You are on page 1of 14

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR KIMIA SISWA

Fitria Kusuma Wardani1, Burhanudin Milama, M.Pd2, Luki Yunita, M.Pd3


Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta
fitriakusuma57@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between study habit with chemistry learning
achievement. The method used is correlation method. The subjects of this study were high
school students class X and XI who from SMAN 105 Jakarta, SMAN 64 Jakarta, SMA PKP
Jakarta, and SMA Bina Dharma Jakarta. Sample were taken by purposive sampling
technique and total students were 650 students with 329 male students and 321 female
students or 340 government school students and 310 private school students. The instruments
used were questionnaire adapted by Study Habits Inventory by Bakare and learning
achievement were taken from the mid score. Correlation technique used is rank spearman.
The results showed that: 1) correlation coefficient value was obtained for 0,244 which means
there is a significant relationship between the study habit with chemistry learning
achievement with categorized as low relationships, 2) male students have relation of study
habit with chemistry learning achievement higher than female students, with correlation
coefficient value of male students is 0,264 and female students is 0,223, and 3) private school
students have relation of study habit with chemistry learning achievement higher than
government school students, with correlation coefficient value of government school students
is 0,253 and private school students is 0,263.
Keywords: Study habit, Chemistry learning achievement, Student gender, Type schools

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
kimia siswa. Metode yang digunakan adalah korelasional. Subjek penelitian yaitu siswa SMA
kelas X dan XI di SMAN 105 Jakarta, SMAN 64 Jakarta, SMA PKP Jakarta, dan SMA Bina
Dharma Jakarta. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan jumlah sampel yaitu
650 siswa, terdiri dari 329 siswa laki-laki dan 321 siswa perempuan atau 340 siswa di sekolah
negeri dan 310 siswa di sekolah swasta. Instrumen yang digunakan yaitu angket kebiasaan
belajar diadaptasi dari Study Habits Inventory by Bakare serta prestasi belajar kimia siswa
diambil dari nilai ulangan tengah semester. Teknik korelasi berupa rank spearman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) nilai koefisien korelasi siswa sebesar 0,244 yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar kimia
siswa dengan kategori hubungan yang rendah, 2) siswa laki-laki memiliki hubungan
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar kimia yang lebih besar dibandingkan siswa
perempuan, dengan nilai koefisien korelasi siswa laki-laki sebesar 0,264 dan siswa
perempuan sebesar 0,223, dan 3) siswa di sekolah swasta memiliki hubungan kebiasaan
belajar dengan prestasi belajar kimia yang lebih besar dibandingkan siswa di sekolah negeri,
dengan nilai koefisien korelasi siswa di sekolah negeri sebesar 0,253 dan siswa di sekolah
swasta sebesar 0,263.
Kata Kunci: Kebiasaan belajar, Prestasi belajar kimia, Jenis kelamin siswa, Tipe sekola
h PENDAHULUAN

Prestasi belajar merupakan tujuan


pendidikan. Menurut Siahi dan Maiyo
(2015) hal utama dari upaya pendidikan
adalah untuk melihat tercapainya prestasi
pelajar. Seperti yang dikemukakan Chawla
(2016) prestasi mengacu pada derajat atau
tingkat keberhasilan yang dicapai dalam
belajar. Keberhasilan tersebut diukur dari
nilai siswa yang diberikan guru pada saat
evaluasi dilaksanakan.
Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar menurut Sudjana (2011, hlm. 39)
yaitu motivasi belajar, minat, perhatian,
sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Kebiasaan belajar yaitu cara atau kegiatan
siswa yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan selama proses belajar
(Nurmalia dan Yusuf, 2016).
Peneliti mengambil kebiasaan belajar
sebagai variabel dalam penelitian karena
dari Gudaganavar dan Halayannavar
(2014) muncul anggapan bahwa siswa
yang giat belajar dapat gagal dalam
berprestasi. Sedangkan yang lainnya
kurang giat belajar tetapi mencapai
prestasi yang lebih. Padahal keberhasilan
setiap siswa pasti tergantung pada
kemampuan, kecerdasan dan usaha siswa.
Usaha siswa dapat tercermin dalam bentuk
kebiasaan belajar yang dimiliki. Lawrence
(2014) menambahkan bahwa kebiasaan
belajar dapat membuat perbedaan besar
dalam penetapan tujuan dan kehidupan
seseorang. Keberhasilan individu
tergantung pada kebiasaan belajarnya
Menurut Verma (2016) kebiasaan
belajar yang buruk seperti membolos,
tidak mengerjakan tugas yang diberikan
dan lain-lain menunjukkan bahwa siswa
bermasalah dalam belajar.
Ketidakmengertian siswa pada arti belajar
dapat menyebabkan kebiasaan belajar
buruk yang berdampak pada keberhasilan perbedaan pola pikir dan sikap antara laki-
belajar siswa (Dimyati dan Mudjiono, laki maupun perempuan. Hal ini
2002, hlm. 246). Oleh karena itu, peran mengindikasikan adanya perbedaan
guru menjadi sangat penting dalam kebiasaan belajar diantara keduanya.
membina kebiasaan belajar siswa untuk Berdasarkan penelitian Osa-Edoh dan
menunjang prestasinya. Alutu (2012) terdapat perbedaan yang
Tidak hanya guru, peran orang tua signifikan pada kebiasaan belajar siswa
sangat berpengaruh dalam pembentukan laki-laki ataupun perempuan. Pada
kebiasaan belajar yang baik. Menurut penelitian Ossai (2012) kebiasaan belajar
Sherafat dan Murthy (2016) orang tua siswa perempuan lebih baik daripada laki-
bertanggung jawab dalam memahami laki. Sementara penelitian Gudaganavar
pentingnya kebiasaan belajar dan dan Halayannavar (2014) kebiasaan
memantau anak-anak mereka dalam belajar hanya berpengaruh positif terhadap
belajar. Namun peran orang tua dalam hasil belajar pada siswa perempuan, tetapi
pembentukan kebiasaan belajar kurang tidak pada siswa laki-laki.
maksimal. Hal ini senada dengan Sinaga Selain itu, penelitian ini juga meneliti
(2018) yang menyatakan bahwa orang tua hubungan kebiasaan belajar dengan
seringkali tidak maksimal menjalankan prestasi belajar berdasarkan tipe sekolah.
perannya dalam membentuk dan Hal ini didasari penelitian Singh dan
menunjang belajar siswa, sehingga Mahipal (2015) adanya hubungan antara
mempengaruhi kebiasaan belajarnya. prestasi belajar dan kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar tidak dapat dianggap siswa yang bersekolah di sekolah swasta
remeh oleh siswa. Menurut Sherafat dan maupun di sekolah negeri. Sedangkan
Murthy (2016) adanya sinergi antara pada penelitian Kalaivani dan Babu (2011)
sekolah, orang tua dan siswa diharapkan tidak terdapat perbedaan antara siswa di
menghasilkan sesuatu yang ideal berupa sekolah negeri dan swasta terhadap
prestasi akademik yang baik. kebiasaan belajarnya.
Pentingnya kebiasaan belajar untuk Prestasi belajar yang diteliti yaitu
meningkatkan prestasi dibuktikan para ahli kimia. Kimia merupakan mata pelajaran
dengan melakukan riset tentang hubungan yang dianggap sulit oleh sebagian siswa.
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Sejalan dengan Ristiyani dan Bahriah
Hasil penelitian Kalaivani dan Babu (2016) yang menyatakan bahwa materi
(2011) menemukan bahwa terdapat kimia berisi konsep abstrak, akibatnya
hubungan yang signifikan antara kebiasaan siswa sulit memahaminya. Hal ini
belajar dan prestasi kimia. Sejalan dengan mengakibatkan kurangnya minat siswa
penelitian Chawla (2016) yaitu adanya terhadap mata pelajaran kimia. Sejalan
hubungan positif antara prestasi kimia dan dengan Sunyono, Suyanto dan Suyadi
kebiasaan belajar. (2009) dalam proses pembelajaran kimia
Pada penelitian ini, diteliti hubungan di beberapa sekolah terlihat kurang
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar menarik, suasana kelas cenderung pasif.
pada siswa laki-laki dan perempuan. Salah Akibatnya siswa kurang memiliki minat
satu topik penelitian dalam dunia pada pelajaran kimia. Kurangnya minat
pendidikan adalah permasalahan gender. siswa terhadap kimia menyebabkan
Permasalahan gender mengakibatkan kebiasaan belajar siswa kurang baik dan
berdampak pada prestasi belajar kimia berupa uji normalitas dengan teknik
yang belum maksimal. Sejalan dengan kolmogorov smirnov. Data yang tidak
Stoneberg (2017) bahwa prestasi belajar berdistribusi normal dianalisis dengan
kimia siswa SMA cenderung menurun dari statistik nonparametris. Statistik
tahun 2015 ke tahun 2016. nonparametris dalam uji korelasi dapat
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berupa korelasi spearman rank.
tertarik untuk melalukan penelitian dengan
judul “Hubungan antara Kebiasaan Belajar HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa”. Hasil kebiasaan belajar siswa secara
METODOLOGI PENELITIAN umum dianalisis dengan tujuan
Metode penelitian yang digunakan mengetahui kebiasaan belajar siswa pada
yaitu metode korelasional yang bertujuan sampel yang diteliti. Secara rinci dapat
untuk mencari kontribusi antara satu dilihat pada Tabel 1 berikut.
variabel dengan variabel lain yaitu Tabel 1. Kebiasaan Belajar Kimia
kebiasaan belajar (variabel bebas) dengan Secara Umum
prestasi belajar kimia siswa (variabel Data Hasil
terikat). Analisis data menggunakan Jumlah Siswa 650
analisis kuantitatif. Nilai Tertinggi 137
Penelitian dilakukan di empat Nilai Terendah 61
sekolah, terdiri dari dua sekolah negeri dan Mean 102,96
SD 12,320
dua sekolah swasta yaitu SMA Negeri 105
Jakarta, SMA Negeri 64 Jakarta, SMA
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
PKP Jakarta, dan SMA Bina Dharma
kebiasaan belajar kimia pada siswa secara
Jakarta. Waktu penelitian pada bulan
keseluruhan memiliki nilai rata-rata
Agustus hingga September di kelas X dan
sebesar 102,96 termasuk kategori baik.
XI jurusan IPA semester ganjil tahun
Indikator kebiasaan belajar dianalisis
pelajaran 2017/2018.
untuk mengetahui aspek kebiasaan belajar
Teknik pengumpulan data berupa
terkuat dan terlemah yang dimiliki siswa.
angket kebiasaan belajar kimia dan data
Gambaran indikator kebiasaan belajar
dokumentasi berupa nilai Ujian Tengah
siswa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Semester (UTS) kimia. Angket diadopsi
Tabel 2. Indikator Kebiasaan Belajar
dari Study Habits Inventory developed by
Kimia Secara Umum
Bakare. Angket berisi 36 pertanyaan dan
Indikator Hasil
disusun dengan skala likert berisi 4 Homework and assignments 12,94%
alternatif jawaban, yaitu selalu, sering, Time allocation 12,18%
kadang-kadang, dan tidak pernah. Reading and note taking 12,03%
Teknik analisis data meliputi Study Period Procedures 12,55%
deskripsi data, uji prasyarat dan uji Concentration 13,19%
hipotesis dengan menggunakan SPSS versi Written work 13,06%
22.0. Data yang diperoleh disajikan dalam Examination 12,20%
bentuk deskripsi data dari masing-masing Teacher consultation 11,85%
variabel, selanjutnya diklasifikasi untuk
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
mengetahui tingkat kategori
indikator concentration memiliki nilai
kecenderungan variabel. Uji prasyarat
tertinggi dibandingkan indikator lainnya. Laki-laki Perempuan
Hal ini menunjukkan bahwa concentration Jumlah Siswa 329 321
sebagai indikator terkuat dalam kebiasaan Nilai Tertinggi 137 137
belajar siswa. Adapun indikator teacher Nilai Terendah 61 71
consultation sebagai indikator kebiasaan Mean 102,64 103,28
SD 13,319 11,215
belajar terlemah dalam penelitian. Menurut
Ola dan Morakinyo (2009), concentration
Pada Tabel 3 diketahui bahwa
adalah kebiasaan siswa dalam menghindari
kebiasaan belajar kimia pada siswa laki-
gangguan saat belajar, sedangkan teacher
laki lebih rendah daripada perempuan.
consultation adalah aspek yang menilai
Sejalan dengan Ossai (2012) yaitu
kebiasaan siswa dalam berinteraksi dengan
kebiasaan belajar siswa perempuan lebih
guru mengenai pembelajaran yang efektif.
baik daripada laki-laki, siswa perempuan
Concentration sebagai indikator terkuat
lebih baik dalam penjadwalan, konsentrasi,
dalam kebiasaan belajar siswa dapat
mendengarkan, mencatat dan membaca.
disebabkan karena siswa termotivasi dan
Pada Tabel 3 kebiasaan belajar kimia
memiliki kesadaran untuk bersungguh-
pada siswa laki-laki dan perempuan
sungguh dalam belajar. Menurut Aziz dan
dikategorikan baik. Hal ini dikarenakan
Jenne (2017), motivasi merupakan salah
masing-masing individu baik itu siswa
satu variabel kunci dalam proses belajar
laki-laki maupun perempuan memiliki
siswa. Ketika siswa memiliki motivasi
kelebihan dan kekurangan terkait aspek
yang tinggi dalam belajar, maka siswa
kebiasaan belajar yang dimiliki. Seperti
akan tekun belajar dan memusatkan
penelitian Sahni (2016) menunjukkan
perhatiannya saat belajar. Sementara itu,
bahwa siswa perempuan cenderung lebih
teacher consultation sebagai indikator
baik dalam hal konsentrasi, recording
kebiasaan belajar terlemah dalam
(rekaman) dan drilling (latihan). Adapun
penelitian dapat disebabkan karena tidak
siswa laki-laki lebih baik dalam
adanya hubungan yang baik antara siswa
comprehension (pemahaman), task
dengan guru. Hubungan antara guru
orientation (penugasan) dan supports
dengan siswa diharapkan mampu
(dukungan).
mengatasi berbagai masalah dalam belajar
Dalam penelitian ini, terdapat satu
dan dapat meningkatkan prestasi
siswa laki-laki yang dikategorikan
belajarnya. Menurut Ill (2010), prestasi
memiliki kebiasaan belajar kimia kurang
belajar siswa dapat disebabkan adanya
baik atau buruk. Menurut Verma (2016)
hubungan yang baik antara siswa dengan
kebiasaan belajar yang buruk dapat
guru. Siswa dapat meminta saran kepada
dipengaruhi oleh campur tangan dari luar
guru mengenai kebiasaan belajar yang baik
seperti lingkungan, pendidik maupun
dan dapat berkonsultasi mengenai materi
sarana prasarana yang dimiliki. Oleh
yang belum dipahami.
karena itu dibutuhkan upaya dari berbagai
Sementara itu, kebiasaan belajar
pihak untuk dapat meningkatkan kebiasaan
berdasarkan gender dapat dilihat pada
belajar siswa. Seperti yang dinyatakan
Tabel 3 berikut.
Chawla (2016) bahwa dibutuhkan peran
Tabel 3. Kebiasaan Belajar Kimia
guru dan orang tua untuk mengadopsi
Berdasarkan Gender
metode baru dan inovatif pengajaran
Data Gender
dimana kebiasaan belajar dapat meminta bantuan dan penjelasan dari guru
dikembangkan dengan memfasilitasi terkait materi-materi yang belum dipahami
prestasi belajar siswa. siswa. Padahal peran guru sangat penting
Indikator kebiasaan belajar dianalisis dalam meningkatkan kebiasaan belajar
untuk mengetahui aspek kebiasaan belajar siswa. Seperti yang dinyatakan oleh Razia
terkuat dan terlemah yang dimiliki siswa (2015) juga menambahkan bahwa guru
laki-laki dan perempuan. Gambaran lebih memainkan peran penting dalam
jelas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. mengidentifikasi siswa yang kurang dalam
Tabel 4. Indikator Kebiasaan Belajar belajar dan memotivasi mereka untuk
Kimia Berdasarkan Gender mengadopsi kebiasaan belajar yang baik.
Laki- Adapun kebiasaan belajar kimia
Indikator Perempuan
laki berdasarkan tipe sekolah dapat dilihat pada
Homework and Tabel 5 berikut.
12,87% 13%
assignments Tabel 5. Kebiasaan Belajar Kimia
Time allocation 12,25% 12,12% Berdasarkan Tipe Sekolah
Reading and Tipe Sekolah
12,10% 11,96%
note taking Data Sekolah Sekolah
Study Period Negeri Swasta
12,59% 12,50%
Procedures Jumlah Siswa 340 310
Concentration 13,15% 13,25% Nilai Tertinggi 129 137
Written work 12,88% 13,22% Nilai Terendah 61 68
Examination 12,46% 12,14% Mean 103,01 102,90
Teacher SD 12,191 12,479
11,70% 11,81%
consultation
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa kebiasaan belajar kimia pada siswa di
indikator concentration memiliki nilai sekolah negeri lebih baik daripada swasta.
tertinggi dibandingkan indikator lainnya, Sejalan dengan penelitian Lawrence
baik untuk siswa laki-laki maupun (2014) yang menyatakan bahwa siswa di
perempuan. Namun, konsentrasi siswa sekolah negeri memiliki tingkat kebiasaan
perempuan lebih baik dibandingkan laki- belajar yang paling tinggi dibandingkan
laki. Hal ini sejalan dengan penelitian dengan siswa di sekolah lain. Hal ini dapat
Sahni (2016) yang menyatakan bahwa disebabkan adanya perbedaan karakteristik
siswa perempuan relatif lebih mudah guru sekolah negeri dengan swasta.
berkonsentrasi dalam jangka waktu yang Menurut Sherafat dan Murthy (2016) guru
lama sehingga dapat berlatih secara terus memiliki peran dalam membimbing siswa
menerus dan mampu mempersiapkan untuk memahami dan mengembangkan
catatan yang baik. Sementara itu, indikator kebiasaan belajar yang diinginkan.
teacher consultation sebagai indikator Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
terlemah pada siswa laki-laki dan nilai rata-rata kebiasaan belajar siswa di
perempuan, tetapi indikator teacher sekolah negeri dan swasta dikategorikan
consultation pada perempuan lebih baik baik. Menurut Ningtyas, Kuswana, dan
dibandingkan laki-laki. Lemahnya Permana (2015), siswa dengan kebiasaan
indikator teacher consultation dapat belajar yang baik akan bertanggung jawab
disebabkan siswa masih ragu-ragu untuk
dalam mengerjakan tugasnya untuk memahami dan mengembangkan
mencapai prestasi belajar. Menurut Thakor kebiasaan belajar yang diinginkan.
(2015), kebiasaan belajar berkontribusi Prestasi belajar kimia siswa secara
penting bagi prestasi belajar siswa. umum disajikan pada Tabel 7 berikut.
Gambaran lebih jelas mengenai
indikator kebiasaan belajar yang dimiliki Tabel 7. Prestasi Belajar Kimia Siswa
siswa di sekolah negeri dan swasta dapat Secara Umum
dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Indikator Kebiasaan Belajar Data Hasil
Jumlah Siswa 650
Kimia Berdasarkan Tipe Sekolah
Nilai Tertinggi 96
Sekolah Sekolah Nilai Terendah 10
Indikator Mean 62,20
Negeri Swasta
SD 18,076
Homework and
12,45% 13%
assignments
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa
Time allocation 12,12% 12,25%
Reading and note prestasi belajar kimia pada siswa secara
12,11% 12,20% keseluruhan memiliki nilai rata-rata
taking
Study Period sebesar 62,20 termasuk kategori baik.
12,56% 12,54% Prestasi belajar kimia berdasarkan
Procedures
Concentration 13,38% 13,33% gender disajikan pada Tabel 8 berikut.
Written work 13,06% 12,71% Tabel 8. Prestasi Belajar Kimia
Examination 12,36% 12,03% Berdasarkan Gender
Teacher Gender
11,96% 11,94% Data
consultation Laki-laki Perempuan
Jumlah Siswa 329 321
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa Nilai Tertinggi 92 96
concentration sebagai indikator terkuat Nilai Terendah 10 16
dalam kebiasaan belajar siswa. Namun, Mean 60,95 63,49
nilai concentration pada siswa di sekolah SD 17,932 18,159
negeri lebih besar daripada sekolah swasta.
Adapun indikator teacher consultation Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa
sebagai indikator terlemah pada siswa di prestasi belajar kimia pada siswa
sekolah negeri dan swasta. Indikator perempuan lebih besar daripada laki-laki,
teacher consultation pada siswa di sekolah senada dengan kebiasaan belajarnya.
negeri lebih besar dibandingkan siswa di Menurut Ossai (2012) kebiasaan belajar
sekolah swasta. Hal ini dapat disebabkan sebagai variabel yang bertanggung jawab
karena adanya perbedaaan karakteristik untuk prestasi belajar. Oleh karena itu,
pada sekolah negeri maupun swasta, perbedaan prestasi belajar kimia pada
misalnya dalam kriteria guru di sekolah. siswa laki-laki dan perempuan dapat
Guru di sekolah negeri terbilang cukup disebabkan perbedaan aspek-aspek
berpengalaman dibandingkan dengan guru kebiasaan belajar yang dimiliki siswa.
di sekolah swasta. Pada penelitian Sherafat Salah satu aspek kebiasaan belajar
dan Murthy (2016), guru memiliki peran yang mempengaruhi prestasi adalah
dalam membimbing siswa untuk membaca. Menurut Ameyaw dan Anto
(2017) membaca berperan penting dalam di sekolah negeri dan swasta terkait
semua tingkat akademik. Rendahnya prestasi biologi dan kimia.
frekuensi membaca pada siswa laki-laki Selanjutnya hubungan kebiasan
dapat menjadi salah satu penyebab prestasi belajar dengan prestasi belajar kimia siswa
belajar kimia pada siswa laki-laki lebih disajikan pada Tabel 10 berikut.
kecil daripada perempuan. Menurut Lana, Tabel 10. Uji Korelasi X dan Y pada
dkk (2014) bahwa siswa perempuan Siswa Secara Umum
menghabiskan lebih banyak waktu untuk Data Hasil
membaca dibandingkan siswa laki-laki. Jumlah Sampel (N) 650
Pada Tabel 8 prestasi belajar kimia α 0,01
siswa laki-laki dan perempuan Sig. (1-tailed) 0,000
dikategorikan baik dan tidak terlampau Correlation
0,244
berbeda. Sejalan dengan Kalaivani dan Coefficient
Terdapat
Babu (2011), tidak terdapat perbedaan
Kesimpulan hubungan
signifikan pada siswa laki-laki dan
antara X dan Y
perempuan terhadap prestasi kimia.
Berdasarkan Tabel 10 diketahui nilai
Prestasi belajar kimia berdasarkan
Sig.1-tailed sebesar 0,000 lebih kecil dari
tipe sekolah dapat dilihat pada Tabel 9.
alpha, sehingga H0 ditolak yang
Tabel 9. Prestasi Belajar Kimia
menunjukkan terdapat hubungan yang
Berdasarkan Tipe Sekolah
signifikan antara variabel kebiasaan
Tipe Sekolah
belajar dan prestasi belajar kimia pada
Data Sekolah Sekolah
siswa secara umum. Sejalan dengan
Negeri Swasta
penelitian Kalaivani & Babu (2011) yang
Jumlah Siswa 340 310
Nilai Tertinggi 96 96 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Nilai Terendah 16 10 yang signifikan antara kebiasaan belajar
Mean 66,75 57,22 dan prestasi kimia. Kebiasaan belajar
SD 15,771 19,123 berperan penting bagi keberhasilan belajar
siswa. Penelitian sejenis yang dilakukan
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa Siahi dan Maiyo (2015) mengemukakan
prestasi belajar kimia pada siswa di bahwa kebiasaan belajar dibutuhkan untuk
sekolah negeri lebih baik daripada swasta. meningkatkan prestasi. Hal ini karena
Berbeda dengan hasil penelitian ini, siswa dengan kebiasaan belajar yang baik
penelitian Dixit dan Garg (2017) yang akan tekun dan rajin belajar, sehingga
dilaksanakan di India menunjukkan bahwa siswa lebih mudah untuk memahami
siswa sekolah swasta memiliki prestasi pelajaran dan meningkatkan prestasinya.
akademik yang lebih tinggi daripada siswa Penelitian Rosyida, Utaya dan
sekolah negeri. Budijanto (2016) menyatakan bahwa
Pada Tabel 9 nilai rata-rata prestasi kebiasaan belajar yang baik seperti
belajar kimia siswa sekolah negeri dan pembuatan jadwal belajar yang
swasta dikategorikan baik dan selisihnya dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan
tidak terlampau berbeda. Sejalan dengan dapat membawa pengaruh positif bagi
penelitian Olasehinde dan Olatoye (2014) siswa. Siswa akan lebih optimal dalam
yaitu tidak terdapat perbedaan, baik siswa mengulangi bahan pelajaran, sehingga
siswa dapat memahami dan menguasai α 0,01 0,01
pelajaran yang diajarkan. Penguasaan Sig. (1-
0,000 0,000
bahan pelajaran yang baik akan tailed)
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal Correlatio
ini diperkuat dengan Achyanadia (2013) n 0,264 0,223
yang menyatakan bahwa kebiasaan belajar Coefficient
erat kaitannya dengan cara belajar yang Terdapat Terdapat
efektif dan disiplin waktu dalam Kesimpul- hubungan hubungan
menyelesaikan tugas, sehingga siswa yang an antara X antara X
memiliki kebiasaan belajar yang baik dan Y dan Y
dapat menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu dan lebih mudah memahami materi Berdasarkan tabel diketahui bahwa
pelajaran yang dipelajari. kebiasaan belajar dan prestasi belajar
Menurut penelitian yang dilakukan kimia pada siswa laki-laki dan perempuan
Sherafat dan Murthy (2016) kebiasaan memiliki hubungan yang signifikan antara
belajar mempengaruhi prestasi akademik kedua variabel yaitu kebiasaan belajar dan
siswa. Hal ini menyiratkan bahwa sekolah prestasi belajar kimia siswa Sejalan
dan orang tua harus memperhatikan dengan penelitian Singh dan Mahipal
kebiasaan belajar siswa demi tercapainya (2015) yang menyatakan bahwa ada
keberhasilan belajar. Menurut penelitian hubungan yang signifikan antara prestasi
Rosyadi (2016) siswa yang memiliki belajar dan kebiasaan belajar pada siswa
kebiasaan belajar yang baik pada laki-laki dan perempuan. Menurut
umumnya dibesarkan oleh keluarga penelitian Ehiozuwa dan Anaso (2013)
dengan kebiasaan belajar yang baik pula. yaitu siswa yang memiliki kebiasaan
Kebiasaan belajar yang baik juga dapat belajar yang baik maka prestasi
tumbuh pada lingkungan sekolah kondusif. akademiknya juga baik, begitupun dengan
Menurut penelitian Hidayati (2016) orang siswa yang memiliki kebiasaan belajar
tua dan guru berperan dalam pembentukan yang buruk maka prestasi akademiknya
kebiasaan belajar. Namun faktor juga buruk. Dari hasil penelitian ini
pendorong pembentukan kebiasaan belajar membuktikan bahwa kebiasaan belajar
yang baik tidak hanya berasal dari faktor memiliki peran yang cukup penting dalam
luar saja, tetapi juga harus diupayakan dari prestasi belajar siswa. Sesuai dengan
dalam diri siswa sendiri. Siswa seharusnya penelitian Gudaganavar dan Halayannavar
memiliki kesadaran untuk memperbaiki (2014) bahwa kebiasaan belajar
kebiasaan belajarnya yang kurang baik. memainkan peran penting dalam
Hubungan kebiasaan belajar dan kehidupan siswa. Keberhasilan atau
prestasi belajar kimia siswa laki-laki dan kegagalan dari setiap siswa tergantung
perempuan disajikan pada Tabel 11. pada kebiasaan belajar.
Tabel 11. Uji Korelasi X dan Y Nilai koefisien korelasi pada siswa
Berdasarkan Gender laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan
dengan perempuan. Berbeda dengan
Data Laki-laki Perempuan penelitian Gudaganavar dan Halayannavar
Jumlah (2014) di India menunjukkan ada
329 321
Sampel (N) hubungan yang signifikan antara kebiasaan
belajar dan prestasi belajar siswa prestasi belajar dan kebiasaan belajar pada
perempuan, sedangkan tidak terdapat siswa yang bersekolah di sekolah negeri
hubungan antara kebiasaan belajar dan dan siswa di sekolah swasta. Menurut
prestasi belajar siswa laki-laki. Perbedaan penelitian Chand (2013) siswa sekolah
hasil penelitian dapat disebabkan beberapa negeri lebih baik dalam pekerjaan rumah
faktor, diantaranya perbedaan budaya dan dan rencana pembelajaran, sedangkan
pola asuh di tiap negara yang siswa yang bersekolah di sekolah swasta
mengakibatkan pola berpikir dan perilaku lebih baik dalam persiapan menjelang
yang berbeda. Sejalan dengan Ogan (2015) ujian.
yaitu kondisi pendidikan anak perempuan Nilai koefisien korelasi pada siswa di
dan laki-laki merupakan masalah gender sekolah swasta sedikit lebih besar
yang penting. Hal ini mengakibatkan dibandingkan dengan sekolah negeri.
perbedaan kebiasaan belajar dan prestasi Berbeda dengan penelitian Olatoye (2009)
belajar siswa di tiap negara. yang menunjukkan bahwa kebiasaan
Hubungan kebiasaan belajar dan belajar sebagai prediktor terhadap prestasi
prestasi belajar kimia pada siswa di sains siswa di sekolah negeri maupun
sekolah negeri dan swasta dapat dilihat swasta, namun terdapat pengaruh yang
pada Tabel 12 berikut. lebih besar pada kebiasaan belajar dan
Tabel 12. Uji Korelasi X dan Y prestasi siswa di sekolah negeri
Berdasarkan Tipe Sekolah dibandingkan siswa di sekolah swasta.
Sekolah Sekolah Menurut Olatoye (2009) di Nigeria banyak
Data
Negeri Swasta orang yang memilih menyekolahkan
Jumlah anaknya di sekolah swasta karena
340 310
Sampel (N) menganggap pola pengajaran di sekolah
α 0,01 0,01 swasta lebih baik, sehingga siswa di
Sig. (1- sekolah swasta menunjukkan hasil yang
0,000 0,000
tailed) lebih baik dibandingkan sekolah negeri.
Correlatio Siswa di sekolah negeri maupun
n 0,253 0,263 swasta memiliki kriteria hubungan
Coefficient kebiasaan belajar dan prestasi belajar
Terdapat Terdapat
kimia pada kategori rendah. Hal ini
Kesimpul- hubungan hubungan
menunjukkan bahwa kebiasaan belajar
an antara X antara X
bukanlah satu-satunya faktor yang
dan Y dan Y
menunjang prestasi belajar kimia siswa.
Menurut Olatoye (2009) prestasi sains
Berdasarkan Tabel 12 diketahui
tidak dapat berdiri sendiri. Dari berbagai
bahwa nilai sig pada sekolah negeri dan
literatur beberapa variabel seperti
swasta sebesar 0,000 sehingga dapat
keterampilan belajar dan konsep diri
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
mempengaruhi prestasi siswa di sekolah.
yang signifikan antara kebiasaan belajar
Sementara menurut penelitian Kansal,
dan prestasi belajar kimia pada siswa di
Baliga, Mallapur dan Katti (2015) sekolah
sekolah negeri dan swasta. Senada dengan
swasta memberikan pelayanan yang lebih
penelitian Singh dan Mahipal (2015) yaitu
baik seperti keamanan dan transportasi,
terdapat hubungan yang signifikan antara
berventilasi baik dan penerangan ruang
kelas yang cukup, serta dapur sekolah
yang tersedia lebih banyak dibandingkan
sekolah negeri. Sistem yang berlaku di
sekolah swasta berfungsi lebih baik DAFTAR PUSTAKA
dibanding sekolah negeri.
Achyanadia, S. (2013). Hubungan
KESIMPULAN Kebiasaan Belajar dan Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian yang Belajar dengan Hasil Belajar IPA
didapat, maka dapat disimpulkan bahwa: Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
1) nilai koefisien korelasi siswa sebesar 0,244 Ciseeng. Jurnal Teknologi
yang berarti terdapat hubungan yang Pendidikan, 2 (2), 1-14.
signifikan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar kimia siswa dengan kategori Ameyaw, S., & Anto, S. K. (2017). Gender
hubungan yang rendah, 2) siswa laki-laki Variation in Reading Habits in
memiliki hubungan kebiasaan belajar dengan Schools in Moland: A Case Study of
prestasi belajar kimia yang lebih besar Asantekwaa S.D. A. Junior High
dibandingkan siswa perempuan, dengan nilai School. European Journal of
koefisien korelasi siswa laki-laki sebesar 0,264 Education Studies, 3(5), 688-704.
dan siswa perempuan sebesar 0,223, dan 3)
siswa di sekolah swasta memiliki hubungan Aziz Bin Nordin dan Jenne Lee Ling
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar kimia Huey. (2017). Motivational Factors
yang lebih besar dibandingkan siswa di in Learning Chemistry Among
sekolah negeri, dengan nilai koefisien korelasi Chinese National Type Secodary
siswa di sekolah negeri sebesar 0,253 dan School Students on Negeri Sembilan.
siswa di sekolah swasta sebesar 0,263. Jurnal Fakulti Pendidikan,
Universiti Teknologi Malaysia.
SARAN
Peneliti memberi beberapa saran yaitu: Chand, S. (2013). Study Habits of
1) Guru hendaknya mengarahkan siswa- Secondary School Students in
siswi untuk membiasakan diri melakukan Relation to Type of School and Type
hal-hal yang baik dalam belajar sehingga of Family. International Journal of
tertanam menjadi sebuah kebiasaan belajar Social Science & Interdisciplinary
yang mampu meningkatkan prestasi Research, 2(7), 90-96.
belajar kimia siswa, 2) Orang tua harus
Charles-Ogan, G. (2015). Gender
memantau kebiasaan belajar siswa untuk
Influences on Study Habits of
mencapai prestasi belajar kimia yang baik,
Mathematics Students’ Achievement.
3) Pihak sekolah hendaknya menciptakan
International Journal of Academic
lingkungan sekolah yang kondusif dan
Research and Reflection, 3(7), 24-28.
meningkatkan sarana prasana sekolah yang
dapat menumbuhkan kebiasaan belajar Chawla, J. (2016). Achievement in
yang baik demi menunjang prestasi belajar Chemistry of IX Graders in Relation
kimia, dan 4) Siswa hendaknya memiliki to Study Habits. International
kemauan untuk menerapkan kebiasaan Education & Research Journal, 2(1),
belajar yang baik dalam proses belajar. 15-18.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Arabia. Egyptian Dental Journal,
Pembelajaran. Jakarta : Rineka 60(2), 1687-1693.
Cipta.
Lawrence, A. S. A. (2014). Relationship
Dixit, A. K., & Garg, N. (2017). A Between Study Habits and Academic
Comparative Study of Government Achievement of Higher Secondary
and Private School Students on Their School Students. Indian Journal of
Academic Achievement and Applied Research, 4(6), 143-145.
Academic Adjustment. International
Journal of Humanities, Arts, Ningtyas, S. A., Kuswana, W. S., &
Medicine and Sciences, 5(04), 55-60. Permana, T. (2015). Hubungan
antara Kebiasaan Belajar dengan
Ehiozuwa, A. O., & Anaso, J. N. (2013). Hasil Belajar Sistem Pengapian.
Assessment of Study Habits of Journal of Mechanical Engineering
Senior Secondary School Science Education, 2(1), 130-135.
Students in North West Zone of
Nigeria. International Journal of Nurmalia, & Yusuf, S. (2016). Pengaruh
Current Research, 5(11), 3435-3444. Kebiasaan Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar Siswa di Madrasah
Gudaganavar, N. V., & Halayannavar, R. Aliah Negeri (MAN) Kreueng
B. (2014). Influence of Study Habits Geukueh Kabupaten Aceh Utara.
on Academic Performance of Higher Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi,
Primary School Students. 4(1), 58-67.
International Journal of Science and
Research, 3(2), 277-280. Ola, B. A., & Morakinyo, O. (2009). Study
Habits among Nigerian Secondary
Hidayati, A. K. (2016). Hubungan School Students with Brain Fag
Kebiasaan Belajar dengan Hasil Syndrome. Mental Illness, 2(2), 6-
Belajar Siswa Kelas IV SD Se- 10.
Gugus II Piyungan. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Olasehinde, K. J., & Olatoye R. A. (2014).
31(5), 2895-2906. A Comparative Study of Public and
Private Senior Secondary School
Kalaivani, S., & Babu, R. (2011). Higher Students’ Science Achievement in
Secondary Students Achievement in Katsina State, Nigeria. Journal of
Chemistry Relation to Their Study Educational and Social Research,
Habits. International Journal of 4(3), 203-207.
Current Research, 3(10), 218-220.
Olatoye, R. A. (2009). Study Habit, Self-
Lana, A., Abulaban, A. B., Algethami, A,. Concept and Science Achievement of
Baghlaf, S., Abushanab, J., Merdad, Public and Private Junior Secondary
A., & Abulaban, A. (2014). School Students in Ogun State,
Differences in Studying Habits Nigeria. African Research Review an
between Male and Female Medical International Multi-Disciplinary
Students of King Abdulaziz Journal, Ethiopia, 3(4), 492-506.
University (KAU), Jeddah, Saudi
Osa-Edoh, G. I., & Alutu A. N. G. (2012). Dialogues on Education, 5(4), 122-
A Survey of Students Study Habits in 132.
Selected Secondary Schools:
Implication for Counselling. Current Saputro, M., Ardiawan, Y., & Fitriawan,
Research Journal of Social Sciences, D. (2015). Faktor-Faktor yang
4(3), 228-234. Mempengaruhi Prestasi Belajar
(Studi Korelasi pada Mahasiswa
Ossai, M. C. (2012). Age and Gender Pendidikan Matematika IKIP PGRI
Differences in Study Habits: A Pontianak). Jurnal Pendidikan
Framework for Proactive Informatika dan Sains, 4(2), 233-
Counselling Against Low Academic 246.
Achievement. Journal of
Educational and Social Research, Sherafat, R., & Murthy, C. G. V. (2016). A
2(3), 67-73. Study of Study Habits and Academic
Achievement Among Secondary and
Razia, B. (2015). Study Habits of Senior Secondary School Students of
Secondary School Students in Mysore City. The International
Relation to Their Socio-Economic Journal of Indian Psychology, 3(2),
Status and Gender. International 161-170.
Journal of Social Sciences and
Management, 2(1), 68-73. Siahi, E. A., & Maiyo, J. K. (2015). Study
of the Relationship Between Study
Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Habits and Academic Achievement
Analisis Kesulitan Belajar Kimia of Students: A Case of Spicer Higher
Siswa di SMAN X Kota Tangerang Secondary School, India.
Selatan. Jurnal Penelitian dan International Journal of Educational
Pembelajaran IPA, 2(1), 18-29. Administration and Policy Studies,
7(7), 134-141.
Rosyadi. (2016). Pengaruh Motivasi dan
Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Sinaga, J. D. (2018). Tingkat Dukungan
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Orang Tua terhadap Belajar Siswa.
Matematika dan Pendidikan Indonesain Journal of Educational
Matematika, 1 (2), 149-162. Counseling, 2 (1), 43-54.

Rosyida, F., Utaya, S., & Budijanto. Singh, B., & Mahipal. (2015). Academic
(2016). Pengaruh Kebiasaan Belajar Achievement of Secondary School
dan Self-Efficacy terhadap Hasil Students in Relation to Their Study
Belajar Geografi di SMA. Jurnal Habits. Bhartiyam International
Pendidikan Geografi, 21(2), 17-28. Journal Of Education & Research,
4(3), 7-13.
Sahni, M. (2016). Study Habits of College
Students: Differences with Respect Stoneberg, B. D. (2017). Biology and
to Gender and Academic Stream. Chemistry Achievement in Idaho
Education India Journal: A High Schools, 2015 to 2017. K-12
Quarterly Refereed Journal of Research Idaho, 1-9.
Sunyono, I. W. W., Suyanto, E., & Suyadi,
G. (2009). Identifikasi Masalah
Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia
SMA Kelas X di Propinsi Lampung.
Journal Pendidikan MIPA, 10(2), 9-
18.

Thakor, I. D. (2015). Impact of Gender


and Faculty on Study Habits and
Attitudes of College Students. The
International Journal of Indian
Psychology, 2(3), 102-105.

Verma, A. (2016). A Study of Academic


Achievement among High School
Students in Relation to Their Study
Habits. Impact: International
Journal of Research in Humanities,
Arts and Literature, 4(3), 75-88.

You might also like