You are on page 1of 13

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.

1 April 2015, 81-93

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


ORANG TUA DALAM MELAKUKAN KEKERASAN VERBAL
TERHADAP ANAK USIA PRA-SEKOLAH

Yuni Fitriana, Kurniasari Pratiwi, Andina Vita Sutanto

Prodi Kebidanan Akademi Kebidanan Yogyakarta


Jl. Parangtritis KM.6 Sewon Bantul

yufina_lucky@ymail.com

Abstract
Verbal abuse in children is all forms of greeting parents to children who are threatening, scaring, and insulting.
This happens every day at home should be the safest place and refuge for children. Economic, social,
employment, lack of knowledge to educate children and parents lack understanding of religion contributing
cause parents do violence on their children. Parents commit verbal violence as a way to educate children is
naughty and not obedient, so it is necessary to study in order to know the factors related to the behavior of
parents in verbal violence against children pre-school age. Quantitative research methods with descriptive
analytic approach. The research sample 76 people, with a proportionate random sampling technique. Instrument
questionnaire. The research variables include variables such as age, education, economics, attitudes, knowledge,
experience, environment, and the dependent variable is the verbal violent behavior. The analysis of univariate
and bivariate data using chi square test. Results of this study there was no correlation with the behavior of a
parent education did verbally abuse her son (p = .767), there is no economic relationship with the parents'
behavior on their verbal violence (p = .248), there is a correlation between age of knowledge, attitude,
experience and the environment there is a relationship with the parents' behavior on their verbal violence (p <
0,001).

Keywords: verbal violence, parents, children pre-school age

Abstrak
Kekerasan verbal pada anak merupakan semua bentuk ucapan orang tua kepada anak yang bersifat mengancam,
menakuti, dan menghina. Hal ini terjadi setiap harinya di rumah yang seharusnya menjadi tempat teraman dan
berlindung bagi anak. Ekonomi, lingkungan sosial, pekerjaan, kurangnya pengetahuan mendidik anak serta
pemahaman agama orang tua kurang yang turut berperan menjadi penyebab orang tua melakukan kekerasan
pada anaknya. Orang tua melakukan kekerasan verbal sebagai cara mendidik anak yang nakal dan tidak manut,
sehingga perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
orang tua dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah. Metode penelitian kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif analitik. Sampel penelitian 76 orang, dengan tekhnik proportionate random
sampling. Alat instrumen kuesioner. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu umur, pendidikan,
ekonomi, sikap, pengetahuan, pengalaman, lingkungan, dan variabel terikat yaitu perilaku kekerasan verbal.
Analisa data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini tidak terdapat
hubungan pendidikan dengan perilaku orang tua melakukan kekerasan verbal pada anaknya (p = 0,767), tidak
terdapat hubungan ekonomi dengan perilaku orang tua melakukan kekerasan verbal pada anaknya (p = 0,248),
terdapat hubungan umur pengetahuan, sikap, pengalaman dan lingkungan terdapat hubungan dengan perilaku
orang tua melakukan kekerasan verbal pada anaknya (p < 0,001).

Kata Kunci : kekerasan verbal, orang tua, anak usia pra-sekolah

PENDAHULUAN dilakukan lewat kata-kata yang


menyakitkan. Kata-kata yang menyakitkan
Tanpa disadari, orang tua pernah
tersebut biasanya bermakna melecehkan
melakukan kekerasan terhadap anak. Salah
kemampuan anak, menganggap anak
satu bentuk kekerasan tersebut adalah
sebagai sumber kesialan, mengecilkan arti
kekerasan verbal atau kekerasan yang

81
82 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

si anak, memberikan julukan negatif 1. Tidak sayang dan dingin


kepada anak, dan memberikan kesan Tindakan tidak sayang dan dingin ini
bahwa anak tidak diharapkan akan berupa misalnya : menunjukan sedikit
memiliki dampak jangka panjang terhadap atau tidak sama sekali rasa sayang
perasaan anak dan dapat mempengaruhi kepada anak (seperti pelukan), kata-kata
citra diri mereka (Choirunnisa, 2008). sayang.
2. Intimidasi
Berbagai bentuk ucapan yang bertujuan Tindakan intimidasi bisa berupa :
menyakiti anak akan berpengaruh berteriak, menjerit, mengancam anak,
kepadanya. Baik dalam kehidupan saat ini dan mengertak anak.
maupun di masa yang akan datang. 3. Mengecilkan atau mempermalukan
Kekerasan verbal terhadap anak akan anak
menumbuhkan sakit hati hingga membuat Tindakan mengecilkan atau
mereka berpikir seperti yang kerap mempermalukan anak dapat berupa
diucapkan oleh orangtuanya. Jika orangtua seperti : merendahkan anak, mencela
bilang anak bodoh atau jelek, maka dia nama, membuat perbedaan negatif antar
akan menganggap dirinya demikian. Meski anak, menyatakan bahwa anak tidak
dampaknya tidak terjadi secara langsung, baik, tidak berharga, jelek atau sesuatu
namun melalui proses (Choirunnisa, 2008). yang didapat dari kesalahan.
4. Kebiasaan mencela anak
Ucapan-ucapan bernada menghina dan Tindakan mencela anak bisa
merendahkan itu akan direkam dalam pita dicontohkan seperti : mengatakan
memori anak. Semakin lama, maka akan bahwa semua yang terjadi adalah
bertambah berat dan membuat anak kesalahan anak.
memiliki citra negatif. Anak yang sering 5. Mengindahkan atau menolak anak
mengalami kekerasan verbal di kemudian Tindakan tidak mengindahkan atau
hari akan hilang rasa percaya dirinya. menolak anak bisa berupa : tidak
Bahkan hingga memicu kemarahannya, memperhatikan anak, memberi respon
merencanakan untuk melakukan aksi balas dingin, tidak peduli dengan anak.
dendam, dan berpengaruh terhadap 6. Hukuman ekstrim
caranya bergaul (Irwanto, 2000). Tindakan hukuman ekstrim bisa berupa:
mengurung anak dalam kamar mandi,
Verbal abuse atau biasa disebut emotional mengurung dalam kamar gelap.
child abuse adalah tindakan lisan atau Mengikat anak di kursi untuk waktu
perilaku yang menimbulkan konsekuensi lama dan meneror.
emosional yang merugikan. Verbal abuse
terjadi ketika orang tua menyuruh anak Kekerasan yang dialami oleh anak dapat
untuk diam atau jangan menangis. Jika berdampak pada fisik maupun psikologis.
anak mulai bicara, ibu terus menerus Verbal abuse biasanya tidak berdampak
menggunakan kekerasan verbal seperti secara fisik kepada anak, tetapi dapat
“kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu merusak anak beberapa tahun kedepan.
kurang ajar”. Anak akan mengingat itu Verbal abuse yang dilakukan orang tua
semua kekerasan verbal jika semua menimbulkan luka lebih dalam pada
kekerasan verbal itu berlangsung dalam kehidupan dan perasaan anak melebihi
satu periode. perkosaan (Soetjiningsih, 2002). Berikut
dampak-dampak psikologis akibat
Bentuk dari verbal abuse adalah sebagai kekerasan verbal pada anak (Ria, 2008;
berikut: Widyastuti, 2006) : Anak menjadi tidak

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 83
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

peka dengan perasaan orang lain, anak-anak yang agresif, yang pada
menganggu perkembangan, anak menjadi gilirannya akan menjadi orang
agresif, gangguan emosi, hubungan sosial dewasa yang agresif pula. Gangguan
terganggu, kepribadian sociopath atau mental (mental disorder) ada
antisocial personality disosder, hubungannya dengan perlakuan
menciptakan lingkaran setan dalam buruk yang diterima manusia ketika
keluarga, dan bunuh diri dia masih kecil.
2. Faktor Ekstern
Beberapa faktor yang mempengaruhi orang a) Faktor ekonomi
tua melakukan verbal abuse, diantaranya Sebagian besar kekerasan rumah
(Soetjiningsih, 2002) : tangga dipicu faktor kemiskinan,
1. Faktor Intern dan tekanan hidup atau ekonomi.
a) Faktor pengetahuan orang tua Pengangguran, PHK, dan beban
Kebanyakan orang tua tidak begitu hidup lain kian memperparah
mengetahui atau mengenal informasi kondisi itu. Faktor kemiskinan
mengenai kebutuhan perkembangan dan tekanan hidup yang selalu
anak, misalnya anak belum meningkat, disertai dengan
memungkinkan untuk melakukan kemarahan atau kekecewaan pada
sesuatu tetapi karena sempitnya pasangan karena ketidakberda-
pengetahuan orang tua anak dipaksa yaan dalam mengatasi masalah
melakukan dan ketika memang ekonomi menyebabkan orang tua
belum bisa dilakukan orang tua mudah sekali melimpahkan emosi
menjadi marah, membentak dan kepada orang sekitarnya. Anak
mencaci anak. Orang tua yang sebagai makhluk lemah, rentan,
mempunyai harapan-harapan yang dan dianggap sepenuhnya milik
tidak realistik terhadap perilaku anak orang tua, sehingga menjadikan
berperan memperbesar tindakan anak paling mudah menjadi
kekerasan pada anak. Serta sasaran dalam meluapkan kema-
kurangnya pengetahuan orang tua rahannya. Kemiskinan sangat
tentang pendidikan anak dan berhubungan dengan penyebab
minimnya pengetahuan agama orang kekerasan pada anak karena
tua melatarbelakangi kekerasan pada bertambahnya jumlah krisis dalam
anak. hidupnya dan disebabkan mereka
b) Faktor pengalaman orang tua mempunyai jalan yang terbatas
Orang tua yang sewaktu kecilnya dalam mencari sumber ekonomi.
mendapat perlakuan salah b) Faktor lingkungan
merupakan situasi pencetus Faktor lingkungan juga mem-
terjadinya kekerasan pada anak. pengaruhi tindakan kekerasan
Semua tindakan kepada anak akan pada anak. Lingkungan hidup
direkam dalam alam bawah sadar dapat meningkatkan beban pera-
mereka dan akan dibawa sampai watan pada anak. Dan juga
kepada masa dewasa. Anak yang munculnya masalah lingkungan
mendapat perilaku kejam dari orang yang mendadak juga turut ber-
tuanya akan menjadi agresif dan peran untuk timbulnya kekerasan
setelah menjadi orang tua akan verbal. Telivisi sebagai suatu
berlaku kejam pada anaknya. Orang media yang paling efektif dalam
tua yang agresif akan melahirkan menyampaikan berbagai pesan-

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


84 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

pesan pada masyarakat luas yang Setiap anak berhak mendapatkan


merupakan berpotensial paling perlindungan dari tindakan kekerasan,
tinggi untuk mempengaruhi kebanyakan dari orang tua tidak
perilaku kekerasan orang tua pada mengetahui bahwa anak juga mempunyai
anak. hak dan kewajiban sesuai yang tercantum
dalam Undang-Undang No.23 tahun 2002
Verbal abuse dapat terjadi setiap harinya di tentang Perlindungan Anak Pasal 13 dan
rumah, rumah yang seharusnya tempat 69 mengatakan bahwa ada perlindungan
teraman dan tempat berlindung bagi anak hukum bagi anak terhadap kekerasan.
tidak lagi menjadi nyaman. Adanya Pasal 78 dan 80 juga mengatakan bahwa
pengertian yang salah dalam memandang ada sanksi hukum bagi para pelaku tindak
anak, dimana anak masih saja dipandang kekerasan pada anak, termasuk didalamnya
sebagai objek yang wajib menurut kepada kekerasan verbal. Berdasarkan Peraturan
orang tua. Padahal belum tentu orang tua Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
selamanya benar. Kebanyakan orang tua Nomor 34 Tahun 2013 tentang Rencana
terlalu berharap pada anak dan cenderung Aksi Daerah Perlindungan Perempuan dan
memaksa agar anak mau menuruti sepe- Anak Korban Kekerasan Tahun 2013-
nuhnya keinginan mereka, jika tidak maka 2017, pasal 4, 5 dan 14 yang menyatakan
anak akan mendapat hukuman. Hal inilah bahwa pemerintah Yogyakarta melindungi
yang menjadikan alasan bagi orang tua anak-anak dari kekerasan yang dilakukan
sering melakukan kekerasan pada anak. oleh orang tua.
Disamping itu, bisa juga dikarenakan
riwayat orang tua yang dulunya dibesarkan Kekerasan terhadap anak Indonesia
dalam kekerasan sehingga cenderung tampaknya masih menghantui di tahun
meniru pola asuh yang telah mereka 2013 ini. Komisi Nasional Perlindungan
dapatkan sebelumnya. Stress, kemiskinan, Anak (Komnas PAI) mencatat dalam
isolasi sosial, lingkungan yang mengalami semester I di tahun 2013 atau mulai
krisis ekonomi, tidak bekerja, kurangnya Januari sampai akhir Juni 2013 ada 1032
pengetahuan orang tua tentang pendidikan kasus kekerasan anak yang terjadi di
anak serta minimnya pengetahuan agama Indonesia. Dari jumlah itu kekerasan fisik
orang tua yang turut berperan menjadi tercatat ada 294 kasus atau 28 %,
penyebab orang tua melakukan kekerasan kekerasan psikis 203 kasus atau 20 % dan
pada anaknya (Soetjiningsih, 2002). kekerasan seksual 535 kasus atau 52 %.
Data 1032 kasus kekerasan anak di tahun
Verbal abuse dianggap sebagai sesuatu 2013 ini sebenarnya masih lebih baik
yang lazim, namun dibalik itu semua dibanding tahun 2012 lalu yaitu 2.637
sebenarnya verbal abuse memiliki dampak kasus kekerasan. Dari 2637 anak itu,
yang sangat negatif bagi anak, diantaranya: sebanyak 1657 adalah anak perempuan dan
anak kurang peka terhadap perasaan orang 980 adalah anak laki-laki. Jumlah ini
lain, perkembangan terganggu, agresif, meningkat dibanding tahun sebelumnya
gangguan emosi, kepercayaan diri akan yakni tahun 2011 dimana tercatat ada 2509
turun, menjadi penyebab bunuh diri dan kasus kekerasan anak (Sujatmiko,2013)
menciptakan lingkaran setan kekerasan
verbal dalam keluarga. Bahkan semakin Berdasarkan data dari Forum Perlindungan
tinggi kekerasan yang diterima dapat Korban Kekerasan (FPKK) Daerah
menyebabkan ingatan berkurang Istimewa Yogyakarta (DIY) di tahun 2011,
(Soetjiningsih, 2002). korban kekerasan terhadap anak paling
tinggi berada di Kota Yogyakarta dengan

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 85
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

127 kasus. Peringkat kedua berada di Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk
Kabupaten Sleman (123 kasus), mengetahui faktor-faktor yang ber-
disusul Kabupaten Bantul (60 kasus), lalu hubungan dengan perilaku orang tua
Kabupaten Gunungkidul (48 kasus) dan melakukan kekerasan verbal pada anak
terakhir Kabupaten Kulonprogo (36 usia pra sekolah, maka tujuan khusus
kasus). Jumlah tersebut menurun penelitian ini adalah hubungan umur,
dibanding 2010 dengan 191 kasus di Kota pendidikan, pendapatan, pengalaman,
Yogyakarta, Kabupaten Sleman (184 lingkungan dan sikap orang tua dengan
kasus), Bantul (92 kasus), Gunungkidul perilaku orang tua melakukan kekerasan
(87 kasus) dan terakhir Kulonprogo (60 verbal pada anak usia pra sekolah.
kasus). Meski terjadi penurunan angka, Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
tidak berarti kasus kekerasan terhadap terdapat hubungan umur, pendidikan,
anak juga telah berkurang (Sujatmiko, ekonomi, pengalaman, lingkungan dan
2013). sikap orang tua dengan perilaku orang tua
melakukan kekerasan verbal pada anak
Penelitian ini akan dilakukan di Dusun usia pra sekolah.
Sawahan Kelurahan Pendowoharjo
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul
METODE PENELITIAN
karena berdasarkan wawancara langsung
yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
bahwa 16 dari 25 anak di daerah ini setiap kuantitatif dengan menggunakan metode
harinya medapatkan kata-kata yang tidak pendekatan deskriptif analitik. Populasi
pantas dari orang tua mereka maupun dalam penelitian ini adalah seluruh orang
kalimat yang bersifat mengancam dari tua yang memiliki anak usia prasekolah
orang tua. Orang tua menganggap hal yang yaitu anak usia 3 sampai 6 tahun di Dusun
biasa jika memarahi anak-anaknya dengan Sawahan Kelurahan Pendowoharjo
kata-kata yang tidak pantas. Selain alasan Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yaitu
tersebut diatas, peneliti juga sebanyak 93 responden. Cara pengambilan
mempertimbangkan keadaan masyarakat di sampel yang telah dilakukan dalam
dusun Sawahan dimana orang tua terutama penelitian ini adalah proportionate random
ibu yang mayoritas memiliki latar sampling, yaitu 76 responden. yaitu teknik
belakang pendidikan yang masih rendah pengambilan sampel tiap RT di Dusun
yaitu tamat SMP dan 50 % sebagai ibu Sawahan, Kelurahan Pendowoharjo,
rumah tangga. Hal itu mengakibatkan Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
stress yang disebabkan himpitan ekonomi Selanjutnya jumlah responden tiap RT di
yang akan membuat orang tua mudah Dusun Sawahan dipilih secara simple
sekali meluapkan emosi, kekecewaan, random.
kemarahan, dan ketidakmampuannya
kepada orang terdekatnya, yaitu anak Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
mereka. perilaku orang tua terhadap kekerasan
verbal pada anak pra sekolah, sedangkan
Berdasarkan latar belakang, maka variabel bebasnya adalah umur,
perumusan masalah dalam penelitian ini pendidikan, pendapatan, pengetahuan,
adalah “bagaimanakah faktor-faktor yang sikap, lingkungan dan pengalaman.
berhubungan dengan perilaku orang tua Penelitian ini menggunakan kuesioner
melakukan kekerasan verbal pada anak sebagai alat pengumpulan data. Instrumen
usia pra sekolah”. penelitian dikatakan berkualitas dan dapat

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


86 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

dipertanggungjawabkan penggunaannya didapatkan berupa kekerasan verbal seperti


apabila sudah terbukti validitas dan pengalaman dibentak, dihina dan melihat
reliabilitas. Uji validitas dilakukan analisis perilaku kekerasan verbal contoh
dengan pearson product moment pertanyaannya “Saya pernah melihat orang
(Notoadmodjo, 2003). Pertanyaan dalam tua bertengkar dengan kata-kata kasar?
kuesioner ini valid karena nilai r hitung Pada saat saya masih kecil ditakut-takuti
lebih besar daripada r tabel yaitu (0,632). oleh orang tua saya kalau saya tidak mau
Uji reliabilitas pada penelitian ini mandi?”. Sedangkan pertanyaan tentang
menggunakan teknik alfa cronbach, lingkungan berkaitan tentang lingkungan
dengan hasil analisis yaitu seluruh sosial dan tempat tinggal sebagai contoh
instrumen sama dengan atau lebih dari 0,6. “Orang dilingkungan tempat tinggal anda
mempunyai kebiasaan berbicara dengan
Kuesioner digunakan untuk mengukur nada bicara keras? Tetangga anda sering
pengetahuan, sikap, lingkungan, penga- memanggil anaknya dengan sebutan yang
laman dan perilaku orang tua tentang tidak baik, misal “cungkring”?”
kekerasan verbal terhadap anak usia pra-
sekolah. Pertanyaan dalam kuesioner untuk Metode pengolahan data dengan langkah
mengukur pengetahuan terdiri dari 7 item editing, coding, tabulasi data dan entry
pertanyaan berkaitan pengertian, bentuk, data. Pengolahan data tersebut
macam-macam dan dampak kekerasan menggunakan bantuan komputer dengan
verbal. Dalam mengukur sikap ada 8 item program SPSS for Windows Release 16,0.
pertanyaan dan perilaku ada 12 item Analisa data tersebut meliputi analisis
menggunakan dengan skala likert, dengan univariat dan analisis bivariat yaitu uji chi
pilihan Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), square (x2). Nilai Chi Square hitung lebih
dan Tidak Pernah (TP). Pertanyaan pada kecil dari tabel, maka hipotesa nol
sikap dan perilaku terdiri dari hal-hal diterima, dan apabila lebih besar atau sama
berkaitan ucapan, tindakan dan cara dengan harga tabel maka hipotesa nol
mendidik orang tua yang mengarah ditolak dan hipotesa alternatif gagal untuk
kekerasan verbal seperti contoh pertanyaan ditolak (Sugiyono, 2002).
mengukur sikap yaitu “Pada saat anda
menyuruh anak anda untuk tidak bermain
HASIL DAN PEMBAHASAN
handpone/tablet/game. Tapi anak anda
tidak mau menuruti anda menyikapinya Penelitian dilakukan di Dusun
dengan Langsung mengambil handpone/ Pendowoharjo yang merupakan wilayah
tablet/game”, sedangkan contoh per- administrasi di bawah Kecamatan Sewon
tanyaan mengukur perilaku yaitu “Pada Kabupaten Bantul. Secara geografis Dusun
suatu hari, anak anda menangis karena Pendowoharjo memiliki karakteristik
tidak mau berangkat sekolah. Maka yang berada di dataran rendah. Kecamatan
akan anda ucapkan adalah Mau jadi anak Sewon beriklim seperti layaknya daerah
bodoh gak sekolah, kalau gak mau sekolah, dataran rendah di daerah tropis dengan
angon wedhus wae” . dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya.

Kuesioner untuk mengukur pengalaman Secara kependudukan bahwa masyarakat


ada 8 item dan lingkungan ada 10 item Dusun Pendowoharjo masuk di wilayah
pertanyaan dengan skala guttman dengan Kecamatan sewon yang memiliki jumlah
pilihan ya dan tidak. Pada pertanyaan keseluruhan 75.327 orang dengan jumlah
berkaitan tentang pengalaman yaitu penduduk laki-laki 37.795 orang dan
kejadian yang pernah dialami atau penduduk perempuan 37.532 orang.

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 87
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan semakin membaik. Pada usia madya,


Sewon adalah 2766 jiwa/km2. Sebagian individu akan lebih berperan aktif dalam
besar penduduk Kecamatan Sewon adalah masyarakat dan kehidupan social serta
buruh. lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri
Tabel 1. menuju usia tua, selain itu orang usia
Hubungan faktor-faktor yang berhubungan madya akan lebih banyak menggunakan
dengan Perilaku Orang Tua Melakukan
Kekerasan Verbal Pada Anak Usia Pra-Sekolah
waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah dan
Perilaku Orang Tua kemampuan verbal hampir tidak ada pada
Variabel
x2 P penurunan usia ini.
Umur 8,330 0,016
Pendidikan 2,532 0,767
Pendapatan 2,792 0,248 Dari hasil penelitian diasumsikan bahwa
Pengetahuan 44,239 0.000 semakin bertambah umurnya belum tentu
Sikap 18,698 0.000 p semakin bijaksana, hal ini yang ditemukan
value = 0.000
Pengalaman 20,476 0.000 p oleh
value = 0.000
peneliti di dusun Sawahan Kelurahan
Lingkungan 16,631 0.000 Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul
dimana umur responden semakin
Hasil penelitian yang ditunjukkan pada bertambah menunjukkan perilaku yang
tabel 1 menunjukkan bahwa ada hubungan semakin negatif.
antara umur responden dengan perilaku
orang tua melakukan kekerasan verbal Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
pada anak usia pra-sekolah di Dusun ada hubungan antara pendidikan responden
Pendowoharjo Kecamatan Sewon dengan perilaku orang tua melakukan
Kabupaten Bantul. Analisis data dengan kekerasan verbal pada anak usia pra-
menggunakan uji chi square di dapatkan sekolah di Dusun Pendowoharjo
x2= 8,330 (p = 0,016). Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
Umur adalah lama hidup individu terhitung Tingkat pendidikan merupakan jenjang
saat mulai dilahirkan sampai berulang pendidikan terakhir yang ditempuh
tahun (Notoatmojo, 2003). Hasil penelitian seseorang tingkat pendidikan merupakan
ini berbeda dengan teori (Notoatmojo, suatu wahana untuk mendasari seseorang
2003) dimana semakin cukup umur, berprilaku secara ilmiah. Tingkat
tingkat kematangan seseorang akan lebih pendidikan yang rendah akan susah
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari mencerna pesan atau informasi yang
hasil penelitian mengindikasikan bahwa disampaikan (Notoatmodjo, 2003).
dengan bertambahnya umur seseorang
belum tentu kematangan dalam berpikir Pendidikan diperoleh melalui proses
semakin baik, dimana umur seseorang belajar yang khusus diselenggarakan dalam
akan termotivasi untuk tidak melakukan waktu tertentu, tempat tertentu dan
kekerasan verbal pada anak pra-sekolah. kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh
dari bimbingan yang diselenggarakan
Umur mempengaruhi terhadap daya sewaktu-waktu dengan maksud memper-
tangkap dan pola pikir seseorang, semakin tinggi kemampuan atau ketrampilan
bertambah usia akan semakin berkembang khusus. Dalam garis besar ada tiga
pula daya tangkap dan pola pikirnya, tingkatan pendidikan yaitu pendidikan
sehingga pengetahuan yang diperolehnya rendah, pendidikan menengah, dan tinggi.

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


88 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

Masing-masing tingkat pendidikan tersebut seseorang mencerna apa yang menjadi isi
memberikan tingkat pengetahuan tertentu pesan dari informasi khususnya dalam hal
yang sesuai dengan tingkat pendidikan. kerasan yang dilakukan orang tua terhadap
anak pra sekolah.
Pendidikan tentang perilaku orangtua
dalam melakukan kekerasan verbal Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terhadap anak pra sekolah yang positif ada hubungan antara pendapatan
merupakan suatu proses mengubah responden dengan perilaku orang tua
kepribadian, sikap, dan pengertian tentang melakukan kekerasan verbal pada anak
perilaku yang selama ini negatif sehingga usia pra-sekolah di Dusun Pendowoharjo
tercipta pola perilaku yang baik tanpa ada Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
paksaan dari pihak manapun. Berpedoman Pendapatan keluarga seringkali dikaitkan
pada tujuan pendidikan diperkirakan dengan status kemapanan ekonomi suatu
bahwa semakin meningkatnya pendidikan keluarga.
yang dicapai sebagian besar penduduk,
semakin membantu kemudahan pembinaan Masalah keuangan seringkali mendorong
akan pentingnya perilaku yang positif timbulnya stress pada orangtua. Aspek
dalam menghadapi kekerasan verbal pada keuangan dapat berupa tingkat penghasilan
anak pra sekolah. Dengan demikian keluarga yang rendah dandhadapkan pada
pendidikan pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan yang tinggi (Munawati,
usaha dan tindakan yang bertujuan untuk 2011). Status ekonomi sangat berpengaruh
mengubah pengetahuan, sikap dan pada perkembangan hubungan orang tua
keterampilan manusia. Tingkat pendidikan dengan anak. Penelitian yang dilakukan
yang cukup merupakan dasar dalam Nugroho Akbar (2009) menyebutkan
pengembangan daya nalar serta sarana bahwa income yang diperoleh orangtua
untuk menerima pengetahuan. Kemam- berpengaruh terhadap tingkat perilaku
puan menerima seseorang akan lebih cepat pengasuhan orangtua. Orangtua dengan
jika orang tersebut memiliki latar belakang penghasilan rendah memiliki tingkat
pendidikan yang cukup. Pengertian perilaku yang lebih tinggi dalam
tersebut menggambarkan pendidikan melakukan kekerasan kepada anak
bukan hanya mempersiapkan masa depan dibandingkan dengan orangtua yang
agar lebih cerah saja, melainkan untuk memiliki penghasilan tinggi.
membantu setiap individu mengem-
bangkan faktor psikisnya menuju tingkat Tingkat kepuasan orangtua terletak pada
kedewasaan. Sejak dini pendidikan harus seberapa baik orangtua mereka merasa
sudah diberlakukan pada setiap individu mampu memenuhi kebutuhan anak-
agar menjadikan manusia berkualitas dan anaknya. Orangtua yang kekurangan
tidak menimbulkan dampak yang negatif sumber daya untuk merawat anak akan
pada dirinya sendiri atau orang lain mengalami peningkatan perilaku negatif
khususnya. dalam memenuhi tantangan kehidupan
sehari-hari. Ketika mengalami kesulitan
Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi, orangtua akan menjadi mudah
pendidikan seseorang maka semakin marah, tertekan dan frustasi, serta tekanan
mampu mengetahui, memahami ataupun psikologis mereka akan menurunkan
menganalisis apa yang disampaikan kemampuan pengasuhan yang akan
demikian sebaliknya semakin rendah berpengaruh pada kekerasan (Stuart &
tingkat pendidikan yang dimiliki maka Sundeen, 2006).
semakin rendah atau tidak tahu pula

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 89
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

Humanika, Solihin, Lianny (2004) dari pengalaman yang berasal dari


berpendapat bahwa orangtua yang berbagai macam sumber seperti, media
memiliki ketidakmatangan emosi berisiko poster, kerabat dekat, media massa, media
melakukan kekerasan terhadap anak. elektronik, buku petunjuk, petugas
Berdasarkan analisis tambahan, kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan
kemampuan mengendalikan frrustasi yang dapat membentuk keyakinan tertentu,
menjadi salah satu aspek kematangan sehingga seseorang berperilaku sesuai
emosi berkorelasi positif dengan perilaku dengan keyakinannya tersebut (Nugroho,
kekerasan pada anak yang dilakukan 2009).
orangtua. Didukung oleh penelitian
Khusmas, Asniar. Hastarjo, Wimbarti. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa
(1997) yang menyatakan bahwa orangtua pengetahuan atau kognitif merupakan
yang melakukan kekerasan fisik dilaporkan domain yang sangat penting untuk
mempunyai perasaan negatif yang lebih terbentuknya tindakan seseorang (overt
besar (seperti marah, depresi, bingung dan behavior), dan Rogers (dalam
jengkel) dibandingkan dengan orangtua Notoatmodjo, 2003) menyimpulkan
yang tidak melakukan kekerasan fisik pada bahwa pengadopsian perilaku didasari oleh
anaknya. pengetahuan, kesadaran yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng
Dari hasil penelitian diasumsikan bahwa (long lasting) namun sebaliknya jika
pendapatan yang rendah seorang orangtua perilaku itu tidak didasari oleh
akan mengalami peningkatan perilaku pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku
yang negatif dimana orangtua akan mudah tersebut bersifat sementara atau tidak akan
marah, tertekan dan frustasi yang akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).
berujung pada kekerasan verbal pada anak
pra sekolah. Kebanyakan orang tua tidak begitu
mengetahui atau mengenal informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada mengenai kebutuhan perkembangan anak,
hubungan antara pengetahuan responden misalnya anak belum memungkinkan
dengan perilaku orang tua melakukan untuk melakukan sesuatu tetapi karena
kekerasan verbal pada anak usia pra- sempitnya pengetahuan orang tua anak
sekolah di Dusun Pendowoharjo dipaksa melakukan dan ketika memang
Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. belum bisa dilakukan orang tua menjadi
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang marah, membentak dan mencaci anak.
ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui Orang tua yang mempunyai harapan-
sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita harapan yang tidak realistik terhadap
miliki. Selain pengalaman, kita juga perilaku anak berperan memperbesar
menjadi tahu karena kita diberitahu oleh tindakan kekerasan pada anak. Serta
orang lain. Pengetahuan juga didapatkan kurangnya pengetahuan orang tua tentang
dari tradisi (Nugroho, 2009). pendidikan anak dan minimnya
pengetahuan agama orang tua
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu melatarbelakangi kekerasan pada anak.
proses dengan menggunakan pancaindra
yang dilakukan seseorang terhadap objek Pandangan yang keliru tentang posisi anak
tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dalam keluarga. Orang tua menganggap
dan keterampilan (Notoatmojo, 2003). bahwa anak adalah seseorang yang tidak
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh tahu apa-apa. Dengan demikian pola asuh

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


90 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

apapun berhak dilakukan oleh orang tua setuju dengan sikap yang di ekspresikan
(Shocib, 2000). mereka. Oleh karena itu, peneguhan yang
dilakukan orangtua sejak dini bisa
Dari hasil penelitian diasumsikan bahwa membentuk sikap yang di baca sampai
pengetahuan sangat berpengaruh kepada besar nanti, termasuk di antaranya tindak
perilaku seseorang, dimana bila seseorang kekerasan verbal yang dilakukan orangtua
mempunyai pengetahuan yang baik tidak terhadap anaknya.
menutup kemungkinan mempunyai peri-
laku yang positif yaitu orang tua tidak akan Semakin kuat satu sikap dalam pemikiran
melakukan kekerasan verbal pada anaknya, seseorang maka makin besar pengaruhnya
begitu pula sebaliknya apabila seseorang terhadap perilaku. Penelitian yang telah
mempunyai pengetahuan yang kurang dilakukan menunjukkan bahwa sikap yang
tidak menutup kemungkinan mempunyai dibentuk melalui pengalaman pribadi akan
perilaku yang negatif yaitu orang tua akan semakin kuat daripada sikap yang dibentuk
melakukan kekerasan verbal pada anaknya. berdasarkan informasi kedua atau sumber
Hasil penelitian yang dilakukan pada yang tidak langsung. Secara spesifik,
orangtua di dusun Sawahan Kelurahan sepertinya orang tidak hanya bisa
Pendowoharjo Kecamatan Sewon Bantul, menggunakan sikap sebagai dasar perilaku,
bahwa orangtua yang mempunyai penge- kita juga bisa membentuk sikap
tahuan baik sebagian besar mempunyai berdasarkan perilaku kita. Menurut
perilaku yang positif, sedangkan orangtua Sarwono karena pembentukan sikap yang
yang mempunyai pengetahuan kurang paling efektif adalah melalui pengalaman
sebagian besar mempunyai perilaku yang sendiri maka para pakar berusaha
negatif. mengetahui sampai seberapa jauh perilaku
dapat mempengaruhi terbentuknya sikap.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Sebagaimana sikap dapat berpengaruh
bahwa Ada hubungan antara sikap pada perilaku, sebaliknya perilaku pun
responden dengan perilaku orang tua juga dapat membentuk sikap karena
melakukan kekerasan verbal pada anak perilaku adalah pengalaman yang paling
usia pra-sekolah di Dusun Pendowoharjo langsung pada diri seseorang (Nugroho,
Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. 2009).
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih Dari hasil penelitian diasumsikan bahwa
tertutup dari seseorang terhadap suatu hubungan antara sikap orangtua yang
stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu positif akan membawa perilaku orangtua
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya untuk tidak melakukan kekerasan verbal
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari terhadap anaknya, begitu pula sebaliknya
perilaku yang tertutup. Sikap merupakan apabila orangtua mempunyai sikap yang
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek negatif akan mempengaruhi perilakunya
dilingkungan tertentu sebagai suatu dalam melakukan kekerasan verbal pada
penghayatan terhadap objek. anaknya.

Orang tua dan anggota keluarga adalah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
orang pertama yang memberikan bahwa Ada hubungan antara lingkungan
peneguhan terhadap sikap seseorang. Kita responden dengan perilaku orang tua
biasanya akan cenderung untuk menerima melakukan kekerasan verbal pada anak
penghargaan, seperti pujian, hadiah, dan usia pra-sekolah. Lingkungan juga
pengauan dari anggota keluarga kalau kita mempengaruhi tindakan kekerasan pada

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 91
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

anak. Lingkungan hidup dapat mening- tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman
katkan beban perawatan pada anak. Dan merupakan sumber pengetahuan, atau
juga munculnya masalah lingkungan yang pengalaman itu merupakan suatu cara
mendadak juga turut berperan untuk untuk memperoleh suatu kebenaran
timbulnya kekerasan verbal. Televisi pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
sebagai suatu media yang paling efektif pribadi dapat pula dijadikan sebagai upaya
dalam menyampaikan berbagai pesan- untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
pesan pada masyarakat luas yang dilakukan dengan cara mengulang kembali
merupakan berpotensial paling tinggi pengetahuan yang diperoleh dalam
untuk mempengaruhi perilaku kekerasan memecahkan persoalan yang dihadapi pada
orang tua pada anak. masa lalu (Notoatmodjo, 2003).

Orang tua menjadi memiliki masalah berat Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
dalam hubungannya dengan anak-anak akan lebih baik dibandingkan perilaku
mereka. Orang tua menjadi memiliki yang tidak didasari oleh pengetahuan
konsep-konsep yang kuat dan kaku karena didasari oleh kesadaran, rasa
mengenai apa yang benar dan apa yang tertarik, dan adanya pertimbangan dan
salah bagi anak-anak mereka. Semakin sikap positif. Orang tua yang sewaktu
yakin orang tua atas kebenaran dan nilai- kecilnya mendapat perlakuan salah
nilai keyakinannya, semakin cenderung merupakan situasi pencetus terjadinya
orang tuamemaksakan kepada anaknya kekerasan pada anak. Semua tindakan
(Stuart dan Sundeen, 2006). kepada anak akan direkam dalam alam
bawah sdar mereka dan akan dibawa
Dari hasil penelitian diasumsikan bahwa sampai kepada masa dewasa. Anak yang
lingkungan berpengaruh besar terhadap mendapat perilaku kejam dari orangtuanya
perilaku orangtua dalam melakukan akan menjadi agresif dan setelah menjadi
kekerasan verbal terhadap anak pra orang tua akan berlaku ejam pada anaknya.
sekolah, hal ini sesuai dengan hasil Orangtua yang agresif akan melahirkan
penelitian yang dilakukan di dusun anak-anak yang agresif, yang pada
Sawahan Kelurahan Pendowoharjo gilirannya akan menjadi orang dewasa
Kecamatan Sewon Bantul, yang diketahui yang agresif pula. Khusmas, Asniar,
orang tua yang mempunyai lingkungan Hastarjo, & Wimbarti (1997).
baik mempunyai perilaku yang cenderung
tidak melakukan kekerasan verbal pada Dari hasil penelitian diketahui bahwa
anaknya, tetapi sebaliknya orang tua yang pengalaman orangtua berpengaruh besar
mempunyai lingkungan buruk cenderung terhadap perilaku orangtua dalam mela-
melakukan kekerasan verbal terhadap kukan kekerasan verbal terhadap anak pra-
anaknya. Berdasarkan hasil penelitian sekolah. Orang tua yang mempunyai
didapatkan bahwa ada hubungan antara pengalaman baik mempunyai perilaku
lingkungan responden dengan perilaku yang cenderung tidak melakukan
orang tua melakukan kekerasan verbal kekerasan verbal pada anaknya, tetapi
pada anak usia pra-sekolah di Dusun sebaliknya orang tua yang mempunyai
Pendowoharjo Kecamatan Sewon pengalaman buruk cenderung melakukan
Kabupaten Bantul. kekerasan verbal terhadap anaknya.

Pengalaman merupakan guru yang terbaik


(experient is the best teacher), pepatah

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


92 Fitriana, Pratiwi, & Sutanto

KESIMPULAN http://www.yogyakarta.bpk.go.id/wp.
content/upload/20114/08/pergub-34-
Pada akhir penelitian ini, maka dapat
th-2013-pdf
disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan antara umur
Choirunnisa. (18 Maret 2008). Dampak
dengan perilaku orang tua melakukan
kekerasan verbal pada anak.
kekerasan verbal pada anaknya (x2 =
Diambil dari okezone online.
8,330, p = 0,016).
Diakses dari http://m.okezone.com
2. Tidak terdapat hubungan antara
pendidikan dengan perilaku orang tua
Humanika, Solihin, Lianny. (2004).
melakukan kekerasan verbal pada
Tindakan Kekerasan pada Anak
anaknya (x2 = 2,532, p = 0,767).
dalam Keluarga..Jurnal Pendidikan
3. Tidak terdapat hubungan antara
Penabur - No.03 / Th.III / Desember
pendapatan dengan perilaku orang tua
2004
melakukan kekerasan verbal pada
anaknya (x2 = 2,792, p = 0,248).
Irwanto.(2000). Tindak kekerasan terhadap
4. Terdapat hubungan antara
anak. Surabaya: PT Lutftansa
pengetahuan dengan perilaku orang
Mediatama.
tua melakukan kekerasan verbal pada
anaknya (x2 = 44,239, p = 0,000).
Khusmas, Asniar, Hastarjo, T. D,
5. Terdapat hubungan sikap dengan
Wimbarti, S. (1997). Peran Fantasi
perilaku orang tua melakukan
agresif tentang perilaku agresif anak-
kekerasan verbal pada anaknya (x2 =
anak. Jurnal Psikologi. No 1 , 21-29
18,698, p = 0,000).
6. Terdapat hubungan pengalaman
Munawati. (2011). Hubungan Verbal Abuse
dengan perilaku orang tua melakukan
dengan Perkembangan Kognitif
kekerasan verbal pada anaknya. (x2 =
pada Anak Usia Prasekolah di RW 04
20,476, p = 0,000)
Kelurahan Rangkapan Jaya Baru
7. Terdapat hubungan lingkungan dengan
Depok .Jakarta: Skripsi. Jakarta.
perilaku orang tua melakukan
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
kekerasan verbal pada anaknya (x2 =
Program Studi Ilmu Keperawatan:
16,631, p = 0,000)
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nugroho, A (2009). Faktor-faktor yang
Nomor 23 Tahun 2002. Diambil mempengaruhi orang tua melakukan
online. Retrieved from verbal abuse pada anak usia
http://www.kpai.go.id?hukum/Undan prasekolah. Skripsi. (tidak
g-undang-UU-RI-no-23-tahun-2002- diterbitkan). Semarang. Universitas
tentang-perlindungan- Muhammadiyah Semarang
anak/ditayangkan oleh admin KPAI-
10-09-2013 Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi
penelitian kesehatan. Edisi revisi.
Peraturan Gubernur DIY Nomor 34 Tahun Jakarta: Rineka Cipta
2013 tentang Rencana Aksi Daerah
Perlindungan Perempuan dan Anak Notoatmojo, S. (2003). Ilmu kesehatan
Korban Kekerasan Tahun 2013-2017. masyarakat: prinsip-prinsip dasar.
Diambil online. Diakses dari Jakarta: Rineka Cipta. 2003

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93


Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua 93
dalam melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia pra-sekolah

Soetjiningsih. (2002). Tumbuh kembang tertinggi. Diambil dari kedaulatan


anak. Jakarta: EGC rakyat. Online. Rerieved from
http://krjogja.com/read/166403/kasus
Stuart,. & Sundeen. (2006). Buku saku -kekerasan-anak-kota-jogja-tertinggi
keperawatan jiwa, ed 3. Jakarta :
EGC Shocib, M. (2000). Pola asuh orang tua.
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2002). Statistika untuk
penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Widyastuti, N. (12 April 2006). Sikap
2002 Orang Tua Tentukan Perilaku Anak.
Diakses dari http://www.pikiran-
Sujatmiko, T. (26 Maret 2013). Kasus rakyat.com
kekerasan anak Kota Yogyakarta

Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 81-93

You might also like