Professional Documents
Culture Documents
PASCA TAMBANG
2018
Hal.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................... 9
1.3. Pendekatan Ruang Lingkup ............................................ 10
Tabel Hal.
Gambar hal.
BAB I
PENDAHULUAN
tambang.
5. Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
bahwa pengurusan hutan yang berkelanjutan dan berwawasan
mendunia harus menampung dinamika aspirasi dan peran serta
masyarakat, adat dan budaya serta tata nilai masyarakat yang
berdasarkan pada norma hukum sosial.
6. Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, berkaitan dengan hubungan ketenagakerjaan
antara pihak pemrakarsa, pekerja dan instansi terkait pada
kegiatan penerimaan dan pemanfaatan tenaga kerja pada tahap
tahap pasca operasi.
7. Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial, berkaitan dengan hubungan
ketenagakerjaan antara pihak pemrakarsa dan tenaga kerja pada
tahap pasca operasi.
8. Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air,
berkaitandengan kegiatan pertambangan baik pada tahap pasca
operasi yang menghasilkan limbah cair dan menimbulkan
penurunan kualitas air permukaan.
9. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2004 tentang Ratifikasi
Konvensi Iklim, berkaitan dengan dampak lingkungan yang akan
timbul akibat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan untuk
lokasi tambang dan lokasi pembangunan sarana/prasarana
tambang
10. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan,
berkaitan dengan kegiatan penggunaan dan pemanfaatan lahan
untuk lokasi penambangan bahan galian batuan dan
pembangunan sarana prasarana penunjang tambang.
11. Undang-undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, berkaitan dengan kegiatan penggunaan dan pemanfaatan
lahan pada lokasi penambangan bahan galian batuan.
12. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah, berkaitan dengan kegiatan perizinan tambang,
administrasi perusahaan dan hirarki hubungan perusahaan
dengan dinas/instansi terkait. Undang-undang RI Nomor 04 Tahun
b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan
Jalan, berkaitan dengan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi
peralatan dan material yang akan dilakukan pada tahap pasca
operasi.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana Lalu-Lintas Jalan, berkaitan dengan kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material yang akan
dilakukan pada tahap pasca operasi.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi, berkaitan dengan kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi peralatan dan material yang akan dilakukan
pada tahap pasca operasi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, berkaitan dengan metode
analisis data rona awal dan tolok ukur dampak terhadap kualitas
udara di wilayah studi akibat kegiatan konstruksi, operasi dan
pasca operasi tambang.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1999
Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun,
berkaitan dengan upaya pengelolaan bahan dan limbah bahan
berbahaya dan beracun yang ditimbulkan dari kegiatan
penambangan.
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 04 Tahun 2001, tentang
Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan
c. Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung, berkaitan dengan kegiatan pembukaan lahan
dan penambangan yang harus memperhatikan kawasan-kawasan
yang termasuk kawasan lindung sehingga tidak boleh dibuka.
2. Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit
Yang Timbul Karena Hubungan Kerja, berkaitan dengan
pengelolaan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan
penambangan pada tahap pasca operasi terutama terhadap
aspek kesehatan pekerja.
d. Peraturan dan Keputusan Menteri
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/l990 tentang
Syarat–syarat dan Pengawasan Kualitas Air, berkaitan dengan
kegiatan penambangan pada tahap pasca operasi yang
menghasilkan limbah cair dan menimbulkan penurunan kualitas
air sumur penduduk di sekitar lokasi tambang.
2. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
BAB II
PROFIL WILAYAH
Untuk lebih jelas mengenai kesampaian daerah dapat dilihat pada Gambar 2.1
(Peta Kesampaian Wilayah).
2.3.2. Morfologi
Keadaan morfologi di sekitar daerah penelitian adalah areal
perbukitan batuan.
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah studi masih relatif rendah. Hal ini ditandai
dengan minimnya fasilitas pendidikan yang ada. Namun demikian untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan penduduk dapat sekolah di desa lain yang
telah memiliki fasilitas pendidikan yang lengkap.
Tabel 2.3. Fasilitas Pendidikan yang ada di Wilayah Studi
1 Tibo 4 4 2 0
Sumber : Kecamatan Sindue Tambusabora
BPS Kabupaten Donggala, jumlah penduduk pada kecamatan ini mencapai 71,4
persen merupakan angkatan kerja. Angka angkatan kerja pada Kecamatan Sindue
Tambusabora akan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan pada
saat melakukan penerimaan tenaga kerja, dimana diharapkan akan banyak
terserap tenaga kerja lokal.
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PENAMBANGAN
0,87
1 2018 26.238
1,75 52.480
2 2019
1,75 52.480
3 2020
1,75 52.480
4 2021
1,75 52.480
5 2022
1,75 52.480
Total
BAB IV
RONA LINGKUNGAN AKHIR PASCA TAMBANG
4.3. MORFOLOGI
Morfologi daerah akibat kegiatan penambangan tentunya akan berubah
dan sulit untuk dikembalikan ke bentuk semula ke bentuk sebelum
dilakukan penambangan. Morfologi lahan pasca penambangan bahan
galian batuan diperkirakan tidak akan jauh berubah dengan kondisi
semula.
a. Kesehatan masyarakat
Pada tahap pasca operasi kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan akan
menimbulkan perbaikan kualitas lingkungan sehingga dampak yang
ditimbulkan terhadap gangguan kesehatan masyarakat akan membaik.
b. Pelepasan tenaga kerja
Pelepasan tenaga kerja pada tahap pasca penambangan akan dilakukan
dan dimungkinkan akan menimbulkan dampak terhadap karyawan
perusahaan, untuk itu perlu ditinjau dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan saat dilakukannya pelepasan tenaga kerja dan upaya
pencegahan dampak negatif.
Perusahaan akan melakukan kerja sama baik itu terhadap pemerintah
daerah (Disnakertrans) dan perangkat desa setempat untuk meninjau
kembali mengenai kegiatan pelepasan tenaga kerja.
c. Konflik Sosial
Kegiatan pelepasan tenaga kerja akan menimbulkan dampak pada konflik
sosial. Konflik sosial dari kalangan masyarakat akan muncul jika dalam
proses pelaksanaannya memberikan dampak yang positif terhadap
BAB V
HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
Luas Rencana
No Bukaan Lahan Bukaan Penutupan Kegiatan Reklamasi
Total Tambang
1 Bukaan Tambang 7,08 7,08 Penanaman Pohon
bambu disekitar tebing
sungai, pembuatan
tanggul dan penguatan
tebing dengan
membuat bronjong
pada daerah-derah
yang dianggap perlu
BAB VI
PROGRAM PENUTUPAN TAMBANG
6.1. REKLAMASI
Diperkirakan Lahan terganggu akibat kegiatan penambangan PT. Prima
Lestari Sejahtera Gemilang adalah seluas 2,92 hektar. Secara rinci, lahan
terganggu dalam WIUP PT. Prima Lestari Sejahtera Gemilang dijelaskan
sebagai berikut :
Tabel 6.1. Rencana Luas Lahan Terganggu
No Bukaan Lahan Total Bukaan (ha)
1 Bukaan Tambang 7,08
2 Stockpile 0,06
3 Jalan Tambang 1,8
4 Jalan Keluar menuju jalan kabupaten 0,8
5 Kolam sedimen 0,007
6 Sarana Penunjang 0.5
7 Pelabuhan 0.5
Total 10,7
Penambangan bahan galian batuan PT. Prima Lestari Sejahtera Gemilang terletak
pada areal Sungai Tibo dengan luas yang ditambang ± 1,6 ha . Pada tahun
berjalan (tahap operasi) luas lahan yang direklamasi adalah seluas 1.5 hektar,
sedangkan luas revegetasi lahan pada tahap operasi penambangan adalah seluas
0.46 ha. Lahan sarana penunjang tambang seluas 0.5 ha dan direncanakan akan
direklamasi dan direvegetasi dengan tanaman LCC dan Pohon Kayu Jawa. Tebing
bukit yang merupakan area tambang akan direklamasi dengan penanaman LCC
dan tanaman keras serta pembuatan undakan/terasering pada tebing bukit.
Luas Rencana
Bukaan Penutupan
No Bukaan Lahan Kegiatan Reklamasi
Total Tambang
(ha) (ha)
1 Bukaan Tambang 1.6 1.6 Penebaran LCC dan
penanaman Pohon Kayu
Jawa.
Pembuatan undakan/
terasering pada tebing untuk
mengurangi longsor.
2 Jalan Tambang 0.8 0.08 Dilakukan perawatan jalan dan
direvegetasi pada kiri dan
kanan jalan dengan tanaman
Pohon Kayu Jawa. Jalan
tambang tetap digunakan
sebagai jalan lokasi
revegetasi.
BAB VII
PEMANTAUAN
7.1.4. Analisis
Metode analisis yang diterapkan adalah metode matematis yang
didasarkan pada ada tidaknya pergerakan tanah yang teramati.
Semakin besar pergeseran titik tetap yang dipantau, berarti semakin
besar potensi terjadinya kelongsoran dan sebaliknya. Atas
pertimbangan tersebut bila terjadi pergeseran sampai tingkat yang
mengkhawatirkan akan dilakukan evakuasi di daerah lereng tersebut.
7.2.4. Analisis
Analisis yang digunakan di lokasi pengambilan contoh adalah
temperatur insitu dengan termometer dan tingkat kekeruhan. Contoh
air disimpan dalam botol sampel dan diusahakan secepat mungkin
dilakukan analisis sebelum dibawa ke laboratorium.
7.3.4. Analisis
Analisis jenis nekton (ikan) dilakukan melalui identifikasi jenis ikan
yang hidup di air perbukitan sekitar lokasi penambangan bahan
galian batuan. Identifikasi ini dilakukan melalui wawancara dengan
penduduk setempat, serta dari dokumentasi data sekunder.
Selanjutnya dibuat perkiraan jenis dan jumlah di lokasi studi guna
menetapkan jenis-jenis yang dominan, serta mengetahui keberadaan
dan jenis nekton yang dilindungi oleh Undang Undang.
7.4.4. Analisis
Pada kegiatan ini, analisa data berupa penarikan kesimpulan dari
hasil wawancara dengan penduduk sekitar eks penambangan. Untuk
mengetahui persepsi positif dan besarannya sehubungan dengan
dilakukannya pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan.
BAB VIII
ORGANISASI
8.1. ORGANISASI
Pelaksanaan kegiatan penutupan tambang dilaksanakan oleh PT. PRIMA
LESTARI SEJAHTERA GEMILANG atau apabila dapat menunjuk pihak
ketiga untuk kegiatan penutupan tambang. Pihak ketiga yang ditunjuk telah
mendapatkan izin dari instansi terkait untuk melakukan pendampingan dan
berada dibawah pengawasan Pemerintah Kabupaten Donggala. Hasil
kegiatan pendampingan oleh pihak ketiga dapat dilaporkan kepada instansi
terkait. Berikut bagan organisasi yang harus dipenuhi oleh pihak ketiga yang
ditunjuk untuk melaksanakan penutupan tambang PT. PRIMA LESTARI
SEJAHTERA GEMILANG.
PROJECT
MANAGER
KONSULTAN
LINGKUNGAN/PENGAWAS
(PIHAK KETIGA
Gambar 8.1
Struktur Organisasi Penutupan Tambang PT. Prima Lestari Sejahtera Gemilang
Tahun
No Uraian Kegiatan
2023 2024 2025
1 Persiapan penutupan tambang
Penunjukan pihak ketiga
Pematangan Lahan
2 Perbaikan dan Pembongkaran Fasilitas Penunjang
Tambang
3 Pelaksanaan Penutupan Tambang
Pengaturan Lahan
Reklamasi
4 Perawatan dan Pemeliharaan
5 Uji Kelayakan Penutupan
6 Penyerahan Status Lahan Kepada PemKab
Donggala
BAB IX
KRITERIA KEBERHASILAN PASCA TAMBANG
Jumlah m2 1.500
9.5. PEMANTAUAN
Kiteria keberhasilan pada rencana pemantauan adalah telah dilakukannya
kegiatan pemantauan sesuai rencana penutupan tambang. rincian kegiatan
dan frekwensi pemantauan dalam 1 (satu) tahun dijelaskan sebagai berikut:
Frek per
No Kegiatan Pemantauan Satuan
tahun
TOTAL 20
BAB X
RENCANA BIAYA PENUTUPAN TAMBANG
Jam Biaya
Luas Biaya Total Biaya
No Kegiatan Kerja Sewa Alat
(Ha) Revegetasi Tahun 2029
Alat (Rp/Jam)
1 Meratakan 0.15 5 350.000 1.750.000
Lahan dgn
Bulldozer
2 Pemadatan 0.15 5 350.000 1.750.000
material dgn
menggunakan
Compactor
Bomag
3 Reklamasi LCC 1.500.000 1.500.000
& Pohon Kayu
Jawa*
TOTAL 5.000.000
TOTAL 20.000.000
Luas Biaya
No Lokasi Kegiatan Total Biaya
(Ha) Tahun 2024-2027
A Tahun I
Lahan Revegetasi 0,5 5.000.000 5.000.000
Lahan Bekas Jalan
Tambang dan Jalan Non 0.08 800.000 800.000
Tambang
Saluran Penirisan 0,02 200.000 200.000
Sub Total (I) 6.000.000
B Tahun II
Lahan Revegetasi 0,5 5.000.000 5.000.000
Lahan Bekas Jalan
Tambang dan Jalan Non 0.08 800.000 800.000
Tambang
Saluran Penirisan 0,02 200.000 200.000
Sub Total (II) 6.000.000
C Tahun III
Lahan Revegetasi 0,5 5.000.000 5.000.000
Lahan Bekas Jalan
Tambang dan Jalan Non 0.08 800.000 800.000
Tambang
Saluran Penirisan 0,02 200.000 200.000
Sub Total (III) 6.000.000
TOTAL (I) + (II) + (III) 18.000.000
I. BIAYA LANGSUNG
A. Tapak Bekas Tambang :
- Pembongkaran Fasilitas
m2 1.250 24.750.000
Tambang
- Reklamasi Lahan Bekas
ha 0,10 5.000.000
Fasilitas Tambang
- Reklamasi Lahan Bekas
meter 1.5 32.500.000
Tambang
- Reklamasi Lahan Bekas
ha - -
Stockpile
- Reklamasi Lahan Bekas
ha -
Saluran penirisan
B. Fasilitas Penunjang :
- Pembongkaran Transmisi
Unit 5 3.000.000
Listrik dan Instalasi Air
- Pembongkaran Mesin dan
Unit 3.500.000
Tanki BBM
Berdasarkan Pasal 16 poin ayat 5 Permen ESDM No.7 Tahun 2014 bahwa
rencana pasca tambang harus memperhitungkan nilai uang masa depan,
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
93/PMK.011/2014 Tentang Sasaran Inflasi Tahun 2016, Tahun 2017, TAHUN
2018 dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
124/PMK.010/2017 Tentang Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, Dan Tahun
2021 dimana inflasi tahun 2018 ditetapkan sebesar 3,50% dan tahun
2019,2020,2021 sebesar 3,0 % maka diasumsikan bahwa inflasi tahun 2022
adalah 3,0%