Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang
dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok
diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita
dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan
dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik
yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng,
ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah
faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu
argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan
merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang
mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye
anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap
tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati
rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi
pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul keinginan
untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-kebiasaan
yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti pensil, pena,
atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok gihi dan
pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok dapat
mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-jalan atau
lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka katakanlah
dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk membantu
mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau perilaku apa yang
paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat berhenti
merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan menjadi pengingat agar
keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx,
SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas
800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang
dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi
dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak
perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa
ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak
terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC
langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas
memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin
dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-
paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan
baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses
pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran
batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses
pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia
sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri
yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang
menyebabkan :
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap
nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan
dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang
bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami
secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau
badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali,
nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. =
Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti
merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan
ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok,
dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian,
manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok
terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic,
cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi
dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak
dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka
akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya
masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit
dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi
kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka
tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang
mengancam jiwa mereka
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses
pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi tetapi dilain pihak orang-orang
dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Terutama remaja masa kini, masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat
pola perilaku, dan juga panuh dengan masala-masala ( Hurlock 1998 ). Oleh karenanya, remaja
sangat rentah sekali mengalami psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan social.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau kalangan
yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain.
Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil
memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada
usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok
di kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai
masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah
di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya
membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang
yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para
perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-
penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif
maupun pasif.
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk di
ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang mendorong kami untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tentang Bahaya Merokok. kami berharap, dengan mengetahui
informasi ini para pelajar dapat mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan
berhenti merokok.
B. Rumusan Masalah
5. Upaya apa yang dilakukan di sekolah untuk membenahi remaja yang suka merokok ?
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui tujuan para sisiwa mengapa mereka lebih senang membeli rokok dari pada membeli
barang yang lebih penting.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai wacana bagi pelajar agar lebih bisa memilih yang baik sebagai motifasi agar siswa lebih bisa
hidup mandiri.
E. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan adalah kajian pustaka di lakukan dengan mencari literature di internet
dan buku-buku panduan.
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar disalah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dihirup melalui mulut pada ujung lain. Bahan dasar rokok adalah
tembakau. Tembakau terdiri dsri berbagai bahan kimia yang dapat membuat seseorang ketagihan,
walaupun mereka tidak ingin mencobanya lagi.
2. Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut tidak enak dan asam.
3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada pada diri kita hilang
ketika kita menjadi seorang perokok.
Selain diri sendiri yang terkena dampaknya, ternyata orang lainpun yang berada di sekitar kita akan
terkena juga, antara lain :
1. Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita adapat mengganggu orang lain dan juga
menyebabkan polusi udara.
3. Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa mematikan terlebih dahulu dapat
menyebabkan kebakaran.
1. Nikotin : menyebabkan kecanduan, merusak jaringan otak, dan dara muda menggumpal.
2. Tar : menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak atau lendir di
paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
3. Karbon monoksida : yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat di ikat dara, dan dan
mengurangi transportasi dara dalam tubuh.
5. Zat iritan : dapat mengakibatkan batuk, kanker paru-paru, dan iritasi pada paru-paru.
B. Faktor alasan seorang remaja mulai merokok
Alasan seorang remaja mulai pertamakali merokok dari berbagai penelitian antara lain:rasa ingin
coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin merasakan, agar terlihat maco,
meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, kebiasaan saja untuk pergaulan, lambing
kedewasaan, mencari ispirasi. Dan alasan lainya adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh,
sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, iseng anti mulut asam, pencuci mulut, kenikmatan.
Bagi kebanyakan pelajar , mulai merokok di sebabkan oleh dorongan lingkungan. Contohnya saja,
pelajar tersebut mulai merokok karena malu hati kepada teman-temanya yang merokok, sehingga
ia pun mulai merokok dan akhirnya kebiasaan atau kecanduan dengan rokok. Kebanyakan pelajar
juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat/maco, gaya, dan di akui. Padahal
jika dia tidak pandai-pandai menjaga dirinya, rokok adalah awal terjerumusnya seseorang ke pada
obat-obatan terlarang.
Para remaja tidak di perbolehkan mengonsumsi rokok dikarenakan asap rokok mengandung kurang
lebih 4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainya menyebabkan kanker bagi
tubuh ( ada pada bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok ). Asap rokok yang baru mati di
asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan lima puluh kali mengandung
bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
3. Mata merah
4. Kukuh membiru
7. Nafas bau
15. Impotensi
E. Upaya pencegahan
1. Upaya yang dilaksanakan oleh depatermen kesehatan bukan suatu kampanye anti rokok, tetapi
penyuluhan tentang hubungan rokok dengan kesehatan.
2. Sasaran yang ingin di jangkau adalah sasaran-sasaran terbatas, yaitu: petugas kesehatan, para
pendidik, para murid sekolah, para pemuka, anak dan remaja, para wanita terutama ibu hamil.
Para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan menyusuri tempat-tempat yang
sering di jadikan tempat untuk merokok. Selain itu juga guru harus member sangsi tegas kepada
siswa yang suka merokok agar siswa tersebut jerah.
BAB 4 : PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebiasaan merokok dikalangan remaja amat membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan
maupun kesehatan serta social ekonomi. Dipandang dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini
akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan merokok akan
menyebabkan berbagai penyakit ( serangan jantung, gangguan pernafasan, dan sebagainya ). Dari
segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau memboroskan.
B. Saran
Setelah membaca karya tulis ilmiah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok
bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokok, agar kesehatan mereka tidak
terganggu dan terhindar dari penyakit yang dapat mengancam jiwa mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http://suratproposal.blogspot.com/2013/11/contoh-karya-tulis-ilmiah-bahaya-merokok.html
Contoh #2
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke
tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan
manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia
belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia
10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias
dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak
memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi
bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut
untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda
keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan
sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi
oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam
diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada
dimensi dimensi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada
remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
C. TUJUAN
Agar pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan seks pada remaja, dan
bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba serta menyadari bahwa merokok,
penyimpangan sek pada remaja dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat
merusak tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan
merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai
kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan
(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap
perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal
ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Penyebab Remaja Merokok
antara lain :
1. Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh Teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau
bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit
fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat
prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki
skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi penggunadibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar kita.
Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh manusia, daintaranya
yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan. Jangan sekali kali mencoba untuk
merokok karena hamper dari semua yang terjerumus berawal dari coba coba. Pikirkan bentuk
pergaulan. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan
B. Saran
Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh sungguh dan
terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah &
Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta:
Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition. California :
Addison-Wesley Publishing Company.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia: The C V
Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.
Penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya
ilmiah dengan judul bahaya rokok bagi remaja.
Karya ilmiah ini penulis susun supaya pembaca khususnya remaja dapat lebih mengetahui
tentang bahaya rokok, yang penulis ambil dari berbagai sumber. Meskipun ada kendala dalam
mengerjakan penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis mendapatkan petunjuk dan koreksi dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Khusnul Khotimah,
M.Pd. selaku dosen bahasa Indonesia yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah ini serta teman-teman yang telah membantu dalam
proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun agar terbentuk karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi. Semoga Karya Ilmiah penulis
dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, dan semua yang membaca. Semoga karya ilmiah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
iii
DAFTAR ISI
COVER i
HALAMAN COVER ii
DAFTAR ISI iv
BAB I : PENDAHULUAN
1. Tujuan Umun 1
2. Tujuan Khusus 2
1. Bagi Pembaca 2
2. Bagi Remaja 2
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Simpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku merokok di kalangan remaja kini bukanlah hal yang asing lagi. Tidak jarang kita
menemui remaja merokok (SMA atau SMP) bersama temannya bahkan sendiri. Menurut Iqbal
presentase tertinggi seseorang mulai merokok adalah 16-20 tahun, bahkan sebesar 53,1% dimana
usia tersebut menandakan individu dalam remaja. Tapi ada pula di Indonesia ini sejak di Sekolah
Dasar sudah merokok sungguh memrihatinkan.
Bahaya merokok sepertinya kurang diperhatikan oleh para perokok khususnya remaja.
Padahal di bungkus rokok sudah tertera zat-zat yang berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai
penyakit yang berbahaya pula. Namun di Indonesia ini jumlah perokok semakin bertambah , bahkan
Indonesia sudah menempati peringkat ketiga mencapai 100 juta orang. Selain bertambah jumlah
orang juga bertambah jumlah perokok termuda.
Semakin muda usia perokok, semakin dini pula zat-zat yang meracuni dalam tubuh perokok.
Zat-zat tersebut tentu berdampak negative bagi kesehatan remaja. Dengan demikian, semakin besar
kemungkinan remaja terjangkit penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok.
2. Orang tua ikut serta agar anak tidak mencoba untuk merokok
1.Untuk mengetahui pengertian dari rokok dan bahan kimia yang terkandung
2. Untuk mengetahui penyebab remaja merokok
2. Dapat mengetahui tentang pentingnya peran orang tua dalam pencegahan rokok di kalangan
remaja.
Agar remaja sadar akan bahaya rokok dan masalah yang ditimbulkan akibat merokok.
Penulis menyusun karya ilmiah ini menggunakan komputer, kertas A4, flasdish dan lain lain.
Sebagai gambaran singkat dari karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematika penulisan
menjadi tiga bab yaitu.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, serta sistematika
penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang bahaya rokok bagi remaja.
Dalam bab ini penulis menyimpulkan tentang bahaya rokok bagi remaja serta memberikan saran
kepada pembaca khususnya remaja untuk menjauhi rokok.
BAB II
PEMBAHASAN
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya. Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari empat ribu bahan kimia yang mana enam puluh bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik. Zat berbahaya ini ( berupa kotoran pekat ) dapat menyumbat dan
mengiritasi paru-paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronkitis kronis,
emphysema dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru-paru.Racun kimia dalam Tar juga
dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine. Tar yang tersisa di kantung
kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak
berwarna.
6. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang
paling sederhana.
8. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-
unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
10. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga
digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
12. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil. Zat ini
dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk
membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem
peredaran darah. Selain itu, karbon monoksida memudahkan penumpukan zat-zat penyumbat
pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan juga dapat menimbulkan gangguan
sirkulasi darah di kaki.
Masa remaja adalah masa transisi, masa peralihan dimana anak-anak akan tumbuh kembang
menjadi dewasa. Namun, justru masa remaja inilah yang paling harus diwaspadai karena pada fase
inilah emosi dan pemikiran mereka masih cenderung labil dan mudah terpengaruh hal-hal yang
mereka anggap menarik ataupun keren.
Masa coba-coba, mereka akan mencoba hal baru yang sebelumnya tidak pernah mereka
lakukan sewaktu masih dalam masa anak-anak. Namun, justru hal coba-coba inilah yang banyak
mendatangkan masalah terhadap perkembangan psikis maupun pemikiran remaja tersebut. Ambil
contoh pada masa remaja ini mereka sudah mulai mengenal apa itu rokok. Bagi orang tua merokok
merupakan hal yang biasa. Namun, bila dilakukan oleh anak-anak muda akan terkesan keren. Itulah
yang ada didalam pikiran para remaja, sesuatu yang dianggap tidak boleh dilakukan akan menjadi
terlihat keren bila mereka melakukannya. Terjadilah apa yang namanya remaja merokok, dari yang
awalnya hanya sekedar untuk gaya hingga pada akhirnya ada yang sampai ketagihan dan sulit untuk
berhenti merokok.
Merokok ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai lambang kedewasaan, merujuk kalau yang
mengkonsumsi rokok itu adalah para orang dewasa. Hal inilah yang menimbulkan dorongan dalam
diri remaja untuk mencobanya. Remaja ingin membuktikan kalau mereka bukanlah anak-anak lagi,
mereka merasa sekarang adalah orang dewasa makanya mereka meniru apa yang banyak dilakukan
orang dewasa Walaupun sudah ada himbauan kalau rokok tidak untuk anak dibawah 17 tahun
namun itu saja belum cukup menekan peredaran pasar rokok dikalangan remaja.
Data riset kesehatan tahun 2007 , usia perokok pada usia 15-19 tahun mencapai 4,2 juta.
Dari angka tersebut 7 % usia perokok adalah sekolah dasar (SD), 16 % usia sekolah menegah
pertama (SMP), sedangkan usia sekolah menegah atas sebanyak 24%. Tingginya jumlah perokok usia
anak-anak tidak lepas dari pengaruh iklan rokok, perilaku orang dewasa dan kemudahan untuk
memperoleh rokok.
Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum
menurut Kurt Lewin,mengatakan bahwa, perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan
individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan
faktor lingkungan.Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja
mulai merokok dikatakan oleh Erikson berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami
pada masa perkembangannya yaitu, masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya.
Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena
ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri
tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat.Perilaku merokok bagi
remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan
daya tarik terhadap lawan jenis. Namun, Ada beberapa hal yang mempengaruhi remaja untuk
merokok yaitu :
1. Pengaruh Orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).
6
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh
oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja
tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja
non perokok (Al Bachri, 1991). Dan biasanya remaja ini malu jika dia tidak merokok karna sudah
menjadi trend di kalangan teman sebayanya.
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat
prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki
skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Pengaruh iklan ini sangat besar sekali memicu remaja
ini untuk merokok.
Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok pada periode
ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.
Terlebih jika remaja merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus
menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.
Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat seperti
semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.
Rokok ini juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.
4. Kecanduan
Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan terhadap nikotin
yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti. Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok, mka
gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak
negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.
Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat dan
remaja akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga penampilannya akan lebih
tua dibanding usianya. Selain itu rokok juga membuat remaja memiliki jerawat atau masalah kulit
lainnya, serta gigi yang kuning.
Orangtua mungkin berpikir remaja tidak mendengar yang dikatakannya, tapi tetaplah
mengatakan untuk tidak memperbolehkan merokok.
Karena orangtua yang memberikan batasan terhadap rokok cenderung memiliki anak yang tidak
merokok.
Remaja yang merokok lebih umum ditemui jika orangtuanya merokok, karena anak atau
remaja cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Semakin cepat berhenti merokok,
maka semakin besar kemungkinan anak tidak merokok, serta hindari merokok atau meninggalkan
rokok di dalam rumah.
Cobalah untuk memberitahu remaja bahwa merokok tidak membuat anak jadi gaul atau
populer, tapi justru membuat badan dan mulut bau, kotor karena asap, muka lebih cepat keriput
dan gigi menjadi kuning. Bahkan dalam jangka panjang memicu berbagai penyakit.
Sebagian besar remaja percaya bahwa ia bisa berhenti merokok kapan saja. Untuk itu
berilah penekanan atau bisa juga berupa contoh nyata bahwa jika seseorang sudah mencoba
merokok, maka akan sulit untuk keluar dari kecanduannya.
Dalam Penanggulanan Rokok terhadap remaja ini juga sangat penting. Karena orang tua sangat
berpenhgaruh sekali yaitu :
Untuk menghidari remaja dari bahaya rokok, orangtua juga harus meningkatkan
peranannya sebagai pengawas. Pembatasan sangat membantu untuk membuat remaja merasa
aman. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas. Dengan peraturan rumah yang jelas, remaja
akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Peraturan rumah tersebut selain
harus diketahui juga harus dimengerti sehingga yang melanggar akan dihukum sesuai kesepakatan.
Setiap remaja yang akan pergi, orangtua perlu bertanya dengan rincian kemana tujuan,
kapan pulang, dengan siapa mereka pergi dan yang lain-lain yang dirasakan perlu. Kontrol disini
untuk menunjukkan bahwa orangtua punya perhatian khusus kepada remaja, dan tidak membiarkan
remaja untuk bertindak semuanya sendiri.
Peranan sebagai pembimbing remaja terutama dalam membatu anak mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dan memberikan pilihan-pilihan saran yang realities bagi remaja. Orang tua
harus dapat membimbing anaknya secara bijaksana dan jangan sampai menekan harga diri anak.
remaja harus dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia adalah seorang pribadi yang berharga,
yang dapat mandiri, dan mampu dengan cara sendiri menghadapi persoalan-persoalannya. Bila
remaja tidak mampu menghadapi persoalan-persoalannya yang susah seperti masalah merokok dan
narkoba, orangtua harus dapat membantu membahas masalah tersebut dalam bentuk dialog. Dalam
hal ini termasuk bantuan bagi remaja untuk mengatasi tekanan dan pengaruh negatif teman
sebayanya. Sehingga remaja akan memiliki pegangan dan dukungan dari orangtuanya.
Bagi orangtua yang anaknya menjadi perokok, perlu ada suatu kerjasama ataupun pertemuan
dengan oranglain yang dekat dengan anaknya ataupun orang tua dari teman anaknya untuk
mengawasinya.
Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru bimbingan
konseling (BK). Sebab berada di sekolah, gurulah yang menjadi pendidik, dan pengawas anak. Guru
adalah sebagai pengganti orangtua di Sekolah. Dari pagi hingga siang anak dalam pengawasan guru
di Sekolah. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah dan membantu mereka untuk
menyelesaikannya. Guru BK berperan untuk menjadi tempat curhat bagi anak/siswa yang
mempunyai masalah, baik dirumah maupun di tempat lain, dengan begitu guru bisa mengetahui dan
membantu si anak bisa menyelesaikan masalahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Merokok sebenarnya bisa dikatakan sebagai lambang kedewasaan, merujuk kalau yang
mengkonsumsi rokok itu adalah para orang dewasa. Hal inilah yang menimbulkan dorongan dalam
diri remaja untuk mencobanya. Remaja ingin membuktikan kalau mereka bukanlah anak-anak lagi,
mereka merasa sekarang adalah orang dewasa makanya mereka meniru apa yang banyak dilakukan
orang dewasa, contoh mudahnya dan paling umum adalah merokok.
3.2 Saran
Maka bagi remaja jangan pernah coba-coba untuk merokok dan lebih berhati-hati memilih
teman sebab faktor utama dari merokok adalah teman . karena merokok dapat merusak moral
bangsa dan dapat menyebabkan kematian.
10
Daftar Pustaka
http://health.detik.com/read/2012/05/22/180701/1922124/763/91-persen-remaja-mulai-merokok-
karena-terpengaruh-iklan ( Diakses pada 27 November 2012 : 13:44 WIB)
http://health.detik.com/read/2011/12/29/131149/1802267/1301/trik-agar-remaja-tidak-coba-coba-
merokok ( diakses pada 6 desember 2012 : 13:30 WIB)
sumber : rifka ripka http://rifkaripka.blogspot.com/2013/03/tugas-akhir-semester.html di kutip pada
tanggal 30/09/2014 pada pukul 20:23:39