You are on page 1of 134

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DEXLITE

TERHADAP PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG


MOTOR DIESEL

TUGAS SARJANA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh
Advento Abdiel
13112120

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
Lembaran Pengesahan

Tugas Sarjana

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DEXLITE


TERHADAP PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG
MOTOR DIESEL

Oleh
Advento Abdiel
13112120

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung

Disetujui pada Tanggal: Juni 2016

Pembimbing Utama

Dr.-Ing. Tri Yuswidjajanto Zaenuri


NIP 19611106 198803 1001
Tugas Sarjana

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Dexlite


Advento
Judul Terhadap Prestasi dan Emisi Gas Buang Motor
Abdiel
Diesel

Program Studi Teknik Mesin 13112120

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara


Institut Teknologi Bandung

Abstrak
Regulasi emisi gas buang kendaraan bermotor semakin ketat seiring
dengan meningkatnya tuntutan terhadap kelestarian lingkungan. Untuk
menjawab kebutuhan tersebut, produsen kendaraan bermotor mengembangkan
teknologi produknya sehingga dapat menghasilkan emisi gas buang yang
minimal. Teknologi yang sesuai dengan regulasi emisi gas buang membutuhkan
bahan bakar dengan kualitas yang baik. Di Indonesia, PT Pertamina (Persero)
mengeluarkan bahan bakar Dexlite sebagai alternatif bahan bakar diesel yang
menjawab kebutuhan terhadap penurunan emisi tersebut. Akan tetapi, belum
ada penelitian lebih mendalam tentang bahan bakar tersebut.
Dalam penelitian ini, dibahas tentang pengaruh bahan bakar Dexlite
terhadap prestasi dan emisi gas buang motor diesel. Pengaruh penggunaan
bahan bakar Dexlite dibandingkan dengan Biosolar dan Pertamina Dex. Prestasi
yang ditinjau meliputi konsumsi bahan bakar, akselerasi, kecepatan maksimal,
daya, torsi, dan kerusakan mesin. Adapun metode yang dilakukan dalam
penelitian ini antara lain road test, dynotest, analisis pelumas bekas, dan uji
emisi.
Penggunaan bahan bakar Dexlite memberikan dampak yang nyata
terhadap peningkatan prestasi motor diesel dibandingkan dengan Biosolar dan
Pertamina Dex. Adapun Emisi yang dihasilkan pada penggunaan Dexlite
berada diantara Biosolar dan Pertamina Dex. Secara garis besar, Dexlite layak
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mengurangi emisi gas buang
dan meningkatkan prestasi motor diesel.

Kata kunci: Dexlite, emisi, prestasi, motor diesel, kualitas bahan bakar.
Final Project

The Influences of Dexlite Fuel on Performance Advento


Title
and Exhaust Gas Emission of Diesel Engine Abdiel

Major Mechanical Engineering 13112120

Faculty of Mechanical and Aerospace Engineering


Institut Teknologi Bandung

Abstract
Regulation of vehicle exhaust gas emission is being stricter due to the
increasing needs of preserving the environment. As the solution, the engine
producers developed their technology to minimize the exhaust gas emission.
These developed technologies need better quality fuel. In Indonesia, PT
Pertamina (Persero) launched Dexlite as one of the solution of alternative low
emission fuel. However, the further research of this diesel fuel had not been
done before.
This research examined the influences of Dexlite fuel on performance
and exhaust gas emission of diesel engine. The influences of Dexlite fuel were
compared to Biosolar and Pertamina Dex. Reviewed parameters of performance
were fuel consumption, acceleration, top speed, power, torque, and engine
failure. Some of the methods in this research were road test, dynotest, used oil
analysis, and emission test.
Dexlite increased diesel engine performance more effectively than
Biosolar and Pertamina Dex. The exhaust gas emissions produced by Dexlite
were in between Biosolar and Pertamina Dex. Therefore, Dexlite is worth to be
one of the alternative fuel to decrease the exhaust gas emission and to increase
the performance of diesel engine.

Keywords: Dexlite, emission, performance, diesel engine, fuel quality.


HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
melalui perantaraan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, atas penyertaan-Nya
yang nyata bagi penulis selama menempuh pendidikan di Institut Teknologi
Bandung. Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk:
1. Renoud Chornelis Nababan (alm), Nuraini Sinaga (almh), Bosthon
Nababan (alm), dan Irenewati Siregar, selaku orangtua penulis yang
menyokong, melahirkan, mendidik, dan merawat penulis. Terima kasih
atas pengorbanan kalian dalam menghantarkan penulis menuju satu fase
yang disebut dewasa.
2. Jhon Nababan, David Nababan, Juli Nababan, Reyni Nababan, Putri
Nababan, Indah Nababan, selaku saudara-saudari penulis yang
memberikan bantuan moral dan materi dalam menyelesaikan pendidikan.
3. Laskar 79B (Berkarya) selaku teman hidup selama empat tahun.
Terimakasih atas kisah kasih yang kita jalin di kosan si Mbak dan si Mas
selama beberapa tahun terakhir.
4. Lae-lae Mbatak selaku pejuang perantau sejati. Terimakasih atas
semangat-semangat yang ditelurkan melalui perjuangan-perjuangan kita di
kampus ini.
5. Widya Sirait selaku partner penulis. Terimakasih atas perhatian dan
dinamika yang telah diberikan selama ini.

“…Molo sinuan hassang, hassang do na tubu

Molo sinuan gadong, gadong do na tubu

Molo sinuan na denggan, sai na denggan do na ro

Molo sinuan na roa, sai na roa do na ro…”

Dos Do Nakkokna – Lans Hutabarat

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana berjudul “Pegaruh Penggunaan
Bahan Bakar Dexlite Terhadap Prestasi dan Emisi Gas Buang Motor Diesel”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
banyak membantu dalam proses pembuatan tugas sarjana ini, diantaranya:

1. Dr.-Ing. Tri Yuswidjajanto Zaenuri selaku pembimbing yang memberikan


arahan, didikan, dan pembelajaran yang berharga bagi penulis selama
pembuatan tugas sarjana ini.
2. Para staf di Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi atas bantuan-
bantuan yang telah diberikan dalam pembuatan tugas sarjana ini.
3. Teman-teman Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan tugas sarjana ini
4. Bang Roland, Bang Rafil, Heza, Agil, Monte, Mega, Arsyad, Aji, Almas,
Amin, Bakoy, Rafif, dan Kemal yang telah membantu penulis secara
langsung dalam pembuatan tugas sarjana ini.
5. Teman-teman UKSU-ITB dan HMM ITB khususnya angkatan 2012.
6. Seluruh pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas sarjana ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada penelitian berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bandung, Juni 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup Masalah .......................................................................... 3

1.5 Metodologi ............................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6

BAB II TEORI DASAR ......................................................................................... 7

2.1 Regulasi Emisi di Indonesia ..................................................................... 7

2.2 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel ............................................................... 8

2.2.1 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel Berdasarkan Worldwide Fuel


Charter .............................................................................................. 8

2.2.2 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel di Indonesia ................................... 9

2.2.3 Perbandingan Spesifikasi WFC kategori 2 dan Dirjen Migas .......... 9

2.3 Sifat-Sifat Bahan Bakar Diesel............................................................... 11

2.3.1 Setana .............................................................................................. 12

2.3.2 Densitas dan Viskositas .................................................................. 12

2.3.3 Sulfur............................................................................................... 13

iii
2.3.4 Abu (ash) ......................................................................................... 13

2.3.5 Senyawa Aromatik .......................................................................... 13

2.3.6 Karakteristik Distilasi ..................................................................... 14

2.3.7 Cold Flow........................................................................................ 14

2.3.8 Busa (Foam).................................................................................... 14

2.3.9 Biofuel ............................................................................................. 14

2.3.10 Kebersihan Injektor ......................................................................... 15

2.3.11 Kemampuan Pelumasan .................................................................. 15

2.3.12 Kontaminasi Partikulat.................................................................... 16

2.3.13 Kontaminan ..................................................................................... 16

2.4 Motor Diesel ........................................................................................... 17

2.4.1 Siklus Motor Diesel ........................................................................ 17

2.4.2 Perkembangan Teknologi Motor Diesel ......................................... 18

2.4.2.1 Indirect Injection ..................................................................... 18

2.4.2.2 Direct Injection ........................................................................ 19

2.4.2.3 Supercharger dan Turbocharger ............................................. 19

2.4.2.4 Exhaust Gas Recirculation (EGR) .......................................... 20

2.4.2.5 Commonrail ............................................................................. 20

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel ....................................... 20

2.5 Parameter Prestasi Motor Diesel ............................................................ 21

2.5.1 Konsumsi Bahan Bakar ................................................................... 21

2.5.2 Akselerasi ........................................................................................ 21

2.5.3 Kelajuan Maksimum (Top Speed)................................................... 22

2.5.4 Daya ................................................................................................ 22

2.5.5 Torsi ................................................................................................ 22

iv
2.5.6 Deposit pada Injektor ...................................................................... 22

2.5.7 Kerusakan Mesin ............................................................................ 23

2.6 Emisi Gas Buang .................................................................................... 23

2.6.1 Hidrokarbon (HC) ........................................................................... 23

2.6.2 Karbon Monoksida (CO) ................................................................ 24

2.6.3 Oksida Nitrogen (NOx) ................................................................... 24

2.6.4 Partikulat ......................................................................................... 24

BAB III PERALATAN DAN PENGUJIAN ........................................................ 25

3.1 Pengujian Sifat Fisika-Kimia Dexlite .................................................... 25

3.2 Pengujian Prestasi Motor Diesel ............................................................ 25

3.2.1 Konsumsi Bahan Bakar, Akselerasi, dan Top Speed ...................... 26

3.2.2 Daya dan Torsi ................................................................................ 27

3.2.3 Deposit pada Injektor dan Kerusakan Mesin .................................. 28

3.3 Pengujian Emisi Gas Buang ................................................................... 29

3.4 Spesifikasi Kendaraan Uji ...................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ....................................................................... 33

4.1 Hasil dan Analisis Sifat Fisika-Kimia Dexlite ....................................... 33

4.2 Hasil dan Analisis Pengujian Prestasi Motor Diesel .............................. 35

4.2.1 Konsumsi Bahan Bakar, Akselerasi, dan Top Speed ...................... 35

4.2.1.1 Validasi Pengujian ................................................................... 35

4.2.1.2 Konsumsi Bahan Bakar ........................................................... 36

4.2.1.3 Akselerasi ................................................................................ 37

4.2.1.4 Top Speed................................................................................. 38

4.2.1.5 Kebisingan dan Temperatur Gas Buang .................................. 38

4.2.2 Daya dan Torsi ................................................................................ 40

v
4.2.2.1 Daya ......................................................................................... 40

4.2.2.2 Torsi ......................................................................................... 41

4.2.3 Deposit pada Injektor dan Kerusakan Mesin .................................. 41

4.2.3.1 Validasi Hasil Pengujian.......................................................... 42

4.2.3.2 Deposit pada Injektor ............................................................... 43

4.2.3.3 Kerusakan Mesin ..................................................................... 44

4.2.3.4 Konsumsi Bahan Bakar, Kebisingan, dan Temperatur


Gas Buang ................................................................................ 47

4.3 Hasil dan Analisis Pengujian Emisi Gas Buang ..................................... 49

4.4 Analisis Ekonomi ................................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 54

5.1 Kesimpulan............................................................................................. 54

5.2 Saran ....................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

LAMPIRAN A HASIL PENGUJIAN SIFAT FISIKA-KIMIA .......................... 58

LAMPIRAN B HASIL ROAD TEST 200 KM .................................................... 60

LAMPIRAN C HASIL ROAD TEST 10.000 KM ............................................... 64

LAMPIRAN D HASIL ANALISIS PELUMAS BEKAS ................................. 111

LAMPIRAN E HASIL UJI EMISI GAS BUANG ............................................ 115

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram alir penelitian ..................................................................... 5


Gambar 2.1 Siklus motor bakar torak empat langkah ........................................ 18
Gambar 3.1 Rute road test untuk pengujian konsumsi bahan bakar, akselerasi,
dan Top Speed ................................................................................ 26
Gambar 3.2 Rute road test untuk pengujian deposit pada injektor dan
kerusakan mesin ............................................................................. 29
Gambar 3.3 Pengujian Emisi di atas chassis dynamometer ............................... 30
Gambar 3.4 Toyota Fortuner 2.5 G A/T 4x2 ..................................................... 32
Gambar 4.1 Perbandingan kecepatan rata-rata kendaraan uji pada road test
200 km ........................................................................................... 35
Gambar 4.2 Perbandingan konsumsi bahan bakar masing-masing sampel uji .. 36
Gambar 4.3 Perbandingan akselerasi masing-masing sampel uji ...................... 37
Gambar 4.4 Perbandingan top speed masing-masing sampel uji ...................... 38
Gambar 4.5 Perbandingan kebisingan mesin masing-masing sampel uji .......... 39
Gambar 4.6 Perbandingan temperatur gas buang masing-masing sampel uji ... 39
Gambar 4.7 Perbandingan daya yang dihasilkan terhadap putaran mesin ......... 40
Gambar 4.8 Perbandingan torsi yang dihasilkan terhadap putaran mesin ......... 41
Gambar 4.9 Perbandingan kecepatan rata-rata kendaraan uji road test
10.000 km ...................................................................................... 42
Gambar 4.10 Perbandingan kecepatan jelajah kendaraan uji road test
10.000 km ...................................................................................... 42
Gambar 4.11 Perbandingan kecepatan putar mesin pada road test 10.000 km ... 42
Gambar 4.12 Perbandingan penurunan aliran injeksi bahan bakar ...................... 43
Gambar 4.13 Perbandingan viskositas pelumas bekas ........................................ 44
Gambar 4.14 Perbandingan TBN pelumas bekas ................................................ 45
Gambar 4.15 Perbandingan kandungan wear metal pelumas bekas .................... 46
Gambar 4.16 Perbandingan kandungan kontaminan pelumas bekas – FTIR
analysis .......................................................................................... 46
Gambar 4.17 Perbandingan konsumsi bahan bakar road test 10.000 km ............ 47

vii
Gambar 4.18 Perbandingan temperatur gas buang .............................................. 48
Gambar 4.19 Perbandingan tingkat kebisingan ................................................... 48
Gambar 4.20 Perbandingan emisi gas buang CO ................................................ 49
Gambar 4.21 Perbandingan emisi gas buang HC dan NOx ................................. 50
Gambar 4.22 Perbandingan emisi gas buang Partikulat ...................................... 50

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ambang batas emisi gas buang kendaraan uji kategori M1
kelas III[3] ............................................................................................... 7
Tabel 2.2 Perbandingan antara spesifikasi bahan bakar diesel menurut WFC
kategori 2 dan Dirjen Migas ................................................................... 9
Tabel 3.1 Spesifikasi Toyota Fortuner 2.5G A/T 4x2 .......................................... 30
Tabel 4.1 Perbandingan sifat fisika-kimia Dexlite dibandingkan terhadap
spesifikasi bahan bakar solar menurut SK Dirjen Migas untuk
solar 48 (Biosolar) dan 51(Pertamina Dex) .......................................... 33
Tabel 4.2 Analisis ekonomi berdasarkan hasil road test 200 km ......................... 52
Tabel 4.3 Analisis ekonomi berdasarkan hasil road test 10.000 km .................... 52

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor semakin
dibatasi. Pembatasan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
pencemaran lingkungan. Polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas buang
kendaraan bermotor berpengaruh terhadap kesehatan dan keberlangsungan
kehidupan mahluk hidup. Polusi udara yang dihasilkan tersebut dapat
menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, asma, dan
kanker paru-paru bagi manusia. Selain itu emisi gas buang seperti SOx dan NOx
dapat menyebabkan terbentuknya senyawa asam yang dapat merusak klorofil
pada tumbuh-tumbuhan.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, para produsen mesin mengembangkan
teknologi-teknologi mesin kendaraannya. Pengembangan teknologi yang
dilakukan menitikberatkan pada proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar
dan perlakuan terhadap gas buang hasil pembakaran sebelum mencapai
lingkungan luar. Teknologi-teknologi yang dikembangkan untuk menghasilkan
pembakaran yang lebih sempurna antara lain adalah teknologi direct injection,
exhaust gas recirculation (EGR), turbo charger, common rail (CRDI) dan lain-
lain. Untuk meminimalkan emisi gas buang yang dihasilkan dikembangkan
teknologi after-treatment seperti catalytic converter.
Perkembangan teknologi mesin ternyata harus diimbangi dengan
peningkatan spesifikasi bahan bakar yang ada. Untuk memenuhi spesifikasi bahan
bakar yang dibutuhkan, para produsen mesin berkumpul untuk mengkaji batasan-
batasan yang harus dipenuhi bahan bakar untuk teknologi terbaru. Untuk itu
diperlukan harmonisasi spesifikasi bahan bakar yang sesuai dengan tuntutan
batasan emisi gas buang masing-masing negara di dunia. Kesepakatan terhadap
batasan-batasan spesifikasi bahan bakar tersebut tertuang di dalam worldwide fuel
charter[1].

1
Negara Indonesia mengarah kepada standar emisi gas buang EURO 2. Hal
ini dapat dilihat pada batasan emisi gas buang kendaraan bermotor yang
diputuskan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Untuk dapat memenuhi standar emisi
EURO 2 maka spesifikasi bahan bakar kendaraan bermotor juga harus memenuhi
standar tertentu. Spesifikasi bahan bakar yang ada di Indonesia diatur berdasarkan
keputusan Dirjen Migas. Berdasarkan keputusan Dirjen Migas batas minimum
bilangan setana untuk bahan bakar diesel adalah 48[2]. Hal ini tidak sesuai dengan
batasan emisi EURO 2 yang mensyaratkan bilangan setana minimum 51. Padahal
bahan bakar yang beredar di Indonesia memiliki bilangan setana minimum 48.
Dengan demikian dibutuhkan bahan bakar alternatif yang memiliki bilangan
setana diatas 51 sehingga dapat memenuhi standar EURO 2.
Untuk menjawab batasan-batasan yang ada, PT Pertamina (Persero)
mengeluarkan bahan bakar Dexlite. Bahan bakar tersebut merupakan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor diesel yang memiliki bilangan setana minimum 51.
Secara umum bahan bakar tersebut memiliki sifat-sifat yang berada diantara
bahan bakar Pertamina Dex (bilangan setana 53) dan Biosolar (bilangan setana
48) karena Dexlite merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari pencampuran
kedua bahan bakar tersebut dengan fatty acid methyl ester (FAME). Karena
merupakan bahan bakar yang baru, maka perlu diakukan evaluasi terhadap
prestasi dan emisi gas buang yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar
tersebut. Melalui penelitian ini, diharapkan bahan bakar tersebut memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan oleh Dirjen Migas dan memberikan hasil pengujian
berupa prestasi dan emisi gas buang yang memuaskan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Perbandingan prestasi motor diesel yang dihasilkan oleh penggunaan
bahan bakar Dexlite terhadap Biosolar dan Pertamina Dex.
2. Perbandingan emisi gas buang motor diesel yang dihasilkan oleh
penggunaan bahan bakar Dexlite terhadap Biosolar dan Pertamina Dex.

2
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, tujuan dari penelitian ini
adalah
1. Membandingkan prestasi motor diesel yang dihasilkan oleh bahan bakar
Dexlite terhadap Biosolar dan Pertamina Dex.
2. Membandingkan emisi gas buang motor diesel yang dihasilkan oleh bahan
bakar Dexlite terhadap Biosolar dan Pertamina Dex.

1.4 Ruang Lingkup Masalah


Dalam melakukan penelitian ini, yang menjadi ruang lingkup penelitian
adalah sebagai berikut:
 Penelitian difokuskan kepada pengujian spesifikasi bahan bakar Dexlite
dan pengaruh prestasi dan emisi gas buang motor diesel terhadap bahan
bakar yang diuji.
 Sifat fisika-kimia bahan bakar Dexlite dilihat kesesuaiannya dengan
Standar dan Mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar 48 Nomor
28.K/10/DJM.T/2016 tanggal 24 Februari 2016[2].
 Bahan bakar yang diuji sebanyak tiga jenis, yaitu Biosolar, Dexlite, dan
Pertamina Dex dan dibandingkan terhadap masing-masing jenis bahan
bakar
 Prestasi motor diesel yang diuji berupa konsumsi bahan bakar, akselerasi,
top speed, dan kerusakan mesin dengan menggunakan used oil analysis
dan deposit pada injektor.
 Uji emisi gas buang dilakukan berdasarkan standar ECE R 83 - 04.

1.5 Metodologi
Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan serangkaian metode yang
meliputi:
 Studi pustaka yang berkaitan dengan motor diesel, bahan bakar diesel,
parameter prestasi motor diesel, dan emisi gas buang.
 Membuat formulasi bahan bakar Dexlite.

3
 Persiapan peralatan berupa kendaraan uji dan sampel uji berupa Dexlite,
Biosolar, dan Pertamina Dex.
 Memberikan sampel uji Dexlite ke Lemigas untuk diteliti kandungan
kimiawi dan sifat fisik yang dimilikinya.
 Pengujian prestasi motor diesel berupa konsumsi bahan bakar kendaraan
pada kecepatan konstan 100 km/jam sejauh 200 km, top speed, dan
akselerasi.
 Pengujian prestasi motor diesel berupa daya dan torsi yang dihasilkan
setiap kecepatan putar mesin diatas chassis dynamometer.
 Mengubah formulasi bahan bakar apabila pengujian dinamometer
memberikan hasil yang tidak sesuai.
 Pengujian prestasi motor diesel berupa injector cleanliness dan analisis
kerusakan mesin dengan metode road test sejauh 10.000 km.
 Pengujian emisi gas buang motor diesel yang dilakukan di Balai Teknologi
Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) dengan menggunakan
chassis dynamometer.

4
Mulai
A

Studi Cakupan pekerjaan penulis


pustaka
Pengujian prestasi motor diesel
dengan metode road test 10.000 km

Membuat formulasi
bahan bakar Dexlite

Pengujian emisi
gas buang
Persiapan alat dan
sampel uji

Hasil
Pengujian sifat fisika-kimia
pengujian
Dexlite

Hasil Tidak
Analisis
sesuai?

Ya

Pengujian prestasi motor diesel Spesifikasi Dexlite,


dengan metode road test 200 km parameter-parameter
prestasi masing-masing
sampel uji, emisi gas buang,
dan perbandingannya
Pengujian prestasi motor diesel
dengan chassis dynamometer

Selesai
A

Gambar 1.1 Diagram alir penelitian

5
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
ruang lingkup masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisikan teori-teori dasar objek penelitian berupa teori tentang
bahan bakar diesel, spesifikasi bahan bakar diesel, teori tentang motor diesel,
parameter prestasi motor diesel, dan teori tentang emisi gas buang.
BAB III PERALATAN DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang spesifikasi kendaraan uji beserta prosedur dari
rangkaian pengujian yang dilakukan.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang penjabaran terhadap hasil pengujian yang dilakukan
beserta dengan analisis dari data yang diperoleh.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang menjawab tujuan dari penelitian
dan saran yang diberikan oleh penulis berkaitan dengan penelitian ini.

6
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Regulasi Emisi di Indonesia


Seiring berjalannya waktu, regulasi negara-negara di dunia tentang emisi
gas buang kendaraan bermotor semakin ketat. Begitu pula Indonesia, melalui
peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Tipe Baru[3], regulasi emisi gas buang kendaraan bermotor
mulai mengarah ke standar EURO 2. Standar tersebut membatasi jumlah emisi
gas buang kendaraan bermotor yang diperbolehkan, seperti jumlah kandungan
NOx, CO, HC, dan Partikulat[3]. Untuk dapat dipasarkan di Indonesia, kendaraan
bermotor jenis baru harus lolos uji emisi gas buang dengan batasan jumlah gas
buang yang memenuhi standar EURO 2.
Tabel 2.1 Ambang batas emisi gas buang kendaraan uji kategori M1 kelas III[3]
Nilai Ambang Batas
Kategori(1) Parameter ECE R 83 – 4
Metode Uji ECE R 83 – 4
M1, tempat duduk 6-8 tidak termasuk CO 1,5 gram/km
tempat duduk pengemudi, GVW(2) > 2,5 ton
HC + NOx 1,2 (1,6)(4) gram/km
atau N1, GVW < 3,5 ton, Kelas III, RM(3) >
1700 kg. PM 0,17 (0,2)(4) gram/km

Keterangan:
1. Dalam hal jumlah penumpang dan GVW tidak sesuai dengan pengkategorian tabel diatas maka
nilai ambang batas mengacu kepada pengkategorian GVW .
2. Gross Vehicle Weight adalah jumlah berat yang diperbolehkan (JBB).
3. Reference Mass adalah berat kosong kendaraan ditambah massa 100 kg.
4. Nilai Ambang Batas dalam kurung untuk Diesel Injeksi Langsung, dan setelah 3 (tiga) tahun Nilai
Ambang Batasnya DISAMAKAN DENGAN Nilai Ambang Batas Diesel Injeksi Tidak Langsung.

Untuk dapat memenuhi regulasi tersebut, teknologi kendaraan bermotor


yang dipasarkan di Indonesia harus memenuhi spesifikasi tertentu. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas pembakaran yang terjadi di ruang bakar dan

7
pengolahan gas buang sebelum ke lingkungan luar. Pada motor diesel,
teknologi yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar tersebut antara lain
adalah common rail system, turbo charger, NOx reduction catalyst, dan oxidation
catalyst. Penggunaan teknologi-teknologi tersebut pada kendaraan bermotor diesel
mengurangi emisi gas buang secara nyata.
Selain teknologi kendaraan, kualitas bahan bakar yang digunakan juga
berpengaruh terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor. Kualitas bahan bakar
yang digunakan harus sesuai dengan teknologi kendaraan yang digunakan.
Teknologi kendaran yang semakin maju membutuhkan bahan bakar dengan
kualitas yang semakin baik. Untuk teknologi yang memenuhi standar EURO 2,
bahan bakar diesel yang digunakan memiliki bilangan minimal setana dan batasan
kandungan sulfur tertentu. Spesifikasi bahan bakar untuk standar tersebut diatur di
dalam worldwide fuel charter[1]. Sementara itu regulasi yang mengatur tentang
spesifikasi bahan bakar diesel yang ada di Indonesia diatur di dalam surat
keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas nomor 28.K/10/DJM.T/2016 pada
tanggal 24 Februari 2016[2].

2.2 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel


Berikut ini merupakan penjelasan lebih rinci terhadap masing-masing
regulasi serta perbandingan sifat-sifatnya.

2.2.1 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel Berdasarkan Worldwide Fuel Charter


Spesifikasi bahan bakar diesel yang berlaku di seluruh dunia diatur dalam
Worldwide Fuel Charter[1]. Spesifikasi bahan bakar diesel diatur berdasarkan
kebutuhan pasar terhadap kontrol emisi gas buang yang dihasilkan bahan bakar
sehingga terdapat beberapa kategori yang didasarkan pada standar-standar yang
ada seperti EURO, US, dan lain-lain. Kategori bahan bakar diesel untuk Indonesia
berdasarkan Worldwide Fuel Charter adalah kategori 2 karena sesuai untuk
standar EURO 2. Secara umum, kategori tersebut ditujukan untuk pasar dengan
kebutuhan kendali emisi atau permintaan pasar yang harus memenuhi standar US
Tier 1, EURO 2/II, EURO 3/III atau standar emisi yang ekivalen[1]. Bilangan
setana yang diperbolehkan pada kategori tersebut minimal sebesar 51.

8
2.2.2 Spesifikasi Bahan Bakar Diesel di Indonesia
Spesifikasi bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia diatur oleh
Dirjen Migas. Spesifikasi terbaru untuk bahan bakar diesel diatur berdasarkan
surat keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas nomor 28.K/10/DJM.T/2016
pada tanggal 24 Februari 2016[2]. Pada peraturan tersebut diatur standard dan
mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis solar dengan bilangan setana
minimum sebesar 48. Berdasarkan peraturan tersebut, penggunaan FAME
maksimum yang diperbolehkan sebesar 20%.

2.2.3 Perbandingan Spesifikasi WFC kategori 2 dan Dirjen Migas


Berikut ini merupakan perbandingan antara spesifikasi bahan bakar diesel
menurut worldwide fuel charter kategori 2 dan Dirjen Migas. Dari perbandingan tersebut
dapat dilihat bahwa spesifikasi bahan bakar yang diputuskan oleh Dirjen Migas masih
belum memenuhi spesifikasi yang dikeluarkan oleh worldwide fuel charter untuk standar
EURO 2.
Tabel 2.2 Perbandingan antara spesifikasi bahan bakar diesel menurut WFC
kategori 2 dan Dirjen Migas

WFC Category 2 SK Dirjen Migas


No. Properties Units
Test Limits Test Limits
Method Min. Max. Method Min. Max.
ASTM ASTM
1 Cetane number 51 48
D613 D613
ASTM ASTM
2 Cetane index 51 (48) 45
D4737 D4737
ASMT
ASTM
3 Density @ 15 0C kg/m3 840 850 D4052/ 815 870
D4052
D1298

ASTM ASTM
4 Viscosity @ 40 0C mm2/s 2.0 4.0 2.0 4.5
D445 D445
ASTM ASTM
5 Sulphur mg/kg D5453/D 300 D5453/ 3,000
2622 D4294
ICP, 1 or non-
6 Trace metal mg/kg D7111 detectabl
modified e
% ASTM
7 Total aromatics 25
m/m D5186

% ASTM
8 PAH (di+, tri+) 5
m/m D5186

9
Tabel 2.2 Perbandingan antara spesifikasi bahan bakar diesel menurut WFC
kategori 2 dan Dirjen Migas (Lanjutan)

WFC Category 2 SK Dirjen Migas


No
Properties Units
. Limits Limits
Test Test
Method Min. Max. Method Min. Max.
0C ASTM
9 T90 ASTM D86 340 370
D86
0C
10 T95 ASTM D86 355

0C
11 Final boiling point ASTM D86 365

0C ASTM
12 Flash point ASTM D93 55 52
D93

% ASTM ASTM
13 Carbon residue 0.3 0.1
m/m D4530 D189
Equal
0C ASTM ASTM
14 Cloud Point (CP) or 18
D2500 D2500
lower
than the
Low Temperatur Flow 0C ASTM lowest ASTM
15 18
Test (LTFT) D4539 expecte D97
d
Cold Filter Plugging Point ASTM ambient
0C
16 tempera
(CFPP) D6371
ture
ASTM ASTM
17 Water mg/kg 200 500
D6304 D6304
18 Oxidation stability
ASTM
Method 1 g/m3 25
D2274
Method 2a (Rancimat, EN
hours EN 15751 35 35
modified) 15751
ASTM
mg
D664 &
Method 2b (Delta TAN) KOH/ 0.12
D2274
g
(Modified)
minute
Method 2c (PetroOxy) EN 16091 65
s
NF M 07-
19 Biological growth no growth
070, IP385
ASTM
ASTM
20 FAME % v/v 5 D7806/ 20
D7371
D7371
21 Other biofuels % v/v
ASTM Non-
22 Ethanol/methanol % v/v D4815 detecta
(Modified) ble
mg
ASTM ASTM
23 Total acid number KOH/ 0.08 0.6
D664 D664
g

10
Tabel 2.2 Perbandingan antara spesifikasi bahan bakar diesel menurut WFC
kategori 2 dan Dirjen Migas (Lanjutan)

WFC Category 2 SK Dirjen Migas


No
Properties Units
. Limits Limits
Test Test
Method Min. Max. Method Min. Max.
ASTM Light
24 Ferrous corrosion
D665 rusting
ASTM Class ASTM Class
25 Copper corrosion rating
D130 1 D130 1
% ASTM ASTM
26 Ash 0.01 0.01
m/m D482 D482
% ASTM
27 Sediment 0.01
m/m D473
ASTM
D6217
FAME
see
free
Particulate contamination, test
28 (mg/l)/D 10
total metho
7321
d
with
FAME
(mg/l)
18/16/
Particulate contamination, Code ASTM 13 per
29
size distribution rating D7619 ISO
4406
Clear and
Clear
bright, no
ASTM ASTM and
30 Appearance free water
D4176 D1500 Bright
or
particulate
% air
Injector cleanliness CEC F-
31 flow 85
(method 1) 098
loss
Lubricity (HFRR wear micro ASTM ASTM
32 460 460
scar dia. @ 60 0C) n D6079 D6079
No. ASTM
33 Colour 3.0
ASTM D1500

2.3 Sifat-Sifat Bahan Bakar Diesel


Bahan bakar diesel atau lebih dikenal sebagai solar di Indonesia
merupakan bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan motor diesel.
Bahan bakar diesel pada umumnya berasal dari fraksi minyak bumi dari hasil
proses distilasi bertingkat[4]. Selain itu bahan bakar diesel dapat juga
mengandung Biodiesel yang berasal dari minyak nabati sebagai upaya
mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Berikut merupakan
penjelasan lebih lanjut tentang sifat-sifat yang berkaitan dengan bahan bakar
diesel berdasarkan worldwide fuel charter[1].

11
2.3.1 Setana
Bilangan Setana adalah ukuran tingkat kemudahan bahan bakar diesel
untuk terbakar sendiri. Bilangan setana dapat ditingkatkan dengan penambahan
aditif. Setana alami merupakan tingkat setana pada bahan bakar tanpa
penambahan aditif, sedangkan setana buatan (artificial cetane) merupakan tingkat
setana pada bahan bakar yang ditambahkan aditif. Setana alami dan setana buatan
memberikan dampak yang berbeda terhadap prestasi mesin dan terkadang hasil
yang didapatkan tidak konsisten. Istilah lain yang berkaitan dengan bilangan
setana adalah derived cetane number yang merupakan ukuran tidak langsung
perilaku pembakaran yang diformulasikan ke dalam bilangan setana dan cetane
index yang dihitung dari sifat-sifat tertentu bahan bakar (massa jenis dan
temperature distilasi).
Bilangan setana berpengaruh terhadap kemampuan penyalaan dingin,
emisi gas buang, dan tingkat kebisingan. Pada penyalaan dingin, kenaikan
bilangan setana akan mengurangi waktu engkol (waktu sebelum mesin mencapai
posisi “starter off”). Waktu engkol yang semakin kecil mengakibatkan
peningkatan kestabilan pembakaran dan berkurangnya kebisingan (noise), getaran
(vibration), dan kekasaran mesin (harshness) pada waktu penyalaan. Pada
pembebanan yang sama (khususnya pada beban yang ringan) kenaikan bilangan
setana akan mengurangi emisi gas buang NOx, HC, dan CO. Kenaikan bilangan
setana juga mengurangi tingkat kebisingan yang terjadi pada saat pembakaran
akibat berkurangnya ignition delay (selang waktu antara injeksi bahan bakar dan
pembakaran terjadi) sehingga mengurangi intensitas knocking. Kenaikan bilangan
setana memberikan dampak yang tidak konsisten terhadap konsumsi bahan bakar.

2.3.2 Densitas dan Viskositas


Densitas dan viskositas mempengaruhi daya yang dihasilkan, emisi, dan
konsumsi bahan bakar. Densitas bahan bakar mempengaruhi waktu injeksi bahan
bakar (injeksi mekanik) yang berdampak terhadap emisi gas buang yang
dihasilkan dan konsumsi bahan bakar. Penurunan densitas berdampak terhadap
kenaikan konsumsi bahan bakar dan penurunan daya yang dihasilkan. Selain itu
densitas juga mempengaruhi sistem kendali emisi seperti exhaust gas

12
recirculation (EGR) yang tidak optimal. Variasi viskositas mempengaruhi prestasi
sistem injeksi. Viskositas yang terlalu tinggi mengakibatkan distorsi pada pompa
bahan bakar, sedangkan viskositas yang terlalu rendah mengakibatkan kebocoran
melalui elemen-elemen pompa. Sehingga perlu meminimalkan nilai maksimum
dan minimum densitas dan viskositas untuk optimasi prestasi motor diesel.

2.3.3 Sulfur
Kandungan sulfur pada bahan bakar diesel secara alami berasal dari
minyak mentah yang tidak lolos dari proses pengilangan. Kandungan sulfur yang
terdapat pada bahan bakar tersebut dapat mengakibatkan korosi dan aus pada
motor sehingga mengurangi umur operasinya. Di sisi lain, sulfur juga berpengaruh
signifikan terhadap emisi gas buang (particulate matter) melalui pembentukan
sulfat pada aliran gas buang maupun di atmosfer. Tingkat kandungan sulfur juga
mempengaruhi kinerja after-treatment system sehingga meningkatkan emisi gas
buang lainnya.

2.3.4 Abu (ash)


Abu atau ash pada mesin diesel berasal dari bahan bakar dan pelumas.
Kehadiran ash dapat mengakibatkan terbentuknya arang (coking) pada injektor
nosel sehingga berdampak terhadap umur filter partikulat. Logam pembentuk ash
dapat berasal dari aditif bahan bakar, aditif pelumas, atau hasil tambahan dari
proses pengilangan.

2.3.5 Senyawa Aromatik


Senyawa aromatik merupakan molekul yang mengandung setidaknya satu
cincin benzene. Kehadiran senyawa tersebut pada bahan bakar akan berdampak
pada proses pembakaran dan pembentukan emisi partikulat dan polycyclic
aromatic hydrocarbon (PAH). Semakin tinggi kandungan senyawa aromatik akan
mengakibatkan kenaikan temperatur pembakaran sehingga meningkatkan emisi
NOx. Kenaikan kadar senyawa poliaromatik pada bahan bakar akan meningkatkan
emisi partikulat dan emisi PAH.

13
2.3.6 Karakteristik Distilasi
Kurva karakteristik distilasi menggambarkan jumlah kandungan bahan
bakar yang mendidih pada temperatur tertentu. Kurva ini dapat dibagi atas tiga
daerah, yaitu light end, daerah di sekitar titik penguapan 50%, dan heavy end.
Daerah light end mempengaruhi kemampuan penyalaan bahan bakar. Daerah di
sekitar titik penguapan 50% mempengaruhi parameter lain seperti densitas dan
viskositas. Daerah heavy end mempengaruhi tingkat emisi, semakin banyak bahan
bakar yang berada pada daerah tersebut mengakibatkan peningkatan emisi
partikulat. Penurunan nilai T95 (temperatur bahan bakar menguap 95%)
mengakibatkan penurunan emisi partikulat dan peningkatan emisi NOx.

2.3.7 Cold Flow


Karakteristik cold flow merupakan salah satu kriteria mendasar pada bahan
bakar diesel karean mempengaruhi pembentukan lilin (wax). Lilin dapat terbentuk
pada temperatur rendah akibat adanya kandungan senyawa paraffinic
hydrocarbons pada bahan bakar diesel yang mengendap. Karakteristik cold flow
dipengaruhi oleh rentang distilasi bahan bakar, kandungan senyawa hidrokarbon
pada bahan bakar (parafin, naftalena, dan aromatik), dan penggunaan aditif.

2.3.8 Busa (Foam)


Pada proses pengisian tangki bahan bakar, bahan bakar diesel memiliki
kecenderungan membentuk busa yang dapat mengakibatkan prosesnya menjadi
terhambat dan mengakibatkan bahan bakar tumpah. Untuk itu perlu ditambahkan
aditif yang mencegah terbentuknya busa. Pada penambahan aditif tersebut juga
perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tahan jangka panjang sistem
kendali emisi post-treatment.

2.3.9 Biofuel
Penggunaan biodiesel atau fatty acid methyl ester (FAME) semakin
meningkat sebagai campuran atau pengganti bahan bakar diesel untuk
memanfaatkan hasil pertanian ataupun mengurangi ketergantungan terhadap
minyak bumi. Biodiesel dapat diproduksi dari tumbuhan seperti kelapa sawit,

14
kedelai, bunga matahari dan lain-lain melalui proses esterifikasi dengan
mereaksikannya dengan alkohol sehingga bilangan setananya meningkat.
Penggunaan biodiesel dipercaya mampu meningkatkan kemampuan
pelumasan bahan bakar diesel konvensional dan mengurangi emisi partikulat.
Akan tetapi penggunaan biodiesel juga perlu dipertimbangkan karena sifat-
sifatnya yang berbeda dari bahan bakar diesel konvensional seperti sifatnya
kurang stabil sehingga perlu pencegahan masalah yang terjadi akibat kehadiran
produk hasil pembakaran pada bahan bakar dan sifat higroskopis sehingga perlu
pencegahan kandungan air yang berlebihan yang dapat mengakibatkan korosi dan
pertumbuhan mikroba. Kenaikan kandungan biodiesel juga berpengaruh terhadap
kenaikan emisi NOx dan kenaikan pembentukan deposit pada sistem injeksi bahan
bakar. Pada temperatur rendah perlu dilakukan perlakuan khusus seperti
penambahan aditif karena kenaikan viskositas dan terbentuk endapan yang
mengakibatkan bahan bakar sulit melalui filter.

2.3.10 Kebersihan Injektor


Injektor bahan bakar didesain untuk mengukur bahan bakar yang
diinjeksikan secara teliti. Kegagalan injektor menjalankan fungsinya
mengakibatkan peningkatan kebisingan, emisi, dan asap. Deposit yang terbentuk
dari hasil pembakaran dapat menutup bagian ujung injektor yang mengakibatkan
penyumbatan aliran bahan bakar sehingga mempengaruhi daya dan emisi yang
dihasilkan. Selain deposit pada bagian ujung injektor, deposit juga dapat terbentuk
pada bagian dalam injektor atau internal diesel injector deposit. Penggunaan aditif
deterjen dapat meningkatkan kebersihan injektor sehingga dapat meningkatkan
prestasi mesin seperti daya yang dihasilkan, konsumsi bahan bakar, dan emisi
yang dihasilkan.

2.3.11 Kemampuan Pelumasan


Pelumasan pada permukaan komponen berperan penting untuk melindungi
mesin dan sistem bahan bakar. Pompa bahan bakar diesel yang tidak
menggunakan sistem pelumasan dari luar sangat bergantung terhadap kemampuan
pelumasan bahan bakar. Sementara itu, kemampuan pelumasan bahan bakar

15
bergantung terhadap kandungan sulfur yang dimilikinya. Kandungan sulfur yang
terlalu rendah dan terlalu tinggi akan mengurangi kemampuan pelumasan bahan
bakar. Kemampuan pelumasan yang rendah mengakibatkan keausan pada pompa
yang dapat mengakibatkan kegagalan katastropik (catastrophic failure). Hal ini
dapat dicegah dengan penambahan aditif untuk meningkatkan kemampuan
pelumasan bahan bakar.

2.3.12 Kontaminasi Partikulat


Injektor bahan bakar pada teknologi mesin diesel yang berkembang
sekarang memiliki lubang dan clearance komponen yang kecil, yaitu sekitar 2
hingga 5 µm untuk mampu menyokong tekanan yang injeksi hingga 2000 bar.
Partikulat kecil yang masuk ke bagian tersebut dapat berpotensi menjadi penyebab
kegagalan mesin. Kehadiran partikulat ini dapat mengakibatkan umur pakai
komponen berkurang, kegagalan pada komponen, kegagalan mesin, peningkatan
emisi gas buang. Spesifikasi kontaminasi partikulat yang diperbolehkan diatur
dalam worldwide fuel charter.

2.3.13 Kontaminan
Kontaminan merupakan zat yang ditambahkan (dapat berasal dari aditif)
secara sengaja maupun tidak sengaja pada proses produksi maupun distribusi
bahan bakar. Kontaminan dapat membahayakan sistem transmisi, bahan bakar,
dan sistem kendali emisi. Kandungan kontaminan kalsium, tembaga, natrium,
kalium, seng, mangan, dan fosfor bahkan pada level 0,1 ppm pada bahan bakar
dapat menyebabkan pembentukan deposit pada injektor. Kandungan kontaminan
klorin pada bahan bakar dapat membentuk asam yang sangat korosif pada proses
pembakaran yang dapat mengurangi daya tahan mesin, sistem bahan bakar, dan
sistem kendali emisi. Kemungkinan terburuk yang dapat diakibatkan oleh klorin
pada bahan bakar adalah kegagalan katastropik karena injektor gagal berfungsi.

16
2.4 Motor Diesel
Motor diesel atau dikenal juga sebagai compression ignition engine
merupakan motor bakar torak dengan sistem pembakaran dalam yang mengikuti
siklus diesel. Pembakaran terjadi pada motor diesel secara mandiri tanpa bantuan
busi (spark) disebabkan temperatur pada ruang bakar mencapai titik nyala (flash
point) bahan bakar. Titik nyala tersebut dapat diperoleh sebagai akibat dari
tekanan yang tinggi pada ruang bakar akibat rasio kompresi tinggi yang
dimilikinya. Rasio kompresi yang tinggi tersebut memberikan efisiensi termal
yang tinggi pada motor diesel. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut seputar
motor diesel.

2.4.1 Siklus Motor Diesel


Menurut Heywood[5], berdasarkan siklus kerjanya motor diesel dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu motor diesel dua langkah dan empat langkah.
Keduanya dibedakan atas jumlah langkah yang dilakukan dalam satu kali siklus
kerja. Secara umum terdapat empat langkah dalam satu kali siklus kerja motor
diesel, yaitu isap (intake stroke), kompresi (compression stroke), kerja (power
stroke), buang (exhaust stroke). Panjang langkah motor diesel ini dibatasi oleh
titik mati atas (top center) dan titik mati bawah (bottom center). Berikut ini
merupakan penjelasan lebih lanjut dari langkah kerja motor diesel empat langkah
1. Langkah isap dimulai ketika piston berada di pada TC (top center) dan
berakhir pada BC (bottom center). Katup udara masuk (intake valve)
terbuka sebelum langkah dimulai dan tertutup setelah langkah berakhir.
2. Langkah kompresi dimulai ketika katup udara masuk dan keluar tertutup,
kemudian udara dikompresikan hingga tekanan dan temperaturnya naik.
Langkah ini berakhir ketika piston berada pada TC dan bahan bakar mulai
diinjeksikan ke ruang bakar.
3. Langkah kerja dimulai ketika bahan bakar yang diinjeksikan terbakar
akibat temperatur ruang bakar mencapai titik nyala (flash point) bahan
bakar. Pembakaran tersebut mengakibatkan udara hasil pembakaran
terekspansi akibat tekanan balik kearah piston. Pada saat bahan bakar
diinjeksi, tidak langsung terjadi pembakaran karena adanya fenomena

17
ignition delay yang besarnya bergantung terhadap bilangan setana bahan
bakar. Daya yang dihasilkan dari langkah kerja besarnya sekitar lima kali
daya yang dibutuhkan untuk melakukan kompresi. Langkah ini berakhir
ketika piston mencapai BC.
4. Langkah buang dimulai ketika piston berada pada BC dan katup buang
(exhaust valve) terbuka sehingga beda tekanan ruang bakar dan saluran
buang mengakibatkan udara mengalir melalui saluran buang. Piston
kemudian bergerak menuju TC dan berakhir saat katup buang tertutup di
TC, siklus tersebut kembali berulang.

Gambar 2.1 Siklus motor bakar torak empat langkah

2.4.2 Perkembangan Teknologi Motor Diesel


Setelah Rudolf Diesel sukses membuat purwarupa pertama motor diesel,
temuannya tersebut terus dikembangkan teknologinya[6]. Hingga kini teknologi
motor diesel masih terus dikembangkan. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai perkembangan teknologi motor diesel

2.4.2.1 Indirect Injection


Pada awalnya, bahan bakar pada motor diesel diinjeksikan terlebih dahulu
ke dalam precombustion chamber (indirect injection) . Bahan bakar dan udara
dicampur hingga membentuk aliran yang turbulen dan dibakar di ruang tersebut.

18
Hasil dari pembakaran tersebut dialirkan ke kepala silinder melalui injektor.
Tekanan injektor dapat dikurangi karena adanya turbulensi pada proses
pembakaran. Sistem indirect injection menghasilkan pembakaran yang lebih
lembut dan mengurangi kebisingan. Penggunaan precombustion chamber
menghasilkan rugi-rugi panas sehingga dapat mengurangi efisiensi termal motor
diesel.

2.4.2.2 Direct Injection


Pengembangan dari teknologi sebelumnya adalah direct injection.
Teknologi tersebut menginjeksikan bahan bakar langsung ke dalam ruang bakar
tanpa melalui precombustion chamber. Untuk mengimbangi tekanan udara yang
tinggi di ruang bakar, tekanan bahan bakar ditingkatkan dengan pompa bahan
bakar. Penggunaan teknologi ini meningkatkan daya yang dihasilkan dan efisiensi
motor diesel pada proses pembakarannya[6]. Akan tetapi, kebisingan yang
dihasilkan dari proses pembakaran tersebut juga ikut meningkat.

2.4.2.3 Supercharger dan Turbocharger


Turbo atau lebih dikenal dengan turbocharger merupakan sebuah
komponen yang berfungsi untuk menambah jumlah udara yang masuk ke dalam
ruang bakar. Cara kerja turbocharger adalah dengan memanfaatkan energi panas
yang terkandung di dalam gas buang hasil pembakaran. Gas buang tersebut
melalui turbin untuk diubah kandungan energi panasnya menjadi energi mekanik
poros. Kompresor yang porosnya sama dengan turbin akan menyuplai lebih
banyak udara ke dalam ruang bakar. Adanya peningkatan jumlah udara yang
masuk ke ruang bakar memungkinkan dilakukannya peningkatan bahan bakar
yang diinjeksi. Sehingga daya yang dihasilkan oleh motor diesel dapat
ditingkatkan[7].
Supercharger memiliki fungsi yang sama dengan turbocharger.
Supercharger menambahkan jumlah udara yang masuk ke ruang bakar dengan
memanfaatkan daya mekanik dari crackshaft. Dengan demikian tekanan udara di
ruang bakar dapat ditingkatkan. Peningkatan tekanan udara tersebut

19
memungkinkan injeksi bahan bakar yang lebih banyak sehingga motor diesel
dapat menghasilkan daya yang lebih besar.

2.4.2.4 Exhaust Gas Recirculation (EGR)


Prinsip kerja sistem EGR adalah mengembalikan gas buang ke dalam
ruang bakar. Gas buang akan bercampur dengan udara luar di ruang bakar
sehingga kandungan oksigen di ruang bakar akan berkurang. Hal ini akan
menyebabkan temperatur pembakaran berkurang sehingga emisi NOx dapat
dikurangi, daya motor dan konsumsi bahan bakar dapat dioptimalkan. Jumlah gas
buang yang dikembalikan ke ruang bakar dikendalikan oleh engine control unit
(ECU)[8].

2.4.2.5 Commonrail
Motor diesel modern sudah menggunakan akumulator tekanan bahan
bakar bersama yang disebut “rail”. Tekanan yang dihasilkan dari akumulator
tersebut sangat tinggi yaitu sekitar 1.900 bar. Bahan bakar bertekanan tinggi
tersebut kemudian dialirkan ke masing-masing injektor sebelum diinjeksikan ke
ruang bakar. Proses injeksi dikendalikan oleh komputer sehingga jumlah bahan
bakar yang terbakar di ruang bakar menjadi optimal[6].

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel


Motor diesel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan motor
bensin. Rasio kompresinya yang lebih tinggi daripada motor bensin
mengakibatkan efisiensi termal motor diesel lebih tinggi dibandingkan dengan
motor bensin. Rasio kompresi yang tinggi tersebut juga mengakibatkan torsi yang
dihasilkan motor diesel pada kecepatan putar yang rendah lebih besar
dibandingkan motor bensin. Selain itu karena dirancang untuk menahan tekanan
kompresi yang tinggi, motor diesel cenderung memiliki daya tahan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan motor bensin. Kelemahan motor diesel adalah tingkat
getaran yang dihasilkannya relatif lebih tinggi dibandingkan motor bensin karena
daya yang dihasilkan dalam satu kali siklus besar. Selain itu rasio daya terhadap

20
bobot motor diesel lebih kecil dibandingkan motor bensin karena motor diesel
dirancang untuk menahan tekanan yang tinggi mengakibatkan bobotnya besar[9].

2.5 Parameter Prestasi Motor Diesel


Parameter prestasi merupakan acuan untuk menilai dan membandingkan
prestasi suatu motor bakar terhadap pembandingnya. Pada penelitian ini
digunakan parameter prestasi untuk menilai prestasi motor diesel terhadap
penggunaan bahan bakar yang berbeda pada mobil. Untuk itu parameter prestasi
yang digunakan sebagai pembanding adalah konsumsi bahan bakar, akselerasi,
top speed, daya, torsi, deposit pada injektor, serta emisi gas buang.

2.5.1 Konsumsi Bahan Bakar


Konsumsi bahan bakar yang dimaksud pada penelitian ini adalah besar
rata-rata jarak yang mampu ditempuh mobil dalam penggunaan satu liter bahan
bakar. Berdasarkan penjelasan tersebut, semakin tinggi konsumsi bahan bakarnya
maka semakin jauh jarak yang dapat ditempuh untuk setiap liter bahan bakar yang
digunakan. Dengan kata lain, meningkatnya nilai konsumsi bahan bakar berarti
bahan bakar tersebut semakin irit. Konsumsi bahan bakar dapat diformulasikan
dengan persamaan 2.1.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ (𝑘𝑚)
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑎𝑟 = (2.1)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑎𝑟 (𝑙)

2.5.2 Akselerasi
Akselerasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah besarnya waktu
minimum yang dibutuhkan mobil untuk dapat melaju hingga 100 km/jam dari
posisi diam. Semakin sedikit waktu minimum yang dibutuhkan untuk mencapai
kelajuan 100 km/jam berarti akselerasi yang dihasilkan motor diesel semakin
baik. Akselerasi berkaitan erat dengan torsi yang dapat dihasilkan oleh motor
diesel.

21
2.5.3 Kelajuan Maksimum (Top Speed)
Kelajuan maksimum merupakan parameter prestasi yang erat kaitannya
dengan daya yang dapat dihasilkan oleh motor diesel karena berkaitan dengan
putaran mesin yang dapat dicapai. Semakit tinggi kelajuan maksimum yang dapat
dicapai mesin maka semakin tinggi pula daya yang dapat dihasilkan oleh motor
diesel. Nilai kelajuan maksimum diperoleh dengan mengoperasikan mobil pada
bukaan katup penuh dengan gigi transmisi tertinggi.

2.5.4 Daya
Daya merupakan salah satu parameter penting yang menunjukkan prestasi
motor diesel. Daya menunjukkan besar kerja yang dapat dilakukan oleh motor
setiap satuan waktu. Semakin besar daya yang dapat dihasilkan maka semakin
besar kerja yang dapat dilakukan oleh motor diesel. Pada penelitian ini besar daya
yang diukur adalah daya yang tersalurkan. Daya tersalurkan merupakan daya
keluaran yang dihasilkan oleh roda penggerak sehingga sudah mempertimbangkan
daya yang digunakan untuk menggerakkan pompa bahan bakar, pompa oli, rugi-
rugi daya akibat adanya gesekan pada sistem transmisi, dan daya yang digunakan
untuk menggerakkan komponen pendukung lainnya pada mesin diesel.

2.5.5 Torsi
Torsi merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan akselerasi
kendaraan. Semakin tinggi nilai torsi yang diperoleh dari kendaraan maka
semakin tinggi kemampuan akselerasi kendaraan tersebut. Peningkatan torsi dapat
juga diartikan beban yang dapat ditanggung untuk kecepatan putar yang sama
semakin meningkat. Pengukuran nilai torsi pada pengujian ini menggunakan
dynamometer.

2.5.6 Deposit pada Injektor


Deposit pada injektor merupakan salah satu parameter yang menunjukkan
pengaruh penggunaan bahan bakar terhadap prestasi mesin dalam jangka waktu
tertentu. Pembentukan deposit pada injektor menyebabkan penurunan prestasi
mesin akibat berkurangnya laju aliran bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang

22
bakar dari yang semestinya. Hal ini berdampak terhadap penurunan daya yang
dapat dihasilkan oleh motor diesel, kebisingan, dan kenaikan emisi gas buang.
Deposit pada injektor dapat dihitung berdasarkan penurunan laju aliran bahan
bakar yang diinjeksikan. Deposit pada injektor diformulasikan pada persamaan
2.2.
𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑓𝑙𝑜𝑤𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑓𝑙𝑜𝑤𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑙𝑜𝑠𝑠 = (2.2)
𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑓𝑙𝑜𝑤𝑎𝑤𝑎𝑙

2.5.7 Kerusakan Mesin


Kerusakan mesin merupakan parameter yang menunjukkan penurunan
prestasi mesin yang mungkin terjadi selama pengujian untuk setiap sampel uji.
Kerusakan tersebut diketahui melalui analisis pelumas yang dilakukan setelah
pengujian masing-masing sampel uji selesai. Parameter-parameter yang dicari
dalam analisis pelumas antara lain adalah kandungan wear metal, kandungan air,
total acid number, total base number, dan lain-lain. Parameter kerusakan mesin
menentukan pengaruh penggunaan bahan bakar terhadap daya tahan (durability)
motor diesel.

2.6 Emisi Gas Buang


Emisi gas buang merupakan motor diesel merupakan produk hasil
pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Pada pembakaran sempurna yang
menjadi produk adalah karbon dioksida (CO2) dan Air (H2O). Namun senyawa
lain dapat juga menjadi produk dari pembakaran tersebut seperti NOx, SOx, CO,
partikulat, dan HC (bahan bakar yang tidak terbakar). Senyawa-senyawa tersebut
dapat mencemari lingkungan dan juga berdampak terhadap prestasi mesin.
Berikut ini adalah penjelasan tentang emisi gas buang yang dapat dihasilkan oleh
motor diesel.

2.6.1 Hidrokarbon (HC)


Menurut Willard[10], emisi hidrokarbon dapat terbentuk akibat rantai
hidrokarbon pada kandungan bahan bakar yang tidak ikut terbakar, campuran
lokal tidak berada pada batas inflammability (campuran miskin), absorpsi deposit
di dinding ruang bakar, dan terjadi fenomena flame quenching karena bahan bakar

23
terperangkap di dalam celah di ruang bakar. Emisi hidrokarbon yang dihasilkan
dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti gangguan jarak pandang dan sistem
syaraf.

2.6.2 Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan tidak
berbau. Karbon monoksida dapat terbentuk ketika campuran kaya di ruang bakar
sehingga tiak terdapat cukup oksigen untuk bereaksi dengan bahan bakar
membentuk karbon dioksida (CO2). Emisi CO terbentuk saat motor dalam
keadaan akselerasi atau menerima pembebanan (load) karena dibutuhkan suplai
bahan bakar yang lebih banyak sehingga campuran bersifat kaya. Senyawa CO
berbahaya bagi kesehatan karena dapat berikatan dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin sehingga mengurangi suplai oksigen ke tubuh.

2.6.3 Oksida Nitrogen (NOx)


Senyawa NOx terbentuk dari reaksi nitrogen dan oksigen yang berasal dari
udara bebas di ruang bakar. Reaksi tersebut dapat terjadi apabila temperatur pada
ruang bakar terlalu tinggi sehingga menyebabkan ikatan molekul nitrogen
terputus. Terlepasnya senyawa NOx ke atmosfer dapat menyebabkan terbentuknya
smog yang merupakan masalah yang sering ditemui di kota-kota besar. Emisi NOx
juga berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan karena dapat
menyebabkan gangguan pernafasan dan merusak daun tumbuhan.

2.6.4 Partikulat
Gas buang pada motor diesel mengandung partikel jelaga yang terbentuk
di ruang bakar saat campuran kaya selama pembakaran. Biasanya jelaga terbentuk
ketika motor diesel sedang berada pada pembebanan yang tinggi karena suplai
bahan bakar ke ruang bakar tinggi dan temperatur ruang bakar yang tinggi. Emisi
partikulat berbahaya bagi kesehatan karena dapat mengganggu sistem pernafasan.

24
BAB III
PERALATAN DAN PENGUJIAN

3.1 Pengujian Sifat Fisika-Kimia Dexlite


Pengujian sifat fisika-kimia Dexlite dilakukan di Lemigas. Pengujian
tersebut dilakukan dengan standar metode uji yang telah diatur di dalam tabel 2.2.
Hasil dari pengujian tersebut kemudian dibandingkan kesesuaiannya dengan
spesifikasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas[2].

3.2 Pengujian Prestasi Motor Diesel


Pengujian prestasi motor diesel terdiri atas beberapa pengujian untuk
memperoleh parameter-parameter prestasi yang dibutuhkan. Rangkaian pengujian
yang dilakukan antara lain:
1. konsumsi bahan bakar dengan kecepatan konstan 100 km/jam sejauh 200
km
2. akselerasi
3. top speed
4. daya dengan menggunakan chassis dynamometer
5. torsi dengan menggunakan chassis dynamometer
6. deposit pada injektor dengan menggunakan data-data on board diagnostics
sebelum dan sesudah pemakaian 10.000 km
7. kerusakan mesin dengan menggunakan analisis pelumas bekas dari PT
Petrolab Services.

25
3.2.1 Konsumsi Bahan Bakar, Akselerasi, dan Top Speed
Pengujian ini dilakukan pada malam hingga dini hari di jalan tol kota
Jakarta. Rute yang digunakan selama pengujian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rute road test untuk pengujian konsumsi bahan bakar, akselerasi, dan
Top Speed
Berikut ini merupakan prosedur yang dilakukan dalam pengujian tersebut:
1. Isi tangki bahan bakar hingga penuh dengan sampel uji.
2. Periksa tekanan ban dan pastikan 30 psi.
3. Periksa dan catat temperatur gas buang.
4. Periksa dan catat kebisingan mesin.
5. Reset tampilan multi information display (MID)
6. Lakukan road test sejauh 200 km atau sebanyak 4 kali putaran pada
kelajuan konstan 100 km/jam.
7. Catat data-data berupa tripmeter, lokasi, real fuel consumption, average
fuel consumption, jam, range, temperatur, dan kondisi cuaca setiap 10 km.
Reset kembali MID setiap 50 km.
8. Kembali ke SPBU dan isi kembali tangki sampai penuh setelah mencapai
200 km.
9. Periksa dan catat tekanan akhir ban.
10. Periksa dan catat temperatur gas buang.
11. Periksa dan catat kebisingan mesin.
12. Ulangi langkah 1-11 untuk masing-masing sampel.
13. Isi tangki bahan bakar dengan sampel uji

26
14. Pilih jalan tol yang cukup lurus dengan kontur cukup datar dan tempatkan
mobil uji di lajur paling kiri.
15. Amati kondisi jalan dan pastikan kondisi lalu lintas aman.
16. Lakukan uji akselerasi dari keadaan diam hingga mencapai laju 100
km/jam bersamaan dengan mengukur waktu yang diperlukan
menggunakan stopwatch.
17. Ulang uji akselerasi sebanyak delapan kali.
18. Lakukan uji top speed dengan mengendarai kendaraan hingga kelajuan
maksimum. Catat kelajuan maksimum yang dapat dicapai oleh kendaraan
uji. Pastikan kondisi lalu lintas tidak membahayakan pengujian.
19. Ulangi uji top speed sebanyak tiga kali.

3.2.2 Daya dan Torsi


Pengujian ini dilakukan pada siang hari dengan menggunakan chassis
dynamometer di bengkel Lestari Motor yang terletak di Jalan Veteran, Bintaro.
Berikut ini merupakan prosedur yang dilakukan pada pengujian tersebut:
1. Letakkan kendaraan uji pada chassis dynamometer, pastikan kendaraan uji
terpasang dengan kencang.
2. Pasang kipas yang diarahkan pada kap mesin dan knalpot.
3. Lakukan pemanasan pada kendaraan dengan berbagai posisi gigi.
Nyalakan kipas pendingin.
4. Posisikan gigi pada gigi tertinggi untuk mengetahui torsi dan kecepatan
maksimum, setelah mencapai temperatur yang ideal.
5. Lakukan run record dari kecepatan putar terendah sampai kecepatan putar
(RPM) tertinggi dengan membuka gas secara penuh. Setelah mencapai
RPM maksimum, tutup gas dan turunkan gigi.
6. Catat grafik torsi terhadap kecepatan putar yang dihasilkan pada
pengujian. Lakukan run record sebanyak tiga kali.
7. Lakukan kembali langkah 5 untuk untuk mengetahui besar daya untuk
setiap kecepatan putar.
8. Catat grafik daya terhadap kecepatan putar yang dihasilkan pada
pengujian. Lakukan run record sebanyak tiga kali.

27
3.2.3 Deposit pada Injektor dan Kerusakan Mesin
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode road test 10.000 km
untuk setiap sampel uji. Pengujian ini dilakukan non-stop dengan rute Bandung –
Pejagan – Bandung yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Berikut ini merupakan
prosedur yang dilakukan pada pengujian tersebut:
1. Lakukan servis berkala kendaraan uji dan mengganti sampel uji.
2. Catat data OBD kendaraan setelah diservis sebagai kondisi awal pada
sampel uji sebelum dilakukan pengujian.
3. Reset data-data yang ditampilkan pada MID dan tripmeter.
4. Lakukan road test dengan rute PT LAPI ITB – Pasteur – Cikampek –
Palimanan – Mertapada – Pejagan – Mertapada – Palimanan –
Cikampek – Pasteur – PT LAPI ITB yang jarak totalnya sekitar 500
Km sebanyak 20 etape hingga jarak totalnya mencapai 10.000 Km.
5. Catat jumlah pengisian bahan bakar setiap dilakukan pengisian bahan
bakar; parameter-parameter pada MID, kelajuan, putaran mesin,
tripmeter, dan odometer setiap kendaraan uji dinyalakan, kendaraan uji
berhenti, dan setiap kenaikan tripmeter 50 Km; periksa tekanan ban,
catat temperatur gas buang dan kebisingan mesin setiap kendaraan uji
berhenti.
6. Bawa kendaraan uji ke Auto 2000 Suci untuk pencatatan OBD akhir
dan pengambilan sampel oli bekas untuk pengujian kerusakan mesin,
setelah tripmeter mencapai 10.000 Km.
7. Kirim sampel oli bekas ke PT Petrolab Services untuk diuji.
8. Ulangi langkah 1 – 7 untuk masing-masing sampel uji.

28
Gambar 3.2 Rute road test untuk pengujian deposit pada injektor dan kerusakan
mesin

3.3 Pengujian Emisi Gas Buang


Pengujian emisi gas buang dilakukan di Balai Teknologi Termodinamika,
Motor, dan Propulsi (BT2MP), serpong. Pengujian ini menggunakan standar ECE
R 83 – 4 di atas chassis dynamometer dengan siklus pengemudian yang diatur
pada standar tersebut. Berikut ini merupakan prosedur pengujian emisi gas buang:
1. Kondisikan kendaraan uji (soaking) selama 12 jam di ruang pengkondisian
(soak room).
2. Posisikan kendaraan uji pada chassis dynamometer, dan pastikan rantai
pengaman kendaraan uji terpasang dengan kencang.
3. Pastikan tekanan ban sesuai dengan standar.
4. Pasang perangkat pengumpul gas buang pada knalpot.
5. Lakukan pengujian sesuai dengan siklus pengujian yang ditampilkan pada
monitor.
6. Catat data real-time yang ditampilkan pada monitor.
7. Setelah selesai, lepas perangkat pengumpul gas buang dari knalpot dan
lepaskan rantai pengaman kendaraan uji.
8. Kuras tangki bahan bahar di Lestari Motor Bintaro, kemudian ganti
dengan sampel uji yang lain.
9. Ulangi langkah 1 – 8 untuk masing-masing sampel uji.

29
Gambar 3.3 Pengujian Emisi di atas chassis dynamometer

3.4 Spesifikasi Kendaraan Uji


Kendaraan uji yang digunakan pada pengujian ini adalah Toyota Fortuner
2.5G Diesel A/T 4x2[11]. Kendaraan tersebut dipilih karena sudah menggunakan
teknologi common rail yang membutuhkan bahan bakar dengan kualitas yang
baik. Dengan demikian kendaraan tersebut sesuai untuk menguji pengaruh
masing-masing penggunaan bahan bakar. Spesifikasi kendaraan uji dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi Toyota Fortuner 2.5G A/T 4x2
Dimensi
Panjang Keseluruhan (mm) 4.705
Lebar Keseluruhan (mm) 1.840
Tinggi Keseluruhan (mm) 1.850
Jarak Poros Roda (mm) 2.750
Jarak Pijak Depan (mm) 1.540
Jarak Pijak Belakang (mm) 1.540
Jarak Terendah (m) -
Radius Putar 5,8
Berat Kosong (Kg) 1800
Sasis
Transmisi 4 speed AT with super ECT
Gear Ratio 1st 2,804
Gear Ratio 2nd 1,531

30
Tabel 3.1 Spesifikasi Toyota Fortuner 2.5G A/T 4x2 (Lanjutan)
Sasis
Gear Ratio 3rd 1,000
Gear Ratio 4th 0,705
Gear Ratio 5th -
Gear Ratio 6th -
Gear Ratio Reverse 2,393
Gear Ratio Final -
Suspensi Depan Double Wishbone with stabilizer
Suspensi Belakang 4 Link Lateral Rod with coilspring
Rem Depan Disc 15"
Rem Belakang Drum
Sistem Rem Tambahan ABS
Steering Gear Rack and pinion
Ukuran Ban 265/R17
Mesin
Seri Mesin 2 KD-FTV VN Turbo Intercooler
Tipe Mesin IL4, 16 valve, DOHC, VN Turbo Intercooler
Isi Silinder (cc) 2,494
Diameter x Langkah (mm) 92 x 93,8
Daya Maksimum (Ps/rpm) 144/3.400
Torsi Maksimum (Kgm/rpm) 35/1600 - 2800
Sistem Pemasukan Bahan Bakar S Common Rail Type
Bahan Bakar Diesel Fuel
Kapasitas Tangki 65
Steering (power steering) S

31
Gambar 3.4 Toyota Fortuner 2.5 G A/T 4x2

32
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil dan Analisis Sifat Fisika-Kimia Dexlite


Pada pengujian sifat fisika-kimia yang dilakukan di Lemigas diperoleh
hasil berupa sifat-sifat fisik Dexlite dan kandungan-kandungan kimiawi yang
terdapat di dalamnya. Sifat fisika-kimia tersebut dibandingkan terhadap
spesifikasi bahan bakar solar 48 (Biosolar) berdasarkan surat keputusan Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi nomor 28.K/10/DJM.T/2016 tanggal 24 Februari
2016. Hasil pengujian tersebut dibandingkan pula terhadap spesifikasi bahan
bakar solar 51 (Pertamina Dex) berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi nomor 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 .
Perbandingan tersebut ditampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perbandingan sifat fisika-kimia Dexlite dibandingkan terhadap
spesifikasi bahan bakar solar menurut SK Dirjen Migas untuk solar 48 (Biosolar)
dan 51 (Pertamina Dex)
Batasan SNI Batasan SNI
Parameter Hasil Uji
No. Unit Solar 48 Solar 51 Metode Uji
Uji
DEXLITE Min. Maks. Min. Maks.
Angka
1 - 56,7 48 - 51 - ASTM D 613
Setana
Indeks ASTM D
2 - 51,1 45 - 48 -
Setana 4737
Berat Jenis ASTM D
3 kg/m3 845,7 815 870 820 860
pada 15 0C 4052
Viskositas
4 mm2/s 2,92 2,0 4,5 2,0 4,5 ASTM D 445
pada 40 0C
Kandungan % ASTM D
5 0,078 - 0,30 - 0,05
Sulfur m/m 4294
0C
6 Distilasi T90 344,0 - 370 - 340 ASTM D 86
0C
7 Titik Nyala 65 52 - 55 - ASTM D 93
0C
8 Titik Tuang -3 - 18 - 18 ASTM D 97
Residu % ASTM D
9 Nihil - 0,1 - 0,3
Karbon m/m 4530
Kandungan mm/k ASTM D
10 159,63 - 500 - 500
Air g 6304
Kandungan ASTM D
11 % v/v 20 - 20 - 10
FAME 7806

33
Tabel 4.1 Perbandingan sifat fisika-kimia Dexlite dibandingkan terhadap
spesifikasi bahan bakar solar menurut SK Dirjen Migas untuk solar 48 (Biosolar)
dan 51 (Pertamina Dex) (Lanjutan)
Batasan SNI Batasan SNI
Parameter Hasil Uji
No. Unit Solar 48 Solar 51 Metode Uji
Uji
DEXLITE Min. Maks. Min. Maks.
Korosi Bilah
12 merit 1a Kelas 1 Kelas 1 ASTM D 130
Tembaga
Kandungan %
13 0,001 - 0,01 - 0,01 ASTM D 482
Abu m/m
Kandungan %
14 Nihil - 0,01 - 0,01 ASTM D 473
Sedimen m/m
mg
Bilangan
15 KOH/ 0 - 0 - 0 ASTM D 664
Asam Kuat
g
mg
Bilangan
16 KOH/ 0,1 - 0,6 - 0,3 ASTM D 664
Asam Total
g
Penampilan Jernih dan Jernih dan Jernih dan
17 -
Visual terang terang terang
No. ASTM D
18 Warna 1,1 - 3,0 - 1,0
ASTM 1500
Lubrisitas Micro ASTM D
19 236 - 460 - 460
(HFRR) n 6079
Stabilitas
Oksidasi
20 Jam >48 35 - EN 15751
Metode
Rancimat

Berdasarkan hasil pengujian sifat fisika-kimia tersebut dapat dilihat bahwa


nilai-nilai parameter uji berada pada batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh
Dirjen Migas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan bakar Dexlite sesuai
dengan spesifikasi bahan bakar solar yang ada di Indonesia. Spesifikasi Dirjen
Migas tersebut juga telah dipenuhi oleh bahan bakar Biosolar[12] dan Pertamina
Dex[13] pada pengujian sifat fisika-kimia bahan bakar tersebut berdasarkan
kepada referensi yang dibaca penulis. Dengan demikian, ketiga sampel uji telah
memenuhi standar spesifikasi bahan bakar yang ditetapkan oleh Dirjen Migas.
Untuk membandingkan sifat fisika-kimia sampel uji Dexlite terhadap
Biosolar dan Pertamina Dex, penulis membandingkan hasil uji sifat fisika-kimia
Dexlite terhadap rentang nilai SNI dari Solar 48 (sebagai Biosolar) dan Solar 51
(sebagai Pertamina Dex).

34
4.2 Hasil dan Analisis Pengujian Prestasi Motor Diesel
Hasil pengujian ini membandingkan pengaruh masing-masing bahan bakar
uji terhadap prestasi motor diesel. Hasil pengujian ini mencakup prestasi motor
diesel yang berpengaruh terhadap driveability (konsumsi bahan bakar, akselerasi,
kelajuan maksimum, daya, dan torsi) dan durability (deposit pada injektor dan
kerusakan mesin).

4.2.1 Konsumsi Bahan Bakar, Akselerasi, dan Top Speed


Parameter konsumsi bahan bakar, akselerasi, dan top speed dihitung
dengan menggunakan metode road test 200 km berdasarkan data yang
ditampilkan pada MID. Pengujian tersebut memberikan hasil yang digambarkan
pada grafik-grafik di bawah ini.

4.2.1.1 Validasi Pengujian


Pada pengujian prestasi motor diesel, hasil yang diperoleh divalidasi untuk
menentukan apakah data hasil pengujian layak untuk diperbandingkan. Data-data
yang divalidasi pada pengujian prestasi motor diesel berupa kecepatan rata-rata
kendaraan uji. Berikut ini merupakan grafik perbandingan kecepatan rata-rata
kendaraan uji.
100
86.96 88.17 88.35
90
80
Kecepatan rata-rata

70
60
50
40
30
20
10
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.1 Perbandingan kecepatan rata-rata kendaraan uji pada road test 200
km

35
Dari gambar tersebut, kecepatan rata-rata pengujian relatif sama. Selisih
kecepatan rata-rata untuk masing-masing sampel bahan bakar maksimal sebesar
1,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data-data hasil pengujian ini layak
untuk diperbandingkan.

4.2.1.2 Konsumsi Bahan Bakar


Berdasarkan grafik yang disajikan, dapat dilihat bahwa konsumsi bahan
bakar Dexlite memiliki nilai tertinggi, Biosolar memiliki nilai terendah, dan
Pertamina Dex memiliki nilai yang besarnya diantara Biosolar dan Dexlite.
Penghematan yang dapat dilakukan dengan penggunaan Dexlite sekitar 7%
dibandingkan dengan Biosolar dan 4% dibandingkan dengan Pertamina Dex. Hal
ini disebabkan karena bilangan setana Dexlite yang tinggi dilihat dari hasil uji
sifat fisika-kimianya. Bilangan setana yang tinggi menyebabkan ignition delay
yang terjadi di ruang bakar semakin kecil. Hal ini menyebabkan pembakaran yang
terjadi di ruang bakar lebih sempurna sehingga menghasilkan daya keluaran yang
lebih besar. Hal ini berpengaruh terhadap efisiensi motor diesel sehingga bahan
bakar yang dikonsumsi lebih irit.

20
17.31
Konsumsi bahan bakar(km/l)

18 16.19 16.65
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.2 Perbandingan konsumsi bahan bakar masing-masing sampel uji

36
4.2.1.3 Akselerasi
14
11.72 11.47 11.68
12
Waktu akselerasi(s)
10

0
Biosolar Dexlite Pertamia Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.3 Perbandingan akselerasi masing-masing sampel uji


Pengujian akselerasi pada ketiga sampel uji memberikan hasil seperti pada
Gambar 4.3. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa waktu akselerasi
yang dihasilkan oleh Dexlite paling singkat dibandingkan dengan Biosolar dan
Pertamina dex. Perbandingannya adalah Dexlite memiliki waktu akselerasi yang
lebih singkat sebesar 2,2% dibandingkan Biosolar dan 1,8% dibandingkan dengan
Pertamina Dex. Peningkatan akselerasi yang diperoleh Dexlite dapat disebabkan
oleh Bilangan setana yang dimilikinya. Besar waktu ignition delay yang semakin
kecil menyebabkan bahan bakar diinjeksikan ke ruang bakar pada tekanan yang
lebih tinggi dibandingkan tekanan injeksi pada bahan bakar Biosolar dan
Pertamina Dex. Tekanan tinggi tersebut menyebabkan torsi yang dihasilkan lebih
tinggi. Peningkatan torsi tersebut mengakibatkan peningkatan akselerasi
kendaraan uji sebagai akibat dari hubungan torsi dan akselerasi yang berbanding
lurus.

37
4.2.1.4 Top Speed
200
179 181 179
180
Top speed(km/jam) 160
140
120
100
80
60
40
20
0
Biosolar Dexlite Pertamia Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.4 Perbandingan top speed masing-masing sampel uji


Pengujian top speed memberikan hasil yang disajikan pada Gambar 4.4.
Hasil pengujian top speed menunjukkan bahwa Dexlite mampu memacu
kendaraan uji dengan kecepatan paling tinggi. Perbandingan kecepatan
maksimum yang dapat dihasilkan oleh Dexlite adalah 1,1% lebih tinggi
dibandingkan dengan Biosolar dan Pertamina Dex. Top speed erat kaitannya
dengan besar daya yang dapat dihasilkan dalam pengujian. Peningkatan top speed
yang dihasilkan oleh Dexlite dapat disebabkan oleh nilai kalor Dexlite yang lebih
tinggi dari kedua bahan bakar lainnya. Hal ini dapat dilihat pada data on board
diagnostics (OBD) berupa injeksi bahan bakar Dexlite paling kecil di antara
ketiga sampel uji lainnya. Peningkatan tersebut dapat juga disebabkan pengaruh
Dexlite terhadap efisiensi termal kendaraan uji sehingga daya keluaran kendaraan
uji semakin besar.

4.2.1.5 Kebisingan dan Temperatur Gas Buang


Selain parameter prestasi diatas, pada road test 200 km diukur juga
parameter berupa kebisingan mesin dan temperatur gas buang yang dihasilkan
oleh pemakaian masing-masing sampel uji. Berikut ini merupakan perbandingan
parameter-parameter tersebut.

38
100
85 82.1 80.5
80

Kebisingan(dB)
60

40

20

0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.5 Perbandingan kebisingan mesin masing-masing sampel uji

180 164
155.5 153.8
160
Temperatur gas buang(C)

140
120
100
80
60
40
20
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.6 Perbandingan temperatur gas buang masing-masing sampel uji


Berdasarkan grafik yang ditampilkan pada gambar-gambar tersebut,
tingkat kebisingan mesin dan temperatur gas buang Dexlite berada diantara
Biosolar dan Pertamina Dex. Tingkat kebisingan Dexlite lebih baik 3,4%
dibandingkan dengan Biosolar tetapi 1% lebih buruk daripada Pertamina Dex.
Temperatur gas buang Dexlite 5,2% lebih rendah daripada Biosolar dan 1,1%
lebih tinggi daripada Pertamina Dex. Dengan demikian potensi kerusakan mesin
yang disebabkan Dexlite lebih rendah daripada Biosolar, namun lebih tinggi
daripada Pertamina Dex.

39
4.2.2 Daya dan Torsi
Pengukuran prestasi motor diesel berupa daya dan torsi dilakukan diatas
chassis dynamometer. Hasil pengujian tersebut disajikan pada setiap kecepatan
putar mesin. Berikut ini merupakan hasil pengukuran masing-masing parameter.

4.2.2.1 Daya
Daya yang dihasilkan oleh masing-masing sampel uji ditunjukkan pada
Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Perbandingan daya yang dihasilkan terhadap putaran mesin


Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa daya yang dihasilkan oleh
Dexlite lebih tinggi daripada Biosolar dan Pertamina Dex pada rentang kecepatan
putar 1500 – 2500 rpm. Daya yang dihasilkan oleh Dexlite lebih besar 0,9% dari
Biosolar dan 5,7% dari Pertamina Dex. Kelebihan daya pada kecepatan putar
tersebut memberikan dampak penghematan terhadap konsumsi bahan bakar yang
signifikan.

40
4.2.2.2 Torsi
Berdasarkan hasil pengujian torsi, diperoleh perbandingan torsi masing-
masing sampel uji yang ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Perbandingan torsi yang dihasilkan terhadap putaran mesin


Berdasarkan gambar tersebut, torsi yang dihasilkan oleh Dexlite lebih
tinggi daripada Biosolar dan Pertamina Dex pada rentang kecepatan putar 1500 –
2500 rpm. Secara rata-rata, Dexlite menghasilkan torsi yang lebih tinggi sebesar
0,9% dari Biosolar dan 5,7% dari Pertamina Dex. Torsi yang lebih tinggi pada
rentang kecepatan putar tersebut meningkatkan prestasi driveability kendaraan uji.
Pada rentang kecepatan putar tersebut kendaraan uji memiliki akselerasi yang
tinggi.

4.2.3 Deposit pada Injektor dan Kerusakan Mesin


Parameter deposit pada injektor dan kerusakan mesin dihitung dengan
metode pengujian road test 10.000 km. Pada pengujian tersebut diperoleh
perbedaan kondisi injektor berdasarkan OBD dan kondisi minyak pelumas
berdasarkan hasil analisis dari PT Petrolab Services. Berikut ini merupakan
perbandingan parameter-parameter yang dihasilkan masing-masing bahan bakar.

41
4.2.3.1 Validasi Hasil Pengujian
Data-data hasil pengujian road test 10.000 km divalidasi dengan
membandingkan kecepatan kendaraan uji berdasarkan MID, kecepatan jelajah
kendaraan uji, dan kecepatan rata-rata putaran mesin. Berikut ini merupakan
perbandingan parameter-parameter tersebut.
100 Average Speed MID (km/h)
80

60

40 Biosolar
Dexlite
20
Pertamina Dex
0
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

Gambar 4.9 Perbandingan kecepatan rata-rata kendaraan uji road test 10.000 km

200 Real Time Speed (km/h)

150

100 Biosolar
50 Dexlite
Pertamina Dex
0
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000

Gambar 4.10 Perbandingan kecepatan jelajah kendaraan uji road test 10.000 km
4,500
Engine Speed (rpm)
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000 Biosolar
1,500 Dexlite
1,000 Pertamina Dex
500
0
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

Gambar 4.11 Perbandingan kecepatan putar mesin pada road test 10.000 km

42
Berdasarkan perbandingan parameter-parameter tersebut, perbedaan
kecepatan rata-rata kendaraan uji sekitar 4% - 7% dan kecepatan putar mesin 4% -
7%. Tetapi perbedaan kecepatan jelajahnya cukup tinggi yaitu sekitar 6% - 14%.
Hal ini dinilai masih wajar dan layak untuk memperbandingkan beberapa
parameter uji seperti deposit pada injektor dan kerusakan mesin.

4.2.3.2 Deposit pada Injektor


Perhitungan kenaikan deposit pada injektor dilakukan dengan
menggunakan data OBD awal dan akhir pada masing-masing bahan bakar.
Kenaikan deposit dihitung berdasarkan besar penurunan aliran injeksi bahan bakar
(fuel flow loss) sebelum dan sesudah dilakukan road test 10.000 km. Hasil
perhitungan tersebut ditampilkan pada Gambar 4.12.
50
40.81
40

30
Fuel flow loss(%)

20

10

0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
-10
-10.79
-20 -16.76
Jenis bahan bakar

Gambar 4.12 Perbandingan penurunan aliran injeksi bahan bakar


Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dexlite lebih
bersih daripada Biosolar dan Pertamina Dex lebih bersih daripada Dexlite dan
Biosolar. Secara kuantitatif, deposit yang terbentuk oleh Dexlite 36% lebih sedikit
dibandingkan dengan Biosolar dan 126% lebih banyak dibandingkan dengan
Pertamina Dex. Dengan demikian penggunaan Dexlite untuk menggantikan
Biosolar pada kendaraan dapat mengurangi potensi kerusakan mesin akibat
pembentukan deposit pada injektor. Di sisi lain penggunaan Pertamina Dex pada

43
kendaraan dapat meningkatkan durability kendaraan secara signifikan karena
dapat meningkatkan kebersihan injektor secara nyata.

4.2.3.3 Kerusakan Mesin


Pada penelitian ini kerusakan mesin diuji dengan menggunakan metode
used oil analysis. Pada setiap awal pengujian digunakan pelumas baru dan pada
akhir pengujian masing-masing sampel uji pelumas bekas diambil sebagai sampel
pada used oil analysis. Pelumas yang digunakan pada kendaraan uji adalah
Meditran SX 15W-40. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.10-
13.
20
Viskositas pada 100 0C(cSt)

18 17.93
16 16.3 14.85
13.99 13.17 13.55
14
12.5
12
11.25
10
8 Batas normal atas
6 Batas normal bawah
4
2 Batas peringatan atas
0 Batas peringatan bawah
Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas
bekas bekas bekas baru
Biosolar Dexlite Pertamina
Dex
Sampel pelumas

Gambar 4.13 Perbandingan viskositas pelumas bekas


Viskositas pelumas Meditran SX 15W-40 pada 44temperatur 100 0C
berdasarkan spesifikasinya[14] adalah sebesar 14,85 cSt. Berdasarkan Gambar
4.11 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan viskositas pada pelumas bekas untuk
masing-masing sampel uji. Penurunan viskositas tersebut wajar terjadi akibat
pengaruh temperatur kerja dari kendaraan uji. Besar nilai viskositas akhir
pengujian dari masing-masing sampel tidak berbeda jauh dan masih berada pada
batas normal, yaitu pada rentang 12,5 – 16,3 cSt.

44
14

Total Base Number(mg KOH/g)


11.51
12 10.78
10.01
10 9.1

8
6.05
6
4.4
4 Batas normal bawah
2 Batas peringatan bawah

0
Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas
bekas bekas bekas baru
Biosolar Dexlite Pertamina
Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.14 Perbandingan TBN pelumas bekas


Berdasarkan gambar tersebut, total base number (TBN) pada pelumas
bekas masing-masing sampel uji mengalami penurunan terhadap TBN awal yang
besarnya 11,51 mg KOH/g. Besar penurunan TBN masing-masing pelumas
adalah sebesar 21% Dexlite, 6% Biosolar, dan 13% Pertamina Dex. Penurunan
TBN mengindikasikan terbentuknya kondisi asam pada proses pembakaran
sehingga kandungan basa pada pelumas menetralisir kondisi tersebut. Dari hasil
pengujian tersebut, besar TBN masing-masing pelumas dari sampel uji masih
berada pada batas yang normal yaitu diatas 6,05 mg KOH/g.
Dari hasil pengujian kandungan wear metal pada pelumas bekas, dapat
dilihat kandungan wear metal pada pelumas bekas Dexlite merupakan yang paling
tinggi, diikuti oleh Biosolar, kemudian Pertamina Dex. Peningkatan keausan yang
disebabkan oleh Dexlite memang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar
yang lain, namun nilai kandungan wear metal tersebut masih jauh dibawah batas
maksimal kondisi aman. Sehingga penggunaan Dexlite tidak terlalu berpengaruh
terhadap daya tahan motor diesel.

45
140

125
120

100
Kandungan(ppm)

80
75
Biosolar
60 Dexlite
Pertamina Dex
40
35
Batas normal
25 25
25
20 20 Batas peringatan
18 15 15
10 10
10
5
0
482 111 111 11 1 111
12169 1101

Jenis wear metal

Gambar 4.15 Perbandingan kandungan wear metal pelumas bekas


3.5

3 3 3
Kandungan kontaminan

2.5

2 2 2

1.5 Biosolar
Dexlite
1
0.8 Pertamina Dex
0.6
0.5 0.5 0.5 0.5
0.3 0.3 0.3 Batas normal
0.2
0.1
0 Batas peringatan

Jenis kontaminan

Gambar 4.16 Perbandingan kandungan kontaminan pelumas bekas – FTIR


analysis

46
Dari hasil pengujian kandungan kontaminan pada pelumas, ditemukan
kontaminan-kontaminan yang dijelaskan pada Gambar 4.13. Secara keseluruhan
kandungan kontaminan pada masing-masing pelumas masih berada pada batas
normal. Akan tetapi variasi yang mencolok ditunjukkan pada jumlah kandungan
jelaga pada masing-masing pelumas dari sampel uji. Pertamina Dex menghasilkan
jelaga yang paling banyak, diikuti oleh Biosolar, kemudian Dexlite. Hal ini
dipengaruhi oleh injeksi bahan bakar yang berlebihan ke ruang bakar sehingga
terjadi pembakaran yang tidak sempurna. Kandungan jelaga pada masing-masing
pelumas bekas dari sampel uji sebanding dengan volume injeksi bahan bakar
masing-masing sampel uji berdasarkan data OBD.

4.2.3.4 Konsumsi Bahan Bakar, Kebisingan, dan Temperatur Gas Buang


Selain parameter-parameter diatas, pada road test 10.000 km dilakukan
pula perhitungan terhadap parameter konsumsi bahan bakar, kebisingan mesin,
dan temperatur gas buang. Berikut ini disajikan perbandingan parameter-
parameter tersebut.
10
9.1
9 8.4 8.4
Konsumsi BBM rata-rata (km/l)

8
7
6
5
4
3
2
1
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis Bahan Bakar

Gambar 4.17 Perbandingan konsumsi bahan bakar road test 10.000 km

47
200 186.14
176.84
180
159.5
160
Temperatur gas buang (0C) 140
120
100
80
60
40
20
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.18 Perbandingan temperatur gas buang


100 92.93
89.75
90 86.34

80
70
Kebisingan (dB)

60
50
40
30
20
10
0
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.19 Perbandingan tingkat kebisingan


Berdasarkan grafik-grafik di atas, konsumsi bahan bakar dari masing-
masing sampel uji memiliki perbandingan yang serupa dengan hasil pengujian
pada road test 200 km. Dexlite menghemat konsumsi bahan bakar sekitar 8%
dibandingkan dengan Biosolar dan Pertamina Dex. Yang membedakan hasil
pengujian tersebut adalah nilai aktualnya yang lebih kecil sekitar 50%
dibandingkan dengan hasil road test 200 km. Hal ini dapat disebabkan karena
variasi kondisi pengoperasian kendaraan uji yang lebih tinggi. Hal ini tidak dapat

48
dipungkiri karena pengujian dilakukan non-stop selama beberapa hari sehingga
faktor-faktor seperti perbedaan kondisi lalu lintas di peak hour dan akhir minggu
layak untuk dipertimbangkan.
Selain konsumsi bahan bakar, perbandingan temperatur gas buang dan
kebisingan mesin juga berbeda jika dibandingkan dengan hasil road test 200 km.
Faktor-faktor eksternal masih berpengaruh terhadap hasil pengukuran parameter
tersebut. Disamping itu, pengaruh perilaku berkendara pengemudi juga dapat
menjadi faktor perbedaan hasil pengujian tersebut. Hal ini dapat disimpulkan
melihat perbedaan variasi kecepatan jelajah yang cukup tinggi, sehingga
berdampak terhadap tingkat kebisingan dan temperatur gas buang yang cukup
tinggi.

4.3 Hasil dan Analisis Pengujian Emisi Gas Buang


Pada pengujian emisi gas buang dengan standar ECE R 83 – 4 diukur
kandungan emisi gas buang berupa HC, NOx, CO, dan Partikulat. Hasil pengujian
tersebut dibandingkan terhadap batasan emisi gas buang berdasarkan peraturan
Menteri Lingkungan Hidup nomor 4 tahun 2009[3]. Berikut ini merupakan hasil
dari pengujian emisi gas buang.
1.600
1.50
1.400
1.200
Kandungan (ppm)

1.000
0.800
0.600 Limit CO

0.400
0.244
0.171
0.200 0.119

0.000
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.20 Perbandingan emisi gas buang CO

49
1.400
1.222
1.200 1.20

1.000
Kandungan (ppm)
0.800
0.594
0.600 0.541
Limit HC+NOx
0.400

0.200

0.000
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.21 Perbandingan emisi gas buang HC dan NOx


0.180
0.170
0.160
0.140
Kandungan (ppm)

0.120
0.095
0.100
0.080
0.058 Limit Partikulat
0.060
0.040 0.024
0.020
0.000
Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Jenis bahan bakar

Gambar 4.22 Perbandingan emisi gas buang Partikulat


Berdasarkan hasil uji emisi, disimpulkan bahwa bahan bakar dengan emisi
gas buang CO, HC, dan NOx paling kecil adalah Pertamina Dex, selanjutnya
Dexlite, dan terakhir adalah Biosolar. Sedangkan emisi partikulat terkecil
dihasilkan oleh Biosolar, selanjutnya Pertamina Dex, dan terakhir adalah Dexlite.
Secara garis besar, emisi gas buang yang dihasilkan Dexlite berada diantara
Biosolar dan Pertamina Dex. Hal ini sesuai dengan besar kenaikan bilangan
setananya.
Berdasarkan teori, kenaikan bilangan setana berpengaruh terhadap
penurunan emisi gas buang berupa CO, HC, dan NOx[1]. Kenaikan bilangan

50
setana mengakibatkan penurunan ignition delay, sehingga waktu perambatan
pembakaran berlangsung lebih singkat. Singkatnya waktu rambat pembakaran
tersebut menyebabkan sistem kontrol menginjeksikan bahan bakar ketika piston
lebih dekat dengan titik mati atas. Akibatnya hanya sebagian kecil bahan bakar
tercampur dengan udara sehingga temperatur pembakaran semakin kecil dan
waktu kenaikan temperatur semakin singkat. Dengan demikian emisi NOx dapat
dikurangi. Penurunan ignition delay juga mengakibatkan pembakaran bahan bakar
berlangsung lebih cepat sebelum terjadi penurunan temperatur sehingga emisi CO
dan HC juga berkurang[16]. Perbandingan temperatur gas buang masing-masing
bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.18.
Tingginya emisi partikulat yang dihasilkan oleh bahan bakar Dexlite
mungkin dipengaruhi oleh parameter-parameter sifat fisika-kimia yang lain,
seperti kandungan sulfur, kandungan senyawa aromatik, lubrisitas dan temperatur
distilasi yang memang mempengaruhi tingkat emisi partikulat[1]. Berdasarkan
hasil pengujian sifat fisika-kimia Dexlite, kadungan sulfur, lubrisitas dan
temperatur distilasi berada pada batas yang sesuai dengan spesifikasi Biosolar.
Sementara itu kandungan senyawa aromatik tidak ditampilkan karena bukan
merupakan parameter yang diukur pada spesifikasi tersebut. Kehadiran senyawa
aromatik dapat mengakibatkan senyawa dengan rantai karbon pendek berikatan
dengan senyawa aromatik tersebut membentuk struktur cincin yang lebih besar
(Poliaromatik)[16]. Proses tersebut akan berakhir dengan munculnya partikulat.
Pada temperatur pembakaran yang rendah, pembentukan senyawa
poliaromatik berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan penguraiannya[16].
Berdasarkan Gambar 4.6, temperatur gas buang Dexlite lebih kecil dibandingkan
dengan Biosolar dan pada Gambar 4.18 temperatur gas buang Dexlite paling
kecil. Hal ini memungkinkan partikulat yang terbentuk pada penggunaan Dexlite
lebih banyak dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Sehingga tingginya emisi
partikulat yang dihasilkan Dexlite, disebabkan oleh kandungan senyawa aromatik
dan temperatur gas buang yang dihasilkan oleh Dexlite.
Mengacu kepada hasil pengujian emisi gas buang, Dexlite memenuhi
batasan emisi gas buang yang diperbolehkan. Dengan demikian Dexlite layak

51
dipertimbangkan sebagai bahan bakar alternatif motor Diesel yang ramah
lingkungan.

4.4 Analisis Ekonomi


Pertimbangan konsumen terhadap bahan bakar yang digunakan
dipengaruhi oleh banyak aspek. Namun, salah satu aspek yang dominan dalam
menentukan pilihan konsumen adalah aspek keekonomian. Konsumen cenderung
memilih menggunakan bahan bakar yang lebih murah untuk kebutuhan yang
sama. Adapun harga jual bahan bakar Dexlite sebesar Rp 6.650,00/liter, Biosolar
sebesar Rp 5.150,00/liter, dan Pertamian Dex sebesar Rp 8.200,00/liter[17].
Berikut ini merupakan perhitungan yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan
Dexlite dari sisi keekonomian.
Tabel 4.2 Analisis ekonomi berdasarkan hasil road test 200 km
Road test 200 km
Jenis Bahan Bakar Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Harga/Liter Rp5,150.00 Rp6,650.00 Rp8,200.00
Konsumsi Bahan Bakar (km/l) 16.19 17.31 16.65
Harga/Km Rp318.10 Rp384.17 Rp492.49
Penghematan Dexlite/km -Rp66.07 Rp0.00 Rp108.32
Penghematan Dexlite/km (%) -20.77 0 21.99

Tabel 4.3 Analisis ekonomi berdasarkan hasil road test 10.000 km


Road test 10.000 km
Jenis Bahan Bakar Biosolar Dexlite Pertamina Dex
Harga/Liter Rp5,150.00 Rp6,650.00 Rp8,200.00
Konsumsi Bahan Bakar (km/l) 8.4 9.1 8.4
Harga/Km Rp613.10 Rp730.77 Rp976.19
Penghematan Dexlite/km -Rp117.67 Rp0.00 Rp245.42
Penghematan Dexlite/km (%) -19.19 0 25.14

Dari hasil perhitungan tersebut, secara ekonomi penggunaan Dexlite lebih


menguntungkan Rp108.32 - Rp245.42 dibandingkan Pertamina Dex untuk setiap
satu kilometer. Sedangkan penggunaan Biosolar lebih menguntungkan Rp66.07 -
Rp117.67 dibandingkan Dexlite untuk setiap satu kilometer. Harga jual yang
ditawarkan Dexlite cukup bersaing dengan bahan bakar lainnya. Ditambah lagi
dengan pertimbangan terhadap aspek prestasi dan emisi gas buang motor diesel

52
yang ditawarkan oleh Dexlite membuatnya berpotensi menjadi bahan bakar solar
yang diminati.

53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dexlite lebih hemat 7% - 8% dibandingkan Biosolar dan 4% - 8%
dibandingkan Pertamina Dex, akselerasi lebih tinggi 2,1% dibandingkan
Biosolar dan 1,8% dibandingkan Pertamina Dex, top speed lebih tinggi
1,1% dibandingkan Biosolar dan Pertamina Dex, daya dan torsi lebih
tinggi pada rentang 1500-2500 rpm dibandingkan Biosolar dan Pertamina
Dex, pembentukan deposit lebih rendah 36% dibandingkan Biosolar dan
lebih tinggi 126% dibandingkan dengan Pertamina Dex.
2. Penggunaan Dexlite memenuhi standar EURO 2, NOx+HC turun 51%
dibandingkan Biosolar dan naik 10% dibandingkan Pertamina Dex, CO
turun 30% dibandingkan Biosolar dan naik 43% dibandingkan Pertamina
Dex, partikulat naik 295% dibandingkan Biosolar dan 62% dibandingkan
Pertamina Dex.

54
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk menambah manfaat
penelitian ini, yaitu:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab tingginya emisi
partikulat Dexlite dibandingkan Biosolar dan Pertamina Dex.
2. Perlu dilakukan penelitan sejenis dengan alat uji berupa motor diesel untuk
keperluan industri.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. ACEA, Alliance, EMA, JAMA, Worldwide Fuel Charter 5th edition, 2013
2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Standar
dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar 48, 2016.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru.
4. http://www.eia.gov/energyexplained/?page=diesel_home#tab2 [Diakses 12
Mei 2016]
5. John B. Heywood, "Internal Combustion Engine Fundamental", United
States: McGraw Hill, 1988.
6. http://www.omegamobil.com/berita/perkembangan-teknologi-diesel [Diakses
21 Mei 2016]
7. http://artikel-teknologi.com/cara-kerja-turbo/[diakses 21 Mei 2016]
8. http://www.pipercomex.com/2012/08/exhaust-gas-recirculation.html[diakses
21 Mei 2016]
9. http://tips-otomotif-terbaru.blogspot.co.id/2013/03/keunggulan-dan-
kekurangan-mesin-diesel.html [Diakses 12 Mei 2016]
10. Willard W. Pulkrabek, "Engineering Fundamental of Internal Combustion
Engine", United States : Prentice Hall, 1997.
11. http://www.toyota.astra.co.id/product/new-fortuner [Diakses 12 Mei 2016]
12. BPPT, " Seminar Kajian Teknis dan Uji Pemanfaatan Biodiesel B-20 pada
Kendaraan Bermotor dan Alat Berat", Februari 2015
(http://nusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2015/02/EBTKE_Seminar-
Akhir-Uji-B20_rev1.pdf, diakses 21 Mei 2015)
13. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Standar
dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar yang
Dipasarkan di Dalam Negeri, 2006.
14. http://m.autobild.co.id/read/2012/07/20/6086/58/15/Pembuktian-lewat-tes-lab
[Diakses 21 Mei 2015]

56
15. http://pelumas.pertamina.com/Files/pdf/PDF-Heavy-Duty-Diesel-Oils.pdf
[diakses 18 Mei 2016]
16. Gary L. Borman dan Kenneth W. Ragland, "Combustion Engineering", Edisi
Internasional, McGraw-Hill, 1998.
17. http://economy.okezone.com/read/2016/05/30/320/1401492/dijual-rp6-650-
liter-pertamina-pede-dexlite-rebut-pasar-konsumen-solar [diakses 8 Juni 2016]

57
LAMPIRAN A
HASIL PENGUJIAN SIFAT FISIKA-KIMIA

58
A. Hasil Pengujian Sifat Fisika-Kimia

59
LAMPIRAN B
HASIL ROAD TEST 200 KM

60
B.1 Hasil Road Test 200 Km Biosolar
Hari/Tanggal: Kamis / 25 Februari 2016
Bahan Bakar: SOLAR 48
Konsumsi BBM Kecepatan
Trip Range Temperatur
No. Lokasi Real Time Average Real Time Average Jam Kondisi
km km/l km/l km/h km/h km C
0 0 SPBU 0,0 0,0 0 0 1:37 337 25 Gerimis
1 10 15,4 15,0 13,1 100 87 1:45 333 25 Gerimis
2 20 18,0 14,3 14,2 100 81 1:53 324 25 Gerimis
3 30 8,2 14,9 14,9 100 83 2:00 318 25 Gerimis
4 40 2,4 14,8 15,4 100 85 2:06 308 25 Gerimis
5 44 6,8 18,7 15,0 100 80 2:09 303 25 Gerimis
6 50 12,8 15,0 18,8 100 90 2:13 300 25 Gerimis
7 60 22,0 10,0 17,3 100 89 2:19 294 25 Gerimis
8 70 12,0 15,1 16,9 100 90 2:26 282 25 Gerimis
9 80 1,4 13,9 17,0 100 90 2:32 272 25 Gerimis
10 86,7 6,8 17,2 16,8 100 88 2:38 262 25 Deras
11 90 9,0 15,2 16,8 100 88 2:40 260 25 Deras
12 100 20,0 13,1 16,3 100 88 2:46 247 25 Grimis
13 110 14,6 15,9 16,4 100 90 2:53 237 25 Grimis
14 120 4,4 14,7 16,3 100 90 3:00 233 25 Deras
15 130 6,8 16,8 16,1 100 88 3:07 224 25 Grimis
16 140 16,0 13,6 17,3 100 90 3:13 214 25 Deras
17 150 18,4 13,7 16,2 100 87 3:20 205 25 Deras
18 160 7,8 19,4 16,3 100 87 3:27 197 25 Grimis
19 170 3,0 16,0 16,5 100 87 3:34 184 25 Grimis
20 173 6,8 15,1 16,6 100 87 3:36 182 25 Deras
21 180 13,2 15,3 16,4 100 81 3:41 174 24 Deras
22 190 22,6 14,5 16,0 100 86 3:48 166 25 Grimis
23 200 11,0 16,3 15,7 100 88 3:54 150 25 Grimis
Average 16,19 86,96

Uji Akselerasi (detik) 11,72

Uji Top Speed (km/jam) 179

61
B.2 Hasil Road Test 200 Km Dexlite
Hari/Tanggal: Sabtu / 27 Februari 2016
Bahan Bakar: SOLAR 51
Konsumsi BBM Kecepatan
Trip Range Temperatur
No. Lokasi Real Time Average Real Time Average Jam Kondisi
Km km/l km/l km/h km/h km C
0 0 SPBU 0 0 0 0 1:10 401 29 Cerah
1 10 15,400 14,5 17,6 100 80 1:20 396 27 Grimis
2 20 18,000 16,3 16,7 100 88 1:27 389 25 Deras
3 30 8,200 15,9 16,8 100 88 1:34 384 26 Grimis
4 40 2,400 16,4 17 100 83 1:42 370 27 Cerah
5 44 6,800 18,1 17 100 84 1:44 369 26 Cerah
6 50 12,800 17 18,6 100 90 1:48 367 26 Gerimis
7 60 22,000 15,7 16,3 100 86 1:53 359 26 Gerimis
8 70 12,000 17,1 16,8 100 88 2:02 353 26 Cerah
9 80 1,400 16 17,4 100 89 2:09 343 28 Cerah
10 86,7 6,800 18,4 17,4 100 89 2:13 335 28 Cerah
11 90 9,000 17,2 17,1 100 93 2:15 334 27 Cerah
12 100 20,000 17,7 17,3 100 91 2:22 326 26 Cerah
13 110 14,600 18,1 17,3 100 91 2:28 314 26 Cerah
14 120 4,400 17 17,5 100 91 2:35 307 28 Cerah
15 130 6,800 17,5 17,5 100 90 2:42 296 26 Cerah
16 140 16,000 16,6 16,7 100 85 2:49 288 26 Cerah
17 150 18,400 16,1 17,1 100 88 2:55 277 26 Gerimis
18 160 7,800 18,1 17,4 100 89 3:02 265 27 Cerah
19 170 3,000 18,1 17,7 100 89 3:09 253 27 Cerah
20 173 6,800 15,7 17,7 100 89 3:10 253 27 Cerah
21 180 13,200 18,2 18,5 100 90 3:15 249 27 Gerimis
22 190 22,600 17,2 17,3 100 88 3:22 239 26 Cerah
23 200 11,000 17,4 17,4 100 89 3:28 227 26 Cerah
Average 17,31 88,17

Uji Akselerasi (detik) 11,47

Uji Top Speed (km/jam) 181

62
B.3 Hasil Road Test 200 Km Pertamina Dex
Hari/Tanggal: Jumat / 26 Februari 2016
Bahan Bakar: SOLAR 53
Konsumsi BBM Kecepatan
Trip Range Temperatur
No. Lokasi Real Time Average Real Time Average Jam Kondisi
km km/l km/l km/h km/h km C
0 0 SPBU 0 0 0 0 1:19 399 25 Gerimis
1 10 15,400 15,1 15 100 86 1:29 388 25 Gerimis
2 20 18,000 16,3 15,5 100 89 1:35 381 25 Deras
3 30 8,200 18,2 15,7 100 88 1:42 371 25 Deras
4 40 2,400 15,9 16 100 88 1:49 359 25 Gerimis
5 44 6,800 16,7 16,1 100 88 1:52 358 25 Gerimis
6 50 12,800 16,4 17,5 100 94 1:55 355 25 Gerimis
7 60 22,000 16,3 16,9 100 90 2:02 350 25 Deras
8 70 12,000 16,5 16 100 88 2:09 339 25 Gerimis
9 80 1,400 13,1 16,4 100 88 2:16 327 25 Gerimis
10 86,7 6,800 17,8 16,5 100 88 2:21 320 25 Gerimis
11 90 9,000 17,9 16,6 100 93 2:23 317 25 Gerimis
12 100 20,000 15,6 16,8 100 89 2:30 308 25 Gerimis
13 110 14,600 17,8 16,8 100 89 2:36 296 25 Gerimis
14 120 4,400 18,8 16,8 100 89 2:43 281 25 Gerimis
15 130 6,800 19,4 17 100 88 2:50 270 25 Gerimis
16 140 16,000 17,8 17,1 100 87 2:57 257 25 Gerimis
17 150 18,400 18,9 16,7 100 87 3:04 247 25 Gerimis
18 160 7,800 18,1 16,9 100 88 3:10 235 25 Gerimis
19 170 3,000 18 17 100 86 3:18 223 25 Gerimis
20 173 6,800 17,6 17,1 100 86 3:21 219 25 Gerimis
21 180 13,200 17,2 18,2 100 87 3:25 217 24 Gerimis
22 190 22,600 18 17,3 100 88 3:32 211 25 Gerimis
23 200 11,000 17,7 17 100 88 3:39 201 25 Gerimis
Average 16,65 88,35

Uji Akselerasi (detik) 11,68

Uji Top Speed (km/jam) 179

63
LAMPIRAN C
HASIL ROAD TEST 10.000 KM

64
C.1 Hasil Road Test 10.000 Km Biosolar

Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi


No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

1 50 15:43 26 11 0 0 0:33 402 S 750 0 23918 0 0 Aji G Auto 2000 - -


2 16:00 29 5.4 0 7 0:57 392 E 750 0 23923 5.5 5.5 Aji M Torbak 164.1 90.8
3 16:19 29 5.3 0 6 0:59 392 E 750 0 23923 5.5 5.5 Aji M Torbak - -
4 16:25 29 5.6 0 7 1:05 391 NE 750 0 23924 6.4 6.4 Aji M PT LAPI 123.3 82.2
5 18:18 28 5.3 0 6 1:15 389 E 1500 60 23929 11.3 11.3 Kemal C PT LAPI - -
6 19:00 28 11.9 99.9 29 1:56 354 W 2000 100 23968 50 50 Kemal M 90 - -
7 19:36 28 12.1 88 43 2:32 325 W 2000 110 24020 100 100 Kemal C 97 - -
8 20:04 27 11.4 30.4 57 3:09 247 E 2000 110 24068 150 150 Kemal G 144 - -
9 20:38 27 11.2 9.4 59 3:34 220 E 1500 80 24118 200 200 Kemal G 197 - -
10 21:20 27 11.3 100 61 4:15 156 NE 2000 100 24168 250 250 Kemal C 202 - -
11 25 21:23 27 11.3 0 61 4:19 155 NE 750 0 24170 252.4 252.4 Kemal C Pejagan 170.3 92.3
12 21:56 27 11.2 0 58 4:22 465 E 750 0 24170 252.4 252.4 Bakoy C Pejagan - -
13 22:45 27 11.1 7.6 61 5:05 382 N 2000 100 24218 300 300 Bakoy C 200 - -
14 23:17 27 10.9 9.7 64 5:30 327 NW 2000 130 24268 350 350 Bakoy C 149 - -
15 23:44 27 10.8 9.8 60 6:03 275 NW 2800 150 24319 400 400 Kemal C 97 - -
16 0:15 27 10.6 10.1 70 6:33 200 S 2500 125 24369 450 450 Kemal C 88 - -
17 0:56 25 10.4 0 70 7:15 158 SE 800 0 24418 500 500 Kemal C PT LAPI 134 94
18 25 1:53 25 10.4 0 70 7:28 158 NE 750 0 24418 500 500 Aji C PT LAPI - -
19 2:29 27 10.7 15.2 71 8:05 359 N 2000 120 24468 550 550 Aji C 87 - -
20 2:58 27 10.6 29.2 73 8:53 317 E 2500 140 24518 600 600 Aji C 99 - -
21 3:29 27 10.4 10.2 74 9:04 248 SE 2500 140 24568 650 650 Aji C 190 - -
22 4:01 27 10.3 7.1 75 9:36 190 SE 2500 130 24618 700 700 Amin C 200 - -
23 4:48 27 10.4 0 74 10:26 154 NW 750 0 24666 748 748 Amin C Pejagan 157.4 93

65
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

24 5:15 27 10.4 0 74 10:34 154 NW 750 0 24666 748 748 Amin C Pejagan - -
25 5:20 28 10.4 10.8 73 10:38 152 S 1500 50 24668 750 750 Amin C Pejagan - -
26 5:40 26 10.2 0 74 10:58 94 SE 750 0 24707 789.4 789.4 Aji C 208 235 93.3
27 25 6:25 26 10.2 0 74 11:00 94 SE 750 0 24707 789.4 789.4 Aji C 208 - -
28 6:33 27 10.2 7.2 74 11:08 321 NW 3500 170 24718 800 800 Aji C 175 - -
29 6:55 27 9.9 5.8 76 11:30 273 W 3500 170 24768 850 850 Aji C 143 - -
30 7:15 27 9.6 15.2 78 11:50 192 W 3500 100 24818 900 900 Amin C 93 - -
Cipularan
31 7:43 28 9.5 12.4 80 12:18 14 S 3000 120 24868 950 950 Amin C - -
g 92
32 8:16 27 9.5 0 79 12:52 78 SE 750 0 24913 994.6 994.6 Amin C PT LAPI 153.6 93.7
33 25 9:22 35 9.5 0 79 12:55 78 E 750 0 24913 994.6 994.6 Rafif M PT LAPI - -
34 9:53 29 9.5 83.9 77 13:27 300 W 1500 110 24920 1000 1000 Rafif M Pasteur - -
35 10:28 32 9.6 5.6 78 14:00 252 SE 1500 80 24970 1050 1050 Rafif M 69 - -
36 10:46 34 9.4 5.7 80 14:24 178 E 3250 170 25020 1100 1100 Rafif C 108 - -
37 11:06 34 9.2 5.4 81 14:37 136 E 3250 170 25070 1150 1150 Rafif C 157 - -
38 11:30 34 9.1 15.3 82 15:10 45 E 2000 120 25120 1200 1200 Rafif C 203 - -
243.2
39 12:04 34 9.1 0 82 15:36 5 W 750 0 25158 1239.8 1239.8 Bakoy C Pejagan 64.9
1
40 50 12:28 34 9.1 0 82 15:38 5 W 750 0 25158 1239.8 1239.8 Bakoy C Pejagan - -
41 12:47 34 9.1 0 80 15:57 493 SE 750 0 25170 1250 1250 Bakoy C Pejagan - -
14
42 13:18 34 9 3.8 81 16:29 380 NW 750 0 25220 1300 1300 Bakoy C Gerbang - -
Tol
43 13:43 34 8.9 7 82 16:55 324 NW 3000 160 25270 1350 1350 Bakoy C 143 - -
44 14:06 34 8.8 6.3 83 17:24 252 W 2000 190 25320 1400 1400 Rafif C 96 - -
45 14:43 32 8.7 6.1 83 17:50 200 N 2250 130 25370 1450 1450 Rafif C 95 - -
46 15:30 32 8.7 0 82 18:40 145 SE 750 0 25416 1497 1497 Rafif C PT LAPI 180.6 91.3

66
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

47 25 16:26 31 8.7 0 81 18:48 144 E 750 0 25416 1497.3 1497.3 Aji C PT LAPI - -
48 16:41 30 8.7 6 80 19:13 323 NW 750 0 25418 1500 1500 Aji C Pasteur - -
49 17:58 28 8.8 16.3 77 0:29 284 W 750 80 25468 1550 1550 Aji C 92 - -
50 18:28 29 8.8 6.7 78 1:00 246 E 3000 160 25518 1600 1600 Aji C 101 - -
Arsya
51 18:57 30 8.8 9.3 79 1:29 195 E 2250 120 25568 1650 1650 C 155 - -
d
Arsya
52 19:23 31 8.8 8.2 79 1:55 139 SE 2000 120 25618 1700 1700 C 205 - -
d
Arsya
53 19:53 31 8.8 0 79 2:25 110 SE 750 0 25661 1743.8 1743.8 C Pejagan 212.4 71.9
d
54 25 20:10 31 8.8 0 79 2:27 326 SE 750 0 25661 1743.8 1743.8 Aji C Pejagan - -
55 20:17 31 8.8 5.6 79 2:34 312 W 2250 120 25668 1750 1750 Aji C 241 - -
56 20:43 30 8.8 5.3 80 3:01 267 W 2000 110 25718 1800 1800 Aji C 163 - -
57 21:05 29 8.7 13.1 81 3:24 213 NW 2750 150 25768 1850 1850 Aji C 134 - -
Arsya
58 21:26 28 8.7 7.2 81 3:40 160 NW 2500 150 25818 1900 1900 C 87 - -
d
Arsya
59 21:53 26 8.6 7.7 82 4:10 80 S 1750 100 25868 1950 1950 C 98 - -
d
Arsya
60 22:33 26 8.6 0 82 4:03 49 SE 750 0 25915 1997.4 1997.4 C PT LAPI 180 91.1
d
61 50 23:07 26 8.6 0 82 5:05 48 N 750 0 25915 1997.5 1997.5 Amin C PT LAPI - -
62 23:14 26 8.6 11.7 82 5:10 471 W 1500 80 25917 2000 2000 Amin C Pasteur - -
63 23:46 27 8.7 15.7 82 5:42 434 N 2000 110 25967 2050 2050 Amin C 83 - -
64 0:16 28 8.8 7.7 82 6:12 368 E 2200 120 26017 2100 2100 Amin C 104 - -
65 0:37 27 8.7 11.9 83 6:33 309 SE 3000 140 26067 2150 2150 Amin C 156 - -
66 1:00 29 8.7 7.6 84 6:56 261 SE 2500 140 26118 2200 2200 Amin C 205 - -
67 1:42 29 8.7 0 83 7:38 216 W 750 0 26167 2249 2249 Amin C Pejagan 178.8 93.4
68 25 2:23 29 8.7 0 83 7:39 215 W 750 0 26167 2249 2249 Heza C Pejagan - -
69 2:59 29 8.7 6.3 84 8:05 377 W 2500 140 26218 2300 2300 Heza C 196 - -

67
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

70 3:21 28 8.6 6.1 84 8:27 309 NW 3000 160 26268 2350 2350 Heza C 146 - -
71 3:42 27 8.6 5.6 85 8:48 256 W 2750 150 26318 2400 2400 Heza C 95 - -
72 4:06 26 8.6 6.4 86 9:13 189 S 2000 110 26368 2450 2450 Heza C 97 - -
73 4:55 23 8.5 0 85 10:00 152 NE 750 0 26366 2498 2498 Heza C PT LAPI 166.6 85.8
74 13:20 26 8.5 0 85 10:05 151 N 750 0 26416 2498 2498 Kemal D PT LAPI - -
75 13:29 25 8.5 44.1 84 10:14 147 NW 1500 60 26418 2500 2500 Kemal D Pasteur - -
76 14:09 28 8.6 14.6 84 10:54 94 N 2000 100 26468 2550 2550 Kemal D 83 - -
77 14:17 25 8.6 0 84 11:01 91 E 750 0 26480 2562 2562 Kemal D 72 182.3 85.5
78 25 14:28 25 8.6 0 84 11:07 303 NW 750 0 26480 2562 2562 Kemal D 72 - -
79 14:51 32 8.6 12.1 84 11:30 251 E 2500 140 26518 2600 2600 Kemal G 102 - -
80 15:11 31 8.5 5.7 85 11:50 188 E 2000 110 26568 2650 2650 Kemal C 153 - -
81 15:33 31 8.5 7.5 85 12:13 131 SE 3000 160 26618 2700 2700 Aji C 206 - -
82 16:13 31 8.5 8.6 85 12:51 84 NW 3000 150 26668 2750 2750 Aji C 242 - -
83 16:29 32 8.5 0 85 13:09 44 S 750 0 26701 2783.5 2783.5 Aji C 208 235.7 91.3
84 25 16:55 32 8.5 0 85 13:11 251 SW 750 0 26701 2783.5 2783.5 Aji C 208 - -
85 17:07 32 8.5 8.4 85 13:24 233 W 2000 110 26718 2800 2800 Aji C 190 - -
86 17:30 30 8.5 8.7 86 13:48 184 NW 2500 130 26768 2850 2850 Aji C 139 - -
87 17:53 29 8.5 9.4 86 14:10 128 W 3000 170 26818 2900 2900 Kemal C 85 - -
88 18:27 27 8.5 9.4 86 14:43 83 SE 2000 100 26868 2950 2950 Kemal C 95 - -
89 19:38 31 8.5 12.3 86 15:55 47 SE 750 0 26909 2991.1 2991.1 Kemal C ITB 221.5 93.3
90 20:47 30 8.5 0 85 15:59 47 SE 750 0 26909 2991.1 2991.1 Aji G ITB - -
91 20:52 25 8.5 0 84 16:04 47 E 750 0 26910 2991.9 2991.9 Aji G PT LAPI 120.3 90.6
92 50 21:07 25 8.5 0 84 16:08 46 E 800 0 26910 2992 2992 Heza C PT LAPI - -
93 21:20 25 8.5 11.4 84 16:22 464 W 2000 100 26910 3000 3000 Heza C Pasteur - -
94 21:47 28 8.5 5.3 84 16:49 419 NE 2300 130 26969 3050 3050 Heza C 70 - -

68
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

95 22:10 28 8.5 5.7 85 17:12 348 SE 2500 130 27019 3100 3100 Heza C 109 - -
96 22:32 28 8.5 10.5 85 17:33 302 E 3000 160 27068 3150 3150 Monte C 159 - -
97 23:02 28 8.5 9.5 86 18:04 248 S 2500 120 27118 3200 3200 Monte C 209 - -
98 23:42 30 8.5 0 85 18:43 210 SW 800 0 27162 3244 3244 Monte C Pejagan 194.6 85.6
99 25 23:55 30 8.5 0 85 18:44 463 SW 800 0 27162 3244 3244 Heza C Pejagan - -
100 0:03 29 8.5 7.3 85 18:52 459 W 2500 90 27168 3250 3250 Heza C 245 - -
101 0:31 29 8.5 7.5 85 19:21 369 W 2500 120 27218 3300 3300 Heza C 192 - -
102 0:58 27 8.5 15.1 86 19:46 301 NW 1500 80 27268 3350 3350 Heza C 241 - -
103 1:30 26 8.5 17.7 86 0:14 245 W 3000 110 27318 3400 3400 Monte C 87 - -
104 1:50 26 8.4 5.6 86 0:45 196 SE 2700 110 27368 3450 3450 Monte C 94 - -
105 2:33 22 8.4 0 86 1:22 155 E 800 0 27417 3498.6 3498.6 Monte PT LAPI 173 94.3
106 25 2:52 22 8.4 0 86 1:25 155 E 750 0 27417 3498.6 3498.6 Kemal C PT LAPI - -
107 2:57 23 8.4 7.3 86 1:29 327 E 1500 50 27419 3500 3500 Kemal C Cisitu - -
108 3:36 25 8.5 12.3 86 2:07 302 NE 2500 120 27469 3550 3550 Kemal C 89 - -
109 4:02 25 8.5 7.5 86 2:34 256 SE 2700 140 27519 3600 3600 Kemal C 96 - -
Arsya
110 4:26 27 8.5 8 86 2:56 205 SE 3000 150 27569 3650 3650 C 147 - -
d
Arsya
111 4:52 27 8.5 8.4 87 3:25 150 SE 2000 80 27619 3700 3700 C Ciperna - -
d
Arsya
112 4:55 27 8.5 0 87 3:27 148 SE 750 0 27626 3708 3708 C Pejagan 215 81.7
d
113 25 5:26 27 8.5 0 86 3:32 343 SE 750 0 27626 3708 3708 Kemal C Pejagan - -
114 5:58 28 8.5 9.8 86 4:04 314 N 1200 60 27669 3750 3750 Kemal C Pejagan - -
115 6:27 27 8.5 8 87 4:31 266 NW 3200 170 27719 3800 3800 Kemal C 201 - -
116 6:48 27 8.4 7.6 87 4:53 204 W 3000 160 27769 3850 3850 Kemal C 147 - -
Arsya
117 7:07 28 8.4 6.1 88 5:13 142 W 3000 150 27819 3900 3900 C 96 - -
d

69
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan
Arsya
118 7:30 28 8.4 7.2 88 5:46 98 W 3000 150 27869 3950 3950 C 88 - -
d
Arsya
119 8:19 27 8.4 0 87 6:25 41 SE 750 0 27917 3998.6 3998.6 PT LAPI 181.2 93.1
d
120 25 10:51 25 8.4 0 87 6:38 237 E 800 0 27917 3998.6 4000 Rafif C PT LAPI - -
121 11:38 34 8.4 7.4 87 7:18 400 NE 2500 130 27968 4050 4050 Rafif C 81 - -
122 12:01 34 8.4 6.4 87 7:43 335 SE 3250 170 28018 4100 4100 Rafif C 99 - -
123 12:22 34 8.4 5.2 88 8:02 261 SE 3000 160 28068 4150 4150 Rafif C 151 - -
124 12:45 33 8.4 9.6 88 8:30 206 SE 2000 110 28118 4200 4200 Rafif C 203 - -
125 13:29 35 8.4 0 88 9:11 160 SW 800 0 28168 4250 4250 Monte C Pejagan 137.5 83
126 25 13:43 35 8.4 0 87 9:14 160 SW 800 0 28168 4250 4250 Monte C Pejagan - -
127 14:12 33 8.3 5.6 88 9:42 275 NW 1250 80 28218 4300 4300 Monte C 193 - -
128 14:36 34 8.3 5.4 88 10:06 230 NW 3000 170 28268 4350 4350 Monte C 143 - -
129 14:56 29 8.3 7.2 88 10:27 181 W 3000 120 28318 4400 4400 Monte C 93 - -
130 15:26 26 8.3 12.3 88 10:55 128 S 2500 90 28368 4450 4450 Rafif D 90 - -
131 16:10 23 8.3 0 88 11:41 84 E 800 0 28415 4496.8 4496.8 Rafif D PT LAPI 164 89.8
132 25 17:02 23 8.3 0 88 11:46 270 E 750 0 28415 4496.8 4496.8 Kemal G PT LAPI - -
133 17:06 23 8.3 0 88 11:49 268 W 750 0 28416 4497.6 4497.6 Kemal G ITB 147 87.7
134 17:52 23 8.3 0 88 11:51 268 W 750 0 28416 4497.6 4497.6 Kemal G ITB - -
135 18:00 24 8.2 10.3 88 12:00 266 W 1000 60 28418 4500 4500 Kemal G Pasteur - -
136 18:55 25 8.3 10.8 87 12:54 227 N 2500 120 28468 4550 4550 Kemal G 84 - -
137 19:13 27 8.3 12.1 87 13:23 190 E 2000 100 28518 4600 4600 Kemal G 102 - -
138 19:55 26 8.3 5.4 87 13:54 136 SE 2500 150 28568 4650 4650 Kemal C 153 - -
139 20:25 25 8.3 7.2 87 14:24 101 SE 2000 100 28618 4700 4700 Aji G 205 - -
140 21:13 25 8.3 9.3 87 15:14 53 W 2000 100 28668 4750 4750 Aji D 244 - -
141 21:41 25 8.3 0 87 15:45 20 S 750 0 28705 4786 4786 Aji C 208 173 91.7

70
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

142 25 21:49 25 8.3 0 87 15:45 236 W 750 0 28705 4786 4786 Kemal C 208 - -
143 22:00 26 8.3 12.3 87 16:00 218 NW 2000 80 28718 4800 4800 Kemal D 178 - -
144 22:31 25 8.3 6.2 87 16:30 167 W 1500 100 28768 4850 4850 Kemal D 140 - -
145 22:57 26 8.3 8.2 87 16:50 118 W 2000 100 28818 4900 4900 Kemal C 90 - -
146 23:30 25 8.3 10 87 17:25 87 E 2750 50 28868 4950 4950 Aji C Pasteur - -
147 0:14 23 8.4 8.3 87 18:13 47 SW 1000 50 28918 5000 5000 Aji C Dago - -
148 0:19 23 8.4 0 87 18:19 45 NE 750 0 28919 5000.7 5000.7 Aji C PT LAPI 140.8 88.1
Arsya
149 50 0:40 23 8.4 0 87 18:25 473 E 750 0 28919 5000.7 5000.7 C PT LAPI - -
d
Arsya
150 1:23 26 8.4 11.7 87 19:08 440 N 1800 90 28968 5050 5050 C 89 - -
d
Arsya
151 1:49 26 8.4 5.7 87 19:34 388 SE 2000 110 29018 5100 5100 C 98 - -
d
Arsya
152 2:12 26 8.4 6.3 87 19:56 325 SE 2300 150 29068 5150 5150 C 149 - -
d
Arsya
153 2:38 26 8.4 13.4 87 0:23 269 SE 1800 100 29118 5200 5200 C 199 - -
d
154 3:23 25 8.4 0 87 1:07 238 SW 750 0 29168 5250 5250 Amin C Pejagan 216.7 84.8
155 4:16 25 8.4 0 87 1:09 238 SW 750 0 29168 5250 5250 Amin C Pejagan - -
156 4:46 26 8.4 5.3 87 1:39 185 NW 2200 80 29218 5300 5300 Amin C Plumbon - -
157 5:13 26 8.4 9.3 87 2:00 137 NW 2500 140 29268 5350 5350 Amin G 132 - -
Arsya
158 5:42 26 8.4 10 87 2:40 95 SW 2500 130 29318 5400 5400 C 94 - -
d
Arsya
159 6:14 25 8.4 8.7 87 3:06 53 S 2000 70 29368 5450 5450 C 91 - -
d
Arsya
160 7:05 23 8.4 0 87 3:59 7 SE 750 0 29418 5499.7 5499.7 C PT LAPI 173.3 87.7
d
161 50 12:00 32 8.4 0 87 4:02 6 E 750 0 29418 5499.7 5499.7 Heza C PT LAPI - -
162 12:12 32 8.4 6.1 87 4:13 478 W 1000 20 29418 5500 5500 Heza C Pasteur - -
163 12:59 32 8.3 8.7 87 4:41 432 NW 3000 160 29468 5550 5550 Heza C 86 - -

71
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

164 13:06 33 8.4 5.3 87 5:07 372 SE 2200 120 29518 5600 5600 Heza C 103 - -
165 13:27 33 8.4 7.5 87 5:29 269 SE 3000 160 29568 5650 5650 Heza C 155 - -
166 13:47 33 8.4 4.7 88 5:49 215 SE 2000 110 29618 5700 5700 Heza C 205 - -
167 14:26 33 8.4 0 87 6:26 163 N 750 0 29667 5749.5 5749.5 Heza C Pejagan 200.9 89.2
168 25 14:45 34 8.4 0 87 6:34 163 N 750 0 29667 5749.5 5749.5 Bakoy C Pejagan - -
169 14:50 35 8.4 8.8 87 6:39 360 N 1000 80 29668 5750 5750 Bakoy C Pejagan - -
170 15:18 34 8.4 3.4 87 7:06 316 N 3000 120 29718 5800 5800 Bakoy C 200 - -
171 15:46 31 8.4 7.5 88 7:35 247 W 3000 140 29768 5850 5850 Bakoy C 150 - -
172 16:02 32 8.4 6.2 88 7:50 203 W 3000 150 29818 5900 5900 Bakoy C 97 - -
97
173 16:38 24 8.3 11.6 88 8:26 127 S 1500 60 29868 5950 5950 Bakoy C Cipularan - -
g
174 17:44 23 8.3 0 87 9:32 89 SW 750 0 29917 5998.7 5998.7 Bakoy C PT LAPI 153.2 88
175 50 18:19 23 8.3 0 87 9:49 89 SW 800 0 29917 5998.7 5998.7 Rafif C PT LAPI - -
176 19:22 23 8.4 12.4 85 11:46 410 N 2000 70 29968 6050 6050 Monte H 89 - -
177 21:00 26 8.4 9 85 12:25 369 SE 2500 100 30018 6100 6100 Monte C 96 - -
178 21:24 26 8.4 5.1 86 12:50 320 SE 3250 120 30068 6150 6150 Monte C 151 - -
179 21:55 27 8.4 5.4 86 13:20 282 SE 2000 80 30118 6200 6200 Monte C 203 - -
180 22:51 27 8.4 0 85 14:16 236 W 800 0 30168 6250 6250 Rafif C Pejagan 190 89.7
181 25 23:31 27 8.4 0 85 14:18 236 SW 800 0 30168 6250 6250 Rafif C Pejagan - -
182 0:21 27 8.4 7.1 85 15:09 413 W 2000 100 30218 6300 6300 Rafif C 188 - -
183 1:10 27 8.4 7 85 15:29 363 W 3000 120 30268 6350 6350 Rafif C 135 - -
184 1:15 26 8.4 5.4 85 16:02 318 W 2500 120 30318 6400 6400 Monte C 95 - -
185 1:49 26 8.4 6 85 16:36 288 S 2500 110 30368 6450 6450 Monte C 90 - -
186 2:25 22 8.4 0 85 17:12 252 SE 800 0 30418 6499 6499 Monte C PT LAPI 150 89.2
187 25 2:54 22 8.4 0 85 17:16 257 E 750 0 30417 6500 6500 Amin C PT LAPI - -

72
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

188 3:30 26 8.4 12.5 85 17:52 433 NE 2200 120 30467 6550 6550 Amin C 85 - -
189 3:57 25 8.3 7.5 85 18:17 358 SE 2200 120 30517 6600 6600 Amin C 100 - -
190 4:17 26 8.4 7.2 86 18:39 302 SE 2500 130 30567 6650 6650 Amin C 152 - -
191 4:49 27 8.4 10 86 19:10 253 SE 2000 110 30617 6700 6700 Amin C 205 - -
192 5:30 27 8.4 0 85 19:51 221 W 750 0 30668 6750 6750 Amin C Pejagan 171.6 89.2
Arsya
193 6:15 27 8.4 0 85 19:53 221 W 750 0 30668 6750 6750 C Pejagan - -
d
Arsya
194 6:43 27 8.4 5.2 86 0:21 166 W 2000 80 30718 6800 6800 C 196 - -
d
Arsya
195 7:07 27 8.4 7.9 86 0:45 117 NW 3000 160 30768 6850 6850 C 146 - -
d
Arsya
196 7:26 27 8.4 16.6 86 1:05 64 W 3000 165 30818 6900 6900 C 93 - -
d
Arsya
197 7:54 28 8.4 0 86 1:34 16 N 750 0 30864 6945.7 6945.7 C RA 88 260.3 90.2
d
Arsya
198 25 8:06 28 8.4 0 86 1:36 16 N 750 0 30864 6945.7 6945.7 C RA 88 - -
d
199 8:09 30 8.3 4.6 86 1:39 208 S 2000 70 30868 6950 6950 Amin C 94 - -
200 9:14 26 8.3 0 85 2:44 169 SE 750 0 30917 6999 6999 Amin C Torbak 145.4 84.1
201 25 11:21 23 8.4 0 85 3:03 358 S 750 0 30919 7000 7000 Heza C Torbak - -
202 12:00 34 8.4 7.3 85 3:42 334 N 2600 140 30969 7050 7050 Heza C 88 - -
203 12:24 34 8.4 6 85 4:07 279 SE 2200 150 31019 7100 7100 Heza C 96 - -
204 12:34 34 8.4 6.2 86 4:27 204 SE 3200 170 31069 7150 7150 Heza C 149 - -
205 12:59 34 8.4 6.3 86 4:51 159 SE 3000 150 31120 7200 7200 Heza C 202 - -
206 13:52 34 8.4 0 86 5:35 96 NW 750 0 31171 7251 7251 Heza C Pejagan 187.6 79
207 25 14:30 34 8.4 0 86 5:40 96 NW 750 0 31171 7251 7251 Rafif C Pejagan - -
208 14:54 34 8.4 6.9 86 6:04 258 NW 3000 180 31219 7300 7300 Rafif C 196 - -
209 15:19 33 8.4 5.5 86 6:28 190 NW 3250 170 31269 7350 7350 Rafif C 145 - -
210 15:39 32 8.3 5.8 86 6:48 142 NW 3500 180 31319 7400 7400 Rafif C 91 - -

73
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

211 16:24 31 8.3 5.2 86 7:12 93 S 3000 150 31369 7450 7450 Rafif C 90 - -
212 17:16 29 8.3 0 86 8:26 17 SE 750 0 31415 7497.1 7497.1 Rafif C PT LAPI 183.8 77.2
213 25 18:37 29 8.3 0 86 8:37 12 NE 750 0 31315 7497.1 7497.1 Monte G PT LAPI - -
214 20:03 24 8.4 5.9 85 10:03 157 N 2000 60 31468 7550 7550 Monte G 83 - -
215 20:44 26 8.4 16.7 85 10:44 127 NE 1000 60 31518 7600 7600 Monte C 100 - -
216 20:48 26 8.4 0 85 10:47 127 NE 750 0 31519 7601 7601 Monte C 102 166 81.8
217 25 21:24 26 8.4 0 85 10:50 127 SE 750 0 31519 7601 7601 Aji C 102 - -
218 21:55 28 8.4 9.9 85 11:21 312 E 2000 100 31568 7650 7650 Aji C 153 - -
219 22:30 29 8.4 8.2 85 11:55 271 E 1750 90 31618 7700 7700 Aji C 206 - -
220 23:31 28 8.4 11.4 84 12:58 232 NW 3000 140 31668 7750 7750 Aji C 241 - -
221 0:01 28 8.4 15 84 13:20 188 NW 2000 100 31718 7800 7800 Monte C 191 - -
222 0:19 27 8.4 0 84 13:45 167 W 750 0 31744 7825 7825 Monte C 164 213.3 79.5
223 0:37 27 8.4 0 84 13:48 167 W 750 0 31744 7825 7825 Monte C 164 - -
224 0:53 26 8.4 9.1 84 14:04 143 NW 3000 140 31768 7850 7850 Monte C 132 - -
225 1:20 25 8.4 14.5 84 14:30 104 NW 2000 110 31818 7900 7900 Aji C 88 - -
226 1:58 23 8.4 8.7 84 15:09 61 S 2000 110 31868 7950 7950 Aji C 92 - -
227 2:54 21 8.4 0 84 16:06 7 W 750 0 31918 8000 8000 Aji C PT LAPI 116.3 78
228 50 3:14 21 8.4 0 84 16:10 6 NW 750 0 31918 8000 8000 Rafif C PT LAPI - -
229 4:03 23 8.3 8.8 85 16:58 435 N 3000 150 31968 8050 8050 Rafif C 99 - -
230 4:50 24 8.4 100 84 17:44 357 E 3100 100 32018 8100 8100 Rafif C 88 - -
231 5:20 27 8.4 100 84 18:18 295 E 2500 130 32068 8150 8150 Rafif C 144 - -
232 5:50 27 8.5 2.1 84 18:48 264 E 2000 110 32118 8200 8200 Bakoy C 190 - -
233 7:21 28 8.5 0 83 0:17 193 N 750 0 32175 8257.4 8257.4 Bakoy C Pejagan 192 80.1
234 25 7:52 28 8.5 0 83 0:21 192 E 750 0 32175 8257.4 8257.4 Bakoy C Pejagan - -
235 8:16 31 8.5 0 83 0:44 447 NW 750 0 32218 8300 8300 Rafif C Ciperna - -

74
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

236 8:42 30 8.4 7.6 83 1:12 312 NW 3200 175 32268 8350 8350 Rafif C 150 - -
237 9:01 32 8.4 7.1 84 1:42 261 NW 3000 150 32317 8400 8400 Rafif C 99 - -
238 9:31 33 8.4 8.3 84 2:02 211 S 1500 20 32369 8450 8450 Bakoy C 51 - -
239 10:47 31 8.4 0 83 3:17 137 N 750 0 32420 8502 8502 Bakoy C PT LAPI 159.9 82.1
240 25 11:05 31 8.4 0 83 3:23 347 NE 750 0 32420 8502.2 8502.2 Kemal C PT LAPI - -
241 11:42 31 8.4 10.5 83 4:00 309 N 1500 130 32468 8550 8550 Kemal C 88 - -
242 12:09 31 8.4 7 83 4:28 254 E 2500 130 32518 8600 8600 Kemal C 97 - -
243 12:35 34 8.4 5.6 83 4:53 214 SE 3000 170 32568 8650 8650 Kemal C 147 - -
Arsya
244 12:47 35 8.4 0 83 5:04 192 SE 750 0 32585 8667.9 8667.9 C 160 204 80.3
d
Arsya
245 13:34 35 8.4 0 83 5:31 142 SE 750 0 32618 8700 8700 C Ciperna - -
d
Arsya
246 14:21 34 8.4 0 83 6:19 89 NW 750 0 32668 8750 8750 C Pejagan 185.5 82.4
d
247 25 14:35 34 8.4 12 83 6:22 315 S 1000 60 32668 8750 8750 Kemal C Pejagan - -
248 15:01 34 8.4 11.1 83 6:48 257 NW 3000 150 32718 8800 8800 Kemal C 199 - -
249 15:25 31 8.4 5.6 83 7:11 189 NW 3000 160 32768 8850 8850 Kemal M 147 - -
Arsya
250 15:43 32 8.4 7.4 83 7:31 125 NW 2200 125 32818 8900 8900 M 98 - -
d
Arsya
251 16:11 28 8.4 11.4 84 8:00 66 SW 1500 60 32868 8950 8950 M 88 - -
d
Arsya
252 17:27 24 8.4 10.3 83 9:10 10 SE 1000 30 32918 9000 9000 M ITB - -
d
Arsya
253 17:36 23 8.4 0 83 9:23 9 E 750 0 32919 9001 9001 C PT LAPI 131.8 80.8
d
254 50 8:16 26 8.4 0 83 9:30 7 E 750 0 32920 9002 9002 Heza C PT LAPI - -
255 8:30 27 8.4 0 83 9:44 462 S 750 0 32925 9006.8 9006.8 Heza C Auto 2000 146.7 78.3
256 12:53 25 8.4 0 82 10:16 457 S 750 0 32926 9007.7 9007.7 Heza C Auto 2000 - -
257 13:28 27 8.4 0 82 20:51 446 E 750 0 32931 9012.8 9012.8 Heza C PT LAPI 166.7 75.5

75
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

258 18:34 26 8.4 0 82 11:01 444 E 750 0 32931 9012.8 9012.8 Monte M PT LAPI - -
259 19:22 24 8.4 7.3 82 11:48 390 NE 2250 80 32968 9050 9050 Monte G 99 - -
260 19:55 25 8.4 7.1 82 12:21 331 E 1900 90 33018 9100 9100 Monte D 86 - -
261 20:23 25 8.4 5.4 82 12:49 284 SE 2500 120 33068 9150 9150 Monte G 142 - -
262 20:47 27 8.4 7.7 82 13:12 240 E 1500 80 33118 9200 9200 Heza G 189 - -
263 21:27 28 8.4 5.6 82 13:53 185 E 2500 130 33168 9250 9250 Heza C 243 - -
264 20:01 28 8.4 0 82 14:28 330 SE 750 0 33221 9302 9302 Heza C 208 184.8 83.4
265 25 22:25 28 8.4 0 82 14:34 330 SE 750 0 33221 9302 9302 Monte C 208 - -
266 22:52 27 8.4 6.2 82 15:00 291 W 3200 120 33271 9350 9350 Monte C 155 - -
267 23:14 26 8.4 5.3 82 15:22 223 W 3000 140 33321 9400 9400 Monte C 107 - -
268 23:36 27 8.4 6.5 82 15:45 171 S 2500 140 33371 9450 9450 Monte C 78 - -
269 0:02 23 8.4 8.7 82 16:11 134 E 2200 120 33421 9500 9500 Heza C Pasteur - -
270 0:14 23 8.4 0 82 16:22 126 E 750 0 33425 9507 9507 Heza C PT LAPI 169 85
271 25 12:39 23 8.4 0 82 16:27 314 E 750 0 33425 9507 9507 Bakoy C PT LAPI - -
272 1:30 25 8.4 34.8 82 16:57 282 N 1500 100 33468 9550 9550 Bakoy C 94 - -
273 2:04 26 8.4 5.9 82 17:31 231 SE 3000 150 33518 9600 9600 Bakoy C 92 - -
274 2:26 26 8.4 5.4 82 17:54 179 SE 3500 160 33568 9650 9650 Bakoy C 143 - -
275 2:53 27 8.4 6.3 83 18:21 124 SE 2000 100 33618 9700 9700 Amin C 193 - -
276 3:34 27 8.4 12.5 82 19:02 93 E 1500 40 33668 9750 9750 Amin C 247 - -
277 3:41 27 8.4 0 82 19:08 90 E 750 0 33671 9752 9752 Amin C Pejagan 202.8 96.4
278 35.4 3:43 27 8.4 0 82 19:11 90 E 750 0 33671 9752 9752 Bakoy C Pejagan - -
279 3:57 27 8.4 9.5 83 19:26 339 NW 2500 130 33690 9770 9770 Bakoy C 230 - -
280 4:10 27 8.4 6.6 82 19:38 320 N 3200 170 33718 9800 9800 Bakoy C 201 - -
281 4:35 26 8.4 7.7 83 0:03 272 NW 3000 150 33768 9850 9850 Bakoy C 148 - -
282 4:50 26 8.4 8.6 83 0:24 205 W 2500 130 33818 9900 9900 Amin C 104 - -

76
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Ran Trip Ex. Kebisi
No. Jam E/T Arah RPM Speed Odo. Driver Cuaca Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed ge A B Temp ngan

283 5:22 26 8.4 9.4 83 0:50 161 S 3000 110 33868 9950 9950 Amin C 85 - -
284 5:59 23 8.4 0 83 1:26 114 SE 750 0 33918 10000 10000 Amin C PT LAPI 184.3 92.7
285 7:09 30 8.4 0 83 1:29 114 E 750 0 33918 10000 10000 Amin C PT LAPI - -
286 7:29 26 8.4 0 83 1:49 111 SW 750 0 33923 10005 10005 Amin C Auto 2000 154.6 91.8

77
C.2 Hasil Road Test 10.000 Km Dexlite

Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi


No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

1 25 18:39 26 0 0 0 0:00 120 N 750 0 13913 0 0 Arsyad C Auto 2000 - -


2 19:08 26 6.6 0 12 0:27 105 E 750 0 13919 5.4 5.4 Arsyad C Torbak - -
3 25 13:53 25 6.4 0 11 0:34 105 E 900 0 13919 5.4 5.4 Heza M Torbak - -
4 14:44 25 9.8 8.3 37 1:26 290 N 2000 90 13965 52.2 52.2 Heza M Cipularang 90 - -
5 15:15 29 10.3 9.3 53 1:56 297 E 2800 140 14015 100 100 Heza H Cipali 97 - -
6 15:40 25 9.4 6.9 66 2:21 187 SE 3000 160 14065 150 150 Heza M Cipali 148 - -
7 16:05 34 9.2 7 74 2:46 130 SE 2500 100 14115 200 200 Amn M Cipali 198 - -
8 16:48 27 9.4 6.6 73 3:29 79 N 2000 80 14165 250 250 Amn M Pejagan - -
9 16:53 28 9.4 0 72 3:34 76 NW 900 0 14166 252.8 252.8 Amin M Ketanggungan - -
10 25 17:48 28 9.4 0 72 3:36 76 NW 900 0 14166 252.8 252.8 Amin M Ketanggungan - -
11 18:18 26 9.3 7 74 4:06 283 NW 2000 85 14212 300 300 Heza C Kanci 200 - -
12 18:49 26 9.4 10.9 78 4:37 219 NW 2500 120 14264 350 350 Heza G 148 - -
13 19:22 27 9.3 13.7 79 5:10 160 W 2500 120 14314 400 400 Heza M 98 - -
14 19:55 27 9.4 14.6 79 5:43 120 S 2500 80 14364 450 450 Amin M 87 - -
15 20:48 27 9.4 0 76 6:36 66 SE 900 0 14413 500 500 Amin M PT LAPI - -
16 50 21:48 25 9.3 0 75 6:46 529 S 700 0 14414 500.9 500.9 Kemal C PT LAPI - -
17 22:57 24 9.6 16.2 71 7:37 504 NE 1200 90 14450 537.9 537.9 Kemal C KM 100 - -
18 23:32 26 10 7.4 70 8:31 478 E 2000 110 14500 588 588 Kemal C KM84 - -
19 0:00 26 10.1 0 71 8:58 441 N 700 0 14545 632.1 632.1 Kemal C TI 131 126.9 83.1
20 0:14 26 10.1 0 71 9:04 441 N 700 0 14545 632.1 632.1 Arsyad C TI 131 - -
21 0:19 26 10.1 9.3 70 9:09 424 SE 2000 100 14550 657.7 657.7 Arsyad C KM 137 - -
22 0:45 27 10 10.2 72 9:35 369 E 2100 130 14600 686 686 Arsyad C GT Palimanan - -
23 1:35 27 10.1 11.4 71 10:24 318 E 1600 80 14650 736 736 Arsyad C 228 - -

78
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

24 2:03 27 10 0 73 10:53 283 W 1500 110 14700 786.3 786.3 Arsyad C 208 - -
25 2:40 26 10 11 73 11:31 230 W 2000 90 14750 835.8 835.8 Kemal C KM 157 - -
26 2:56 26 10 0 73 11:47 214 SE 700 0 14775 862.1 862.1 Kemal C TI 130 127 82.4
27 3:10 26 10 14.5 73 11:50 212 W 700 0 14775 862.1 862.1 Kemal C TI 130 - -
28 3:23 26 9.9 7.1 74 12:03 168 W 1000 90 14800 886.5 886.5 Kemal C 102 - -
29 3:55 26 9.9 9.3 75 12:35 125 S 1500 100 14850 936.8 936.8 Arsyad C 81 - -
30 4:27 23 9.8 7.8 76 13:07 65 SE 2000 100 14900 986.1 986.1 Arsyad C Pasteur - -
31 4:32 22 9.8 9.3 75 13:12 60 S 700 0 14905 991.9 991.9 Arsyad C PT LAPI 129 81.7
32 50 5:30 22 9.8 0 75 13:19 61 E 800 0 14905 991.9 991.9 Rafif C PT LAPI - -
33 5:42 22 9.8 13.1 74 13:32 534 W 900 60 14916 1000 1000 Rafif C 126 - -
34 6:35 26 10 9.3 74 14:27 491 SE 2250 115 14967 1050 1050 Rafif C 75 - -
35 6:55 27 10 7.7 75 14:45 438 E 2500 150 15016 1100 1100 Rafif C 110 - -
36 7:15 28 9.9 5.9 77 15:07 365 SE 3200 160 15062 1150 1150 Rafif C 163 - -
37 7:45 31 9.8 13.8 77 15:34 328 SE 1500 70 15114 1200 1200 Rafif C 211 - -
38 8:38 32 9.9 0 76 16:32 281 W 1000 0 15161 1247 1247 Monte C Pejagan 161 95
39 25 8:59 32 9.9 0 76 16:34 281 W 800 0 15161 1247 1247 Monte C Pejagan - -
40 9:47 33 9.9 11.9 76 17:14 491 NW 1500 70 15215 1300 1300 Monte C 201 - -
41 10:16 34 9.8 11.8 77 17:43 401 NW 2500 120 15269 1350 1350 Monte C 145 - -
42 10:40 33 9.7 12.4 78 18:14 333 NW 2500 130 15330 1400 1400 Monte C 86 - -
43 11:13 35 9.7 10.7 78 18:40 298 SE 2000 100 15370 1453 1453 Monte C 91 - -
44 12:41 34 9.6 0 75 0:07 230 SE 800 0 15414 1500 1500 Rafif C PT LAPI 152.7 79.1
45 25 13:00 34 9.6 0 74 0:16 229 E 900 0 15414 1500 1500 Heza M PT LAPI - -
46 13:55 37 9.6 16.1 74 1:11 387 N 1500 110 15464 1550 1550 Heza M Purbaleunyi - -
47 14:19 34 9.6 28.9 74 1:35 350 E 2500 140 15514 1600 1600 Heza C 105 - -
1653. 1653.
48 14:40 34 9.6 26.6 75 1:57 287 SE 3000 160 15567 Heza C 155 - -
1 1

79
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

49 15:06 34 9.5 27.6 76 2:23 234 SE 2500 80 15617 1703 1703 Bakoy M 206 - -
1747. 1747.
50 15:52 31 9.5 0 76 3:09 167 SE 900 0 15661 Bakoy M Pejagan 161.6 92.6
9 9
1747. 1747.
51 25 16:14 31 9.5 0 75 3:18 385 S 900 0 15661 Bakoy M Pejagan - -
9 9
52 16:18 32 9.5 7.8 75 3:22 382 S 1500 30 15664 1750 1750 Bakoy M Pejagan - -
53 16:50 25 9.4 9.6 75 3:53 346 N 2000 100 15714 1800 1800 Bakoy G 202 - -
54 17:20 30 9.4 5.4 76 4:23 299 NW 3000 60 15764 1850 1850 Heza M 147 - -
55 17:40 24 9.5 9.3 77 4:43 254 W 1500 60 15814 1900 1900 Heza D 77 - -
56 18:20 24 9.5 6.6 77 5:23 194 S 1500 60 15864 1950 1950 Heza D 90 - -
57 19:30 24 9.5 0 75 6:33 145 SE 800 0 15914 2000 2000 Heza D PT LAPI 135.4 83.1
58 25 19:40 22 9.5 0 75 6:35 145 SE 800 0 15914 2000 2000 Rafif D PT LAPI - -
59 20:45 24 9.5 13.2 74 7:41 334 NW 1500 80 15967 2050 2050 Rafif D 85 - -
60 21:32 22 9.6 16.3 74 8:28 295 E 1000 80 16017 2100 2100 Rafif D Pasteur - -
61 22:35 26 9.7 8.8 73 9:49 262 E 2500 100 16068 2150 2150 Monte C 69 - -
62 23:10 25 9.7 7.4 73 10:05 218 E 2500 120 16116 2200 2200 Monte C 98 - -
63 23:38 26 9.7 6.8 74 10:33 174 SE 2250 120 16164 2250 2250 Monte C 147 - -
64 23:50 26 9.7 0 74 10:47 165 NE 800 0 16182 2269 2269 Monte C 185 183.6 94.4
65 25 0:03 26 9.7 0 74 10:49 165 NE 800 0 16182 2269 2269 Rafif C 185 - -
66 0:38 27 9.7 7.5 73 11:25 386 S 2000 80 16214 2300 2300 Rafif C 200 - -
67 1:24 26 9.8 6.2 73 12:11 355 W 2000 80 16266 2350 2350 Rafif C 179 - -
68 1:56 26 9.9 7.3 73 12:42 314 NW 2500 120 16315 2400 2400 Rafif C 128 - -
69 2:24 25 9.9 6.8 74 13:11 266 NW 1000 70 16365 2450 2450 Rafif C 77 - -
70 6:09 23 9.9 6 74 14:14 208 SE 2000 100 16415 2500 2500 Monte C 117 - -
71 6:19 23 9.9 0 74 14:27 194 SE 800 0 16442 2529 2529 Monte C PT LAPI 162.2 77.4
72 25 6:54 23 9.9 0 73 14:30 439 E 900 0 16442 2529 2529 Kemal C PT LAPI - -

80
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

73 7:45 28 9.9 26.1 73 15:22 402 N 2000 100 16494 2580 2580 Kemal C PBL 85 - -
2631. 2631.
74 8:15 30 9.9 37.2 74 15:53 358 E 2500 140 16545 Kemal C CPL 102 - -
5 5
75 8:39 31 9.9 20.2 74 16:15 296 E 2500 140 16590 2681 2681 Kemal C CPL 153 - -
76 9:06 31 9.9 0 75 16:42 242 SE 2500 130 16644 2730 2730 Bakoy C GT CPL - -
2774. 2774.
77 10:32 33 9.9 0 74 17:28 418 NW 900 0 16668 Bakoy C Pejagan 196 83.3
9 9
2774. 2774.
78 25 10:41 33 9.9 0 74 17:41 418 NW 900 0 16668 Bakoy C Pejagan - -
9 9
79 11:10 35 9.8 5.6 74 18:10 362 NW 1500 100 16742 2828 2828 Bakoy C 190 - -
80 11:42 34 9.8 8.8 75 18:37 325 NW 2200 120 16788 2874 2874 Kemal C 143 - -
81 12:07 34 9.8 9.3 75 19:03 277 NW 2500 140 16838 2924 2924 Kemal C CPL 92 - -
82 12:49 34 9.8 6.4 75 19:45 224 SE 2500 140 16889 2974 2974 Kemal M CPLRG 90 - -
3019. 3019.
83 13:24 34 9.8 0 75 0:19 178 SE 750 0 16933 Kemal C PT LAPI 165.8 90.5
4 4
3019. 3019.
84 25 13:49 34 9.8 0 75 0:25 178 NE 900 0 16933 Rafif M PT LAPI - -
4 4
85 14:40 28 9.8 8.2 74 1:21 374 N 1750 100 16963 3050 3050 Rafif M Cipularang 105 - -
3067. 3067.
86 15:12 25 9.9 0 74 1:45 367 NW 900 0 16981 Rafif M Cipularang 88 96.4 77.6
5 5
3067. 3067.
87 15:18 25 9.9 0 73 1:49 367 NW 750 0 16981 Rafif M Cipularang 88 - -
5 5
88 15:43 34 9.9 5.9 73 2:16 344 SE 2000 120 17015 3100 3100 Rafif C CPL 83 - -
89 16:06 33 9.8 5.8 74 2:40 296 SE 3000 155 17064 3150 3150 Amin C CPL 143 - -
90 16:30 33 9.8 9.6 74 3:04 229 E 2000 110 17113 3200 3200 Amin M CPL 183 - -
91 17:06 30 9.8 7.3 75 3:40 165 E 2250 100 17163 3250 3250 Amin M CPL 234 - -
92 17:22 29 9.8 0 74 3:55 147 NW 750 0 17178 3265 3265 Amin C Pejagan 163.7 78.5
93 25 18:05 29 9.8 0 74 3:59 147 W 750 0 17178 3265 3265 Rafif C Pejagan - -
94 18:38 30 9.8 6.1 75 4:24 348 NW 2000 70 17215 3300 3300 Rafif C 203 - -

81
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

95 19:10 27 9.8 7.5 75 4:58 297 NW 2000 100 17264 3350 3350 Rafif C 153 - -
96 19:34 29 9.8 7.5 75 5:21 244 NW 2000 110 17313 3400 3400 Rafif C 109 - -
97 20:11 28 9.8 7.4 75 5:59 185 SE 2000 80 17364 3450 3450 Amin D 85 - -
98 20:41 24 9.8 7.5 75 6:27 155 NE 1900 90 17414 3500 3500 Amin D 125 - -
99 20:56 25 9.8 0 75 6:42 148 E 750 0 17423 3509 3509 Amin M PT LAPI 141.2 90.8
3509. 3509.
100 50 21:26 25 9.8 0 75 6:49 147 E 900 0 17423 Arsyad M PT LAPI - -
6 6
101 22:06 28 9.8 9.8 75 7:30 518 N 2000 110 17474 3556 3556 Arsyad C 90 - -
102 22:30 27 9.8 12.9 75 7:53 476 E 1600 80 17512 3600 3600 Arsyad C 89 - -
103 22:54 27 9.8 15.9 76 8:17 425 SE 1100 90 17564 3650 3650 Arsyad C 140 - -
104 23:20 28 9.8 9.5 76 8:42 371 E 2000 110 17614 3700 3700 Arsyad C 191 - -
105 23:58 28 9.8 37.4 76 9:20 330 NE 2000 120 17664 3750 3750 Heza C 245 - -
106 0:03 27 9.8 0 76 9:25 328 W 900 0 17666 3752 3752 Heza C Pejagan 228.7 91
107 0:21 27 9.8 0 76 9:36 324 N 900 0 17666 3752 3752 Heza C Pejagan - -
108 0:43 28 9.7 8.5 76 9:59 261 NW 2000 100 17714 3800 3800 Heza C 213 - -
109 1:23 27 9.7 5.5 76 10:38 204 NW 1800 85 17764 3850 3850 Heza C 159 - -
110 1:49 27 9.7 6.5 77 11:04 142 NW 2200 140 17816 3902 3902 Arsyad C 105 - -
111 2:17 27 9.7 4.5 77 11:32 93 SW 2800 150 17864 3950 3950 Arsyad C 70 - -
112 2:43 24 9.6 6.2 77 11:58 31 NE 2000 100 17913 4000 4000 Arsyad C Pasteur - -
113 2:54 23 9.6 0 77 12:10 17 SE 900 0 17922 4009 4009 Arsyad C PT LAPI 139.2 88.9
114 50 3:52 23 9.6 0 77 12:15 10 NE 800 0 17922 4009 4009 Monte C PT LAPI - -
115 4:30 25 9.7 14.8 77 12:54 503 NW 2250 120 17966 4050 4050 Monte C Cipularang 97 - -
116 4:59 27 9.7 10.7 77 13:23 436 SE 2500 120 18017 4100 4100 Monte C Cipali - -
117 5:20 26 9.6 5.8 77 13:42 358 SE 3000 170 18064 4150 4150 Monte C Cipali - -
118 5:40 27 9.6 7.6 78 14:03 304 SE 3000 160 18115 4200 4200 Monte C Kanci - -
119 6:18 27 9.6 8.5 78 14:41 245 SE 2500 130 18165 4250 4250 Monte C Pejagan - -

82
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

120 6:28 28 9.6 0 78 14:51 241 W 800 0 18173 4259 4259 Kemal C Pejagan 130 91.3
121 6:51 28 9.6 0 78 14:53 241 SW 800 0 18173 4259 4259 Kemal C Pejagan - -
122 7:12 28 9.6 6.7 78 15:18 421 W 3000 160 18213 4300 4300 Kemal C Kanci - -
123 7:42 28 9.6 7.6 78 15:44 347 W 2700 150 18265 4350 4350 Kemal C Cipali 156 - -
124 8:07 29 9.5 7.9 78 16:08 231 W 2200 120 18317 4400 4400 Kemal C Cipali 102 - -
125 8:35 30 9.5 6.4 79 16:35 239 S 2500 120 18369 4450 4450 Monte C Cipularang 85 - -
126 9:05 27 9.5 0 79 17:06 196 SE 800 0 18415 4500 4500 Monte C Pasteur - -
127 9:22 30 9.5 0 78 17:24 190 SE 800 0 18419 4505 4505 Monte C PT LAPI 132.5 93.3
128 10:20 27 9.5 0 78 17:44 187 E 800 0 18420 4507 4507 Rafif C Torbak - -
4507. 4507.
129 10:32 26 9.5 0 78 17:50 185 N 800 0 18421 Rafif C PT LAPI 133.7 87.7
9 9
4507. 4507.
130 25 10:41 26 9.5 0 78 17:53 184 N 800 0 18421 Rafif C PT LAPI - -
9 9
131 11:28 26 9.5 12.8 78 18:41 362 N 2550 120 18464 4553 4553 Rafif C Purbaleunyi - -
132 11:55 27 9.5 6.2 78 19:06 326 SE 3000 160 18513 4600 4600 Rafif C CPL 92 - -
4649. 4649.
133 12:17 33 9.5 6.4 78 19:30 267 SE 3000 170 18563 Rafif C CPL 145 - -
5 5
134 12:39 32 9.5 9.8 78 19:52 223 SE 3110 140 18614 4700 4700 Aji C PLM 194 - -
135 13:14 32 9.5 6.6 79 0:25 144 E 2250 130 18663 4752 4752 Aji C Pejagan - -
4753. 4753.
136 13:43 31 9.4 0 79 0:55 80 S 800 0 18667 Aji M 204 126 95.8
8 8
4753. 4753.
137 25 14:13 32 9.4 0 79 0:57 292 W 800 0 18667 Aji C 204 - -
8 8
138 14:20 31 9.4 10 79 1:12 266 SW 2500 140 18714 4800 4800 Rafif C 198 - -
139 14:41 31 9.4 6.1 79 1:26 225 NW 3000 150 18763 4850 4850 Rafif M 150 - -
140 15:02 29 9.4 5.9 79 1:46 162 W 3000 140 18814 4900 4900 Rafif D 96 - -
141 15:29 28 9.4 11.1 80 2:14 129 S 2000 90 18864 4950 4950 Rafif D 88 - -
142 16:20 27 9.4 7.4 79 3:05 70 W 1000 40 18914 5000 5000 Aji C ITB - -

83
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

143 16:26 26 9.4 0 79 3:10 68 SE 800 0 18915 5001 5001 Aji C PT LAPI 148.3 90.5
144 25 17:05 26 9.4 0 79 3:13 68 N 750 0 18914 5001 5001 Amin M PT LAPI - -
145 18:24 25 9.4 99.9 78 4:20 229 NE 1300 90 18963 5050 5050 Amin G 85 - -
146 19:02 28 9.4 27.3 78 4:52 192 SE 2500 130 19013 5100 5100 Amin C 102 - -
147 19:25 27 9.4 5.5 79 5:22 140 SE 2900 150 19063 5150 5150 Amin M 153 - -
148 19:48 27 9.4 7.1 79 5:43 86 E 2000 100 19113 5200 5200 Bakoy C 200 - -
149 20:29 27 9.4 7.7 79 6:25 34 SE 1200 40 19663 5250 5250 Bakoy G 248 - -
150 20:56 26 9.4 0 79 6:55 19 S 750 0 19186 5272 5272 Bakoy G Pejagan 150.8 97.2
151 50 21:48 26 9.4 0 79 6:56 19 S 750 0 19186 5272 5272 Amin G Pejagan - -
152 22:13 26 9.4 6.2 79 7:21 484 NW 2000 100 19213 5300 5300 Amin G 202 - -
153 22:46 28 9.4 7.5 79 7:53 410 W 3000 150 19263 5350 5350 Amin G 155 - -
154 23:15 27 9.4 10.4 79 8:23 348 NW 2000 110 19313 5400 5400 Amin C 105 - -
155 23:47 26 9.4 8.4 79 8:54 313 SE 2200 120 19363 5450 5450 Bakoy C 78 - -
156 0:31 26 9.4 16.7 79 9:38 267 SE 1500 80 19413 5500 5500 Bakoy C 119 - -
5517. 5517.
157 0:50 23 9.4 0 79 10:00 252 E 750 0 19431 Bakoy C PT LAPI 141.2 97.6
3 3
5517. 5517.
158 25 22:34 22 9.4 0 79 10:20 251 N 900 0 19431 Arsyad C PT LAPI - -
4 4
159 22:59 25 9.4 6.2 79 10:45 485 N 1800 90 19468 5554 5554 Arsyad G 98 - -
160 23:24 27 9.4 7.3 79 11:09 424 E 2800 150 19514 5600 5600 Arsyad C 82 - -
161 23:48 27 9.4 10.7 79 11:33 342 SE 2200 150 19564 5650 5650 Arsyad C 134 - -
162 0:12 26 9.4 6.7 79 11:56 287 E 3000 160 19614 5700 5700 Heza C 187 - -
163 0:52 27 9.4 12.4 79 12:37 240 E 2400 25 19664 5750 5750 Heza C 237 - -
164 1:14 27 9.4 0 79 12:59 212 W 900 0 19683 5769 5769 Heza C Pejagan 183.3 90.8
165 25 2:06 27 9.4 0 79 13:02 212 W 900 0 19683 5769 5769 Arsyad C Pejagan - -
166 2:21 27 9.4 7.2 79 13:17 379 NW 3000 160 19719 5800 5800 Arsyad C 219 - -

84
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

167 2:45 26 9.4 5.4 80 13:40 338 NW 3000 120 19764 5850 5850 Arsyad C 172 - -
168 3:05 27 9.3 7.8 80 14:00 262 NW 2500 140 19814 5900 5900 Arsyad C 114 - -
169 3:28 27 9.3 5.3 80 14:23 178 SW 2800 140 19864 5950 5950 Heza C 74 - -
170 3:53 23 9.3 5.3 80 14:49 125 SE 2500 130 19914 6000 6000 Heza C Paster - -
6017. 6017.
171 4:12 22 9.3 0 80 15:08 107 NE 900 0 19931 Heza C PT LAPI 185.6 90
9 9
6017. 6017.
172 25 4:29 23 9.3 0 80 15:12 313 W 750 0 19934 Aji C PT LAPI - -
9 9
173 4:48 23 9.3 36.6 80 15:32 282 N 2250 120 19969 6050 6050 Aji C 101 - -
174 5:15 26 9.3 7.5 80 15:58 241 NE 2750 140 20014 6100 6100 Aji C Cipali 82 - -
175 5:38 27 9.3 6.2 81 16:21 164 SE 2500 140 20064 6150 6150 Aji C 134 - -
176 5:58 26 9.3 7.7 81 16:42 112 E 3000 150 20114 6200 6200 Aji C 186 - -
177 6:31 27 9.2 11 81 17:15 55 E 2000 50 20164 6250 6250 Bakoy C 231 - -
6263. 6263.
178 6:46 26 9.2 0 81 17:24 39 NW 750 0 20177 Bakoy C Pejagan 125.6 93.7
5 5
6263. 6263.
179 25 7:42 27 9.2 10.5 81 17:34 269 N 2000 80 20177 Bakoy C Pejagan - -
5 5
180 8:01 29 9.2 8.7 81 17:53 211 NW 2500 150 20217 6300 6300 Bakoy C 210 - -
181 8:26 29 9.2 8.7 81 18:18 166 NW 2750 150 20265 6350 6350 Aji C 160 - -
182 9:06 29 9.2 11.9 81 18:50 122 W 2750 140 20314 6400 6400 Aji C 109 - -
183 9:33 32 9.2 14.9 82 19:18 90 S 1500 120 20364 6450 6450 Aji C Cipali 78 - -
184 10:12 30 9.2 10.1 81 19:57 25 E 1000 60 20413 6500 6500 Aji C Pasteur - -
6507. 6507.
185 10:40 29 9.2 0 81 0:18 18 S 750 0 20421 Aji C PT LAPI 116.9 92.7
7 7
6507. 6507.
186 11:18 28 9.2 0 81 0:30 18 SW 750 0 20421 Bakoy M PT LAPI - -
7 7
6518. 6518.
187 12:02 30 9.2 0 80 1:01 12 SE 750 0 20432 Bakoy C STG 120.7 91.8
9 9
6518. 6518.
188 25 12:29 32 9.2 0 80 1:28 12 SE 750 0 20432 Bakoy C STG - -
9 9

85
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan
6528. 6528.
189 13:10 34 9.2 0 79 2:16 217 S 750 0 20442 Bakoy C Auto 2000 Suci 149.6 94.8
1 1
190 14:46 25 9.2 0 79 2:35 214 S 750 0 20442 6529 6529 Aji C Auto 2000 Suci - -
6539. 6539. Auto 2000
191 15:24 25 9.2 0 79 3:13 200 W 750 0 20453 Aji D 74.9 91.7
7 7 Cibiru
6539. 6539. Auto 2000
192 15:43 25 9.2 0 79 3:32 200 W 750 0 20453 Aji G - -
7 7 Cibiru
193 16:34 29 9.2 11.2 78 3:51 194 W 1000 10 20464 6550 6550 Aji M A. Yani - -
194 16:40 29 9.2 0 78 3:57 183 SW 750 0 20465 6551 6551 Aji M Auto 2000 Suci 171 95.3
195 17:25 29 9.2 0 78 4:03 182 S 750 0 20465 6551 6551 Aji C Auto 2000 Suci - -
6556. 6556.
196 17:57 26 9.2 0 78 4:34 172 N 750 0 20470 Aji G PT LAPI 159.5 91.2
9 9
6556. 6556.
197 25 19:20 26 9.2 0 78 4:39 172 SE 800 0 20470 Arsyad C PT LAPI - -
9 9
198 20:15 25 9.2 12.4 77 5:33 339 NW 1200 80 20514 6600 6600 Arsyad G 92 - -
199 20:47 25 9.2 7.7 77 6:04 311 SE 2500 130 20563 6650 6650 Arsyad C 92 Cipali - -
200 21:11 27 9.2 9.1 78 6:25 265 S 2500 140 20613 6700 6700 Arsyad C 143 - -
201 21:23 27 9.2 0 78 6:40 245 S 800 0 20636 6722 6722 Kemal C Rest Area 248 78.4
202 21:43 27 9.2 0 78 6:46 245 S 800 0 20636 6722 6722 Kemal C Rest Area - -
203 22:07 29 9.2 9.6 78 7:10 217 S 1000 70 20663 6750 6750 Kemal C 195 - -
204 22:53 27 9.2 9.3 77 7:55 178 SE 800 20 20713 6800 6800 Kemal C 248 - -
205 22:53 26 9.3 9.4 77 8:37 140 W 1500 80 20763 6850 6850 Kemal G 204 - -
206 0:01 27 9.3 0 77 9:03 99 W 800 0 20802 6888 6888 Arsyad G 160 - -
207 25 0:13 27 9.3 0 77 9:15 99 W 800 0 20802 6888 6888 Arsyad G 160 255.5 78.4
208 0:22 27 9.3 7.9 77 9:15 305 W 3000 100 20816 6900 6900 Arsyad C 148 - -
209 0:45 27 9.2 9.6 78 9:37 273 W 1500 80 20864 6950 6950 Arsyad C 100 - -
210 1:15 27 9.2 8.3 78 10:08 211 SW 1500 80 20913 7000 7000 Arsyad C 85 - -
7056. 7056.
211 1:57 24 9.2 0 78 10:49 168 SE 800 0 20970 Arsyad C PT LAPI 200.2 78.7
5 5

86
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan
7056. 7056.
212 25 2:12 24 9.2 0 78 10:52 168 SE 750 0 20970 Amin C PT LAPI - -
5 5
213 2:50 26 9.2 15.3 78 11:34 318 NW 2100 100 21013 7100 7100 Amin C 86 - -
214 3:10 26 9.2 5.2 78 11:59 285 SE 3150 150 21063 7150 7150 Amin C 95 - -
215 3:35 27 9.2 7.6 78 12:17 227 S 2500 140 21113 7200 7200 Amin C 141 - -
216 4:02 26 9.2 17.5 78 12:44 159 SE 2000 100 21163 7250 7250 Amin C Palimanan - -
217 4:37 25 9.2 8.7 78 13:19 126 SE 2000 120 21213 7300 7300 Monte C 244 - -
218 4:47 26 9.2 0 78 13:29 112 NW 750 0 21221 7308 7308 Monte G Pejagan 147.4 93
219 5:25 26 9.2 0 78 13:31 112 NW 750 0 21221 7308 7308 Monte C Pejagan - -
220 5:48 26 9.2 8.7 78 13:54 270 W 2000 100 21263 7350 7350 Monte C 205 - -
221 6:15 27 9.2 11.3 79 14:20 201 W 2500 140 21313 7400 7400 Monte C 155 - -
222 25 6:35 26 9.1 6.1 79 14:41 143 W 3000 170 21363 7450 7450 Amin C 104 - -
223 7:07 29 9.1 7.3 79 15:12 89 S 2500 100 21413 7500 7500 Amin C 82 - -
224 7:39 26 9.1 7.3 79 15:45 28 SE 1800 0 21463 7550 7550 Amin C Pasteur - -
225 7:57 26 9.1 0 79 16:03 24 S 750 0 21467 7554 7554 Amin C PT LAPI 163.2 94.1
226 25 10:59 36 9.1 0 79 16:07 240 NW 750 0 21467 7554 7554 Arsyad C PT LAPI - -
227 11:26 31 9.1 0 79 16:35 221 NW 750 0 21493 7579 7579 Arsyad C Cipularang 111 128.1 94.1
228 11:37 32 9.1 0 79 16:41 218 NW 750 0 21493 7579 7579 Arsyad C Cipularang 111 - -
229 11:47 31 9.1 0 79 16:50 209 NW 750 0 21506 7593 7593 Arsyad C Cipularang 98 146 96.8
230 11:52 31 9.1 0 79 16:55 209 NW 750 0 21506 7593 7593 Arsyad C Cipularang 98 - -
231 11:58 34 9.2 10 79 16:59 205 NE 2250 120 21517 7600 7600 Arsyad C Cipularang 86 - -
7646. 7646.
232 12:26 34 9.2 0 79 17:28 158 SE 750 0 21560 Arsyad C CPL 91 182.6 95.8
3 3
7646. 7646.
233 12:26 34 9.2 0 79 17:29 158 SE 750 0 21560 Arsyad C CPL 91 - -
3 3
234 12:32 35 9.2 9 79 17:33 148 SE 2750 140 21566 7650 7650 Arsyad C Cipali - -
235 12:56 35 9.2 6.2 79 17:56 116 SE 2500 140 21614 7700 7700 Arsyad C Cipali - -

87
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan
7739. 7739. Gerbang
236 13:15 33 9.2 0 79 18:18 79 SE 750 0 21653 Arsyad C 158.9 94.8
4 4 Palimanan
7739. 7739. Gerbang
237 13:20 33 9.2 0 79 18:23 79 SE 750 0 21653 Aji C - -
4 4 Palimanan
238 13:29 34 9.2 12.5 79 18:28 68 S 2000 110 21664 7750 7750 Aji C Cipali 100 - -
239 14:03 34 9.2 14.9 79 19:02 22 N 1000 40 21714 7800 7800 Aji C Pejagan - -
7801. 7801.
240 14:06 34 9.2 0 79 19:05 21 SW 750 0 21715 Aji C Pejagan 129.5 97.1
1 1
7801. 7801.
241 25 14:26 34 9.2 0 79 19:09 21 SW 750 0 21715 Aji C Pejagan - -
1 1
242 14:57 34 9.2 16.6 79 19:41 209 NW 2000 100 21764 7850 7850 Aji C 199 - -
243 15:26 28 9.2 8.8 79 0:09 155 W 2000 140 21814 7900 7900 Aji G 149 - -
244 15:50 32 9.2 9.4 79 0:35 118 W 2000 140 21867 7950 7950 Arsyad C 96 - -
245 16:24 31 9.2 11.5 79 1:02 77 S 2000 70 21914 8000 8000 Arsyad C Purbaleunyi 87 - -
246 16:30 30 9.2 0 79 1:03 74 SE 750 0 21921 8007 8007 Arsyad C Purbaleunyi 96 137.4 93.3
247 16:35 30 9.2 0 79 1:03 74 SE 750 0 21921 8007 8007 Arsyad C 96 - -
8047. 8047.
248 17:22 30 9.2 0 79 2:07 28 SE 750 0 21961 Arsyad C PT LAPI 131 93.7
6 6
249 50 18:28 29 9.2 0 79 2:21 513 N 800 0 21961 8047 8047 Kemal G PT LAPI - -
250 19:41 25 9.2 13.4 78 3:35 467 NE 2000 110 22014 8100 8100 Kemal G 82 - -
251 20:14 25 9.2 6 78 4:08 391 SE 2000 110 22064 8150 8150 Kemal G 102 - -
252 20:42 25 9.2 7.9 79 4:36 334 SE 1500 80 22114 8200 8200 Kemal D 157 - -
253 21:16 27 9.2 7.7 79 5:09 294 SE 1500 80 22164 8250 8250 Monte G 205 - -
254 22:01 27 9.2 0 79 5:54 250 N 800 0 22208 8295 8295 Monte C Pejagan 145.4 93.1
255 25 22:29 27 9.2 0 78 5:57 523 W 800 0 22208 8295 8295 Monte C Pejagan - -
256 22:46 27 9.2 9.8 78 6:07 519 W 2000 80 22215 8300 8300 Kemal C 247 - -
257 23:18 28 9.2 9.7 78 6:47 431 W 1800 60 22264 8350 8350 Kemal C 194 - -
258 0:01 26 9.2 5 78 7:21 364 NW 2000 130 22314 8400 8400 Kemal G 143 - -

88
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

259 0:35 25 9.2 7.6 79 7:53 308 W 2500 150 22368 8453 8453 Kemal D 87 - -
260 1:08 24 9.2 8.8 79 8:28 264 SE 2000 80 22414 8500 8500 Monte D 95 - -
261 1:50 23 9.2 0 78 9:10 210 E 800 0 22461 8547 8547 Monte C PT LAPI 160 89.3
262 25 2:10 23 9.2 0 78 9:16 216 SE 750 0 22461 8547 8547 Rafif M PT LAPI - -
263 2:16 23 9.2 100 78 9:23 509 W 1750 90 22464 8550 8550 Rafif C Pasteur - -
264 2:49 25 9.2 8.5 78 9:54 432 N 2500 140 22514 8600 8600 Rafif G 84 - -
265 3:15 26 9.2 7.1 79 10:20 343 SE 2750 150 22567 8650 8650 Rafif C 107 - -
266 3:38 26 9.2 40 79 10:42 281 SE 2500 120 22614 8700 8700 Rafif C 154 - -
267 4:03 27 9.2 3.1 79 11:08 215 SE 1000 60 22664 8750 8750 Rafif C 208 - -
268 4:45 26 9.2 0 79 11:50 154 NW 750 0 22708 8794 8794 Bakoy C Pejagan 152 78.2
269 25 5:24 26 9.2 0 79 11:53 368 E 750 0 22708 8794 8794 Bakoy C Pejagan - -
270 5:29 26 9.2 7.9 79 11:59 365 W 2500 140 22714 8800 8800 Bakoy C 240 - -
271 5:55 26 9.2 8.4 79 12:25 318 W 2000 130 22764 8850 8850 Bakoy C 191 - -
272 6:18 26 9.2 5.4 79 12:47 242 W 3000 150 22814 8900 8900 Rafif C 140 - -
273 6:39 26 9.1 6.4 79 13:09 207 W 2500 130 22864 8950 8950 Rafif C 88 - -
274 7:08 26 9.1 7.1 79 13:38 133 S 2500 100 22914 9000 9000 Bakoy C 100 - -
9039. 9039.
275 7:50 26 9.1 0 79 14:20 93 SE 750 0 22953 Bakoy C PT LAPI 148.7 95.2
5 5
276 25 13:20 26 9.1 0 79 14:47 91 W 750 0 22955 9041 9041 Aji C PT LAPI - -
277 13:51 29 9.1 9.6 79 15:18 276 W 2000 100 22964 9050 9050 Aji C Pasteur - -
278 14:23 34 9.1 9.3 79 15:50 234 N 2000 80 23015 9100 9100 Aji C 77 - -
279 14:58 32 9.1 7.4 79 16:25 194 E 2750 140 23066 9150 9150 Aji C 110 - -
280 15:20 34 9.1 8 79 16:48 133 E 2000 120 23115 9200 9200 Aji C 160 - -
281 15:48 33 9.1 7.8 79 17:16 96 E 2500 140 23164 9250 9250 Kemal C 211 - -
282 16:18 31 9.1 0 79 17:45 66 NW 750 0 23200 9286 9286 Kemal C 248 231.2 94.5
283 25 16:23 31 9.1 0 79 17:45 281 NW 750 0 23200 9286 9286 Kemal C 248 - -

89
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cua Ex. Kebisi
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B ca Temp ngan

284 16:31 31 9.1 13.5 79 17:57 269 NW 4000 140 23215 9300 9300 Kemal C 232 - -
285 16:58 31 9.1 4.5 79 18:24 204 NW 3500 130 23263 9350 9350 Kemal C 184 - -
9367. 9367.
286 17:07 31 9.1 0 79 18:34 189 N 750 0 23281 Kemal C 165 245.5 91.6
4 4
9367. 9367.
287 17:22 31 9.1 0 79 18:36 189 N 750 0 23281 Kemal C 165 - -
4 4
288 17:40 30 9.1 6.1 79 18:53 148 W 3000 160 23313 9400 9400 Aji C 131 - -
Gerbang Tol
289 18:03 29 9.1 0 79 19:17 102 W 750 0 23365 9450 9450 Aji C - -
78
290 18:45 26 9.1 13.5 79 19:59 47 S 2000 80 23413 9500 9500 Aji C 106 - -
9529. 9529.
291 19:26 27 9.1 0 79 0:40 19 S 750 0 23443 Aji C PT LAPI 157.3 92.6
7 7
9529. 9529.
292 50 22:53 27 9.1 0 79 0:44 18 E 750 0 23443 Heza C PT LAPI - -
7 7
293 23:20 25 9.1 14.2 79 1:11 460 N 1800 100 23463 9550 9550 Heza C 114 - -
294 23:39 25 9.1 0 79 1:29 442 NW 750 0 23484 9570 9570 Heza C 97 190.3 90.6
295 23:55 25 9.1 0 79 1:32 442 NW 750 0 23484 9570 9570 Heza C 97 - -
296 0:14 27 9.1 7.3 79 1:52 394 SE 1800 90 23513 9600 9600 Heza C 70 - -
297 0:38 28 9.1 7.1 79 2:16 322 SE 3000 150 23563 9650 9650 Heza C 124 - -
298 1:00 28 9.1 13.3 79 2:38 283 E 2800 140 23813 9700 9700 Heza C 176 - -
299 1:35 28 9.1 30.3 79 3:12 228 SE 1000 40 23663 9750 9750 Amin C 221 - -
300 1:55 28 9.1 0 79 3:33 203 W 750 0 23686 9772 9772 Amin C 91.9 256.6 91.3
301 25 2:32 28 9.1 0 79 3:36 203 W 750 0 23686 9772 9772 Heza C 91.9 - -
302 2:48 28 9.1 5.4 79 3:53 380 W 2200 120 23713 9800 9800 Heza C 179 - -
303 3:11 27 9.1 7.5 80 4:16 316 NW 3000 160 23763 9850 9850 Heza C 126 - -
304 3:31 27 9.1 11.9 80 4:36 272 NW 1500 90 23813 9900 9900 Amin C 76 - -
305 4:03 25 9.1 14.4 80 5:08 223 SE 2000 110 23863 9950 9950 Amin C 111 - -
1000 1000
306 5:01 23 9.1 0 80 6:06 168 SE 750 0 23913 Amin C PT LAPI 178.5 87.2
0 0

90
91
C.3 Hasil Road Test 10.000 Km Pertamina Dex

Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising


No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an
Auto
1 25 18:49 24 0 0 0 0:00 96 SW 750 0 33924 0 0 Heza G - -
2000
PT
2 19:14 22 7.6 0 12 0:24 87 SE 750 0 33929 5 5 Heza G 142.9 91.4
LAPI
PT
3 19:32 22 7.6 0 12 0:24 87 SE 750 0 33929 5 5 Rafif G - -
LAPI
4 20:31 23 9.7 0 31 1:23 37 S 750 0 33968 44.3 44.3 Rafif D 97 190.4 88.2
5 25 20:44 25 10.2 99.9 34 1:32 240 N 1500 100 33976 50 50 Rafif G 91 - -
6 21:16 25 10 5.8 48 2:02 204 E 2500 140 34026 100 100 Rafif C 94 - -
7 21:44 26 9.2 88.7 59 2:31 145 SE 2500 140 34075 150 150 Rafif C 147 - -
8 22:09 26 8.9 85.8 67 2:56 103 SE 2000 80 34125 200 200 Bakoy C 196 169.9 78.7
9 25 23:00 26 8.8 0 66 3:46 44 E 750 0 34175 250 250 Bakoy C Pejagan - -
10 23:11 27 9.2 0 66 3:48 44 SE 750 0 34175 250 250 Bakoy C Pejagan - -
11 23:42 27 9.2 7.7 69 4:19 209 NW 1800 110 34225 300 300 Bakoy C 198 - -
12 0:10 26 9.2 10.7 72 4:47 166 NW 2000 130 34275 350 350 Bakoy C 147 - -
13 0:38 25 9.3 94.3 76 5:15 117 W 2000 120 34325 400 400 Rafif C 79 - -
14 1:09 25 9.3 40.3 77 5:46 75 S 2000 130 34375 450 450 Rafif C 91 - -
PT
15 1:47 22 9.3 0 77 6:25 24 E 750 0 34424 500 500 Rafif C 170.2 94.4
LAPI
PT
16 50 2:26 22 9.2 7.8 73 6:48 485 S 750 0 34424 500.1 500.1 Aji C - -
LAPI
17 2:57 24 9.4 7.1 75 7:20 439 N 2500 140 34474 550 550 Aji C 86 - -
18 3:23 25 9.3 7 77 7:44 386 SE 3200 170 34524 600 600 Aji C 99 - -
19 3:43 26 9 5.6 80 8:05 294 SE 3000 160 34574 650 650 Aji C 151 - -
20 4:08 26 8.9 7 82 8:30 248 SE 2500 140 34624 700 700 Aji C 202 - -
21 4:56 26 9 9.6 80 9:18 181 W 3000 160 34674 750 750 Kemal C 244 - -

92
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

22 5:10 26 8.9 0 82 9:33 152 S 750 0 34707 783.4 783.4 Kemal C 208 290.7 96.6
23 5:22 26 8.9 0 82 9:35 152 S 750 0 34707 783.4 783.4 Kemal C 208 - -
24 5:38 26 8.8 5.4 81 9:52 130 W 3200 170 34724 800 800 Kemal C 191 - -
25 6:00 26 8.6 7.9 83 10:13 62 W 3200 170 34774 850 850 Kemal C 138 - -
26 6:14 28 8.5 0 84 10:27 13 W 750 0 34810 886.2 886.2 Kemal C 101 285.7 95.7
27 25 6:25 26 8.5 0 84 10:33 240 W 2500 100 34810 886.2 886.2 Kemal C 101 - -
28 6:31 25 8.5 7.8 84 10:44 224 SW 3000 150 34824 900 900 Aji C 88 - -
29 6:57 25 8.5 8.7 85 11:07 130 S 2500 130 34874 950 950 Aji C 98 - -
PT
30 7:51 25 8.5 0 82 12:01 106 S 750 0 34914 990 990 Aji C 125.4 96.7
LAPI
PT
31 35 17:16 27 8.5 0 81 12:06 376 NW 750 0 34914 990 990 Rafif C - -
LAPI
32 18:08 29 8.6 12.1 81 12:57 343 NE 2000 90 34974 1050 1050 Rafif C 75 - -
33 18:36 28 8.6 5.8 81 13:25 305 SE 2500 140 35024 1100 1100 Rafif C 110 - -
34 18:59 28 8.6 5.4 83 13:48 252 SE 3000 150 35074 1150 1150 Rafif C 162 - -
35 19:34 29 8.6 8.1 84 14:24 192 SE 2250 120 35124 1200 1200 Monte C 213 - -
36 20:01 31 8.6 0 83 14:50 163 NW 750 0 35161 1237 1237 Monte C Pejagan 140.3 91.1
37 40 20:13 31 8.6 0 83 14:53 513 NW 750 0 35161 1237 1237 Monte C Pejagan - -
38 20:23 30 8.6 5.7 83 15:04 492 W 3000 170 35174 1250 1250 Monte C 206 - -
39 21:03 30 8.5 5.6 83 15:44 445 SW 3000 170 35224 1300 1300 Monte C 180 - -
40 21:22 27 8.4 5.6 84 16:03 372 NW 2250 120 35274 1350 1350 Rafif C 132 - -
41 21:48 27 8.4 5.6 85 16:29 314 NW 2500 130 35324 1400 1400 Rafif C 88 - -
42 22:14 25 8.4 5.4 85 16:55 257 S 3000 100 35374 1450 1450 Rafif C 107 - -
1486. 1486. PT
43 22:47 24 8.4 0 85 17:27 221 W 750 0 35413 Rafif C 189.8 86.3
2 2 LAPI
1489. 1489. PT
44 25 11:55 24 8.4 0 84 17:42 455 E 750 0 35413 Arsyad C - -
6 6 LAPI

93
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

45 0:13 24 8.4 12.3 83 18:04 445 NW 1750 90 35424 1500 1500 Arsyad C 86 - -
46 0:46 26 8.4 6.4 83 18:35 375 N 2000 120 35474 1550 1550 Arsyad C 79 - -
47 1:07 26 8.3 7.3 84 18:56 311 N 3000 140 35524 1600 1600 Arsyad G 119 - -
48 1:42 26 8.3 6.8 85 19:30 249 NE 3000 140 35574 1650 1650 Aji G 162 - -
49 2:07 26 8.3 7.3 85 19:54 186 NE 2000 140 35625 1700 1700 Aji G 110 - -
50 2:49 27 8.3 0 84 0:37 128 SW 750 0 35671 1747 1747 Aji C Pejagan 173.3 104.1
51 25 2:59 27 8.3 0 84 0:46 329 SW 750 0 35671 1747 1747 AJi C Pejagan - -
52 3:05 27 8.3 6 84 0:52 327 W 2000 100 35674 1750 1750 Arsyad C Pejagan - -
53 3:30 26 8.3 10 84 1:16 284 NW 2500 140 35724 1800 1800 Arsyad C 196 - -
54 3:53 26 8.3 7.8 85 1:40 240 NW 3000 150 35774 1850 1850 Arsyp C 142 - -
55 4:22 26 8.3 5.7 86 2:10 167 NW 3000 170 35824 1900 1900 Aji C 91 - -
56 4:50 26 8.3 6 86 2:38 118 S 2000 100 35874 1950 1950 Aji C 92 - -
1998. 1998. PT
57 5:35 22 8.3 0 86 3:23 92 SE 750 0 35923 Aji C 152.4 104.1
5 5 LAPI
1998. 1998. PT
58 25 11:06 23 8.3 0 84 4:48 288 NW 750 0 35923 Amin C - -
5 5 LAPI
59 11:46 31 8.4 7.3 83 5:28 248 N 2500 120 35974 2050 2050 Amin C 90 - -
60 12:22 30 8.4 9.3 83 6:05 200 SE 2500 130 36024 2100 2100 Amin C 96 - -
61 12:42 31 8.3 6.4 84 6:25 140 SE 3200 160 36074 2150 2150 Amin C 148 - -
62 13:09 32 8.3 10.4 85 6:51 93 SE 2000 100 36124 2200 2200 Amin G 208 - -
63 13:51 33 8.4 0 84 7:34 37 W 750 0 36174 2250 2250 Amin M Pejagan 219.4 96.1
64 25 13:59 33 8.4 0 84 7:35 36 W 750 0 36174 2250 2250 Heza C Pejagan - -
65 14:25 29 8.3 6.4 85 8:02 170 NW 2500 160 36224 2300 2300 Heza G 197 - -
66 14:47 29 8.3 9.2 85 8:27 119 NW 2800 145 36274 2350 2350 Heza M 146 - -
67 15:08 31 8.3 7.4 86 8:44 80 NW 3200 170 36324 2400 2400 Heza C 94 - -
68 25 15:38 30 8.3 6.4 86 9:15 211 SE 3000 100 36374 2450 2450 Heza M 95 - -

94
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an
PT
69 16:36 26 8.3 0 85 10:13 152 SW 750 0 36421 2497 2497 Heza M 142.1 92.5
LAPI
PT
70 25 17:08 26 8.3 0 85 10:17 328 SW 750 0 36421 2497 2497 Kemal C - -
LAPI
71 17:57 28 8.3 6.8 84 11:06 309 NE 2500 130 36474 2550 2550 Kemal C 82 - -
72 18:24 28 8.3 6.1 85 11:33 273 SE 3000 150 36524 2600 2600 Kemal C 102 - -
73 18:55 26 8.3 6.2 85 12:04 220 SE 3200 180 36574 2650 2650 Kemal C 154 - -
74 19:26 27 8.3 7 85 12:38 173 SE 2500 140 36624 2700 2700 Monte C 205 - -
75 20:05 30 8.3 0 85 13:14 128 NW 750 0 36668 2744 2744 Monte C Pejagan 203.5 94.6
76 25 20:27 30 8.3 0 85 13:15 322 NW 750 0 36668 2744 2744 Monte C Pejagan - -
77 20:37 28 8.3 5.7 85 13:26 310 W 3200 170 36674 2750 2750 Monte C 235 - -
78 20:57 27 8.3 5.8 85 13:47 272 NW 2500 130 36724 2800 2800 Kemal C 194 - -
79 21:20 26 8.2 5.8 86 14:08 208 NW 3200 180 36774 2850 2850 Kemal C 142 - -
80 21:40 26 8.2 5.2 86 14:27 152 NW 2800 140 36824 2900 2900 Kemal C 92 - -
81 22:15 26 8.2 5.6 86 14:59 102 E 2100 120 36874 2950 2950 Monte C 94 - -
82 22:53 23 8.2 9.9 86 15:41 53 NE 1100 30 36924 3000 3000 Monte C ITB - -
3000. 3000. PT
83 22:58 23 8.2 0 86 15:45 52 E 750 0 36924 Monte C 150 89.7
3 3 LAPI
3000. 3000. PT
84 50 23:47 23 8.2 0 86 15:53 444 E 750 0 36924 Bakoy C - -
3 3 LAPI
85 0:20 27 8.3 6 86 16:26 405 NW 2500 140 36974 3050 3050 Bakoy C 87 - -
86 0:55 26 8.3 5.9 86 17:01 343 SE 3000 170 37024 3100 3100 Bakoy C 97 - -
87 1:17 26 8.3 7.3 86 17:23 287 SE 2500 140 37074 3150 3150 Arsyad C 150 - -
88 1:47 27 8.3 8.2 86 17:55 242 SE 1500 80 37124 3200 3200 Arsyad C 202 - -
89 2:50 27 8.3 0 85 18:56 206 S 750 0 37174 3250 3250 Arsyad C Pejagan 162.3 91.5
90 25 3:02 27 8.3 0 85 19:01 206 S 750 0 37174 3250 3250 Bakoy C Pejagan - -
91 3:25 26 8.3 25.8 86 19:26 370 NW 2800 140 37224 3300 3300 Bakoy C 198 - -

95
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

92 3:49 26 8.3 6.5 86 19:50 300 NW 3000 160 37274 3350 3350 Bakoy C 147 - -
93 4:08 26 8.3 5.4 86 0:08 254 NW 3400 180 37324 3400 3400 Arsyad C 96 - -
94 4:31 25 8.3 11.2 87 0:33 188 SE 1500 80 37374 3450 3450 Arsyad C 91 - -
PT
95 5:10 24 8.2 0 87 1:11 126 SW 750 0 37424 3500 3500 Arsyad C 194.4 92
LAPI
PT
96 25 5:50 23 8.2 0 87 1:19 126 E 750 0 37425 3501 3501 Rafif M - -
LAPI
97 6:43 25 8.2 8.9 86 2:14 278 N 2000 110 37474 3550 3550 Rafif C 92 - -
98 7:10 28 8.2 5.3 86 2:41 235 SE 3000 160 37524 3600 3600 Rafif C 93 - -
99 7:30 28 8.2 5.7 87 2:57 164 SE 3250 175 37574 3650 3650 Amin C 145 - -
100 7:59 30 8.2 4.5 87 3:22 109 SE 2500 130 37624 3700 3700 Amin C 197 - -
101 8:35 30 8.2 0 87 4:03 44 W 750 0 37675 3750 3750 Amin C Pejagan 256.4 95.2
3751. 3751.
102 25 9:32 30 8.2 0 87 4:05 44 SW 750 0 37675 Rafif C Pejagan - -
2 2
3751. 3751.
103 10:00 32 8.2 5.3 87 4:32 191 N 2500 130 37724 Rafif C 198 - -
2 2
104 10:29 33 8.2 10.1 87 5:01 149 NW 2500 130 37774 3800 3800 Rafif C 145 - -
105 10:51 34 8.2 9.9 88 5:24 109 W 2750 150 37824 3850 3850 Amin C 91 - -
106 11:16 34 8.2 5.5 88 5:49 69 S 2000 120 37874 3900 3900 Amin C 89 - -
PT
107 12:27 28 8.2 0 87 7:01 3 SE 750 0 37926 4002 4002 Amin C 154.6 95.8
LAPI
PT
108 50 14:10 27 8.2 0 87 7:05 2 NE 750 0 37926 4002 4002 Heza G - -
LAPI
109 15:35 24 8.2 0 85 8:28 395 N 750 0 37969 4045 4045 Heza G 97 223.1 92.9
110 16:25 24 8.2 0 85 8:31 394 NW 750 0 37969 4045 4045 Heza G 97 - -
111 16:35 25 8.2 11.2 85 8:44 383 N 2000 140 37974 4050 4050 Heza G 92 - -
112 17:00 26 8.2 7 85 9:09 332 E 2600 160 38024 4100 4100 Heza G 90 - -
113 17:25 25 8.2 8.5 85 9:32 255 SE 2600 140 38074 4150 4150 Kemal G 146 - -
114 17:45 30 8.2 7.7 86 9:56 208 S 3000 160 38124 4200 4200 Kemal M 196 - -

96
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

115 18:20 30 8.2 6 86 10:30 163 NW 1500 60 38174 4250 4250 Kemal M Pejagan - -
4251. 4251.
116 18:23 30 8.2 0 85 10:33 162 W 750 0 38175 Kemal M Pejagan 188.8 90.4
4 4
4251. 4251.
117 25 18:29 30 8.2 0 85 10:39 103 W 750 0 38175 Heza M Pejagan - -
4 4
118 19:09 28 8.2 6.9 86 11:15 308 NW 2750 150 38224 4300 4300 Heza M 195 - -
119 19:33 26 8.2 8.2 86 11:30 259 NW 2750 150 38274 4350 4350 Heza M 139 - -
120 19:53 26 8.2 8.9 86 11:50 207 NW 2250 120 38324 4400 4400 Kemal M 94 - -
121 20:20 26 8.2 8.9 86 12:17 156 S 2750 70 38374 4450 4450 Kemal G 91 - -
4499. 4499. PT
122 21:11 23 8.2 0 86 13:08 101 NW 750 0 38423 Kemal M 162.8 89
4 4 LAPI
PT
123 25 21:30 23 8.2 0 86 13:18 101 W 750 0 38423 4499 4499 Arsyad C - -
LAPI
124 22:21 26 8.2 7.9 85 14:09 256 N 1800 110 38474 4550 4550 Arsyad C 86 - -
125 22:50 26 8.2 5.6 86 14:37 223 E 2100 120 38524 4600 4600 Arsyad C 100 - -
126 23:14 27 8.2 5.3 86 15:01 160 E 2500 140 38574 4650 4650 Monte C 151 - -
127 23:45 26 8.2 9.5 86 15:32 118 E 2000 110 38624 4700 4700 Monte C 203 - -
128 0:25 27 8.2 0 86 16:11 72 NW 750 0 38671 4747 4747 Monte C Pejagan 200.4 92.5
129 25 1:18 27 8.2 0 86 16:14 275 NW 750 0 38671 4747 4747 Arsyad C Pejagan - -
130 1:23 28 8.2 7 86 16:20 273 NW 2000 80 38674 4750 4750 Arsyad C Pejagan - -
131 1:49 27 8.2 6.2 86 16:45 217 NW 2000 100 38724 4800 4800 Arsyad C 194 - -
132 2:10 26 8.2 6.7 86 17:09 173 NW 2500 130 38774 4850 4850 Monte C 144 - -
133 2:34 26 8.2 5.7 86 17:30 109 NW 2800 140 38824 4900 4900 Monte C 94 - -
134 3:19 26 8.2 3 86 18:16 50 SW 2000 100 38874 4950 4950 Monte C 92 - -
PT
135 3:58 20 8.2 0 86 18:55 8 E 750 0 38924 5000 5000 Monte C 150 94.7
LAPI
PT
136 25 4:45 21 8.2 0 86 19:00 8 NE 750 0 38924 5000 5000 Amin C - -
LAPI
137 5:20 25 8.2 99.9 86 19:35 343 NW 1500 90 38974 5050 5050 Amin G 86 - -

97
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

138 5:49 25 8.2 8.6 86 0:03 309 E 2750 150 39024 5100 5100 Amin C 98 - -
139 6:13 26 8.3 9.1 86 0:27 274 SE 2500 100 39074 5150 5150 Bakoy C 150 - -
140 6:34 26 8.2 5.2 87 0:49 230 S 2500 130 39124 5200 5200 Bakoy C 200 - -
141 7:24 28 8.3 0 87 1:39 185 E 750 0 39174 5250 5250 Bakoy C Pejagan 186.9 92.9
142 25 7:58 28 8.3 0 87 1:41 185 E 750 0 39174 5250 5250 Amin C Pejagan - -
143 8:28 31 8.3 5.3 86 2:11 350 W 3000 160 39224 5300 5300 Amin C 198 - -
144 8:50 31 8.2 5.8 87 2:32 291 NW 3250 170 39274 5350 5350 Amin C 147 - -
145 9:12 31 8.2 6 87 2:54 228 NW 3000 160 39324 5400 5400 Bakoy C 94 - -
146 9:44 31 8.3 8.3 87 3:26 193 S 2000 120 39374 5450 5450 Bakoy C 90 - -
PT
147 10:49 33 8.3 0 86 4:32 145 NW 750 0 39369 5495 5495 Bakoy C 162.3 94.8
LAPI
5495. 5495. PT
148 25 11:13 33 8.3 0 86 4:45 345 NW 750 0 39419 Kemal C - -
5 5 LAPI
149 11:15 30 8.3 10 86 4:57 342 W 1500 50 39424 5500 5500 Kemal C Pasteur - -
5543. 5543.
150 11:57 33 8.3 0 86 5:30 312 NW 750 0 39467 Kemal C 88 176.6 95.2
3 3
5543. 5543.
151 12:07 33 8.3 0 86 5:31 309 NW 750 0 39467 Kemal C 88 - -
3 3
152 12:14 34 8.3 10.2 86 5:38 309 NW 2000 120 39474 5550 5550 Kemal C 76 - -
153 12:39 33 8.3 5.7 86 6:03 266 E 3000 170 39524 5600 5600 Kemal C 103 - -
154 13:51 33 8.3 0 86 6:14 235 NW 750 0 39550 5626 5626 Kemal C 130 275.1 95.4
155 13:12 33 8.3 0 86 6:16 235 NW 750 0 39550 5626 5626 Aji C 130 - -
156 13:25 30 8.3 6 86 6:29 207 SE 3000 170 39574 5650 5650 Aji C 155 - -
157 13:52 33 8.3 5.8 86 6:57 140 SE 3000 170 39624 5700 5700 Aji C 209 - -
158 14:38 35 8.3 0 86 7:42 99 SW 750 0 39676 5752 5752 Aji C Pejagan 200.7 94.8
159 25 14:49 35 8.3 0 86 7:47 292 SW 750 0 39676 5752 5752 Aji C Pejagan - -
160 15:18 33 8.3 5.3 86 8:17 236 NW 2500 130 39728 5804 5804 Aji D 201 - -

98
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

161 15:49 28 8.3 5.9 86 8:41 197 NW 2700 140 39774 5850 5850 Kemal C 153 - -
162 16:08 25 8.3 8.4 86 9:07 145 NW 1500 80 39824 5900 5900 Kemal D 103 - -
163 16:39 27 8.3 6.7 87 9:36 114 SE 2000 100 39874 5950 5950 Kemal D 83 - -
164 17:24 24 8.3 8.6 86 10:21 63 SE 1500 40 39924 6000 6000 Kemal C Pasteur - -
6002. 6002. PT
165 17:34 24 8.3 0 86 10:32 58 E 750 0 39927 Kemal C 165.2 91.2
6 6 LAPI
PT
166 50 19:42 24 8.3 0 85 11:20 44 NE 750 0 39927 6003 6003 Heza C - -
LAPI
167 20:17 24 8.3 6.8 85 12:06 463 N 1800 90 39974 6050 6050 Heza C 97 - -
168 20:50 26 8.3 14 85 12:38 419 E 2500 130 40024 6100 6100 Heza C 97 - -
169 21:12 27 8.3 8.7 85 13:00 347 E 2750 140 40074 6150 6150 Heza C 140 - -
170 21:35 29 8.3 15.3 85 13:29 305 E 2000 110 40124 6200 6200 Amin C 190 - -
171 22:18 28 8.4 10.1 85 14:07 261 SE 2000 100 40174 6250 6250 Amin C 242 - -
6256. 6256.
172 22:25 28 8.4 0 85 14:13 258 W 750 0 40180 Amin C Pejagan 200 91.4
8 8
6256. 6256.
173 23:27 28 8.4 0 85 14:18 257 W 750 0 40180 Amin C Pejagan - -
8 8
174 23:56 27 8.4 10.1 85 14:46 222 NW 1750 90 40224 6300 6300 Heza C 204 - -
175 0:27 27 8.4 11.6 85 15:18 178 NW 2000 110 40274 6350 6350 Heza M 150 - -
176 0:50 26 8.4 8.3 86 15:41 132 NW 2000 110 40324 6400 6400 Heza M 99 - -
177 1:22 26 8.4 7.8 86 16:13 97 SE 1750 70 40374 6450 6450 Amin M 85 - -
Pasopat
178 1:58 22 8.4 7.2 86 16:49 50 N 1500 70 40424 6500 6500 Amin M - -
i
PT
179 2:05 22 8.4 0 85 16:57 45 SE 750 0 40428 6504 6504 Amin M 160.7 92.1
LAPI
PT
180 50 2:59 22 8.4 0 85 17:27 513 NW 750 0 40428 6504 6504 Kemal C - -
LAPI
181 3:26 24 8.4 5.7 86 17:54 466 N 2500 120 40474 6550 6550 Kemal C 90 - -
182 3:50 25 8.4 12.7 86 18:18 381 E 3000 150 40524 6600 6600 Kemal C 95 - -

99
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

183 4:10 26 8.4 6.6 86 18:38 314 SE 3000 160 40574 6650 6650 Kemal C 147 - -
184 4:35 27 8.4 5.7 86 19:03 248 SE 2800 100 40624 6700 6700 Monte C 199 - -
185 5:14 27 8.4 13.7 86 19:42 208 N 2000 60 40674 6750 6750 Monte C Pejagan - -
186 5:16 27 8.4 0 86 19:44 208 NW 750 0 40675 6751 6751 Monte C Pejagan 196.2 94.6
187 25 5:35 27 8.4 0 86 19:46 489 NW 750 0 40675 6751 6751 Kemal C Pejagan - -
188 6:02 26 8.4 7 86 0:13 405 NW 3000 170 40724 6800 6800 Kemal C 196 - -
189 6:24 26 8.4 5.4 86 0:36 332 NW 3000 160 40774 6850 6850 Kemal C 145 - -
190 6:45 26 8.4 5.7 87 0:56 258 NW 3200 175 40824 6900 6900 Kemal C 98 - -
191 7:10 27 8.4 5.8 87 1:21 192 SW 2800 140 40874 6950 6950 Monte C 78 - -
6999. 6999. Pasopat
192 7:49 23 8.4 4.8 87 2:00 134 N 1000 10 40924 Monte C - -
2 2 i
7000. 7000. PT
193 7:53 24 8.4 0 87 2:04 133 E 750 0 40924 Monte C 166 92.6
1 1 LAPI
7000. 7000. PT
194 25 9:11 24 8.4 0 87 2:11 327 S 750 0 40924 Aji C - -
1 1 LAPI
195 10:01 24 8.4 11.3 86 3:02 291 N 2250 130 40974 7050 7050 Aji C 86 - -
196 10:39 33 8.4 7.7 86 3:38 258 E 2500 140 41024 7100 7100 Aji C 99 - -
197 11:01 34 8.4 7.5 86 4:01 187 SE 3000 170 41074 7150 7150 Bakoy C 151 - -
198 11:25 34 8.4 8.8 87 4:25 131 S 2500 140 41124 7200 7200 Bakoy C 203 - -
7245. 7245.
199 12:02 34 8.4 0 87 5:01 86 NW 750 0 41169 Bakoy C Pejagan 188.6 94.6
4 4
7245. 7245.
200 25 12:22 35 8.4 0 87 5:03 315 W 750 0 41169 Aji C Pejagan - -
4 4
201 12:30 35 8.4 18.4 86 5:12 310 NW 1000 60 41174 7250 7250 Aji C Pejagan - -
202 13:03 35 8.4 9.4 86 5:45 255 NW 2750 140 41224 7300 7300 Aji C 200 - -
203 13:35 34 8.4 9.2 86 6:16 201 NW 2500 140 41274 7350 7350 Aji C 150 - -
204 14:11 27 8.4 9.6 86 6:51 160 NW 2250 120 41324 7400 7400 Bakoy G 100 - -
205 15:01 29 8.4 34.6 86 7:42 123 SW 2000 100 41374 7450 7450 Bakoy G 88 - -

100
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an
PT
206 15:51 23 8.4 0 86 8:32 83 SW 750 0 41424 7500 7500 Bakoy D 138.2 89.5
LAPI
PT
207 25 17:57 26 8.4 0 86 8:46 79 SE 750 0 41424 7500 7500 Arsyad M - -
LAPI
208 19:15 27 8.4 10.5 85 10:02 269 NE 2500 120 41474 7550 7550 Arsyad M 86 - -
209 19:43 28 8.4 11.4 85 10:31 219 SE 2000 120 41524 7600 7600 Arsyad M 97 - -
210 20:06 28 8.4 15 85 10:54 150 SE 2000 120 41574 7650 7650 Heza M 149 - -
211 20:32 30 8.4 6.8 85 11:20 105 S 2800 100 41624 7700 7700 Heza M 202 - -
212 21:19 30 8.5 0 85 12:07 55 W 750 0 41674 7750 7750 Heza G Pejagan 179 94.9
213 25 22:04 30 8.5 0 85 12:10 259 W 750 0 41674 7750 7750 Arsyad D Pejagan - -
214 22:31 28 8.5 9.7 85 12:37 203 NW 2500 140 41724 7800 7800 Arsyad C 199 - -
215 23:01 28 8.4 9.5 86 13:07 165 NW 2750 145 41774 7850 7850 Arsyad C 146 - -
216 22:19 27 8.4 8.7 86 13:25 105 NW 2750 140 41824 7900 7900 Arsyad C 95 - -
217 22:45 27 8.4 0 86 13:50 56 S 750 0 41872 7948 7948 Heza C 88 350.4 94.2
218 50 22:51 27 8.4 0 86 13:52 485 S 750 0 41872 7948 7948 Heza C 88 - -
219 22:55 26 8.4 15.5 86 13:54 483 S 1500 80 41874 7950 7950 Heza C 91 - -
PT
220 23:33 23 8.4 0 86 14:32 431 SE 750 0 41924 8000 8000 Heza C 174 93.6
LAPI
8000. 8000. PT
221 1:21 23 8.4 0 86 14:36 430 NE 750 0 41924 Aji C - -
1 1 LAPI
222 2:04 23 8.4 10.2 86 15:20 385 N 2000 120 41975 8050 8050 Aji C 92 - -
223 2:38 24 8.4 15.2 86 15:33 327 SE 3200 170 42024 8100 8100 Aji C 93 - -
224 2:57 22 8.4 6.6 86 16:12 249 SE 2500 160 42074 8150 8150 Rafif C 146 - -
225 3:20 27 8.4 5.2 86 16:36 202 SE 2750 140 42124 8200 8200 Rafif C 197 - -
226 3:50 28 8.4 18.4 86 17:06 130 S 1250 40 42174 8250 8250 Rafif C Pejagan - -
227 4:22 27 8.4 8.5 86 17:38 73 NW 2250 120 42224 8300 8300 Aji C 197 - -
228 4:51 27 8.4 6.1 86 18:06 17 NW 2500 140 42274 8350 8350 Aji C 142 - -

101
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an
8364. 8364.
229 5:02 26 8.4 0 86 18:18 10 NW 750 0 42288 Aji C 130 193.8 95.7
7 7
8364. 8364.
230 25 5:31 26 8.4 0 86 18:40 10 W 750 0 42288 Aji C 130 - -
7 7
231 5:52 26 8.4 6.9 86 19:01 176 W 3000 160 42324 8400 8400 Aji C 90 - -
8446. 8446.
232 6:19 26 8.4 0 86 19:28 129 S 750 0 42370 Aji C 88 154.7 91
7 7
8446. 8446.
233 25 6:24 26 8.4 0 86 19:30 346 S 750 0 42370 Rafif C 88 - -
7 7
8498. 8498. PT
234 7:39 25 8.4 0 86 0:46 311 SE 750 0 42422 Rafif C 136.5 92.5
4 4 LAPI
PT
235 10:22 26 8.4 0 85 1:31 299 E 750 0 42432 8508 8508 Bakoy C - -
LAPI
236 11:00 33 8.4 6.4 85 2:09 264 N 3000 100 42474 8550 8550 Bakoy C 95 - -
237 11:29 34 8.4 6.5 85 2:37 228 SE 2750 150 42524 8600 8600 Bakoy C 91 - -
238 11:48 34 8.4 5.4 85 2:58 166 SE 2750 150 42574 8650 8650 Monte C 143 - -
239 12:13 36 8.4 5.2 85 3:26 108 SE 2000 120 42624 8700 8700 Monte C 195 - -
240 12:53 34 8.4 0 85 4:02 45 E 750 0 42679 8755 8755 Monte C Pejagan 203.4 90.1
241 25 13:13 34 8.4 0 85 4:03 45 E 750 0 42679 8755 8755 Bakoy C Pejagan - -
242 13:48 35 8.4 7.2 85 4:38 215 NW 2500 130 42724 8800 8800 Bakoy C 204 - -
243 14:10 35 8.4 6.3 86 5:00 173 NW 3000 170 42774 8850 8850 Bakoy C 154 - -
244 14:35 34 8.4 6.9 86 5:25 101 W 3000 180 42824 8900 8900 Bakoy C 104 - -
245 15:01 34 8.4 6.8 86 5:51 51 SE 2000 110 42874 8950 8950 Monte C 87 - -
246 15:06 33 8.4 0 86 5:55 46 S 750 0 42878 8954 8954 Monte C 88 285 94
247 25 15:12 33 8.4 0 86 6:02 46 S 750 0 42878 8954 8954 Monte C 88 - -
PT
248 15:56 32 8.4 0 86 6:46 208 E 750 0 42924 9000 9000 Monte C 167 95.4
LAPI
9001. 9001. PT
249 25 16:28 32 8.4 0 85 6:51 208 E 750 0 42926 Rafif C - -
9 9 LAPI
250 17:43 28 8.4 9.8 85 8:07 358 NW 2000 100 42974 9050 9050 Rafif C 95 - -

102
Pengisi Tem Avg. Real Avg. Trip Cuac Ex. Kebising
No. Jam E/T Range Arah RPM Speed Odo. Driver Lokasi
an (L) p. Fuel Fuel Speed A B a Temp an

251 18:16 30 8.4 5.6 85 8:40 320 SE 3000 160 43024 9100 9100 Rafif C 90 - -
252 18:40 30 8.4 6.3 85 9:03 273 SE 2750 140 43074 9150 9150 Amin C 142 - -
253 19:04 31 8.4 5.6 85 9:27 225 E 2750 150 43124 9200 9200 Amin C 194 - -
254 19:56 30 8.4 0 85 10:20 157 N 750 0 43174 9250 9250 Amin C Pejagan 196.4 88
255 25 21:08 35 8.4 0 85 10:25 157 NW 750 0 43174 9250 9250 Rafif C Pejagan - -
256 21:41 29 8.4 11.5 85 10:58 317 N 2500 130 43224 9300 9300 Rafif C 199 - -
257 22:06 28 8.4 9.2 86 11:23 284 NW 2750 150 43274 9350 9350 Rafif C 150 - -
258 22:31 27 8.4 10.2 86 11:50 226 NW 2500 140 43324 9400 9400 Amin C 99 - -
259 23:09 27 8.4 11.1 86 12:26 186 S 2000 100 43374 9450 9450 Amin C 88 - -
PT
260 0:00 23 8.4 0 86 13:17 124 SE 750 0 43424 9500 9500 Amin C 133 90.4
LAPI
PT
261 25 0:52 23 8.4 0 85 13:37 327 SE 750 0 43424 9500 9500 Arsyad M - -
LAPI
262 1:16 25 8.4 8.2 85 14:00 280 N 3000 160 43474 9550 9550 Arsyad M 89 - -
263 1:38 28 8.4 6.1 85 14:22 248 SE 3000 160 43524 9600 9600 Arsyad M 96 - -
264 1:59 27 8.4 10.1 85 14:44 180 SE 3200 175 43574 9650 9650 Heza G 148 - -
265 2:24 26 8.4 10.5 85 15:08 109 SE 2500 125 43624 9700 9700 Heza G 200 - -
266 3:16 27 8.4 0 85 15:51 65 W 750 0 43674 9750 9750 Heza M Pejagan 143 92.2
267 25 4:11 27 8.4 0 85 15:53 262 W 750 0 43674 9750 9750 Arsyad D Pejagan - -
268 4:37 25 8.4 7 85 16:20 213 N 2750 140 43724 9800 9800 Arsyad D 196 - -
269 4:59 26 8.4 7.6 85 16:41 154 NW 3250 170 43774 9850 9850 Arsyad G 146 - -
270 5:18 25 8.4 5.4 85 17:01 105 W 3000 160 43824 9900 9900 Heza D 95 - -
271 25 5:46 26 8.4 0 85 17:26 249 S 750 0 43871 9947 9947 Heza C 88 - -
272 5:51 25 8.4 5.7 86 17:31 245 S 2000 90 43874 9950 9950 Heza C 91 - -
1000 1000 PT
273 6:34 24 8.4 0 86 18:13 198 SE 750 0 43924 Heza C 149.6 88.4
0 0 LAPI

103
104
C.4 Hasil On Board Diagnostics (OBD) Biosolar

Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Vehicle Speed 0 km/h 0 km/h
Engine Speed 778 rpm 750 rpm
Calculate Load 24.3 % 20.7 %
MAF 9.59 gm/sec 13.43 gm/sec
Atmosphere Pressure 92 kPa (abs) 93 kPa (abs)
MAP 91 kPa 92 kPa
Coolant Temp. 63 C 83 C
Intake Air 31 C 28 C
Intake Air Temp. (Turbo) 34 C 38 C
Engine Run Time 312 s 287 s
Initial Engine Coolant Temp. 50 C 82.5 C
Initial Intake Air Temp. 31.2 C 32.5 C
Battery Voltage 13.7 V 13.7 V
Alternate Duty Ratio 33 % 34 %
Accel Position 0 % 0 %
Accel Sens. No.1 Volt % 15.6 % 15.6 %
Accel Sens. No.2 Volt % 32.1 % 32.1 %
Target Throttle Position 60 % 61 %
Actual Throttle Position 60 % 61 %
Throttle Close Learning Val. 21.2 deg 17.3 deg
Diesel Throttle Learn Status NG OK
Injection Volume 7.22 mm3/st 6.01 mm3/st
Inj. FB Vol. for Idle -2.76 mm3/st -1.94 mm3/st
Inj. Vol Feedback Learning 0 mm3/st 0 mm3/st
Injection Feedback Val #1 -0.5 mm3/st -0.4 mm3/st
Injection Feedback Val #2 0.4 mm3/st 0.3 mm3/st
Injection Feedback Val #3 0.6 mm3/st -0.4 mm3/st
Injection Feedback Val #4 -1.1 mm3/st 0 mm3/st
Pilot 1 Injection Period 410 us 411 us
Pilot 2 Injection Period 411 us 412 us
Main Injection Period 536 us 514 us
After Injection Period 0 us 0 us
Pilot 1 Injection Timing -13.8 Deg (CA) -13.7 Deg (CA)
Pilot 2 Injection Timing -7.1 Deg (CA) -7.2 Deg (CA)
Main Injection Timing 2.9 Deg (CA) 2.8 Deg (CA)
After Injection Timing 0 Deg (CA) 0 Deg (CA)
Injector Memory Error No Error No Error
Reju Pilot Quantity Learning READY READY
Pilot Quantity Learning Standby Standby

105
Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Target Common Rail Pressure 33000 kPa (abs) 33000 kPa (abs)
Fuel Press 33030 kPag 32730 kPag
Fuel Temperature 40 C 52 C
Fuel Return Temp 74 C 86 C
Target Pump SCV Current 1080.7 mA 1080.3 mA
Target EGR Position 34.9 % 0 %
Actual EGR Valve Pos. 34.5 % 0 %
EGR Lift Sensor Volt % 35.9 % 13.6 %
EGR Close Learn Val. 0.71 V 0.68 V
EGR Close Lrn. Val. 0.71 V 0.68 V
EGR Close Lrn. Status OK OK
EGR Operation Prohibit OK OK
Target Booster Pressure 126.3 kPa (abs) 99.74 kPa (abs)
VN Turbo Command 90 % 95 %
Starter Signal OFF OFF
Neutral Position SW Signal ON ON
Stop Light Switch OFF OFF
A/C Signal OFF OFF
Immobiliser Communication ON ON
# Codes (Include History) 0 0
Time After DTC Cleared 6 min 7253 min
Distance from DTC Cleared 0 km 9894 km
Warmup Cycle Cleared DTC 0 8
TC and TE1 OFF OFF
Engine Start Time 0 ms 0 ms
Engine Speed (Starter Off) 1025 rpm 800 rpm
Starter Count 1 1
Run Dist of Previous Trip 0 km 0 km
Electric Duty Feedback Value 1.8 mm3/st 1.8 mm3/st
A/C Duty Feedback Value 0 mm3/st 0 mm3/st
PS Duty Feedback Value 0 mm3/st 0 mm3/st
Idle Injection Volume (Min) 0 mm3/st 0 mm3/st
Swirl Control Valve VSV ON ON
ACT VSV OFF OFF
Received MIL from ECT OFF OFF
Shift Position Sig from ECT 1st 1st
A/T Oil Temp from ECT 50.6 C 52.5 C
SPD (NO) 0 rpm 0 rpm
ECT Lock Up OFF OFF

106
C.5 Hasil On Board Diagnostics (OBD) Dexlite

Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Vehicle Speed 0 km/h 0 km/h
Engine Speed 750 rpm 750 rpm
Calculate Load 23.1 % 21.1 %
MAF 9.03 gm/sec 11.26 gm/sec
Atmosphere Pressure 93 kPa (abs) 93 kPa (abs)
MAP 92 kPa 94 kPa
Coolant Temp. 76 C 85 C
Intake Air 31 C 50 C
Intake Air Temp. (Turbo) 40 C 54 C
Engine Run Time 505 s 1571 s
Initial Engine Coolant Temp. 54.3 C 76.2 C
Initial Intake Air Temp. 31.8 C 45 C
Battery Voltage 13.6 V 13.4 V
Alternate Duty Ratio 37 % 36 %
Accel Position 0 % 0 %
Accel Sens. No.1 Volt % 15.6 % 15.6 %
Accel Sens. No.2 Volt % 32.1 % 32.1 %
Target Throttle Position 60 % 0 %
Actual Throttle Position 60 % -1 %
Throttle Close Learning Val. 17.3 deg 17.4 deg
Diesel Throttle Learn Status OK OK
Injection Volume 6.67 mm3/st 5.95 mm3/st
Inj. FB Vol. for Idle -1.77 mm3/st -2.16 mm3/st
Inj. Vol Feedback Learning 0 mm3/st 0 mm3/st
Injection Feedback Val #1 -0.5 mm3/st -0.4 mm3/st
Injection Feedback Val #2 0.1 mm3/st 0.1 mm3/st
Injection Feedback Val #3 0.1 mm3/st -0.4 mm3/st
Injection Feedback Val #4 0 mm3/st 0.4 mm3/st
Pilot 1 Injection Period 413 us 412 us
Pilot 2 Injection Period 415 us 414 us
Main Injection Period 529 us 535 us
After Injection Period 0 us 0 us
Pilot 1 Injection Timing -13.8 Deg (CA) -13.7 Deg (CA)
Pilot 2 Injection Timing -7.2 Deg (CA) -7.2 Deg (CA)
Main Injection Timing 2.8 Deg (CA) 2.8 Deg (CA)
After Injection Timing 0 Deg (CA) 0 Deg (CA)
Injector Memory Error No Error No Error
Reju Pilot Quantity Learning READY READY
Pilot Quantity Learning Standby Standby

107
Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Target Common Rail Pressure 33000 kPa (abs) 33000 kPa (abs)
Fuel Press 30900 kPag 33030 kPag
Fuel Temperature 43 C 61 C
Fuel Return Temp 76 C 95 C
Target Pump SCV Current 1083.3 mA 1087.3 mA
Target EGR Position 26.2 % 14.5 %
Actual EGR Valve Pos. 26.2 % 14.1 %
EGR Lift Sensor Volt % 31.2 % 23 %
EGR Close Learn Val. 0.73 V 0.7 V
EGR Close Lrn. Val. 0.73 V 0.7 V
EGR Close Lrn. Status OK OK
EGR Operation Prohibit OK OK
Target Booster Pressure 126.25 kPa (abs) 126.07 kPa (abs)
VN Turbo Command 90 % 90 %
Starter Signal OFF OFF
Neutral Position SW Signal ON ON
Stop Light Switch OFF OFF
A/C Signal OFF ON
Immobiliser Communication ON ON
# Codes (Include History) 0 0
Time After DTC Cleared 12 min 7537 min
Distance from DTC Cleared 0 km 9896 km
Warmup Cycle Cleared DTC 1 9
TC and TE1 OFF OFF
Engine Start Time 0 ms 0 ms
Engine Speed (Starter Off) 718 rpm 731 rpm
Starter Count 1 1
Run Dist of Previous Trip 0 km 0 km
Electric Duty Feedback Value 2 mm3/st 1.8 mm3/st
A/C Duty Feedback Value 0 mm3/st 3.9 mm3/st
PS Duty Feedback Value 0 mm3/st 0 mm3/st
Idle Injection Volume (Min) 0 mm3/st 0 mm3/st
Swirl Control Valve VSV ON ON
ACT VSV OFF OFF
Received MIL from ECT OFF OFF
Shift Position Sig from ECT 1st 1st
A/T Oil Temp from ECT 47.5 C 61.8 C
SPD (NO) 0 rpm 0 rpm
ECT Lock Up OFF OFF

108
C.6 Hasil On Board Diagnostics (OBD) Pertamina Dex

Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Vehicle Speed 0 km/h 0 km/h
Engine Speed 749 rpm 801 rpm
Calculate Load 24.7 % 34.1 %
MAF 14.35 gm/sec 14.25 gm/sec
Atmosphere Pressure 93 kPa (abs) 93 kPa (abs)
MAP 92 kPa 94 kPa
Coolant Temp. 59 C 75 C
Intake Air 26 C 42 C
Intake Air Temp. (Turbo) 32 C 43 C
Engine Run Time 304 s 692 s
Initial Engine Coolant Temp. 48.7 C 37.5 C
Initial Intake Air Temp. 27.5 C 34.3 C
Battery Voltage 13.7 V 13.5 V
Alternate Duty Ratio 34 % 42 %
Accel Position 0 % 0 %
Accel Sens. No.1 Volt % 15.6 % 15.6 %
Accel Sens. No.2 Volt % 32.1 % 32.1 %
Target Throttle Position 61 % 60 %
Actual Throttle Position 61 % 60 %
Throttle Close Learning Val. 17.3 deg 17.3 deg
Diesel Throttle Learn Status OK OK
Injection Volume 7.18 mm3/st 10.11 mm3/st
Inj. FB Vol. for Idle -2.5 mm3/st -2.51 mm3/st
Inj. Vol Feedback Learning 0 mm3/st 0 mm3/st
Injection Feedback Val #1 -0.4 mm3/st -0.5 mm3/st
Injection Feedback Val #2 0.3 mm3/st 0.3 mm3/st
Injection Feedback Val #3 0 mm3/st -0.2 mm3/st
Injection Feedback Val #4 -0.2 mm3/st 0 mm3/st
Pilot 1 Injection Period 420 us 414 us
Pilot 2 Injection Period 416 us 413 us
Main Injection Period 571 us 681 us
After Injection Period 0 us 0 us
Pilot 1 Injection Timing -13.7 Deg (CA) -14.1 Deg (CA)
Pilot 2 Injection Timing -7.2 Deg (CA) -7.2 Deg (CA)
Main Injection Timing 2.8 Deg (CA) 2.9 Deg (CA)
After Injection Timing 0 Deg (CA) 0 Deg (CA)
Injector Memory Error No Error No Error
Reju Pilot Quantity Learning READY READY
Pilot Quantity Learning Standby Standby

109
Awal Akhir
Parameter
Value Unit Value Unit
Target Common Rail Pressure 33000 kPa (abs) 33000 kPa (abs)
Fuel Press 30290 kPag 32730 kPag
Fuel Temperature 37 C 43 C
Fuel Return Temp 71 C 77 C
Target Pump SCV Current 1092.3 mA 1082.8 mA
Target EGR Position 0 % 0 %
Actual EGR Valve Pos. 0 % 0 %
EGR Lift Sensor Volt % 13.6 % 12.8 %
EGR Close Learn Val. 0.68 V 0.66 V
EGR Close Lrn. Val. 0.68 V 0.66 V
EGR Close Lrn. Status OK OK
EGR Operation Prohibit OK OK
Target Booster Pressure 99.92 kPa (abs) 99.92 kPa (abs)
VN Turbo Command 94 % 95 %
Starter Signal OFF OFF
Neutral Position SW Signal ON ON
Stop Light Switch OFF OFF
A/C Signal OFF ON
Immobiliser Communication ON ON
# Codes (Include History) 0 1
Time After DTC Cleared 7269 min 14339 min
Distance from DTC Cleared 9694 km 19797 km
Warmup Cycle Cleared DTC 8 15
TC and TE1 OFF OFF
Engine Start Time 0 ms 0 ms
Engine Speed (Starter Off) 800 rpm 987 rpm
Starter Count 1 1
Run Dist of Previous Trip 0 km 0 km
Electric Duty Feedback Value 1.8 mm3/st 2.1 mm3/st
A/C Duty Feedback Value 0 mm3/st 3.9 mm3/st
PS Duty Feedback Value 0 mm3/st 0 mm3/st
Idle Injection Volume (Min) 0 mm3/st 0 mm3/st
Swirl Control Valve VSV ON ON
ACT VSV OFF OFF
Received MIL from ECT OFF OFF
Shift Position Sig from ECT 1st 1st
A/T Oil Temp from ECT 45.6 C 50 C
SPD (NO) 0 rpm 0 rpm
ECT Lock Up OFF OFF

110
LAMPIRAN D
HASIL ANALISIS PELUMAS BEKAS

111
D.1 Hasil Analisis Pelumas Bekas Biosolar

112
D.2 Hasil Analisis Pelumas Bekas Dexlite

113
D.3 Hasil Analisis Pelumas Bekas Pertamina Dex

114
LAMPIRAN E
HASIL UJI EMISI GAS BUANG

115
E.1 Hasil Uji Emisi Biosolar

LAPORAN UJI EMISI


Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method

TYPE 1
Test No : 1 Manufacturer : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 19/04/2016 Merk TOYOTA
Soaking Duration : 12 Hrs Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Test Start: 9:42 Engine No: 2KDS529310
Test End 10:02 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Odometer Start (km) : 0 Transmission : A/T

Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings


Test Fuel : BioSolar/B20 Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.81 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 23.41 note V=[km/h]
Tyre Pressure (Psia) :

Test Condition (Average) : Test Condition Calculation


Barometric Pressure (kPa) : 100.45 Sat. Vapour Press (kPa) : 3.10
Ambient Temperature (deg C) : 24.61 N0x Correction Factor : 1.05
Relative Humidity (%) : 62.14 Dilution Factor (DF 1) : 24.29
CVS No. 10 m3/min Dilution Factor (DF 2) : 11.29

Concentration CO HC NOx HC+NOx CO2 Distance Vmix


(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (%) (km) (m3/test)

Part I Sample 17.265 17.302 23.333 0.552 3.973 125.83


Background 0.769 5.913 0.111 0.041
Corr. 16.528 11.634 23.226 0.513
Emissions (g/km) 0.610 0.213 1.405 1.618 297.276

Part II Sample 3.145 20.588 51.597 1.183 6.918 64.52


Background 0.000 7.228 0.030 0.040
Corr. 3.145 14.000 51.570 1.147
Emissions (g/km) 0.034 0.075 0.919 0.994 195.695

TOTAL Emissions (g/km) 0.244 0.125 1.096 1.222 232.751

LIMIT g/km 1.50 1.20

116
LAPORAN UJI EMISI PARTICULATE
Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method
Test No : 1 Manufacturer PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 19/04/2016 Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Start : 9:42 Engine No: 2KDS529310
End : 10:02 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Transmission : A/T
Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings
Test Fuel : BioSolar/B20 Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.81 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 23.41 note V=[km/h]

Test Condition (Average) :


Barometric Pressure (kPa) : 100.45 Sat. Vapour Press (kPa) : 3.10
Ambient Temperature (deg C) : 24.61 N0x Correction Factor : 1.05
Relative Humidity (%) : 62.14 Dilution Factor (DF 1) : 24.29
CVS No. 2 10 Dilution Factor (DF 2) : 11.29

Particulate Weight Weight Distance Vparticulate Vmix


(km) (ltr/test) (m3/test)

Part I Primary 0.406 (miligrams) 3.960 390.85 126.14


Back Up 0.035 (miligrams)
total I 0.033 g/km

Part II Primary 3.015 (miligrams) 6.883 200.15 64.68


Back Up 0.101 (miligrams)
total II 0.132 g/km

TOTAL g/km 0.095 (2 jam)

LIMIT g/km 0.170

117
E.2 Hasil Uji Emisi Dexlite

LAPORAN UJI EMISI


Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method

TYPE 1
Test No : 2 Manufacturer : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 20/04/2016 Merk TOYOTA
Soaking Duration : 12 Hrs Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Test Start: 13:20 Engine No: 2KDS529310
Test End 13:40 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Odometer Start (km) : 0 Transmission : A/T

Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings


Test Fuel : Dex Lite Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.74 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 23.34 note V=[km/h]
Tyre Pressure (Psia) :

Test Condition (Average) : Test Condition Calculation


Barometric Pressure (kPa) : 100.23 Sat. Vapour Press (kPa) : 3.08
Ambient Temperature (deg C) : 24.54 N0x Correction Factor : 1.07
Relative Humidity (%) : 64.51 Dilution Factor (DF 1) : 24.13
CVS No. 10 m3/min Dilution Factor (DF 2) : 11.30

Concentration CO HC NOx HC+NOx CO2 Distance Vmix


(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (%) (km) (m3/test)

Part I Sample 12.429 16.240 9.021 0.549 3.960 126.14


Background 0.540 7.536 0.132 0.041
Corr. 11.911 9.014 8.894 0.510
Emissions (g/km) 0.442 0.166 0.541 0.707 297.138

Part II Sample 1.361 15.285 27.681 1.185 6.883 64.68


Background 0.030 9.978 0.081 0.041
Corr. 1.334 6.191 27.607 1.148
Emissions (g/km) 0.015 0.034 0.496 0.529 197.441

TOTAL Emissions (g/km) 0.171 0.082 0.512 0.594 233.851

LIMIT g/km 1.50 1.20

118
LAPORAN UJI EMISI PARTICULATE
Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method
Test No : 2 Manufacturer PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 20/04/2016 Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Start : 13:20 Engine No: 2KDS529310
End : 13:40 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Transmission : A/T
Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings
Test Fuel : Dex Lite Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.74 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 23.34 note V=[km/h]

Test Condition (Average) :


Barometric Pressure (kPa) : 100.23 Sat. Vapour Press (kPa) : 3.08
Ambient Temperature (deg C) : 24.54 N0x Correction Factor : 1.07
Relative Humidity (%) : 64.51 Dilution Factor (DF 1) : 24.13
CVS No. 2 10 Dilution Factor (DF 2) : 11.30

Particulate Weight Weight Distance Vparticulate Vmix


(km) (ltr/test) (m3/test)

Part I Primary 0.203 (miligrams) 3.973 391.64 125.83


Back Up 0.039 (miligrams)
total I 0.018 g/km

Part II Primary 0.582 (miligrams) 6.918 200.58 64.52


Back Up 0.048 (miligrams)
total II 0.027 g/km

TOTAL g/km 0.024 (2 jam)

LIMIT g/km 0.170

119
E.3 Hasil Uji Emisi Pertamina Dex

LAPORAN UJI EMISI


Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method

TYPE 1
Test No : 3 Manufacturer : PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 21/04/2016 Merk TOYOTA
Soaking Duration : 12 Hrs Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Test Start: 15:00 Engine No: 2KDS529310
Test End 15:20 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Transmission : A/T

Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings


Test Fuel : Pertamina Dex Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.24 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 22.84 note V=[km/h]
Tyre Pressure (Psia) :

Test Condition (Average) : Test Condition Calculation


Barometric Pressure (kPa) : 100.08 Sat. Vapour Press (kPa) : 2.99
Ambient Temperature (deg C) : 24.04 N0x Correction Factor : 1.10
Relative Humidity (%) : 71.35 Dilution Factor (DF 1) : 24.22
CVS No. 10 m3/min Dilution Factor (DF 2) : 11.21

Concentration CO HC NOx HC+NOx CO2 Distance Vmix


(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (%) (km) (m3/test)

Part I Sample 9.110 17.230 8.562 0.551 3.956 125.60


Background 0.669 11.593 0.000 0.041
Corr. 8.468 6.115 8.562 0.511
Emissions (g/km) 0.313 0.112 0.519 0.631 297.179

Part II Sample 0.739 15.847 26.145 1.193 6.888 64.42


Background 0.010 12.656 0.090 0.040
Corr. 0.730 4.319 26.063 1.157
Emissions (g/km) 0.008 0.023 0.466 0.489 198.040

TOTAL Emissions (g/km) 0.119 0.056 0.485 0.541 234.207

LIMIT g/km 1.50 1.20

120
LAPORAN UJI EMISI PARTICULATE
Emission Test Report

Metode Uji : ECE No. 83 - 04


Test Method
Test No : 3 Manufacturer PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
Test Date: 21/04/2016 Model : FORTUNER 2.5G (4x2) A/T
Start : 15:00 Engine No: 2KDS529310
End : 15:20 Chassis No : MHFZR69G8F3127648
Transmission : A/T
Vehicle Condition at Start Dynamometer Settings
Test Fuel : Pertamina Dex Inertia (kg) : 2150
Oil Temperature (deg C) : 23.24 F(N)=F0+(F1xV)+(F2x(V^n)) F(N)=8.9+(0.0605V^2) without car
Water Temperature (deg C) : 22.84 note V=[km/h]

Test Condition (Average) :


Barometric Pressure (kPa) : 100.08 Sat. Vapour Press (kPa) : 2.99
Ambient Temperature (deg C) : 24.04 N0x Correction Factor : 1.10
Relative Humidity (%) : 71.35 Dilution Factor (DF 1) : 24.22
CVS No. 2 10 Dilution Factor (DF 2) : 11.21

Particulate Weight Weight Distance Vparticulate Vmix


(km) (ltr/test) (m3/test)

Part I Primary 0.402 (miligrams) 3.956 391.48 125.60


Back Up 0.043 (miligrams)
total I 0.034 g/km

Part II Primary 1.715 (miligrams) 6.888 200.32 64.42


Back Up 0.056 (miligrams)
total II 0.075 g/km

TOTAL g/km 0.058 (2 jam)

LIMIT g/km 0.170

121

You might also like