You are on page 1of 15

Pengaruh Lingkungan Pengendalian dan Partisipasi Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial pada Dinas Pendapatan Provinsi


Sulawesi Tenggara
Fherdifha
Dr. Husin, M.Si
Tuti Dharmawati, SE., M.SI., Ak., QIA., CA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
Kendari, Sulawesi Tenggara
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the control


environment and budget participation on managerial performance. The
purpose of this research is to know the description of the control
environment, budgetary participation and managerial performance, as well
as know how big the influence either simultaneously or partially in
Southeast Sulawesi Province Revenue Service.
The population in this study are all managerial totaling 25
respondents. Data used in this study is the quantitative data and
qualitative data, the data source used is primary data is data obtained
directly from study sites in the form of raw data to the agency through
interviews and secondary data is data that is obtained in the form of
documents that have been made by the agency such as data Realized
Budget Report. The data obtained were analyzed using inferential analysis
consisting of factor analysis and multiple linear regression analysis. Once
the data is analyzed, which uses inferential analysis found two hypotheses
is accepted and the hypothesis is rejected.
The results showed that there is a relationship between
environmental control and budgetary participation on managerial
performance. While the coefficient of determination indicates that jointly
control environment and contribute to the budget participation-related
variables (managerial performance) of 78.90%, while the remaining
21.10% influenced by other variables studied.

Keywords : Environment Control, Budget Participation and Managerial


Performance

I. PENDAHULUAN
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam
melayani kebutuhan masyarakat. Peran penting ini membuat
pemerintah khususnya pemerintah daerah, harus mampu
meningkatkan kinerjanya. Untuk mengevaluasi dan meningkatkan 1
kinerja pemerintah, digunakan suatu indeks yang di dalamnya
terdapat dimensi-dimensi inti yang menjadi indikator utama yaitu
manajemen keuangan publik, kinerja fiskal, penyediaan layanan dan
iklim investasi.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Mardiasmo (2002) menyatakan anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Adapun Supriyono
dalam Riyadi (2002) menyatakan bahwa anggaran memiliki dua
peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja.
Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan
organisasi di masa yang akan datang, sedangkan anggaran sebagai
kriteria kinerja berfungsi sebagai bagian dari proses pengendalian
manajemen yang dapat dinyatakan secara formal. Proses penganggaran
dapat dilakukan dengan metode top down, bottom up, dan partisipasi.
Dalam pelaksanaan partisipasi anggaran agar dapat menciptakan
suatu pencapaian kinerja yang optimal dalam pemerintahan, maka
diperlukan suatu sistem pengendalian. Pemberlakuan Peraturan
Pemerintah No. 60 tahun 2008 pada intinya merupakan terciptanya suatu
sistem pengendalian intern pemerintah yang dapat mewujudkan suatu
praktik-praktik good governance.
Langkah pertama yang diamanahkan di dalam PP ini adalah
memahami konsep dasar pengendalian intern. PP 60/2008 tentang
SPIP ini sebenarnya mengadopsi pendekatan dari GAO yang
menginduk pada COSO. Konsep ini ditekankan pada 5 unsur
pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian (Environment
Control), penilaian resiko (risk valuation), pengendalian aktivitas (Activity
Control), informasi dan komunikasi (communication and information) dan
Pemantauan (monitoring).
Berdasarkan konsep COSO terlihat bahwa unsur pengendalian
internal yang menjadi payung bagi semua unsur sistem internal yang
lain yaitu Environment Control (lingkungan pengendalian). Lingkungan
pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pimpinan SKPD
mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi. Efektivitas unsur
pengendalian intern sangat ditentukan oleh atsmosfer yang diciptakan
lingkungan pengendalian. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi
yang pimpinan puncaknya menganggap anggaran hanya sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan stakeholder organisasi, bukan sebagai
alat pimpinan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan
organisasi, lingkungan ini akan mengakibatkan pimpinan menengah
dan karyawan tidak serius dalam melaksanakan anggaran organisasi.
Permasalahan yang berkaitan dengan kinerja manajerial aparat
pemerintah daerah adalah kurang maksimalnya realisasi angaran pada
Dinas Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara, salah satu indikator
kurang maksimalnya realisasi angggaran dapat diihat dalam anggaran
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Dinas Pendapatan. Provinsi Sulawesi Tenggara TA 2013 berjumlah
Rp. 379.452.187.504,00, realisasi penerimaan dari bulan Januari s.d 30
Desember 2013 sebesar Rp. 374.368.592.108,00 dengan tingkat
persentase 98% anggaran yang telah terealisasi. 2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


II. KAJIAN TEORI
1. Lingkungan Pengendalian
Environment control (lingkungan pengandalian) menurut COSO yaitu
“Lingkungan pengendalian mengacu pada faktor-faktor umum yang
menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran
karyawannya terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi
integritas, nilai-nilai etika serta filosofi dan gaya operasi manajemen.
Juga meliputi cara manajemen memberikan wewenang dan tanggung
jawab, mengatur dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian
dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi”.
Lingkungan pengendalian organisasi, komponen pertama dari lima
komponen pengendalian intern, merupakan fondasi dari komponen-
komponen pengendalian sistem yang lain. Adapun pengertian lingkungan
pengendalian menurut Mulyadi (2002:184) yaitu: “lingkungan
pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian
intern, yang membentuk disiplin dan struktur.” Dari definisi berikut dapat di
ambil kesimpulan bahwa lingkungan pengendalian organisasi merupakan
cerminan sikap dan tindakan dari setiap karyawan dalam suatu
perusahaan.
Lingkungan pengendalian menurut PP no 60 Tahun 2008 ayat 4
memiliki 8 unsur yang terdiri dari:
1. Penegakan integritas dan nilai
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Kepemimpinan yang kondusif
4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia
7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif
8. Hubungan yang baik dengan instansi pemerintahan yang terkait
diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar instansi
pemerintah terkait.
2. Partisipasi Anggaran
Munandar (2001:1), mengungkapkan pengertian anggaran adalah
sebagai berikut: “Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang.”
Menurut PP No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah, pengertian anggaran adalah pedoman tindakan yang
akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun 3
menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.
Sedangkan Halim (2004:139) memberikan definisi anggaran adalah
rencana operasional yang dinyatakan dalam satuan uang dari suatu
organisasi dimana disuatu pihak menggambarkan perkiraan biaya

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


(pengeluaran) dan dipihak lain menggambarkan perkiraan pendapatan
(penerimaan) guna menutupi pengeluaran tersebut, untuk suatu periode
tertentu yang umumnya satu tahun.
Sesuai dengan teori yang didapat mengenai partisipasi anggaran,
maka dapat ditentukan indikator partisipasi anggaran (Brownell 1986),
yaitu:
a. Keterlibatan
Keuangan pemerintah dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah juga merupakan pembiayaan setiap program dan
kegiatan pemerintahan. Sebagaimana telah diatur dalam
Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang tercermin dalam
penyusunan APBD, dengan tahapan penyusunan rencana kerja
anggaran dan persetujuan raperda APBD, proses penyusunan APBD
ini melibatkan partisipasi setiap pegawai mulai dari level kasubag
hingga kepala dinas. Namun partisipasi anggaran juga secara tidak
langsung berdampak pada etika dalam bekerja yaitu tangungjawab
dalam anggaran (Siti Musyarofah;2006:49).
b. Pengaruh
Partisipasi anggaran adalah proses yang menggambarkan
individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai
pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas
pencapaian target anggaran tersebut. (Brownell 1986).
c. Komitmen
Karena identifikasi dan ego-keterlibatan dengan tujuan
anggaran, partisipasi berkaitan dengan kinerja dan begitu mengarah
pada peningkatan motivasi dan komitmen terhadap budget. (Murray;
1990:104-123).

3. Kinerja manajerial
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planing suatu organisasi (Mahsum, 2006).
Sedangkan menurut Indra (2006), kinerja manajerial merupakan
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi. Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam
perumusan strategi (strategic planning) suatu organisasi.
Indikator pengukuran kinerja manajaerial sektor publik menurut Indra
(2006) meliputi aspek- aspek antara lain:
1. Masukan (Inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
Input sebagai langkah awal dari penyusunan indikator kinerja
pemerintah dimulai dari rencana program tahunan, dalam
penentuan kegiatan pemerintah memerlukan data dan informasi 4
serta setiap pegawai memiliki kemampuan yang handal. Perencanaan
awal melihat bagaimana cara mencapai suatu tujuan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


2. Keluaran (Outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau nonfisik.
Penerapan indikator output merefleksikan bagaimana organisasi
melihat kejelasan dan ketelitian pegawai dalam melaksanakan
program kerja, serta memaparkan seberapa besar rencana yang
berhasil dilaksanakan.
3. Hasil (outcomes) adalah segala suatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek
langsung). Hasil dari suatu perencanaan diharapkan dapat menilai
kualitas hasil program kerja yang sesuai dengan sasaran, tujuan
dan sasaran.
4. Manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan. Sesuai dengan proses yang
berkelanjutan sampai pada menetapkan indikator yang paling
relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu
pelaksanaan kebijakan dan program kerja, serta adanya pemantauan
langsung terhadap pelaksanaan program.
5. Dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif
maupun negatif terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan
asumsi yang telah diterapkan. Peningkatan pengendalian dalam
pelaksanaan program akan menjamin pola pertanggungjawaban di
organisasi. Penetapan indikator impacts menentukan kinerja
pelaksanaan program yang lebih baik dan lebih berkompoten.

4. Hubungan antara Lingkungan Pengendalian dan Kinerja


Pemerintah
Penelitian mengenai pengaruh lingkungan pengendalian yang
merupakan unsur dari sistem pengendalian internal terhadap kinerja
pemerintah pernah dilakukan oleh Jalaluddin (2010) yang menunjukkan
bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah Kabupeten Aceh
Besar yang dapat diartikan bahwa semakin baik sistem pengendalian
internal dijalankan maka akan meningkatkan kinerja manajerial.
Soeseno dalam Ramandei (2009) juga menyatakan dengan adanya
pengedalian intern maka seluruh proses kegiatan audit, review,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisiensi untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Oleh karena itu
diharapkan dengan sistem pengendalian intern yang efektif akan
berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.

5. Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Pemerintah


Aimee & Carol (2004) menemukan mekanisme input partisipasi 5
warga negara mempunyai pengaruh langsung pada keputusan
anggaran. Keuntungan penggunaan input warga negara ke dalam
operasional kota bisa membantu dewan dalam menjalankan tanggung
jawabnya untuk mewakili konstituen dan memberikan visi dan arahan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


kebijakan jangka panjang. Munawar (2006) menemukan bahwa
partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap perilaku, sikap dan
kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku, sikap, dan kinerja aparat
pemerintah daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur tidak dipengaruhi oleh
partisipasi anggaran baik dalam menyiapkan usulan anggaran,
pelaksanaan anggaran maupun dalam mempertanggungjawabkan.
Penelitian mengenai pengaruh Partisipasi terhadap kinerja
manajerial pernah dilakukan oleh Silmilian (2008) yang menunjukkan
bahwa partisipasi anggaran secara signifikan berpengaruh terhadap
kinerja manajerial sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik
partisiasi anggaran dijalankan maka akan meningkatkan kinerja
manajerial. Brownell (1982) menemukan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara partisipasi dan kinerja manajerial.
Brownell dan Mcinnes (1986) menemukan bahwa partisipasi yang
tinggi dalam penyusunan anggaran meningkatkan kinerja manajerial.

6. Hubungan Antara Partisipasi Anggaran, Lingkungan


Pengendalian dan Kinerja Pemerintah
Penelitian mengenai lingkungan pengendalian (Environment
Control) pernah dilakukan oleh Ramandei (2009) yang menunjukkan
bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah Kota Jayapura
yang dapat diartikan bahwa semakin baik sistem pengendalian internal
dijalankan maka akan meningkatkan kinerja pemerintah.
Proses penyusunan Anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang
akan berperan dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian
tujuan perusahaan dan ditetapkan pula sumber ekonomi yang
disediakan bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan ia
melaksanakan perannya. Oleh karena itu, penyusunan anggaran
hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur sumber ekonomi yang disediakan
selama tahun anggaran bagi setiap Kepala SKPD yang diberi peran
untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai alat pengirim peran (role
sending device) kepada pimpinan yang diberi peran dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Proses penetapan peran yang menggunakan
informasi akuntansi pertanggungjawaban guna melaksanakan perannya
masing-masing.
Sesuai dengan penelitian Ramandei (2009) yang berjudul
pengaruh system pengendalian intern perusahaan terhadap
keandalan informasi keuangan dengan hasil penelitian semakin tinggi
lingkungan pengendalian (Environment Control) semakin meningkatkan
keandalan informasi keuangan sehingga dapat dikatakan juga
meningkatkan kinerja. 6
Sutisno (2008) berpendapat bahwa Organisasi pemerintahan yang
telah menciptakan suatu sistem pengendalian intern pemerintahan yang
baik dapat mewujudkan suatu praktik-praktik good governance.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Organisasi pemerintahan yang telah mampu menyelenggarakan
praktik-praktik good governance dengan sendirinya akan mampu
meningkatkan kinerjanya dan mencapai hal yang terbaik dalam
kinerjanya.

7. Paradigma Penelitian
Skema Paradiga Penelitian
H3
+

Lingkungan
Pengendalian e
(X1)
H1+

Kinerja
Manajerial
(Y)
Partisipasi H2+
Anggaran
(X2)

Keterangan:
berpengaruh secara parsial :
berpengaruh secara simultan :

8. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini adalah
H1 : Lingkungan pengendalian berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja Pemerintah pada Dinas Pendapatan Sulawesi
Tenggara.
H2 : Partisipasi Anggaran Berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Kinerja Pemerintah pada Dinas Pendapatan
Sulawesi Tenggara.
H3 : Lingkungan pengendalian dan partisipasi anggaran secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemerintah
pada Dinas Pendapatan Sulawesi Tenggara.

III. METODE PENELITIAN


Objek dari penelitian ini adalah Lingkungan Pengendalian dan
Partisipasi Anggaran sebagai variabel dependen, sedangkan variabel
independennya yaitu Kinerja Manajerial pada Dinas Pendapatan Provinsi 7
Sulawesi Tenggara. Populasi penelitian ini adalah seluruh manjerial Dinas
Pendapatan Provinsi Sulawesi tengara yang berjumlah 25 orang. Oleh
karena jumlah unit populasi ini terbatas, maka keseluruhan unit populasi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


tersebut sekaligus menjadi responden penelitian ini. Karena itu,
penentuan responden penelitian ini dilakukan secara sensus.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
Kuantitatif, yaitu berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek
penelitian dan juga pernyataan dalam kuisioner yang akan diklasifikasikan
kedalam kategori menggunakan skala likert. Data Kualitatif, adalah
jawaban responden atas pertanyaan kuisioner yang diukur menggunakan
skor dari skala Likert.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Primer, pengumpulan
data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan
melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data Sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
meliputi gambaran umum, jumlah seluruh Pegawai Dinas Pendapatan
Provinsi Sulawesi Tenggara, data sekunder diperoleh juga diperoleh dari
jurnal-jurnal ilmiah yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Adapun
Definisi Operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Lingkungan pengendalian mengacu pada faktor-faktor umum yang
menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran
karyawannya terhadap pengendalian.
2. Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan
individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai
pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya
akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian
tujuan anggaran mereka.
3. Kinerja manajerial adalah kecakapan manajerial suatu organisasi
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
a. Deskripsi Variabel Lingkungan Pengendalian
Variabel lingkungan pengendalian diukur berdasarkan delapan
indikator dengan masing-masing dua pertanyaan pada setiap indikator.
Adapun distribusi frekuensi jawaban untuk variabel lingkungan
pengendalian dan persentase kecenderungan skor jawaban adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jawaban untuk lingkungan pengendalian
Tanggapan Responden Persentase
No. Frekuensi Total
Tanggapan Poin (%)
1 Sangat Setuju 5 131 655 38,69
2 Setuju 4 233 932 55,05
3 Netral 3 34 102 6,02
4 Tidak Setuju 2 2 4 0,24 8
5 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0
Jumlah 400 1693 100
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Persentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai
berikut:
Skor ideal = Point x Jumlah Pertanyaan x Jumlah responden
= 5 x 16 x 25 = 2000
= 1693/2000 x 100% = 84,65 (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil kecenderungan
skor jawaban untuk pertanyaan variabel lingkungan pengendalian
dikategorikan sangat memadai atau sangat baik (84,65%). Hal ini
terbukti dari pernyataan responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 38,69%, setuju sebesar 55,05%, netral sebesar 6,24%, tidak
setuju sebesar 0,24%, dan sangat tidak setuju adalah 0%.
b. Deskripsi Variabel Partisipasi Anggaran
Variabel Partisipasi anggaran diukur berdasarkan tiga indikator dengan
masing-masing dua pertanyaan pada setiap indikator. Adapun
distribusi frekuensi jawaban untuk variabel partisipasi anggaran dan
persentase kecenderungan skor jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jawaban untuk Partisipasi Anggaran
Tanggapan Responden Persentase
No. Frekuensi Total
Tanggapan Poin (%)
1 Sangat Setuju 5 47 235 38,52
2 Setuju 4 74 296 48,52
3 Netral 3 21 63 10,33
4 Tidak Setuju 2 8 16 2,62
Sangat Tidak
5 1 0 0 0
Setuju
Jumlah 150 610 100
Sumber: data primer yang telah diolah ,2014
Persentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai
berikut:
Skor ideal = Point x Jumlah Pertanyaan x Jumlah responden
= 5 x 6 x 25 = 750
= 610/750 x 100% = 81,33 (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil kecenderungan
skor jawaban untuk pertanyaan variabel Partisipasi Anggaran
dikategorikan sangat memadai atau sangat baik (81,33%). Hal ini
terbukti dari pernyataan responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 38,52%, setuju sebesar 48,52%, netral sebesar 10,33%, tidak
setuju sebesar 2,62%, dan sangat tidak setuju adalah 0%.
c. Deskripsi Variabel Kinerja Manjerial
Variabel Kinerja Manajerial diukur berdasarkan lima indikator dengan
masing-masing dua pertanyaan pada setiap indikator. Adapun
distribusi frekuensi jawaban untuk variabel kinerja manajerial dan
9
persentase kecenderungan skor jawaban adalah sebagai berikut:

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Tabel 3
Distribusi Frekuensi Jawaban untuk Kinerja Manajerial
Tanggapan Responden Persentase
No. Frekuensi Total
Tanggapan Poin (%)
1 Sangat Setuju 5 66 330 31,49
2 Setuju 4 166 664 63,36
3 Netral 3 18 54 5,15
4 Tidak Setuju 2 0 0 0
Sangat Tidak
5 Setuju 1 0 0 0
Jumlah 250 1048 100.00
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2014
Persentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah
sebagai berikut:
Skor ideal = Point x Jumlah Pertanyaan x Jumlah responden
= 5 x 10 x 25 = 1250
= 1048/1250 x 100% = 83,84 (Sangat memadai / Sangat Baik)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil kecenderungan
skor jawaban untuk pertanyaan variabel Partisipasi Anggaran
dikategorikan sangat memadai atau sangat baik (83,84%). Hal ini
terbukti dari pernyataan responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 31,49%, setuju sebesar 63,36%, netral sebesar 5,15%, tidak
setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju adalah 0%.
d. Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil Estimasi Linear Berganda Pengaruh Lingkungan
Pengendalian dan Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial.

Standar
dized Collinearity
Correlations
Coeffici Statistic
Model T Sig
ents
Zero- Tolera
Beta Partial Part VIF
Order nce
(Constant) 0,160 0,000 1000
Lingkungan
Pengendalian 0,905 6.328 0,000 0,888 0,803 0,620 0,46 2.135
(X1)
Partisipasi
-0.024 -0.166 .869 0,.636 -.035 -.016 .468 2.135
Anggaran (X2)
R2 0,789
Fhitung 41.134
Ftabel 3,050
Ttabel 2,069 10
D-W 2.372
(Sumber : Data Primer diolah, 2014)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Dari hasil perhitungan statistik di atas, bila dimasukan dalam rumus
regresi berganda akan terbentuk persamaaan di bawah ini :
Y = 0,160 + 0,905X1 + (- 0,024)X2
Berdasarkan Estimasi Regresi Linear Berganda diatas dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Koefisien regresi untuk variabel lingkunagn pengendalian adalah
0,905 kali, dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara lingkunagn pengendalian terhadap kinerja manajerial.
Sehingga dapat diartikan bahwa apabila variabel lingkunagn
pengendalian terjadi kenaikan 1 kali dan variabel bebas kinerja
pegawai diasumsikan konstan atau sama dengan nol, maka variabel
terikat kinerja manajerial daerah akan mengalami kenaikan sebesar
0,905 kali.
2. Koefisien regresi untuk variabel partisipasi anggaran adalah -0,024
kali, dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Sehingga dapat
diartikan bahwa apabila variabel partisipasi anggaran terjadi
kenaikan 1 kali dan variabel bebas partisipasi anggaran diasumsikan
konstan atau sama dengan nol, maka variabel terikat kinerja
manajerial akan mengalami kenaikan sebesar -0,024 kali.
e. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk membuktikkan apakah variabel lingkungan pengendalian
dan partisipasi anggaaran secara parsial dan simultan mempunyai
pengaruh terhadap kinerja manajerial, maka digunakan uji t dan uji f
sebagai berikut :
a) Uji Parsial (Uji-t)
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan
membandingkan nilai t-sig dengan α = 0,05. Apabila nilai Thitung > Ttabel
atau t-sig < dari α = 0,05, maka terima H1 atau tolak H0. Sebalikanya,
apabila Thitung < Ttabel atau t-sig > dari α = 0,05 maka tolak H1 atau
terima H0.
1. Lingkungan Pengendalian (X1)
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dirumuskan
hipotesis statistiknya, yaitu:
H0 :bi = 0
H1 :bi ≠ 0
(bi = environment control)
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh Thitung > Ttabel untuk
lingkungan pengendalian yaitu 6,328 > 2,069 atau dengan tingkat
signifikan t sebesar 0,000 < pada α = 0,05, maka tolak H0 atau
terima H1, yang berarti bahwa lingkungan pengendalian secara
terpisah berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
2. Partisipasi Anggaran (X2)
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dirumuskan
hipotesis statistiknya, yaitu: 11
H0 :bi = 0
H2 :bi ≠ 0
(bi = partisipasi anggaran)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Berdasarkan tabel diatas diperoleh Thitung < Ttabel yaitu
-0,166<2,069 atau dengan tingkat signifikan t sebesar 0,869 >
pada α = 0,05, maka tolak H2 terima H0, yang berarti bahwa
partisipasi anggaran secara terpisah tidak berpengaruh terhadap
kinerja manajerial.
b) Uji Simultan (Uji-f)
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu kita merumuskan
hipotesis statistiknya yaitu :
H0 : b1, b2 = 0
H3 : b1, b2 ≠ 0
Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung > Ftabel atau f-sig < dari α = 0,05, maka
terima H3 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila Fhitung < Ftabel atau f-sig >
dari α = 0,05, maka tolak H3 atau terima H0.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu
41,134>3,050 atau dengan tingkat signifikan f sebesar 0,000 < pada α
= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara
bersama-sama (simultaneously) baik itu lingkungan pengendalian dan
partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial.

2. Pembahasan
a. Pengaruh Lingkungan Pengendalian terhadap Kinerja Manajerial
Lingkungan Pengendalian pada penelitian ini adalah mengacu pada
faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan
mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dibahas sebelumnya
mengenai pengaruh lingkungan pengendalian dan partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial, peneliti menemukan adanya pengaruh positif
dan signifikan antara lingkungan pengendalian terhadap kinerja
manajerial. Dalam hal ini dikatakan berpengaruh positif bahwa jika
pelaksanaan lingkungan pengendalian atau lingkungan pengendalian
dilakukan dengan lebih baik maka kinerja manajerial yang dilakukan oleh
dinas pendapatan provinsi sultra akan berjalan secara efektif.
Hasil penelitian tersebut di dukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jalaluddin (2010) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara environment control terhadap kinerja dan memperkuat teori
soeseono (2009) yang menyatakan dengan adanya pengedalian intern
maka seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lain terhadap organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisiensi untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
tata kepemerintahan yang baik.
Pengaruh positif dan signifikan yang peneliti temukan dalam hasil 12
analisis ini disebabkan oleh pihak manajerial pada Dinas Pendapatan
Provinsi Sulawaesi Tenggaran sudah melaksanakan faktor-faktor yang
meliputi integritas, nilai-nilai etika serta filosofi dan gaya operasi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


manajemen. Juga meliputi cara manajemen memberikan wewenang
dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan karyawannya,
serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh pihak manajerial
sehingga menyebabkan lingkungan pengendalian secara langsung
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

b. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial


Partisipasi anggaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
proses partisipasi individu akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan
atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka
terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada
penentuan tujuan tersebut.Dari hasil analisis penelitian yang telah dibahas
sebelumnya mengenai Pengaruh Pengaruh Lingkungan Pengendalian dan
Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial, dalam hal ini peneliti
menemukan bahwa Partisipasi Anggaran tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya tingkat partisipasi dalam penganggaran yang dilakukan oleh
pihak manajerial pada Dinas Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Munawar (2013) yang
mengemukakan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh
terhadap perilaku, sikap dan kinerja. Selanjutnya penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Silmilian (2008) dan Brownell
(1982) yang menjelaskan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja manajeria serta menolak teori dari
Bastian dan Supriyanto (2002) yang menyatakan Partisipasi manajemen
puncak diperlukan agar sistem anggaran dapat secara efektif memotivasi
para pelaksana, selain itu manajemen puncak harus berpartisipasi dalam
meninjau dan mengesahkan anggaran, jadi tidak hanya sekedar
memberikan stempel pengesahan. Manajemen puncak juga harus
mengikuti hasil-hasil pelaksanaan anggaran sehingga memperoleh
umpan balik yang efektif dalam memotivasi para pelaksana.
Dalam hal ini jika partisipasi anggaran dapat tingkatkan dengan baik
maka akan berdampak terhadap kinerja manajerial. Sedangkan yang
peneliti temukan ialah tidak adanya pengaruh positif dan signifikan antara
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Tidak terjadinya Pengaruh positif dan signifikan tersebut dikarenakan
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
di mana para individual terlibat dan mempunyai pengaruh dalam
pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap para individu tersebut. Tetapi pihak manajerial Dinas
Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara walaupun ikut serta dalam
proses penyusunan anggaran tetapi pada peroses pengambilan
keputusan pimpinan tertinggi yang melaksanakan keputusan
peganggaran sehingga tidak melibatkan seluruh manajerial yang
menyebabkan tidak adanya pengaruh terhadap kinerja manajerial karena 13
dikatakan ada pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial
apabila seluruh pihak manajerial ikut dalam peroses penyusunan sampai
pada tahap keputusan. Peneliti juga menemukan fenomena masih

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


kurangnya tingkat partisipasi yang menyebabkan realisasi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) belum terealisasi sepenuhnya sehingga berdampak kepada
kinerja manajerial.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut: (1) Lingkungan
pengendalian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Manajerial; (2) Partisipasi Anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap
Kinerja; (3) Lingkungan pengendalian dan Partisipasi Anggaran secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial.
Berdasarkan pada kesimpulan penelitian ini, dapat dikemukakan
saran-saran yang menjadi rekomendasi penelitian ini sebagai berikut: (1)
Bagi para pegawai yang bekerja di Dinas Pendapatan Provinsi Sulawesi
Tenggaran khususnya yang terlibat secara langsung atau tidak langsung
didalam penyusunan Anggaran diharapkan dapat meningkatkan
pengalaman dan profesionalismenya pada bidangnya masing-masing
dan dedikasi terhadap profesi untuk mempertahankan serta lebih
meningkatkan kinerja, serta bagi Manajerial yang belum
melaksanakan Partisipasi anggaran serta Lingkungan pengendalian
secara baik diharapkan dapat melaksanakannya karena partisipasi
anggaran dan Lingkungan pengendalian yang dilaksanakan secara baik
dapat meningkatkan kinerja; (2) Agar penelitian selanjutnya dapat
dikatakan lebih sempurna maka peneliti dapat menambahkan semua
unsur sistem pengendalian internal yaitu penilaian resiko,
pengendalian aktivitas, informasi dan komunikasi serta monitoring
sebagai variabel independent maupun variabel interaksi; (3)Pada studi
mendatang hendaknya menambah jumlah sampel serta memperluas
populasi penelitian, tidak hanya dari satu instansi pemerintah saja.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Aimee.F dan Carrol, (2004) Aligning Priorities in Local Budgeting
Procesess. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial
Management. Boca Raton Summer 2004 Vol. 16, Iss2; pg 210, 18
pgs.s
Bastian,Indra dan Soepriyanto Gatot, (2002) Sistem Informasi
Akuntansi Sektor Publik Konsep Untuk Pemerintah daerah,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Bodnar, George H, and William S.Hopwood. (2006:133). Sistem Informasi
Akuntansi, Buku I. Jakarta: Penerbit salemba empat.
Bronell, P. and McInnes, M. 1986. “Budgetary Participation,
motivation, and manajerial performance”. The Accounting Review,
Vol. 61, No.4
COSO, 1994, Internal Control Integrated Framework, New York : AIGPA’s 14
Publication Division
Indra, Bastian, 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar,
Erlangga, Jakarta.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI


Jallaludin dan ibad khairul, 2010. Pengaruh Environent Control terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja pemerintah.
Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol.3. No.1. Tahun 2010 Hal.
84-99
Mardiasmo, (2002) Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yokyakarta
Moh.Nazir (1999) Metode Penelitian. Cetakan ketiga, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Mulyadi. (2002) Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 60 tahun 2008 Tentang
Sistem pengendalian intern pemerintah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun
2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Riyadi, Slamet. (2002). Motivasi dan Lelimpahan Wewenang Sebagai
Variabel Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2 : 134-150
Suliyanto (2006) , Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi,Yogyakarta
Supriyono, R.A. 2004. “Pengaruh Variabel intervening Kecukupan
Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajer di Indonesia”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.19, No. 3
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV. Bandung.
Sutisno. (2008) SPIP : Bersama Kita Menyongsong Masa Depan BPKP
Yang Lebih Cerah. Paraikatte (Bulettin Perwakilan BPKP Provinsi
Sulsel). Makassar.

15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ; UHO | JURNAL AKUNTANSI

You might also like