You are on page 1of 12

KAJIAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN BERJENJANG DALAM PROGRAM JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI UPT. PELAYANAN KESEHATAN UNIVERSITAS JEMBER

Implementation Study of Referral System in the National Health Insurance Program at


the Technical Implementing Agency of Health Service of Jember University

Andita Cindy Faulina1, Abu Khoiri2, Yennike Tri Herawati3


123 Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember


email: anditacindyf@gmail.com

Abstract

Each participant of the National Health Insurance had the right to get health care
comprehensively, gradually, effectively, and efficiently so, First Level Health Facilities and
Advanced Referral Health Facilities are required to apply a referral system. The ration value
of patient reference of the National Health Insurance paticipants at the Technical
Implementing Agency of Health Service of Jember University in January to November 2015
reached 37,22% and increased to 39,2% until December 2015 or exceeded the optimal
reference ratio value of 10%. This research aims to study the implementation of referral
system in the National Health Insurance Program at the Technical Implementing Agency of
Health Service of Jember University. This research type was descriptive with qualitative
approach. The research result explained that the availability of doctors was not sufficient
when it was seen from the status of doctors who was not a permanent doctor because if all
doctors could not attend to provide health services, the general poly would be forced to close
for a while. The availability of medicine and medical tools was not sufficient because it was
not as complete as listed in the National Formulary and the Compendium of Medical Tools.
The diagnosis of a disease that was referred mainly Diabetes Mellitus without complications
or with complications and essential hypertension were the competence of the First Level
Health Facility. Some patient referred of the National Health Insurance participants were not
all needed specialist / subspesialist health care and there were still many patients of National
Health Insurance participants who requested to be referred with reason especially suggestion
of patients more trust the competence of specialists.

Keywords : National Health Insurance, First Level Health Facilities, Referral System

Abstrak

Setiap peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, efektif, dan efisien sehingga Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) wajib
menerapkan sistem rujukan berjenjang. Nilai rasio rujukan pasien peserta JKN di UPT.
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember pada bulan Januari-November 2015 yaitu
37,22% dan meningkat menjadi 39,2% hingga bulan Desember 2015 atau melebihi nilai
rasio rujukan optimal sebesar 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan
Sistem Rujukan Berjenjang dalam Program JKN di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
Jember. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
123 Andita Cindy Faulina, Abu Khoiri, dan Yennike Tri Herawati adalah Bagian Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Universitas Jember

91
92 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

menjelaskan bahwa, ketersediaan dokter belum mencukupi apabila dilihat dari status
dokter yang bukan dokter tetap karena apabila semua dokter tidak bisa hadir untuk
memberikan pelayanan kesehatan maka poli umum terpaksa akan ditutup. Ketersediaan
obat dan alat kesehatan kurang mencukupi karena tidak selengkap pada Formularium
Nasional dan Kompendium Alat Kesehatan. Diagnosis penyakit yang banyak dirujuk
terutama Diabetes Melitus tanpa komplikasi maupun dengan komplikasi dan hipertensi
esensial yang merupakan kompetensi FKTP. Pasien peserta JKN yang dirujuk tidak
semuanya membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik/subspesialistik serta masih
terdapat pasien yang meminta dirujuk dengan alasan terutama sugesti pasien yang lebih
mempercayai kompetensi dokter spesialis.

Kata kunci: JKN, FKTP, Sistem Rujukan


Andita Cindy Faulina : Kajian Pelaksanaan Sistem ...... 93

PENDAHULUAN pelayanan [3]. Hal tersebut juga dapat


merugikan secara finansial dan
Jaminan Kesehatan Nasional berpengaruh terhadap pencapaian
(JKN) merupakan bagian dari Sistem kinerja di bidang kesehatan [4].
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang Sedangkan dampak yang diterima BPJS
diselenggarakan oleh Badan Kesehatan apabila fasilitas kesehatan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) primer merujuk pasien secara
Kesehatan melalui mekanisme asuransi berlebihan dan tidak proporsional yaitu
kesehatan sosial yang bersifat wajib. BPJS Kesehatan akan dirugikan karena
Setiap peserta JKN memiliki hak untuk akan banyak membayar kasus-kasus
memperoleh pelayanan kesehatan yang rujukan di fasilitas pelayanan kesehatan
bersifat menyeluruh dan diberikan sekunder dan tersier yang sebenarnya
secara berjenjang, efektif, dan efisien tidak harus dirujuk dengan sistem
dengan menerapkan prinsip kendali pembayayaran kapitasi pada FKTP
mutu dan kendali biaya berdasarkan (Dirjen BUK Kemenkes RI, 2012:35) [2].
indikasi medis. Oleh karena itu, untuk Hingga saat ini, sistem
memperoleh pelayanan kesehatan pembayaran FKTP secara praupaya
tersebut, Fasilitas Kesehatan Tingkat hanya berdasarkan kapitasi atas jumlah
Pertama (FKTP) dan Fasilitas peserta yang terdaftar di FKTP, namun
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut dengan dikeluarkannya peraturan baru
(FKRTL) wajib menerapkan sistem oleh BPJS Kesehatan yang belum
rujukan. Berdasarkan Sistem rujukan sepenuhnya diterapkan di FKTP,
pelayanan kesehatan adalah pembayaran kapitasi dilakukan berbasis
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pemenuhan komitmen pelayanan yang
yang mengatur pelimpahan tugas dan dinilai berdasarkan pencapaian indikator
tanggung jawab pelayanan kesehatan angka kontak, rasio rujukan rawat jalan
secara timbal balik baik vertikal non spesialistik, dan rasio peserta
maupun horizontal [1]. Sistem rujukan prolanis rutin berkunjung ke FKTP [5].
dilakukan secara berjenjang dimulai Pelaksanaan sistem rujukan berjenjang
dari pelayanan kesehatan tingkat di FKTP yang tidak sesuai dengan
pertama dan pelayanan kesehatan ketentuan salah satunya yaitu tingginya
rujukan tingkat lanjut yang terdiri atas jumlah rujukan kasus non spesialistik
pelayanan kesehatan tingkat kedua yang berarti bahwa pemenuhan
(spesialistik) dan pelayanan kesehatan komitmen pelayanan FKTP yang rendah
tingkat ketiga (subspesialistik). sehingga hal ini akan berdampak pada
BPJS Kesehatan tidak akan menurunnya jumlah besaran kapitasi
menggunakan fasilitas pelayanan yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan
kesehaan dalam sistem pelayanan kepada FKTP. Sementara itu, tingginya
kesehatan jika fasilitas pelayanan angka rujukan juga berdampak bagi
kesehatan tersebut tidak menerapkan pasien dengan indikasi non medis yang
sistem rujukan [2]. Tingginya rasio sebenarnya masih bisa ditangani di FKTP
rujukan yang diakibatkan oleh tersebut namun meminta dirujuk ke
pelaksanaan rujukan yang tidak sesuai FKRTL yaitu semakin berkembangnya
dengan alur jenjangnya akan budaya meminta rujukan daripada
menyebabkan penumpukan pasien di berobat ke FKTP yangmenandakan
salah satu PPK yang pada akhirnya bahwa kepercayaan pasien terhadap
berdampak pada penurunan kualitas dokter di FKTP rendah.
94 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

FKTP meliputi Puskesmas atau Jember yang dirujuk ke Fasilitas


yang setara, praktik dokter, praktik Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
dokter gigi, klinik pratama atau yang (FKRTL) Kabupaten Jember bulan
setara, dan rumah sakit kelas D Pratama Januari hingga November 2015 mencapai
atau yang setara [6]. Salah satu FKTP 37,22% atau melebihi nilai rasio rujukan
jenis Klinik Pratama di Kabupaten RJTP optimal yang ditetapkan oleh BPJS
Jember yang telah bekerjasama dengan Kesehatan yaitu 10%. Nilai rasio rujukan
BPJS Kesehatan Cabang Jember yaitu tersebut merupakan nilai rasio rujukan
UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas tertinggi di FKTP khusus untuk DPP dan
Jember. UPT. Pelayanan Kesehatan klinik yang tersebar di Kabupaten Jember
Universitas Jember merupakan salah dengan rujukan Kasus Non Spesialistik
satu lembaga pelayanan kesehatan yang (KNS) penyakit Non-Insulin-Dependent
bertujuan untuk meningkatkan derajat Diabetes Melitus (NIDDM) without
kesehatan bagi mahasiswa, dosen dan Complication yang jumlahnya cukup
karyawan Universitas Jember serta bagi tinggi. Selanjutnya, hingga Bulan
masyarakat kabupaten Jember secara Desember 2015, nilai rasio rujukan
umum [7]. pasien BPJS Kesehatan di UPT Pelayanan
Di era JKN, pelayanan kesehatan Kesehatan Universitas Jember yang
tidak lagi terpusat di Rumah Sakit atau dirujuk ke FKRTL Kabupaten Jember
FKRTL, namun pelayanan kesehatan meningkat menjadi 39,2 %. Nilai rasio
harus dilakukan secara berjenjang sesuai rujukan tersebut didominasi oleh
kebutuhan medis. Oleh karena itu, untuk rujukan KNS sebanyak 66 KNS pada
mencapai hal tersebut, maka pelayanan bulan Januari hingga Agustus 2015,
kesehatan di FKTP harus diperkuat sedangkan bulan Agustus hingga
karena jika tidak, masyarakat akan Desember 2015 sebanyak 176 KNS. Hal
mengakses FKRTL sehingga akan terjadi ini mengindikasikan bahwa UPT.
kembali fenomena Rumah Sakit sebagai Pelayanan Kesehatan Universitas Jember
Puskesmas raksasa [8]. FKTP sebagai belum menjalankan fungsinya sebagai
pemberi pelayanan kesehatan tingkat gatekeeper dengan baik dalam memenuhi
pertama sekaligus bertindak sebagai fungsi pokok pelayanan primer karena
gatekeeper harus mampu melaksanakan angka rujukan terutama untuk pelayanan
empat fungsi pokok pelayanan primer non-spesialistik masih tinggi. Tingginya
yang meliputi kontak pertama pelayanan rujukan pelayanan non-spesialistik di
(first contact), pelayanan berkelanjutan UPT Pelayanan Kesehatan Universitas
(continuity), pelayanan paripurna Jember dikarenakan ketersediaan obat,
(comprehensiveness), dan koordinasi fasilitas kesehatan, dan dokter yang
pelayanan (coordination) [9]. Salah satu kurang memadai serta banyaknya
tujuan implementasi gatekeeper yaitu kemauan pasien dengan indikasi non
untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis kasus non spesialistik yang
kesehatan di FKRTL dengan cara FKTP sebenarnya masih bisa ditangani namun
melakukan penapisan pelayanan yang meminta dirujuk ke FKRTL. Diagnosis
perlu dirujuk sehingga dapat menekan penyakit yang paling banyak dirujuk
angka rujukan ke FKRTL dan mengurangi pada tahun 2015 yaitu penyakit Essential
beban rumah sakit. (Primary) Hypertension dan NIDDM
Berdasarkan data yang diperoleh, without Complication. Seharusnya,
nilai rasio rujukan pasien BPJS Kesehatan ketersediaan obat untuk kedua penyakit
di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas tersebut cukup untuk konsumsi selama
Andita Cindy Faulina : Kajian Pelaksanaan Sistem ...... 95

30 hari hingga kondisi pasien stabil. METODE PENELITIAN


Namun ketersediaan obat untuk kedua
penyakit tersebut hanya terbatas untuk Penelitian ini menggunakan jenis
tiga hari sehingga pasien memutuskan penelitian deskriptif dengan pendekatan
untuk dirujuk atau tidak dirujuk. Pasien kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
yang memutuskan tidak dirujuk akan UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
kembali lagi ke UPT. Pelayanan Jember pada bulan Agustus-September
Kesehatan Universitas Jember setelah 2016.
persediaan obat habis hingga kondisi Analisis penelitian ini dilakukan
pasien stabil. pada saat pengumpulan data dan setelah
Faktor-faktor yang menyebabkan selesai pengumpulan data. Langkah-
tingginya rasio angka rujukan yaitu aspek langkah analisis peneltian ini yaitu data
kebijakan yang belum dijalankan reduction (Reduksi Data), data display
sepenuhnya, ketersediaan dokter yang (Penyajian Data) dan conclusion drawing
tidak memadai, ketidaksesuaian drop / verification.
obat dari dinas kesehatan, dan tingginya Informan penelitian dalam
diagnosa penyakit kronis yang penelitian ini berjumlah 19 orang yang
membutuhkan pengobatan secara terdiri dari informan kunci yaitu Kepala
kontinu [10]. Selain itu, tingginya rasio UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
angka rujukan disebabkan oleh Jember, informan utama yaitu pasien
kurangnya pemahaman petugas tentang peserta JKN di UPT. Pelayanan Kesehatan
kebijakan sistem rujukan, keterlambatan Universitas Jember, dokter, dan petugas
ketersediaan obat dan seringnya terjadi yang bertanggung jawab menangani
kekosongan stok obat, minimnya rujukan di UPT. Pelayanan Kesehatan
ketersediaan fasilitas dan alat kesehatan Universitas Jember serta informan
medis serta pelaksanaan fungsi FKTP tambahan yaitu Kepala Unit Manajemen
sebagai gatekeeper tidak mengikuti Pelayanan Kesehatan Primer BPJS
aturan yang ditetapkan [11]. Penyebab Kesehatan Cabang Jember.
lain tingginya rasio rujukan menurut Fokus penelitian dalam penelitian
Hafizurrachman dan Wulandhani (2013) ini yaitu ketersediaan dokter,
yaitu pemahaman dokter mengenai gate ketersediaan sarana prasarana
keeper yang tidak diimbangi dengan kesehatan, diagnosis penyakit pasien,
ketegasan dan komitmen dokter untuk kebutuhan pelayanan kesehatan
memberikan rujukan sesuai indikasi spesialistik/subspesialistik dan peranan
medis karena alasan dokter dalam pasien terhadap rencana pelaksanaan
merujuk pasien tdak hanya berdasarkan rujukan. Data yang digunakan dalam
indikasi medis tetapi juga karena penelitian ini yaitu data primer dan data
permintaan pasien [12]. sekunder. Data primer dalam penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu ini diperoleh melalui wawancara
mengkaji pelaksanaan sistem rujukan mendalam dengan informan mengenai
berjenjang dalam Program JKN di UPT. ketersediaan dokter, ketersediaan sarana
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember. prasarana (obat-obatan dan alat
kesehatan), diagnosis penyakit pasien
peserta JKN yang dirujuk, kebutuhan
pelayanan spesialistik/ subspesialistik,
dan peranan pasien terhadap rencana
pelaksanaan rujukan. Data sekunder
96 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

dalam penelitian ini yaitu data mengenai bertugas sesuai dengan jam pelayanan,
rasio rujukan pasien peserta JKN di UPT. dan diagnosis penyakit pasien dilakukan
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember, oleh dokter [10]. Dokter yang bertugas di
data ketersediaan dokter, data UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
ketersediaan sarana dan prasarana (obat Jember selain sebagai dokter yang
dan alat kesehatan), data diagnosis memberikan pelayanan kesehatan juga
penyakit pasien peserta JKN di UPT. bertugas sebagai tenaga akademis
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember. Universitas Jember. Terlepas dari kedua
tugas yang diembannya tersebut, dokter
juga memiliki kepentingan-kepentingan
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN lain hingga terkadang tidak bisa
menjalankan tugasnya di UPT. Pelayanan
Hasil penelitian menyebutkan Kesehatan Universitas Jember. Oleh
bahwa ketersediaan dokter di UPT. karena itu, untuk mengatasi hal tersebut
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember pihak UPT. Pelayanan Kesehatan
telah mencukupi apabila dilihat dari Universitas Jember yang terkait akan
jumlah dokter berdasarkan standar rasio mencarikan dokter pengganti untuk
ideal dokter peserta berdasarkan memberikan pelayanan kesehatan
amanah direksi BPJS Kesehatan Pusat kepada pasien. Namun, ketersediaan
bahwa rasio dokter dan pasien yaitu dokter belum mencukupi apabila dilihat
1:5.000. dari status dokter yang bukan dokter
Jumlah dokter di UPT. Pelayanan tetap dan hanya 3 orang dokter yang
Kesehatan Universitas Jember hingga memiliki SIP. Diantara 3 orang tersebut,
bulan September 2016 berjumlah 9 dokter yang selalu ada di UPT. Pelayanan
orang, sedangkan peserta JKN terdaftar Kesehatan Universitas Jember meskipun
jumlahnya sebesar 6.854. Ketenagaan tidak ada jadwal praktek di UPT.
pada klinik terdiri atas tenaga medis, Pelayanan Kesehatan Universitas Jember
tenaga keperawatan, tenaga kesehatan hanya 2 orang, kecuali apabila ada
lain, dan tenaga non kesehatan sesuai kepentingan terkait tugas utamanya
kebutuhan dan jenis pelayanan yang sebagai tenaga akademik di Universitas
diberikan oleh klinik. Ketersediaan Jember. Hal tersebut dikarenakan 2
tenaga medis (dokter) pada klinik orang dokter tersebut selain sebagai
pratama yang memberikan pelayanan dokter di UPT. Pelayanan Kesehatan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 Universitas Jember juga memiliki jabatan
(dua) orang dokter dan/ atau dokter gigi sebagai Kepala dan Sekretaris UPT.
sebagai pemberi pelayanan [13]. Pelayanan Kesehatan Universitas Jember.
Ketersediaan dokter menurut Sedangkan 1 orang dokter yang lain
pasien peserta JKN di UPT. Pelayanan hanya datang ke UPT. Pelayanan
Kesehatan Universitas Jember yang Kesehatan Universitas Jember saat ada
dirujuk dikatakan cukup dapat dilihat jadwal praktek di UPT. Pelayanan
dari dokter yang selalu berada di tempat Kesehatan Universitas Jember saja,
setiap hari, dokter yang bertugas sesuai biasanya 3 kali dalam seminggu.
dengan jam pelayanan dan pemeriksaan Sementara 6 orang dokter lainnya yang
sekaligus diagnosis penyakit pasien tidak memiliki SIP di UPT. Pelayanan
dilakukan oleh dokter. Ketersediaan Kesehatan Universitas Jember,
dokter dikatakan cukup apabila ada kehadirannya ke UPT. Pelayanan
dokter yang bertugas setiap hari, Kesehatan Universitas Jember secara
Andita Cindy Faulina : Kajian Pelaksanaan Sistem ...... 97

bergantian dan tidak tentu jadwalnya. Universitas Jember namun jumlah


Apabila semua dokter tidak bisa hadir stoknya terbatas sehingga obat-obatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut diberikan kepada pasien dalam
maka poli umum terpaksa akan ditutup jumlah yang terbatas pula. Begitupula
untuk sementara waktu. Pihak UPT. untuk ketersediaan alat kesehatan di
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
sudah mengajukan adanya dokter tetap Jember juga kurang mencukupi karena
namun belum memperoleh persetujuan ada beberapa alat seperti alat untuk
dan tidak ada dokter yang bersedia penyakit serumen prop, diabetes melitus
menjadi dokter tetap di UPT. Pelayanan dan hipertensi yang tidak tersedia. Selain
Kesehatan Universitas Jember itu ada pula alat kesehatan yang telah
dikarenakan reward yang diperoleh dimiliki oleh UPT. Pelayanan Kesehatan
rendah dan tidak sebanding dengan Universitas Jember namun tidak pernah
jumlah pasien yang ditangani. digunakan karena tidak ada dokter yang
bisa mengoperasikannya yaitu EKG dan
“gak cukup, soale masih pinjem oftalmoskop.
dokter dari FK. Walaupun
dokternya banyak tapi kalo pas “...obat darah tinggi (hipertensi),
gak ada yang bisa jaga kan repot diabetes melitus, hepatitis,
juga. Kadang terpaksa poli umum empedu, syaraf, kulit. Itu paling
tutup 1 shift gara-gara gak ada ada 1 atau 2 macem aja obatnya.
dokter yang bisa jaga” (DAF, 21 Tapi yang paling penting 2 itu,
September 2016, 12.30 WIB) hipertensi sama diabetes
melitus...” (FHW, 20 September
Ketersediaan obat dan alat 2016, 12.00 WIB)
kesehatan di UPT. Pelayanan Kesehatan
Universitas Jember tidak selengkap “...misalkan ada kasus serumen
seperti yang tercantum pada prop pada telinga. Kita bisa
Formularium Nasional [14] dan lakukan itu tapi realitanya alat
Kompendium Alat Kesehatan [15]. gak ada jadi kita rujuk. Jadi ada
yang bisa kita lakukan tapi
“...kalo obatnya, bukan cuma saya alatnya tidak memenuhi, kita
tapi kata teman-teman saya juga rujuk...” (FHW, 20 September
kalo di UMC obatnya minim 2016, 12.00 WIB).
banget. Kalo untuk saya gak
pernah gak ada, cuma obatnya Apabila UPT. Pelayanan Kesehatan
memang minim, biasanya buat 3 Universitas Jember memiliki alat
atau 5 hari obatnya...” (EN, 21 kesehatan yang belum tersedia,
September 2016, 14.30 WIB) melengkapi obat-obatan yang belum
Ketersediaan obat di UPT. tersedia dalam jumlah yang mencukupi
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember serta memaksimalkan penggunaan alat
yang kurang mencukupi terutama obat kesehatan yang sudah tersedia namun
antibiotik, obat hipertensi dan obat tidak digunakan dengan mengadakan
diabetes melitus. Ketiga obat-obatan pelatihan kepada dokter yang bertugas
tersebut baik yang termasuk kompetensi di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
FKTP maupun FKRTL ada beberapa yang Jember, akan menekan angka rujukan
tersedia di UPT. Pelayanan Kesehatan pasien peserta JKN ke FKRTL. Dengan
98 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

adanya alat-alat kesehatan maupun obat- ginjal. Beberapa penyakit tersebut


obatan dalam jumlah yang mencukupi sebenarnya merupakan kompetensi
maka diharapkan penyakit peserta JKN FKTP sebagai pemberi pelayanan
yang merupakan kompetensi FKTP dapat kesehatan primer namun pasien peserta
dituntaskan di UPT. Pelayanan Kesehatan JKN dengan penyakit tersebut tetap
Universitas Jember tanpa harus dirujuk dirujuk selain demi menjamin
sehingga hal ini akan meningkatkan keberlangsungan penatalaksanaan
mutu pelayanan kesehatan di UPT. dengan persetujuan pasien juga
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember. dikarenakan beberapa alasan yaitu 1).
Keterbatasan obat dan fasilitas alat kondisi fasilitas pelayanan (ketersediaan
kesehatan di pelayanan primer sangat obat-obatan dan alat kesehatan yang
berdampak sekali terhadap peningkatan terbatas), yaitu pasien banyak dirujuk
angka rujukan karena pasien tidak puas karena obat-obatan yang masih terbatas,
dan kecewa dengan kekurangan atau 2). sebelumnya pasien telah
kekosongan obat maupun alat kesehatan mendapatkan pengobatan di UPT.
yang terjadi sehingga pasien akan Pelayanan Kesehatan Universitas Jember
dirujuk atau pasien sendiri yang namun belum mengalami
meminta dirujuk walaupun rujukan perkembangan, 3).faktor keterbatasan
harus berdasarkan indikasi medis [11]. waktu, 4). UPT. Pelayanan Kesehatan
Ketidaktersediaan obat-obatan menjadi Universitas Jember berada di lingkungan
salah satu alasan dokter untuk merujuk akademis sehingga banyak melayani
pasien ke rumah sakit sehingga dosen, rektor dan keluarganya sehingga
mengakibatkan tingginya kasus rujukan informan membantu untuk memfasilitasi
RJTP [12]. Jika fasilitas alat kesehatan mereka untuk memperoleh pengobatan
dan sarana penunjang kesehatan kurang terbaik agar cepat memperoleh
lengkap maka proses mendiagnosa kesembuhan, dan 5). ada prosedur-
pasien akan terganggu dan hal ini prosedur di FKTP yang tidak dicover oleh
menyebabkan petugas kesehatan harus BPJS Kesehatan.
merujuk pasien ke rumah sakit sehingga
akan berdampak pada meningkatnya “...penyakit kronis, biasanya DM,
penggunaan pelayanan kesehatan di hipertensi, asma, penyakit-
rumah sakit. JKN tidak membawa penyakit muskuloskeletal
perubahan pada beberapa aspek dan misalnya gangguan-gangguan
masih diperlukan perbaikan untuk dapat pada tulang belakang...” (RIH, 26
mewujudkan sistem rujukan yang Agustus 2016, 12.05 WIB).
optimal dalam skema jaminan kesehata
menyeluruh atau Universal Health “...hipertensi esensial, itu kan kan
Coverage (UHC) salah satunya pada harus masuk ranahnya FKTP tapi
aspek sarana, prasarana dan juga fasilitas masih dirujuk ke rumah sakit,
kesehatan [16]. typus, gastritis, diabetes tanpa
Diagnosis penyakit yang banyak komplikasi itu dirujuk,
dirujuk di UPT. Pelayanan Kesehatan dermatitis, serumen prop.
Universitas Jember antara lain Diabetes Sebenarnya banyak diagnosa-
Melitus tanpa komplikasi maupun diagnosa yang bisa dituntaskan
dengan komplikasi, hipertensi esensial, di FKTP tapi dirujuk...” (ERP, 23
jantung, gangguan tulang belakang, September 2016, 13.00 WIB)
stroke, kanker, gastritis, tumor, asma, dan
Andita Cindy Faulina : Kajian Pelaksanaan Sistem ...... 99

Pasien peserta JKN di UPT. terdapat pula dokter yang berpendapat


Pelayanan Kesehatan Universitas Jember bahwa meminta rujukan merupakan hal
yang dirujuk tidak semuanya yang wajar. Begitu pula bagi pasien
membutuhkan pelayanan kesehatan peserta JKN, pasien boleh meminta
spesialistik/ subspesialistik. Pasien yang rujukan berdasarkan klasifikasi
tidak membutuhkan pelayanan penyakitnya, pengalaman pribadi yang
kesehatan spesialistik/subspesialistik selama ini pasien dirujuk karena
namun tetap dirujuk oleh dokter karena meminta rujukan kepada dokter,
yang pertama yaitu pelayanan kesehatan meminta rujukan merupakan hak pasien
yang dibutuhkan sebenarnya hanya dan apabila meminta rujukan sesuai
pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi dengan kebutuhan pasien. Di UPT.
medis serta pelayanan obat di FKTP Pelayanan Kesehatan Universitas Jember
namun karena ada beberapa pasien yang masih terdapat banyak pasien yang
tidak memperoleh kesembuhan hanya meminta dirujuk dengan berbagai alasan
dengan konsumsi obat maka pasien antara lain sugesti pasien yang lebih
tersebut akan dirujuk. Kedua, adanya mempercayai kompetensi dokter
keterbatasan obat, alat, dan waktu. spesialis padahal sebenarnya penyakit
Ketiga, terdapat pasien yang meminta yang diderita hanya penyakit ringan yang
untuk dirujuk sehingga dokter bisa ditangani di FKTP, kurangnya
mengambil keputusan untuk merujuk kepercayaan pasien dengan kompetensi
pasien tersebut. Keempat, dokter UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
merujuk pasien peserta JKN di UPT. Jember dalam memberikan pelayanan
Pelayanan Kesehatan Universitas Jember kesehatan baik dari segi dokter,
tanpa memperhatikan kebutuhan pemeriksaan yang dilakukan maupun
pelayanan spesialistik/ subspesialistik obat yang diberikan, karakteristik
untuk kalangan tertentu terutama tenaga masyarakat di lingkungan akademis yang
akademis di lingkungan Universitas pandai, idealis, dan termasuk kalangan
Jember. Kelima, kurangnya edukasi yang menengah ke atas sehingga pasien
diberikan kepada pasien serta kurangnya meremehkan kemampuan dokter,
komunikasi yang dibangun antara dokter kebiasaan pasien untuk kontrol ke
dengan pasien. Keenam, kepercayaan dokter spesialis tertentu, pasien yang
pasien terhadap dokter spesialis yang sudah diterapi tapi tidak berhasil, dan
tinggi. Ketujuh, adanya riwayat penyakit tingkat wawasan pasien tentang suatu
sebelumnya. penyakit yang rendah.

“...lebih banyak yang nggak. “...ya banyak, 80 % malah minta


Misalkan yang dirujuk 100 orang, dirujuk. Alasannya ya karena
yang bener-bener perlu dirujuk pasien lebih percaya dokter
paling 30-40 %...” (FHW, 20 spesialis padahal ya obatnya itu,
September 2016, 12.00 WIB). kita juga belajar dari dokter
spesialis, intinya itu ngentengno
Dokter maupun pasien peserta JKN kita. Sugesti mungkin ya, ada
di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas pasien yang merasa alatnya
Jember telah mengetahui peranan pasien kurang lengkap, merasa dokter
terhadap rencana pelaksanaan rujukan tidak tau apa-apa...” (MS, 24
bahwa dokter yang berhak menentukan Agustus 2016, 14.17 WIB).
rujukan. Namun meskipun begitu,
100 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

Pasien yang meminta rujukan yaitu UPT. Pelayanan Kesehatan


sebagian besar sebelumnya telah Universitas Jember khususnya dokter
diberikan penjelasan terlebih dahulu harus memperhatikan diagnosis penyakit
oleh dokter. Dari penjelasan yang pasien sebelum merujuk pasien sesuai
diberikan dokter kepada pasien yang dengan 155 diagnosis penyakit yang
meminta dirujuk tersebut, terdapat harus tuntas di FKTP, memperhatikan
pasien yang mengerti namun ada pula pasien yang akan dirujuk, apakah
yang tetap meminta dirujuk. Untuk memang membutuhkan pelayanan
pasien yang tetap meminta dirujuk maka kesehatan spesialistik/ subspesialistik
ada dokter yang akan tetap pada sesuai indikasi medis, dan meningkatkan
pendiriannya untuk tidak memberikan komitmen dokter dalam merujuk pasien
rujukan dan menyarankan pasien untuk sesuai prosedur pelaksanaan rujukan
langsung berkunjung ke FKRTL tanpa serta lebih tegas lagi dalam menghadapi
surat rujukan atau dokter akhirnya pasien yang meminta dirujuk ke FKRTL
merujuk pasien tersebut karena dokter terutama untuk penyakit yang masih bisa
enggan berdebat dengan pasien padahal ditangani di UPT. Pelayanan Kesehatan
sebenarnya meskipun pelayanan Universitas Jember. Sedangkan untuk
kesehatan merupakan hak pasien namun Universitas Jember diharapkan dapat
yang berwenang memberikan rujukan meningkatkan reward dokter supaya
tetaplah seorang dokter. Selain itu minat dokter untuk menjadi dokter tetap
terdapat pula dokter yang akan di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas
mempertimbangkan untuk memberikan Jember juga semakin meningkat agar
rujukan kepada pasien yang meminta pemberian pelayanan kesehatan lebih
rujukan terutama pada pasien kalangan optimal sehingga tidak akan terjadi lagi
tertentu yakni tenaga akademis di kekosongan dokter dan tutupnya poli
Universitas Jember bahkan menawarkan umum pada shift tertentu. Selain itu
untuk memberikan rujukan terhadap Universitas Jember diharapkan dapat
pasien dengan penyakit ringan dan tidak mengembangkan depo obat di UPT.
begitu perlu untuk dirujuk. Pelayanan Kesehatan Universitas Jember
menjadi apotek sehingga ketersediaan
obat dapat lebih lengkap karena masih
SIMPULAN DAN SARAN banyak obat yang masih belum tersedia
atau tersedia dalam jumlah yang terbatas.
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah ketersediaan dokter kurang
mencukupi, ketersediaan obat dan alat DAFTAR RUJUKAN
kesehatan juga belum mencukupi,
diagnosis penyakit yang dirujuk masih [1] Indonesia. Kementerian Kesehatan
banyak yang merupakan kompetensi RI. Peraturan Menteri Kesehatan
FKTP, pasien peserta JKN yang dirujuk Nomor 001 Tahun 2012 tentang
tidak semuanya membutuhkan pelayanan Sistem Rujukan Pelayanan
kesehatan spesialistik/ subspesialistik Kesehatan Perorangan. [Internet].
serta masih banyak pasien peserta JKN Jakarta: Kementerian Kesehatan
yang meminta dirujuk dan dirujuk atas RI. 2012 [cited 12 Februari 2016].
permintaan sendiri. Available from:
Berdasarkan kesimpulan http://bksikmikpikkfki.net/file/do
tersebut, saran yang dapat diberikan wnload/PMK%20No.%20001%20
Andita Cindy Faulina : Kajian Pelaksanaan Sistem ...... 101

Th%202012%20ttg%20Sistem%2 http://www.jamsosindonesia.com
0Rujukan%20Yankes%20Perorang /kjs/files/2015/PER BPJS Kes/6.
an.pdf. Peraturan BPJS Ke No 2_2015.pdf
[2] Indonesia. Dirjen BUK [6] Indonesia. Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. RI. Peraturan Menteri Kesehatan
Pedoman Sistem Rujukan Nasional. Nomor 28 Tahun 2014 tentang
[Internet]. Jakarta: Dirjen BUK Pedoman Pelaksanaan Program
Kementerian Kesehatan RI. 2012 Jaminan Kesehatan Nasional.
[cited 26 Februari 2016]. Available [Internet]. Jakarta: Kementerian
from: Kesehatan RI. 2014 [cited 08 Maret
http://programrujukbalik.com/sit 2016]. Available from:
es/default/files/pdf/211115_1237 http://www.bkkbn.go.id/Documen
.pdf. ts/JKN/PMK%20No.%2028%20ttg
[3] Ashar, Robby., Wijayanegara, %20Pedoman%20Pelaksanaan%2
Hidayat., Sutadipura, Nugraha. 0Program%20JKN.pdf.
Penilaian Rujukan Pasien Bersalin [7] UPT Pelayanan Kesehatan
Peserta BPJS Kesehatan di RSUP Dr. Universitas Jember. Profil UPT
Hasan Sadikin Berdasarkan Sistem Pelayanan Kesehatan Universitas
Jaminan Kesehatan Nasional Jember. UPT Pelayanan Kesehatan
Periode 1 Oktober - 31 Desember Universitas Jember. Jember: UPT
2014. Prosiding Pendidikan Dokter Pelayanan Kesehatan Universitas
[Internet]. 2014 [cited 20 Februari Jember. 2014.
2016];ISSN: 2460-657X:[995- [8] BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan
1000]. Available from: Pentingkan Kualitas Faskes
http://karyailmiah.unisba.ac.id/in Pertama. [Internet]. Jakarta: BPJS
dex.php/dokter/article/download Kesehatan. 2015 [cited 26 April
/1531/pdf 2016]. Available from:
[4] Puspitaningtyas, A., Indarwati., https://bpjs-
Kartikasari, D. Pelaksanaan Sistem kesehatan.go.id/bpjs/m/index.php
Rujukan di RSUD Banyudono. Jurnal ?module=berita&id=314
[Internet]. 2014 [cited 13 Februari [9] BPJS Kesehatan. Optimalisasi
2016];XI(2):[25-36]. Available Fungsi Utama Pelayanan Primer
from: BPJS Kesehatan. [Internet]. Jakarta:
http://download.portalgaruda.org BPJS Kesehatan. 2014 [cited 23
/article.php?article=340908&val= April 2016]. Available from:
5466&title=PELAKSANAAN%20SI https://xa.yimg.com/kq/groups/2
STEM%20RUJUKAN%20DI%20RS 3311043/1454602592/name/006
UD%20BANYUDONO.pdf +PENGUATAN+PRIMARY+CARE+2
[5] BPJS Kesehatan. Peraturan BPJS 1-04-14.pdf
Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 [10] Kesumawati, Ima Nur. 2012.
tentang Norma Penetapan Besaran Analisis Pelaksanaan Rujukan RJTP
Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Peserta Askes Sosial PT. Askes
Berbasis Pemenuhan Komitmen (Persero) Kantor Cabang
Pelayanan pada FKTP. [Internet]. Sukabumi di Puskesmas
Jakarta: BPJS Kesehatan. 2015 Nanggeleng dan Gedong Panjang
[cited 25 April 2016]. Available Tahun 2012. Skripsi [Internet].
from: 2012. [cited 10 Februari 2016].
102 Jurnal IKESMA Volume 12 Nomor 2 September 2016

Available from: from:


http://www.lib.ui.ac.id/file?file=di http://binfar.kemkes.go.id/?wpdm
gital/20320052-S- act=process&did=MTM1LmhvdGx
Ima%20Nur%20Kesumawati.pdf pbms=
[11] Ali, F.A., Kandou, G.D., Umboh, J. M. [14] Indonesia. Kementerian
L. Analisis Pelaksanaan Rujukan Kesehatan RI. Keputusan Menteri
Rawat Jalan Tingkat Pertama Kesehatan Republik Indonesia
Peserta Program Jaminan Nomor
Kesehatan Nasional (JKN) di HK.02.02/Menkes/523/2015
Puskesmas Siko dan Puskesmas tentang Formularium Nasional.
Kalumata Kota Ternate Tahun [Internet]. Jakarta: Kementerian
2014. Artikel Penelitian [Internet]. Kesehatan RI. 2015 [cited 18 Mei
2015 [cited 10 Februari 2016]. Available from:
2016];V(2):[221-237]. Available http://www.depkes.go.id/downlo
from: ad.php?file=download/info-
http://ejournal.unsrat.ac.id/index. terkini/Kepmenkes%20523-
php/jikmu/article/view/7439/69 2015%20Formularium%20Nasio
83 nal.pdf.
[12] Hafizurrachman S, M., Wulandhani, [15] Indonesia. Kementerian Kesehatan
Amilia. Gambaran Faktor-Faktor RI. Peraturan Menteri Kesehatan
yang Mempengaruhi Kasus Rujukan Nomor 110 Tahun 2014 tentang
Rawat Jalan Tingkat Pertama Kompendium Alat Kesehatan.
Peserta Asuransi Sosial PT. Askes [Internet]. Jakarta: Kementerian
(Persero) Cabang Metro di Kesehatan RI. 2014 [cited 20 Mei
Puskesmas Sumbersari Bantul Kota 2016]. Available from:
Metro Tahun 2012. Jurnal http://binfar.kemkes.go.id/?wpdm
[Internet]. 2013 [cited 08 act=process&did=MTkzLmhvdGxp
November 2016]. bms=.pdf
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/ [16] Primasari, Karleanne Lony. Analisis
2015-08/S44311-Amilia Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan
[13] Indonesia. Kementerian Kesehatan Nasional RSUD Dr. Adjidarmo
RI. Peraturan Menteri Kesehatan Kabupaten Lebak. Jurnal ARSI
Nomor 9 Tahun 2014 tentang [Internet]. 2015 [cited];I(2):[78-
Klinik. [Internet]. Jakarta: 86]. Available from:
Kementerian Kesehatan RI. 2014 http://journal.ui.ac.id/index.php/a
[cited 09 April 2016]. Available rsi/article/view/5215/3500

You might also like