You are on page 1of 20
BAB1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Malnutrisi pada pasien dapat terjadi sebelum dan sesudah di rawat di rumah sakit, Hal ini bisa terjadi karena dampak dari penyakit dan asupan gizi yang kurang. Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasion di rumah sakit sering tidak teratasi dengan baik, bila keadaan berfanjut lama, tubuh akan melakukan proses adaptasi seperti menurunnya nafsu makan dan memperlambat metabolik. Malnutrisi dapat mempengaruhi fungsi dan penyembuhan setiap organ, seperti perubahan berat badan, fungsi jantung, dan penurunan fungsi ginjal, penurunan kapasitas fungsional dan kondisi metabolisme, komplikasi re-feeding syndrome, serta depresi pada pasien, sehingga penting menjadi perhatian bagi rumah sakit untuk melakukan perbaikan status gizi melalui pemenuhan kebutuhan energi sebagai upaya unuk mendukung kesembuhan pasien, Pasien yang mengalami penurunan status gizi, mempunyai masa rawat inap lebih panjang, menanggung biaya rumah sakit lebih tinggi, dan mempunyai resiko kematian di rumah sakit lebih tinggi. Upaya pemenuhan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap dilakukan melalui pelayanan pemberian makanan sesuai kebutuhan masing-masing pasien. Agar pemenuhan zat gizi dapat optimal, maka diperlukan keterlibatan dan kerjasama antar berbagai profesi kesehatan yang sebagai pendukung tim asuhan pelayanan gizi, Pelayanan gizi adalah salah satu pelayanan di rumah sakit yang memiliki peranan sederajad dengan pelayanan kesehatan lain di rumah sakit dalam usaha penyembuhan pasien, Bentuk pelayanan gizi rumah sakit adalah proses asuhan gizi terstandar (PAGT) atau standarized Nutrition Care Process (NCP) yang menjadi tanggung jawab dietisien sebagai tenaga kesehatan profesional yang berorientasi kerja dalam bidang pencegahan dan pengobatan penyakit terutama bidang makanan dengan gizi, baik di rumah sakit praktik pribadi atau di unit pelayanan kesehatan lainnya dengan tujuan agar kebutuhan asupan makanan pasien tercukupi, karena makanan adalah kebutuhan dasar manusia dan sangat dipercaya menjadi faktor pencegahan dan penyembuhan suatu penyakit. Serangkaian program asuhan terstandar dimulai dari assessment gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi. Proses asuhan gizi terstandar diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas berarti melakukannya dengan benar sesuai ketentuan, pada waktu yang tepat, menggunakan cara yang tepat, pada individu yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal. Apabila pelayanan ini tidak memadai, misalnya memberikan dukungan gizi pasien rawat inap tidak sesuai dengan kebutunan, baik kelebihan maupun kekurangan, hal ini erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit maupun komplikasinya, serta memperpanjang lama perawatan pasien di rumah sakit, Kualitas pelayanan dapat dinilai molalui hasil kerja dan kepatuhan mentaati proses terstandar yang disepakati. Kesemua hal tersebut akan dicapai apabila dietisien memberikan asuhan gizi dengan menggunakan proses asuhan gizi yang terstandar. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang, Di negara miskin, sekitar 20- 60% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang keschatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008), Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi Ibu maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan Kesehatan matemal yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998). Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester |. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala- gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 (enam) minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2005). Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 2 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah—muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diures's berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi _hiperemesis gravidarum : 1000 kehamilan (Sastrawinata, 2004), Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan (Walsh, 2007). Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh ibu hamil dengan kondisi hiperemesis, maka dibutuhkan bentuk pelayanan gizi terstandar untuk mengatasi gangguan makan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil dan bayi yang dijaninnya, 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana penatalaksanaan diet untuk ibu hamil penderita Hiperemesis. 1.3 Tujuan 4.3.1 Tyjuan Umum Mengetahui penatalaksanaan diet unt 4.3.2 Tujuan Khusus k penderita Hiperemesis a, Mengkaji data subjektif dan data objektif b. Mampu melakukan anamnesis gizi ¢. Mampu melakukan diagnosis gizi d, Mampu menganalisis data antropometri, data pemeriksaan fisik, klinis dan data pemeriksaan biokimia e. Mampu menganalisis data antropometri, data pemeriksaan fisik, Klinis dan data pemeriksaan biokimia {. Mampu merencanakan terapi diet g._Mampu melaksanakan pelayanan gizi

You might also like