Professional Documents
Culture Documents
Assalamu'alaikum WW.
RSUD KARDINAH merupakan rumah sakit tipe B Non Pendidikan, rumah sakit yang akan
selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan. Penerbitan buku Pedoman Pemberian Obat
ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi petugas kesehatan yang memberikan
obat kepada pasien.
Buku Pedoman Pemberian Obat ini juga diharapkan dapat menjamin keselamatan pasien
di RSUD KARDINAH.
Penghargaan kami berikan kepada editor yang telah menyelesaikan penyusunan buku ini
dengan sebaik-baiknya.
Wassalamu'alaikum WW.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas Izin dan karuniaNya akhirnya buku
Pedoman Pemberian Obat ini dapat diselesaikan.
Buku Pedoman Pemberian Obat ini digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
Pemberian Obat di RSUD KARDINAH.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas kontribusinya, semoga kerja sama yang baik ini
dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa
yang akan datang.
Tegal,
Kepala Instalasi Farmasi
ii
PENYUSUN
iii
DAFTAR1SI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Sambutan Direktur ........................................................................................ ii
Kata Pengantar..................................................................................................... iii
Penyusun ............................................................................................................. iv
Daftar Isi..............................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Pedoman..................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan ....................................................................... 2
1.4 Batasan Operasional .............................................................................. 3
1.5 Landasan Hukum ................................................................................... 3
iv
1.6 Sasaran ................................................................................................. 4
1.7 Manfaat ................................................................................................. 4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN ..................................................................................... 5
II.1 Petugas Pelaksana ................................................................................. 5
II.2 Kompetensi Petugas .............................................................................. 5
II.3 Wewenang Petugas ............................................................................... 6
BAB III
STANDAR FASILITAS PEMBERIAN OBAT............................................................... 7
BAB IV
TATA LAKSANA PEMBERIAN OBAT OLEH PETUGAS ................................................ 10
IV.1 Ketentuan Umum Pemberian Obat ......................................................... 10
IV.2 Verifikasi .............................................................................................. 10
IV.3 Pemberian Obat .................................................................................... 11
IV.3.1 Pasien Rawat Inap ........................................................................ 12
v
IV.3.2 Pasien Rawat Jalan ....................................................................... 14
IV.4 Monitoring Pasien Setelah Pemberian Obat ............................................. 14
IV.5 Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien ............................................... 15
IV.6 Pencatatan dan dokumentasi Pemberian Obat ........................................ 15
BAB V
TATA LAKSANA PEMBERIAN OBAT SENDIRI OLEH PASIEN ..................................... 16
V.1 Pasien Rawat Inap ................................................................................. 16
V.2 Pasien Rawat Jalan ................................................................................ 18
BAB VI
TATA LAKSANA PENGGUNAAN OBAT PROGRAM ..................................................... 19
BAB VII
PENUTUP ............................................................................................................. 20
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sehingga dengan adanya pedoman pemberian obat ini diharapkan tidak terjadi lagi
kejadian kesalahan pemberian obat oleh petugas kesehatan, yang mana juga dapat
meningkatkan citra rumah sakit di masyarakat pada umumnya.
2
1.4. BATASAN OPERASIONAL
Pemberian obat adalah suatu kegiatan/tindakan pemberian terapi yang diberikan secara
langsung kepada pasien oleh tenaga kesehatan yang berkompeten, sesuai ketentuan yang
berlaku.
Tenaga kesehatan yang berkompeten adalah yang berpengalaman dan terampil,
mempunyai surat penugasan/surat ijin dari rumah sakit, dan mempunyai surat ijin kerja/lisensi
dari Instansi yang berwenang sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku yaitu Dinas
Kesehatan Kota Tegal.
3
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar pelayanan Farmasi di rumah Sakit.
1.6. SASARAN
Pedoman pemberian obat ini ditujukan kepada lembaga kesehatan yang terlibat langsung
dalam pemberian obat kepada pasien.
1.7. MANFAAT
Pedoman pemberian obat ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan obat kepada pasien, sehingga dapat mencegah terjadinya “ drug related
problems" ataupun "medication errors", dan dapat meningkatkan ''patient safety".
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
5
4. Mempunyai surat ijin kerja/lisensi dari Dinas Kesehatan Kota TEGAL atau Instansi yang
berwenang sesuai Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS PEMBERIAN OBAT
Pada waktu memberikan obat injeksi secara parenteral, petugas pelaksana (perawat dan
dokter) menggunakan fasilitas :
1. Alat pelindung diri petugas : sarung tangan dan masker, atau kaca mata jika perlu.
2. Desinfektan: alcohol 70 % untuk desinfeksi kulit pasien, dan alcohol " hand rub" untuk
desinfeksi petugas.
3. Wastafel dengan kran siku dan air mengalir, serta dilengkapi dengan sabun yang
mengandung desinfektan dan lap bersih/tissue disposable, untuk petugas mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien.
4. Jarum suntik, spuit, infusion set dll, steril dan "disposable".
5. Infusion set, scalvein/surflo dll steril, segera diganti yang baru jika ada masalah misal
terjadi flebitis, extravasasi dll, dan maksimal harus diganti baru setelah digunakan 3 x 24
jam.
7
6. Tempat sampah untuk limbah medis, limbah sitostatika, dan limbah “ infectious".
7. Kaporit cair dan ember untuk wadahnya, sebagai desinfektan alat kesehatan yang sudah
digunakan pada pasien yang terinfeksi virus.
8. lmpusion pump atau syringe pump, yang digunakan untuk obat tertentu yang
membutuhkan keamanan dan efIkasi yang tinggi, seperti : dopamine, diazepam, morfin,
sitostatika dll.
9. Untuk obat yang pada waktu pemberian harus terlindung dari cahaya, maka digunakan
spuit yang berwarna hitam atau spuit biasa yang ditutupi dengan plastik hitam/aluminium
foil; atau botol infus yang juga ditutupi plastik hitam, untuk menjamin kualitas obat selama
pemberian kepada pasien.
10. Jika fasilitas tersedia, sebaiknya rekonstitusi/pengenceran obat suntik dilakukan di ruangan
khusus yang kebersihannya terjaga; atau di ruang aseptis yang dilengkapi " laminar air
flow", untuk menjamin sterilitas sediaan yang disiapkan.
11. Tersedia Standar Prosedur Operasional / Panduan pengenceran obat suntik.
8
12. Tersedia vial steril atau spuit steril berbagai ukuran, untuk menyimpan sisa obat yang
berasal dari ampul, sehingga sterilitasnya terjamin, dan kemudian diberi label.
13. Tersedia panduan penentuan tanggal kadaluarsa obat suntik yang berbentuk larutan dalam
vial, setiap bulan diperbaharui oleh Apoteker di Unit Pelayanan Farrnasi ybs.
14. Tersedianya "emergency trolley" atau "emergency kit" di ruangan, untuk antisipasi jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pasien, misalnya syok anafilaktik, dll.
15. Tersedianya informasi tentang obat sebagai panduan bagi petugas berupa buku panduan
dan leaflet, untuk memberikan edukasi dan informasi kepada pasien dan/atau keluarganya.
9
BAB IV
TATA LAKSANA PEMBERIAN OBAT OLEH PETUGAS
IV.2. VERIFIKASI
Petugas yang memberikan obat harus melakukan verifikasi apakah obat sudah betul
berdasarkan pesanan obat, untuk menjamin pemberian obat yang aman,; yaitu dengan
melakukan verifikasi terhadap :
a. Obat dengan resep / rekam medik.
b. Waktu dan frekuensi pemberian obat dengan resep / rekam medik.
c. Jumlah dosis dengan resep / rekam medik.
10
d. Rute pemberian dengan resep / rekam medik.
e. Identitas pasien dicocokkan dengan cara menanyakan nama dan tanggal lahir pasien; nomor
rekam medik pasien; dicocokkan dengan identitas yang terdapat pada gelang pasien rawat
inap, atau dicocokkan dengan kartu berobat di RSUD Kardinah /KTP pada pasien rawat jalan.
11
IV.3.1. PASIEN RAWAT INAP
1. Pemberian obat oleh petugas kepada pasien rawat inap, sediaan parenteral maupun
non parenteral, diberikan tepat waktu, sesuai konsensus waktu pemberian obat yang
telah ditentukan; atau sesuai jam dan saat /waktu pemberian obat yang tertulis pada
etiket obat UDD yang telah disiapkan Apoteker/Asisten Apoteker Unit Pelayanan
Farmasi.
2. Sediaan obat parenteral diberikan sesuai ketentuan yang tertulis di rekam medik atau
sesuai ketentuan yang berlaku untuk masing-masing obat, dengan memperhatikan
keamanan, efektivitas, stabilitas, dan kenyamanan pasien.
3. Khusus untuk obat non parenteral (per oral, per sonde, tetes mata/hidung/telinga,
suppositoria, inhaler) :
a. Petugas yang memberikan obat dapat memberikan obat tsb secara langsung
kepada pasien atau keluarganya, dengan disertai edukasi secukupnya tentang cara
penggunaan obat tsb dan menjamin kepatuhan penggunaannya sesuai instruksi
yang diberikan.
12
b. Jika kondisi pasien tidak memungkinkan menggunakan obat non parenteral sendiri
dan tidak ada keluarga yang menunggu, maka petugas berkewajiban membantu
pasien menggunakan obat tsb.
c. Petugas berkewajiban menjamin kepatuhan penggunaan obat non parenteral tsb,
dengan mengawasi secara langsung penggunaannya oleh pasien atau dibantu
keluarganya.
4. Petugas mencatat tanggal pemberian obat, serta memberi paraf pada kolom yang
telah ditentukan, di form rekam pemberian obat UDD.
5. Pasien/keluarga pasien juga memberi paraf pada form pemberian obat UDD, sebagai
verifikasi terhadap obat yang telah digunakan pasien selama dirawat.
6. Form pemberian obat UDD yang sudah terisi lengkap, dapat digunakan sebagai
lampiran tambahan untuk` pengarsipan resep.
13
IV.3.2. PASIEN RAWAT JALAN
1. Apoteker atau Asisten Apoteker yang memberikan obat kepada pasien / keluarganya,
setelah melakukan verifikasi obat dan pasien, memberi paraf pada kolom yang telah
disediakan di lembar resep pasien.
2. Resep asli disimpan oleh lnstalasi Farmasi, dan resep tembusan/copy resep
digunakan untuk penagihan ke penjamin biaya pengobatan pasien.
14
IV.5. PEMBERlAN lNFORMASI DAN EDUKASI PASIEN
Pemberian obat kepada pasien rawat inap, diberikan oleh petugas yang berkornpeten,
disertai dengan pemberian informasi dan edukasi secukupnya kepada pasien dan atau
keluarganya, sesuai dengan panduan yang berlaku.
Informasi dan edukasi yang diberikan terkait obat yang diberikan adalah :
1. Cara penggunaan obat-obatan yang efektif dan aman.
2. Potensi efek samping obat-obatan yang diberikan.
3. Potensi interaksi obat dengan obat, atau interaksi abat dengan makanan.
15
BAB V
TATA LAKSANA PENGGUNAAN OBAT SENDIRI OLEH PASIEN
16
4. Obat-obat yang boleh digunakan sendiri oleh pasien adalah sediaan non parenteral, obat
"prn" (pro renata) yang digunakan jika perlu saja seperti obat penurun panas (antipiretik),
obat sediaan sirup/larutan/suspensi/emulsi per oral karena tidak di UDD; namun
penggunaannya tetap di bawah pengawasan petugas.
5. Pasien yang mendapat obat per sonde, penggunaannya dapat dilakukan sendiri oleh
pasien/keluarganya, di bawah pengawasan petugas, setelah diberikan informasi dan
edukasi secukupnya oleh petugas.
6. Pasien yang mendapat obat non parenteral dengan cara penggunaan khusus seperti
inhaler/turbuhaler dll, obat tetes mata/hidung/telinga, obat cuci telinga, obat minum tetes
(drop, vitamin, tetes mulut), obat kumur, suppositoria, salep dll, boleh digunakan sendiri
oleh pasien atau dibantu keluarganya, di bawah pengawasan petugas, setelah diberi
informasi dan edukasi secukupnya oleh petugas.
17
V.2. PASIEN RAWAT JALAN
1. Apoteker atau dibantu Asisten Apoteker memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
dan keluarganya tentang obat-obat yang digunakannya.
2. Pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan dilakukan di ruang konseling
ataupun di tempat penyerahan obat (Loket Unit Pelayanan Farmasi).
3. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan sesuai standar prosedur operasional (SPO)
yang telah ditentukan.
4. Pemberian informasi dan edukasi mengacu pada buku panduan yang telah ditentukan.
5. Apoteker / Asisten Apoteker menjamin bahwa informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien/keluarganya dimengerti dan difahami, serta mampu untuk dilaksanakan pasien di
rumah.
18
BAB VI
TATA LAKSANA PENGGUNAAN OBAT PROGRAM
19
BAB VII
PENUTUP
Dengan tersusunnya buku Pedoman Pemberian Obat ini, diharapkan dapat membantu
rumah sakit dalam menyusun dokumen-dokumen yang terkait dengan akreditasi rumah sakit,
serta membantu petugas pelaksana untuk memberikan obat secara benar. Sehingga dapat
menjamin keselamatan pasien, keselamatan kerja dan pengendalian mutu pelayanan di rumah
sakit.
20