You are on page 1of 7

Idea Nursing Journal Vol. VI No.

2 2015
ISSN : 2087-2879

PERSEPSI PASIEN TENTANG PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM


PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING POSTPARTUM SECTIO
CAESAREA DI RUANG SEUREUNE 3 RSUDZA BANDA ACEH

Darmawati1, Mutiara Anandita Septiningtyas2


Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK-FK Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: darmawati_dar@yahoo.co.id

ABSTRAK
Perawat merupakan orang terdekat selama pasien menjalani persalinan dan perawatn post partum di rumah
sakit, oleh karena itu perawat harus memberikan informasi kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan
atau diwaspadai setelah pasien pulang kerumah. untuk memenuhi perannya perawat erikan penjelasan
tentang berbagai hal untuk persiapan pulang pasien antara laientangn nutrisi dan cairan, mobilisasi/ambulasi
dan personal hygiene. tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran tentang persepsi pasien tentang
peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning postpartum sectio caesare. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif eksploratif dengan jumlah sampel yang digunakan untuk
menjadi responden 83 orang Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian
persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning postpartum sectio
caesarea berada pada kategori baik yaitu 57,8%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam
pelaksanaan discharge planning tentang nutrisi dan cairan bagi postpartum sectio caesarea berada pada
kategori baik yaitu 53,0%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge
planning tentang mobilisasi/ambulasi bagi postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3 berada pada
kategori baik yaitu 72,3%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge
planning tentang personal hygiene bagi postpartum sectio caesarea berada pada kategori baik yaitu 54,2%.
Diharapkan kepada perawat untuk meningkatkan perannya dalam memberikan discharge planning pada
postpartum sectio caesarea sehingga pasien mampu melakukan perawatan dirinya secara mandiri di rumah.

Kata Kunci: Persepsi, Discharge planning, sectio Caesarea

PENDAHULUAN sosial sebelum dan sesudah pemulangan.


Dalam upaya memenuhi tuntutan Idealnya perencanaan pulang harus
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, rumah dikoordinasikan oleh koordinator pemulangan
sakit mulai melakukan pembenahan sistem pasien atau manager kasus. Koordinator atau
pelayanan. Jenis pelayanan kesehatan yang manager harus seorang perawat karena perawat
diberikan dapat memengaruhi angka kelahiran merupakan ahli pada jenis perawatan dan
Caesar. Pada dasarnya konsep pelayanan pelayanan yang diperlukan dirumah, mempunyai
berkualitas sebagai penilaian baik buruknya hubungan kolaboratif yang kuat dengan dokter,
rumah sakit dapat dilihat dari empat komponen perawat juga memiliki pengetahuan
yang mempengaruhinya yaitu: aspek klinis yang komprehensif, yang dapat menghasilkan
meliputi pelayanan dokter, perawat dan teknis koordinasi pelayanan kesehatan paling ekonomis
medis, efisiensi dan efektivitas (Lusa, 2007 (Waters, 1980 dalam Carpenito, 1995, p.29).
dalam Herniyatun, 2009). Pelayanan Perawat merupakan orang terdekat selama
keperawatan yang diberikan dengan pasien menjalani persalinan di rumah sakit, oleh
menggunakan dukungan per individual seperti karena itu perawat harus memberikan informasi
melakukan discharge planning, namun masih kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan
terbatasnya rumah sakit yang melaksanakan atau diwaspadai setelah pasien pulang kerumah.
discharge planning yang disebabkan karena Dalam menjalankan perannya sebagai penyuluh,
masih belum dipahaminya bahwa hal tersebut perawat perlu menjelaskan kepada pasien
merupakan bagian dari asuhan keperawatan di postpartum untuk persiapan pulang pasien
rumah sakit. tentang nutrisi dan cairan, mobilisasi/ambulasi,
Discharge planning atau perencanaan personal hygiene, seksualitas dan kontrasepsi,
pemulangan adalah proses sistematik dari managemen nyeri serta tanda-tanda
penilaian, persiapan, dan koordinasi yang bahaya/komplikasi postpartum (Lowdermilk,
dilakukan untuk memberikan kemudahan 2013, p.372).
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan

36
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan membaca dan menulis. dengan menggunakan


oleh Maloney & Weiss tahun 2008 dengan judul rumus Lameshow jumlah pasien yang diambil
Patients’ Perceptions of Hospital Discharge dalam penelitian ini adalah 83 orang. Alat ukur
Informational content didapatkan hasil bahwa dalam bentuk kuesioner yang dikembangkan
adanya perbedaan antara jumlah informasi sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada
persiapan pulang yang dibutuhkan dengan kerangka konsep dan berdasarkan literatur yang
jumlah informasi yang diterima oleh pasien disusun untuk mengukur variabel dan sub
dewasa yang melakukan operasi medis variabel yang akan diteliti terdiri atas 58 item
berdasarkan karakteristik sosiodemografi mereka pertanyaan. Uji coba instrument berupa uji
dan faktor rawat inap terkait. Hasil yang validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan pada
didapatkan sebesar 89 % pasien menerima sepuluh (10) orang di Rumah Sakit Meuraxa
informasi persiapan pulang lebih banyak dari Kota Banda Aceh dengan kriteria yang sama
informasi yang mereka butuhkan. dengan sampel. Hasil yang diperoleh semua item
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel.
oleh Weiss & Lokken tahun 2009 dengan judul
Predictors and Outcomes of Postpartum HASIL
Mothers’ Perceptions of Readiness for Pengumpulan data dalam penelitian ini
Discharge after Birth didapatkan hasil bahwa dilakukan mulai tanggal 09 sampai 30 Juni 2015
secara keseluruhan, dalam pengisian format di Ruang Seureune 3 RSUZA Banda Aceh.
pertanyaan menunjukkan 97% pasien dilaporkan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menjadi siap untuk pulang. Rata-rata, ibu dalam wawancara terpimpin. Berdasarkan hasil
sampel merasa bahwa mereka menerima lebih penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka
banyak informasi daripada yang mereka dapat diperoleh data sebagai berikut :
butuhkan. Hanya 8 ibu (6,6%) melaporkan
menerima pengajaran kurang dari yang mereka Data Demografi
butuhkan. Ibu melaporkan rendahnya tingkat Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui
kesulitan pada periode setelah dilakukannya bahwa sebagian besar umur responden berada
persiapan pulang (postdischarge). pada umur yang tidak beresiko yaitu antara 20
sampai 35 tahun dengan frekuensi sebanyak 72
METODE orang responden (86,7%), sebagian besar hari
Desain yang digunakan adalah cross rawatan pasien yang menjadi responden pada
sectional study dengan jenis penelitian bersifat hari ke tiga dengan frekuensi sebanyak 55 orang
deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian responden (66,3%), sebagian besar paritas pada
ini adalah seluruh pasien postpartum sectio pasien postpartum sectio caesarea adalah
caesarea yang dirawat di ruang Seureune 3 multigravida dengan frekuensi sebanyak 49
RSUDZA Banda Aceh yang berjumlah 498 orang responden (59%), berdasarkan tingkat
orang. Teknik pengambilan sampel pada pendidikan responden sebagian besar adalah
penelitian ini adalah purposive sampling, dengan pada tingkat menengah dengan frekuensi
kriteria semua pasien postpartum sectio caesarea sebanyak 62 orang responden (74,7%) dan
yang dirawat di ruang Seureune 3 RSUDZA berdasarkan jenis pekerjaan responden sebagian
Banda Aceh yang akan menghadapi pemulangan, besar adalah yang tidak bekerja dengan frekuensi
pasien yang bersedia menjadi responden, bisa sebanyak 69 orang responden (83,1%).

37
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasien Postpartum Sectio Caesarea Di Ruang Seureune 3
RSUZA Banda Aceh
No Data Demografi Frekuensi Persentase
1 Umur
a. Resiko (<20 dan >35 tahun) 11 13,3
b. Tidak beresiko (20-35 tahun) 72 86,7
2 Hari Rawatan
a. Hari ke 2 27 32,5
b. Hari ke 3 55 66,3
c. Hari ke 4 1 1,2
3 Paritas
a. Primigravida 34 41
b. Multigravida 49 59
4 Tingkat Pendidikan
a. Rendah 1 1,2
b. Menengah 62 74,7
c. Tinggi 20 24,1
5 Pekerjaan
a. Bekerja 14 16,9
b. Tidak bekerja 69 83,1
Sumber : Data Primer (diolah 2015)
Analisa Univariat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam
persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai
dalam pelaksanaan discharge planning Pemenuhan Mobilisasi/Ambulasi Bagi
postpartum sectio caesarea sebagian besar Postpartum Sectio Caesarea
berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi No Persepsi Frekuensi Persentase
48 orang responden (57,8%). 1 Baik 60 72,3
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien 2 Kurang 23 27,7
Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam Total 83 100
Pelaksanaan Discharge Planning Postpartum
Sumber : Dta Primer (Diolah 2015)
Sectio Caesarea
No Persepsi Frekuensi Persentase responden (53,0%).
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
1 Baik 48 57,8 bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
2 Kurang 35 42,2 pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
Total 83 100 mengenai pemenuhan mobilisasi/ambulasi bagi
Sumber : Data Primer (Diolah 2015) postpartum sectio caesarea sebagian besar
berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
60 orang responden (72,3%).
bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien
mengenai nutrisi dan cairan bagi postpartum Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam
sectio caesarea sebagian besar berada pada Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai
kategori baik yaitu dengan frekuensi 44 orang Personal Hygiene Bagi Postpartum Sectio
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Caesarea
Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam No Persepsi frekuensi Persentase
Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai 1 Baik 45 54,2
Pemenuhan Nutrisi Dan Cairan Bagi Postpartum 2 Kurang 38 45,8
Sectio Caesarea
Total 83 100
No Persepsi frekuensi Persentase Sumber : Data Primer (Diolah 2015)
1 Baik 44 53,0
2 Kurang 39 47,0 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Total 83 100 bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
Sumber : Data Primer (Diolah 2015) pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning

38
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

mengenai personal hygiene bagi postpartum melahirkan, perawat juga menganjurkan mereka
sectio caesarea sebagian besar berada pada untuk mengganti pembalut sehari dua kali atau
kategori baik yaitu dengan frekuensi 45 orang sesuai keperluan, selain itu perawat ada
responden (54,2%). menjelaskan mengenai manfaat dari penggunaan
kontrasepsi kemudian perawat menjelaskan
PEMBAHASAN mengenai waktu untuk meminum obat serta
Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat perawat menganjurkan mereka untuk mencari
Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge rumah sakit segera jika adanya tanda
Planning Postpartum Sectio Caesarea bahaya/komplikasi (demam, bau busuk pada
Penelitian ini sesuai dengan hasil daerah kelamin, dan luka operasi tidak
penelitian yang dilakukan oleh Herniyatun, dkk mengering). Hal tersebut mencerminkan bahwa
(2009) tentang Efektifitas Program Discharge perawat pelaksana telah menjalankan perannya
Planning Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di sebagai penyuluh untuk memberikan informasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten kepada pasien postpartum sectio caesarea.
Kebumen Tahun 2009, hasil penelitian
menunjukkan bahwa program persiapan pulang Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat
efektif terhadap peningkatan kepuasan pasien Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge
yang dirawat di rumah sakit. Hasil uji statistik Planning Mengenai pemenuhan Nutrisi dan
menunjukkan rata-rata kepuasan pasien terhadap Cairan Bagi Postpartum Sectio Caesarea
pelayanan keperawatan pada kelima dimensi Penelitian ini sesuai dengan penelitian
kepuasan (keandalan, ketanggapan, jaminan, yang dilakukan oleh Yoana (2007) tentang
kepedulian dan bukti langsung) pada kelompok pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post
intervensi dan kontrol terdapat perbedaan yang sectio caesarea terhadap penyembuhan luka
bermakna tingkat kepuasan pasien dengan p jahitan sectio caesarea, hasil penelitian ini
value yang sama yaitu 0,0001 dengan < α = 0,05. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Hasil uji statistik rata-rata kepuasan pasien kecukupan nutrisi dan cairan terhadap
terhadap pelayanan keperawatan pada dimensi penyembuhan luka SC, dari hasil penelitian ini
pelayanan keperawatan (pendidikan tentang maka penting sekali diadakan pemberian
nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala dan program informasi untuk meninggalkan kebiasan
terapi) pada kelompok intervensi dan kontrol berpantang makanan pada ibu post SC sehingga
terdapat perbedaan yang bermakna tingkat luka jahitan sectio caesarea dapat sembuh
kepuasan pasien dengan p value yang sama yaitu dengan cepat.
0,0001 dengan < α = 0,05. Discharge planning merupakan proses
Program perencanaan pulang yang sistematik dari penilaian, persiapan, dan
sistematik dan efesien dapat meningkatkan koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kontinuitas asuhan dengan mengidentifikasi kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan
kebutuhan pulang pasien secara dini. Identifikasi dan pelayanan social sebelum dan sesudah
dini kebutuhan pulang juga membantu pemulangan. Dalam discharge planning
mengurangi hari perawatan atau masuk kembali menunjukkan instruksi yang diberikan, rujukan,
ke rumah sakit (Carpenito, 1995, p.32). status pasien, dan pemahaman pasien tentang
Kesuksesan tindakan discharge planning instruksi yang diberikan (Carpenito, 1995, p.32).
menjamin pasien mampu melakukan tindakan Bagi pasien postpartum sectio caesarea
perawatan lanjutan yang aman dan realistis direkomendasikan asupan kalori untuk ibu yang
setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 cukup aktif dan tidak menyusui adalah 1.800
dalam Perry & Potter, 2005, p.100). sampai 2.200 kkal/hari. Menurut Institute of
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat Medicine (2005) perkiraan energi untuk ibu
diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat menyusui pada 6 bulan pertama adalah 2.700
pelaksana telah menjalankan perannya dalam kkal/hari dan selama 6 bulan berikutnya adalah
pelaksanaan discharge planning pada pasien 2.768 kkal/hari. Asupan kalori yang lebih besar
postpartum sectio caesarea dengan baik. Hal dari normal adalah direkomendasikan untuk ibu
tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan menyusui yang berat badannya kurang dan bila
responden, sebagian besar pasien menyusui lebih dari satu anak (Lowdermilk,
mempersepsikan bahwa perawat menganjurkan 2013, p.24).
mereka untuk banyak mengkonsumsi makanan Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
yang mengandung protein, sayuran, dan buah- diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat
buahan, selain itu sehari setelah melahirkan, pelaksana telah menjalankan perannya dalam
perawat menganjurkan mereka untuk tidur pelaksanaan discharge planning mengenai nutrisi
miring kanan atau miring kiri setelah 8 jam pasca dan cairan pada pasien postpartum sectio

39
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015

caesarea dengan baik. Pasien mempersepsikan mempercepat pemulihan kekuatan ibu (Bobak,
peran perawat pelaksana tentang pelaksanaan 2004, p.531). mobilisasi berguna untuk
discharge planning berdasarkan apa yang mereka mencegah trombosis dan emboli. Namun,
dapatkan ketika berada di rumah sakit. mobilisasi yang dilakukan harus secara teratur
Kemampuan pasien untuk menganalisa informasi dan bertahap, serta diikuti dengan istirahat adalah
yang diberikan oleh perawat tergantung pada yang paling dianjurkan (Mochtar, 2012, p.118).
tingkat pendidikan mereka. Berdasarkan data pasien juga sebaiknya diinstruksikan untuk
demografi, mayoritas tingkat pendidikan pasien memulai aktivitas yang terbatas saat nyeri dan
berada pada kategori menengah (74,7%), olahraga tambahan sebaiknya dihindari sampai
pendidikan mempengaruhi proses belajar, setelah pasien menemui dokter untuk tindak
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang lanjut (Reeder, 2011, p.476)
maka semakin mudah untuk menerima informasi, Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
baik dari orang lain maupun dari media massa. diatas maka peneliti berasumsi bahwa perawat
Selain itu, seseorang juga mampu untuk pelaksana telah menjalankan perannya dalam
membentuk persepsi yang baik terhadap apa pelaksanaan discharge planning mengenai
yang terjadi. Semakin banyak informasi yang mobilisasi/ambulasi pada pasien postpartum
didapat dari perawat pelaksana maka semakin sectio caesarea dengan baik. Banyaknya
banyak pula pengetahuan pasien mengenai informasi yang diberikan oleh perawat pelaksana
nutrisi dan cairan pada pasien postpartum sectio mengenai mobilisasi/ambulasi tergantung pada
caesarea. hari rawatan pasien postpartum sectio caesarea.
Discharge planning yang dilakukan oleh Berdasarkan data demografi, mayoritas hari
perawat pelaksana mengenai nutrisi dan cairan rawatan pasien postpartum sectio caesarea
merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat berada pada hari ketiga (66,3%), latihan
bagi pasien sebelum meninggalkan rumah sakit, mobilisasi dilakukan secara bertahap dari hari ke
dengan informasi yang diberikan kepada pasien hari sehingga lebih banyak informasi yang
maka pasien dapat mengetahui bahwa pentingnya diberikan mengenai mobilisasi/ambulasi pada
kecukupan nutrisi terhadap penyembuhan luka pasien hari rawatan ketiga atau ke-empat dari
jahitan operasi caesar khususnya makanan yang pasien hari rawatan pertama.
mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, Discharge planning mengenai
dan telur sehingga tidak adanya pantangan mobilisasi/ambulasi merupakan salah satu hal
makan bagi pasien setelah melahirkan. Selain itu yang harus diinformasikan kepada pasien,
nutrisi juga penting untuk asupan energi dan sehingga pasien dapat memahami bahwa
meningkatkan kesehatan ibu setelah melahirkan aktivitas dan latihan fisik sangat penting
serta terhindar dari komplikasi. Discharge manfaatnya terhadap pemulihan kondisi pasien
planning tentang asupan cairan juga sangat postpartum sectio caesarea sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien postpartum sectio memperbaiki sirkulasi di tungkai. Pasien
caesarea sebelum meninggalkan rumah sakit, diajarkan untuk latihan bergerak secara bertahap
dengan informasi tersebut pasien yang menyusui sampai pasien mampu berjalan ke kamar mandi
dapat mengetahui bahwa asupan nutrisi dan sendiri. Berdasarkan wawancara dengan pasien,
cairan yang harus dikonsumsi yaitu lebih besar mobilisasi/ambulasi kadang tidak dilakukan oleh
sehingga kebutuhan ASI bagi bayi tercukupi. pasien dikarenakan rasa nyeri dari luka jahitan
operasi cesar masih terasa, sehingga sebaiknya
Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien
Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge terlebih dahulu agar tidak terjadinya cedera pada
Planning Mengenai Pemenuhan pasien.
Mobilisasi/Ambulasi Bagi Postpartum Sectio Discharge planning tentang
Caesarea mobilisasi/ambulasi yang diberikan pada pasien
Penelitian ini didukung oleh penelitian sectio caesarea sebelum meninggalkan rumah
yang dilakukan oleh Purnawati,Jolanda (2014) sakit juga dapat mencegah atau menghindari
tentang efektifitas mobilisasi dini pada ibu terjadinya komplikasi jika tirah baring lebih dari
postpartum terhadap percepatan proses 8 jam dan tidak melakukan latihan fisik atau
penyembuhan luka sectio caesarea fase inflamasi bergerak. Komplikasi yang sering terjadi yaitu
di RSUD Sanggau tahun 2014, hasil penelitian tromboembolisme yang ditandai dengan nyeri
ini menunjukkan bahwa mobilisasi dini pada ibu pada otot betis, nyeri tekan pada tungkai, rasa
post sectio caesarea efektif terhadap percepatan hangat dan warna kemerahan.
penyembuhan luka fase inflamasi .
Tujuan dari mobilisasi dini adalah untuk Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat
mencegah pembentukan trombus dan Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge

40
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

Planning Mengenai Personal Hygiene Bagi mengetahui bahwa pentingnya menjaga


Postpartum Sectio Caesarea kebersihan diri dan lingkungan. Discharge
Penelitian ini sesuai dengan penelitian planning tentang personal hygiene juga
yang dilakukan oleh Imran, Suhartatik,Eddyman membantu pasien untuk mampu merawat dirinya
(2014) tentang hubungan mobilisasi dini dan secara mandiri ketika berada di rumah sehingga
personal hygiene terhadap percepatan dengan begitu dapat mempercepat penyembuhan
kesembuhan luka perineum pada ibu postpartum dan meningkatkan derajat kesehatan pasien.
di RSIA Pertiwi Makassar, hasil pada penelitian
tersebut menunjukkan bahwa mobilisasi dini dan KESIMPULAN
personal hygiene mempunyai hubungan yang Kesimpulan
signifikan dengan percepatan kesembuhan luka Persepsi pasien tentang peran perawat
perineum. pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
Salah satu cara untuk mencegah infeksi postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3
adalah mempertahankan lingkungan yang bersih. RSUDZA Banda Aceh berada pada kategori baik
Penutup tempat tidur harus diganti setiap hari, yaitu 57,8%.
pembalut perlu diganti lebih sering. Pasien Persepsi pasien tentang peran perawat
diusahakan tidak berjalan di rumah sakit atau di pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
rumah menggunakan alas kaki untuk tentang pemenuhan nutrisi dan cairan bagi
menghindari kontaminasi tempat tidur saat postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3
mereka kembali ke tempat tidur. Perawatan RSUDZA Banda Aceh berada pada kategori baik
tempat episotomi dan setiap laserasi perineum yaitu 53,0%.
yang dilakukan dengan baik mencegah infeksi Persepsi pasien tentang peran perawat
pada pada daerah genitourinaria dan pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
mempercepat proses penyembuhan. Ajari ibu tentang pemenuhan mobilisasi/ambulasi bagi
membersihkan perineum dari arah depan ke postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3
belakang (uretra ke anus) setelah berkemih atau RSUDZA Banda Aceh berada pada kategori baik
defekasi dan mencuci tangannya sampai bersih yaitu 72,3%.
sebelum dan sesudah melakukan hal tersebut Persepsi pasien tentang peran perawat
(Bobak, 2004, p. 526). pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat tentang pemenuhanpersonal hygiene bagi
diatas peneliti berasumsi bahwa perawat postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3
pelaksana telah menjalankan perannya dalam RSUDZA Banda Aceh berada pada kategori baik
pelaksanaan discharge planning mengenai yaitu 54,2%.
personal hygiene pada pasien postpartum sectio
caesarea dengan baik. Pelajaran terbaik Saran
didapatkan selain dari informasi yang diberikan Diharapkan kepada managemen
oleh orang lain juga didapatkan dari pengalaman pelayanan kesehatan khususnya RSUDZA Banda
seseorang. Banyaknya pengalaman yang Aceh untuk terus memberikan dukungan kepada
didapakan pasien dalam hidup tergantung pada perawat dalam melaksanakan perannya dalam
umur dan juga banyaknya jumlah kelahiran yang memberikan discharge planning kepada pasien
pernah dilakukan. Berdasarkan data demografi, khususnya membuat seminar atau penyuluhan
mayoritas umur pasien postpartum sectio mengenai discharge planning di RSUDZA
caesarea berada pada kelompok tidak beresiko Banda Aceh dan kepada perawat pelaksana di
(86,7%) dan dari jumlah kelahiran (paritas) ruangan agar selalu menerapkan dan
mayoritas pasien berada pada kelompok melaksanakan peran, khususnya peran sebagai
multigravida. Pasien dengan umur yang penyuluh yaitu memberikan informasi pada
meningkat dan multigravida memiliki pasien dengan menggunakan media yang efektif
pengalaman kelahiran sebelumnya yaitu sebelum pasien meninggalkan rumah sakit
mendapatkan informasi mengenai personal sebagai pemenuhan kebutuhan pulang pasien
hygiene baik dari orang lain maupun media dengan baik dan penuh tanggung jawab.
massa sehingga dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan pasien mengenai personal hygiene. KEPUSTAKAAN
Personal hygiene dapat mencegah Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
terjadinya infeksi dan faktor resiko komplikasi Maternitas. Jakarta : EGC.
lainnya maka sangat bermanfaat untuk
dilakukannya discharge planning pada pasien Carpenito, Lynda Juall. (1995). Rencana Asuhan
postpartum sectio caesarea sebelum pasien dan Dokumentasi Keperawatan ed.2.
meninggalkan rumah sakit sehingga pasien Jakarta : EGC.

41
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015

Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar


Herniyatun, dkk. (2009). Efektivitas Program Fundamental Keperawatan Vol.1 Edisi 4.
Discharge Planning Terhadap Tingkat Jakarta : EGC.
Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun Purnawati, Jolanda, (2014). Efektifitas mobilisasi
2000. Diakses tanggal 5 Desember 2014. dini pada ibu post partum terhadap
www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id percepatan proses penyembuhan luka
sectio caesarea fase inflamasi di rsud
Imran, M., Suhartatik, Eddynman. W.F. (2014). sanggau tahun 2014. Diakses tanggal 28
Hubungan mobilisasi dini dan personal Juni 2015. www. jurnal. untan.ac.id
hygiene terhadap percepatan
kesembuhan luka perenium pada ibu post Reeder,Sharon J. (2011). Keperawatan
partum Di RSIA pertiwi Makasar. Jurnal Maternitas. Jakarta : EGC.
nasional kesehatan diagnosisi, 05,295-
301. tanggal 28 Juni 2015. www. Weiss & Lokken. (2009). Predictors and
Stikesnh.ac.id Outcomes of Postpartum Mothers’
Perceptions of Readiness for Discharge
Lowdermilk, D.L, Perry, S.E & Cashion, K. after Birth. Diakses tanggal 13 Desember
(2013). Keperawatan Maternitas. Jakarta 2014. www3.interscience.wiley.com
: Salemba Medika.
Yoana. (2007). Pengaruh kecukupan nitrisi dan
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. cairan ibu post sectio caesarea terhadap
Jakarta : EGC. penyembuhan luka jahitan sectio
caesarea. Diakses tanggal 30 Juni 2015.
www. Stikesnh.ac.id

42

You might also like