Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan
mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju.
Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah. Menurut pendapat Wina
Sanjaya, (2007:125) prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting antara lain : (1) materi pelajaran, (2) kondisi siswa, (3) peranan guru (disiplin
persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada
lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a) Menggunakan
1
2
menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam
tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan
sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber
komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan
psikologi pendidikan, baik secara fIsik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh
faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, dimana sumber dan
khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang
optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3 (tiga) bagian yaitu, (1) sumber
belajar, (2) pemanfaatan sumber belajar, dan (3) pengelolaan sumber belajar.
Apabila salah satu faktor tersebut tidak dijalankan secara efektif maka
prestasi yang dicapai oleh siswa relatif rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka
guru harus melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih efektif, bertata dan
disiplin lagi agar siswa memperoleh kesempatan untuk meningkatkan prestasi belajar
serta dapat mengejar ketinggalan terhadap materi yang dianggap sulit untuk
dipahami oleh siswa, dan meningkatkan minat membaca terhadap siswa. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
3
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa
untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah, dimana tidak bisa
untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena
strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran
didalam kelas.
mempelajari tentang fenomena alam yang cukup memberi tantangan bagi guns dan
siswa. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan sempurna harus memahami
berbagai langkah, metode dan model pembelajaran. Sedangkan bagi siswa untuk
dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai kemampuan berpikir yang
tinggi, dan di dukung oleh peran guru yang mampu membangkitkan semangat belajar
Guru yang bukan berlatar belakang geografi umumnya rutin dalam mengajar
yang didasarkan pada pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa komplek
sebenamya proses belajar mengajar. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
tidak lebih dari menghafal kata-kata, rumus-rumus, prinsip dan teori fisikanya saja.
Oleh karena guru atau pendidik dituntut agar dapat menciptakan suasana atau situasi
belajar mengajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK. Guru harus
4
mampu menggunakan pendekatan dan metode mengajar yang sesuai dengan bahan
yang diajarkan.
Pengajaran geografi oleh guru yang berlatar belakang geografi lebih bisa
menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah pada siswa serta
mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pada pembelajaran ini
guru yang berlatar belakang geografi menyampaiakn materi pelajaran sebagai salah
satu strategi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
Disamping itu guru yang berlatar belakang geografi lebih mengusai materi
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara bertanya
yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak
mudah, cara memberikan pertanyaan yang penuh arti dan menarik merupakan tugas
yang sangat kompleks. Materi dan pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan
dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.
Oleh karena itu, keterampilan dan kelancaran menyampaikan materi dari guru
itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi materi maupun penyampaian materi dan
5
pertanyaan kepada siswa, Penguasaan materi dan teknik penyampaian harus disertai
keinginan dan kemampuan guru untuk mendegarkan dengan baik dari siswa,
dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan kreativitas guru
dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalarn pembelajaran
merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar
dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang mana hal ini akan
penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang
disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang
studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi pelajaran
Oleh karena itu penulis ingin inelihat sebuah hasil belajar siswa atau prestasi
dari sebuah konsep yang diajarkan dalam mata pelajaran geografi dengan pelajaran
lainnya. Untuk itu penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul “Prestasi
penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah: “Adakah perbedaan prestasi siswa
diajarkan guru berlatar belakang perididikan geografi dengan bukan geografi pada
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui perbedaan prestasi siswa yang diajarkan oleh guru berlatar belakang
siswa dalam belajar geografi dan pelajaran yang lain, dengan harapan siswa
4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi geografi terutama di
1.5 Hipotesis
guru berlatar belakang pendidikan geografi dengan yang bukan geografi pada SMA
Negeri I Peudada.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelajaran Geografi
komponen fisik muka bumi, mahluk hidup (twnbuhan, hewan dan manusia) di atas
muka bumi, ditinjau dari persamaan dan perbedaan dalam perspektif keruangan yang
aspek fisik maupun aspek non-fisik serta interaksi dan interelasi ke duanya, dalam
proses belajar mengajar dapat dimulai dari yang paling sederhana seperti lokasi
sekolah.
Sebagaimana bidang ilmu lain, ilmu Geografi juga memiliki alat ukur
keruangan seperti jarak antar dua tempat, baik dalam satuan panjang, satuan nilai
ekonomi dan satuan waktu, dan satuan luas (biasanya diekspresikan dalam bidang
datar) dalam hektar atau km2, hasil perhitungan jumlah obyek, baik berdiri sendiri
maupun dalam satuan luas (kepadatan) atau dalam satuan ratio. Di samping disajikan
dalam bentuk diagram, tabel atau gambar profil, sarana penyajian informasi geografi
paling efektif adalah dalam bentuk peta karena sebuah peta dapat memberikan
7
8
maupun penugasan, terutama dari buku teks pelajaran (text book) yang dianjurkan.
dimana segala aktivitas guru dan siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Mengajar adalah proses yang bertujuan, dimana keberhasilan suatu
digunakan oleh guru. Guru Pelajaran geografi sering menyampaikan materi dengan
metode ceramah, tanya jawab. Dalam hal ini Sanjaya (2007:132) menjelaskan bahwa
guru bidang studi atau guru spesialisasi suatu pelajaran harus mempertimbangkan
1. Aktivitas siswa
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang
2. Individualitas
mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita
capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga dengan guru,
3. Integritas
9
saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek efektif dan aspek
sebagai berikut
1. Interaktif
2. Inspiratif
3. Menyenangkan
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya dapat berkembang manakal siswa
menyenangkan bisa dilakukan dengan cara (1) menata ruangan yang apik
media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru bidang
5. Menantang
6. Motivasi
mengajar geografi) adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa segala
sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setaip pelajaran
idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan.
11
kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam menggunakan metode, teknik,
pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses
memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi siswa yang
Sanjaya, (2007:53) “Ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher
1. Belajar
pelatihan. "Sasaran dari kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, yang
adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
belajar.
perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk diukur.
Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi aspek fisik, psikis dan sosial, sedangkan faktor eksternal
meliputi tingkat kesulitan bahan belajar, tempat belajar, iklim atau cuaca dan
suasana lingkungan.
Oleh karena itu “Agar belajar berlangsung efektif pada diri siswa,
2. Pengertian Pembelajaran
suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
bagi siswa, siswa akan belajar apa yang dikeluar dari mulut guru dalam
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
menerapkan secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak
yang menyenangkan bagi siswa, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari
kurikulum yang berlaku, hanya gaya mengajar dengan penuh tekanan dan
umum.
tersebut yaitu:
menjadi lebih terdorong untuk belajar, siswa yang kurang termotivasi akan
seorang guru harus tanggap terhadap gejala seperti ini dan berusaha
memilih bahan yang diajarkan, bahan pelajaran tersebut harus relevan dan
guru, biasanya alat peraga dan media yang ada hubungannya dengan
materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih mudah memahami materi
tersebut. Untuk itu guru harus dapat memilih dan menyediakan alat bantu
2. Pengajaran Geografi
Gejala alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari
proses alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai kegiatan yang
dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas penmukaan
bumi.
KTSP. Kurikulum KTSP menuntut guru geografi SMA harus lebih kreatif bukan
16
hanya sekedar memberi bekal saja, tetapi juga bekal keterampilan hidup yang
terkait dengan bidang geografi. Dalam hal ini Guru Geografi harus mampu
dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sains. Dalam kontek
yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu geografi sedikit banyak
1. Silabus
a. Perencanaan.
17
b. Pelaksanaan
pembelajaran
c. Revisi
2006).
a. Tujuan Pembelajaran
b. Materi Pembelajaran
c. Metode Pernbelajaran
19
mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah
belajar. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi karena guru
mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang senang
(Slamet, 2003:65).
saja, siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja,
inti dan kegiatan penutup. Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan
20
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan
merupakan buku yang xlevan dan sesuai dengan materi yang akan
21
f. Penilaian
unjuk kerja dan tugas rumah. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah
meliputi:
d. Memberikan contoh konkrit pada setiap pokok materi yang telah dibahas.
22
pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup
pelajaran, agar siwa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi
Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam
mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari
kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor
yang dirnaksud adalah : (1) tujuan, (2) guru, (3) anak didik, (4) kegiatan pengajaran,
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
yang harus guru lakukan dalam menyusun rencana pengajaran adalah tujuan
2. Guru
kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam
anak didik menjadi orang yang cerdas. Latar belakang pendidikan dan
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang
oleh guru dengan kesadaran dan penuh keikhlasan, maka jadilah guru sebagai
pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku
4. Kegiatan Pengajaran
dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar.
Anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang menciptakan
lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah
orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh
guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik,
tetapi gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak
dibedakan kedalam empat macam, yaitu : (1) gaya mengajar klasik, (2) gaya
mengajar teknologis, (3) gaya mengajar personalisasi, dan (4) gaya mengajar
interaksional.
Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum
yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya
bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk
dikonsumsi oleh anak didik. Setiap naka didik dan guru wajib mempunyai
6. Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan
System ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-
benar objektif.
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tereapai
ceramah, (2) metode demontrasi, (3) metode diskusi, (4) metode simulasi.
Prinsip-prinsip belajar yang digunakan harus sudah ada pada calon guru,
dimana prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar, Roestiyah
(2001:159) adalah : (1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
26
belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai
tujuan instruksional.
yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula.
Belajar disini adalah suatu ektifitas mencari, menemukan dan melihat pokok
2001:37) adalah
berikut :
Proses belajar mengajar sangat erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau
suasana di mana prose situ berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi
oleh banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, penga uh iklim kelas
masih sangat penting. Hal ini disebabkan karena peserta didik belajar di ruangan
kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik, untuk
mendukung : (1) interaksi yang bermanfaat di antara peserta didik, (2) memperjelas
prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak
faktor seperti usia, kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran,
lingkungan alamiah di rumah dan di kelas. Iklim kelas yang kondusif merupakan
28
salah satu faktor yang mempengaruhi kesempatan peserta didik untuk sukses.
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar.
Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti oleh
pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dalam proses belajar. Jadi yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
mempengaruhi hasil belajar ditunjukkan oleh skema dibawah ini: skema faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat bahwa ada dua faktor utama
yakin (1) faktor dari dalam diri siswa dan (2) faktor lingkungan. Faktor kemampuan
yang dimiliki oleh siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang
terbiasa tidur setelah shalat zhuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu
segenap perilaku siswa yang ditujukan secara ajeng dari waktu-kewaktu dalam
tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar
seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedangkan ketrampilan
belajar adalah suatu sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan
studi.
29
Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor
bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar
selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu
baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu
peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses
dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta
dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk
karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah
Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari
keluarga. Yang kedua Sugesti, Emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap
orang banyak. Hal ini sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan.
Diantara cara membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu
kegiatan ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang
hal yang sangat perlu untuk diperhatikan dengan seksama, dimana dengan belajar
yang teratur, maka akan terlihat kepintaran atau kelebihan seseorang dalam
mengikuti suatu proses belajar mengajar berkaitan dengan ini Muhibbin, (2005:65)
sesuatu atau memakai pikiran. Hal ini karena suatu kebiasaan mempunyai sifat
sebagian energi yang diperlukan untuk belajar dapat dipergunakan untuk aktivitas
yang lain. Membuat seseorang lebih cermat. Contohnya seorang pelajar yang terbiasa
membuka kamus akan semakin cermat dalam mencari kata-kata karena sudah
terbiasa. Hasil belajar akan lebih maksimal. Dengan kecermatan yang tinggi dan
usaha belajar yang teratur dan ringan dan akan meningkatkan hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar seperti yang dikemukakan diatas hasil belajar pada umumnya
diketahui melalui proses evaluasi atau sering disebut sebagai tes. Evaluasi
merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu
evaluasi tes dan non tes. Penilaian non tes terdiri dari skala sikap, daftar periksa
(check list), kuesioner, studi kasus dan portofolio. Skala sikap dan kuesioner sering
aspek kognitif diukur menggunakan tes. Tes terdiri dari tes lesan, tes tertulis dan tes
perbuatan. Tes tertulis diantaranya adalah tes dengan soal berbentuk uraian baik
31
uraian terbatas (singkat), uraian bebas/ terbuka, uraian berstruktur dan soal yang
praktek sholat.
Muhibbin, (2005:70) menyatakan bahwa syarat tes hasil belajar yang baik
1. Reliabel, artinya sebuah tes harus mempunyai keajegan dalam arti ketika tes
diberikan kepada murid maka hasilnya harus sama ketika tes itu diberikan
diwaktu yang lain.
2. Valid. Tes bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.
3. Obyektif. Hasil skore tidak tergantung pada subyek yang memberi skore.
Yang kedua obyektif juga seharusnya dicerminkan ketika memeberikan
interprestasi atas skore yang dicapai siswa.
4. Diskriminatif. Tes disusun sedemikian rupa sehingga dapat melacak
perbedaan-perbedaan yang sedetail-detailnya.
5. Komprehensif. Suatu tes dikatakan komprehensif bila tes tersebut mencakup
segala persoalan yang harus diselidiki. Mudah digunakan (praktis).
mana kemajuan anak didik. Hasil yang didapatkan tersebut dirumuskan dalam suatu
buku yang dinamakan buku rapor. Buku rapor tersebut dalam kurikulum berbasis
kompetensi diproses setiap enam bulan sekali atau menggunakan sistem semester.
Biasanya skala yang digunakan adalah 0-100 untuk nilai yang berhubungan dengan
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian
data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Peudada
tahun pelajaran 2009/2010, yang terdiri dari 2 kelas, dengan jumlah siswa 90 orang.
Mengingat populasi kurang dari 100 orang, maka seluruhnya dijadikan sebagi'subjek
32
33
masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari
kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah
dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang lebih luas
c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai rapor siswa yang
Mx − My (Hadi, 2001-268)
t=
SDbm
Keterangan :
t = RoHo
34
Mx = mean sampel x
My = mean sampel y
Keterangan :
Fx = Koefisien sampel x
Fy = koefisien sampel y
SDbm = SD 2 Mx +SD 2 My
Keterangan :
∑ fx 2 ∑ fy 2
SD 2 x = − M 2 x dan SD 2 y = −M 2y
n n
Db = Nx + Ny-2
ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-tabel.
Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai tabel, (Hadi,
2001:338).