Professional Documents
Culture Documents
2 2015
ISSN : 2087-2879
ABSTRAK
Perawat merupakan orang terdekat selama pasien menjalani persalinan dan perawatn post partum di rumah
sakit, oleh karena itu perawat harus memberikan informasi kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan
atau diwaspadai setelah pasien pulang kerumah. untuk memenuhi perannya perawat erikan penjelasan
tentang berbagai hal untuk persiapan pulang pasien antara laientangn nutrisi dan cairan, mobilisasi/ambulasi
dan personal hygiene. tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran tentang persepsi pasien tentang
peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning postpartum sectio caesare. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif eksploratif dengan jumlah sampel yang digunakan untuk
menjadi responden 83 orang Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian
persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning postpartum sectio
caesarea berada pada kategori baik yaitu 57,8%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam
pelaksanaan discharge planning tentang nutrisi dan cairan bagi postpartum sectio caesarea berada pada
kategori baik yaitu 53,0%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge
planning tentang mobilisasi/ambulasi bagi postpartum sectio caesarea di ruang seureune 3 berada pada
kategori baik yaitu 72,3%. Persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge
planning tentang personal hygiene bagi postpartum sectio caesarea berada pada kategori baik yaitu 54,2%.
Diharapkan kepada perawat untuk meningkatkan perannya dalam memberikan discharge planning pada
postpartum sectio caesarea sehingga pasien mampu melakukan perawatan dirinya secara mandiri di rumah.
36
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
37
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasien Postpartum Sectio Caesarea Di Ruang Seureune 3
RSUZA Banda Aceh
No Data Demografi Frekuensi Persentase
1 Umur
a. Resiko (<20 dan >35 tahun) 11 13,3
b. Tidak beresiko (20-35 tahun) 72 86,7
2 Hari Rawatan
a. Hari ke 2 27 32,5
b. Hari ke 3 55 66,3
c. Hari ke 4 1 1,2
3 Paritas
a. Primigravida 34 41
b. Multigravida 49 59
4 Tingkat Pendidikan
a. Rendah 1 1,2
b. Menengah 62 74,7
c. Tinggi 20 24,1
5 Pekerjaan
a. Bekerja 14 16,9
b. Tidak bekerja 69 83,1
Sumber : Data Primer (diolah 2015)
Analisa Univariat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam
persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai
dalam pelaksanaan discharge planning Pemenuhan Mobilisasi/Ambulasi Bagi
postpartum sectio caesarea sebagian besar Postpartum Sectio Caesarea
berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi No Persepsi Frekuensi Persentase
48 orang responden (57,8%). 1 Baik 60 72,3
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien 2 Kurang 23 27,7
Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam Total 83 100
Pelaksanaan Discharge Planning Postpartum
Sumber : Dta Primer (Diolah 2015)
Sectio Caesarea
No Persepsi Frekuensi Persentase responden (53,0%).
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
1 Baik 48 57,8 bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
2 Kurang 35 42,2 pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
Total 83 100 mengenai pemenuhan mobilisasi/ambulasi bagi
Sumber : Data Primer (Diolah 2015) postpartum sectio caesarea sebagian besar
berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
60 orang responden (72,3%).
bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien
mengenai nutrisi dan cairan bagi postpartum Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam
sectio caesarea sebagian besar berada pada Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai
kategori baik yaitu dengan frekuensi 44 orang Personal Hygiene Bagi Postpartum Sectio
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Caesarea
Tentang Peran Perawat Pelaksana Dalam No Persepsi frekuensi Persentase
Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai 1 Baik 45 54,2
Pemenuhan Nutrisi Dan Cairan Bagi Postpartum 2 Kurang 38 45,8
Sectio Caesarea
Total 83 100
No Persepsi frekuensi Persentase Sumber : Data Primer (Diolah 2015)
1 Baik 44 53,0
2 Kurang 39 47,0 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Total 83 100 bahwa persepsi pasien tentang peran perawat
Sumber : Data Primer (Diolah 2015) pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning
38
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
mengenai personal hygiene bagi postpartum melahirkan, perawat juga menganjurkan mereka
sectio caesarea sebagian besar berada pada untuk mengganti pembalut sehari dua kali atau
kategori baik yaitu dengan frekuensi 45 orang sesuai keperluan, selain itu perawat ada
responden (54,2%). menjelaskan mengenai manfaat dari penggunaan
kontrasepsi kemudian perawat menjelaskan
PEMBAHASAN mengenai waktu untuk meminum obat serta
Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat perawat menganjurkan mereka untuk mencari
Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge rumah sakit segera jika adanya tanda
Planning Postpartum Sectio Caesarea bahaya/komplikasi (demam, bau busuk pada
Penelitian ini sesuai dengan hasil daerah kelamin, dan luka operasi tidak
penelitian yang dilakukan oleh Herniyatun, dkk mengering). Hal tersebut mencerminkan bahwa
(2009) tentang Efektifitas Program Discharge perawat pelaksana telah menjalankan perannya
Planning Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di sebagai penyuluh untuk memberikan informasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten kepada pasien postpartum sectio caesarea.
Kebumen Tahun 2009, hasil penelitian
menunjukkan bahwa program persiapan pulang Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat
efektif terhadap peningkatan kepuasan pasien Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge
yang dirawat di rumah sakit. Hasil uji statistik Planning Mengenai pemenuhan Nutrisi dan
menunjukkan rata-rata kepuasan pasien terhadap Cairan Bagi Postpartum Sectio Caesarea
pelayanan keperawatan pada kelima dimensi Penelitian ini sesuai dengan penelitian
kepuasan (keandalan, ketanggapan, jaminan, yang dilakukan oleh Yoana (2007) tentang
kepedulian dan bukti langsung) pada kelompok pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post
intervensi dan kontrol terdapat perbedaan yang sectio caesarea terhadap penyembuhan luka
bermakna tingkat kepuasan pasien dengan p jahitan sectio caesarea, hasil penelitian ini
value yang sama yaitu 0,0001 dengan < α = 0,05. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Hasil uji statistik rata-rata kepuasan pasien kecukupan nutrisi dan cairan terhadap
terhadap pelayanan keperawatan pada dimensi penyembuhan luka SC, dari hasil penelitian ini
pelayanan keperawatan (pendidikan tentang maka penting sekali diadakan pemberian
nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala dan program informasi untuk meninggalkan kebiasan
terapi) pada kelompok intervensi dan kontrol berpantang makanan pada ibu post SC sehingga
terdapat perbedaan yang bermakna tingkat luka jahitan sectio caesarea dapat sembuh
kepuasan pasien dengan p value yang sama yaitu dengan cepat.
0,0001 dengan < α = 0,05. Discharge planning merupakan proses
Program perencanaan pulang yang sistematik dari penilaian, persiapan, dan
sistematik dan efesien dapat meningkatkan koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kontinuitas asuhan dengan mengidentifikasi kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan
kebutuhan pulang pasien secara dini. Identifikasi dan pelayanan social sebelum dan sesudah
dini kebutuhan pulang juga membantu pemulangan. Dalam discharge planning
mengurangi hari perawatan atau masuk kembali menunjukkan instruksi yang diberikan, rujukan,
ke rumah sakit (Carpenito, 1995, p.32). status pasien, dan pemahaman pasien tentang
Kesuksesan tindakan discharge planning instruksi yang diberikan (Carpenito, 1995, p.32).
menjamin pasien mampu melakukan tindakan Bagi pasien postpartum sectio caesarea
perawatan lanjutan yang aman dan realistis direkomendasikan asupan kalori untuk ibu yang
setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 cukup aktif dan tidak menyusui adalah 1.800
dalam Perry & Potter, 2005, p.100). sampai 2.200 kkal/hari. Menurut Institute of
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat Medicine (2005) perkiraan energi untuk ibu
diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat menyusui pada 6 bulan pertama adalah 2.700
pelaksana telah menjalankan perannya dalam kkal/hari dan selama 6 bulan berikutnya adalah
pelaksanaan discharge planning pada pasien 2.768 kkal/hari. Asupan kalori yang lebih besar
postpartum sectio caesarea dengan baik. Hal dari normal adalah direkomendasikan untuk ibu
tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan menyusui yang berat badannya kurang dan bila
responden, sebagian besar pasien menyusui lebih dari satu anak (Lowdermilk,
mempersepsikan bahwa perawat menganjurkan 2013, p.24).
mereka untuk banyak mengkonsumsi makanan Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
yang mengandung protein, sayuran, dan buah- diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat
buahan, selain itu sehari setelah melahirkan, pelaksana telah menjalankan perannya dalam
perawat menganjurkan mereka untuk tidur pelaksanaan discharge planning mengenai nutrisi
miring kanan atau miring kiri setelah 8 jam pasca dan cairan pada pasien postpartum sectio
39
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015
caesarea dengan baik. Pasien mempersepsikan mempercepat pemulihan kekuatan ibu (Bobak,
peran perawat pelaksana tentang pelaksanaan 2004, p.531). mobilisasi berguna untuk
discharge planning berdasarkan apa yang mereka mencegah trombosis dan emboli. Namun,
dapatkan ketika berada di rumah sakit. mobilisasi yang dilakukan harus secara teratur
Kemampuan pasien untuk menganalisa informasi dan bertahap, serta diikuti dengan istirahat adalah
yang diberikan oleh perawat tergantung pada yang paling dianjurkan (Mochtar, 2012, p.118).
tingkat pendidikan mereka. Berdasarkan data pasien juga sebaiknya diinstruksikan untuk
demografi, mayoritas tingkat pendidikan pasien memulai aktivitas yang terbatas saat nyeri dan
berada pada kategori menengah (74,7%), olahraga tambahan sebaiknya dihindari sampai
pendidikan mempengaruhi proses belajar, setelah pasien menemui dokter untuk tindak
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang lanjut (Reeder, 2011, p.476)
maka semakin mudah untuk menerima informasi, Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
baik dari orang lain maupun dari media massa. diatas maka peneliti berasumsi bahwa perawat
Selain itu, seseorang juga mampu untuk pelaksana telah menjalankan perannya dalam
membentuk persepsi yang baik terhadap apa pelaksanaan discharge planning mengenai
yang terjadi. Semakin banyak informasi yang mobilisasi/ambulasi pada pasien postpartum
didapat dari perawat pelaksana maka semakin sectio caesarea dengan baik. Banyaknya
banyak pula pengetahuan pasien mengenai informasi yang diberikan oleh perawat pelaksana
nutrisi dan cairan pada pasien postpartum sectio mengenai mobilisasi/ambulasi tergantung pada
caesarea. hari rawatan pasien postpartum sectio caesarea.
Discharge planning yang dilakukan oleh Berdasarkan data demografi, mayoritas hari
perawat pelaksana mengenai nutrisi dan cairan rawatan pasien postpartum sectio caesarea
merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat berada pada hari ketiga (66,3%), latihan
bagi pasien sebelum meninggalkan rumah sakit, mobilisasi dilakukan secara bertahap dari hari ke
dengan informasi yang diberikan kepada pasien hari sehingga lebih banyak informasi yang
maka pasien dapat mengetahui bahwa pentingnya diberikan mengenai mobilisasi/ambulasi pada
kecukupan nutrisi terhadap penyembuhan luka pasien hari rawatan ketiga atau ke-empat dari
jahitan operasi caesar khususnya makanan yang pasien hari rawatan pertama.
mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, Discharge planning mengenai
dan telur sehingga tidak adanya pantangan mobilisasi/ambulasi merupakan salah satu hal
makan bagi pasien setelah melahirkan. Selain itu yang harus diinformasikan kepada pasien,
nutrisi juga penting untuk asupan energi dan sehingga pasien dapat memahami bahwa
meningkatkan kesehatan ibu setelah melahirkan aktivitas dan latihan fisik sangat penting
serta terhindar dari komplikasi. Discharge manfaatnya terhadap pemulihan kondisi pasien
planning tentang asupan cairan juga sangat postpartum sectio caesarea sehingga dapat
bermanfaat bagi pasien postpartum sectio memperbaiki sirkulasi di tungkai. Pasien
caesarea sebelum meninggalkan rumah sakit, diajarkan untuk latihan bergerak secara bertahap
dengan informasi tersebut pasien yang menyusui sampai pasien mampu berjalan ke kamar mandi
dapat mengetahui bahwa asupan nutrisi dan sendiri. Berdasarkan wawancara dengan pasien,
cairan yang harus dikonsumsi yaitu lebih besar mobilisasi/ambulasi kadang tidak dilakukan oleh
sehingga kebutuhan ASI bagi bayi tercukupi. pasien dikarenakan rasa nyeri dari luka jahitan
operasi cesar masih terasa, sehingga sebaiknya
Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien
Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge terlebih dahulu agar tidak terjadinya cedera pada
Planning Mengenai Pemenuhan pasien.
Mobilisasi/Ambulasi Bagi Postpartum Sectio Discharge planning tentang
Caesarea mobilisasi/ambulasi yang diberikan pada pasien
Penelitian ini didukung oleh penelitian sectio caesarea sebelum meninggalkan rumah
yang dilakukan oleh Purnawati,Jolanda (2014) sakit juga dapat mencegah atau menghindari
tentang efektifitas mobilisasi dini pada ibu terjadinya komplikasi jika tirah baring lebih dari
postpartum terhadap percepatan proses 8 jam dan tidak melakukan latihan fisik atau
penyembuhan luka sectio caesarea fase inflamasi bergerak. Komplikasi yang sering terjadi yaitu
di RSUD Sanggau tahun 2014, hasil penelitian tromboembolisme yang ditandai dengan nyeri
ini menunjukkan bahwa mobilisasi dini pada ibu pada otot betis, nyeri tekan pada tungkai, rasa
post sectio caesarea efektif terhadap percepatan hangat dan warna kemerahan.
penyembuhan luka fase inflamasi .
Tujuan dari mobilisasi dini adalah untuk Persepsi Pasien Tentang Peran Perawat
mencegah pembentukan trombus dan Pelaksana Dalam Pelaksanaan Discharge
40
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
41
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 2 2015
42