Professional Documents
Culture Documents
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
Stadium penyakit campak :
1) Stadium kataral (prodormal)
Stadium berlangsung 4-5 hari
Panas
Malaise
Batuk
Fotofobia
Konjungtivis
Koriza
Akhir stadium (24 jam) timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, dikelilingi oleh eritema
Lokasi di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia
2) Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah
Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
Muncul eritema berbentuk macula-papula disertai naiknya suhu badan
Eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian
belakang bawah
Rasa gatal
Muka bengkak
Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher belakang
Diare
Muntah
Black measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus
3) Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri
Kulit bersisi
Suhu turun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
7. Discharge Planning
1) Jalani pola hidup yang bersih dan higienis
2) Hindari penularan melalui ciuman, penggunaan handuk atau pisau cukur bersama
3) Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan infeksi sekunder
4) Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuh lepuhan karena dapat
menyebabkan penyebaran virus ke kornea yang mengakibatkan kebutaan
5) Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes
6) Banyak minum air putih
7) Makan makanan yang banyak mengandung nutrisi supaya dapat membuat daya tahan tubuh
meningkat
8) Berikan imunisasi campak aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih
d. Pola Eliminasi
1) Diare
2) BAK : volume, berapa kali sehari, kepekatan urin.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme viruler
b. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rash
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
e. Intoleransi aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dini kelompok sebaya
f. Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses infeksi
g. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun
h. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun.
i. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan kurang informasi
mengenai penyakit dan komplikasinya
3. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
1. Menempatkan anak pada rauang khusus 1. Menghindari resiko penyebaran infeksi
2. Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika 2. Menghindari resiko penyebaran infeksi
melakukan kontak dengan anak 3. Mengurangi dan menghindari penyebaran
3. Pertahankan istirahat selama periode pedromal infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai order 4. Mengurangi resiko penyebaran infeksi
DIAGNOSA II : Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya batuk
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji status pernapasan (irama, kedalaman, 1. Mempengaruhi status kesehatan umum
suara napas, penggunaan otot bantu 2. Mengetahui status kesehatan umum
pernapasan, bernapas melalui mulut). 3. Memudahkan klien untuk bernapas
2. Kaji TTV 4. Membantu klien beraktivitas
3. Berikan posisi semi fowler / fowler 5. Mengurangi batuk
4. Bantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-6. Memudahkan pernapasan
hari sesuai dengan kemampuannya. 7. Mengurangi batuk sehingga memudahkan
5. Anjurkan anak untuk banyak minum pernapasan.
6. Berikan O2 sesuai indikasi
7. Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan
efektifnya jalan napas.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan kuku anak tetap pendek, jelaskan
1. Menghindari kerusakan integritas kulit
anak untuk tidak menggaruk rash 2. Mengurangi rasa gatal
2. Berikan obat antihistamin sesuai order dan
3. Mencegah alergi
monitor efek sampingnya.
4. Mencegah infeksi dan iritasi
3. Berikan obat antihistamin sesuai order
4. 5. Mengangkat sekret/krusta
Memandikan klien dengan menggunakan
sabun yang lembut
5. Bersihkan bulumata dengan air hangat.
DIAGNOSA IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji ketidak mampuan anak untuk makan 1. Mengkaji kemampuan makan anak
2. Berikan makanan disertai suplemen nutrisi 2. Meningkatkan kualitas intake nutrisi
3. Kolaborasi pemberian nutrisi parentral jika 3. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi
4. Mengetahui tumbuh-kembang anak
kebutuhan giji anak. 5. Mencegah mual muntah
4. Nilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi6. Meningkatkan nafsu makan
(BB, lingkar lengan, membran mukosa)
5. Anjurkan orangtua untuk memberikan
makanan porsi kecil tapi sering
6. Sajikan makanan yang menarik dan
pertahankan kebersihan mulut anak.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan aktivitas ringan yang sesuai dengan 1. Supaya anak tidak lelah dan tidak terjadi
usia anak komplikasi lebih berat
2. Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian2. Supaya anak tidak merasa bosan berada di
dan memilih aktivitas yang diinginkan rumah sakit
DIAGNOSA VI : Gangguan suhu tubuh (peningkatan suhu tubuh) berhubungan dengan proses
infeksi
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan umum anak
2. Berikan kompres hangat 2. Menurunkan suhu tubuh
3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan anti 3. Menurunkan suhu tubuh
piretik 4. Mencegah terjadinya kejang
4. Berikan obat sedative jika perlu
DIAGNOSA VII : Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan daya tahan tubuh
yang menurun
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan bedak salisil 1 % jika anak gatal 1. Mengurangi rasa gatal
2. Memandikan anak dengan air hangat jika suhu2. Mengurangi rasa gatal
badan anak sudah turun
DIAGNOSA VIII : Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang
menurun
INTERVENSI RASIONAL
1. Sikap baring anak beberapa kali sehari 1. Mencegah timbul iritasi
2. Berikan bantal untuk meninggikan kepalanya 2. Untuk mencegah sesak dan memudahkan
3. Jangan membaringkan anak didepan jendela pernapasan
atau membawa keruangan selama masih 3. Menghindari anak terkena angin kerena batuk
demam akan lebih parah
INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan Pen-Kes tentang imunisasi campak 1. Mencegah terjadinya penyakit campak
2. 2. Agar anak tidak mudah mendapat infeksi atau
Berikan penyuluhan tentang pentingnya gizi
yang baik bagi anak timbulnya komplikasi yang berat
Referensi :
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda (North American Nursing Diagnosis Association) Nic-Noc, Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : MediaAction
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
I. DENTITAS DATA
Nama : An.T
Tempat/Tgl Lahir : Medan, 18 Februari 2010
Umur : 5 Tahun
Nama Ayah : Tn.B
Nama Ibu : Ny.A
Pekerjaan Ayah : Pengacara
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : JL.Pondok Kelapa No.26 Medan
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Batak
Pendidkan Ayah : Sarjana Hukum
Pendidikan Ibu : DIII computer
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh : Kedua orang tua dan pengasuhnya
2. Hubungan dengan anggota keluarga : baik, banyak keluarga yang mengunjungi saat anak itu
sakit
3. Hubungan dengan teman sebaya : kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya
4. Pembawaan secara umum : Anak sangat aktif
5. Lingkungan rumah : Daerah sekitar rumah bersih
B. Analisa data
C. Prioritas masalah
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash (erupsi kulit )
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi / infeksi virus.
Perencanaan
No Tanggal Diagnosa
Intervensi
Tujuan Rasional
1 Jumat , Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Pertahankan kuku anak Untuk mencegah
20-032014 kulit berhubungan keperawatan selama 2 x 24 tetap pendek, terjadinya luka pada
dengan adanya rash jam bintik-bintik merah pada menjelaskan kepada saat anak menggaruk
kulit akan hilang. anak untuk tidak
menggaruk rash
Kriteria hasil :
· Pasien tidak merasakan Berikan obat Agar tidak merasakan
gatal dan nyaman dengan antipruritus topikal, dan gatal dan sakit pada
keadaannya anestesi topikal kulit pasien
· Rash pada kulit berkurang ü
Mandikan klien dengan Untuk mencegah
menggunakan sabun infeksi Untuk
yang tidak perih mencegah terjadinya
luka pada saat anak
menggaruk
3 Jumat, Gangguan rasa Setelah dilakukan askep Libatkan keluarga dalam Agar keluarga lebih
20-03-2014 nyaman : selama 2 x 24 jam perawatan serta ajari kooperatif dalam terapi
peningkatan suhu diharapkan suhu badan cara menurunkan suhu
tubuh bd proses tubuh
inflamasi / infeksi pasien berkurang
virus Kriteria hasil : Berikan kompres untuk membantu dalam
hangat. penurunan suhu tubuh
· Suhu tubuh 36,5 – 37,50 C
pada pasien.
· Nadi normal
Pantau suhu lingkungan, suhu ruangan / jumlah
· Badan tidak terasa panas
batasi / tambahkan linen selimut harus diubah
· Akral Normal
tempat tidur sesuai untuk mempertahankan
indikasi.
-Memberikan obat
antipruritus topikal,
dan anestesi topikal
-Memandikan klien
dengan
menggunakan sabun
yang tidak perih
-Memberikan
antihistamin
11.30 wib kurang dari buahan, sirup yang O : ditandai dengan kurang nafsu
kebutuhan tubuh tidak memakai es). makan pada anak
berhubungan -Memberikan susu A : Masalah belum teratasi
dengan anoreksia porsi sedikit tetapi P : Intervensi dilanjutkan
sering (susu dibuat
encer dan tidak
terlalu manis, dan
berikan susu tersebut
dalam keadaan yang
hangat ketika
diminum).
-Memberikan
makanan lunak,
misalnya bubur yang
memakai kuah, sup
atau bubur santan
memakai gula
dengan porsi sedikir
tetapi dengan
kuantitas yang
sering.
3. 3 Jumat, 20 maret Gangguan rasa -Melibatkan keluarga S : pasien mengatakan badannya
2014 nyaman : dalam perawatan sudah tidak panas lagi
09.00 wib peningkatan suhu serta ajari cara O : ditandai dengan pengukuran
tubuh bd proses menurunkan suhu suhu tubuh normal 370 C
inflamasi / infeksi tubuh A : Masalah teratasi
virus P : Intervensi dihentikan
-Memberikan
kompres hangat.
-Memantau suhu
lingkungan, batasi /
tambahkan linen
tempat tidur sesuai
indikasi
-Monitor perubahan
suhu tubuh
F. Catatan Perkembangan
-Memberikan antihistamin
2. 2 Sabtu,21 maret Gangguan -Memberikan banyak minum S : S : Pasien mengatakan
2014 kebutuhan nutrisi (sari buah-buahan, sirup yang sudah merasakan tidak
11.30 wib kurang dari tidak memakai es). pahit pada mulutnya
kebutuhan tubuh sewaktu makan
berhubungan -Memberikan susu porsi sedikitO : O : ditandai dengan
dengan anoreksia tetapi sering (susu dibuat encer meningkatnya nafsu makan
dan tidak terlalu manis, dan pada anak
berikan susu tersebut dalam A : A: Masalah teratasi
keadaan yang hangat ketika sebagian
diminum). P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan antihistamin
kurang dari terlalu manis, dan berikan susu S : pasien mengatakan sudah
2 Minggu 21 kebutuhan tubuh tersebut dalam keadaan yang hangat merasakan tidak pahit pada
maret 2014 berhubungan ketika diminum). mulutnya sewaktu makan
Poskan Komentar
(^_^)
Mengenai Saya
Nina Nurul L
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2016 (5)
▼ 2015 (8)
o ▼ Desember (7)
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMOTHORAKS
Trauma Medula Spinalis
TEKHNIK MENYUSUI
INFERTILITAS
Asuhan Keperawatan Encephalitis
Contoh SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Pada Penyakit...
Asuhan Keperawatan Morbili
o ► September (1)
^^
..because when you stop and look around, this life is pretty amazing :)
Translate
fight^^
Butterfly
Animasi Blog
http://bintangomamori.blogspot.co.id/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html