You are on page 1of 204
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : PM 29 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MARITIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 134 dan Pasal 242 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Pasal 6 ayat (3), Pasal 11, Pasal 13 ayat (4), Pasal 14 ayat (4), Pasal 15 ayat (4), Pasal 16 ayat (7), Pasal 17 ayat (4), Pasal 33 ayat (4), dan Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan —_Lingkungan = Maritim, _perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan —_Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109); 3. Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1986 tentang Pengesahan International Convention for The Prevention of Pollution from Ships 1973, Beserta Protokol; Menetapkan 4. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1999 tentang Pengesahan Protocol of 1992 to Amend The international Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage, 1969 (Protokol 1992 tentang Perubahan Terhadap —_Konvensi Internasional tentang Tanggung Jawab Perdata Untuk Kerusakan Akibat Pencemaran Minyak, 1969); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan —Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 6, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Pungsi Eselon 1 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 tentang Pengesahan Annex Ill, Annex IV, Annex V, and Annex VI of The International Convention for The Prevention of Pollution from Ships 1973 ‘As Modified By The Protocol of 1978 Relating Thereto {Lampiran [I, Lampiran IV, Lampiran V, dan Lampiran VI dari Konvensi Internasional Tahun 1973 tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal sebagaimana diubah dengan Protokol Tahun 1978 yang terkait dari padanya); 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 2009 tentang Standar Kapal Non Konvensi (Non Convention Vessel Standard) Berbendera Indonesia; 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana__ telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013. MEMUTUSKAI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN — LINGKUNGAN MARITIM. BABI KETENTUAN UMUM Pasal | Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan 1 Pencemaran dari Kapal adalah kerusakan pada perairan dengan segala dampaknya yang diakibatkan oleh tumpahnya atau keluarnya bahan yang disengaja atau tidak sengaja berupa minyak, bahan cair beracun, muatan berbahaya dalam kemasan, kotoran, sampah, dan udara dari kapal Pencegahan Pencemaran dari Kapal adalah upaya yang harus dilakukan Nakhoda dan/atau awak kapal sedini mungkin untuk menghindari atau mengurangi pencemaran tumpahan minyak, bahan cair beracun, muatan berbahaya dalam kemasan, limbah kotoran (sewage), sampah (garbage), dan gas buang dari kapal ke perairan dan udara Penanggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal adalah segala tindakan yang dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu—serta—terkoordinasi untuk mengendalikan, mengurangi, dan membersihkan tumpahan minyak atau bahan cair beracun atau muatan lain dari kapal ke perairan untuk meminimalisasi kerugian masyarakat dan kerusakan lingkungan laut. Tindakan Pencegahan Pencemaran Minyak yang Dapat Ditimbulkan Akibat Kecelakaan Kapal adalah tindakan yang dilakukan pada kapal yang mengalami kecelakaan guna mencegah penyebaran tumpahan minyak baik minyak yang dibawa sebagai muatan atau minyak sebagai bahan bakar kapal dengan cara melokalisir tumpahan —minyak, penyedotan minyak yang terdapat pada tangki bahan bakar, dan pengambilan muatan-muatan lainnya yang mencemari laut serta mengangkut kerangka kapal tersebut apabila mengganggu alur pelayaran.

You might also like