Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (Presentasi Bokong). Angka kejadian : ± 3 % dari seluruh angka kelahiran.
Dari semua letak-letak ini yang paling sering dijumpai adalah letak bokong
murni. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi
pada kehanilan muda dibandingkan dengan kehamilan a`terme dan lebih banyak pada
multigravida dibandingkan dengan primigarvida.
Salah satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut adalah dengan tindakan
operatif yaitu persalinan dengan cara tindakan seksio sesarea. Dimana apabila cara-
cara lain dianggap tidak berhasil atau syarat-syarat untuk dilakukanya tindakan tidak
terpenuhi atau kondisi ibu memerlukan tindakan yang segera yang apabila tidak
segera dilakukan akan berakibat fatal.
Seksio sesarea adalah persalinan dengan suatu tindakan operasi/pembedahan
untuk mengeluarkan janin dari rongga uterus dengan cara mengiris dinding perut dan
dinding uterus dengan syarat rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500
gram.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah ( Presentasi Bokong).
B. Etiologi
D. Komplikasi
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara
keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data,
pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes
RI, 1991 ).
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-
data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan
Seksio Sesarea sebagai berikut :
Usia :
2. Keluhan Utama
a. Adanya kelainan letak janin yang bisa diketahui dari pemeriksaan
3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
b. Hamil dan Persalinan
1) Kehamilan pertama kali atau sering.
2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien
dan keluarga .
4. Data Psikologi.
Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan
psikologi klien.
5. Status Respiratori
Respirasi bisa meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat
terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau
akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada
saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksanakan segera pada klien yang
memakai anaestesi general.
6. Tingkat Kesadaran
7. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang
hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat
operasi, muntah akibat anestesi.
8. Status Gastrointestinal
B. Diagnose Keperawatan
C. Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi
dan rasional tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).
E. Evaluasi.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi itu
sendiri adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan menilai keberhasilan dari rencana keperawatan atau asuhan
keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )
Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan Post Seksio Sesarea adalah
sebagai berikut :
I. Definisi
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari
uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Ute
Fibroid.
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tah
Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri
% )dan pada korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myo
uteri terjadi sebelum menarche.
II. Etiologi
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab y
pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikata
bahwa
Myoma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur y
terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang te
menerus oleh hormon estrogen.
IV. Komplikasi
1. Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa
tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi
besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause
2. Torsi (putaran tangkai )
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum
mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak,
tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan
nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari
abdomenakut.
3. Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tum
kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan
i..
Laporan Pendahuluan
I. Definisi
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine
Fibroid.
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun.
Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2
% )dan pada korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myoma
uteri terjadi sebelum menarche.
II. Etiologi
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang
pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan
bahwa
Myoma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang
terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus
menerus oleh hormon estrogen.
IV. Komplikasi
1. Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa
tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi
besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause
2. Torsi (putaran tangkai )
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum
mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak,
tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan
nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari
abdomenakut.
3. Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor,
kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan