You are on page 1of 24

1.

1 Perencanaan Perkerasan Jalan


1.1.1 Perkerasan Jalan Lentur
Dari hasil rekap tugas perancangan jalan raya, maka yang didapat untuk
penyusun adalah merencanakan desain perkerasan lentur untuk ruas jalan antar
kota. Perencanaan perkerasan lentur dilakukan pada Sta. 0+000 sampai dengan
4+400 dan direncanakan perkerasan baru.

1.1.2 Kondisi Tanah


Kondisi tanah pada ruas jalan yang direncanakan adalah pegunungan. Adapun
data CBR dasar yang didapat dari tugas penyusun adalah sebagai berikut seperti
pada tabel 4.10.
Tabel 1.1 Data CBR tanah dasar

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-1


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
CBR
Titik Sta.
(%)
1 0+100 4.31
2 0+200 5.33
3 0+300 5.94
4 0+400 4.39
5 0+500 4.33
6 0+600 4.54
7 0+700 4.21
8 0+800 5.55
9 0+900 4.33
10 1+000 3.68
11 1+100 5.95
12 1+200 5.36
13 1+300 5.14
14 1+400 5.94
15 1+500 6.3
16 1+600 6.22
17 1+700 4.42
18 1+800 5.63
19 1+900 4.15
20 2+000 6.31
21 2+100 3.95
22 2+200 6.07
23 2+300 6.16

Tabel 1.2 Penentuan CBR Perkerasan Baru

jumlah sama atau lebih


presentasi % cbr (%)
besar
44 100% 3.68
43 98% 3.92
42 95% 3.95
41 93% 3.95
40 91% 4.15
89% 90%
39 4.15
38 86% 4.19
37 84% 4.21
36 82% 4.23

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-2


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
35 80% 4.26
34 77% 4.31
33 75% 4.33
32 73% 4.33
31 70% 4.34
30 68% 4.37
29 66% 4.39
28 64% 4.42
27 61% 4.44
26 59% 4.47
25 57% 4.52
24 55% 4.54
23 52% 5.14
22 50% 5.17
21 48% 5.25
20 45% 5.25
19 43% 5.27
18 41% 5.27
17 39% 5.33
16 36% 5.36
15 34% 5.55
14 32% 5.63
13 30% 5.63
12 27% 5.94
11 25% 5.94
10 23% 5.95
9 20% 6.07
…. …. ….
7 16% 6.09
6 14% 6.16
5 11% 6.16
4 9% 6.22
3 7% 6.3
2 5% 6.31
1 2% 6.31

Dari data diatas, untuk mendapatkan CBR 90% untuk perkerasan jalan antar
kota dilakukan interpolasi dan didapatkan adalah 4.414 %.

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-3


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
1.1.3 Lalu Lintas
Berdasarkan hasil data yang didapat untuk penyusun, diperoleh data lalu
lintas kendaraan di ruas jalan antar kota adalah seperti pada tabel 4.12 Berikut:

Tabel 1.12 Data Lalu Lintas Kendaraan

Golongan Jumlah Kendaraan


Sepeda Motor 28433
kendaraan ringan 6023
bus 25 sheat 1
Bus 8 ton 1
Truck 3/4 139
Truck 2 as 12
Truk 3 As 5
Truk Gandeng 0
jumlah 34614

1.1.4 Perhitungan Perencanaan Perkerasan Lentur


Dengan data yang diberikan, maka dibawah ini merupakan data untuk
penyusun dalam merencanakan perkerasan untuk ruas jalan antar kota tersebut:

Diketahui:
Parameter-parameter lainnya di asumsikan sebagai berikut:
- Tingkat kepercayaan (R) = 90%
- Standar deviasi gabungan (So) = 0.5
- Indeks Pelayanan Awal (IPo) = 4.2
- Indeks Pelayanan Akhir (IPt) = 2.5

Elastisitas untuk masing perkerasan adalah:


- Laston : Eac = 3000 MPa (435114 psi)
- AC-BC : Ebs = 1500 MPa (217557 psi)
- Agregat : Esb = 200 MPa (29007.6 psi)
 Perhitungan Lalu-lintas
N = ∑ AADTi x 365 x Di x TFi x GF
(1+𝑖)𝑈𝑅 −1
R= 𝑖

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-4


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Umur rencana = 20
Faktor Distribusi Arah (D) = 0.5
Faktor Distribusi Lajur (C)

 Kendaraan Ringan = 0.3


 Kendaraan Berat = 0.45

Tabel 4.13 Data Perhitungan ESAL

AADT
No Vehicle 365
veh/h
1 Kend. Ringan 2 ton (1.1) 1 1 1+1 6023 365
2 Bus 25 sheat 2 2 2+2 1 365
3 Bus 8 ton (1.2) 3 5 3+5 1 365
4 Truck 3/4 2 3 2+3 139 365
5 Truck 2 as (1.2) 5 8 5+8 12 365
6 Truk 3 as 6 14 6+14 5 365
7 Truk Gandeng 6 8 15 6+8+15 0 365
6181
Angka Ekivalen ( E )
C TF GF Sum. ESAL
Beban Sumbu
0.3 0.0012 0.00235 33.186 -
0.3 0.0188 0.03763 33.186 136.7552372
0.45 0.1410 0.23623 33.186 1287.628941
0.45 0.0953 0.11408 33.186 86431.4467
0.45 0.9238 1.65888 33.186 108506.3784
0.45 8.6647 10.1888 33.186 277686.0588
0.45 0.9238 11.4184 13.8664 33.186 0
Tot. 474048.2681

 Tebal Perkerasan Jalan


a. Reability

Tabel 1.14 Rekomendasi tingkat reabilitas untuk bermacam macam klasifikasi jalan

Rekomendasi tingkat reabilitas


Klasifikasi Jalan
Perkotaan Antar Kota

Bebas Hambatan 85 – 99.9 80 – 99.9

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-5


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Arteri 80 – 99 75 – 95

Kolektor 80 – 95 75 – 95

Lokal 50 – 80 50 – 80

Rekomendasi Tingkat Kepercayaan untuk Klasifikasi Jalan kolektor Antar


Kota adalah antara 75 – 95% dan yang diambil tingkat kepercayaannya 90%.

b. Nilai ZR

Tabel 1.14 Nilai penyimpangan normal standar untuk tingkat reabilitas tertentu

Standar normal deviate, ZR


Reability, R (%)
0.000
50
-0.253
60
-0.524
70
-0.674
75
-0.841
80
-1.037
85
-1.282
90
-1.340
91
-1.405
92
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepercayaan 90% didapatkan Standar
normal deviate (ZR) adalah -1.282
c. Nilai So
Berdasarkan data, ditentukan nilai Standar Deviasi (S0) sebesar 0.5
d. Nilai serviceability
Nilai serviceability ini dalam terminologi perkerasan diberikan
sebagai berikut:
Indeks Pelayanan Awal (iPo) = 4,2
Indeks Pelayanan Akhir (iPt) = 2,5
e. Modulus Elastisitas
- Modulus Resilen Tanah Dasar (E4)

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-6


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Dengan cara mengorelasikan nilai (CBR) tersebut, maka
didapatkan nilai modulus resilen tanah dasar (MR) sebagai
berikut:
MR = 10 (CBR%) = 100 Mpa
MR = 10 x 4.414 (%) = 44,14 Mpa
- Modulus Lapis Pondasi Bawah (E3)
Nilai modulus resilen lapis pondasi
di asumsikan sebesar:
E3 = Esb = 200 MPa (29007.6 Psi)
= 0.227*(LOG10(Esb))-0.839

a3 = 0.17

- Modulus Lapis Pondasi Atas (E2)


Nilai modulus resilen lapis pondasi
diasumsikan sebesar:
E2 = Ebs = 1500 MPa (217557 Psi)
=0.249*(LOG10(Ebs))-0.977

a2 = 0.35

- Modulus Lapis Aspal (E1)


Nilai modulus resilen lapis aspal
di asumsikan sebesar:

E1 = 3000 MPa (435114 Psi)

a1 = 0.42

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-7


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
0.42

435114

Gambar 1.1 Grafik untuk memperkirakan koefisien kekuatan relatif Lapis Permukaan Aspal (a1)

 Perhitungan Structure Number (SN)

Menghitung nilai log10W18 =


W18Esal = 474048.2681
Log10W18 = log10(474048.2681) = 5.5758
Dengan cara trial and error ke persamaan (4.1), dengan data yang sudah
diketahui diatas, maka didapat nilai SN1, SN2 dan SN3 adalah:
SN1 = 0.72 a1 = 0.42 m2 = 1.25
SN2 = 1.86 a2 = 0.35 m3 = 1.25
SN3 = 3.29 a3 = 0.17
Rumus SN = a1.D1 + a2.D2.m2 +a3.D3.m3
𝑆𝑁1
D1 ≥ 𝑎1
𝑆𝑁2−𝑆𝑁 ∗
1
D2 = 𝑎2.𝑚2
𝑆𝑁3 −(𝑆𝑁1∗ +𝑆𝑁2∗ )
D3 = 𝑎3.𝑚3
*
SN1 = a1.D1*
SN2* = SN1* + (D2* x a2 x m2)

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-8


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
2.77
D1 ≥ 0.42 = 1.72 x 2.54 = 4.4 cm

SN1* = 0.72 x 4,4 = 3,168


1.86−0.72
D2 = 0.35 𝑥 1.25 = 2.605

D2 = 2.605 x 2.54 =6,61 cm


SN2* = 0.72 + (2,605 x 0.35 x 1.25) = 1.85
3.29−(0,72+1.85)
D3 = = 3,38 x 2.54 = 8,58 cm
0.17 𝑥 1.25

SN1
SN1 = 0.72 Surface Course D
D11 = 5 cm
SN2
SN2 = 1.86
SN3 = 329
SN 3 Base Course DD22 = 7 cm

Subbase Course D3 = 9 cm
D3

Gambar 1.2Roadbed
Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan
Course

Jadi, tebal lapis perkerasan lentur dalam perencanaan ruas jalan antar kota adalah:
D1 = 5 cm
D2 = 7 cm
D3 = 9 cm
SN = 0.42 x 5 + 0.35 x 7 x 1.25 + 0.17 x 9 x 1.25 = 7.075 cm
1.2 Perhitungan Perencanaan Drainase Jalan
1.2.1 Data Curah Hujan
Pada perencanaan ini diperoleh data hujan dari tiga stasiun. Pada tabel 4.
Sampai dengan 4. Dapat dilihat data curah hujan harian, yang selanjutnya akan
digunakan untuk dasar perhitungan.

Tabel 1.3 Data Curah Hujan Harian Maksimum di Stasiun 1

Bulan
Tahun Hujan Max
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2001 29 27 41 41 81 41 28 22 41 51 53 82 82
2002 70 87.8 37.6 40.4 63.1 123.8 145.3 154.8 63.5 63.3 94.2 115.2 154.8
2003 80 60 68 72 36 51 46 52 89 62 31 62 89
2004 67.5 133 173.8 58.5 106.1 162.1 75 78 63 200.5 73.5 215 215
2005 114 49 52 41 61 72 52 27 31 51 32 49 114
2006 42 42 46 41 62 42 42.2 49.8 127 53 236 56 236
2007 36 56 62 72 207 16 117 43 128 53 164 31 207
2008 32 223 99 96 52 21 229 92 90 192 52 162 229
2009 42 53 58 62 22 24 56 280 53 68 290 56 290
2010 96 204 82 63 97 98 96 53 52 136 65 32 204

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-9


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Tabel 1.16 Data Curah Hujan Harian Maksimum di Stasiun 2

Bulan
Tahun Hujan Max
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2001 23 79 67 79 49 42 89 70 40 97 63 100 100
2002 27 65 51 195 60 15 90 30 120 105 66 37 195
2003 95 64 38 98 120 49 21 39 16 47 68 53 120
2004 43 47 42 86 32 44 185 48 50 84 72 52 185
2005 56 78 81 192 58 137 43 37 81 139 171 56 192
2006 78 53 125 253 87 120 171 160 216 249 175 89 253
2007 118 182 107 164 156 94 292 100 173 236 315 135 315
2008 127 175 252 222 265 100 109 121 163 150 125 220 265
2009 182 35 88 111 96 101 80.5 42.5 92 115 72 52 182
2010 75.5 60 185 99.5 80.5 93.5 176.5 60 193.5 98 71 141.5 193.5

Selanjutnya dengan menggunakan metode rata-rata Aljabar, dari rekapitulasi


data curah hujan harian maksimum masing-masing stasiun diatas dapat dilihat hasil
rekapitulasi seperti berikut:

Tabel 1.17 Data Rekapitulasi Curah Hujan Maksimum Harian

curah hujan maksimum harian (mm)


tahun stasiun 1 stasiun 2 rata-rata
2001 82 100 91
2002 154.8 195 175
2003 89 120 105
2004 215 185 200
2005 114 192 153
2006 236 253 245
2007 207 315 261
2008 229 265 247
2009 290 182 236
2010 204 193.5 199

Keterangan:
𝑃1+𝑃2 82+100
Rata-rata Aljabar = = = 91 mm
2 33

Rekapitulasi data curah hujan harian maksimum diatas dapat dilihat seperti
pada perhitungan berikut. Dalam memperhitungkan intensitas curah hujan untuk
daerah tersebut, penyusun menggunakan empat metode untuk menentukan
intensitas curah hujan pada ruas tersebut:

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-10


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
1. Metode Distribusi Normal

Tabel 1.4 Analisis Metode Distribusi Normal

1. Metode distribusi normal

Curah Hujan Harian


Tahun (R-Rata2) 2 (R-Rata2) 3 (R-Rata2) 4
Maksimum (mm)

1 91 10013.00423 -1001951.27 100260253.6


2 174.9 261.307225 -4224.03129 68281.5
3 104.5 7493.499225 -648674.76 56152530.6
4 200 79.834225 713.3188004 6373.5
5 153 1448.944225 -55154.0619 2099439.4
6 244.5 2855.299225 152572.9141 8152733.7
7 261 4890.904225 342045.387 23920944.1
8 247 3128.724225 175005.1895 9788915.3
9 236 2019.154225 90730.6951 4076983.8
10 198.75 59.059225 453.8701441 3488.0
Jumlah 32249.73025 -948482.747 204529943.4

JUMLAH DATA 10
JUMLAH NILAI DATA 1910.65
NILAI RATA-RATA 191.065
STANDAR DEVIASI 59.861
Koefisien skewness (Cs) -0.61414592
Koefisien kurtosis (Ck) 3.16052484

Tabel 1.5 Hasil Periode Tahunan Curah Hujan Metode Distribusi Normal

distribusi normal
Periode Ulang T
KT Q
(Tahun)
5 0.84 241.348
10 1.28 267.687
25 1.64 289.237
50 2.05 313.779
200 2.58 345.506

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-11


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
2. Metode Distribusi Log Normal

Tabel 1.6 Analisis Metode Distribusi Log Normal

2. Metode distribusi log normal

Curah Hujan Harian


Tahun LOG X (Log x - log Xn) 2 (Log x - log Xn) 3
Maksimum (mm)

1 91 1.959 0.0891 -0.0266


2 174.9 2.243 0.0002 0.0000
3 104.5 2.019 0.0569 -0.0136
4 200 2.301 0.0019 0.0001
5 153 2.185 0.0053 -0.0004
6 244.5 2.388 0.0171 0.0022
7 261 2.417 0.0253 0.0040
8 247 2.393 0.0183 0.0025
9 236 2.373 0.0133 0.0015
10 198.75 2.298 0.0017 0.0001
Jumlah 22.576 0.229 -0.030

NILAI RATA-RATA Log x 2.258


JUMLAH DATA 10
S log x 0.159516
Koefisien skewness (Cs) -1.031
Koefisien kurtosis (Ck) 1.453503
Tabel 1.7 Hasil Periode Tahunan Curah Hujan Metode Distribusi Log Normal

log normal
Periode Ulang T
KT Log Q Q
(Tahun)
5 0.84 2.392 246.345
10 1.28 2.462 289.555
25 1.64 2.519 330.489
50 2.05 2.585 384.201
200 2.58 2.669 466.769

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-12


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
3. Metode Distribusi Gumbel

Tabel 1.8 Analisis Metode Distribusi Gumbel

3. Metode distribusi Gumbel

Curah Hujan Harian


Tahun (R-Rata2)2 (R-Rata2)3 (R-Rata2)4
Maksimum (mm)

1 91 10013.00423 -1001951 100260254


2 174.9 261.307225 -4224.031 68281.466
3 104.5 7493.499225 -648674.8 56152531
4 200 79.834225 713.3188 6373.5035
5 153 1448.944225 -55154.06 2099439.4
6 244.5 2855.299225 152572.91 8152733.7
7 261 4890.904225 342045.39 23920944
8 247 3128.724225 175005.19 9788915.3
9 236 2019.154225 90730.695 4076983.8
10 198.75 59.059225 453.87014 3487.9921
Jumlah 32249.73025 -948482.7 204529943

JUMLAH DATA 10
JUMLAH NILAI DATA 1910.65
NILAI RATA-RATA 191.065
STANDAR DEVIASI 59.86
KOEFISIEN Yn (TABEL) 0.4952
KOEFISIEN Sn (TABEL) 0.9496
Koefisien skewness (Cs) 155710280.7
Koefisien kurtosis (Ck) 3.088362798

Tabel 1.9 Hasil Periode Tahunan Curah Hujan Metode Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel
n Yn Sn a 1/a b T Yt Q
10 0.4952 0.9497 0.01586517 63.031 159.8519659 5 1.49994 254.3949
10 0.4952 0.9497 0.01586517 63.031 159.8519659 10 2.25037 301.6954
10 0.4952 0.9497 0.01586517 63.031 159.8519659 25 3.198534 361.4593
10 0.4952 0.9497 0.01586517 63.031 159.8519659 50 3.90194 405.7958
10 0.4952 0.9497 0.01586517 63.031 159.8519659 100 4.60015 449.8048

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-13


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
4. Metode Distribusi Log Person III

Tabel 1.10 Analisis Metode Distribusi Log Person III

4. Metode distribusi log person III

Curah Hujan Harian


Tahun LOG X (Log x - log Xn) 2 (Log x - log Xn) 3
Maksimum (mm)

1 91 1.959 0.0891 -0.0266


2 174.9 2.243 0.0002 0.0000
3 104.5 2.019 0.0569 -0.0136
4 200 2.301 0.0019 0.0001
5 153 2.185 0.0053 -0.0004
6 244.5 2.388 0.0171 0.0022
7 261 2.417 0.0253 0.0040
8 247 2.393 0.0183 0.0025
9 236 2.373 0.0133 0.0015
10 198.75 2.298 0.0017 0.0001
Jumlah 22.576 0.2290 -0.0301

NILAI RATA-RATA Log x 2.258


JUMLAH DATA 10
S log x 0.159516
Koefisien skewness (Cs) 0.21233
Koefisien kurtosis (Ck) 3.006019
Tabel 1.11 Hasil Periode Tahunan Curah Hujan Metode Distribusi Log Person III

S Cs
Log Pearson iii
0.15952 0
Periode Ulang T
G Log G Q
(Tahun)
5 0.838465 2.391 246.206
10 1.287891 2.463 290.396
25 1.771029 2.540 346.783
50 2.085222 2.590 389.204
100 2.369592 2.636 432.055

Catatan:

Σ𝑥
 Hujan rata-rata =
𝑛

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-14


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Σ (X 2 )  X. X
 Standar deviasi (Sx) =
n 1
a. Metode Distribusi Normal
 Koefisien kemencengan (skewness) Cs
𝑛
Cs= x ∑(X-Xn)3
(𝑛−1)(𝑛−2)𝑥𝑆𝑥 3

 Koefisien kurtosis, Ck
𝑛2
Ck= x ∑(X-Xn)4
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3)𝑥𝑆𝑥 4

b. Metode Log Person III


 Koefisien kemencengan (skewness) Cs
𝑛.∑(log 𝑋−𝑙𝑜𝑔𝑋𝑛)3
Cs=
(𝑛−1)(𝑛−2)𝑥𝑆𝑥 3

 Koefisien kurtosis, Ck
Ck = 1.5 Cs + 3
c. Metode Log Person III
 Koefisien variasi, Cv
𝑆𝑥
Cv= log 𝑋𝑛
 Koefisien kemencengan (skewness) Cs
Cs= Cv3 + (3 x Cv)
 Koefisien kurtosis, Ck
Ck = Cv8 + (6 x (Cv6)) + (15 x (Cv4)+(16 x (Cv3)) + 3

Tabel 1.12 Parameter penentu jenis sebaran

Jenis Sebaran Syarat

Normal Cs = 0 Ck = 3

Log Normal Cs = 0,763 Ck = 3

Ck = 1,5 Cs + 3
Log Person III Cs ≠ 0
Ck = 3,873

Gumbel Cs < 1,1396 Ck < 5,4002

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-15


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Tabel 1.13 Penentuan jenis sebaran

DISTRIBUSI CS CK

NORMAL - 0,614145 3.160524

LOG NORMAL -1,031 1.453503

GUMBEL 15571028,7 3.088362

LOG PERSON III 0,21233 3.006019

Berdasarkan parameter penentu jenis sebaran diatas, maka metode yang


sesuai syarat adalah metode Log Person III.

Tabel 1.14 Penentuan intensitas curah hujan

Periode Ulang T Distribusi Distribusi Distribusi Distribusi Log


(Tahun) Normal Log Normal Gumbel Pearson iii
5 241.348 246.345 254.394935 246.206
10 267.687 289.555 301.695414 290.396
25 289.237 330.489 361.459298 346.783
50 313.779 384.201 405.795799 389.204
100 345.506 466.769 449.80479 432.055
Berdasarkan perhitungan di atas, maka Intensitas curah hujan yang digunakan
untuk ruas tersebut periode ulang tahun sebesar 246.206 mm/jam.

1.2.2 Menghitung Waktu Konsentrasi (Tc)


Rumus dalam menghitung waktu konsentrasi adalah sebagai berikut:

Tc = T1 + T2
2 𝑛𝑑 0.167
T1 = ( 3 𝑥 3.28 𝑥 𝑙𝑜 𝑥 )
√𝑖𝑠

𝐿
T2 = 60 𝑥 𝑉

Contoh perhitungan untuk saluran drainase di kemiringan yang sangat terjal.

Diketahui data yang dibutuhkan dalam perhitungan waktu konsentrasi sebagai


berikut:

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-16


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
 Berdasarkan tabel koefisien hambatan (nd) berdasarkan kondisi permukaan,
didapat:

Nd = lapisan semen dan aspal beton = 0.013

Nd = lapisan semen dan aspal beton = 0.013

 Berdasarkan Tabel kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis


material, didapatkan pasangan batu (v) = 1.5 m/dtk.
 Diketahui panjang saluran (L) adalah 4440 m
 Panjang I1Jalan = 14 m
 Panjang I2Bahu =2m
 Panjang I3Tebing = 20 m

Penyelesaian:
2 𝑛𝑑 0.167
1. Menghitung T1jalan = ( 3 𝑥 3.28 𝑥 𝑙𝑜 𝑥 )
√𝑖𝑠
2 0.013 0.167
= ( 3 𝑥 3.28 𝑥14 𝑥 )
√0.02

= 1.189
2 𝑛𝑑 0.167
2. Menghitung T2Bahu = ( 3 𝑥 3.28 𝑥 𝑙𝑜 𝑥 )
√𝑖𝑠

2 0.013 0.167
= ( 3 𝑥 3.28 𝑥 2 𝑥 )
√0.04

= 0.811
2 𝑛𝑑 0.167
3. Menghitung T3Tebing = ( 3 𝑥 3.28 𝑥 𝑙𝑜 𝑥 )
√𝑖𝑠

2 0.013 0.167
= ( 3 𝑥 3.28 𝑥 20 𝑥 √0.06
)

= 1.867

∑T = T1 + T2 = 1,189+1,867 = 1,999
𝐿
4. Menghitung T2 = 60 𝑥 𝑉
444𝑜
= 60 𝑥 1.5

= 49,33

Tc = T1 + T2 = 2 + 49,33 = 51.33 menit

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-17


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
 Jadi, waktu konsentrasi adalah 51,33 menit

1.2.3 Menghitung Intensitas Hujan


Dalam perhitungan intensitas hujan, penyusun menghitung salah satu
perhitungan Dengan periode ulang 5 tahun, maka didapatkan Intensitas Hujan yang
terpakai dari metode Log Person III sebesar 246,206 mm/jam.

Metode Mononobe Periode Ulang 5


Intensitas Hujan (mm/jam)

Tahun
300
250
200
150
100

61 50
0
0 20 40 60 80 100 120
51,33
Durasi Hujan (menit)
3

Gambar 1.3 Grafik Metode Mononobe

Dengan menggunakan Tc perhitungan, maka didapat Intensitas dengan


waktu konsentrasi terhitung sebesar 5,3 mm/jam.

𝑅24 24 246,206 24
I= 𝑥(𝑇𝑐)2/3 = 𝑥((51,33/61))2/3 = 94,49 mm/jam
24 24

1.2.4 Menghitung Debit Rencana


Dalam menghitung debit rencana ada beberapa tahapan perhitungan yaitu
sebagai berikut:

1. Menghitung luas daerah pengaliran

L1= Lebar Badan Jalan A1 = 14 x 4440 = 62160 m2

L2= Lebar Bahu Jalan A2 = 2 x 4440 = 8880 m2

L3= Leba Sisi Luar Jalan A3 = 20 x 4440 = 88800 m2

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-18


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
∑A = 159840 m2

2. Menentukan koefisien C

Tentukan besarnya koefisien C dapat dilihat dari tabel 2.29 harga koefisien
pengaliran (C) dan harga faktor limpasan (fk).

Badan Jalan C1 = 0.9 (Jalan Aspal)

Bahu jalan C2 = 0.85 (batuan massif kasar)

Pemukiman C3 = 0.80 (pegunungan)

Faktor limpasan fk = 0.3 (pegunungan)

Koefisien pengaliran rata-rata:


𝐶1𝐴1+𝐶2𝐴2+𝐶3𝐴3𝑓𝑘 0.9 𝑥 62160 +0.85 𝑥 8880 +0.80𝑥 88800 𝑥 0.3
C= = = 0,531
𝐴1+𝐴2+𝐴3 62160+8880+88800

3. Menghitung Debit Rencana (Q)


1 1
Q = 3.6 x C.I.A = x 0,531 x 94491,56 x 0,15984 = 2.2299 m3/detik
3.6

1.2.5 Menentukan Dimensi Saluran


Dalam Penentuan dimensi saluran ada beberapa tahap dalam menentukan
bahan saluran yang akan digunakan, diantaranya:

 Saluran direncanakan dibuat dari pasangan batu dengan kecepatan aliran


diizinkan 1.5 m/detik (kecepatan aliran yang diizinkan berdasarkan jenis
material).
 Bentuk penampang: Trapesium
 Kemiringan saluran memanjang yang diizinkan berdasarkan tabel 2.38
adalah %
 Angka kekasaran permukaan manning (kekasaran manning) n = 0.03
kategori pasangan batu baik dengan penyelesaian.

Perhitungan Dimensi Saluran:

Bahan Pasangan Batu


Vijin 1.5 m/dtk

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-19


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
kategori Pas. batu baik dengan
n 0.03 penyelesaian
Vsal < Vijin < 1.5 m/dtk
(LDD kelandaian yang paling
is 0.02235 besar)
h 0.9 m Asumsi
W 0.67 m

1
V = 𝑛 x R2/3 x is ½
𝐴
R=𝑃

A = (b+zy) y

P = b+2y√1 + 𝑧 2
1 (b+zy)y
V = 𝑛 x (b+2y√1+𝑧 2 )2/3 x is ½

Dengan mencoba melakukan perhitungan dengan rumus (v) diatas, dalam


menentukan kemiringan saluran, maka didapatkan kemiringan saluran yang
digunakan adalah sebesar 0.02235. Dari persamaan rumus didapatkan:

Asumsi awal h = 0.9

Tabel 1.15 Perhitungan trial and error dengan asumsi nilai h

No Qren Qsal B H R i n V Z F P
1 2.2299 2.834771 0.3 0.9 0.382266 0.02235 0.03 2.624788 0.9 1.08 2.825261
2 2.2299 2.683424 0.25 0.9 0.375273 0.02235 0.03 2.59268 0.9 1.035 2.757993
3 2.2299 3.294555 0.45 0.9 0.401379 0.02235 0.03 2.711568 0.9 1.215 3.027065
4 2.2299 2.384082 0.15 0.9 0.360212 0.02235 0.03 2.522838 0.9 0.945 2.623457
5 2.2299 2.236281 0.1 0.9 0.352087 0.02235 0.03 2.484757 0.9 0.9 2.556189
6 2.2299 2.089875 0.05 0.9 0.343522 0.02235 0.03 2.444299 0.9 0.855 2.48892

Dengan rumus trial and error ataupun rumus pendekatan, maka didapatkan
nilai b sebesar 0.45 m.
1
V = 0.030 x 0.4013792/3 x 0.022351/2 = 2,71156

= 2,71156 m/dtk > Vijin (1.5 m/dtk)  digunakan pematah arus,


agar tidak terjadi gerusan pada tanah.

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-20


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
Berdasarkan Pd T 02-2006 B hubungan saluran kemiringan (is) dan jarak
pematah arus (ip) dengan menggunakan cara interpolasi sebagai berikut :
10−9,667
Ip = 6 - × (6 − 7) didapatkan jarak pematah arus adalah 6.333 m.
10−9

 Jadi setiap 6.333 m di sepanjang saluran tersebut menggunakan pematah arus.


Q=AxV
= ((0.45+0.9) x0.9x 2,711568)
= 3,294555 m3/dtk > 2,2299 Qrencana (m3/dtk)
 Jadi, Qsaluran > Qrencana, maka Qsaluran dapat menampung kapasitas dari
Qrencana.

Hasil rekapan perhitungan saluran dimensi untuk ruas jalan antar kota:

Tabel 1.16 Rekapan perhitungan dimensi saluran

No Qren Qsal B H R i n V Z F P
1 2.2299 2.834771 0.3 0.9 0.382266 0.02235 0.03 2.624788 0.9 1.08 2.825261
2 2.2299 2.683424 0.25 0.9 0.375273 0.02235 0.03 2.59268 0.9 1.035 2.757993
3 2.2299 3.294555 0.45 0.9 0.401379 0.02235 0.03 2.711568 0.9 1.215 3.027065
4 2.2299 2.384082 0.15 0.9 0.360212 0.02235 0.03 2.522838 0.9 0.945 2.623457
5 2.2299 2.236281 0.1 0.9 0.352087 0.02235 0.03 2.484757 0.9 0.9 2.556189
6 2.2299 2.089875 0.05 0.9 0.343522 0.02235 0.03 2.444299 0.9 0.855 2.48892
Jadi untuk dimensi saluran digunakan satu jenis ukuran agar dalam pelaksanaan
lebih mudah dan ekonomis. (b = 0.45 h = 0.9).

Gambar 1.4 Potongan melintang drainase

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-21


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
2. BAB V KESIMPULAN

2.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan perhitungan Peningkatan Ruas Jalan Antar Kota
dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1. Alinyemen horizontal
Alinemen horisontal sepanjang ± 3 km, didapatkan:
Kemiringan Medan : Pegunungan

Kecepatan Rencana (Vr) : 50 km/jam

Radius Tikungan Minimum (Rmin) : 50 m

Jenis tikungan yang digunakan: FC (full circle) SCS (Spiral-Circle-Spiral)

2. Alinyemen vertikal

Jarak Pandang Henti hitungan : 40 m

Kelandaian Maksimum : 10 %

3. Perkerasan Jalan
Dalam perancangan jalan arteri antar kota, digunakan perancangan jalan
lentur AASHTO 93, setelah perhitungan dan CBR yang digunakan sebesar
4.15% didapatkan tebal perkerasan denga tiga lapisan sebagai berikut:
D1 = 4 cm
D2 = 6 cm
D3 = 8 cm

4. Perencanaan Drainase

Menggunakan drainase bahan pasangan batu dengan ukuran terbesar yang


digunakan yaitu b=0.45 m h=0.9 m.

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page 2-1


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
DAFTAR PUSTAKA

Marga, D. J. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia.


MARGA, D. P. (1997). TATA CARA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
ANTAR KOTA. JAKARTA.
Marga, K. P. (2013). Manual Desain Perkerasan Jalan 02/BM/M/2013.
MSCE, I. H. (2010). Konstruksi Jalan Raya.
Umum, D. P. (2006). Perencanaan Sistem Drainase Pd. T-02-2006-B.
WILAYAH, D. P. (2003). Perencanaan Perkerasan dan Prasarana Wilayah.

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page xiii


IRVAN DWI PUTRA 2411141029
LAMPIRAN

M ARIF MAKMUR S 2411141018 Page xiv


IRVAN DWI PUTRA 2411141029

You might also like