Professional Documents
Culture Documents
Email : lizamerianti2@gmail.com
ABSTRACT
Spiritualities of nurse relate the nursing care to given. nurse have spiritual quotient can gift of service of
treatment in more glorious context that is on the basis of religious service. In some of the literature has
known a lot of weaknesses nurses in providing spiritual care . One thing that becomes a problem in
spiritual service is discomfort and inability to recognize spirituality them self because of the attention to
the spiritual aspects of the nurses still not as expected. The purpose is to know relation of spiritual
quotient with nurse competencies in spiritual care in Islamic hospital Ibnu Sina Padang Panjang. This
Study used cross sectional Approach. Population of this research is all nurse which on duty in Islamic
hospital Ibnu Sina Padang Panjang amount of 41 sample. Result of analysis showed more than half
(73,2%) responden has high spiritual intelligence and more than half (68,3%) responden has high
competencies in spiritual care also. Result of bivariate analysis with correlation spearmen there are
significancy relation (p=0,000) and positive pattern strong relation (r=0,652). The conclution is there
are correlation between spiritual quotient nurse competencies in spiritual care in Islamic Hospital Ibnu
Sina Padang Panjang in 2013.
60
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
dengan bijak yang berimplikasi terhadap Emergency, ICU dan Syaraf RS. DR. M.
interaksinya dalam kehidupan sehari-hari Djamil Padang tahun 2008, dapat
berupa perilaku rendah hati, penuh kasih disimpulkan bahwa lebih dari 50% perawat
sayang, empati, menunjukkan perasaan pelaksana memiliki pengetahuan yang
tenang dan damai, sabar, kehangatan dan rendah dan sikap negatif tentang
kekuatan batin (Sukidi, 2002). Perilaku pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
inilah yang dibutuhkan oleh perawat dalam (Idianola, 2009).
interaksinya dengan pasien dalam Observasi terhadap 30 klien di tiga
memberikan asuhan spiritual. Perawat yang Rumah Sakit (RSCM, RSPAD, dan RS.
cerdas secara spiritual mampu Darmais) menunjukkan fakta bahwa aspek
menempatkan pemberian pelayanan spiritual belum mendapatkan perhatian
keperawatan dalam konteks yang lebih yang cukup oleh perawat. Dari 30 klien
agung yaitu atas dasar ibadah dan yang diobservasinya itu, didapatkan
pertolongan bagi manusia yang sebanyak 79% klien tidak mendapatkan
membutuhkan (Yosep, 2005). pendampingan spiritual saat sakit dan
Biasanya dalam praktik dirawat di rumah sakit. Sementara itu,
keperawatan aspek spiritual tidak konsisten selebihnya, sebanyak 21% klien mengaku
diberikan dan cenderung diabaikan. Bahkan mendapatkan pendampingan spiritual,
diberbagai literatur telah diketahui banyak namun bukan oleh perawat tetapi oleh
kelemahan perawat dalam memberikan pemuka agama. Fakta tersebut
asuhan spiritual. Salah satu hal yang menunjukkan bahwa perhatian terhadap
menjadi masalah dalam pelayanan spiritual aspek spiritual oleh perawat masih belum
adalah ketidaknyamanan dan sesuai dengan yang diharapkan (Rohman,
ketidakmampuan perawat dalam mengenal 2009).
spiritualitasnya sendiri (Wright, 1998). Penulis mewawancarai 4 orang
McEwan (2004), dalam penelitiannya perawat di Ruang Rawat Inap Bedah, Anak,
menemukan bahwa banyak perawat serta Ruang Interne tentang asuhan
mengakui belum memahami secara jelas spiritual, pada umumnya perawat
dan mengalami kebingungan antara konsep mengatakan bahwa asuhan spiritual adalah
spiritualitas dan religius. asuhan yang bersifat keagamaan,
Berdasarkan penelitian Idianola, diantaranya mengingatkan pasien terhadap
mengenai pengetahuan dan sikap perawat agamanya, mengingatkan pasien untuk
pelaksana tentang pemenuhan kebutuhan beribadah, dan membantu pasien
spiritual klien di Ruang Rawat Inap menjalankan ibadah. Perawat mengatakan
61
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
belum pernah mengikuti pelatihan tentang yang berjumlah 42 orang. Pengambilan data
pemberian asuhan spiritual. Pada umumnya dilakukan dengan teknik total sampling,
perawat mengatakan hanya memberikan yaitu semua populasi dijadikan sampel
asuhan spiritual secara lisan, namun tidak dengan jumlah sampel saat pengambilan
dituangkan dalam bentuk tertulis, asuhan data awal sebanyak 42 orang (Profil RSI
yang diberikan tergantung dari nilai yang Ibnu Sina Padang Panjang Tahun 2013).
dianut oleh masing-masing perawat dan Instrumen yang digunakan dalam
dari pengalaman yang didapatkan perawat penelitian ini adalah kuesioner yang
dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil diberikan langsung kepada responden. Alat
observasi terhadap beberapa status pasien ukur untuk menilai kecerdasan spiritual
didapatkan data bahwa komponen asuhan perawat adalah kuesioner yang diadaptasi
spiritual tidak dituliskan dalam perencanaan dari tes kecerdasan spiritual yang disusun
keperawatan. oleh Khalil A. Khavari (2006), dalam
TUJUAN Spiritual Intellegence, sedangkan alat ukur
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menilai kompetensi perawat dalam
untuk mengetahui adanya hubungan asuhan spiritual adalah kuesioner yang
kecerdasan spiritual perawat dengan diadaptasi dari Spiritual Care Competence
kompetensi perawat dalam memberikan Scale yang disusun oleh Leeuwen &
asuhan spiritual pada pasien di Rumah Cusveller (2006). Variabel penelitan terdiri
Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang, dari :
dengan diberikannya asuhan spiritual pada 1. Variabel dependent; kompetensi perawat
pasien diharapkan peningkatan motivasi dalam asuhan spiritual, defenisi
pasien dalam hal kesembuhannya. operasionalnya kemampuan dan
(Siti Mu’min), Bedah dan Anak (Syafa mendelegasikan asuhan spiritual kepada
Marwah) Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu tenaga kesehatan lainnya, bersikap
62
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
profesional dan mampu meningkatkan menggunakan skala ukur skala Likert yang
kualitas asuhan spiritual. terdiri dari 4 alternatif jawaban. Semua item
2. Variabel Independen; Kecerdasan terdiri dari pernyataan positif yang diberi
spiritual perawat, definisi nilai: selalu = 3, sering = 2, kadang-kadang
operasionalnya Kemampuan perawat = 1, tidak pernah = 0, sedangkan
untuk memberi makna spiritual terhadap pernyataan negatif tidak ada. Skor total
pemikiran, perilaku dan kegiatannya, didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari
yang direfleksikan memalui relasi masing-masing jawaban responden.
spiritual dan komunikasi dengan Tuhan Analisa bivariat dilakukan dengan
yang tercermin dari frekuensi do’a menggunakan analisis statistik berupa uji
kecintaan dan rasa syukur kepada korelasi Spearmen dengan bantuan program
Tuhan, relasi sosial yang tercermin dari SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%
rasa kekeluargaan, peka terhadap (p<0,05). Nilai korelasi (r) berkisar 0-1 atau
kesejahteraan orang lain, dan bersikap bila disertai dengan arah nilai antara -1
dermawan, ketaatan pada etika dan sampai dengan +1; r = 0 berarti tidak ada
moral yang tercermin melalui sikap hubungan linear; r = -1 berarti hubungan
jujur, amanah, sopan, toletan dan anti linear negatif sempurna; r = +1 berarti
kekerasan hubungan linear positif sempurna. Menurut
Dalam Analisa Variabel Dahlan (2008), kekuatan hubungan dua
kompetensi perawat menggunakan skala variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam
ukur skala Likert yang terdiri dari dua 5 area, yaitu : r = 0,00 – 0,199 hubungan
bentuk pertanyaan. Bentuk pertama yang sangat lemah; r = 0,20 – 0,399 hubungan
meliputi pengkajian dan implementasi lemah; r = 0,40 – 0,599 hubungan sedang; r
asuhan spiritual, dukungan personal dan = 0,60 – 0,799 hubungan kuat, dan r = 0,80
konseling pasien, pendelegasian, – 1,000 hubungan sangat kuat.
kemampuan komunikasi, serta HASIL DAN PEMBAHASAN
profesionalisasi dan peningkatan kualitas Kecerdasan spiritual adalah
asuhan spiritual yang terdiri dari 4 alternatif kecerdasan untuk menghadapi persoalan
jawaban. Semua item terdiri dari makna atau value, kecerdasan untuk
pernyataan positif yang diberi nilai : sangat menempatkan perilaku dan hidup dalam
mampu = 4, mampu = 3, tidak mampu = 2, konteks makna yang lebih luas dan kaya,
sangat tidak mampu = 1, sedangkan kecerdasan untuk menilai bahwa suatu
pernyataan negatif tidak ada. Untuk tindakan atau jalan hidup tertentu lebih
Variabel kecerdasan spiritual perawat bermakna dibandingkan dengan yang lain
63
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
64
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
65
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
66
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Rohman. (2009). Faktor-faktor yang
Fundamental Keperawatan. berhubungan dengan pemberian
Jakarta: EGC. asuhan spiritual oleh perawat di
RS. islam Jakarta. Tesis. Magister
Mitchell, L. D, Marsha J. B, Linda M- Universitas Indonesia.
Ledet. (2006). Spiritual
development of nursing students: RSI Ibnu Sina Padang Panjang. (2013).
developing competence to provide Profil RSI Ibnu Sina Padang
spiritual care to patients at the end Panjang Tahun 2013.
of life. Spiritual Competence of
Nursing Students. 45 (9).
67
‘AFIYAH. VOL. 3, NO. I, BULAN JANUARI, TAHUN 2016
68