You are on page 1of 16

JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB


DI JAWA TIMUR

Roni sianturi1, Bambang Wiwoho2


Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surbaya 2
bwiwoho@untag-sby.ac.id 2

ABSTRAK
Economic development is an important issue in the economy of a country that has become an
agenda every year. One of the main requirements for GRDP is the investment and human
resources criteria that are seen from the amount and quality of the workforce. This study aims
to prove and analyze the influence of investment and labor to GRDP in East Java. The design
of this study is a causal study using a quantitative approach. The data used in this study
comes from secondary data related to investment data, labor, and also economic growth in
East Java Province. Data analysis technique used in this research is multiple linear regression
analysis. The results of this study indicate that: (1) Investment does not affect the GRDP in
East Java; (2) Labor affects the GRDP of Economic Growth in East Java. Therefore, in an
effort to increase economic growth, the way that can be done is to increase people's income
through investment and create employment for the working age population.

Keywords: Investment, Labor, Economic Growth

1.PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi adalah GNP yang mencerminkan adanya
masalah yang penting dalam pertumbuhan output per kapita dan
perekonomian suatu Negara yang sudah meningkatnya standar hidup masyarakat
menjadi agenda setiap tahunnya. Tujuan (Murni dalam Jamli, 2012). Demikian juga
utama pembangunan ekonomi selain dengan Arsyad (2010) yang menyatakan
berupaya untuk menciptakan pertumbuhan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat
yang setinggi-tingginya, pembangunan diartikan sebagai kenaikan PDB tanpa
harus pula berupaya untuk menghapus atau memandang apakah kenaikan itu lebih
mengurangi tingkat kemisikinan, besar atau lebih kecil dari tingkat
ketimpangan pendapatan dan tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah
pengangguran atau upaya menciptakan perubahan struktur ekonomi terjadi atau
kesempatan kerja bagi penduduk sebab tidak.
dengan kesempatan kerja masyarakat akan Pertumbuhan perekonomian daerah
memperoleh pendapatan untuk memenuhi secara umum dapat dilihat dari indikator
kebutuhan hidupnya (Todaro, 2006). perkembangan Produk Domestik Regional
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu Bruto (PDRB). Produk Domestik Regonal
kondisi dimana terjadinya perkembangan Bruto (PDRB) di bedakan menjadi dua

573
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

yaitu Atas Dasat Harga Berlaku (ADHB) luar negeri dikenal dengan sebutan PMA
dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). (Penanaman Modal Asing). Dengan
PDRB atas dasar harga berlaku masih adanya investasi maka kapasitas dalam
dipengaruhi oleh kenaikan harga barang produksi akan meningkat yang kemudian
dan jasa, sehingga tidak terlalu akurat akan memengaruhi output yang dihasilkan.
untuk mengukur tingkat pertumbuhan Meningkatnya output akan menyebabkan
ekonomi. Salah satu syarat utama bagi meningkatnya Produk Domestik Regional
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dicapai.
Bruto (PDRB) adalah kriteria investasi, Demikian halnya di Jawa Timur
dimana tujuan utama dari investasi adalah yang mana kenaikan pertumbuhan Produk
untuk memperoleh manfaat yang layak di Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak
kemudian hari, apabila kegiatan investasi terlepas dari peranan investasi yang
meningkat, maka kegiatan ekonomi pun ditanamkan. Investasi atau penanaman
ikut meningkat. Menurut Sukirno modal oleh investor dalam negeri (PMDN)
(2012:121), investasi dapat diartikan maupun penanaman modal oleh pihak
sebagai pengeluaran atau pengeluaran asing (PMA) di Provinsi Jawa Timur, baik
penanam-penanam modal atau perusahaan dilihat dari nilai realisasi investasi maupun
untuk membeli barang-barang modal dan persentase laju investasi yang terjadi
perlengkapan-perlengkapan produksi ditunjukkan Tabel 1 berikut ini.
untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa Tabel 1
Nilai Realisasi Investasi di Jawa Timur
yang tersedia dalam perekonomian. 2014 2015
Nilai Nilai
Penanaman modal dalam bentuk investasi Jenis
Investasi Investasi
Investasi Proyek Proyek
(Trilyun (Trilyun
akan memberikan kontribusi yang besar RP) RP)
PMA 183 74,91 223 130,26
dalam meningkatkan Produk Domestik PMDN 514 35,72 535 42,31
Total 697 110,63 758 172,57
Regional Bruto (PDRB). Sumber: Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa
Timur dalam Data Dinamis Provinsi Jawa Timur
Di Indonesia, bentuk investasi (2016)
umumnya dibedakan menjadi dua macam, Data diatas menunjukkan bahwa
yaitu investasi yang dilakukan oleh iklim investasi di Jawa Timur pada tahun
pemerintah/swasta dan investasi oleh pihak 2015 menunjukkan progres yang cukup
luar negeri. Investasi yang dilakukan oleh baik. Tercatat, proyek usaha Penanaman
pemerintah/swasta lebih dikenal dengan Modal Asing (PMA) berdasarkan izin
sebutan PMDN (Penanaman Modal Dalam prinsip meningkat 21,86 persen dengan
Negeri) sedangkan investasi dari pihak

574
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

total investasi mencapai Rp 130,26 trilyun Gambar 1


Jumlah Angkatan Kerja di Jawa Timur
atau meningkat 73,89 persen. Sedangkan
Tahun2011-2014
usaha Penanaman Modal Dalam Negeri Jumlah Angkatan Kerja di Jawa Timur
(PMDN) dengan total investasi mencapai Series1,
2013,
Rp 42,31 trilyun atau meningkat 13,45 Series1, 20,432,453
2012, Series1,
persen (Data Dinamis Provinsi Jawa 20,238,054 2014,
20,149,998
Timur, 2016:36).
Disamping Investasi, faktor yang Series1,
berpengaruh dalam perkembangan Produk 2011,
19,652,562
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah
sumber daya manusia yang dilihat dari
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
jumlah dan kualitas tenaga kerja.
Berdasarkan data diatas
Penduduk yang bertambah dari waktu ke
menunjukkan bahwa jumlah angkatan
waktu dapat menjadi pendorong maupun
kerja di Jawa Timur mengalami
penghambat dalam pertumbuhan ekonomi.
peningkatan, namun cenderung menurun
Penduduk yang bertambah akan
pada tahun 2014. Hal ini memberikan
memperbesar jumlah tenaga kerja dan
indikasi bahwa Provinsi Jawa Timur telah
penambahan tersebut memungkinkan suatu
berhasil memberikan ketersediaan
daerah untuk menambah produksi. Namun
lapangan kerja baru setiap tahunnya
di sisi lain, akibat buruk dari penambahan
sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja
penduduk yang tidak diimbangi oleh
baru. Menurut Todaro (2006) pertumbuhan
kesempatan kerja akan menyebabkan
angkatan kerja secara tradisional dianggap
perkembangan Produk Domestik Regional
sebagai salah satu faktor positif yang
Bruto (PDRB) tidak sejalan dengan
memacu tingginya Produk Domestik
peningkatan kesejahteraan. Hal ini dapat
Regional Bruto (PDRB), jumlah tenaga
terlihat dari jumlah angkatan kerja yang
kerja yang lebih besar berarti akan
menurun setiap tahun yang dapat dilihat
menambah tingkat produksi.
pada gambar berikut ini.
Berdasarkan masalah yang ada,
maka peneliti ingin melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengambil judul
“Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di Jawa Timur”.

575
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

2.TINJAUAN PUSTAKA yang akan dilakukan dalam perekonomian


Investasi adalah sebagai berikut: Tingkat
Jogiyanto (2008) mengartikan pengembalian yang diharapkan (expected
investasi adalah penundaan konsumsi rate of return), Suku Bunga, Kemajuan
sekarang untuk digunakan di dalam Teknologi
produksi yang efisien selama periode Menurut Jhingan (2014:497) factor
waktu yang tertentu. Sunariyah (2003:4) – factor yang menghambat investasi asing
mendefinisikan investasi sebangai suatu swasta di Negara terbelakang yang tidak
penanaman modal untuk satu atau lebih hanya mencakuo factor ekonomi, tetapi
aktiva yang dimiliki dan biasanya juga mencakup factor politik, hokum, dan
berjangka waktu lama dengan harapan budaya, yaitu sebagai berikut : a.Kecilnya
mendapatkan keuntungan di masa-masa psar domistik yang menybabkan Rate of
yang akan datang. Investasi adalah sebagai Return (ROR) pada modal rendah.
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli b.Kekurangan fasilitas dasar, c.Pembatasan
barang-barang dan peralatan-peralatan pada pembayaran laba dan repatriasi
produksi dengan tujuan untuk mengganti modal, d.Ancamaan pengambilalihan,
dan terutama menambah barang-barang nasiionalisasi, atau pemilikan oleh Negara,
modal dalam perekonomian yang akan dan reservasi jenis industry tertentu bagi
digunakan untuk memproduksi barang dan perusahaan domestic, e.Pengaturan
jasa di masadepan. Di dalam neraca perusahaan asing secara ketat untuk tujuan
nasional atau struktur Produk Domestik nasional dengan menetapkan pagu
Bruto (PDB) menurut penggunaannya penghasilan, dengan diskrimisnasi pajak
investasi didefinisikan sebagai laba, dan mewajibkan perusahaan asing
pembentukan modal tetap domestik untuk melatih dan memperkerjakan
(domestic fixed capital formation) sejumlah tertentu buruh local,
(Fatimah dalam Suindyah, 2009). f.Penegndalian devisa yang ketat dan
Jogiyanto (2008) membedakan khususnya keruwetan dan kelambatan
investasi ke dalam aktiva keuangan administrative yang berkaitan dengan
menjadi 2 tipe, yaitu sebagai berikut: pengendalian alat ukur, g.Kekwatiran
Investasi Langsung, Investasi Tidak diskriminasi pada pengadilan local karena
Langsung perbedaan konsep hokum,
Sukirno (2011) menyatakan bahwa h.Ketidakstabilan politik dan ekonomi dan
faktor-faktor utama yang menentukan kecenderungan social di Negara
tingkat investasi atau pembentukan modal terbelakang sehingga menyebabkan

576
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

ketidakmenentuan dan ketidayakinan participation rate), Tingkat Pengangguran


pihak investor asing Negara kapitalis. (unemployment rate),

Tenaga Kerja Produk Domestik Regional Bruto


(PDRB)
Menurut Undang-Undang Nomor
Pengertian Produk Domestik Regional
13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Bruto (PDRB)
Salah satu indikator penting untuk
yang disebut sebagai tenaga kerja adalah
mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
setiap orang yang mampu melakukan
dalam satu periode tertentu adalah PDRB.
pekerjaan guna menghasilkan barang dan
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
nilai tambah oleh seluruh unit ekonomi.
sendiri maupun masyarakat. Sedangkan
Nilai akhir dari PDRB akan sama dengan
menurut Subri Suindyah (2009) adalah
total nilai nominal dari konsumsi,
penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun)
investasi, pengeluaran pemerintah, serta
atau jumlah seluruh penduduk dalamsuatu
ekspor bersih.
negara yang dapat memproduksi barang
Konsumsi terdiri dari barang dan
dan jasa jika ada permintaan terhadap
jasa yang dibeli rumah tangga. Konsumsi
tenaga mereka, dan jika mereka mau
dibagi menjadi tiga subkelompok : barang
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
tidak tahan lama, barang tahan lama, dan
Kuncoro (2002) menjelaskan, penyerapan
jasa. Barang tidak tahan lama (nondurable
tenaga kerja adalah banyaknya lapangan
goods) adalah barang-barang yang habis
kerja yang sudah terisi yang tercermin dari
dipakai dalam waktu pendek, seperti
banyaknya jumlah penduduk bekerja.
makanan dan pakaian. Barang tahan lama
Penduduk yang bekerja terserap dan
(durable goods) adalah barang-barang
tersebar di berbagai sektor perekonomian.
yang memiliki usia panjang, seperti mobil
Terserapnya penduduk bekerja disebabkan
dan televisi. Jasa (services) meliputi
oleh adanya permintaan akan tenaga kerja.
pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen
Menurut Nainggolan (2009)
oleh individu atau perusahaan, seperti
terdapat beberapa konsep ketenagakerjaan
pangkas rambut dan berobat ke rumah
yang berlaku secara umum yaotu sebagai
sakit.
berikut: Tenaga Kerja (manpower) atau
Pengeluaran pemerintah adalah
penduduk usia kerja (UK), Angkatan Kerja
barang dan jasa yang dibeli oleh
(labor force), Bukan Angkatan Kerja
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
(unlabour force), Tingkat Partisipasi
daerah. Pembayaran transfer kepada
Angkatan Kerja (labour force

577
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

individu, seperti jaminan sosial dan Metode Penghitungan PDRB


kesejahteraan tidak termasuk pengeluaran Metode Langsung
Pendekatan Produksi (Production
pemerintah karena merealokasi pendapatan
Approach)
yang ada dan tidak membuat perubahan PDRB merupakan jumlah nilai tambah
dalam barang dan jasa. bruto atau nilai barang dan jasa akhir yang
Umumnya PDRB dapat dibedakan dihasilkan oleh unit produksi di suatu
menjadi dua jenis yaitu PDRB atas harga wilayah dan periode tertentu, biasanya satu
berlaku (nominal) dan PDRB atas harga tahun. Nilai tambah bruto adalah nilai
konstan (riil). PDRB atas harga berlaku produksi bruto dari barang dan jasa
menggambarkan nilai tambah barang dan tersebut dikurangi seluruh biaya antara
jasa yang dihitung menggunakan harga yang digunakan dalam proses produksi
berlaku pada setiap tahun. Jadi, pada Y = P1Q1 + P2Q2 + … + PnQn
PDRB atas harga berlaku sudah termasuk Dimana :
unsur inflasi. Sedangkan PDRB atas harga Y = PDRB
konstan menggambarkan nilai tambah P1, P2, … Pn= Harga satuan produk pada
barang dan jasa yang dihitung satuan masing-masing sector ekonomi
menggunakan harga pada tahun tertentu, Q1, Q2, … Qn= Jumlah produk pada satuan
misalnya 1983, 1993, atau 2000. PDRB masing-masing sector ekonomi
atas harga konstan meningkat hanya jika Yang dipakai hanya nilai tambah
jumlah barang dan jasa meningkat, bruto saja agar dapat menghindari adanya
sedangkan PDRB atas harga berlaku bisa perhitungan ganda.
meningkat karena produksi naik atau harga
turun. Pendekatan Pendapatan (Income
Setelah PDRB atas harga berlaku Approach)
dan PDRB atas harga konstan diketahui, PDRB adalah jumlah seluruh balas
maka dapat dihitung deflator PDRB. jasa yang diterima oleh faktor- faktor
Deflator PDRB didefinisikan sebagai rasio produksi yang ikut serta dalam proses
PDRB atas harga berlaku terhadap PDRB produksi di suatu wilayah dan periode
atas harga konstan. tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan
PDRB atas harga erlaku pengertian, tersebut, maka nilai tambah
Deflator PDRB
PDRB atas harga konstan bruto adalah jumlah dari upah dan gaji,
Deflator PDRB mencerminkan apa sewa tanah, bunga modal, dan laba yang
yang sedang terjadi pada seluruh tingkat kesemuanya belum dipotong pajak
harga dalam perekonomian. penghasilan dan pajak langsung lainnya.

578
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

Dalam pengertian PDRB ini termasuk pola (X-M) = Ekspor bersih


komponen penyusutan dan pajak tidak Yang dihitung hanya nilai
langsung neto. transaksi-transaksi barang jadi saja,
untuk menghindari adanya
Y = Yw + Yr + Yi + Yp perhitungan ganda.
Dimana :
Y= Pendapatan regional atau PDRB Metode Tidak Langsung (Alokasi)
Yw= Pendapatan upah atau gaji Menghitung nilai tambah suatu
Yr = Pendapatan sewa kelompok ekonomi dengan mengalokasi
Yi = Pendapatan bunga nilai tambah nasional ke dalam masing-
Yp = Pendapatan laba masing kelompok kegiatan pada tingkat
regional. Metode ini menggunakan
Pendekatan Pengeluaran (Expenditure indikator yang paling besar pengaruhnya
Approach) terhadap produktivitas kegiatan ekonomi
PDRB adalah jumlah seluruh tersebut.
pengeluaran yang dilakukan untuk Kerangka Konseptual
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Investasi
dan lembaga swasta nirlaba,
(X1)
pengeluaran konsumsi pemerintah,
PDRB (Y)
pembentukan modal tetap domestic,
bruto, perubahan inventori, dan ekspor
Tenaga Kerja
bersih di dalam suatu wilayah dan (X2)
periode tertentu, biasanya satu tahun. Gambar 2
Kerangka Konseptual
Dengan metode ini, penghitungan
Dan yang menjadi variabel bebas
nilai tambah bruto bertitik tolak pada
dalam penelitian ini (1) adalah investasi
penggunaan akhir dari barang dan jasa
(X1), (2) tenaga kerja (X2), sedangkan
yang diproduksi.
variabel terikat (Y) adalah PDRB di
Y = C + I + G + (X – M)
Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2015.
Y = Pendapatan regional atau PDRB
C = Pengeluaran rumah tangga untuk
3.METODE PENELITIAN
konsumsi
Desain Penelitian
I = Pengeluaran perusahaan untuk
Dilihat dari tujuan, desain
investasi
penelitian ini menggunakan studi Kausal,
G = Pengeluaran pemerintah

579
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

yaitu satu jenis riset yang tujuan utamanya Sampel


adalah mendapatkan bukti mengenai Untuk memudahkan dalam
hubungan sebab-akibat (Malhotra, penelitian dan tidak memungkinkannya
2009:100). Sedangkan menurut Uma penelitian dilakukan secara menyeluruh
Sekaran (2009:154) tujuan studi pada terhadap data-data Produk Domestik
desain penelitian ini adalah pengujian Regional Bruto (PDRB), maka dalam
hipotesis. Pengujian hipotesis menjelaskan penelitian ini menggunakan beberapa
sifat hubungan tertentu, atau menentukan bagian atau wakil dari keseluruhan data
perbedaan antar kelompok atau kebebasan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
(Independesi) dua atau lebih faktor dalam yang disebut juga sampel.
situasi.Jenis investigasi pada penelitian Menurut Suharsini Arikunto (2010:
adalah penetapan hubungan casual 174) menye utkan ahwa sampel adalah :”
research (penelitian kasual). Pendekatan Sebagian atau wakil dari populasi yang
yang digunakan adalah metode kuantitatif. diteliti”.
Menurut Sugiyono metode kuantitatif Jadi dalam penelitian ini sampelnya
merupakan metode yang menggunakan adalah data Produk Domestik Regional
sejumlah sampel dan data-data numerikal Bruto (PDRB) pada tahun 2010 -2015
atau berupa angka (Sugiyono, 2014:7). yang terdiri dari data investasi dan data
tenaga kerja.
Populasi dan Sampel
Populasi Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ,untuk Data yang diperoleh untuk
memecahkan suatu masalah seorang penelitian ini diperoleh dari hasil studi
peneliti pasti dihadapkan dengan obyek pustaka dan teknik dokumentasi. Studi
penelitian yang mungkin berwujud benda pustaka merupakan tehnik analisa untuk
– benda atau bisa juga yang lain. mendapatkan informasi melalui catatan,
Keseluruhan dari obyek penelitian ini literatur, dan lain-lain yang masih relevan,
disebut populasi. dan teknik dokumentasi dilakukan dengan
Menurut Suharsini Arikunto (200 : menelusuri dan mendokumentasikan data-
182) populasi adalah ”keseluruhan su yek data dan informasi yang berkaitan dengan
penelitian.” Dengan demikian , dalam obyek studi.
penelitian ini yang menjadi populasi Data yang dipergunakan dalam
adalah data Produk Domestik Regional penelitian ini dikumpulkan dari beberapa
Bruto (PDRB) di Jawa Timur. sumber, antara lain: 1.Data Realisasi

580
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

Investasi PMA dan PMDN ε: Residual


Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur
tahun 2010-2015 bersumber dari Laporan Koefisien Korelasi (R)
Hasil Realisasi investasi, Badan Koefisien korelasi (R) digunakan
Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa untuk mengetahui tingkat keeratan antara
Timur dan posisi pinjaman yang diberikan variabel independen dengan variabel
oleh bank dari Bank Indonesia. 2.Data dependen. Dengan adanya hasil dari
Tenaga Kerja yang bekerja menurut koefisien korelasi dapat diketahui erat
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur tidaknya hubungan antara dua variabel
tahun 2010-2015 bersumber dari buku bebas (X1 dan X2) dan variabel terikat (Y).
Jawa Timur Dalam Angka 2016, kantor
BPS Provinsi Jawa Timur. 3.Data PDRB Koefisien Korelasi Parsial (r)
atas dasar harga konstan menurut Dengan adanya hasil dari koefisien
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur korelasi dapat diketahui erat tidaknya
tahun 2010-2015 bersumber dari buku hubungan antara salah satu variabel bebas
Jawa Tengah Dalam Angka 2016, kantor (X1 atau X2) dengan variabel terikat (Y).
BPS Provinsi Jawa Timur. Analisis koefisien parsial (r) digunakan
untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan
Teknik Analisis Data atau korelasi antar variabel bebas dengan
Teknik analisis data digunakan variabel tidak bebasnya.
dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linear berganda. Uji regresi Koefisien Determinasi (R2)
linear berganda dilakukan untuk Nilai R2 yang kecil berarti
mengetahui pengaruh variabel-variabel kemampuan variabel-variabel independen
bebas yang diuji terhadap variabel terikat. dalam menjelaskan variabel dependen
Formulasi regresi berganda adalah: sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
Y α + β1 X1 + β2 X2+ ε (Sugiyono, 2014) berarti variabel-variabel independen
Dimana: memberikan hampir semua informasi yang
Y :Produk Domestik Regional Bruto dibutuhkan untuk memprediksi variasi
(PDRB) variabel dependen (Ghozali, 2009).
α: Konstanta
β1, β2: Koefisien regresi
X1: Investasi
X2: Tenaga Kerja

581
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

5.HASIL PENELITIAN DAN menurun lagi menjadi Rp


PEMBAHASAN 396.363.620.332,-. Penurunan tidak
Analisis Data berjalan lama, pada tahun 2013 sampai
Pada sub bab ini akan dilakukan 2015 nilai investasi mengalami
analisis terhadap permasalahan yang peningkatan terus menerus hingga sebesar
diajukan. Dimana analisis ini terdiri dari Rp 828.416.500.000,-. Nilai total investasi
analisis deskriptif dan pengujian hipotesis. tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu
Tujuan dari analisis ini adalah untuk sebesar Rp 828 416 500.000,-, sedangkan
mengetahui apakah variabel-variabel yang nilai total investasi terendah terjadi pada
terdiri dari Investasi dan Tenaga Kerja tahun 2010 yaitu sebesar Rp
mempunyai pengaruh terhadap Produk 301.508.217.722,-.
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tabel 3
Data Tenaga Kerja Periode 2010-2015 di
Timur periode tahun 2010-2015.
Jawa Timur (Orang)
Tahun Tenaga Kerja (Orang)
2010 11.476.973
2011 19.652.562
Analisis Deskriptif 2012 20.238.054
2013 20.432.453
Sebelum dilakukan pengujian 2014 26.149.998
2015 27.274.681
hipotesis, dilakukan analisis deskriptif
terlebih dahulu terhadap variabel-variabel
Tabel 3 di atas menunjukkan
bebas yaitu Investasi dan Tenaga Kerja
bahwa jumlah tenaga kerja di Jawa Timur
dan variabel terikat yaitu Produk Domestik
selama periode 2010 sampai 2015
Regional Bruto (PDRB).
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010
Tabel 2 sampai 2013, jumlah tenaga kerja terus
Data Investasi Periode 2010-2015 di
Jawa Timur (Rp) meningkat hingga sebesar 20432453
Tahun PMA PMDN Total
2010 105.836.584.251 195.671.633.471 301.508.217.722 orang. Kemudian pada tahun 2014
2011 295.236.458.259 430.388.719.950 725.625.178.209
2012 154.625.412.125 241.738.208.207 396.363.620.332 meningkat menjadi 26149998 orang dan
2013 194.582.412.685 295.689.019.813 490.271.432.498
2014 205.869.000.000 433.756.900.000 639.625.900.000 tahun 2015 meningkat lagi menjadi
2015 342.548.000.000 485.868.500.000 828.416.500.000
Tabel di atas menunjukkan bahwa 27274681 orang. Jumlah tenaga kerja
nilai investasi Jawa Timur selama periode tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu
2010 sampai 2015 mengalami fluktuasi. sebesar 27274681dan jumlah terendah
Pada tahun 2010 nilai investasi sebesar Rp sebesar 11476973 yang terjadi pada tahun
301.508.217.722,- kemudian meningkat di
43 2010.
tahun 2011 menjadi Rp
725.625.178.209,-, tahun berikutnya

582
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

Tabel 4 Tabel di atas menunjukkan


Data PDRB Periode 2010-2015 di Jawa
keterkaitan antara besarnya investasi dan
Timur (Rp)
Tahun PDRB JATIM (Rp) jumlah tenaga kerja dengan nilai PDRB.
2010 990.648.800.000.000
2011 1.054.401.800.000.000
Pada tahun 2010 ke tahun 2011,
2012 1.124.464.600.000.000 meningkatnya nilai investasi dan jumlah
2013 1.192.789.800.000.000
tenaga kerja dibarengi dengan
2014 1.262.684.500.000.000
2015 1.331.395.000.000.000 meningkatnya angka PDRB. Namun pada
Tabel 4. di atas menunjukkan tahun 2011 ke tahun 2012, nilai investasi
bahwa jumlah tenaga kerja di Jawa Timur menurun dan jumlah tenaga kerja
selama 5 tahun terus menerus mengalami meningkat namun angka PDRB
peningkatan dari 2010 sampai 2015. menunjukkan meningkat. Sedangkan
Jumlah tenaga kerja tertinggi sebesar Rp. perkembangan besarnya investasi dan
1.331.395.000.000.000 yang terjadi pada jumlah tenaga kerja pada tahun 2013 dan
tahun 2015 dan jumlah tenaga kerja 2015 seiring dengan meningkatnya nilai
terendah sebesar Rp 990.648.800.000.000 PDRB.
yang terjadi pada tahun 2010.
Analisis Regresi Berganda
Analisis Statistik Persamaan Regresi Linear Berganda
Untuk menguji signifikan atau Analisis Regresi Linier Berganda
tidaknya pengaruh Investasi dan Tenaga digunakan untuk mengukur berapa besar
Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi pengaruh dari masing-masing variabel
periode tahun 2010-2015 maka digunakan bebas (x) terhadap variabel terikat (y).
analisis regresi liniear berganda Tabel 6
menggunakan program SPSS 22. Berikut Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
B Std. Error
data penelitian yang digunakan untuk Konstanta 714141031465762 94723689788635
Investasi -145,023 200,038
analisis regresi. Tenaga Kerja 25250433,622 7164165.987

Tabel 5
Data Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan Tabel 6. diatas maka dapat
Tahun Investasi Tenaga Kerja PDRB
2010 301.508.217.722 11.476.973 990.648.800.000.000
dirumuskan persamaan regresi regresi
2011 725.625.178.209 19.652.562 1.054.401.800.000.000 sebagai berikut :
2012 396.363.620.332 20.238.054 1.124.464.600.000.000
PDRB = 714141031465762 - 145,023
2013 490.271.432.498 20.432.453 1.192.789.800.000.000
Investasi + 25250433,622 Tenaga Kerja
2014 639.625.900.000 26.149.998 1.262.684.500.000.000
2015 828.416.500.000 27.274.681 1.331.395.000.000.000
Interpretasi dari model diatas adalah
sebagai berikut : a.Besarnya konstanta (  0

583
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

) = 714141031465762 menunjukkan tahun 2010-2015 adalah sangat tinggi


besarnya PDRB bilamana tidak ada dengan parameter pengukuran nilai
pengaruh dari Investasi dan tenaga kerja korelasi antara 0,8-1. Kemudian dari tabel
atau dapat dikatakan bahwa nilai Investasi diatas dapat dilihat pula besarnya nilai
dan tenaga kerja adalah nol atau konstan. koefisien determinasi R-Square sebesar
b.Koefisien regresi untuk Investasi = - 0,887, yang menunjukkan prosentase
145,023 menunjukkan apabila Investasi besarnya PDRB dapat
mengalami kenaikan sebesar satu satuan diprediksi/dijelaskan oleh masing-masing
maka PDRB akan mengalami penurunan variabel bebas investasi dan tenaga kerja.
sebesar 145,023 dengan asumsi Tenaga Dari tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan
Kerja adalah konstan. c.Koefisien regresi bahwa kedua variabel bebas investasi dan
untuk Tenaga Kerja = 25250433,622 tenaga kerja dapat menjelaskan variabel
menunjukkan apabila Tenaga Kerja terikat yakni PDRB sebesar 88,7persen.
mengalami kenaikan sebesar satu satuan
maka PDRB akan mengalami peningkatan 6. Pembahasan
sebesar 25250433,622 dengan asumsi Berdasarkan hasil uji F atau
Investasi adalah konstan. pengujian secara simultan, didapat hasil
Koefisien Korelasi dan Koefisien bahwa secara simultan investasi dan
Determinasi tenaga kerja bersama-sama atau simultan
Tabel 7 berpengaruh signifikan terhadap
Analisis Regresi Model Summary
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat
Model Summary dibuktikan dari nilai Sig. dari model
Adjusted Std. Error of regresi lebih kecil dibanding 0,05.
Model R R Square R Square the Estimate
1 .942a .887 .812 5.551E+013 Pengaruh dari variabel investasi dan
a. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Inv estasi
tenaga kerja terhadap PDRB adalah sangat
tinggi hingga mencapai 88,7% sedangkan
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat
sebesar 11,3%, yang berarti masih ada
dilihat pengaruh antara Investasi dan
faktor lain selain investasi dan tenaga kerja
Tenaga Kerja terhadap PDRB periode
yang diduga mempengaruhi PDRB.
tahun 2010-2015. Dari tabel diatas
Secara parsial dengan
diketahui bahwa R yang menunjukkan
menggunakan statistik uji t menunjukkan
angka korelasi adalah sebesar 0,942, yang
tidak ada pengaruh negatif yang tidak
berarti pengaruh antara antara Investasi
signifikan dari Investasi terhadap PDRB.
dan Tenaga Kerja terhadap PDRB periode
Artinya dalam penelitian ini semakin

584
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

tinggi investasi suatu perusahaan tidak pengaruh positif dari investasi terhadap
menjadi tolak ukur dalam menggambarkan pertumbuhan ekonomi.
PDRB yang tinggi. Secara teori investasi Secara parsial dengan
didefinisikan sebangai suatu penanaman menggunakan statistik uji t menunjukkan
modal untuk satu atau lebih aktiva yang ada pengaruh positif yang signifikan dari
dimiliki dan biasanya berjangka waktu tenaga kerja terhadap PDRB. Artinya
lama dengan harapan mendapatkan dalam penelitian ini semakin tinggi angka
keuntungan di masa-masa yang akan tenaga kerja maka semakin tinggi PDRB
datang (Sunariyah, 2003:4). Investasi di Jawa Timur. Tenaga kerja adalah setiap
adalah sebagai pengeluaran-pengeluaran orang yang mampu melakukan pekerjaan
untuk membeli barang-barang dan guna menghasilkan barang dan atau jasa
peralatan-peralatan produksi dengan tujuan baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
untuk mengganti dan terutama menambah maupun masyarakat (Undang-Undang
barang-barang modal dalam perekonomian Nomor 13 Tahun 2003). Arah koefisien
yang akan digunakan untuk memproduksi variabel tenaga kerja adalah positif, artinya
barang dan jasa di masa depan. Arah semakin tinggi penduduk usia kerja
koefisien variabel investasi adalah negatif, (berusia 15 tahun ke atas) atau jumlah
artinya semakin tinggi nilai investasi maka seluruh penduduk dalam suatu negara yang
semakin rendah nilai PDRB di Jawa dapat memproduksi barang dan jasa jika
Timur. Dengan demikian hipotesis ada permintaan terhadap tenaga mereka,
pertama penelitian yang menyatakan dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
“Investasi memiliki pengaruh terhadap aktivitas tertentu maka semakin tinggi
PDRB di Jawa Timur” ditolak. Hal ini pertumbuhan ekonomi suatu kota atau
senada dengan penelitian Suindyah (2009) kabupaten. Dengan demikian hipotesis
dimana semakin meningkatnya investasi kedua penelitian yang menyatakan
yang masuk ke Jawa Timur khususnya “Tenaga Kerja memiliki pengaruh
investasi asing akan dapat meningkatkan terhadap PDRB di Jawa Timur” diterima.
pertumbuhan ekonomi. Dan konsisten Hal ini mendukung hasil penelitian
dengan hasil penelitian Barimbing dan Suindyah (2009) dan Putri (2014) dimana
Karmini (2015) dimana investasi tidak jumlah tenaga kerja yang bekerja akan
berpengaruh signifikan. Namun bertolak mempunyai pengaruh yang signifikan
belakang dengan penelitian Susi., Kirya., terhadap peningkatan pertumbuhan
dan Yudiaatmaja (2015) bahwa ada ekonomi. Serta mendukung penelitian
Susi., Kirya., dan Yudiaatmaja (2015)

585
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

serta Barimbing dan Karmini (2015) Domestik Regional Bruto (PDRB) di


dimana ada pengaruh positif dari tenaga Jawa Timur” diterima. Arah koefisien
kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. variabel tenaga kerja adalah positif,
Namun bertolak belakang dengan hasil artinya semakin tinggi angka tenaga
penelitian Bawuno,. Kalangi., dan Sumual kerja maka semakin tinggi Produk
(2015) yang membuktikan bahwa tenaga Domestik Regional Bruto (PDRB) di
kerja berpengaruh positif dan tidak Jawa Timur.
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 3. Investasi dan Tenaga Kerja
di kota Manado. berpengaruh secara simultan terhadap
Produk Domestik Regional Bruto
7.PENUTUP (PDRB) di Jawa Timur. Dengan
Kesimpulan demikian hipotesis ketiga penelitian
Berdasarkan hasil analisis pada bab yang menyatakan “Investasi dan
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan Tenaga Kerja memiliki pengaruh
sebagai berikut: secara simultan terhadap Produk
1. Investasi tidak berpengaruh secara Domestik Regional Bruto (PDRB) di
parsial terhadap Produk Domestik Jawa Timur” diterima.
Regional Bruto (PDRB) di Jawa Saran
Timur. Dengan demikian hipotesis Berdasarkan hasil kesimpulan di
pertama penelitian yang menyatakan atas, maka saran yang dapat diberikan
“Investasi memiliki pengaruh terhadap adalah:
Produk Domestik Regional Bruto 1. Diketahui investasi dan tenaga kerja
(PDRB) di Jawa Timur” ditolak. Arah berpengaruh secara bersama-sama
koefisien variabel investasi adalah terhadap Produk Domestik Regional
negatif, artinya semakin tinggi nilai Bruto (PDRB) di Jawa Timur, oleh
investasi maka semakin rendah nilai karena itu dalam usaha untuk
Produk Domestik Regional Bruto meningkatkan Produk Domestik
(PDRB) di Jawa Timur. Regional Bruto (PDRB) maka cara
2. Tenaga Kerja berpengaruh terhadap yang dapat dilakukan adalah
Produk Domestik Regional Bruto meningkatkan pendapatan masyarakat
(PDRB) di Jawa Timur. Dengan melalui investasi dan membuka
demikian hipotesis kedua penelitian lapangan kerja bagi penduduk usia
yang menyatakan “Tenaga Kerja kerja.
memiliki pengaruh terhadap Produk

586
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

2. Pemerintah dan investor hendaknya Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk


Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
memberikan investasi kepada
Erlangga
perusahaan yang mampu menyerap Malhotra, N. K. 2009. Perpajakan
Indonesia ”Konsep dan Aspek
tenaga kerja lebih banyak dengan
Formal”. Yogyakarta : Graha
membangun infrastruktur dan sarana Ilmu..
Nainggolan, O. 2009. Analisis Faktor-
perindustrian yang lebih memadai.
faktor yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja pada
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten/Kota di Provinsi
Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan. Sumatera Utara. Tesis.. Medan:
Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Sekolah Pascasarjana Universitas
Badan Pusat Statistik. 2015. Sumatera Utara
Barimbing, Y. R., dan N. L. Karmini. Putri, P. I. 2014. “Pengaruh Investasi,
2015. “Pengaruh Pad, Tenaga Tenaga Kerja, Belanja Modal, dan
Kerja, Dan Investasi Terhadap Infrastruktur Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Pulau
Bali”, E-Jurnal EP Unud,, 4 [5] Jawa”, Journal of Economics and
:434-450 Policy, Vol. 7, No. 2,Hal. 100-202.
Bawuno, E. E., J. B. Kalangi., dan J. I. Rahardja, P., dan M. Manurung. 2008.
Sumual. 2015. “Pengaruh Investasi Teori Ekonomi Makro. Suatu.
Pemerintah Dan Tenaga Kerja Pengantar, Jakarta : UI
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Rizky, A. R. 2016. “Pengaruh Likuiditas
Kota Manado (Studi Pada Kota dan Profitabilitas Terhadap
Manado Tahun 2003-2012)”, Deviden Payout Ratio Pada
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Subsektor Perbankan Yang
Vol. 15, No. 04 Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Boediono. 2000. Ekonomi Moneter. Periode 2009 – 2013”. Universitas
Yogyakarta : BPFE. Sam Ratulagi”, Jurnal EMBA,
Data Dinamis Provinsi Jawa Timur (2016) Vol.2, No.3
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Sekaran, U. 2006 Metodologi Penelitian
Multivariate Dengan Program untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
SPSS. Semaramg : Universitas Empat.
Diponegoro. ______________. Metodologi Penelitian
Jamli. 2012. “Pengaruh Investasi dan untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Tenaga Kerja Terhadap Produksi Empat.
Batubara dan Pertumbuhan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Ekonomi di Kutai Kartanegara”, Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Jurnal Eksis, Vol. 8, No. 2, ISSN : bandung : Alfabeta.
2168 – 2357 Suindyah, S. 2009. “Pengaruh Investasi,
Jhingan, M. L. 2014. Ekonomi Tenaga Kerja dan Pengeluaran
Pembangunan dan Perencanaan. Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Jakarta : Rajawali Pers: Ekonomi di Propinsi Jawa Timur”,
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Jurnal Ekuitas, Vol. 15, No. 4, Hal.
Sistem Informasi.Yogyakarta : 477 – 500.
Andi. Sukirno. 2006. Makroekonomi: Teori
Kuncoro, M. 2002. Manajemen Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Perbankan, Teori dan Aplikasi. Grafindo Persada.
Jakarta: PT. Indeks

587
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 573 – 588 Volume 3, Nomor 1, Maret 2018

___________. Auditing Petunjuk Praktis


Pemeriksaan Akuntan Oleh.
Akuntan Publik. Jakarta : Salemba
Empat

Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan


Pasar Modal. Yogyakarta : UPP-
AMP YKPN,
Tandelilin, A. 2011. Fortofolio dan
Investasi. Yogyakarta : konisius
Todaro, M. P. 2006. Pembangunan
Ekonomi. Jakata : Erlangga.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan
Yudiaatmaja, F., L. I. D. Susi S, dan I K.
Kirya. 2015. “Pengaruh Investasi,
Tenaga Kerja, dan Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
kabupaten buleleng periode 2008-
2012”, e Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha -,
Volume 3

588

You might also like