You are on page 1of 7

PROFIL TITER ANTIBODI Newcastle Disease (ND) dan Avian Influenza (AI)

PADA ITIK PETELUR FASE GROWER DI KECAMATAN GADINGREJO


KABUPATEN PRINGSEWU

Profile Of Antibody Titre Against Newcastle Disease (ND) and Avian Influenza
(AI) In Laying Ducks Of Grower Phase In Gadingrejo Subdistrict
Pringsewu District

Novia Yusmarizaa, Purnama Edy Santosab, and Siswantob


a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347

ABSTRACT

This study aimed to determine the antibody titre against Newcastle Disease (ND) and Avian
Influenza (AI) in laying duck of grower phase. This study has been conducted in December 2013--
January 2014 in Gadingrejo Subdistrict, Pringsewu District, Lampung Province. The method used in
this study were survey method and sample collecting by method of purposive sampling . The variable
observed was the antibody titre against Newcastle Disease and Avian Influenza . The data analysis
used in this study was descriptive analysis. Based on the result of Hemaglutination Inhibition (HI) on
Avian Influenza in laying duck of grower phase in Gadingrejo Subdistrict, there were 33% ducks that
showed seropositive result on AI with the score of 21, 23, 26, 27, 25 and there were 67% ducks showed
seronegative. Based on the result of HI test of Newcastle Disease in laying duck of grower phase in
Gadingrejo Subdistrict that showed seropositive result 19% with the titre score of 23, 24 and 81%
ducks showed seronegative. The level of uniformity on AI was granted the score of 33% and the level
of uniformity on ND was 19%.

Key words: laying duck of grower phase, antibody titre, Newcastle Disease, Avian Influenza.

PENDAHULUAN sistem biosekuriti di areal peternakan. Oleh


sebab itu para peternak kerap dihadapi dengan
Pembangunan peternakan mempunyai masalah penyakit yang menyerang itik.
peranan penting dalam upaya mencukupi Penyakit yang sering menyerang itik di
kebutuhan protein hewani masyarakat. Kecamatan Gadingrejo adalah Avian
Sejalan dengan perkembangan penduduk dan Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND).
tingginya kebutuhan serta kesadaran Sampai saat ini belum diketahui tingkat
pentingnya gizi, permintaan telur untuk kekebalan (titer) itik terhadap penyakit AI dan
memenuhi kebutuhan protein hewani bagi ND di Kecamatan Gadingrejo. Oleh karena
masyarakat cenderung meningkat. itu diperlukan upaya untuk mengetahui profil
Lampung memiliki potensi yang baik titer antibodi terhadap penyakit ND dan AI,
untuk pengembangan usaha peternakan sehingga dapat diperoleh waktu yang tepat
unggas. Kabupaten Pringsewu adalah salah untuk melakukan vaksinasi agar hasilnya bisa
satu wilayah di Propinsi Lampung yang cukup lebih memuaskan dari program kesehatan
besar untuk pengembangan itik. Berdasarkan yang akan datang.
data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Pringsewu, populasi itik di
Kecamatan Gadingrejo pada tahun 2012 MATERI DAN METODE
adalah 19.162 dan meningkat di tahun 2013
menjadi 20.668 ekor ternak. Waktu dan Tempat Penelitian
Sebagian besar pemeliharaan ternak
itik di Kecamatan Gadingrejo masih secara Penelitian ini telah dilaksanakan pada
tradisional karena belum adanya penerapan Desember 2013 -- Januari 2014 di Desa

16
Tulungagung, Desa Bulukerto, dan Desa Usaha peternakan itik di Kecamatan
Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Gadingrejo pada umumnya adalah peternakan
Pringsewu. Selanjutnya analisis titer antibodi rakyat dengan sistem pemeliharaan ekstensif
dilaksanakan di Laboratorium Diagnostik PT. (100%). Ternak itik yang dipelihara ialah
Agrinusa Jaya Sentosa --Jakarta. jenis itik Tegal (100%). DOD (Day Old
Duck) itik di kecamatan ini berasal dari desa
Alat dan Bahan Penelitian Tulung Agung (70%), serta dari Bulukerto
(30%).
Penelitian ini menggunakan Itik Tegal Rata-rata lokasi kandang itik terletak
fase grower (umur 4 -- 5 bulan). Alat yang di belakang rumah peternak. Jarak kandang
digunakan dalam penelitian iniadalah dari rumah peternak ada yang berjarak 2 m
disposable syringe 3 ml untuk mengambil (30%), 2,5 m (10%), 3 m (20%), 4 m
sampel darah itik, tabung eppendof untuk (30 %), dan 10 m dari rumah (10%). Para
wadah serum darah, termos es untuk peternak itik di kecamatan ini tidak
pendingin serum darah, 1 buah alat tulis dan menerapkan biosekuriti dan sanitasi ketika
kertas untuk mencatat data yang diperoleh. memasuki wilayah kandang. Kegiatan
membersihkan kandang hanya 2 kali/minggu
Rancangan Penelitian (20%) dan 1 kali/minggu (80%).
Pemeliharaan itik dicampur dengan unggas
Penelitian ini dilakukan menggunakan lain yang berkeliaran di sekitar kandang (90%)
metode survei dengan pengambilan sampel dan yang tidak dicampur dengan unggas lain
secara purposive sampling . Metode purposive (10%).
sampling merupakan metode pengambilan Jenis-jenis ransum yang diberikan pada
sampel yang didasarkan atas tujuan dan ternak itik berupa konsentrat (100%), yang
pertimbangan tertentu dari peneliti. diberi tambahan bekatul (80%), hijauan
Pertimbangan yang digunakan dalam (70%), dan keong mas (30%). Pemberian
penelitian ini adalah : 20 ekor untuk 1) lama ransum itik rata-rata 2 -- 3 kali sehari (70%),
beternak minimal 2 tahun, 2) ternak milik 3 kali sehari (20%) dan 2 kali sehari (10%).
sendiri, 3) populasi ternak itik minimal starter , Sistem pemberian air minum pada itik-itik
grower , finisher pada tiap peternaknya. secara adlibitum (tidak dibatasi) (90%),
Data yang digunakan adalah data yang libitum (10%) dengan jumlah pemberian
diperoleh dari hasil kuisioner, ditambah data 2 -- 3 liter/hari.
hasil titer AI dan ND yang didapat dari Riwayat penyakit AI yang pernah
Laboratorium Diagnostik PT. Agrinusa Jaya menyerang itik di Kecamatan Gadingrejo pada
Sentosa-Jakarta. tahun 2012 (90%) dan yang tidak pernah
diserang penyakit (10%) serta tidak ada
riwayat penyakit ND (0%). Mortalitas
HASIL DAN PEMBAHASAN (kematian) itik hingga 80% yang disebabkan
penyakit AI terjadi pada 40% peternak.
A. Gambaran Umum Pemeliharaan Itik Untuk penanganan terhadap bangkai itik ada
Grower di Kecamatan Gadingrejo yang dikubur (56%) dan dibuang (44%).
Selain itu belum pernah ada kunjungan tenaga
Berdasarkan hasil survei dari ketiga medis di kecamatan ini (0%).
desa yaitu Desa Tulung Agung, Desa
Bulukerto dan Desa Wonodadi Kecamatan
Gadingrejo, diperoleh 10 orang peternak B. Hasil Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI)
dengan jumlah ternak itik petelur fase grower terhadap Avian Influenza (ND)
sebanyak 226 ekor, rata-rata umur ternak itik
antara 4--5 bulan. Sebagian besar beternak Berdasarkan hasil uji Hemaglutinasi
itik berdasarkan ilmu turun-menurun (100%) Inhibisi (HI) titer antibodi penyakit ND itik
dengan pengalaman beternak selama 7 tahun petelur fase grower di Kecamatan Gadingrejo.
(10%), 6 tahun (40%), 5 tahun (30%), 4 tahun Sebanyak 19% ternak nilai titer antibodinya
(10%), dan 3 tahun (10%). Peternak yang menunjukkan seropositif sedangkan 81%
pernah mengikuti penyuluhan tentang menunjukkan seronegatif.
peternakan (70%) dan yang belum pernah
mengikuti penyuluhan (30%).

17
Tabel 1. Perbandingan nilai titer antibodi terhadap ND di Kecamatan Gadingrejo
Asal sampel Jumlah sampel Hasil uji
Seropositif ND Seronegatif ND
Desa Tulung Agung 14 4(19%) 10 (47%)
Desa Bulukerto 5 0 (0%) 5 (24%)
Desa Wonodadi 2 0 (0%) 2 (10%)
Kecamatan Gadingrejo 21 4 (19%) 17 (81%)

Dapat dilihat pada Gambar 2, secara Agung (GRTA) sebanyak 19% yang
keseluruhan hasil titer antibodi ND itik petelur menunjukkan adanya nilaiseropositif (฀ 21)
fase grower di Kecamatan Gadingrejo tidak sedangkan 47% menunjukkan nilai
seragam, hanya sampel dari Desa Tulung seronegatif.

5
Titer Antibodi ND Log 2

3
Sampel 1
2
Sampel 2
1 Sampel 3

0
GR1TA

GR2TA

GR3TA

GR4TA

GR5TA

GR6TA

GR7TA

GR1BK

GR2BK

GRWD

Kode Desa

Gambar 2. Hasil Titer Newcastle Disease (ND) Itik Petelur Fase Grower di Kecamatan Gadingrejo

Keberadaan titer antibodi pada ternak ND walaupun nilainya rendah (23 dan 24),
itik di desa Tulung Agung diduga karena sedangkan kedua desa lainnya menunjukkan
paparan yang terjadi secara alamiah di nilai tidak protektif yaitu log 20(=0). Semua
lingkungan peternakan. Sekaligus sampel dari Desa Bulukerto dan Desa
menunjukkan bahwa itik pernah terinfeksi Wonodadi menunjukkan nilai seronegatif.
virus ND mengingat sampai saat ini belum Hasil titer antibodi itik petelur fase grower di
pernah dilakukan vaksinasi ND di Kecamatan Desa Bulukerto (GRBK) menunjukkan nilai
Gadingrejo. Menurut Darminto et.al., (1993), seronegatif sebanyak 24% (20) terhadap
unggas yang terinfeksi virus ND pada taraf penyakit ND. Sampel Desa Wonodadi
sub-klinis namun tidak memperlihatkan gejala (GRWD) sebanyak 10% menunjukkan nilai
sakit yang mungkin karena memiliki titer seronegatif.
antibodi sehingga unggas tersebut dapat Hasil titer antibodi di Desa Tulung
bertindak sebagai karier virus tersebut dan Agung yang rendah yaitu 23 -- 24 ,
dikhawatirkan dapat menjadi sumber kemungkinan jika di kemudian hari terjadi
penularan virus ND bagi unggas lain yang wabah ND di desa ini itik-itik tersebut akan
masih peka. mengalami kematian 10% dari setiap populasi,
Secara umum dari ketiga desa tersebut sedangkan hasil titer antibodi Desa Bulukerto
hanya Desa Tulung Agung saja yang dan Desa Wonodadi, semua sampel
menunjukkan adanya titer antibodi terhadap menunjukkan nilai 20 , ini artinya di kedua

18
desa tersebut belum terinfeksi virus ND dan sanitasi serta desinfeksi ketika memasuki
namun para peternak harusnya waspada wilayah kandang, pemeliharaan unggas selain
karena jika di kemudian hari terjadi wabah itik, tempat makan dan minum serta kandang
ND kemungkinan tingkat kematian hanya dibersihkan seminggu sekali. Hal ini
(mortalitas) itik di kedua desa tersebut bisa tidak sesuai dengan pernyataan Akoso (1998)
100%. bahwa salah satu pencegahan dan
Tingkat keseragaman titer antibodi pengendalian yang cukup efisien adalah
terhadap penyakit ND di Kecamatan dengan vaksinasi, disamping itu juga perlu
Gadingrejo sebanyak 19% dapat dikatakan sanitasi dan kebersihan kandang yang baik.
tergolong rendah dan tidak seragam. Hal ini Para peternak di Kecamatan
berdasarkan pernyataan PT. Agrinusa Jaya Gadingrejo sebaiknya menerapkan progam
Sentosa (2014) jika besarnya titer antibodi ND biosekuriti dan sanitasi di lingkungan
< 55% dinyatakan buruk. peternakan guna mencegah penyakit ND.
Pemeliharaan itik di Kecamatan Sebagaimana dikemukan Ginting (2010),
Gadingrejo masih dicampur dengan unggas biosekuriti dilakukan dengan beberapa alasan
lain seperti ayam kampung, mentok serta sebagai usaha pencegahan penyakit, menjaga
burung dara dalam satu wilayah kandang. kesehatan ternak, menjaga pertumbuhan
Para peternak menjadikan unggas-unggas ternak agar tetap baik dengan rasio konversi
selain itik tersebut sebagai indikator jika ada pakan yang baik pula, menekan biaya
virus penyakit menular yang mulai menjangkit kesehatan agar lebih murah, memperoleh hasil
peternakan mereka. Darminto et.al., (1993) produk yang bagus, agar kualitas pangan yang
mengemukakan pula bahwa pembuatan pagar dihasilkan menjadi lebih baik bagi konsumen
sebagai pembatas disekeliling peternakan dan akhirnya peternakan juga bisa
merupakan salah satu langkah tepat untuk memperoleh keuntungan lebih banyak.
menghindari itik dan ternak lain sebagai
sumber penyebaran penyakit masuk ke daerah
peternakan. C. Hasil Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI)
Sebagian besar pemeliharaan itik di terhadap Avian Influenza (AI)
Kecamatan Gadingrejo tidak ada biosekuriti

Tabel 2. Perbandingan nilai titer antibodi terhadap AI di Kecamatan Gadingrejo

Asal sampel Hasil uji HI


Jumlah sampel
Seropositif AI Seronegatif AI
Desa Tulung Agung 14 5 (24%) 9 (43%)
Desa Bulukerto 5 0 (0%) 5 (24%)
Desa Wonodadi 2 2 (9%) 0 (0%)
Kecamatan Gadingrejo 21 7 (33%) 14 (67%)

Berdasarkan hasil uji HI titer antibodi (GR4TA), peternak 5 (GR5TA) dan peternak 7
penyakit AI itik petelur fase grower di (GR7TA), sedangkan sampel dari peternak 2
Kecamatan Gadingrejo menunjukkan nilai (GR2TA), peternak 3 (GR3TA) dan peternak 6
titer antibodi seropositif sebanyak 33% (GR6TA) sebanyak 64% menunjukkan nilai
sedangkan 67% menunjukkan hasil seronegatif terhadap penyakit AI. Menurut
seronegatif. Alfons ( 2005), titer antibodi yang protektif
Dari Gambar 3, secara keseluruhan terhadap penyakit Avian Influenza bernilai ≥
hasil titer antibodi AI itik petelur fase grower 24 (≥16), yaitu tingkat titer antibodi yang
di Kecamatan Gadingrejo diperoleh nilai yang menunjukkan kekebalan hewan terhadap
bervariasi yaitu pada Desa Tulung Agung infeksi, sebagaimana yang direkomendasikan
(GRTA) titer antibodi yang menunjukkan nilai oleh organisasi kesehatan hewan dunia atau
seropositif (฀ 21) sebanyak 24%, yaitu sampel OIE.
dari peternak 1 (GR1TA), peternak 4

19
8
7

Titer Antibodi AI Log 2 6


5
4
Sampel 1
3
Sampel 2
2
1
0

GR1BK

GR2BK
GR5TA
GR1TA

GR2TA

GR3TA

GR4TA

GR6TA

GR7TA

GRWD
Kode Desa

Gambar 3. Hasil titer antibodi terhadap Avian Influenza (AI) itik petelur fase grower di Kecamatan
Gadingrejo

Sesuai dengan riwayat penyakit, pada terinfeksi, makanan, peralatan dan kendaraan.
tahun 2012 di Desa Tulung Agung pernah Mobilitas manusia, produk unggas, dan
terjadi kasus AI yang menyebabkan kematian migrasi unggas memungkinkan penyebaran
itik hingga 80%. Adanya titer antibodi pada virus Avian influenza .
itik-itik di Desa Tulung Agung secara alamiah Mudahnya tranportasi lokal dan
didapat dari lingkungan karena dahulu pernah regional akan lebih memungkinkan
terpapar virus AI subtipe H5N1. Selain itu, penyebaran virus ke area yang lebih luas.
itik-itik di desa ini tidak pernah divaksin AI Ditambahkan oleh Halvorson (2002) bahwa
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan secara alami, keterpaparan virus Avian
Tizard (1988) bahwa adanya antibodi dalam influenza dapat
serum menunjukkan bahwa virus mungkin membangkitkan respon pertahanan tubuh yaitu
masih ada dalam tubuh sehingga keberadaan pertahanan seluler dan pertahanan humoral.
antibodi berfungsi untuk melawan infeksi atau Pertahanan seluler diperankan oleh sel
kemungkinan juga virus sudah tidak ada lagi pertahanan inang yang ditujukan untuk
dalam tubuh karena sudah tereliminasi oleh membunuh virus yang berada di dalam sel
antibodi. inang. Pertahan humoral diperankan oleh
Hasil titer antibodi itik petelur fase antibodi untuk menangkap virus yang terlarut
grower di Desa Wonodadi (GRWD), dari di dalam cairan seperti di dalam darah,
kedua sampel semuanya menunjukkan nilai antibodi dapat mengenal antigen yang
seropositif (27) dengan tingkat keseragaman merangsang pembentukannya.
9%. Kemungkinan tingginya nilai titer Hasil uji HI di Desa Bulukerto (GRBK)
antibodi AI di Desa Wonodadi disebabkan menunjukkan nilai seronegatif 100% terhadap
oleh transmisi virus AI yang berasal dari Desa penyakit AI. Sampel yang berasal dari
Tulung Agung. Hal ini terjadi secara alamiah peternak 1 (GR1BK) dan peternak 2 (GR2BK)
karena tidak ada penghalang (barrier ) nilainya 20 (= 0) dengan tingkat keseragaman
mengingat jarak kedua desa yang sangat 0%. Tidak adanya penerapan sistem
berdekatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan biosekuriti pada peternakan itik di desa ini dan
Carlender (2002) bahwa virus dapat DOD (Day Old Duck) yang berasal dari desa
ditransmisikan secara langsung melalui itu sendiri diduga menjadi alasan sehingga
inhalasi aerosol atau debu yang semua sampel uji HI menunjukkan hasil
terkontaminasi, secara tidak langsung melalui seronegatif.
air minum dan makanan yang terkontaminasi Berdasarkan kenyataan di lapangan,
atau karkas yang terinfeksi. Transmisi virus terbentuknya titer antibodi pada itik petelur
dari suatu tempat ke daerah lainnya terutama fase grower di Kecamatan Gadingrejo terjadi
disebabkan oleh perpindahan unggas karena challenge lapangan. Secara alami,

20
ternak yang terpapar virus Avian influenza Rata-rata peternak di Kecamatan
dapat membangkitkan respon pertahanan Gadingrejo kurang pengetahuan akan
tubuh itik. Hasil titer antibodi AI tidak pentingnya biosekuriti. Sebagian besar
seragam dan belum tentu protektif karena peternak itik hanya lulusan SMP atau
antibodi yang terbentuk bukan dari vaksinasi. dikategorikan
Tingkat keseragaman titer antibodi pendidikan rendah. Pemeliharaan itik hanya
terhadap penyakit AI di kecamatan Gadingrejo berdasarkan ilmu turun temurun dan
sebanyak 33%, dapat dikatakan bahwa tingkat mengikuti pengalaman-pengalaman terdahulu.
keseragaman ini tergolong rendah dan tidak Para peternak menggangap itik merupakan
seragam. Hal ini berdasarkan pendapat PT. hewan ternak yang lebih kebal terhadap
Agrinusa Jaya Sentosa (2014) jika besarnya penyakit dibanding unggas lainnya. Hal ini
titer antibodi AI < 55% dinyatakan jelek. menunjukkan bahwa masih diperlukan
Tingkat keseragaman yang rendah ini penyuluhan dan pembinaan peternakan secara
kemungkinan karena tidak adanya vaksinasi khusus kepada peternak itik dari dinas terkait.
pada ternak, kondisi individu ternak yang Menurut Dorian danIstiana (2009), tingkat
berbeda-beda, dan kondisi lingkungan pendidikan seseorang dapat mempengaruhi
pemeliharaan itik dan asal DOD yang ada sikap dan kemampuan dalam menyerap
pada masing-masing desa. Untuk DOD di teknologi pendidikan terkini.
Desa Tulungagung berasal dari desa itu sendiri
sedangkan DOD pada Desa Bulukerto dan
Desa Wonodadi berasal dari Desa Bulukerto. SIMPULAN DAN SARAN
Hal ini sesuai dengan pendapat White &
Fenner (2006) bahwa keseragaman hasil titer Simpulan
antibodi berkaitan erat dengan respon
pembentukan antibodi pada tiap individu Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
ternak. Respon dalam membentuk antibodi 1. hasil titer antibodi AI di Kecamatan
sifatnya individual dan dipengaruhi oleh Gadingrejo menunjukkan nilai seropositif
banyak faktor, seperti kondisi kesehatan 33% dan seronegatif 67% dengan tingkat
hewan secara umum, genetik, umur, asupan keseragaman 33%.
nutrisi dari pakan, stress, kondisi lingkungan
dan cara pemeliharaan. 2. hasil titer antibodi ND di Kecamatan
Challenge lapangan sangat dipengaruhi Gadingrejo menunjukkan nilai
oleh sistem biosekuriti yang diterapkan di seropositif 19% dan seronegatif
lokasi peternakan. Menurut Kanisius (1986) 81% dengan tingkat keseragaman 19%.
yang mengatakan bahwa faktor yang
berpengaruh memberikan sumbangan terhadap Saran
sistem kekebalan unggas ialah lingkungan
sebesar 70% dan 30% lainnya genetik. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil
Sebagian besar peternakan itik di penelitian :
Kecamatan Gadingrejo tidak ada penerapan 1. diharapkan untuk peternak itik di
biosekuriti, kurangnya kesadaran akan Kecamatan Gadingrejo yang hasil
pentingnya sanitasi kandang dan tidak adanya sampel titer antibodinya tidak protektif
desinfektan ketika memasuki wilayah agar segera melakukan vaksin ND dan
kandang. Kenyataan di lapangan ini tidak AI.
sesuai dengan pernyataan Payne dan
Venugopal (2000) bahwa biosekuriti adalah 2. dinas terkait diharapkan lebih
suatu konsep yang merupakan bagian integral meningkatkan penyuluhan terhadap
dari suksesnya sistem manajemen produksi peternak itik di Kecamatan Gadingrejo
suatu peternakan unggas. Biosekuriti dapat khususnya penyakit ND dan AI.
dilakukan dengan cara membersihkan
kandang, mencuci peralatan pakan dan
minum, serta desinfeksi setiap akan memasuki DAFTAR PUSTAKA
kandang harusnya dilakukan. Selain itu lokasi
kandang itik yang terletak di belakang rumah Aksi Agraris Kanisius. 1986. Beternak Ayam
berdekatan dengan kandang itik tetangga serta Pedaging. Penerbit Kanisius.
pemeliharaan unggas-unggas lainnya dalam Yogyakarta
satu kandang sehingga dikhawatirkan itik-itik Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas
tersebut merupakan hewan pembawa virus Panduan Bagi Petugas Teknis,
(carrier ).

21
Penyuluh, dan Peternak. Penerbit tani Kebupaten Kampar). Pros.
Kanisius. Yogyakarta Seminar Nasional Membangun Sistem
Allan, J.E, Lancaster and B. Toth. 1978. Inovasi di Pedesaan. 15 – 16 Oktober
Newcastle Disease Vaccines. Their 2009. BBP2TP, Bogor. hlm. 698--704
Production and Use. Food and Ginting, U.E. Biosekuriti Unggas. 2010.
Agricultural Organisation. Rome www.trobos.com. Diakses pada 28
Alfons, M.P.W. 2005. Pengaruh Berbagai Januari 2014 pukul 13.00 WIB
Metode dan Dosis terhadap Efikasi Halvorson, D.A. 2002. The Control of H5 or
Vaksin Avian Influenza (AI) Inaktif. H7 Mildly Pathogenic Avian Influenza:
Skripsi. Bogor; FKH IPB Carlander, D. a role for inactivated vaccine. Avian-
2002. Avian IgY Antibody in vitro and pathol. Carfax Publishing Ltd. Oxford
in vivo. Comprehensive Summaries of Payne, L.N. and K. Venugopal. 2000.
Uppsala Dissertations from the Faculty Neoplastic disease: Marek’s Disease,
of Medicine 1119, 53 pp. ACTA Avian Leucosis and
Universitatis Upsaliensis. 3: 27--29 Reticuloendotheliosis 2: 544-554
Darminto, P., W. Daniel and P. Ronohardjo. PT. Agrinusa Jaya Sentosa. 2014. Result of
1993. Studies on the epidemiology of Haemaglutination Inhibition Test.
newcastle disease in eastern indonesia Jakarta
by serology and viral characterization Tizard, I.R. 1988. Pengantar Imunologi
using panels of monoclonal antibodies. Veteriner. Penerjemah Soehardjo H.
Penyakit Hewan 46: 67--75 Universitas Airlangga. Surabaya
Dorian, S. dan I. Istiana. 2009. Motivasi White, D.O. and F.J. Fenner. 2006. Medical
petani terhadap agribisnis peternakan di Virology. Academic Press. USA
Kabupaten Kampar (studi kasus prima

22

You might also like