Professional Documents
Culture Documents
Conjunctivitis: B. C. B. C. D
Conjunctivitis: B. C. B. C. D
CONJUNCTIVITIS
1. Conjunctivitis catharalis
a. Conjunctivitis catharalis acute
b. Conjunctivitis catharalis subacute
c. Conjunctivitis catharalis kronika
2. Conjunctivitis purulenta
3. Conjunctivitis fliktenularis
4. Conjunctivitis membranasea dan pseudomembranasea
5. Conjunctivitis vernal
6. Conjunctivitis atopi
7. Conjunctivitis folikularis non trakoma
a. Conjunctivitis folikularis akuta
1) Inelusion Conjunctivitis
2) KeratoConjunctivitis epidenuka
3) Demam faringo Conjunctivitis
4) Conjunctivitis hemurasik akut
5) keratoConjunctivitis herpetika
6) Conjunctivitis new carstle
b. Conjunctivitis folikularis kronika
c. Conjunctivitis toksika/alergika
d. Folikulosis
8. Conjunctivitis folikularis trakoma
Cocjunetivitis
Conjunctivitis
2. delayed (collular)
Hipersensitive reaction
3. autoimmune disease
a. keratoconjunetivitis
sicatrical penphisoid
1. Conjunctivitis
a. Conjunctivitis ditarrhalis acute
b. Conjunctivitis gonarrhoeae
c. Conjunctivitis diphtheria
d. Epidemia keratoconjunctivitis
e. Herpes simplex virus conjunctivitis
f. Bernal conjunctivitis
2. Trachoma
3. Steren johnsons syndrome
4. Pterygium
5. Ulkus carrea
6. Fungal kreatitis
7. Herpes simpleks keratitis
8. Keratitis phlyctenuaris
9. Episeteritis
10. Scleritis
11. Trauma pada mata
a. Trauma tumpul
b. Trauma tajam
c. Trauma ctenus
d. Trauma thernus
e. Trauma radiasi
f. Trauma lon
12. Benda asing pada mata
13. Tembaga
14. Retinoblastoma
15. Glacoma
16. Katarak
17. Kelainan karena korpus vitherus
a. Uveltis posteriar (karoiditis)
b. Karoiditis suparative
c. Vitreus opacity
18. Kelainan retraksi
a. Hipermetropia
b. Myopia
c. Astigmatisme
2. BLEFARITIS
Definisi : peradangan kronis dari mesopalpebra (pinggir kelopak mata) dimana dijumpai di
pinggir kelopak mata merah edema (menebal) dan disertai skuama dan krusta.
Gejala klinis (subjektive) : mata kalau pagi lengket, rasa panas, gatal pada mesopalpebra,
tidak tahan cahaya, lekas capai bila kerja dekat.
Pengobatan
1. Gatal
2. Hiperemis Minimal Minimal Minimal Hebat
3. Air mata Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh
4. Discharge Sedikit Sedang Hebat Sedang
5. Prealricular Hebat Hebat Minimal Hebat
nodule Jarang Sering pada Sering Tidak ada
6. Pewarnaan inclusion
exsudat Bacteri, PMN PMN Monosit Eosinofil
plasmasel,
7. Faringitis dan inclusion
demam Kadang Tidak ada Kadang Tidak ada
2. keratoconjunctivitis epidemika
3.
Penyebab adeno virus tipe 8 dapat mengenai anak dan dewasa dan terjadi sebagai
epideno dengan masa inkubasi 5-10 hari.
gejala subjective
1. Palpebra bengkak
2. Conjunctivitis tarsalis : hiperemis, banyak folikel terutama di konjungtiva tarsalis
inferior.
3. Conjunctivitisbulsi : injeksi konjungtiva, kemotik mungki disertaisubconjungtival
bleeding
4. 6-10 hari kemudian di kornea tampak infiltrat bulat-bulat kecilbesar, rata-rata ¼
mm terdapat sampai belasan buah, infiltrat tidak pernah menjadi ulkus dan pada
kornea tidak pernah timbul neovaselserasi : sensitibilitas kornea tidak menurun.
Pengobatan
Klinis didapatkan
1. Cojunctivitis folikularis akut
2. Faringitis akut
3. Suhu badan meningkat
4. Kelenjar prealrikuler dapat membesar
Gejala objektive
pengobatan
tidak ada yang spesifik antibiotik atau sulfa diberikan untuk mencegah infeksi sekunder
dan memperpendek waktu : biasanya sembuh dalam 4 hari – 2 minggu.
5. Kalazion
Definisi: peradangan kronis dan granulomatosa dari kelenjar meibom dimana penyebabnya
tidak diketahui
Faktor tambahan:
1. Blefaritis
2. Infeksi ringan dari kelenjar meibom
3. Sumbatan mekanis: pembedahan yang merusak kelenjar meibom
Gambaran klinis:
a. Tampak sebagai pembekakan sebesar kacang tanpa keluhan apa-apa (tanpa rasa sakit)
b. Pada perabaan keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit
c. Kalau palpebral dibalik, konjungtiva pada tempat kalazion menonjol merah
d. Terjadi perlahan-lahan sampai beberapa minggu
e. Pada ujung kelenjar meibom terdapat massa yang kuning dari sekresi yang tertahan
f. Bila kalazion yang terinfeksi memecah dapat tampak pada tempat tersebut
dikonjungtiva palpebral sebagai jaringan granulasi yang menonjol keluar
g. Kalazion yang cukup besar penekanan bola mata gangguan retraksi
(astismatisme)
Patogenesis:
Kalazion:
Hordelum internum:
Gejala dan tanda klinis: merasa sepeti ada benda asing dimata, panas, perasaan mata bengkak,
gatal, photophobia ( kalau cornea terlibat)
Pengobatan kalazion
a. bila kecil
1. kompres hangat 3-4x 20 menit sehari
2. obat mata antibiotika jarang menghilang sendiri kecuali yang kecil
b. Bila besar dan timbulkan gangguan
Dilakukan eksisi dan kwitase dengan cara:
- Disinfeksi dari palpebral dan sekitarnya dengan asam pikrat 2%
- Anastesi local dengan novokain 2% atau prokain 2% mula mula subkutan kemudian
intrasmusuler
- Bila sudah tidak terasa sakit pasang klem palpebral atau forceps kalazion dengan
bagian cincinya pada konjungtiva palpebral dan bagian masifnya di luar lalu disekrup
- Palpebral kemudian dibalik dengan kalazionya dipotong ventrikal terhadap
marsopalpebra dengan pisau scalpel melalui konjungtiva, tarsus dan dinding kista,
isisnya dikeluarkan dan dindingnya di kwit
- Diberi salep mata antibiotika atau sulta dan mata perban
- Untuk mempercepat absorbs darah beku di tempat operasi dapat dilakukan dengan
pijitan yang dilakukan 2x sehari
- Bila ada tendesis untuk residif maka masopalpebra di masase untuk mengeluarkan isi
kelenjar meibom, kemudian mata di cuci beberapa kali sehari untuk selanjutnya diberi
salep antibiotika
- Bila sering residif mungkin keganasan
6.Hordelum
Definisi: peradangan akut dan suprative dari kelenjar kelenjar palpebral disebabkan
staphylococcus atau streptokokus
Gambaran klinis:
Pengobatan hordelum
Komplikasi
Pada hordelum yang besar dapat terjadi/ disertai selulitis dari palpebral atau orbita sehingga
keadaan umumnya lebih terganggu
- Hypertophic besar, permukaan datar, polygonal merah muda pada konjungtiva tarsalis
superior—vernal keratoconjungtivitis
- Pseudoptosis: edema/ infiltrasi muller’s muscle, seperti pada trachoma/EKC
- Chemosis: cenderung pada hay fever, acute gono/meningococcal conjunctivitis,
Trichinosis
- Follicle: sering pada viral conjunctivitis
- Pseudo/membran: terjadi akibat coagulatie. Didapat pada:
. EKC
. herpes simplex virus conjunctivitis
. streptococcal conjunctivitis
. diphtheria
. erythema multiforme mayor
- Granuloma: biasanya pada sroma
Endogen: TBC, syphilis, coccidioidomycosis
Exogen: lymphogranuloma venerum conjungtivitis, tularaemia, chalazion.
- Preauriculer lymphadenopathy: sering pada- parinaud’s oculoglandular syndrome.
Jarang pada- epidemic kerato conjunctivitis
Laboratorium:
Pemeriksaan secret yang berasal dari kerokan mata/conjunctivitis dengan tehnik
pewarnaan gram/giemsa.
4. pemeriksaan penunjang: pengecatan gram/giemsa dari secret atau erokan mata sehingga
dapat
di identifikasi sel-sel radang seperti PMN mononuclear cell, Eosinophil, bakteri atau jamur
tertentu.
. Neosporin
. chloramphenicol
13. masa pemulihan: tanpa therapy sembuh 9-14 hari dengan pengobatan sembuh 3 hari
Definisi: penyakit menular dengan penularan melalui kontak langsung dengan secret
konjungtiva dapat mengenai satu atau dua mata
Gejala subjective:
Gejala objective:
a. Palpebral oedem
b. Conjungtiva palpebral hiperemis, kasar beludru karena ada oedem dan infiltrasi
c. Conjungtiva bulbi injeksi conjungtiva banyak, kemosis, dapat ditemukan
pseudomembran pada injeksi dengan pneumokokus. Kadang-kadang disertai
perdarahan subconjungtiva kecil kecil baik dikonjungtiva palpebral maupun
dikonjungtiva bulbi yang biasanya disebabkan pnemukokus atau virus
d. Sekret mukosa, mukopirulent
e. Blefasospasme
f. Dapat disertai blefaritis bahkan kadang-kadang ulcus cornea marginal keratitis, ulkus
kornea dengan atau tanpa hipopion dapat terjadi karena perdangan pneumokokus
Pengobatan:
Obat tetes dapat diberikan pada siang hari (setiap 3-4 jam) sedangkan pada malam hari dapat
diberikan salep mata
Etiologi: sebagai kelanjutan dari konjungtivitis akut atau oleh kuman haemofilus influenza
Gambaran klinis:
a. Palpebral edema
b. Onjungtiva palpebral hiperemis, tidak begitu infilrative
c. Conjungtiva bulbi: injeksi conjungtiva (+)
d. Tidak ada blefrospasme
e. Secret
Gejala subjective
a. Gatal
b. Ngeres
c. Rasa berat di mata
d. Pagi keluar kotoran yang banyak
e. Mata terasa ada pasir
Gejala objective
Pengobatan
Definisi: merupakan radang akut pada muscaconjungtiva kadang-kadang disebut dengan pink
eye
- staphylococcus aureus
- streptococcus viridans
- pneumococcus
- Moraxella lacunata
- laboratorium
>subjective
>objective
- secret mucopurulent yang terdapat lebih banyak pada waktu pagi karena panas tubuh
sering
II. Laboratoris:
> Neosporin
>chloramphenicol
13. masa pemulihan: tanpa pengobatan sembuh 9-14 hari dengan pengobatan sembuh 3-5
hari
Definisi: peradangan conjungtiva yang akut dan hebat dengan secret purulent yang
disebabkan oleh Neisseria gonorhoe
Stadium penyakit
Gambaran klinik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan terhadap sekret atau kerokan conjunctiva didapati diplococus gram (-) intra dan
ekstraseluler.
Pengobatan
Berhubung seringnya timbul penyulit ulkus cornea disamping sangat menular maka
sebaiknya penderita dirawat di kamar isolasi.
a. Pengobaan topikal
mata dibersihkan setiap 15 menit dengan kapas basah disusul dengan pemberian obat tetes
mata penisilin. Bila sudah agak terang maka pemberian obat tetes mata dilakukan setiap jam
(1 tetes /jam)
2. depocilline
3 juta iu/vial
Bila setelah 1-2 hari tidak menunjukan perbaikan atau pasien sensitivee terhadap penisilin
maka dapat dipakai salep mata tetracycline. Garamisin atau kemisetin, disertai pemberian
sistemiktidak seefektif penisilin
b. pengobatan sistemik
dapat diberikan
1. procain penisilin G dalam larutan air secara IM dengan dosis 4,8 juta Iu single dose.
(50.000 IU/kgBB singel dose ) bila pasien sensitive maka dapat diberikan
c. jika diserta dengan kelainan kornea maka pengobatan ditambah dengan pemberian sulfur
atropin 0,5 % 3x sehari satu tetes
procain penisilin G dosisn4,8n juta IU secara IM dibagi dalam dua dosis kemudian disuntikan
pada dua tempat yang berbeda pada satu kali kunjungan. Sebelum penyuntikan procain
penisilin G maka terlebih dahulu diberikan probenesid 1000 mg secara p.o single dose
probensid
Jika terdapat resistensi terhadap oabat-obatan tersebut maka dapat diberikan terapi seri
demam ( fever therapy) dengan harapan pembentukan antibodi diperbanyak didalam tubuh
sehingga dapat cepat sembuh. Selama pengobatan sekret harus diperiksa setiap hari. Bila
selam 3 hari berturut-turut, pemeriksaan menunjukan gonokokus (-) baru penderita boleh
dipulangkan jika pula disertai dengan kelainan kornea pengobatan ditambah dengan sulfus
atropin 0,5 % 3 x sehari / tetes.
CONJUNCTIVITIS GONORRHOEICA
- Gejala subjective :
- Nyeri pada mata
- Dapat disertai tanda-tanda infeksi umum.
- Biasanya pada satu mata sering pada mata kanan.
- Gejala objctive ;
- Sekret purulen tidak begitu kental
- Selaput conjunctiva lebih berat dan menonjol.seperti
hypertrophy papil yang besar-besar.
- Dapat berlangsung berminggu-minggu.
Pemeriksaan
Stadium selanjutnya :
- Staphylococcal conjunctivitis
4. Pemeriksaan penujang : - dari sekret atau kerokan conjucntiva yang dioleskan pada
gelas
5. Konsultasi : kalau perlu kebagian anak dan bagian kulit dan kelamin
Penyebab konjungtivitis
Gejala konjungtivitis
Konjungtivitis bakteri
Mempengaruhi kedua belah mata. Mata biasanya akan terasa berpasir dan rasa
tidak nyaman karena debit yang lengket. Kelopak mata atas dan bawah mungkin akan
merekat di pagi hari atau saat bangun tidur, dan mungkin terdapat krusta atau debit
pada bulu mata.
Konjungtivitis virus
Mata memerah dan mungkin terdapat cairan yang encer. Seringkali kelopak
mata membengkak dan bahkan konjungtiva pada putih mata juga membengkak. Mata
menjadi tidak nyaman, dan mungkin juga terjadi gejala seperti pilek. Kadang-kadang
terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar telinga atau leher.
Konjungtivitis jenis ini juga dapat menyebar dan mempengaruhi kornea (keratitis),
dan dapat bertahan selama beberapa minggu dan menyebabkan penglihatan kabur.
Konjungtivitis klamidia
Satu atau kedua belah mata akan merah dengan debit yang lengket dan terkadang
kelopak mata ikut bengkak. Kornea mungkin juga akan terpengaruh dalam kondisi
ini.
Konjungtivitis alergi
Konjungtivitis alergi biasanya berhubungan erat dengan munculnya rasa gatal pada
mata. Mata biasanya sebentar-sebentar merah. Kondisi ini dapat terjadi dalam waktu-
waktu tertentu dalam satu tahun, misalnya selama musim tertentu ketika banyak
serbuk sari di udara.
Diagnosis konjungtivitis
Pengobatan konjungtivitis
Konjungtivitis bakteri
Biasanya diobati dengan tetes atau salep mata antibiotik spektrum luas, misalnya
kloramfenikol atau asam fusidic. Mata juga harus dibersihkan dengan kapas yang
dibasahi dengan air masak yang didinginkan untuk menghilangkan kerak yang
lengket. Penelitian membuktikan bahwa 64 persen kasus konjungtivitis bakteri akan
sembuh dengan sendirinya dalam waktu lima hari, obat mata antiobiotik diduga tidak
berkontribusi besar dalam meningkatkan angka kesembuhan.
Konjungtivitis virus
Tidak ada pengobatan efektif untuk konjungtivitis virus. Tapi mata dapat dibuat lebih
nyaman dengan penggunaan salep pelumas seperti Lacri-Lube. Kompres dingin pada
mata dan tablet seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi
gejala.
Karena konjungtivitis virus mudah sekali menular, pastikan agar selalu menjaga
kebersihan, seperti mencuci tangan dan wajah dan tidak menggunakan handuk secara
bersama-sama. Juga sedapat mungkin hindari kontak dengan orang lain. Kondisi ini dapat
berlangsung dalam waktu yang lama, dan dalam beberapa kasus tetes kortikosteroid dapat
membantu, namun harus diberikan dalam pengawasan ketat seorang dokter spesialis
mata.
Konjungtivitis klamidia
Terapinya adalah dengan salep chlorotetracycline pada kedua belah mata dan tablet
tetrasiklin untuk mengendalikan infeksi di lokasi tubuh lain. Anak-anak tidak boleh
diobati dengan tetrasiklin, namun eritromisin dapat digunakan untuk mereka.
Konjungtivitis alergi
Dapat diobati dengan menggunakan obat tetes antihistamin topikal. Obat tetes, seperti
natrium kromoglikat (misalnya tetes mata Opticrom), dapat digunakan untuk
mencegah reaksi alergi. Tetes kortikosteroid terkadang juga diperlukan, namun hanya
boleh diberikan dibawah pengawasan dokter spesialis mata.
Konjungtivitis pada bayi
Harus diperlakukan dengan sangat hati-hati dan serius. Spesimen diambil dari debit
mata yang lengket dan harus diperiksa oleh dokter spesialis mata. Pengobatannya
akan tergantung dari penyebab yang mendasarinya, yaitu berdasarkan hasil tes dari
laboratorium.
Mencegah konjungtivitis
Gejala Objective :
Gejala :
Tanda Klinis :
Keluhan Objective :
Konjunctivitis flikten
Tanda radang tidak jelas hanya terbatas pada tempat
flikten dan sekret hamper tidak ada
Konjunctivitis CumFlikten
Tanda radang jelas dan sekret mukos, mukoparulent
belakang septum orbita. Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga
orbita. Biasanya disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama
diperlukan pengobatan segera. Pada anak-anak, selulitis orbitais biasanya berasal dari
infeksi sinus dan disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae. Bayi dan anak-
anak yang berumur dibawah 6-7 tahun tampaknya sangat rentan terhadap infeksi oleh
Haemophilus influenzae
Epidemiologi
1. Mortalitas / Morbiditas
2. Ras
3. Sex
4. Usia
Selulitis orbita, pada umumnya, lebih sering terjadi pada anak-anak daripada
di dewasa muda. Kisaran usia anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan selulitis
orbita adalah 7-12 tahun
a. Haemophilus influenza
Merupakan bakteri yang bersifat gram negatif dan termasuk keluarga
Pasteuracella. Haemophilus influenzae yang tidak berkapsul banyak diisolasi dari
cairan serebrospinalis, dan morfologinya seperti Bordetella pertussis penyebab
batuk rejan, namun bakteri yang didapat dari dahak besifat pleomorfik dan
sering berbentuk benang panjang dan filamen.
b. Staphylococcus aureus
c. Streptococcus pneumonia
d. Streptococcus pyogenes
Selulitis orbita merupakan infeksi yang sering terjadi melalui focus infeksi
sinus paranasal, khususnya sinus etmoidalis. Penyebarannya disebabkan oleh
karena tipisnya tulang untuk menghalangi tersebarnya focus infeksi dan penyebaran
masuk melalui pembuluh darah kecil yang menuju jaringan ikat di sekitar bola mata.
MANIFESTASI KLINIS
Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita. Biasanya disebabkan oleh
kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama adalah sinus etmoid. Gejalanya berupa:
- Mata menonjol
Diagnosis selulitis orbita ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan lainnya.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
Penyakit selulitis orbita bisa dicegah melalui imunisasi vaksin HiB untuk
mencegah terjadinya infeksi Haemophilus pada anak-anak. Evaluasi yang tepat dan
pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi bisa mencegah penyebaran
infeksi ke mata.
Jarang dapat di lihat sebagai conj. Folikularis akut, karena conjungtivitis ini hanya
berlangsung 1-2 hari saja, sedang penderita baru datang setelah beberapa hari dimana telah
timbal kelainan di cornea,
Gambaran Klinik :
Pengobatan
Etiologi Entero Virus tipe 70. Penyakit ini sangat menular dengan kontak
langsung atau tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi sekret
penderita.
Gejala Subjective :
Gejala Objective :
terbanyak mengenai usia antara 5-25 tahun terutama laki-laki. Bila didapatkan pada usia
>25 tahun kemungkinan suatu conjunctivitis atropi.
Gejala Subjective :
1. Sangat gatal dimata terutama bila berada dilapangan terbuka yang panas terik misal
pada waktu main layang-layang.
2. Sering menunjukan gejala alergi terhadap tepung sari dan rumput-rumputan.
Gejala Objective :
a. Bentuk palpebra.
Terutama mengenai conjunctiva palpebra superior.
1. Conjunctiva tarsalis pucat, putih keabu-abuan disertai papil-papil yang besar
(cobble store appearance). Susunan papil ini rapat disamping tampak menonjol
sering dikacaukan dengan trakoma.
Bila terdapat kelainan dikornea kortikosteroid jangan diberikan secara topikal. Bila
perlu dapat diberikan secara sistemik disamping ditambah dengan sulfat atropin
0,5% 3x1 tetes sehari.
2. Dipermukaan papil kadang-kadang seperti ada lapisan susu terdiri dari sekret yang
mukoid.
3. Papil ini permukaannya rata dengan kapiler ditengahnya.
4. Kadang conjunctiva palpebra menjadi merah bila terkena infeksi sekunder.
b. Bentuk Limbus
Disekitar limbus conjunctiva bulbi menebal berwarna putih susu kemerah merahan
seperti lilin (tantras dot). Bila sembuh akan meninggalkan bekas yang menyerupai
ulkus senilos.
Pengobatan :
a. Kortikosteroid tetes atau salep mata dimana pada fase akut diberikan 2 tetes tiap 2
jam.misalnya : cendometason dan isoto-dex dexsametason 0,1%.
b. Kompres dingin untuk mengurangi rasa gatal.
c. Dianjurkan untuk pindah tempat tinggal ketempat yang sejuk.
VERNAL CONJUNCTIVITIS
Gejala subjective :
Gejala objective :
Pada kasus yang hebat sehingga timbul penyulit berupa kerusakan di kornea
disusul pembentukan jaringan sikatriks yang tebal dapat dilakukan keratoplasti
untuik memperbaiki visusnya.
a. Inclusion Blenorrhoe
Merupakan conjungtivitis purulen non gonore. Biasanya timbul 2 minggu (5-10 hari)
setelah lahir dan mengenai kedua mata. Penularan pada bayi yang baru lahir secara
langsung melalui jalan lahir dari sekret serviks harus dibedaka dengan Conjungtivitis
Gonore melalui pemeriksaan sekret.
Gambaran Klinik :
- Palpebra bengkak, Bleprospasme
- Conjungtivitis palpebra : mungkin ada pseudomembran, hiperemis, banyak folikel
terutama di conjungtiva palpebra inferior.
- Conjungtiva bulbi : injeksi conjungtiva hebat, mudah berdarah
- Kornea : biasanya tidak terdapat kelainan, hanya kadang-kadang terdapat keratitis
superfisial
- Sekret pururulent, kuning, banyak.
Pengobatan
- Topikal : Sulfacetamide 10% atau Tetracycline 1% diberikan 4x sehari selama 3
minggu.
- Oral lebih baik eritromisin.
b. Inclusion Conjungtivitis
Infeksi sering didapatkan dari kolam renang. Mungkin diantara orang yang berenang ada
yang menderita uretritis atau servisitis akibat Klamydia Oculogenital. Dapat juga karena
kontak langsung dengan alat genital. Dapat disertai dengan uretritis atau servisitis bila
tidak diobati dapat berlangsung berbulan sampai 1 tahun.
Gambaran Klinik
- Palpebra bengkak sedikit
- Conjungtiva palpebra hiperemi, banyak folikel terutama di conjungtiva palpebra
inferior, mungkin terdapat pseudomembran
- Conjungtiva bulbi : tidak begitu hiperemis
- Kornea biasanya tidak terdapat kelainan, mungkin terdapat keratitis superfisial
dengan neovaskularisasi superfisial dapat mengenai satu atau dua mata
- Kelenjar pre aurikular kadang-kadang membesar, rabaan keras, mudah digerakan dari
biasanya dan tidak sakit.
Gejala subjektive
Mata merah, fotopobia, lakrimasi
Pengobatan
- Obat mata antibiotik misal Tetracycline dan Eritromisin atau Sulfasetamude 10%
- Antibiotika atau Sulfa secara sistemik, misal Tetracycline 4x250 mg selama 21 hari.
Pengobatan spesifik untuk kedua jenis Inclusion Conjungtivitis ini tidak ada. Prebiotik
diberikan untuk mencegah infeksi sekunder dan dapat memperpendek lama penyakit
menjadi 1-2 minggu.
18. Trachoma
Thracoma merupakan penyakit menular, dimana penularannya disebabkan kontak
langsung dengan sekret penderita atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti
sapu tangan, handuk, alat kecantikan dsb. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab
kebutaan disamping Avitaminosis A dan Gonore.
Definisi
Conjungtivitis menahun yang disertai dengan hipertrofi papiler, infiltrasi sel-sel darah
putih dalam conjungtiva yang menyebabkan timbulnya frepolikel, folikel dengan infiltrat
dan neovaskularisasi di kornea.
Gejala Objektive
Yang diutamakan untuk mendirikan diagnosa trakoma adalah pemeriksaan
- Conjungtiva palpebra superior dimana terlihat prefolikel, sikatriks.
- Conjungtiva Forniks Superior dapat terlihat folikel, sikatriks
- Kornea 1/3 bagian atas dimana dapat terlihat infiltrat neovascularisasi, folikel,
herbert’s pita.
Prefolikel bercak bulat, kecil, menonjol, jernih di konjungtiva tarsalis superioe dan
merupakan kumpulan limfosit di sel plasma yang letaknya subepitel.
Folikel benjolan yang jernih, lebih besar dari prefolikel kadang-kadang ada pembuluh
darah diatasnya yang merupakan kumpulan sel limfosit dan sel plasma
disertai hekrose subepitel.
Stadium Insipien
Terdapat hipertrofi papil dengan folikel kecil-kecil di conjungtiva superior.
Penebala dan congesti pembuluh darah conjungtiva. Sekret sedikit jernih bila tidak
ada infeksi sekunder. Jarag ada kelainan cornea.
Stadium Estabish
Hipertrofi papil dan folikel besar dan matang pada conjungtiva tharsals superios.
Ditemui pannus thracoma yang jelas. Hipertrofi papil mengalahkan gambaran
foikel. Pannus pembuluh diantara ephitel dan membran bowman biasanya
terdapat di daerah limbus atas.
Stadium Parut
Terdaoat parut pada conjungtiva tharsalis superior yang terlihat sebagai garis putih
halus sejajar margo palpebrae. Dapat ditemukan lekukan (Herbert’s Pita)
berkurang.
Stadium sembuh
Terbentuk parut yang sempurna sehingga perubahan bentuk pada taraus sehingga
dapat terjadi entropion dan trichiasis.
Laboratorium : pengecatan pada kerokan konjungtiva didapati PMN, Plasma vell,
Reber cell, inclusion body pada cytoplasma sel-sel conjungtiva.
Perbedaan
Folikel trakoma Folikel Non-Takoma
Mudah pecah Tidak mudah pecah
Kalau pecah timbul Sikatriks Tidak menimbulkan sikatriks
Terutama terdaat di conjungtiva forniks Terutama terdapat di conjungtiva forniks
superior inferior
Sama besar seperti butiran salju Tidak sama besar
Gejala Subjektive
Yang dirasakan oleh pendetia terkadang hanya gatal-gatal dimata dan banyak kotoran.
Sehingga adanya trakoma seringkali diketahui secara kebetulan.
Diagnosa Trakoma
Diagnosa trakoma dapat ditegakkan bila terdaoat 2 dari 4 gejala khas sebagai berikut.
- Adanya prefolikel di cpnjungtiva tarsalis superior
- Folikel di conjungtiva forniks superior dan limbus kornea 1/3 bagian atas.
- Pannus aktive (terdiri dari infiltrat dan neovaskularisasi) di 1/3 bagian atas limbus kornea
- Sikatriks berupa bintang, garis-garis (Line of artle) di conjungtiva palpebra superior,
herbert/s pita di limbus kornea 1/3 bagian atas.
Diagnosadapat dibantu oleh terdapat 1 gejala klinis ditambah dengan pemeriksaan kerokan
conjungtiva dimana didapatkan badan inklusi.
Diferensial Diagnosis
- Inclusioan Conjungtivitis
- Paittachasis
- Lymphogranuloma venerum
- Conjungtivitis
Gambaran Klinik
Daerah glandula lakrimalis bengkak disertai dengan merah, sekret dan suhu badan yang
tinggi, pembengkakan ini dapat menjadi abses atau diabrorbsi total.
Pengobatan
- Antibiotik lokal dan sistemik baik peroral maupun parenteral
- Pemberian analgetik, sedatif, antipiretik
Pada yang kronis tidak terdaoat gejala-gejala radang akut terjadi perlahan-lahan
disebabkan oleh TBC, Sarkoidosis. Bila disertai uveitis disebut Heerfordt’s disease.
20. Hiposekresi Glandula Lakrimalis
Etiologi
- Proses senilitas pada orag tua
- Eksterpasi glandula lakrimalis
- Pembentukan sikatriks diconjungtiva forniks superior misalnya pada trakoma
- Keratokonjunctivitis sika disertai dengan hiposekresi kelenjar ludah dan artritis yang
disebabkan kelainan hormon.
- Defisiensi vitamin A.
Akibatnya
- Permukaan kornea menjadi tidak rata sehingga bayangan diretina terganggu dan daya
penglihatan menurun
- Kekeringan mata kerusakan korne. Dapat disertai keratitis fikamentosa dimana pada
tempat di kornea yang rusak timbul kekeruhan bergaris-garis seperti pita.
- Bila kekeruhan hebat dapat menyeluruh di kornea dan dangan sendirinya menyebabkan
penurunan visus yang hebat.
Gambaran Klinik
- Mata terasa kering
- Fotofobia
- Penglihatan kerang disertai sekret yang mukous.
Pengobatan
- Penetesan air mata buatan atau cairan garam fisiologis bila perlu
- Pembesaran tablet vitamin A atau sebagai suntikan disertai dengan makanan yang
banyak mengandung vitamin A
- Bila perlu pungtum lakrimal ditutup dengan diatermi supaya air mata yang sedikit ini
dapat mencukupi kebutuhan.
Definisi
Peradangan akut purulen dari saccus lakrimalis dan daerah sekitarnya.
Gambaran klinik
- Kulit pada daerah saccus lakrimalis bengkak, merah, kadang-kadang kecoklatan,
juga mengenai conjungtiva yang berdekatan terasa sangat sakit.
- Suhu tubuh dapat naik disertai pengaruh umum yang terdapat pada peradangan
akut.
- Lama-lama pada kulit di daerah sakus lakrimalis timbul warna kekuning-
kuningan tanda terbentuknya abses bila abses pecah, tanda radang akut reda
dan terbentuk fustul. Selama fustul terbuka penderita terhindar dari serangan akut
Pengobatan
- Bila abses belum terbentuk
a. Tekan saccus lakrimalis untuk mengeluarkan secret melalui pungtum
lakrimalis
b. Pembersihan atau pencucian mata dengan bon water beberapa kali sehari
c. Pemberian antibiotic broad spectrum secara local dan sistemik
Bila hal tersebut tidak menolong misal karena sakit bila di lakukan pemijatan
kompres hangat untuk mempercepat timbulnya abses.
Definisi
Peradangan menahun dari saccus lacrimalis akibat adanya sumbatan di ductus
nasolacrimalis dapat terjadi congenital maupun akut.
Gambaran klinik
- Epitora (banyak air mata akibat obstruksi parase)
- Pembengkakan sacus lacrimalis (mukokel) penekanan pada daerah ini akan
menyebabkan keluarnya secret cair kuning kehijauan dari pungtum lakrimalis.
Penyebab Obstruksi Ductus Lacrimalis
a. Yang congenital akibat adanya membrane yang menutupi meatus nasi inferior
b. Yang akut disebabkan
1. Peradangan menahun dari hidung
2. Radang atau ulkus akibat TBC
3. Sering juga ideopatik
Penumpukan air mata di saccus lacrimalis seper disusul dengan infeksi akibat
pengotoran dengan kuman-kuman yang berasal dari conjungtiva seperti
streptokokkus, stafilokokkus, dan pneumotorak
Pengobatan
1. Atasi causa obstruksi duktus lakrimalis
2. Lakukan pemijatan pada sakus lakrimalis untuk mengeluarkan isi mukokel
melalui pungtum lakrimalis
3. Disusul dengan pencucuian mata dengan boor water beberapa kali sehari
4. Antibiotic board spectrum local dan sistemik
5. Bila tidak menolong lakukan tes onel dan probing
23. Obstruksi Arteri Retina Sentral
Definisi
Jarang di jumpai, biasanya terjadi pada usia >50 tahun
Gejala Subjektif
Secara tiba-tiba mata menjadi buta bahkan tidak ada persefsi cahaya sama sekali
Gejala Objektif
Pada pemeriksaan funduskopi tampak tanda-tanda karakteristik. Dalam beberapa jam
fundus tampak kelabu atau seperti susu, yang paling hebat didapat dekat pupil dan
macula kemudian berkurang kearah perifer. Di daerah macula oleh karena retina tipis,
edema didaerah ini tidak banyak sehingga bayangan koroid tampak dan terlihat
sebagai bentuk basah yang disebut artery red spot.
Etiologi
1. Thrombus pars arterioskelrosis
2. Embolus yang berasal dari penyakit jantung
3. Spasme temporer dari dinding arteri
4. Kelambatan aliran pembuluh darah seperti pada peningkatan tensi intraocular,
stenosis aorta.
Pengobatan
Biasanya tidak memuaskan karena pada umumnya dating agak terlambat.
1. Pasien ditidurkan datar
2. Pijat bola mata secara lembut selama 15 menit sehingga bola mata menjadi
lembut, tekan intraokuli menurun dan arterinya mengambang lagi
3. Parasentesis eoa
4. Injeksi vasodilator misalnya paperin secara retrotubular atau sistemik
5. Asetazamid 500 mg IV atau 2 tablet 250 mg sekaligus dan aspirin
6. Berikan cortisin untuk udemnya
7. Obat neurotropik.
Gejala Subjektifnya
Timbul penurunan tajam pengelihatan sentral ataupun perifer yang berlangsung
perlahan (beberapa jam) yang dapat memburuk sampai hanya tinggal pengelihatan
cahaya.
Penatalaksanaan
1. Menurut penyebabnya
2. Pemeberian antikoagulasi bila perlu
3. Fotokoagulasi dari neovaskularisasi
4. Istirahat
5. Obat neurotrofik
6. Bila terdapat glukoma yang menimbulkan rasa sakit yang sangat gruklasi bulbi.
Definisi
Kelainan retina dimana lapisan kerucut dan batang terpisah dari lapisan sel epitel
pigmen.
Gejala subjektif
1. Metamortofsi berupa makrofsia dan mikropsia
2. Fotopsi yaitu melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari s/d beberapa
minggu sebelumnya.
3. Penderita seolah-olah melihat melihat sesuatu tirai yang bergerak kesuatu arah
akibat darah ablasi yang bergerak mencapai tempat yang rendah. Lambat laun
tirai makin turun dan menutupi sama sekali matanya karena terdapat ablasio
retina total sehinggapersefsi cahay menjadi nol.
Pengobatan
Operasi.
29. ULKUS KATARAL SIMPLEKS
Gambaran klinis :
1. Tanda-tanda konjungtivitis
2. Ulkus kornea yang kecil-kecil terletak dipinggir (marginal), biasanya multiple. Bila
tidak ada infeksi sekuknder ulkus tetap superfisial.
3. Pada pemeriksaan mikroskopis tidak ada bakteri maka diduga sebagai akibat reaksi
alergi.
Pengobatan :
1. Sulfat atropin
2. Antibiotik atau sulfat lokal dan sistemik
3. Mengingat kemungkinan akibat alergi, dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid
secara hati-hati dengan kemungkina infeksi oleh fungi atau kuman lain
4. Bila tidak sembuh, pertimbangakan flap conjungtiva
Etiologi :
1. Virus
2. Pneumokokus (yang terbanyak)
3. Eschericia coli
4. Staphylococcus aureus
5. Streptococcus non haemoliticus
6. Fungus
7. Moraxella
8. Bacteria Friedlander
Patogenesa :
Biasanya dimulai dengan trauma kecil dari epitel kornea seperti tergores oleh pensil atau
terkena debu yang kemudian disusul dengan infeksi sekunder oleh kuman-kuman. Pada
tempat trauma di kornea timbul infiltrat karena pengumpulan dari wandering cell disertai
injeksi perikornea (ciliar) dan injeksi konjungtiva. Infiltrat ini cepat membesar dan ulkusnya
menjalar ke arah permukaan dan ke dalam dan perjalanannya dari sentral ke perifer. Karena
sifatnya yang menjalar ini disebut ulkus serpens akut. Bisa disertai pembentukan hipopion
yang berarti khas untuk pneumokokus, pseudomonas dan fungus karena toksin dari kornea,
melalui membran descement dan endotel masuk COA menyebabkan iritis dan iridoksiklitis.
Jadi hipopion ini steril sehingga oleh karena itu pada stadium ini terdapat pola tanda tanda
iridosiklitik.
Gambaran klinik :
Pengobatan
31. PTERYGIUM
Puncak Pterygium di kornea dilepaskan dari dasarnya, bagian yang lain dilepaskan dari
conjunctiva bulbi. Bekasnya di kornea dan sklera di bersihkan dan dilakukan
elektrokauteresasi untuk menghindarkan perdarahan (obliterasi pembuluh darah) dan untuk
mencegah timbulnya kekambuhan. Bila membran ini terlalu tebal atau panjang, dapat di
gunting sebagian untuk kemudian disisipkan di bawah conjunctiva bulbi sebelah bawah
maksudnya bila terjadi kekambuhan agar tidak masuk ke cornea.
32. PINGUEKULA
Definisi :
Bercak kekuningan yang menonjol terletak pada bagian temporal atau nasal (biasanya di
bagian nasal ditempat mana conjunctiva banyak berhubungan dengan debu) disebabkan
pembentukan jaringan elastis kuning dengan hialin oleh karena rangsangan yang lama oleh
debh dan angin, terutama di dapat pada orang dewasa berumur kurang lebih 20 tahun.
Merupakan awal dari suatu pterygium. Bila meradang disebut pinguekukitis.
Pengobatan :
Definisi: merupakan perlekatan konjungtiva bulbi kepada cornea akibat adanya ulkus di cornea yang
menahun sebagai reaksi tubuh untuk mempercepat penyembuhan
→ didapatkan misalnya pada cornea, difteri, luka bakar dan sebagainya yang mengenai cornea
Perbedaan
Pterisium Pseudopterigium
Conjunctiva pada daerah nasal 1. Lokasi Daerah conjunctiva bulbi yang
atau temporal dan corne terdekat dengan proses cornea
sebelumnya (ulcus cornea)
Tidak dapat masuk dibawahnya, 2. Sonde Dapat masuk dibawahnya dan
bila conjunctiva dilepaskan dari bila conjuctiva dilepaskan dari
cornea tidak kembali pada cornea akan kembali keasalnya
keaadaan normal
Dari pinguekula 3. Asal Adanya kelainan pada cornea
Definisi: Eksoftalmus yang berhubungan dengan glandula aktivitas glandula tiroid yang berlebihan
Tanda spesifik
1. Von Graef’s Sign → Palpebra superior tidak dapat mengikuti gerak bola mata, bila penderita
melihat kebawah palpebra superior tertinggal dalam perberakannya.
2. Dalrymple’s Sign → Sangat melebarnya fisura palpebra sehingga mata menjadi melotot
3. Stellwag Sing → frekuensi kedipan berkurang dan tidak teratas
4. Mobia’s Sign → Kekuatan konvergensi menurun
5. Giffard’s Sign → Timbulnya kesukaran untuk mengangkat palpebra superior oleh karena menjadi
kaku
6. Eksoftalmus binokuler
Pengobatan
1. Pengobatan terhadap hipetiroidisme (causal)
a. Obat anti tiroid
obat anti tiroid yang sering digunakan
Obat Dosis Awal (mg/hari) Dosis Pemeliharaan (mg/hari)
1. Karbimazol 30 – 60 5 – 20
2. Metimazol 30 – 60 5 – 20
3. PTU 300 – 600 50 – 200
Umumnya OAT digunakan dengan dosis besar pada permulaan dengan dosis awal disesuaikan dengan
berat ringannya hipertiroidisme sampai eutiroidisme tercapai kemudian diberikan dosis rendah
(maintanance) untuk mempertahankan keadaan eutiroidisme. Perbaikan gejala biasanya tercapai
dalam 3 minggu dan eutiroidisme tercapai dalam 6 – 8 minggu. Selama pengobatan dengan OAT
keadaan metabolik pasien dipantau tiap bulan selama 3 – 4 bulan pertama selanjutnya setiap 3 – 4
bulan yaitu pemeriksaan Free T4
→ Lamanya pebgobatan umumnya 18 – 24 bulan
b. Pengobatan tambahan
Propanolol dosis : 40 – 200 mg/hari dibagi 4 dosis
Pada usia lanjut : 4 x 10 mg/hari
→ berfungsi untuk mengurangi gejala palpitasi, tremor, berkeringat banyak, dan gelisah serta dapat
menurunkan kadar T3 dalam serum
2. Tarsorafi untuk melindungi cornea serta pengobatan terhadap kelainan cornea bila ada
Gambaran Klinis
1. Penderita biasanya terbangun tengah malam oleh karena rasa sakit pada matanya yang terus
menerus disertai dengan mata merah dan fotofobia
2. Pada anamnesa mungkin / ternyata ada trauma cornea yang mungkin terjadi beberapa waktu yang
lain (lalu) yang tidak sempurna pengobatannya.
3. Pada tes fluoresin terlihat warna hijau pada tempat erosi dan biasanya kecil, tampak dibagian
bawah cornea. Tidak terdapat kuman di dalamnya
→ Rasa sakit disebabkan kekeringan mata pada waktu malam sehingga palpebra menempel pada
cornea. Kalau penderita membuka matanya, epitel cornea terlepas pada tempat trauma terdahulu.
Diaman penyembuhannya tidak sempurna.
Pengobatan
1. Pemberian anastesi lokal denga pantocain (tetracain) 0,5 – 1% untuk menghilangkan rasa sakit
2. Pemberian salep antibiotika, kemudian mata ditutup dengan kencang. Mata yang lain sebaiknya
ditutup juga supaya mata yang sakit betul-betul istirahat
→ Penderita istirahat di tempat tidur selama 24 jam. Biasanya sembuh dalam 24 – 48 jam
1. Pengobatan Konstitusi
a. Memperbaiki keadaan umum dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang
sehat dan pemberian Robovantia yang mengandung vitamin A, B kompleks dan vitamin C.
b. Untuk ulkus-ulkus yang disebabkan kuman virulen yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa
dapat dilakukan terapi seri demam yaitu dengan memberikan vaksin tifoid atau 10 cc susu steril yang
disuntikkan secara intravena sehingga diharapkan suhu badan akan naik dan diharapkan akan
meningkatkan antibodi dalam badan dan luka menjadi lekas sembuh.
→ Suhu jangan sampai 40oC. Setelah suhu mencapai 39-39,5oC segera beri antipiretik dan kompres
dingin.
a. Sulfas atropin tetes mata 0,5 % diberika 3 kali 1 tetes per hari
→ Duration of action 1-2 minggu
Efek kerja sulfas atropin
1. Sedative menghilangkan rasa sakit
2. Decongestive menurunkan tanda radang
3. Menyebabkan paralise dari m. Siliaris dan m. Konstriktor pipil sehingga mata dalam keadaan
istirahat karena tidak mempunyai daya akomodasi otot karena terjadi kelumpuhan m. Siliaris.
Sedangkan lumpuhnya m. Konstriktor pupil menyebabkan midriasis sehingga sinechia posterior
(perlengketan iris dengan lensa) yang telah ada dapat dilepaskan dan dicegah sinechia posterior yang
baru.
b. Untuk menghilangkan rasa sakit dapat diberikan tetes mata Pantocain (tetrakaina 0,5% dan 2%) →
tidak bole terlalu sering.
c. Antibiotika spektrum luas atau sesuai dengan penyebabnya dalam bentuk tetes mata atau suntikan
subconjunctiva (salep menghambat epitelisasi) → corticosteroid → kontraindikasi
d. Mata harus ditutupi dengan kasa steril untuk menurunkan rangsangn dan memberikan kehangatan
dengan harapan luka cepat sembuh kecuali bila terdapat pembentukan sekret yang banyak → jangan
dibalut.
Fungal Keratitis
1. Nama Penyakit/Diagnosis : Fungal Keratitis → adalah ulcus cornea yang disebabkan oleh
jamur, banyak terdapat pada petani. Sekarang banyak juga terdapat pada orang kota karena sering
memakai corticosteroid pada bidang opthalmology dan contact lens.
2. Kriteria Diagnosis : Berdasarkan gejala klinis → ulcus berbentuk indolent. Infiltrat abu
abu, sering ada hypopyon, inflamasi yang hebat pada mata. Ulcus yang superficial dan satelite
lessions atau Phenomenome biasanya menginfiltrasi cornea jauh dari daerah ulcus. Didapat
endothelial plague yang irreguler (penetrasi hyphae) dengan reaksi COA yang hebat dan dapat terjadi
corneal abses.
- Candida
- Fussarium
- Aspergilus
- Penisillium
- Chepalosphorium
7. Terapi : - Natamycin
- Amphothericin B
- Miconacole
Bila hendak memberikan kompres hangat untuk mempercepat penyembuhan maka harus dilakukan
dengan hati-hati karena kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
Parasintesis dilakukan bila pengobatan dengan obat-obat tidak menunjukkan perbaikan dengan
maksud mengganti cairan CoA yang lama dengan yang baru yang banyak mengandung antibodi
dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan Flap Conjuctiva dapat dilakukan dengan
tujuan memberi perlindungan dan nutrisi pada ulkus, untuk mempercepat penyembuhan yang dapat
dilepas kembali bila luka telah sembuh.
Bila perforasinya disertai dengan prolaps iris dan terjadinya baru saja maka padanya dilakukan :
2. Iris reposisi
Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama maka diobati seperti ulkus biasa
tetapi prolaps iris dibiarkan saja sampai akhirnya sembuh menjadi Leukoma Aderens (terbentuk parut
tebal pada cornea yang perforasi dengan iris tetap melekat dibawahnya). Serta pemberian antibiotika
sistemik
ULKUS CORNEA
Ulcus Cornea adalah infeksi cornea dengan adanya infiltrasi dan hilangnya substansi cornea.
2. Kriteria Diagnosa :
- Laboratoris
Tanda Klinis :
- Pannus
- Bakteri : * Pneumococcus
* Staphylococcus aureus, Epidermidis
* Streptococcus alfa Hemoliticus
* Nocardia
* Mycobacterium fortuitum
* Klebsiella pneumonie
- Fungi : * Candida
* Fussarium
* Aspergillus
* Penicillum
* Chepallosporium
- Auto immuns
- Amoeba
b. Midriaticum
Diberikan Sulfas Atropin tetes mata 1% 3 kali perhari
c. Kebersihan Ulcus
Saccus Conjunctiva dibersihkan 3 kali atau lebih dengan antiseptic
lotion hangat. Anti Septic :
- Acidum Boricum 2 – 3%
- Amonium Tartrat Normal 10%
- Mercuric Oxycyanide 0,01%
- Dll (obat paten)
Cautherisasi panas :
- Electro cauther
- Actual cauther
- Chemical :
Jodium liacture
Para liquid carbonic acid
Para trechlor acetic acid
- Descematocele
- Intraoccular hemorrhage
Keratitis
Gambaran Klinik
a. Gejala subjektif : Sakit (terkecuali pada keratitis new paralitika) fotofobia lakrimasi, blefaraspasme,
gangguan visus.
b. Gejala objektif : injeksi para kornea di limbus kalau hebat juga disertai dengan injeksi conjunctiva.
Mungkin juga terdapat peradangan dari iris dan corpus ciliaris. Cornea oedem dan terdapat infiltrat.
Sikatriks Infiltrat
1. Tidak ada tanda tanda radang, mungkin 1. Ada tanda – tanda radang, injeksi perikornea,
blefarospasme (+) lakrimasi fotofobia, blefarospasme, rasa sakit
2. Tidak ada oedem cornea 2. Ada oedem cornea
3. Permukaan mengkilat, licin, berwarna abu-abu 3. Permukaan suram, tidak licin, berwarna abu –
dan putih abu pada infeksi yang purulen berwarna kuning
4. Batasnya jelas, kadang – kadang seperri 4. batas tidak jelas karena dipinggirnya masih
terpecah - pecah terdapat bintik infiltrat
Definisi : Suatu peradangan akut yang mengenai satu kadang-kadang dua mata, konjungtivitis
kataral disertai dengan infeksi dari traktus respiratorius bagian atas, 4 hari kemudian disusul
dengan pembentukan infiltrat yang berupa titik-titk pada kedua permukaan membran
Bowman dapat besar atau kecil yang besar dibentuk oleh persatuan yang kecil. Ada yang
mengatakan dasarnya infeksi virus, bakteri, parasit, neurotropik dan nutrisial (idiopatik).
Gambaran Klinik
Pengobatan
Oleh karena penyebabnya tidak diketahui pengobatannya susah. Ada yang mengatakan
dasarnya infeksi oleh bakteri Staphylococcus.
Lokal diberikan :
Gambaran klinis
Gejala Objektif
Gambaran Klinik
Pengobatan
-fever
-trauma
-stres psikis
-menstruasi
-lokal/sistemik immunosupresion.
-permukaan di atas infiltrat terlepas dan terjadi bentuk kronis dengan exacerbasi dalam
mingguan atau bulanan menghasilkan cabang-cabang baru, tetapi tak ke lapisan lebih
dalam.
-dapat terjadi irritis pada kasus yang berat bahkan dapat terjdi hypopyon.
Keratitis Phlyctenuralis
2. Kriteria Diagnosa :
Ditandai dengan adanya Phlycten terutama di limbus, akhirnya menyebar ke
konjungtiva dan kornea.
Phlycten adalah akumulasi dari :
- Limfosit
- Monosit
- Makrofag
- Neutrofil
Phlycten pada kornea berbentuk nodul abu-abu dan apabila epitel kornea lepas
terbentuk ulkus yang berwarna kekuningan.
EPISCLERITIS
- Simple Episcleritis
- Nodular Episcleritis
Penyakit ini ditandai dengan adanya Nodule setempat
(Leococyte Infiltration) 2-3 dari limbus, keras, tidak
bergerak dan nyeri tekan. Conjunctiva diatasnya
bergerak bebas dilalui pembuluh darah Episclera yang
lebih dalam sehingga warna pembuluh darah kelihatan
lebih ungu, tidak merah cerah, sakit, photopobia,
lacrimation.
Peradangan Sklera
Superficial Profunda
Episkleritik Skleritis
Simple Noduler
41. EPISKLERITIS
Definisi : Merupakan peradangan dari jaringan Episklera dan Sklera bagian superfisial.
Banyak terdapat pada wanita usia 20-70 tahun sedang pada pria antara 20-50
tahun. Perjalanan penyakitnya berbulan-bulan oleh karena sering kambuh.
Dapat terjadi karena infeksi, alergi, toksik atau tanpa sebab yang jelas. Malah
ada yang mengemukakan hubungannya dengan kejiwaan penyakit yang sering
dihubungkan adalaah TBC, Lues, Rheuma dan Gout.
Gejala Subjective :
1. Fotofobia
2. Sedikit sakit seperti ditusuk-tusuk
3. Lakrimasi
4. Perasaan kering
pada bentuk noduler gejala lebih hebat dan disertai perasaan seperti ada yang
mengganjal.
Gejala Objectives :
42. SKLERITIS
Definisi : peradangan sklera yang sangat gawat dapat mengenai seluruh jaringan sklera
dan sering kambuh dengan causa yang sama dengan Episkleritis.
Gejala Subjecive :
1. Pada sklera dekat kornea biasanya disebelah temporal limbus tampak daerah yang
menonjol berwarna merah keungu-unguan dengan batas yang jelas. Kadang-kadang
tonjolan tersebut didapatkan di sekeliling limbus dan disebut Skleritis Anularis.
Bila ditekan sakit. Bercak merah ini dapat mengalami ulserasi sehingga
jaringan uvea mungkin terlihat. Jadi timbul Sleromalasia. Bila sembuh jaringan sklera
menjadi lemah dan tidak dapat menahan tekanan intra okuler sehingga menonjol
disebut Sklerektasi atau Stafiloma Sklera yang berwarna ungu.
Pengobatan :
1. Menurut penyebabnya.
2. Pengobatan terhadap uveitis dan keratitis bila disertai kedua penyakit tersebut.
3. Corticosteroid lokal dan sistemik disertai antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
4. Analgetik untuk menghilangkan rasa sakit.
5. Bila keadaan sudah tenang dapat dilakukan iridektomi untuk :
a. Menurunkan tekanan intraokular.
b. Mengurangi keadaan stafiloma sklera.
c. Memberi pupil baru bila visus terganggu.
SCLERITIS
a. Autoimmune
b. Granuloma diseases
c. Metabolic disorders
d. Infeksi
e. Degenerative
f. Unknown
Gejala :
1. Anterior Scleritis
a. Diffuse Nodular Scleritis
b. 1.Necrotizing Scleritis
c. 2.Necrotizing Scleromalacia
2. Posterior Scleritis
a. Diffuse Nodular Scleritis.
Ditandai adanya Nodule Herpeticum sebesar
kepala jarum pentul dapat timbul di daerah
inflamasi, bisa lebih dari satu. Daerah inflamasi
menggembung, mula-mula merah gelap atau
kebiruan, belakangan ungu dan semitransparan
seperti porselin. Scleritis bisa meluas ke Cornea
(Sclerosing scleritis).
b. 1. Necrotizing Scleritis
Scleritis sangat berat dengan peradangan
jaringan sekitarnya. Serangan acute, sangat
sakit, lokal oedema, nyeri, necrosis menipis dan
sclerosis collagen sclera. TIO dapat meningkat.
Steroid dapat menolong tetapi dapa
menyebabkan pinipisan sclera dan destruksi
serabut collagen.
b. 2.Necrotizing Scleromalacia.
Jarang, ditandai dengan penipisan dan
melemahnya jaringan sclera tanpa inflamasi
sclera. Sering berikutan dengan rhemathoid
Artheritis. Corticosterois. Kontra indikasi,
mungkin dapat dilakukan transplantasi sclera.
c. Posterior Scleritis
Jarang, sukar didiagnosa karena tak ada tanda-
tanda segmen anterior, perlu CT-Scan. Dicurigai
bila ada tanda-tanda : Pain, Proptosis, Papil
Oedema, Exudasi Retinal Detachment. Biasa
Unilateral, sakit hebat, visus menurun, diplopia,
gerakan bola mata terbatas. Sering bersamaan
artheritis rhemathoid.
3. Diferensial Diagnosa : Gumma Sclera.
4. Pemeriksaan Penunjang : Ditujukan pada penyebab.
5. Konsultasi : Ke bagian lain sesuai penyebab.
6. Perawatan Rumah Sakit : Tergantung jenis scleritis.
- Necrotizing Scleritis
- Necrotizing Scleromalacia
7. Terapi :
- Ditujukan pada penyebab.
- Antibiotika
- Sulfas atropin topical
- Corticosteroid kecuali necrotizing malacia
- Nonsteroid anti inflamasi seperti salicilat,
indometasin, ibuprofen.
8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Mata
9. Penyulit : Keratitis, Uveitis, Katarak, Glaucoma.
10. Inform Consent : Perlu pada operasi
11. Standard Tenaga : Dokter spesialis mata
12. Lama Perawatan : Mingguan sampai bulanan
13. Masa Pemulihan : Bulanan
14. Output : Tergantung jenis Scleritis
15. Patologi Anatomi : Perlu sesudah transplantasi sclera
16. Autopsi : Tidak perlu
Tejadi bila mata terkena trauma tumpul. Kalau perdarahan ini hebat, palpebra menjadi
bengkak dan berwarna kebiru-biruan karena jaringan ikat palpebra halus, perdarahan ini
dapat menjalar ke jaringan lain di muka, juga dapat menyebrang melalui pangkal hidung ke
mata yang lain menimbulkan hematoma kaca mata disebut Bril hematom atau
menjalar ke belakang menyebabkan eksoftalmus. Bila ecchymosis tampak segera sesudah
trauma menunjukkan bahwa traumanya hebat oleh karenanya harus dilakukan pemeriksaan
seksama dai bagian mata lainnya juga perlu pemeriksaan foto rongent tengkorak (Schedel
foto). Bila perdarahan timbul 24 jam setelah trauma menunjukkan adanya faktor dari dasar
tengkorak (Basis Cranii). Bila perdarahan timbul 3-4 hari setelah trauma. Maka faktornya
terletak di belakang sekali. Bila pada pemeriksaan tidak terdapat kelainan pada mata lainnya
maka dapat diberikan pengobatan :
1. Kompres dingin dalam 24 jam pertama di lanjutkan dengan kompres hangat untuk
mempercepat resorbsi darah.
2. Obat koagulansia misal transamin dosis 4x250mg atau vitamin K dan sebagainya.
Insert bite :
Pengobatan :
1. Kompres dingin
2. Salep mata corticosteroid dengan antibiotika.
44. HIFEMA
Definisi : Terkumpulnya darah di camera oculi anterior akibat trauma yang melukai iris dan
menyebabkan ruptur dari pembuluh darah.
Pembagian Hifema :
Komplikasi :
1. Glaukoma
Adanya darah di dalam COA dapat menghambat aliran cairan bilik mata oleh karena
unsur-unsur darah menutupi sudut COA dan trabekula.
2. Imbisio Cornea (Hemosiderosis Cornea)
Terjadi akibat hasil uraian hifema berupa homosiderin yang masuk ke dalam cornea
menyebabkan kornea menjadi kuning (berwarna kuning) hanya dapat di
atasi dengan keratoplasti.
3. Hifema dapat menyebabkan uveitis oleh karena darah merupakan media pertumbuhan
yang baik untuk bakteri.
Gambaran Klinis :
1. Bed rest
Kepala di elevasikan 30-45º kepala di fiksasi dengan bantal pasir pada kedua sisi
supaya tidak bergerak. Istirahat total harus dipertahankan minimal 5 hari
mengingat kemungkinan perdarahan sekunder.
2. Kedua mata ditutup, ada pula yang menganggap penutupan mata yang sakit saja
sudah cukup.
3. Beri salep mata yang mengandung corticosteroid dan antibiotika misal cendoxitral.
4. Obat anti fibrinolitik (Hemostatik) pada hifema yang baru dan terisi darah
segar.
Contoh : tranexamic acid (Transamin).
Dosis : 4x250mg sehari (25mg/kgBB/dosis 3-4x/hari)
Pemberian transamin hanya kira-kira 5 hari dan tidak boleh melewati satu
minggu oleh karena dapat menimbulkan gangguan tranportasi cairan COA dan terjadi
glaukoma serta imbisio cornea. Selama pemberian maka tensi intra okuli harus
senantiasa diukur.
Fungsi antifibrinolitik : agar bekuan darah tidak terlalu cepat diserap sehingga
pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai sembuh.
5. Pada hifema yang penuh dengan kenaikan tensi intra okuli diberi diamox
(asetazolamide) dan Gliserin, nilai 24 jam.
a. Bila tensi intra oculi tetap tinggi atau turun tetapi tetap diatas normal
Parasentesis.
b. Bila tensi intra oculi turun sampai normal, diamox terus diberikan dan dievaluasi
setiap hari.
6. Raborantia terutama vitamin C.
Indikasi Paracentesis :
TRAUMA TUMPUL
1. Nama Penyakit/Diagnosis : HYPHAEMA
Adalah perdarahan pada camera oculi anterior, daral
berasal dari pembuluh darah iris atau corpus ciliare.
Bisa :
- Primer ; segera setelah trauma.
- Sekunder ; 2 s/d 5 hari post trauma.
2. Kriteria Diagnosa : Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis.
Gejala klinis : jelas kelihatan darah di dalam COA, apakah
1/3,1/2, 2/3, ¾, atau total.
3. Diferensial Diagnosa : Jelas
4. Pemeriksaan penunjang : Lebih jelas dengan Slit Lamp Biomicroscope.
5. Konsultasi : Penyakit dalam/Haematology
6. Perawatan Rumah Sakit : Perlu
7. Terapi :
- Bed Rest dengan posisi 30º s/d 40º, kepala
ditinggikan tidak boleh akomodasi.
Agar bekuan darah turun tidak
mengganggu pupil.
- Tutup mata yang sakit saja.
- Steroid secepat mungkin. Mencegah uveitis
dan perdarahan sekunder.
- Analgetika dan Sedative.
- Kalau TIO tinggi berikan Myoticum, carbonic
anhydrase Inhibitor.
- Kalau terapi diatas tidak berhasil dalam 2x24 jam
lakukan operassi Paracenthese. TIO >
50mmHg.
- Penderita Hyphaema Traumatika dikontrol 6 bulan
sampai 1 tahun (12 bulan).
8. Standard Rumah sakit : Rumah sakit mata.
9. Penyulit : jangka pendek :
- Glaucoma
- Corneal blood staining
- Synechia anterior dan seclutio
- Peripheral anterior synechia
- Symphathetic ophthalmia.
Jangka panjang :
- Iris atrophy
- Optic atrophy
- Heterochronic uveitis
10. Inform Consent : Perlu tindakan operatif.
11. Standard Tenaga : Dokter spesialis mata.
12. Lama Perawatan : sampai 5 hari setelah Hyphaema hilang.
13. Masa Pemulihan :
- Perdarahan prime sampai 5 hari.
- Perdarahan sekunde lebih lama.
14. Output : biasanya baik pada orang muda.
15. Patologi Anatomi : Tidak Perlu.
16. Autopsi : Tidak Perlu.
Tampak sebagai bercak merah muda atau tua, besar kecil tanpa atau disertai perdarahan mata.
Etiologi
Batuk-batuk
Mengangkat benda yang berat
Defekasi yang sukar
Perdarahan mata misal conjuctiva oleh pneumokokus dan virus
Trauma dan kecelakaan operasi
Tidak diketahui penyebabnya dan terjadi tiba-tiba
Tekanan darah yang tinggi.
Penatalaksanaan
Pada hari pertama kompres dingin Kompres hangat untuk mempercepat absorbsi
darah (normal 1-2 minggu) kompres hangat tidak diberikan pada hari pertama karena
dapat memperberat perdarahan.
Bila perdarahan besar sehingga conjunctiva terangkat incisi untuk mengeluarkan
darah.
Pemberian obat homeostatik misal AC, Vit K secara oral dan parenteral terutama bila
perdarahan hebat.
Pengobatan menerut menyebabkan misal konstipasi laxantia dsb.
Trauma Tajam
Nama Penyakit/Diagnosis : Luka tembue pada bola mata. Adalah luka yang mengakibatkan
adanya hubungan antara dunia luar dengan isi bola mata.
Pemeriksaan penunjang : Luka tembus dengan benda asing luka pemeriksaan radiolgy.
kalau luka sayat sangat kecil dan COA baik tidak perlu tindakan oprasi.
Beri antibiotika, ATS Prophylactis
Luka bakar dan COA kolaps lakukan tindakan operatif.
Luka sayat cornea denga iris prolaps, lakukan tindakan operatif dengan reposisi kalau
mugkin.
Luka sayat kornea dengan isi prolaps, lensa, vitrue, corpus ciliaris.
Nama Penyakit / Diagnosis : Trauma Chemis / Kimia adalah merupakan keadaan Emergency,
dibagi menjadi 2 jenis : Trauma asam dan Trauma basa.
Trauma asam : oleh bahan kimia bersifat asam (pH <7) misal Asam citrat , meleat,
formiat, asetat, asam an organik, nitrat, sulfat, carbonat dan air batrai dsb.
Trauma basa : Bahan basa seperti NaOH, KOH, (NH4)OH, kapur dll.
Trauma Kimia
Terbagi atas tiga stadium
a. Stadium I :Hiperemi Conjunctiva, cornea bertitik-titik
dipermukaannya.
b. Stadium II :Kemosis konjunctiva, degenerasi vaskularisasi dari epitel
cornea.
c. Stadium III :Membran kornea nekrosis di conjunctiva di kornea
menjadi keruh.
Bahan Kimia dibedakan Atas
1. Luka oleh cairan asam misal H2SO4, HCL dan HNO3.
mengakibatkan terbentuknya koagulan sehingga zat asam terkadanag meluasnya
dan mendalamnya disebut Nekrosis koagulan.
2. Luka oleh cairan basa misal KOH dan NaOH.
Koagulasi zat basa dapat dapat mengalami perforasi disebut nekrosis koagulasi.
Penatalaksanaan
1. Mata dibilas dengan NaCL yang steril yang bersuhu sama dengan badan bila
mungkian 15-30 menit dilakukan netralisasi untuk:
a. Zat Asam Na Bicarbonat 1% steril.
b. Zat Alkali Asam Cuka steril 1%, atau asam tanin 1-5% Netralisasi dilakukan
selama satu hari, mula-mula tiap satu menit, kemudian 3 menit, 5 menit, 10 menit,
30 menit. Sampai setiap jam kemudian diberikan.
1. Pantocain
2. Sulbsatropin
3. Salep mata antibiotika.
2. Costison lokal kemudian dapat diberikan untuk mencegah pembentukan jaringan
parut yang berlebihan
Pada stadium II dan III perlu tindakan operasi.
3. Difernsiasi diagnosa : Trauma Thermis
4. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan pH mata dengan kertass pH.
5. Konsultasi : Tidak perlu
6. Perawatan rumah sakit : perlu pada kasus kasus yang berat.
7. Terapi :
a. Segera : immediate therphy
b. Kemudian = miditerm therphy
c. Lanjutkan = longterm therphy
Irigasi/ guyur dengan air yang tersedia bersihkan selama 15-30 menit.
Irigasi lanjutkan dengan NaCL fisiologis 2 liter lebih dari satu jam.
Berikan topikal anatesi
Kalau perlu pakai lid retractor
Selama irigasi jangan menekan bola mata.
Irigasi sampai pH 7,3-7,7
Obat-obatan : Mydriaticum, antibiotika dan salep mata.
Pada trauma basa berikan EDTA calcium 0,2 m, acethyl cystein 0,2 m
Analgetica
Anti histamin
Rebotantia Vit C
Pemacu oksidasi jaringan Hyrosulfosal 5%
Mata ditutup perban.
Trauma Thermis
1. Nama penyakit / Diagnosa : Trauma Thermis dapat mengenai palpebra, cornea dan
bola mata.
2. Kriteria diagnosa : berdasarkan Anamnesis, gejala klinis, sakit dan luka
bakar.
3. Diferensial diagnosa : luka bakar
4. Pemeriksaan penunjang : slip lamp bio mikroskop.
5. Konsultasi : tidak perlu
6. Perawatan rumah sakit : tergantung berat ringannya trauma.
7. Terapi :
a. Bilamengenai palpebra sama dengan penangan trauma panas pada
bagian tubuh lain. Topical antibiotik dan verband.
b. Cornea dan bola mata (topical antibiotik, salep dan tetes), Topical
steroid kalau kornea baik, sistemik steroid.
8. Standar rumah sakit : Rumah sakit mata.
9. Penyulit : symblepharon dan catarak
10. Informed consent : Perlu pada tindakan operasi
11. Standar tenaga : dokter ahli mata
12. Lama perawatan : tergantung bisa sampai dua minggu
13. Masa pemulihan : mingguan – bulanan
14. Output : tergantung berat ringannya trauma
15. Patologi anatomi : Tidak perlu
16. Autopet : Tidak perlu
Trauma Radiasi
1. Nama Penyakit / Diagnosa : Trauma radiasi
Ada tiga
a. Trauma ultra violet (dapat menyebabkan superficial
keratitis).
b. Trauma infra red
c. Trauma in-ion
2. Kriteria diagnosis : Anamesis dan Gejala Klinis (sakit, merah, photo pobia,
lacrimasi, oedema palpebra, hyperemia conjunctiva dan KPS)
3. Diferensiasi diagnosis : KPS
4. Pemeriksaan penunjang : Slip lamp bio Mikroskop
5. Konsultasi : Tidak perlu
6. Perawatan rumah sakit : Tergantung keadaan
7. Terapi : Short setingcycloplegic, Topical AB, Mata diverband 24
jam, analgetica,sembuh 24-48 jam.
8. Standar rumah sakit : Rumah sakit umum dan rumah sakit mata.
9. Penyulit : Tidak ada
10. Informed Consent : Tidak perlu
11. Lama Perawatan : Sampai 2 kali 24 jam
12. Standar Tenaga : Dokter umum/ dokter mata.
13. Masa Pemulihan : 24-48 jam
14. Output : Biasa sakit
15. Patologi anatomi : Tidak perlu
16. Autoterapi : Tdak perlu
Trauma Ion
Gejala klinis:
- Gangguan penglihatan
- Penyempitan lapangan pandangan
- Endapan kerat pada kornea berwarna kuning kecoklatan
- Pupil lebar reaksi lambat
- Iris lebih terang
- Bintik bintik bulat kecoklatan pada lensa
3. Diferensial diagnosa : Jelas
4. Pemeriksaan penunjang : Radiologi
5. Konsultasi : Kebagian radiologis
6. Perawatan rumah sakit : Perlu
7. Terapi : Tindakan operatif dengan mengeluarkan benda asing tab.
8. Standar rumah sakit : Rumah sakit mata
9. Informed consent : pada tindakan operatif
10. Penyulit : - Siderosis, Vitreus haemorrage, catarak
- Endopthalmitis , retinal decthament
- Glaucoma, kekeruhan kornea, retinal degeneration
- Optik Atrophy, Macular degeneration
11. Standard tenaga : Dokter mata
12. Lama Perawatan : Sampai 2 minggu dan satu bulan
13. Output :Tergantung berat ringannya trauma dan adanya infeksi
serta lokasi besi dimata
14. Patologi anatomi : Tidak perlu
15. Autopsi : Tidak perlu
Catatan :
Ekstrasi benda asing harus dikerjakan sebelum hari ke 7 karena setelah hari ke 7 benda
asing tersebut telah diliputi oleh jaringan sehingga sukar pengeluarannya.
Bila letaknya diluar, diconjunctiva atau kornea, benda asing tersebut bisa dicabut.
Setelah diberi anastesi lokal dengan pantocain1-2% diteteskan pada mata maka benda
tersebut dicongkel bila terletak dipermukaan. Terjadi bila letaknya lebih dalam harus
dibuat sayatan dulu baru dicongkel. Kemudian diberi :
1. Sulbs atropin 1%
2. Antibiotik lokal untuk mata berupa salep dan antibiotika sistemik
Mata ditutup dan dikontrol satu minggu kemudian.
Tembaga
1. Nama Penyakit/ Diagnosa : Benda asing pada mata
Reaksi tembaga dalam jaringan mata disebut chalcosis
yaitu pengendapan ion-ion Cu dalam jaringan mata
terutama jaringan mengandung membrane seperti :
- Membrane descment cornea
- Capsul anterior lensa
- Iris , jaringan halus corpus vitrous
- Permukaan retina
2. Kriteria diagnosa : Gejala klinis dan radiologis
Gejala klinis ;
- Kayser Fleischer ring pada Cornea
- Sun Flower Catarak
- Ablatio Retina
3. Diferensial diagnosa : Jelas
4. Pemeriksaan penunjang :Radiologi dan USG
5. Konsultasi : Kebagian Radiologi
6. Perawatan rumah sakit : Perlu
7. Terapi : Operatif pengeluaran benda asing
- Route anterior
- Route posterior
8. Standar rumah sakit :Rumah sakit mata
9. Informed consent : Perlu tindakan operatif
10. Penyulit : - Vitreus Haemoorge , edhohthalmitis.
- Galucoma, kekeruhan cornea, retinal degeneration
- Chalosis, optik atropi, mocular degeneration
11. Standard tenaga : Dokter mata
12. Lama Perawatan : 2 minggu sampai 1 bulan
13. Masa pemulihan : Bulanan
14. Output : tergantung berat dan ringannya serta lokasi tembaga
didalam mata dan adanya infeksi
15. Patologi anatomi : Tidak perlu
16. Autopsi : Tidak perlu
48. Koroiditis
Oleh karena letaknya dekat retina maka koroiditis jarang berdiri sendiri tetapi hampir selalu
berhadapan/bersamaan dengan peradangan retina yang disebut korio retinitis.
Pembagian Koroiditis :
1. Bila makula : walaupun daerah kecil maka visus akan sangat terganggu.
2. Bila yang diserap didaerah luar makula, walaupun besar maka visus sentral tidak terganggu
hanya timbul skotoma yang kadang – kadang besar.
3. Metamakropsi : berupa makropsi dan makropsi oleh karena adanya eksudat maka sel sel
batang dan kericut tidak berkumpul secara teratur lagi, oleh adanya kelompok yang
mengandung banyak sel sel penglihatan dan ada pula yang mengandung hanya sedikit sel-sel
penglihatan.
a. Makroskopi : Benda tampak lebih besar terjadi bila cahaya dari suatu objek mempersepsi
kelompok dengan banyak sel penglihatan.
b. Mikropsi : Benda akan terjadi tampak lebih kecil yang terjadi bila cahaya dari suatu
objek mengenai kelompok dengan sedikit sel penglihatan.
4. Fotopsi : melihat benda seperti berpijar-pijar. Hali ini disebabkan oleh sel-sel radang yang
memberikan sensasi pada saat sehingga menimbulkan penglihatan seperti berpijar-pijar.
Tanda objective
Dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fundus pada fundus tampak
a. Bila retina belum terlihat
Bercak warna kuning-kuningan, berbatas tegas dimana diatasnya masih benjolan
pembuluh darah retina.
b. Bila retina terlihat
Pembuluh retina pada tempat tersebut tidak nampak lagi.
Koroiditis nonsupratif :
Nama penyakit dan diagnosis : jenis tumor ganas intra okuler yang dijumpai pada anak-anak.
Umumnya pasa umur 2-5 tahun tetapi pernah dijumpai pada anak usia 10 tahun. Tumor ini dapat
menyababkan ken]butaan bahkan kematian.
Criteria diagnose :
1. Pemeriksaan klinik
2. Pemeriksaan diagnostic penunjang
Pemeriksaan klinik :
Anamnesis : dari orang tua penderita ditanyakan riwayat penyakit retinopati blastoma
dan riwayat kehamilan. Dapat juga di tanyakan riwayat penyakit lain atau troma saat
kelahiran.pemakaian terapi oksigen dan sering kontak dengan binatang peliharaan.
Jawaban jawaban dan anamnesis ini dapat membedakan retinopati blastoma dan penyakit
lain seperti : Katarak congenital, fibroplasias retroretal dll. Dari riwayat penyakit
leukokoria / strabismus yang terjadi pada umur 6 bulan sampai 2 tahun dapat diduga
disebabkan oleh retinoblastoma.
pemeriksaan fisik : dapat juga dijumpai defek congenital extra okuler yang sesuai
dengan kelainan kromosom. Sebaliknya sering juga pseudo blastoma disertai defek
congenital.
Pemeriksaan mata luar : keadaan mata normal kecuali pupil berwarna putih, gejala
pertama ialah strabismus heterokromia. Warna iris dari mata yang terkena lebih
gelap, pada stadium lebih lanjut dapat dijumpai proptosia.
Pemeriksaan dengan slit lamp :harus dikerjakan pada retina yang dicurigai
retinoblastoma.
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari newretina (sel batang dan kerucut) yang
bersifat ganas. Kemungkinan retinoblastoma harus diwaspadai bila terdapat kelainan yang
mencurigakan seperti:
-strabismus
-dipupil tampak reflek putih
-glaukoma
-mata sering merah
-penglihatan menurun
Didapatkan 3 stadium
Stadium tenang
-pupil lebar, dipupil tampak refleks putih atau kuning yang disebut amoutic cat’s eye : penyebab
utama orangtua untuk berobat.
-pada funduscopy tampak bercak yang berwarna kuning mengkilap dapat menonjol kedalam badan
kaca dipermukaanya ada neovascularisasi dan pendarahan.
Stadium glaukoma
-tumor menjadi lebih besar tensi oculi meningkat glaucoma skunder yang disertai rasa sakit yang
sangat.
-glaukoma media retraksi menjadi keruh sehingga sukar menentukan besarnya tumor.
Stadium ekstraokuler
tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar menyebabkan eksotalmus kemudian dapat pecah
kedepan menyebabkan
Pemberian ACTH infuse dibedakan25 lu dalm 500 cc larutan glucose 5% selama 6 jam sbb :
Hari : 1. 25 lu
2. 25 lu
3. istirahat
4. 25 lu
5. 25 lu
6. istirahat.
Dst sampai 10x25 lu dengan selalu istirahat selang 2 hari kemudian dilakukan pengurangan dosis, tiap
pemberian dikurangi 5 lu.
Hari : 1. 20 lu
2. 20 lu
3. istirahat
4. 20 lu
5. 20 lu
6. istirahat
Dst sampai tinggal 10 lu ACTH kemudian penderita dipulangkan dengan pemberia kortikosteroid 12
tablet selang sehari dan penurunan tablet dilakukan.
- Atropine diberikan bila radang menjalar kedepan
- Obat-obat neurotopik
- Pengobtan causal missal toxoplasmosis dengan pymitramine dan sulfidiazin dsb.
- Terapi seri demam bila perlu
- Kaca mata hitam supaya mata dalam istirahat, cukup tidur dan dilarang membaca.
Merupakan tahap diagnostic yang penting dala mengevaluasinpenderita retinoblastoma, cukup dengan
optalmoskop tak langsung. Dengan ini kita lihat tumor yang kecil berbentuk massa translusen bulat
atau ovoid diretina. Masa ini seolah olah berupa penebalan retina yang kadang sukar dibedakan
dengan jaringan retina.
Diferensial diagnose
Pemeriksaan penunjang
- SMF
- Anastesi
- Radiologi
- Patologi anatomi
Penatalaksanaan
Etiologi
Kuman pyrogen yang dating secara
- Eksogen melalui perforasi bulbus oculi juga dapat melalui ulcus cornea perforate, leukoma
adherens yang tipis dan fistula cornea.
- Endoten merupakan metastase dari suatu tempat ditubuh, emboli yang sepsis, meningitis pada
anak skarlatina.
- Perkontinuitanum misalnya kena titus atau selulitus yang menjalar kedaerah yang lebih dalam
dari mata.
Pembagian endotalmitus
Pengobatan
- Bila masih intraokuler dilakukan enukleasi bulbi (bolamata disertai dengan sclera)
- Bila sudah ekstraokuler dilakukan eksenterasi orbita.
- Keduanya disusul radiasi untuk mencegah kekambuhan.
Pada perjalanan penyakit abses dapat diorganisasi dengan jaringanikat mata menciut dan
terjadilah atrofi bulbi.
Endotalmikus septika : selain peadangan coroid juga terdapat peradangan dari iris badan silia
Gambaran klinis :
- Injeksi perikornea
- Kornea yang keruh
- Keratin presipitatmungkin ada hipopion
- Nyeri tekan pada bola mata
- Gerak mata masih baik
Visus lenyap dan tidak kembali lagi yang dapat disebabkan oleh koroid yang berfungsi member
nutrisi untuk sel batang dan kerucut rusak sama sekali oleh degenerasi. Atau hanya persepsi
cahaya dan proyeksi buruk
Gejala umum : rasa sakit, demam, badan lemah , mual, muntah dsbg
Pengobatan : bukan untuk menolong visusnya karena visus tidak dapat diperbaiki lagi.
Supaya pengobatan berhasil dengan baik maka perlu pemeriksaan mikroskopis, biakan dan tes
resistensi dari cairan intraocular. Aspirasi badan kaca.
50. Panoftalmitis
Definisi : peradangan diseluruh jaringan dalam bulamata sclera, sclera. Struktur orbital
ekstraoculer dan seluruh jaringan di rongga orbital.
Gambaran klinik :
- Protrusion bulbi
- Mata sukar bergera karena otot-otot yang berisensi kapsula terin pada peradangan tdk dapat
bergerak.
- Palpebra bengkak
- Conjungtiva bulbi kemotik
- Injeksi conjungtiva dan perikornea hebat
- Kornea keruh
- Di Coa dan tidak kembali lagi. Dari persepsi cahaya proyeksi buruk s/d visus o.
- Gejala umum : panas , sakit kepala, gemetaran.
Pengobatan paroftalmitus :
Harus segera karena dapat menyebabkan meningitis sebab pus dpt masuk kedalam ruang tengkorak
melalui foramen optikum.
- Istirahat total
- Antibiotika penicillin atau kloramfenikol sistemik dosis tinggi, gentamisin tetes, salep mata
dan suntikan subjective.
- Eviserasi bulbi perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhandan mencegah penyebaran
yang lebih jauh seperti meningitis purulenta.
- Beri analgetik, sedtive dan reboratia.
Etiologi
Mikroorganisme penyebabnya adalah bakteri pyrogen yang dapat berasal dari endotalmitus
yang terlantar kemudian meluas, atau berasal dari sinus sinus paranasal menjalar keorbital utk
kemudian menyebar keseluruh jaringan mata.
52. GLAUKOMA
Definisi : suatu penyakit mata dengan karakteristik sebagai berikut
Criteria diagnose :
- Glaucoma primer sudut terbuka (penyebab diketahui) dan tertutup (penyebab tidak diketahui)
- Glaucoma skunder (sudut bilik mata terbuka/tertutup)
- Glaucoma congenital
- Glaucoma absolute (respon terhadap obat tidak ada lagi)
Diferensial diagnose :
Pemeriksaan penunjang :
- perimeter goldman
- foto retina
- tangent screen
- tonography elektronik
- opthalmoscopy spesialis keeller.
Perawatan Rs :
Rawat inap : pada glaucoma primer sudut tertutup akuta, glaucoma skunder akut, penderitaa yang
dioprasi
Terapi :
A1. Obat makan : tab. Acetasolamide . Obat tetes : sol.pilo carpin 2%, sol.timolol maleat 0,25%-
0,50%. Sol.epineprin (adrenalin). Oprasi : trabecculectomi.
A2. Obat makan : Tab.Acetazolamide, Lrt.Glyserol. Obat tetes mata : sol.pilocarpine. Lrt infuse :
lar.mannitol 20% . Oprasi : Trabeculectomi, oprasi secara scheie.
b. Obat makan : Tab.Acetazolamide. Akut : Lar.Glyserol. Obat tetes mata : lihat penyebab
glucomanya. Operasi : lihat penyebab dan keadaan mata.
C2. Obat makan : Tab.Acetazolamide . Obat tetes mata : bergantung pada keadaan da situasi
kelainan mata. Op : trabeculotomi
Standar rumah sakit : setiap rumah sakit yang ada spesialis matanya.
Penyulit :
Rawat jalan : bila pasien cepat dating berobat biasanya tekanan bola mata dapat segera terkontrol
dan kerusakan dari N.opticus selanjutnya dapat ditekan
- Sebelum pemeriksaan diberikan anastesi local (pantokain 0,5-1%) tunggu selama 5 mnt
- Tonometer schiotz disterilkan sebelum dipakai (menunjukan angka nol)
- Pasien berbaring dan melihat ventrikal keatas kesatu titik, palpebra superior dan inverior
dilebarkan. Alat diletakkan seolah-olah tergantung.
- Dibaca skala yang didapat missal mTIO 5/5,5 baca table menunjukan TIO 17,3mmHg.
- Visual Field
Dengan menggunakan alat kompimeter dan perimeter.
- Funduscopy dengan opthalmoskop, yang harus diperhatikan adalah pupil yang mengalami
perubahan perenggangan (cupping) dan degenerasi saraf optic (atrofi) yang mungkin
disebabkan beberapa factor :
a. Peningkatan TIO mengakibatkan bagian peredaran darah pada pupil sehingga terjadi
degenerasi berkas-berkas serabut saraf pada papil saraf optic.
b. Tekanan intra okuler menekan pada bagian tengah optic yang mempunyai daya tahan
terlemah dari bola mata bagian tepi papil relative lebih kuat dari bagian tengah sehingga
terjadi pada papil ini.
- Visus diperiksa dengan Snellen Chart
Pemeriksaan Tambahan
a. Gonioskopi
b.Tonografi
c.Tes Provokasi
Untuk glaucoma sudut terbuka
- Tes minum air : penderita disuruh berpuasa tanpa pengobatan selama 24 jam kemudian
disuruh minum 1 liter air dalam 5 menit. Evaluasi TIO setiap 15 menit dalam 1,5 jam.
- pressure Congestion test : pasang tensimeter dalam ketinggian 50-60 mmHg selama 1
menit.bila >11 pasti patologis.
-tes membaca
53. KATARAK
Definisi
Pembagian katarak
Katarak kongenital :
o Lensa keruh sejak lahir
o Dapat pada sebelah mata atau kedua mata
o Bentuknya :
Katarak lamellar/zonular
Terlihat sesudah bayi lahir
Kekeruhan dapat menutupi seluruh pupil
Bila kekeruhan sangat tebal perlu operasi.
Katarak polaris posterior
Disebabkan oleh menetapnya selubung vaskuler lensa
Persisten arteri hyaloid, mengakibatkan kekeruhan lensa.
Terapi : operasi optik iredektomi.
Katarak polaris anterior
Katarak ini diikuti oleh kekeruhan di dalam bilik mata dengan
menuju ke kornea, kekeruhan ini seperti pyramid
Bila tidak mengganggu penglihatan, tidak perlu dilakukan
operasi.
Katarak inti/nuklear
Katarak inti jarang ditemukan.
Kadang-kadang seperti bintik-bintik saja.
Bila tidak mengganggu penglihatan tidak memerlukan operasi.
Katarak sutural.
Merupakan Y sutura di inti lensa
Bila tidak mengganggu penglihatan tidak memerlukan operasi.
Katarak developmental kekeruhan pada lensa pada saat lensa dibentuk. Jadi lensa
belum pernah mendapat keadaan normal.
Katarak degeneratif
o Katarak degeneratif primer
Berdasarkan umur
Katarak juvenitus usia <20 tahun
o Merupakan katarak developmental
o Biasanya konsistensinya lembek.
o Terjadi pada anak-anak sesudah lahir
o Bisa pada satu mata atau kedua mata
o Bila satu mata katarak, jangan tunggu lebih enam bulan,
bisa terjadi strabismus.
o Pupil warna putih/leukokornea.
o Visus 3/60 atau lebih kecil : dilakukan operasi.
Katarak presenilus usia 20-50 tahun
Katarak senilus usia > 50 tahun
o Terjadi pada usia 40 tahun atau lebih.
o Visus kabur sampai menurun sekali.
o Penglihatan seperti ada asap atau embun.
o Pupil wara purih atau coklat atau abu-abu atau hitam.
o Sebelum penglihatan menurun, pasien merasa
penglihatannya silau / glare.
o Bila visusnya 1/60 -3/60 atau lebih kecil : dilakukan
operasi.
Berdasarkan stadium
Stadium insipien
o Stadium yang paling dini, belum menimbulkan
gangguan visus atau bila ada, dengan koreksi visus
masih dapat 5/5-5/6.
o Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa
bercak0bercak seperti bagi (jari-jari roda).
Stadium immatur
o Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa dan
terutama terdapat dibagian posterior dan bagian
belakang nukleus lensa.
o Shadow test (+) bayangan pada lensa yang keruh
dengan penyinaran (+)
o Refleks fundus (+)
Stadium matur
o Kekeruhan sudah menyeluruh pada semua bagian lensa
sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan
kembali di permukaan anterior lensa shadow test dan
refleks fundus (-)
Stadium hipermatur
o Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah
mencair sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya
beratnya ke bawah. Melalui pupil pada daerah yang
keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran
di bagian bawah dengn warna yang lain daripada bagian
diatasnya yaitu kecoklatan.
o Terdapat 2 mekanisme yang dapat menimbulkan
glaukoma :
Fakolitik
Substansi lensa yang keluar akan
direasorbsi oleh sebukan fagosit dan
makrofa yang banyak di CoA sebukan
ini sedemikian banyaknya sehingga
dapat menyumbat sudut Coa
glaukoma.
Substansi lensa sendiri yang menumpuk
di sudut CoA terutama bagian kapsul
lensa dan menyebabkan exfolation
glaukoma
Fakolitoksik
Substansia lensa meruoakan zat yang
toksik bagi mata (protein asing) sehingga
terjadi reaksi alergi dan timbul uveitis.
Uveitis dapat menyebabkan glaukoma.
Gejala katarak
Differensial diagnosa :
Katarak kongenital
o Retinoblastoma
o Retrolental fibroplasia
Katarak juvelis
o Sclusiopupilae
Katarak senilis
o Sclusiopupilae
Etiologi
Gangguan sistemik pada tempat lain yang seara hematogen dapat menjalar ke mata atau
timbul reaksi alergi di mata.
Stadium II-III penyebab yang banyak di Indonesia
TBC dan gonore
Gout
Infeksi gigi, telinga, hidung.
Infeksi virus, cacing, jamur
DM
Trauma perforata
Oftalmia simpatika
Idiopatik
Gejala subjektif
Rasa sakit terutama di bulbus oculi, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah
badan siliar.
Sakit kepala di kenaing yang menjalar ke temporal
Fotopobia
Lakrimasi
Gangguan visus
Gejala objektif
Palpebra bengkak
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva dan injeksi siliar
Kornea keruh karena edema dan keratik prespitat
CoAA dalamnya dapat normal, dapat pula dangkal apabila terdapat iris bombe. Bila
terdapat sinerkia posterior maka CoA menjadi dalam.
Pemeriksaan penunjang : bila telah diobati dengan obat nonspesifik tidak ada kemajuan,
maka diperlukan pemeriksaan skin tes TB, fiksasi komplemen toxoplasmosis, laboratorium
klinik.
Penyulit :
Glaukoma komplikata
Endophtalmitis
Occlucio pupilae
Symphatise uveitis
Uveitis
(peradangan pada traktus uvea)
Iritis
choroiditis Endophtalmitis
Cyclitis Non granulomatosa
chorioretinitis panophtalmitis
iridocyclitis granulomatosa
retinochoroiditis
Iridoskilitis
Produksi akeus Penyumbatan sudut Peradangan pada oklusiopupil
humor bertambah CoA oleh sel-sel trabekula
radang dan fibrin
Glaukoma sekunder
Harus secepatnya diberikansulfur atropin 1%. Mula-mula diberikan setiap 2 jam 1 tetes
sampai pupil melebar sekali dan tetap lebar, kemudian cukup 3 kali sehari.
Macam hipermetropia
Pada orang muda dimana otot masih kuat, hipermetrop laten sangat besar sehingga pemberian
sikloplesia perlu untuk menentukan derajat hipermetropia pada orang –orang ini. Makin tua
maka daya akomodasi makin kurang, hipermetropia laten berkurang juga dan hipermetropia
manifest bertambah.
Komplikasi
Glaukoma
Terjadi karena coa yang dangkal pada hipermetropia merupakan presidposisi anatomis untuk
glaukoma sudut tertutup.
Strabismus konvergen
Disebabkan akomodasi yang terus menerus disertai dengan kovergensi yang terus menerus
pula.
56. MIOPIA
Miopia adalah suatu keadaan dimana sinar-sinar sejajar sumbu bola mara dimana mata dalam
keadaan istirahat dibiaskan jatuh di depan retina.
Miopia juga didefinisikan sebagai suatu kelainan refraksi dimana sinar yang sejajar dengan
garus sumbu bola mata dalam keadaan istritahat (tanpa akomodasi) dibiaskan di depan retina.
Gejala subjektif
Gejala objektif
Miopia stationer (simplex) kelainan fundus (-), penambahan dioptri (+) sedikit
pada waktu atau segera setelah pubertas atau didapat kenaikan sedikit sampai umur 20
tahun.
Miopia proggressine kelainan mencapai puncaknya waktu masih remaja,
bertambah terus sampai usia 25 taun.
Miopia maligna miopia yang disertai dengan kelainan degeneratif di koroid dan di
bagian lain pada mata.
Pembagian miopia :
Prinsip koreksi
Bila perbedaan diptri untuk kedua mata > 3 dioptri maka pasien akan melihat bayangan
doubble sehingga spheris tertinggi harus diturunkan pada anisometropia binokuler.
Terapi
57. Anisometropia
Definisi : Suatu keadaan dimana didapatkan perbedaan refraksi yang besar pada kedua mata
(>3 dioptri) sehingga : a. Mata dipakai bergantian
b. satu mata tidak dipakai sama sekali
Pembagian anisometropia
3. Mixed anisometropia
Salah satu mata miopia dan yang lain hipermetropia atau satu dikoreksi
dengan silindris (-) dan yang lain dengan silindris (+)
Contoh : OD: 5 – 1,00 OS 5 + 1, 00
0
OD: C – 0,25 x 90 OS : C + 0,25 x 900
4. Simple astigmatisma anisometropia
Salah satu mata emetrop dan yang lain astigmatisma myopic atau
astigmatisme hypermetropia simple.
Contoh : OD : Plano OS: C + 4,00 x 1350 atau C-4,00 x 900
5. Compound astigmatisme anisometropia
Contoh : OD : C – 1,00 x 1800 OS: C – 5,00 x 1800
OD : C + 1,00 x 900 OS: C + 5,00 x 900
Bila satu mata emetrop dan mat yang lain ametrop, kacamata diperlukan supaya
mata yang ametrop tidak menjadi rusak karena tidak dipakai (ambliopia ex
anopsia) dan untuk menghindari astempia. Bila perbedaan tidak begitu besar (1 –
20) dan ada penglihatan binokuler berikan koreksi penuh.
Pada perbedaan refraksi yang besar, koreksi penuh dapat memberikan perasaan
tidak enak dalam hal ini diberikan koreksi sebagian dari mata yang paling
ametrop. Umpamanya mata kanan memerlukan koreksi S – 1,00 , mata kiri S –
6,00 maka S – 6,00 sedikit sedikit dikurangi sampai tidak menimbulkan keluhan
keluhan pada penderita bila tidak terdapat penglihatan binokuler yang baik,
koreksi penuh dapat diberikan.
58. Astigmatisme
Definisi : adalah suatu keadaan dimana sinar – sinar sejajar sumbu penglihatan tidak di
biaskan pada 1 titik.
- Gejala : pandangan kabur, melihat cahaya pecah, melihat benda – benda bisa nampak
bengkak.
- Tanda : melihat kabur dan dapat dikoreksi dengan lensa silindris.
Klasifikasi astigmatisme
Diferensial diagnosis :
- Myopia
- Hipermetropia
Pemeriksaan penunjang :
- Lepas astigmat
- Lensa silinder
- Fogging lens
59. Presbiopia
Definisi : Suatu keadaan dimana punctum proximum (titik terdekat yang dapat dilihat dengan
akomodasi maksimum) telah menjadi jauh sehingga sulit membaca mulai terjadi pada usia 40
tahun.
Koreksi :
- Lensa spheris (+)
1. Semua pekerjaan dekat sukar dikerjakan oleh karena menjadi kabur dimana
diperlukan penerangan yang lebih kuat untuk dapat bekerja pupil mengecil dan
penglihatan lebih terang.
2. Segala pekerjaan dekat seperti membaca, menjahit dsb dapat dikerjakan hanya bila
jaraknya lebih dijauhkan sehingga sangat mengganggu seolah olah tangannya terlalu
pendek untuk pekerjaan tsb.
3. Kalau tidak dikoreksi juga akan menimbulkan tanda astenopia berupa mata sakit,
lekas capai, lakrimasi.
4. Tanda tanda ini bertambah hebat pada penerangan yang buruk atau pada waktu malam
hari.
5. Penderita presbiopia harus dikoreksi dahulu penglihatan jauhnya sampai sebaik –
baiknya baru kemudian diberikan kacamata presbiopia yang sesuai dengan usianya
untuk kedua mata dengan kekuatan yang sama.
- Contoh : VOD dengan koreksi Sp +1 5/5 umur 42 tahun
VOS dengan koreksi Sp + 0,5 5/5 umur 42 tahun
Berdasarkan umur untuk penglihatan dekat ditambahkan Sp + 1,25 jadi resep
kacamatanya ditulis :
- Kacamata jauh : OD : Sp+1 , OS : Sp + 0,5
- Kacamata dekat : OD : Sp+2,25 , OS : Sp + 1,75
Atau dapat ditulis :
- Kacamata jauh : OD : Sp + 1 OS : Sp + 0,5 Adde Sp + 1,25 ODS
- VOD dengan koreksi Sp (-) 3 5/5 umur 45 tahun
- VOD dengan koreksi Sp (-) 2,5 2/5 umur 45 tahun
Berdasarkan umur untuk penglihatan dekat ditambahkan Sp + 1,5
Jadi resep kacamatanya ditulis:
- Kacamata jauh : OD : Sp – 3 OS : Sp – 2,5
- Kacamata dekat: OD : Sp – 1,5 OS : Sp – 1,0
- Atau kacamata jauh: OD : Sp – 3 OS : Sp – 2,5 Adde Sp + 1,5 ODS
Contoh kasus presbiopia
a. Kacamata jauh : VOD : Sp + 1 OS : Sp + 0,5 Adde Sp + 1,25 ODS
Bila digambarkan menjadi :
OD OS
Sp + 1 Sp + 0,5
Sp + 2,25 Sp + 1,75
75
OD OS
Sp - 3 Sp – 2, 5
Sp – 1,5 Sp – 1,0