You are on page 1of 15

RESUME CHAPTER 6

FUNDAMENTALS OF ORGANIZATION
STRUCTURE

PRADONO SIDI R. (0806321966)


SAMUEL PHOHAN (0806464980)
M BENYAMIN ABIYOGA (0806350253)

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2010
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas
pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Struktur dan Proses Organisasi


Dosen : Elok Savitri-Siti Basrochah
Judul Makalah: Resume Chapter 6-Fundamentals of Organization Structure

Nama : Pradono Sidi R


NPM : 0806321966
TTD :

Nama : Samuel Phohan


NPM : 0806464980
TTD :

Nama : M Benyamin Abiyoga


NPM : 0806350253
TTD :
RESUME CHAPTER 6
FUNDAMENTALS OF ORGANIZATION STRUCTURE

I. ORGANIZATION STRUCTURE
Ada tiga komponen kunci dalam definisi struktur organisasi:
1. Struktur organisasi mengatur hubungan formal dalam sistem pelaporan, termasuk
di dalamnya jumlah tingkatan hierarki dan span of control dari manajer.
2. Struktur organisasi mengatur pengelompokan dari individual ke dala departemen-
departemen dan departemen-departemen di dalam keseluruhan organisasi.
3. Struktur organisasi mengatur sistem komunikasi, koordinasi, dan aktivitas antar
departemen yang efektif.
Tiga komponen kunci struktur organisasi di atas terdapat baik pada aspek
horizontal maupun vertikal di dalam organisasi. Poin pertama dan kedua merupakan
pencerminan dari aspek vertikal sementara poin ketiga merupakan pencerminan dari
aspek horizontal. Hubungan antara struktur organisasi dengan aspek-aspek vertikal dan
horizontal dalam organisasi akan terlihat jelas dalam organization chart. Organization
chart berguna untuk melihat bagaimana sebuah organisasi bekerja, bagian-bagian dalam
organisasi, dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan.
Konsep mengenai struktur organisasi telah ada sejak berabad-abad yang lalu.
Konsep ini terus berkembang seiring dengan semakin rumitnya bentuk organisasi dan
kegiatannya serta semakin banyaknya orang yang berada di dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi yang umum dipakai sekarang adalah struktur dimana CEO berada di
level tertinggi perusahaan dan disokong oleh pegawai-pegawai yang diatur dalam
beberapa level. Namun, di masa-masa yang akan dating kemungkinan besar struktur
semacam ini akan tergantikan oleh struktur yang menitik beratkan pada hubungan
horizontal.

II. INFORMATION-PROCESSING PERSPECTIVE ON STRUCTURE


Sebuah struktur organisasi harus dirancang untuk dapat memudahkan para
pegawai mendapatkan informasi dengan cepat sehingga kegiatan dalam organisasi dapat
dilakukan dengan efektif. Informasi ini harus dapat di dapat baik secara vertikal maupun
horizontal. Bagaimanapun juga, terdapat sebuah pertentangan diantara struktur vertikal
dan horizontal. Struktur vertikal di desain untuk lebih menekankan kepada kontrol
sedangkan strukyur horizontal di desain untuk lebih menekankan kepada koordinasi dan
kolaborasi (mengurangi kontrol).
Berikut merupakan perbandingan dari struktur vertikal dan horizontal:
Vertical Organization: Designed for Horizontal Organization: Designed for
Efficiency Learning
Specialized tasks Shared tasks, empowerment
Strict hierarchy, many rules Relaxed hierarchy, few rules
Vertical communication & reporting system Horizontal communication, face to face
Few teams, task forces, or integrators Many teams and task forces
Centralized decision making Decentralized decision making
Tabel I
Perbandingan Struktur Vertikal dan Horizontal

Hubungan Informasi Secara Vertikal


Hubungan secara vertikal digunakan untuk mengoordinasikan aktivitas-aktivitas
diantara bagian atas organisasi (top manager) dengan bagian-bagian di bawahnya dan di
rancang untuk mengontrol jalannya organisasi. Organisasi dapat menggunakan beberapa
instrumen untuk mengatur hubungan secara vertikal ini. Instrumen tersebut adalah:
• Hierarchical Referral
Instrumen yang pertama adalah chain of command yang menunjukkan
hierarki di dalam organisasi. Pegawai pada tingkat atas berkewajiban membantu
pegawai dibawahnya apabila muncul persoalan.
• Rules and Plans
Saat terjadi persoalan yang berulang, sebuah standar prosedur dapat dibuat
sehingga pegawai dapat mengambil keputusan tanpa harus bertanya kepada
manajer atau supervisornya. Peraturan juga menyediakan standar informasi yang
membuat pegawai dapat berkoordinasi dengan lebih efektif.
• Vertical Information System
Instrumen ini mencakup laporan periodik, informasi secara tertulis, dan
hal-hal semacamnya yang dapat membuat kegiatan controlling di dalam
perusahaan lebih efektif dan efisien.

Hubungan Informasi Secara Horizontal


Hubungan secara horizontal penting untuk mengatasi batasan-batasan diantara
departemen-departemen di dalam perusahaan dan menciptakan peluang terjadinya
koordinasi diantara pegawai. Hubungan secara horizontal juga memiliki instrumen-
instrumen (seperti halnya hubungan secara vertikal) untuk memermudah terjadinya
pertukarab informasi.
• Information System
Sistem informasi di dalam perusahaan mempermudah para manajer-
manajer dan pegawai-pegawai di dalam organisasi untuk bertukar informasi
dengan cepat. Selain itu, sistem informasi juga menghilangkan batasan ruang dan
waktu diantara manajer-manajer dan pegawai-pegawai untuk berbagi ide dan
membangun hubungan secara horizontal.
• Direct Contact
Kontak secara langsung amat mungkin terjadi diantara manajer, pegawai,
bahkan antar departemen apabila muncul sebuah masalah. Salah satu cara untuk
memfasilitasi kontak secara langsung ini adalah dengan menunjuk seorang liaison
officer. Seorang LO ditempatkan di sebuah departemen, namun memiliki
tanggung jawab untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan departemen lain.
• Task Forces
Apabila terjadi masalah yang melibatkan beberapa departemen sekaligus,
LO mungkin tidak terlalu efektif lagi untuk digunakan. Sebagai gantinya,
dibentuklah task forces, yaitu sebuah grup yang terdiri dari perwakilan
departemen-departemen yang terkait untuk mengatasi masalah yang timbul.
• Full Time Integrator
Full time integrator merupakan sebuah posisi tetap di dalam sebuah
organisasi dimana manajer yang memangku jabatan tersebut bertanggung jawab
khusus untuk melakukan koordinasi. Contoh full time integrator adalah manajer
proyek atau brand manager. Manjer-manajer ini bukan merupakan bagian dari
satu departemen, tetapi ditempatkan di luar departemen sehingga bertanggung
jawab atas koordinasi beberapa departemen sekaligus.
• Teams
Sebuah tim dibentuk ketika dibutuhkan hubungan antar departemen dalam
jangka waktu yang relative lama. Biasanya tim dibentuk ketika perusahaan ingin
mengeluarkan lini produk baru atau melakukan inovasi besar. Saat ini, sering
dibentuk sebuah tim virtual dimana anggotanya tersebar di berbagai tempat dan
berhubungan dengan menggunakan teknologi informasi.

III. ORGANIZATION DESIGN ALTERNATIVES


Sebuah desain struktur organisasi pada dasarnya menggambarkan tiga hal, yaitu
required work activities, reporting relationship, dan departmental grouping.
• Required work activities
Departemen dibuat untuk melakukan pekerjaan yang secara strategis
penting bagi perusahaan. Hal ini agar pekerjaan tersebut dapat ditangani dengan
efektif dan efisien. Seiring bertambah banyaknya macam dan bertambah
kompleksnya pekerjaan yang harus dilakukan, sebuah organisasi biasanya
menambahkan departemen baru agar tujuan organisasi tercapai.
• Reporting Relationship
Setelah departemen-departemen dibentuk berdasarkan pekerjaan yang
harus dilakukan, maka perlu dibentuk sebuah sistem untuk mengetahui bagaimana
departemen-departemen tersebut melakukan pekerjaannya. Untuk itulah dibuat
sebuah rantai komando agar setiap departemen dan pegawai di dalamnya
mengetahui harus melapor kepada siapa.
• Departmental Grouping
Dasar departemen dibentuk memengaruhi pegawai karena pegawai-
pegawai tersebut memiliki supervisor yang sama, sumber daya yang sejenis,
bertanggung jawab bersama untuk melakukan sebuah pekerjaan, dan dituntut
untuk melakukan kerja sama satu sama lain. Ada lima cara untuk
mengelompokkan departemen dalam organisasi:
o Functional Grouping
Mengelompokkan pegawai yang mengerjakan fungsi atau proses kerja
yang sejenis dan memiliki kemampuan dan pengetahuan bada bidang yang
sama.
o Divisional Grouping
Pegawai dikelompokkan berdasarkan apa yang organisasi hasilkan (barang
dan/atau jasa).
o Multifocused Grouping
Pegawai-pegawai dihadapkan pada dua struktur sekaligus (horizontal dan
vertikal). Struktur semacam ini biasa disebut sebagai struktur matriks atau
hibrid.
o Horizontal Grouping
Pegawai-pegawai dikelompokkan berdasarkan proses inti pekerjaan, end
to end work, pergerakan informasi dan material yang memberikan nilai
langsung kepada konsumen.
o Virtual Grouping
Dengan cara ini, organisasi dapat terkoneksi secara virtual tanpa batasan
departemen ataupun batasan ruang dan waktu.

IV. FUNCTIONAL, DIVISIONAL, DAN GEOGRAPHICAL STRUCTURE


Pengelompokan departemen atas dasar fungsi dan divisi adalah dua pendekatan
yang paling umum digunakan dalam merancang struktur organisasi.

Functional Structure
Dalam struktur ini, individual dikelompokkan ke dalam suatu departemen karena
individual tersebut memiliki fungsi yang sama dalam organisasi. Sebagai contoh: seluruh
insinyur dikelompokkan ke dalam departemen penelitian dan pengembangan, atau
seluruh individu yang memiliki latar belakang sebagai pemasar dikelompokkan ke dalam
departemen pemasaran.
Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di
bawah ini:
Strength Weaknesses
Memungkinkan adanya economies of scale Tidak dapat merespon perubahan pada
pada setiap departemen lingkungan dengan cepat
Memungkinkan setiap departemen untuk Dapat menyebabkan penumpukan
memiliki pengetahuan yang mendalam pengambilan keputusan pada level top
pada bidangnyai management
Mudah untuk melakukan pengembangan Koordinasi secara horizontal antar
keterampilan pegawai departemen biasanya lemah
Memungkinkan organisasi untuk mencapai Menghambat inovasi
tujuannya yang bersifat fungsional
Amat baik untuk digunakan pada Tujuan organisasi dapat bias dengan
perusahaan yang hanya memroduksi satu tujuan departemen
atau beberapa produk saja
Tabel 2
Kelebihan dan Kelemahan Dari Functional Structure

Saat ini, banyak organisasi menempatkan seorang full time integrator untuk
memfasilitasi hubungan antar departemen. Hal ini untuk mengatasi adanya kemungkinan
terjadinya koordinasi yang lemah antar departemen. Dengan menempatka full time
integrator, diharapkan kegiatan organisasi menjadi lebih efektif.

Divisional Structure
Pengelompokan atas dasar divisi dalam organisasi lebih sering kita kenal sebagai
strategic business unit. Divisi dalam organisasi dapat dibentuk atas dasar produk, lini
produk, atau proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. Divisi-divisi tersebut di dalamnya
juga memiliki functional structure dan biasanya dipimpin oleh satu general manager.
Sebgai contoh, Microsoft memiliki tujuh divisi dalam perusahaan dan divisi tersebut
dibagi atas dasar jenis lini produknya (Windows group, Server software group, Mobile
software group, Office software group, Business software group, Video games and Xbox
group, serta MSN-Internet group).
Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di
bawah ini:
Strength Weaknesses
Cepat untuk merespon perubahan pada Economies of scale pada departemen sulit
lingkungan tercapai
Kepuasan konsumen meningkat karena Dibutuhkan koordinasi antar divisi yang
suatu produk atau lini produk ditangani kuat apabila berhubungan satu sama
oleh satu divisi lainnya
Koordinasi antar functional structure Pengetahuan yang mendalam pada suatu
dalam divisi kuat departemen lemah
Unit bisnis atau divisi dapat Integrasi dan standardisasi harus kuat
mengidentifikasi karakteristik dari
konsumen dengan lebih detail
Cocok untuk perusahaan dengan beberapa
lini produk
Pengambilan keputusan di desentralisasi
Tabel 3
Kelebihan dan Kelemahan Divisional Structure

Suatu kelemahan yang harus menjadi catatan bagi organisasi atau perusahaan
yang mengadaptasi struktur ini adalah setiap divisi juga harus mengikuti perkembangan
divisi lainnya. Bahkan saat ini, akan lebih baik jika setiap divisi bekerja sama untuk
menghasilkan suatu produk.

Geographical Structure
Suatu organisasi atau perusahaan juga dapat membagi departemennya atas dasar
penyebaran konsumennya. Suatu konsumen pada daerah A mungkin memiliki
karakteristik yang berbeda dengan konsumen di daerah B. Sebagai contoh, beberapa
tahun yang lalu Apple merancang strukturnya atas dasar region konsumennya. Apple
membagi strukturnya menjadi tiga region utama dan lima sub region. Tiga region tersebut
adalah Apple Americas (sub regions: Canada and Latin America/Carribean), Apple
Europe, dan Apple Pacific (sub regions: Japan, Asia, and Australia). Kelebihan dan
kelemahan dari struktur ini tidak jauh berbeda dari kelebihan dan kekurangan divisional
structure.

V. MATRIX STRUCTURE
Terkadang, sebuah perusahaan menghadapi suatu situasi dimana lini produk dan
kemampuan teknik dari suatu fungsi dalam perusahaan adalah sama pentingnya. Jika
kondisi ini terjadi, maka perusahaan dapat memakai struktur matriks sebagai struktur
organisasinya. Pada struktur ini, divisi produk dan struktur fungsional diimplementasikan
secara simultan. Manajer produk dan manajer fungsional memiliki kekuasaan yang setara
dan setiap pegawai memiliki dua atasan yang harus diberi laporan mengenai kegiatan
yang mereka kerjakan.
Dualisme kepemimpinan memang terasa janggal untuk merancang sebuah
struktur organisasi, namun struktur matriks amat cocok diterapkan apabila terjadi
kondisi-kondisi seperti dibawah ini:
1. Adanya tekanan untuk menggunakan sumber daya yang terbatas pada beberapa
lini produk sekaligus
2. Adanya tekanan dari lingkungan pada dua atau lebih output yang kritikal, seperti
pengetahuan teknis yang mendalam dan kebutuhan akan inovasi untuk produk
baru
3. Lingkungan yang organisasi atau perusahaan hadapi memiliki karakteristik yang
kompleks dan tidak pasti
Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini adalah:
Strengths Weaknesses
Koordinasi untuk memenuhi kebutuhan Kepemimpinan ganda dapat membuat
ganda dari konsumen dapat dicapai pegawai kebingungan dan frustasi
Penggunaan sumber daya manusia yang Membutuhkan pelatihan untuk
fleksibel diantara lini produk meningkatkan baik keterampilan teknis
maupun keterampilan interpersonal
Cocok untuk organisasi yang Sering terjadi pertemuan untuk
membutuhkan pengambilan keputusan memecahkan masalah atau konflik antar
cepat dan menghadapi lingkungan yang lini produk dan departemen
tidak pasti
Membuka kesempatan untuk Tidak akan bekerja dengan baik apabila
pengembangan keterampilan pegawai dan pegawai-pegawai tidak mengerti mengenai
pengembangan produk cara kerja strukstur ini
Cocok untuk organisasi ukuran menengah Dibutuhkan usaha yang besar untuk
dengan banyak produk menjaga keseimbangan kekuasaan antara
manajer produk dan manajer fungsional
Tabel 4
Kelebihan dan Kelemahan Matrix Structure

Karena sulitnya organisasi atau perusahaan untuk menjaga perimbangan


kekuasaaan antara manajer produk dan manajer fungsional, maka saat ini terdapat dua
variasi dari struktur matriks ini. Variasi pertama adalah functional matrix dimana
manajer fungsional memiliki kekuasaan yang lebih dominan dalam struktur organisasi.
Di lain pihak, product matrix menempatkan manajer produk memiliki kekuasaan yang
lebih dominan dalam struktur organisasi.

VI. HORIZONTAL STRUCTURE


Pendekatan yang relative baru dalam merancang struktur organisasi adalah
dengan menggunakan struktur horizontal. Kemunculan struktur ini berkaitan erat dengan
proses reengineering yang berarti mendesain ulang struktur vertikal organisasi menjadi
horizontal berdasarkan proses kerja dari perusahaan. Pada struktur horizontal ini,
perusahaan atau organisasi menempatkan pegawai-pegawainya berdasarkan proses dari
pekerjaan inti perusahaan tersebut.
Sebagai ilustrasi, anggaplah perusahaan A merupakan perusahaan teknologi yang
harus terus melakukan inovasi dan memiliki banyak pelanggan yang harus di layani.
Alih-alih membuat struktur dengan departemen-departemen (misalnya R&D,
manufacturing, dan pemasaran), perusahaan menempatkan pegawainya berdasarkan
pekerjaan inti yang mereka hadapi (new product development process dan procurement
and logistics process). Di sepanjang pekerjaan ini pegawai-pegawai dibagi menjadi tim-
tim yang bertanggung jawab atas proses dari pekerjaan inti tersebut. Misalnya, di proses
new product development terdapat tim market analysis, researcr, product planning, dan
testing. Sementara itu, di proses procurement and logistics terdapat tim analysis,
purchasing, material flows, dan distribution.
Karakteristik dari struktur ini adalah:
1. Struktur dibuat berdasarkan proses dari pekerjaan inti perusahaan
2. Basis organisasi ini adalah self directed teams, bukan individu-individu
3. Setiap proses dari pekerjaan inti perusahaan diawasi oleh process owner
4. Pegawai-pegawai di tim di sepanjang proses diberikan keterampilan, peralatan,
motivasi, dan kekuasaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya
5. Tim memiliki kebebasan untuk berpikir secara kreatif dan merespon secara
fleksibel terhadap tantangan yang muncul
6. Budaya yang tumbuh dalam organisasi ini adalah keterbukaan, kepercayaan,
kolaborasi, dan pengembangan yang terus menerus.
Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di
bawah ini:
Strenghts Weaknesses
Cepat untuk merespon perubahan pada Sulit dalam menentukan pekerjaan inti dan
lingkungan proses di dalamnya
Pegawai-pegawai fokus pada proses Harus merubah paradigma pada budaya
produksi penyampaian nilai pada kerja, job design, filosofi manajemen, serta
pelanggan sistem informasi dan sistem reward and
punishment
Pegawai-pegawai memiliki pemahaman Manajer-manajer yang masih berpikir
yang luas mengenai tujuan perusahaan secara tradisional mungkin menolak keras
untuk mengubah paradigma diatas
Memungkinkan adanya kerja sama tim dan Membutuhkan pelatihan untuk
kolaborasi meningkatkan baik keterampilan teknis
maupun keterampilan interpersonal
Meningkatkan kepuasan kerja dari Dapat membatasi pengembangan
pegawai keterampilan
Tabel 4
Kelebihan dan Kelemahan Horizontal Structure

VII. VIRTUAL NETWORK STRUCTURE


Struktur ini berkaitan erat dengan adanya fenomena outsourcing daru perusahaan-
perusahaan di dunia. Outsourcing adalah suatu proses untuk memindahkan pekerjaan
perusahaan yang bukan kegiatan intinya kepada perusahaan lain. Dengan sistem ini,
organisasi atau perusahaan bekerja seperti central hub yang dikelilingi oleh perusahaan-
perusahaan lain yang memiliki spesialisasi tertentu.
Sebagai ilustrasi, TiVo inc. adalah suatu perusahaan yang berfokus pada produk
pengembangan teknologi. Tivo meng-outsource beberapa pekerjaannya kepada
perusahaan lain, seperti costumer support, marketing and public relations, dan logistics
and distribution systems.
Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di
bawah ini:
Strengths Weaknesses
Memungkinkan organisasi besar maupun Manajer tidak memiliki kontrol langsung
kecil untuk mendapatkan sumber daya terhadap pekerjaan-pekerjaan perusahaan
yang baik di seluruh dunia
Memberikan kemampuan perusahaan Membutuhkan usaha keras untuk membina
untuk mencapai skala yang lebih besar hubungan baik dengan perusahaan kontrak
tanpa berinvestasi besar pada peralatan
Cepat untuk merespon perubahan pada Adanya kemungkinan terjadi kegagalan
lingkungan organisasi apabila ada perusahaan
kontrak yang gagal memenuhi tugasnya
Mengurangi administrative overhead costs Loyalitas pegawai dan budaya perusahaan
lemah
Tabel 4
Kelebihan dan Kelemahan Horizontal Structure
VIII. HYBRID STRUCTURE
Dalam dunia nyata, hamper mustahil ditemukan suatu organisasi atau perusahaan
yang menerapkan satu jenis struktur dengan murni. Organisasi atau perusahaan sering
menggunakan striktur hibrid yang menggabungkan pendekatan-pendekatan dari berbagai
jenis model struktur. Hal ini dilakukan perusahaan untuk membuat struktur yang paling
sesuai dengan budayanya dan lingkungan yang dihadapinya.
Salah satu contoh struktur hibrid yang sering digunakan adalah struktur yang
menggabungkan karakteristik struktur fungsional dan divisional. Sebagai ilustrasi, Sun
Petroleum Products Corporation (SPCC) membagi strukturnya kedalam struktur
divisional dan fungsional. Struktur divisional dibagi atas lini produknya, yaitu fuels,
lubricants, dan chemicals. Setiap lini produk ini bertanggung jawab atas kegiatan-
kegiatan planning, supply, manufacturing, marketing, distribution, dan sales dari produk
tersebut. Namun, untuk beberapa hal, SPCC memusatkan kegiatannya pada struktur
fungsionalnya. Hal ini dilakukan dengan membentuk departemen-departemen seperti
human resource dan finance.

IX. PENERAPAN DESAIN STRUKTUR ORGANISASI


Apabila suatu organisasi atau perusahaan salah menentukan struktur
organisasinya, maka hal itu akan berakibat fatal. Organisasi atau perusahaan tersebut
tidak mampu bekerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi atau
perusahaan tidak tercapai. Hal ini akan berakibat lebih parah lagi apabila terus dibiarkan
karena dapat menyebabkan kehancuran organisasi atau perusahaan. Beberapa gejala
kegagalan struktur organisasi atau kesalahan penerapan struktur organisasi adalah:
1. Proses pengambilan keputusan memakan waktu terlalu banyak dan tidak efektif
2. Organisasi tidak mampu merespon perubahan lingkungan dengan cepat
3. Performa pegawai menurun karena kurangnya kepuasan kerja dan tujuan
organisasi atau perusahaan tidak tercapai
4. Timbul berbagai macam konflik
Sebagai penutup, setiap rancangan struktur organisasi memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Tidak ada satu rancangan struktur organisasi yang sempurna.
Organisasi harus merancang struktur organisasinya dengan mempertimbangkan banyak
hal, seperti lingkungan sekitar, ukuran organisasi dan budaya organisasi yang akan
dikembangkan. Namun, suatu hal yang paling penting yang harus diperhatikan oleh
organisasi dalam merancang struktur organisasinya adalah menentukan keseimbangan
yang tepat diantara kontrol secara vertikal dan koordinasi secara horizontal.
DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 2006. Understanding The Theory and Design Of Organization.


Thomson Southwestern.

You might also like