You are on page 1of 14

Perdagangan Perempuan Antarnegara

PERDAGANGAN PEREMPUAN ANTARNEGARA


Perdagangan Amoi di Kota Singkawang,
Kalimantan Barat

Agus Sikwan1

Abstract
Cross country trafficking in women has happened for so many years in many provinces in
Indonesia which territory were near other country’s territory. This cross country trafficking has
become more complex and related to not just inner state territory, but also out side the country.
Its pattern was also changed, not just organized by one person, but by a syndicated camouflazed
in beauty salons, hotels, and tour travel agents. Its purpose moved from prostitution to become
migrant workers and the bride for foreign men. The victims also suffered from many harrasement,
physically, psychologically, social and economics. Recruitment agents, customers, husbands/
family, the owners of the place they worked in were the people who caused the harrasement
towards them.
Keywords: trafficking, amoi.

mendalam mengenai masalah trafficking


Pendahuluan
antarnegara, sumber data yang berkualitas
Penelitian tentang perdagangan juga masih sangat terbatas. Data yang tersedia
perempuan (trafficking) antarnegara di dalam dari pemerintah sangat sedikit yang memiliki
kehidupan masyarakat Indonesia masih kurang relevansi dengan masalah trafficking
mendapatkan perhatian secara proporsional, antarnegara (Komnas Perempuan, 2000).
baik dari kalangan akademisi maupun dari
Pada umumnya kasus perdagangan
pengambil kebijakan (pemerintah). Masih
perempuan (trafficking) antarnegara secara
kurangnya perhatian (neglected) terhadap studi
terselubung lebih banyak terjadi pada beberapa
trafficking antarnegara di Indonesia telah ikut
kota di provinsi Indonesia yang wilayah
memengaruhi intensitas dan kualitas penelitian
provinsinya berbatasan langsung dengan
yang dihasilkan. Setidak-tidaknya terdapat
negara tetangga. Hal ini seperti yang terjadi di
beberapa alasan yang mendasari masih
Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat
kurangnya perhatian terhadap isu trafficking
yang merupakan salah satu provinsi di
antarnegara. Selain masih sedikitnya kalangan
Indonesia yang wilayahnya berbatasan
akademisi yang peduli dan memiliki keahlian
langsung dengan negara tetangga, yakni
serta pengalaman penelitian yang cukup
Malaysia.
1
Staf pengajar pada Program Magister Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Tanjungpura dan peneliti pada Pusat
Studi Wanita, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 129


Agus Sikwan

Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi maupun sebagai TKW ilegal, yang umumnya
Kelas II Singkawang (2006), dapat diketahui dipekerjakan di berbagai tempat hiburan malam
bahwa pada periode Januari – Desember 2005 di sana. Sering kali mereka mendapatkan
terdapat sebanyak 1.050 orang amoi yang perlakuan yang merugikan dan melanggar hak
mengurus paspor untuk tujuan negara Taiwan asasi manusia.
atau Hongkong. Di antara mereka ada yang Berbagai kasus tersebut merupakan contoh
mengurus paspor 48 halaman, yaitu sebanyak permasalahan yang muncul akibat rendahnya
900 orang, dan paspor 24 halaman sebanyak kualitas perlindungan hukum terhadap para
150 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian perempuan WNI keturunan Cina (amoi) di luar
besar (90 persen) proses pengurusan negeri. Di samping itu, penggunaan jalur
administrasinya dilakukan oleh calo/agen. berimigrasi ke luar negeri yang dilakukan oleh
Fenomena trafficking antarnegara menjadi sebagian besar amoi asal Kota Singkawang
masalah di Kota Singkawang ketika banyak dengan kedok sebagai istri orang Taiwan atau
amoi asal Kota Singkawang yang diboyong Hongkong maupun sebagai TKW ilegal sangat
oleh orang Taiwan/Hongkong ke negaranya rentan terhadap eksploitasi yang dilakukan oleh
melalui perantara calo/agen. Para amoi yang para calo/agen dan pengguna jasa. Eksploitasi,
berangkat ke Taiwan/Hongkong biasanya bahkan sudah dimulai selama proses migrasi
berkedok sebagai istri orang Taiwan/Hongkong berlangsung sampai ketika berada di negara

Tabel 1
Kasus Perempuan WNI Keturunan Cina (Amoi) Asal Kota Singkawang
yang Mendapat Masalah di Taiwan/Hongkong

Negara
Nama/Umur Status Masalah
Tujuan
Lie Lie Kim Taiwan TKW Dianiaya di sekujur tubuh dan disekap karena tidak mau
(18 tahun) ilegal disuruh melayani pria hidung belang di hotel/losmen.
Bong Siat Moi Taiwan Istri orang Dipukul suami sampai lebam karena tidak mau disuruh
(14 tahun) Taiwan melayani mertua.
Tien Niu Taiwan Istri orang Dipukul suami sampai babak belur karena suami pemabuk
(15 tahun) Taiwan dan penjudi.
Chia Sat Kim Taiwan TKW Dianiaya dan disekap dalam kamar 5 hari dengan diberi
(17 tahun) ilegal makan nasi basi karena tidak mau dijual oleh majikannya.
Liem Chin Mi Hongkong TKW Kerja dari pagi sampai malam dan tidak pernah digaji,
(19 tahun) ilegal sering dianiaya majikan.
Siao Yen Hongkong Istri orang Dianiaya suami karena selalu menolak keinginan seksual
(15 tahun) Hongkong suami yang aneh-aneh.
Bong Li Chi Taiwan TKW Dianiaya dan dipukul majikan sampai pingsan karena tidak
(20 tahun) ilegal mau disuruh untuk melayani 3 orang tamu pria dalam satu
malam di tempatnya bekerja.
Sumber: Harian Equator, 25 Agustus 2004.

130 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

tujuan. Dampak negatif dari ini semua berupa Di samping itu, pemerintah juga telah
terabaikannya aspek jaminan perlindungan mengatur dan merumuskan kebijakan yang
hukum atas diri amoi yang berimbas pada berlaku secara nasional tentang tata cara
munculnya isu kemanusiaan, seperti perkawinan campuran antara seorang Warga
penganiayaan, pelecehan, eksploitasi, Negara Indonesia (WNI) dengan orang asing.
intimidasi, pemerkosaan, penyekapan, bahkan Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat
sampai mengalami deportasi secara paksa. lebih menjamin aspek perlindungan hukum
Pada umumnya Pemerintah Indonesia, dalam kehidupan rumah tangga antara suami
dalam hal ini Depnaker, telah mengatur dan istri yang berbeda kewarganegaraan.
merumuskan suatu kebijakan mekanisme Kebijakan yang dikeluarkan adalah Undang-
pengiriman pekerja ke luar negeri. Hal itu Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Undang-
dimaksudkan supaya dapat lebih menjamin Undang Perkawinan (UUP) dan PP No. 9 Tahun
aspek perlindungan hukum bagi pekerja 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/ Undang No. 1 Tahun 1974. Kebijakan
MEN/1994 tentang Penempatan Tenaga Kerja pemerintah dalam bentuk peraturan
di Luar Negeri dan Keputusan Menteri Tenaga perundang-undangan yang mengatur tentang
Kerja No. KEP. 44/MEN/1994 tentang Petunjuk perkawinan campuran, khususnya pasal 57–
Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja ke 62 UUP yang berlaku secara nasional, pada
Luar Negeri. Kebijakan ini menjadi bagian dari dasarnya bertujuan menjamin hak dan
strategi perencanaan ketenagakerjaan kewajiban masing-masing suami istri yang
nasional yang bertujuan untuk mengurangi berbeda kewarganegaraan dalam rangka
jumlah pengangguran di dalam negeri, membina rumah tangga yang rukun dan
peningkatan kesejahteraan migran, dan bahagia selama-lamanya.
peningkatan perolehan devisa negara (Hugo, Berbagai kasus kemanusiaan yang
1995). menimpa amoi di luar negeri, khususnya di
Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka Taiwan dan Hongkong, seperti eksploitasi,
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh penganiayaan sampai deportasi, menunjukkan
pemerintah, dirumuskan suatu kebijakan kualitas serta efektivitas peraturan Kep.
berupa program ekspor jasa tenaga kerja Menaker No. 44 Tahun 1994 dan UU No.1
melalui Surat Menaker RI No. 269/M/VIII/94. Tahun 1974 masih jauh dari yang diharapkan.
Peraturan itu diharapkan akan efektif untuk Timbulnya berbagai kasus yang dialami oleh
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang para amoi di luar negeri lebih disebabkan oleh
salah satunya adalah dengan meningkatkan beberapa faktor berikut. (1) Kurangnya
perlindungan kepada pekerja. Cara yang perhatian dan perlindungan hukum dari pihak
digunakan adalah mempromosikan Pemerintah Indonesia terhadap perempuan
penggunaan jalur legal kepada para migran WNI keturunan Cina (amoi) di luar negeri.
dalam berimigrasi ke luar negeri untuk tujuan Selama ini pemerintah hanya melakukan fungsi
bekerja (Depnaker, 1998). administrasi, tanpa menjalankan pengawasan

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 131


Agus Sikwan

langsung. (2) Minimnya pengetahuan amoi Tabel 2


tentang peraturan hukum bagi dirinya, baik Banyaknya Perempuan WNI
Keturunan Cina (Amoi) Asal Kota Singkawang
selaku TKW maupun sebagai istri dari pria yang Berangkat ke Taiwan dan Hongkong
asing di negara tujuan. (3) Lemahnya posisi Tahun 2001–2005
tawar-menawar (bargaining position), baik Periode
Taiwan Hongkong Jumlah
terhadap perusahaan atau pengguna jasa Keberangkatan
maupun terhadap suaminya yang Januari-Desember 450 80 530
berkewarganegaraan asing. Hal ini terjadi 2001
karena hampir semua amoi yang berangkat ke Januari-Desember 550 125 675
2002
luar negeri (Taiwan atau Hongkong) memiliki
tingkat pendidikan dan keterampilan yang Januari-Desember 678 200 878
2003
relatif sangat rendah. (4) Aturan hukum
Januari-Desember 700 220 920
ketenagakerjaan dan perkawinan campuran di 2004
Indonesia belum memadai untuk mengatasi Januari-Desember 750 300 1.050
masalah ini. Pemerintah kurang responsif dan 2005
akomodatif terhadap tuntutan yang Total Keseluruhan 3.128 925 4.053
berkembang di masyarakat sehingga aspirasi Sumber: Kantor Imigrasi Kelas II Singkawang
yang berkembang tidak terakomodasikan ke Tahun 2006.
dalam kebijakan ketenagakerjaan dan
perkawinan campuran (Tangdililing, 1997). berangkat ke Taiwan dan Hongkong dengan
Kondisi yang demikian tersebut masih alasan kunjungan wisata sejak 2001– 2005
diperparah lagi dengan kenyataan bahwa jumlahnya cenderung meningkat untuk setiap
penggunaan jalur resmi pemerintah di Kota tahunnya (lihat Tabel 2).
Singkawang masih belum populer di kalangan Meningkatnya para amoi yang berangkat
amoi. Pemerintah, dalam hal ini Depnaker dan ke Taiwan/Hongkong setiap tahunnya tidak
Kantor Catatan Sipil Kota Singkawang, telah akan menimbulkan masalah yang berarti
berupaya mempromosikan penggunaan jalur apabila maksud keberangkatannya adalah
resmi kepada setiap perempuan Indonesia, untuk kunjungan wisata, seperti alasan yang
tidak terkecuali para amoi yang hendak bekerja tertera dalam paspor mereka. Namun
dan/atau ingin melakukan perkawinan umumnya mereka berangkat dengan tujuan
campuran dengan orang asing. Hal ini sebagai TKW dan sebagai mempelai
bertujuan lebih memberikan perlindungan kerja perempuan dengan kedok tujuan wisata itu.
dan kepastian hukum kepada para amoi, Oleh karenanya, mereka lebih banyak menjadi
sekaligus mengurangi dampak kemanusiaan korban perdagangan perempuan (trafficking)
yang merugikan mereka yang menggunakan antarnegara secara terselubung yang
jalur ilegal. dilakukan oleh suatu sindikat yang
Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi terorganisasi secara rapi. Praktik perdagangan
Kelas II Singkawang (2006), amoi yang perempuan (trafficking) antarnegara secara
terselubung dan terorganisasi secara rapi

132 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

sangat mengancam kehidupan generasi muda untuk memperoleh izin dari orang yang
kaum perempuan WNI keturunan Cina (amoi) mempunyai wewenang atas orang lain, untuk
di Kota Singkawang, khususnya amoi yang tujuan eksploitasi (Komnas Perempuan, 2000).
berangkat ke luar negeri (Taiwan/Hongkong) Global Alliance Against Traffic in Women
melalui jalur ilegal. Sehubungan dengan hal itu, (GAATW, 1997) dalam definisinya menekankan
upaya melihat perdagangan perempuan tiga unsur penting dalam konsep trafficking,
antarnegara ini diharapkan mampu yaitu rekrutmen, transportasi, dan lintas batas
memberikan sumbangan pemikiran untuk negara. Namun dalam perkembangannya,
melakukan pencegahan dan/atau memutuskan Human Rights Workshop (GAATW, Juni 1997)
mata rantai praktik perdagangan perempuan memperluas pengertian ketiga unsur tersebut
secara terselubung merupakan suatu hal yang dengan menambahkan satu unsur yang
sangat penting. diadopsi dari Convention on the Elimination of
Tulisan ini semata-mata bertujuan All Form of Descrimination Against Women
melakukan analisis terhadap motif yang (CEDAW, 1999), yaitu unsur persetujuan
menjadi pendorong terjadinya trafficking (consent).
antarnegara dan dampak dari trafficking Dengan demikian, ada beberapa unsur
antarnegara terhadap diri amoi yang telah penting di dalam konsep trafficking. Pertama,
menjadi korban trafficking tersebut. unsur persetujuan, yaitu unsur yang
dilatarbelakangi adanya fakta tentang
Tinjauan Pustaka
keberadaan atau ketiadaan persetujuan korban
Menurut Soesilo (1994), yang dimaksud akibat penipuan, paksaan, ketiadaan informasi,
dengan perdagangan perempuan adalah dan ketiadaan kapasitas legal kepada korban
melakukan perbuatan-perbuatan dengan untuk dapat memberikan persetujuan yang
maksud menyerahkan perempuan kepada dapat menyebabkan terjadinya trafficking.
pihak lain untuk kepentingan pelacuran. Kedua, unsur tujuan migrasi yang
Termasuk pula di sini adalah mereka yang dilatarbelakangi oleh suatu persepsi bahwa
biasanya mencari perempuan-perempuan bukan hanya pelacuran yang dapat
muda untuk dikirim ke luar negeri untuk dikategorikan ke dalam trafficking, melainkan
dijadikan pelacur. juga bentuk-bentuk eksploitasi lainnya. Ketiga,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) unsur garis perbatasan, tidak selamanya
mendefinisikan perdagangan perempuan trafficking terjadi secara lintas negara.
(trafficking) sebagai perekrutan, pengiriman, Dari berbagai konsep perdagangan
pemindahan, penampungan, atau penerimaan perempuan (trafficking) tersebut, dapat
seseorang dengan ancaman, penggunaan dipahami bahwa unsur persetujuan merupakan
kekerasan, atau bentuk pemaksaan lain, unsur kunci di dalam konsep perdagangan
seperti penculikan, penipuan, kecurangan, perempuan. Sepanjang tidak dimaksudkan
penyalahgunaan kekuasaan, posisi rentan atau untuk mengeksploitasi TKW atau masih dalam
memberi atau menerima bayaran atau manfaat batas-batas persetujuan yang bersangkutan,

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 133


Agus Sikwan

hal itu tidak dapat dikategorikan sebagai ekonomi keluarga amoi yang tergolong miskin,
perdagangan perempuan. Sebaliknya, jika mereka diharuskan bekerja di luar rumah untuk
unsur persetujuan diperhitungkan, maka menambah penghasilan ekonomi keluarganya.
berbagai konsekuensi dari situasi perdagangan Dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah,
perempuan yang disetujui oleh korban harus mereka harus mau bekerja apa saja dan dalam
dikecualikan. Oleh karena itu, kondisi apa pun. Keadaan seperti inilah yang
diperhitungkannya unsur persetujuan menyebabkan perempuan sering
mengimplikasikan tidak semua TKW dapat mendapatkan perlakuan yang tidak wajar,
dikualifikasikan sebagai korban perdagangan seperti ditipu untuk dijadikan objek seks dalam
perempuan, terutama mereka yang tidak trafficking.
menjadi korban penipuan, paksaan, ancaman, Dari berbagai pandangan atau pemikiran
atau kekurangan informasi atas situasi di atas, dapat dipahami bahwa faktor-faktor
pekerjaan yang akan mereka jalani. penyebab terjadinya perdagangan perempuan
Menurut Soewondo (1984: 307), keadaan adalah faktor kemiskinan, rendahnya tingkat
sosial ekonomi keluarga yang serba pendidikan, tingginya angka perceraian, dan
kekurangan mengharuskan perempuan lemahnya tata nilai dalam keluarga. Dengan
bekerja di luar rumah tangga sebagai tenaga demikian, akar penyebab perdagangan
kerja produktif dalam rangka menambah perempuan untuk kepentingan pelacuran
penghasilan keluarga mereka. Ironisnya, di bukan semata-mata karena faktor ekonomi
sektor produktif tersebut, perempuan sebagai saja, melainkan produk mata rantai dari faktor
tenaga kerja cenderung diperlakukan sebagai sosial, ekonomi, dan budaya.
barang dagangan yang memiliki nilai jual. Kendala yang dirasakan sangat sulit untuk
Kenyataan ini tidak terlepas dari adanya nilai- menghapus mata rantai perdagangan
nilai materialisme dan individualisme yang perempuan adalah faktor sosial budaya yang
dijunjung tinggi dalam keluarga modern. berkaitan erat dengan konstruksi sosial yang
Menurut Hull, dkk. (1977: 99), terjadinya sudah melembaga dan hubungan gender yang
praktik pelacuran disebabkan oleh rendahnya asimetris. Keterlibatan laki-laki di dalam
tingkat pendidikan perempuan. Lebih lanjut menjaga kesehatan reproduksi perempuan
dikatakan terdapat faktor nonekonomi yang dalam kehidupan keluarga masih dianggap
turut mendorong perempuan muda masuk ke kurang. Sebaliknya, kekuasaan laki-laki
dunia pelacuran, yaitu tingginya angka terhadap hak reproduksi dan kesehatan
perceraian, terutama di kalangan keluarga perempuan masih sangat besar. Kenyataan ini
Jawa. Sementara itu, menurut Tangdililing terus berkembang dan berimbas pada setiap
(1997), pendidikan rendah dan kemiskinan kebijakan kesehatan reproduksi perempuan
dalam keluarga merupakan faktor pendorong yang tidak bersifat sensitif gender.
yang menyebabkan migrasi perempuan WNI Sementara itu, dalam bidang kesehatan
keturunan Cina berangkat ke Taiwan/ reproduksi, status perempuan sering
Hongkong. Sehubungan dengan tingkat dipandang lebih rendah dibandingkan dengan
pendidikan yang rendah dan kondisi sosial

134 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

laki-laki. Hal ini selanjutnya menyebabkan bentuk apa pun yang berlaku secara nasional
perempuan tidak memiliki kemampuan untuk diatur dalam pasal 296, 297, dan 506 KUHP.
mengambil keputusan yang menyangkut Namun implementasinya di lapangan,
kesehatannya sendiri serta tidak memiliki kebijakan trafficking tersebut belum
wewenang untuk menentukan tubuhnya sepenuhnya menjamin perlindungan atas hak-
sendiri. hak perempuan, terutama yang menyangkut
Dalam perdagangan perempuan perlindungan atas hak kebebasan perempuan
(trafficking) antarnegara secara terselubung, dan kesehatan reproduksi mereka. Selain
baik dengan kedok sebagai TKW maupun karena kebijakan yang berlaku secara nasional
mempelai dalam perkawinan campuran, tersebut tidak sensitif gender, kebijakan itu juga
perempuan juga menempati kedudukan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pada
sangat rendah. Mereka umumnya banyak saat ini. Menurut Syaifudin (1996: 40),
mengalami tindak kekerasan dan perlakuan kebijakan yang sensitif gender adalah
kasar, baik yang dilakukan oleh pihak suami/ kebijakan yang mencerminkan kepentingan
keluarga pria Taiwan/Hongkong maupun dari laki-laki dan perempuan secara setara. Karena
pihak pengguna jasa dalam kegiatan seksual kebijakan tentang larangan trafficking yang ada
ilegal. Kondisi seperti ini tentunya dapat dan berlaku secara nasional diatur dalam
membahayakan kesehatan reproduksi amoi, KUHP tidak bersifat sensitif gender, dalam
cacat fisik, tertular penyakit menular seksual praktiknya di lapangan banyak merugikan
(PMS) dan HIV/AIDS, serta kehamilan tidak kaum perempuan dan sebaliknya,
dikehendaki (KTD). Oleh sebab itu, hukum menguntungkan laki-laki.
diperlukan untuk dapat melindungi perempuan Sehubungan dengan hal itu, sudah saatnya
dari praktik trafficking yang merupakan pemerintah dan stakeholders secara bersama-
bentukan dari faktor sosial budaya yang bias sama membuat suatu kebijakan atau peraturan
gender. Hukum yang diperlukan adalah hukum yang lebih tegas lagi yang melindungi kaum
pidana karena hukum pidana dipandang perempuan dari berbagai bentuk praktik
sangat efektif untuk menangani berbagai tindak trafficking, baik secara nasional maupun
kejahatan yang menyangkut pelanggaran internasional. Hal ini sejalan dengan pendapat
terhadap norma kesusilaan, termasuk Hull, dkk. (1997: 133) yang mengatakan
kejahatan trafficking. Hal ini sejalan dengan selama kebijakan pemerintah pusat terhadap
pendapat Kanter dan Sianturi (1982: 55) bahwa trafficking tidak berubah, tidak ada tanda-tanda
tujuan hukum pidana adalah untuk melindungi akan terjadinya perubahan situasi trafficking di
kepentingan orang per orang atau hak-hak Indonesia.
asasi manusia, serta melindungi kepentingan
masyarakat dan negara dari tindakan tercela Karakteristik Perempuan WNI
di satu pihak dan tindakan penguasa yang Keturunan Cina (Amoi) Singkawang
sewenang-wenang di lain pihak. Secara umum telah disebutkan, salah satu
Kebijakan tentang larangan terhadap tujuan dari program ketenagakerjaan dan
perdagangan perempuan (trafficking) dalam program perkawinan campuran antarnegara

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 135


Agus Sikwan

yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kota Singkawang kurang mendapatkan sambutan
(Pemkot) Singkawang adalah meningkatkan dengan baik oleh para amoi. Banyak amoi yang
penggunaan jalur resmi pemerintah. Tujuannya lebih suka memilih jalur ilegal daripada jalur
agar lebih memberikan perlindungan calon yang legal. Program pengiriman tenaga kerja
tenaga kerja dan mempelai perempuan, dan program pemberian kemudahan jasa
khususnya bagi perempuan WNI keturunan pelayanan dalam pelaksanaan perkawinan
Cina (amoi) dari eksploitasi yang merugikan campuran antarnegara yang telah diterapkan
kepentingan mereka, baik pada proses ternyata kurang mendapatkan tanggapan
pengurusan kerja di negara tujuan pada proses sebagaimana mestinya. Padahal sebenarnya
perkawinan campuran atau selama menjadi tujuan program sangat baik dan menjamin
istri yang sah dari pria berkewarganegaraan kepastian hukum bagi para amoi.
asing. Dalam rangka tujuan tersebut, upaya Pola berimigrasi secara ilegal dilakukan
yang dilakukan oleh Depnaker dan Kantor sebagian besar (66,7 persen) oleh amoi yang
Catatan Sipil Kota Singkawang adalah dengan berpendidikan rendah, yakni SD ke bawah (lihat
melakukan sosialisasi program kepada Tabel 3). Sebaliknya, jalur atau prosedur
masyarakat luas, khususnya kepada para amoi berimigrasi secara legal banyak dilakukan oleh
yang ingin berangkat ke Taiwan atau para amoi berpendidikan tinggi, yakni SMU ke
Hongkong, baik sebagai TKW maupun sebagai atas. Semakin rendah tingkat pendidikan amoi,
mempelai perempuan. Mereka diharapkan kecenderungan amoi untuk menggunakan jalur
mengurangi penggunaan jalur ilegal yang atau prosedur ilegal dalam berimigrasi ke luar
cenderung lebih banyak dimanfaatkan oleh negeri, khususnya Taiwan/Hongkong, semakin
calo/agen untuk memperdagangkan mereka ke besar. Hal ini karena para amoi dengan tingkat
luar negeri. pendidikan rendah belum dapat berpikir secara
Namun kenyataannya, upaya dan langkah rasional dengan mempertimbangkan cost-
kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemkot benefit dari konsekuensi keputusan yang
diambilnya. Mereka lebih mendasarkan
Tabel 3 pengambilan keputusan pada referensi dari
Prosedur Berimigrasi Perempuan WNI teman, tetangga, atau tradisi yang telah lama
Keturunan Cina (Amoi) dan Tingkat Pendidikan
berkembang di lingkungannya.
Jalur Berimigrasi Amoi ke
Tingkat Luar Negeri
Pada umumnya sumber informasi
Pendidikan Amoi merupakan komponen penting bagi para amoi
Legal (%) Ilegal (%)
sebagai referensi pengambilan keputusan
SD ke bawah 56,0 66,7 untuk menggunakan jalur berimigrasi.
SLTP 20,0 20,0 Pengetahuan para amoi tentang Taiwan atau
SMU 24,0 13,3 Hongkong, termasuk peluang, kondisi kerja,
Jumlah 100,0 100,0 dan tingkat upah di negara tujuan justru
diperoleh dari sumber-sumber informal, seperti
N 50 450
calo/agen, amoi yang kembali dari Taiwan/
Sumber: PSW Untan, 2005.
Hongkong, teman, tetangga, atau saudara/

136 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

keluarga yang pernah ke sana. Sumber- ekonomi dan nonekonomi (mengejar prestise),
sumber informasi formal dari pemerintah, juga karena faktor kesamaan etnis, agama, dan
PJTKI, dan media massa jarang dapat diakses budaya antara mereka dengan orang Taiwan/
oleh sebagian besar amoi Singkawang. Hongkong. Padahal, dalam kenyataannya
Ketidakmampuan para amoi Singkawang sangat jauh berbeda. Namun karena tekad
mengakses prosedur pelayanan yang diberikan mereka untuk ke Taiwan/Hongkong sudah
melalui program jalur resmi pemerintah sangat bulat, tidak mengherankan jika sumber
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sumber informasi formal dari pemerintah, PJTKI, media
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, massa, dan lain-lainnya jarang sekali mereka
dan sumber informasi yang diperoleh akses.
mengenai negara tujuan. Keadaan ini Rendahnya aksesibilitas amoi terhadap
berpengaruh pula dalam menentukan pilihan informasi program menunjukkan sosialisasi
penggunaan jalur atau prosedur berimigrasi ke program kepada masyarakat luas pada
Taiwan atau Hongkong. Banyaknya para amoi umumnya dan para amoi khususnya belum
yang masih berpendidikan SD ke bawah dapat berjalan secara optimal. Sosialisasi
merupakan kendala utama dalam pencapaian program tidak sampai masuk ke lingkungan
tujuan program. Tingkat pendidikan yang relatif desa-desa yang merupakan tempat tinggal
rendah menjadikan kemampuan berpikir para sebagian besar para amoi yang potensial.
amoi sangat terbatas sehingga upaya Sebaliknya, calo di pelosok-pelosok desa
mempromosikan program jalur resmi tempat tinggal amoi telah lama beroperasi
pemerintah kepada para amoi menjadi dengan menggunakan pengaruh tokoh
terhambat. masyarakat etnis Cina setempat. Mereka
Secara tradisional para amoi berangkat ke bekerja sama menanamkan kepercayaan
Taiwan atau Hongkong, baik sebagai TKW kepada masyarakat etnis Cina di desa dan
maupun sebagai mempelai perempuan, karena kepada para amoi untuk menggunakan jasa
pengaruh calo. Sangat logis apabila para amoi calo untuk berangkat ke Taiwan/Hongkong.
lebih memercayai bujuk rayu calo dalam Pada umumnya calo, teman, tetangga,
mengambil keputusan untuk berangkat ke luar saudara, atau orang lain yang kembali dari
negeri, apalagi calo itu sama seperti mereka, Taiwan/Hongkong merupakan figur-figur yang
yakni beretnis Cina, dan secara sosial mereka banyak memberikan pengaruh kepada amoi
lebih dekat dengan keluarga para amoi bila dalam pengambilan keputusan itu. Kedekatan
dibandingkan dengan aparat desa, terlebih lagi hubungan personal dan sosial para amoi
dengan pihak Depnaker atau Kantor Catatan dengan sumber informasi menjadikan adanya
Sipil. rasa kepercayaan yang sangat kuat dan terjalin
Menurut informasi yang diperoleh dari secara solid. Keadaan seperti ini semakin
lapangan, sebagian besar (90 persen) diperparah dengan masih rendahnya
keberangkatan amoi Singkawang ke Taiwan penerimaan pesan program dari pemerintah
atau Hongkong, selain karena motivasi oleh para amoi di Kota Singkawang.

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 137


Agus Sikwan

Sebagian besar amoi memang mengambil menyangkut perubahan struktur sosial, norma
keputusan secara mandiri, dalam arti sosial budaya, dan perubahan akibat adanya
keputusan mereka untuk berangkat ke Taiwan/ tekanan psikologis.
Hongkong dilakukan atas dasar keinginan Secara material, dampak trafficking
sendiri. Namun pada kenyataannya, biasanya dikaitkan dengan banyaknya
penggunaan jalur atau prosedur yang akan pemberian sejumlah uang yang dilakukan oleh
digunakan masih tetap mengandalkan saran amoi kepada orang tuanya sewaktu ia pulang
dan pertimbangan kepada orang lain yang dari Taiwan/Hongkong. Dari sumber informasi
kembali dari Taiwan/Hongkong, khususnya yang penulis peroleh di lapangan, 80 persen
calo, teman, tetangga, atau saudara. amoi mengaku selalu memberikan uang
Kenyataan tersebut di atas kepada orang tuanya yang berkisar antara
menggambarkan intervensi program Rp5.000.000,00 sampai dengan
pemerintah masih mengalami hambatan yang Rp7.000.000,00 setiap kali mereka
lebih banyak akibat faktor sosial budaya dalam berkesempatan pulang ke Indonesia, terutama
hubungan individual. Para amoi masih tetap pada saat menjelang tahun baru Imlek atau
lebih memercayai informasi, saran, dan Cap Go Meh. Jika mereka tidak pulang ke
pertimbangan dari lingkungan sosial yang telah Indonesia, biasanya mereka mengirimkan
dikenalnya sebagai dasar dalam pengambilan sejumlah uang dari Taiwan/Hongkong untuk
keputusan. Dengan kata lain, dapat dikatakan orang tuanya melalui kantor pos.
bahwa pola ikatan kepercayaan secara Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
emosional terhadap lingkungan sosial tempat BCA Cabang Singkawang (2006), dapat
para amoi itu tinggal lebih cenderung mereka diketahui bahwa besarnya kiriman uang yang
anut bila dibandingkan dengan ikatan formal dilakukan oleh amoi yang berada di Taiwan/
dengan pihak pemerintah. Hongkong sejak Januari-Desember 2005
adalah ±Rp2.850.275.100,00. Sedangkan
Dampak Perdagangan (Trafficking)
informasi yang diperoleh dari Kantor Pos
Amoi Singkawang
Singkawang (2006), dalam rentang waktu
Pada umumnya pembahasan mengenai antara Januari-Desember 2005 besarnya uang
dampak perdagangan (trafficking) amoi kiriman dari amoi yang berada di Taiwan/
Singkawang, baik dengan kedok sebagai TKW Hongkong adalah ±Rp. 2.500.420.185,00.
maupun mempelai dari pria Taiwan/Hongkong, Pemanfaatan uang kiriman oleh rumah tangga
tidak dapat dilepaskan dari adanya perubahan di daerah asal pada umumnya bervariasi.
yang terjadi, baik secara material maupun Variasi tersebut meliputi pemenuhan
nonmaterial. Dampak material adalah yang kebutuhan konsumsi sehari-hari, biaya
dapat dilihat secara fisik atau langsung, pendidikan anak, biaya perbaikan rumah,
sedangkan dampak nonmaterial adalah suatu modal usaha kecil, membayar utang, membeli
perubahan yang tidak dapat diukur secara perabot rumah tangga, dan ditabung. Bagi
material, tetapi dapat dilihat secara nyata dalam orang tua amoi di daerah asal, uang kiriman
suatu kelompok masyarakat yang, antara lain, dari anak perempuannya itu bukan hanya

138 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

bermakna ekonomis, melainkan lebih dari itu, Dampak sosial psikologis yang dirasakan
yakni mempunyai makna yang sangat dalam oleh amoi yang kembali, antara lain, adalah
berupa adanya sikap perhatian dari anggota mereka merasa memperoleh ketenangan hidup
keluarga yang berada di luar negeri (amoi) (hidupnya lebih terjamin). Mereka mempunyai
untuk menjaga hubungan kekeluargaan. masa depan dan merasa hidupnya lebih
Dengan kata lain, kiriman uang yang dilakukan mandiri dengan uang yang mereka peroleh
amoi memiliki dampak sosial psikologis bagi selama mereka berada di luar negeri.
keluarga di daerah asal. Beberapa korban perdagangan amoi
Dampak positif lain dari trafficking amoi Singkawang dengan kedok sebagai mempelai
Singkawang ini tercermin dari jawaban tentang atau TKW ilegal memang ada yang berhasil di
persepsi responden terhadap dampak Taiwan/Hongkong. Hal itu berdampak positif
keberangkatan ke Taiwan/Hongkong, baik dari baginya dan keluarganya. Namun pengalaman
segi ekonomi, sosial maupun psikologis. Dari hidup yang sangat berat dan pahit yang mereka
aspek ekonomi, dampak yang dirasakan oleh alami sewaktu masih berada di Taiwan/
para amoi adalah mereka bisa memperoleh Hongkong membuat sebagian besar amoi yang
penghasilan yang lebih besar dibandingkan kembali ke daerah asal tidak bersedia lagi
dengan penghasilan di daerah asal walaupun untuk kembali ke sana. Hal ini sejalan dengan
pekerjaannya adalah sebagai TKW ilegal pendapat Lewis (1986) tentang pendekatan
maupun istri pria Taiwan/Hongkong. Selain itu, pertumbuhan asimetris yang menganggap
mereka bisa membantu membiayai sekolah migrasi tenaga kerja internasional memiliki
adik-adiknya sehingga pendidikan keluarga konsekuensi negatif untuk negara pengirim
meningkat. Dampak positif lainnya adalah (daerah asal). Mengacu pada pendekatan ini,
perkembangan ekonomi Kota Singkawang yang justru diuntungkan dengan kegiatan
yang maju sangat pesat. Perkembangan ini, trafficking adalah daerah tujuan, yakni Taiwan/
antara lain, dapat dilihat dari meningkatnya Hongkong.
pendapatan Kota Singkawang dari pemasukan Berdasarkan sumber informasi yang
yang diperoleh melalui pengurusan KTP, akta penulis peroleh di lapangan, diketahui bahwa
kelahiran, paspor, ditambah lagi pemasukan banyak amoi Singkawang yang menjadi korban
dari hotel, wartel, dan sektor jasa lainnya. Dari trafficking ke negara Taiwan/Hongkong
aspek nonekonomi, fenomena keberangkatan mengalami perlakuan yang tidak manusiawi
amoi ke Taiwan/Hongkong membawa dampak selama berada di sana. Ini terutama dialami
bertambahnya keterampilan baru yang mereka oleh amoi yang menjadi istri pria Taiwan/
bawa pulang untuk diterapkan di daerah asal. Hongkong. Mereka dihina, dipukul, disiksa, dan
Di samping itu, sebagian besar amoi yang disuruh bekerja sebagai buruh kasar di pabrik
kembali juga mengakui keberangkatan mereka oleh suaminya dan upah/bayarannya diambil
ke Taiwan/Hongkong menambah wawasan dan oleh suami. Sedangkan amoi yang berangkat
memperluas pergaulan mereka sehingga pola ke Taiwan/Hongkong sebagai TKW ilegal,
hidup mereka juga berubah. sesampainya di Taiwan/Hongkong,

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 139


Agus Sikwan

diperdagangkan oleh agen/calo ke tempat- dan nonekonomi (mengejar prestise). Motivasi


tempat hiburan malam. Mereka disuruh lain yang mendorong mereka lebih memilih
melayani pria hidung belang sebagai ganti Taiwan/Hongkong daripada negara lain adalah
semua biaya yang telah dikeluarkan selama faktor kesamaan etnis, agama, dan budaya,
proses keberangkatan mereka. padahal dalam kenyataannya sangat jauh
Akibat perlakuan yang buruk tersebut, pada berbeda. Justru karena motivasi tersebut,
umumnya amoi mengalami tekanan psikologis mereka sangat rentan dimanfaatkan oleh
yang sangat berat, seperti stres, depresi, dan pihak-pihak tertentu, khususnya dalam praktik
trauma yang berkepanjangan. Belum lagi perdagangan perempuan secara terselubung.
ditambah dengan kehamilan yang tidak Dari aspek ekonomi, fenomena
dikehendaki, risiko terjangkitnya PMS, HIV/ perdagangan (trafficking) amoi secara
AIDS, dan lain-lainnya. Pada saat penelitian terselubung ke Taiwan/Hongkong, baik sebagai
berlangsung, banyak amoi yang mengurung TKW ilegal maupun sebagai istri pria Taiwan/
diri di dalam kamar dan tidak mau untuk Hongkong memiliki dampak positif yang
diwawancarai atau ditemui. Mereka malu dan menguntungkan, baik bagi amoi, rumah
takut setiap melihat laki-laki yang tidak dikenal tangga, maupun daerah asal (desa). Namun,
datang berkunjung ke rumahnya. Mereka jika dilihat dari perspektif sosial psikologis,
hanya mengurung diri di dalam kamar dan terdapat dampak negatif yang sangat besar,
selalu termenung. terutama yang menyangkut kondisi fisik amoi
Menurut sumber informasi yang penulis yang telah menjadi korban trafficking tersebut.
peroleh dari lapangan, di Taiwan atau Dampak negatif ini terlihat dari berbagai
Hongkong, terdapat kebijakan pemerintah macam perlakuan secara tidak manusiawi yang
setempat yang memberi kesempatan kepada dilakukan oleh calo/agen terhadap amoi pada
orang asing (termasuk amoi WNI) yang telah saat mereka berada di Taiwan/Hongkong. Pada
tinggal menetap di Taiwan/Hongkong selama umumnya, sebagian besar amoi yang
enam bulan, pulang kembali ke negaranya berangkat ke Taiwan/Hongkong, baik sebagai
masing-masing dalam rangka mengurus TKW ilegal maupun sebagai istri pria Taiwan/
administrasi pindah kewarganegaraan. Hongkong, lebih banyak mengalami tekanan
Kesempatan inilah yang sering dimanfaatkan psikologis yang sangat berat, seperti stres,
oleh amoi untuk pulang ke Indonesia dan tidak depresi, dan trauma yang berkepanjangan.
mau lagi untuk kembali ke Taiwan/Hongkong. Bagi amoi yang dipekerjakan di tempat-tempat
hiburan malam dan dipaksa untuk melayani
Penutup pria hidung belang, selain mengalami tekanan
psikologis yang berat, mereka juga mengalami
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
kehamilan yang tidak dikehendaki dan risiko
dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi yang
terjangkitnya PMS, HIV/AIDS.
mendorong amoi Singkawang berangkat ke
negara Taiwan/Hongkong, baik sebagai TKW Mengingat permasalahan yang ada,
ilegal maupun sebagai mempelai dari pria sebagai saran rekomendasi, penulis
Taiwan/Hongkong, adalah motivasi ekonomi mengharapkan perlunya penegakan prosedur

140 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262


Perdagangan Perempuan Antarnegara

keimigrasian sesuai dengan aturan hukum Daftar Pustaka


yang berlaku. Hal ini penting dilakukan guna Global Alliance Against Traffic in Women
menghindari penyelewengan prosedur yang (GAATW). 1997. Practical Guide to
sering dilakukan oleh calo atau oknum tertentu. Assisting Trafficked Women. Bangkok
Harus juga diberlakukan pemberian sanksi
Hugo, Graeme. 1995. “International labour
yang tegas kepada pelanggar sehingga secara
migration and family: some observation
langsung atau tidak langsung membantu
from Indonesia”, Asian and Pacific Migration
memutus mata rantai praktik perdagangan
Journal, 4 (2-3): 273-301.
perempuan (trafficking) antarnegara secara
terselubung. Hull, Terence H, Endang Sulistyaningsih, Gavin
W. Jones. 1997. Pelacuran di Indonesia:
Langkah-langkah Pemerintah Indonesia
Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta:
dan upaya internasional untuk menangani
Pustaka Sinar Harapan bekerjasama
perdagangan perempuan (trafficking) harus
dengan Ford Foundation.
lebih terfokus pada pelanggaran hak asasi dan
hak-hak buruh perempuan yang terlibat Kanter, E. Y. dan S. R. Sianturi. 1982. Azas-
daripada memperlakukan korban-korban Azas Hukum Pidana di Indonesia dan
perdagangan sebagai penjahat atau migran Penerapannya. Jakarta: Alumni AHK-
ilegal. Di samping itu juga, langkah-langkah PTHM.
pemerintah untuk mengatasi perdagangan Komisi Nasional Perempuan. 2000.
perempuan harus berfokus pada perbaikan hak Perdagangan Perempuan, Migrasi
asasi perempuan yang terlibat dan tidak boleh Perempuan dan Kekerasan terhadap
meneruskan marginalisasi, stigmatisasi, atau Perempuan: Penyebab dan Akibatnya. Seri
mengucilkan mereka, yang menyebabkan Dokumen Kunci. Jakarta: Publikasi Komnas
mereka lebih rentan terhadap kekerasan dan Perempuan.
pelanggaran lainnya.
Lewis, J. R. 1986. “International labour
Pemerintah Republik Indonesia perlu migration and uneven regional development
melakukan ratifikasi Deklarasi Stockholm 1996 in labour exporting countries”, TESG
dan realisasi Protokol Wina tentang (Tijdschrift voor Econ. En Soc. Geografie),
perdagangan perempuan sebagai pedoman 77(1): 27-41.
penyusunan Undang-Undang Anti
Nasution, M. Arif. 1998. “Mobilitas tenaga kerja
Perdagangan Perempuan. Pada gilirannya ini
Indonesia ke luar negeri dan dampaknya
dapat dijadikan dasar menyusun undang-
terhadap diri migran”, Populasi, 9(2): 59-
undang yang lebih berpihak pada perempuan
78.
(sensitif gender) dengan melarang
perdagangan perempuan dan memberikan Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas
hukuman yang jelas dan tegas kepada siapa Tanjungpura. 2005. Profil Perempuan Kota
pun yang melanggar tanpa ada pengecualian. Singkawang. Pontianak.

Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262 141


Agus Sikwan

Soesilo, R. 1994. Kitab Undang-undang Hukum Antara Pria Taiwan dan Hongkong dengan
Pidana (KUHP) Serta Komentar- Wanita Keturunan Cina di Kabupaten
komentarnya. Bogor: Politica. Sambas Propinsi Kalimantan Barat.
Soewondo, Nani. 1984. Kedudukan Wanita Laporan Penelitian. Pontianak: Pusat Studi
Indonesia Dalam Hukum dan Masyarakat. Wanita (PSW) Universitas Tanjungpura.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Tim Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas
Syaifudin, Hetifah. 1996. “Sensitivitas gender Tanjungpura. 1999. Dampak Negatif
dalam perumusan kebijakan publik”, Jurnal Migrasi TKW Asal Kalimantan Barat ke
Analisis Sosial, (4): 37-48. Malaysia. Laporan Penelitian. Pontianak:
PSW Untan.
Tangdililing, A.B. 1997. Latar Belakang,
Motivasi dan Dampak Sosial Perkawinan

142 Populasi, 17(2), 2006, ISSN: 0853 - 0262

You might also like