adalah penerapan pendidikan karakter. Hal serupa juga dikemukakan oleh Tjahjono

(2013: 1), Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis pada pengembangan

kompetensi siswa. Menurut ( Triwiyanto, 2014 ) kurikulum 2013 dirancang dengan

karakteristik sebagai berikut:

1. Kurikulum 2013 mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan

kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3. Kurikulum 2013 mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

Kurikulum 2013 cenderung menekankan pada keseimbangan tiga domain

pendidikan. Apabila pada KTSP domain kognitif menempati urutan pertama, maka

pada kurikulum 2013 ini cenderung menyeimbangkannya dengan penekanan lebih

pada aspek kemampuan dan karakter (psikomotor dan afektif). Perubahan gaya hidup

yang banyak dipengaruhi teknologi menuntut segera diberlakukannya kurikulum ini,

karena itu kurikulum ini mengintegrasikan semua bidang studi atau mata pelajaran

dengan pemanfaatan teknologi informasi (IT). Menurut Muzakki (dalam Sariono,

2015: 6) kurikulum 2013 sebenarnya sama dengan kurikulum KTSP, yaitu sama-

sama berbasis kompetensi, akan tetapi dalam kurikulum 2013 ini ingin lebih
mendalam lagi basis kompetensinya. Kompetensi yang semula diturunkan dari mata

pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Penelitian deskriptif hanya bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan suatu fenomena yang di teliti ( Sukmadinata, 2010 ). Pada penelitian

ini hanya bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kesesuaian cakupan materi

dalam buku teks biologi kelas X dengan kompetensi dasar.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019. Tempat penelitian di

Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua materi pada buku teks Biologi kelas

X SMA yang dianalisis.

3.2.2 Sampel Peneltian

Adapun sampel pada penelitian ini adalah sebagian materi dalam buku teks

biologi kelas X SMA.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk membantu menjaring data yang

diperlukan yaitu dengan menggunakan angket ( format pengamatan kesesuaian materi

dengan kompetensi dasar). Format pengamatan kesesuaian materi dengan kompetensi

dasar dapat terlihat pada tabel.


Tabel.3.1 Format pengamatan kesesuaian indikator pembelajaran dalam buku dengan

Kompetensi Dasar.

NO Kompetensi Indikator Kesesuaian Materi

Dasar Pembelajaran YA TIDAK

Tabel.3.2 Format pengamatan kesesuaian indikator pembelajaran yang di buat

peneliti dengan indikator pembelajaran dalam buku

No Kompetensi Indikator Indikator Kesesuaian

Dasar Pembelajaran pembelajaran ( dalam Ya Tidak

Buku )

Tabel.3.3 Format pengamatan kesesuaian indikator pembelajaran yang di buat

peneliti dengan materi dalam buku.

No Kompetensi Indikator Penjaaran materi Kesesuaian

Dasar Pembelajaran dalam Buku Ya Tidak


Tabel.3.4 Format pengamatan kesesuaian indikator dengan buku dalam materi dalam

buku

No Kompetensi Indikator Penjaaran materi Kesesuaian

Dasar Pembelajaran dalam Buku Ya Tidak

Dalam buku

3.4 Prosedur Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menganalisis setiap materi pada buku teks yang dianalisis dan menyesuaikan dengan

indikator pembelajaran, menganalisis setiap materi pada buku teks dan

mencocokkannya dengan indikator pembelajaran yang terdapat dalam buku,

menganalisis kesesuaian indikator pembelajaran pada buku dengan kompetensi dasar


dan menganalisis kesesuaian indikator pembelajaran pada buku dengan indikator

pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

3.6 Analisis Data

Data yang di analisis lebih lanjut dalah materi yang dibahas dalam buku teks

biologi kelas X SMA. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis kesesuaian cakupan materi yang terdapat dalam buku dengan

kompetensi dasar dalam kurikulum yang berlaku dengan terlebih dahulu

dibuat indikator pembelajaran dari setiap kompetensi dasar.

2. Menentukan reliabilitas pengamatan

Hasil pengamatan kesesuian indikator pada setiap buku yang dilakukam

peneliti, kemudian diberikan kepada pembanding I dan pembanding II

Untuk mengetahui kesepakatan antar dua pembanding. Pembanding I dan

Pembanding II memberikan tanda ( v ) pada kolom yang sesuai. Format yang

digunakan adalah dengan kategori “ YA” dan “ TIDAK “ .

Data kemudian dimasukkan dalam tabel kontingensi kesepakatan seperti

tersaji pada tabel berikut :


Tabel 3.5 format pengamatan Pembanding I dengan Pembanding II

NO Kompetensi Indikator Penjabaran Pembanding I Pembanding II

dasar pembelajaran materi


YA TIDAK YA TIDAK

Tabel 3.6 format kontingensi kesepakatan pembanding pembanding I dan

Pembanding II

Pembanding I

YA TIDAK Jumlah amatan


Perbandingan
YA
II
TIDAK

Jumlah amatan

You might also like