You are on page 1of 14

BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan
untuk mendeteksi kelainan – kelainan dan menegakkan dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Untuk
persalinan berisiko tinggi, pemeriksaan ini harus dilakukan di kamar bersalin dan difokuskan pada
anomali kongenital dan masalah – masalah patofisiologi yang dapat menganggu adaptasi
kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan ekstrauteri. Anomali kongenital mungkin
terdapat pada 3-5% bayi. Sesudah perjalanan pemeriksaan dikamar bersalin trrlihat stabil
,pemerisaan kedua yang lebih rinci harus dilakukan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir. Pada
bayi yang sehat , ibu harus hadir selama pemeriksaan ini dilakukakan walupun kecil, variasi
anatomik agaknya tidak berarti.harus dijelaskan, karena ibu bisa menjadi gelisah atau leluarga yang
lain menemukannya kemudian hari, atau ibu berfikir ibu tidak memberikan penjelasan yang cukup.
Namun penjelasan setiap masalah mempunyai potensi ‘ sangat mengejutkan ‘orang tua yang tidak
kuatir. Kecuali penjelasan ini dilakukan secara hati – hati dan dengan ketrampilan. Bayi tidak boleh
keluar dari rumah sakit tanpa pemeriksaan akhir; karena ada kalainan tertentu, terutama bising
jantung, yang sering muncul atau hilang segera pada masa neonatus.atau mungkin dapat didapati
bukti adanya penyakit yang baru di dapat. Nadi ( normal 120- 160 denyut/ menit), frekuensi
pernafasan ( normal 30- 60 pernafasan/menit), suhu, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan
ukuran- ukuran terhadap sesuatu yang dilihat atau kelainan struktural yang dapat diraba harus dicatat.
Tekanan darah jika neonatus tampak sakit.
Untuk memeriksa bayi baru lahir diperlukan kesabaran, kelembutan, dan prosedur yang fleksibel.
Jadi, bila bayi sangat tenang dan rileks pada permulaan pemeriksaan, yang mula- mula harus
dilakukan adalah palpasi perut atau auskultasi jantung, sebelum manipulasi lain yang lebih
menganggu dilakukan.

KESAN UMUM. Aktivitas fisik mungkin tidak dijumpai selama fase relaksasi tidur normal,
karena sakit atau pengaruh obat- obatan; bayi mungkin berbaring dengan tungkai yang tidak bergerak
untuk menghemat energi dalam upaya mengatasi pernafasan yang sukar, atau menangis keras
bersama- sama aktivitas lengan dan kaki. Tonus otot yang aktif maupun pasif dan setiap postur yang
tidak biasa harus dicatat. Gerakan kasar, gerakan tremor, dengan pergelangan kaki dan rahang yang
mioklonus adalah lazim dan kurang berarti pada bayi baru lahir dari pada bila terjadi pada umur-
umur lainnya. Gerakan demikian cenderung terjadi krtika bayi aktif, sedangkan gerakan konfulsif
berkejat- kejat biasanya terjadi pada keadaan diam. Edema dapat menampakan keadaan nutrisi yang
baik. Cekungan (pitting) sesudah penekanan bisa ada atau tidak ada, tetapi kulit pada jari- jari tangan
dan kaki akan kehilangan kerutan halus normalnya bila kulit itu dikembungkan dengan cairan.
Edema pada kelopak mata biasanya akibat iritasi yang disebabkan oleh pemberian perak nitrat.
Edema menyeluruh dapat terjadi pada prematuritas, poproteinemia akibat eritroblastosis foetalis
berat, hidropsnoninum, nefrosis kongenital, sindrom hurler, atau penyebab yang belum diketahui.
Edema lokal memberikesan malformasi kongenital sistem limfe; jika terbatas pada satu atau lebih
ekstremitas bayi wanita, edema ini mungkin merupakan tanda sindrom Turner.

KULIT.ketidakstabilan vasomootor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakkan oleh warna


merah tua atau biru keunguan. Pada bayi yang menangis, yang warnanya dapat sangat gelap bila
penutupan glotis mendahului tangisan yang kuat; dan sianosis yang tidak berbahaya (akrosianosis)
pada tangan dan kaki, terutama bils tangan dan kaki dingin.bintik- bintik adalah contoh lain
ketidakstabilan sirkulasi umum, mungkin berhubungan dengan penyakit yang serius atau berkaitan
dengan fluktuasi suhu kulit yang sifatnya sementara. Pembagian luar biasa tubuh dari dahi ke pubis
menjadi setengah merah dan setengah pucat merupakan perubahan warna harlequin. Sianosis yang
punya arti mungkin tertutup oleh kepucatan akibat kegagalan sirkulasi atau anemia; sebaliknya,
kadar hemoglobin yang relatif tinggi selama beberapa hari pertama dan kulit yang tipis., mungkin
secara bersama- sama akan menampakkan sianosis PaO2 yang tinggi pada anak lain yang umrnya
lebih tua. Sianosis dibedakan dari ekimosis oleh adanya pemucatan sementara (pada sianosis) yang
terjadi pasca- penekanan. Manuver yang sama juga membantu dalam menunjukan ikterus,mugkin
mempunyai arti, tetapi tidak terlihat jika kulit tertutup dengan darah. Pucat mungkin menggambarkan
asfiksia, anemia, syok, atau edema. Pengenalan anemia secara dini dapat menuntun pada diagnosis
eritroblastosis foetalis, hmatoma subkapsuler hati atau limfa, perdarahan subdural, atau tranfusi ibu-
janin atau antara kembarannya. Tanpa menjadi anemia, bayi pascamatur cenderung lebih pucat
berkulit lebih tebal dari pada bayi cukup bulan atau bayi prematur. Penampaan merah segar atau
plethora terlihat bersama- sama dengan polisitemia.
Verniks dan hemangioma kapiler makular sementara yang lazim yang terjadi pada kelopak mata
dan leher di uraikan pada Bab 597. Hemangioma kavernosa adalah massa biru yang letaknya lebih
dalam ,dan bila ukurannya besar, dapat menjadi perangkap bagi trombosit dan menimbulkan
koagulasi intravaskuler diseminata atau dapat menganggu fungsi organ lokal. Petekie yang tersebar
mungkin ditemukan pada kulit kepala atau muka sesudah persalinan sukar. Gambaran warna biru ,
daerah pigmentasi yang berbatas tegas ditemukan pada pantat, punggung, dan kadang- kadang
dibagian lain tubuh terjadi pada lebih dari 50% bayi kulit hitam asli Amerika, atau kadang- kadang
pada bayi kulit putih. Gambaran ini tidak mempunyai arti antroplogi walaupu namanya , bercak
mongolia; gambaran ini cenderung menghilang pada tahun pertama. Verniks, kulit dan terutama tali
pusat dapat berwarna kuning kecoklatan jika cairan amnion telah diwarnai oleh mekonium selama
atau sebelum bayi lahir, hal ini sering terjadi akibat anoksia intrauteri.
Kulit bayi prematur tipis, sangat halus, dan cenderung berwarna merah tua; bayi yang sangat
prematur, kulitnya tampak seperti gelantinosa, mudah berdarah, serta mudah mengalami luka memar.
Rambutnya halus, lunak, dan imatur- rambut lanugo- sering kali menutupi kepala dan alis; dan pada
bayi prematur , rambut juga dapat menutup mukanya. Pada bayi cukup bulan, rambut lanugo
biasanya hilang atau di gantikan dengan rambut velus. Sekelomppk rambut pada spina lumbosakral
memberi kesan dasar suatu kelainan, misalnya spina bifida tersembunyi. Saluran sinus, atau tumor.
Kuku dapat rudimenter pada bayi prematur muda, tetapi kuku dapat melewati ujung jari pada bayi
yang di lahirkan lewat bulan. Bayi lewat bulan dapat mempunyai kulit yang terkelupas.
Banyak neonatus yang pada kulitnya timbul papula putih, kecil,kadang- kadang vesikulopustular
di atas dasar yang eritematosa, 1-3 hari sesudah lahir. Ruam benigna ini, eritema toksikum, menetap
selama 1 minggu,mengandung eosionofil, dan biasanya tersebar pada muka, batang tubuh, dan
tungkai. Melanosis pustular, suatu lesi benigna yang terutama ditemukan pada neonatus berkulit
hitam, mengandung neutrofil dan dijumpai pada saat lahir berupa erupsi vesikulo pustular di sekitar
dagu, leher, punggung, ekstremitas, dan telapak tangan dan kaki; berakhir 3-4 hari. Kedua lesi ini
prlu dibedakan dari erupsi vesikular yanglebih berbahaya., seprti herpes simpleks danpenyakit
stafilokokus kulit.
Pita- pita amnion dapat menganggu kulit, tungkai (amputasi, cincin konstriksi, sindaktili), muka
(celah) atau badan 9 cacat dinding perut atau dinding dada). Etiologinya belum diketahui, tetapi
mungkin berkaitan dengan robekan ketuban, atau gangguan vaskular dengan pembentukan pita
fibrosa. Fragilitas dan ekstensibilitas kulit yang berlebihan disertai dengan hipermobilitas sendi
memberi kesan sindrom Ehlers- Danlos, sindrom Marfan, arakhdaktili kontraktur kongenital, atau
gangguan sintesis kolagen lain.

TENGKORAK. Tengkorak mungkin bertumpangan (molded), terutama jika bayi adalah anak
pertama dan kepala telah terfiksasi selama beberapa waktu. Tulang parietal cenderung menumpagi
tulang oksipital dan frontal. Kepala bayi yang lahir dengan seksio atau dengan presentasi bokong
ditandai dengankepalanya yang bulat. Garis sutura prematur (kranial nostosis) menampakan bahwa
pada sutura terdapat rigi- rigi keras yang tidak dapat digerakkan dan bentuk kepala bayi abnormal.
Ada variasi yang besar pada ukuranfontanela saat lahir; jika fontanela anterior kecil biasanya
cenderung membesar selama usia beberapa bulan pertama. Fontanela anterior ( normal; 20± 10 mm)
dan posterior yang besarnya berlebihan dan menetap, di hubungkan dengan beberapa
gangguan( Tabel 79-1). Daerah lunak (kraniotabes) kadang- kadang ditemukan pada verteks tulang
parietal dekat sutura sagitalis; lebih sering pada bayi prematur dan pada bayi yang mengalami
kompresi uterus. Walaupun, biasanya tidak bermakna, kemungkinan untuk menjadi patologis harus
diselidiki jika kelainan itu menetap. Daerah lunak pada oksipital memberi kesan klasifikasi tak
teratur dan pembentukan tulang wormian yang disertai dengan osteogenesis imperfekta, disostosis
kleidokranial, tengkorak laktunar, kretinisme dan kadang- kadang sindrom Down.
Transiluminasitengkorak yang abnormal didalam suatu kamar gelap atau denganpemeriksaan
ultrasonografi atau scan tomografi terkomputerisasi (CT) akan menyingkirka diagnosis hidraensefali
atau hidrosefali (Bab 542.11). kepala yang sangat besar (megaensefali) memberi kesan hidrosefali,
penyakit pada penyimpanan,akondroplasia gigantisme serebral, sindrom neurukutaneus, kesalahan
metabolisme bawaan, atau mungkin familiar. Tengkorak bayi prematur mungkin memberi kesan
hidrosefali karena tingkat pertumbuhan otak relatif lbih besar di banding dengan pertumbuhan organ
lainnya. Depresi tengkorak ( lekukan, fraktur, deformitas bola ping- pong) biasanya terjadi pada
masa pranatal akibat tekanan setempat yang lama oleh tulang pelvis.
MUKA. Kesan umum harus dicatat berkenaan dengan tanda- tanda dismorfik, seperti lipatan
epikantus, jarak mata yang lebar, mikroftalmia, filtrum yang panjang, dan telingga yang rendah,
sering disertai sindrom kongenital. Muka mungkin asiimetri karena palsi saraf V11, karena kelainan
postur janin (Ban 86); bila selama masa intrauteri mandibula tertahan oleh bahu atau tungkai,
mandibula dapat sangat menyimpan (berdeviasi) dari garis tengah. Palsi muka yang simetris
memberi kesan akan tidak adanya atau hipoplasiainti saraf V11( sindrom Mobius).

MATA. Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan ke depan dan ke belakang,
matanya sering membuka secara spontan. Manuver ini terjadi akibat refleks labirin dan leher, usaha
untuk menginspeksi mata dengan cara demikian lebih berhasil dari pada dengan paksa membuka
mata. Perdarahan kunjungtiva dan retina tidak dengan sendirinya berarti serius. Refleks pupil
timbul sesudah 28- 30 minggu kehamilan. Iris harus diinspeksi untuk mencari koloboma
heterokromia. Kornea yang berdiameter lebih besar dari 1 cm pada bayi cukup bulan memberi kesan
glaukoma kongenital dan memerlukan konsultasi oftalmolgis yang segera. Adanya refleks merah
bilateral memberi kesan tidak adanya katarak atau kelainan intraokuler (Bab 578 sampai 581).

TABEL 79-1 Gangguan yang Dihubungkan dengan fontanela


Anterior yang Lebar
Akondroplasia Ossteogenesis imperfekta
Sindrom Apert Prematuritas
Hipotiroididisme Piknodisostosis
Disostosis kleidokranial Sindrom rubela
Sindrom Hallermann- Streiff Sindrom Russell- Silver
Hidrosefali Trisomi- 13,-18,-21
Hipofosfatasia Rakitis defisiensi vitamin D
Retardasi pertumbuhan intrauteri

Leukokoria ( refleks pupil ) memberi kesan katarak, tumor, korioretinitis, retinopati,prematuritas,


atau korpus vitreum hiperplastik primer, yang menetap, dan memerlukan konsultasi oftalmolgis.

TELINGA.Kadang- kadang ditemukan deformitas daun telinga. Kelainan, yaitu adanya ujung
kulit preaurikular unilateral atau bbilateral sering terjadi; jika bertangkai, ujung ini dapat diikat kuat
pada dasarnya; akan terjadi gangren kering dan pengelupasan. Membrana timpani dengan mudah
dapat dilihat dengan otoskopi melalui kanalis auditorius eksterna yang pendek dan lurus, normalnya
membran ini tampak abu- abu suram.

HIDUNG. Hidung dapat sedikit tersumbat oleh mukus yang terkumpul dalam lubang hidung yang
sempit. Cuping hidung seharusnya simetris.
MULUT. Mulut yang normal jarang menunjukkan perkembangan gigi yang lebih cepat, dengan
gigi natal atau neonatus pada insisivus bawah atau ditempat yang menyimpang; gigi ini terlepas
sebelum gigi desidua tumbuh. Alternatif lainnya adalah; gigi neonatus timbul pada sindrom Ellis-
van Creveld, Hallermann- Streiff, dan sindrom lain. Pencabutan biasanya bukan berupa indikasi.
Pertumbuhan gigi desidua prematur bahkan lebih jarang. Palatum lunak dan keras harus di inspeksi
utuk menemukan celah komplit atau celah submukosa, dan memperhatikan konturnya jika
lengkungan palatum sangat tinggi atau uvulanya bifida. Pada palatum keras, disalah satu sisi lipatan
(rafe) mungkin dapat dijumpai pengelompokan sel- sel epitel yang sifatnya sementara, disebut
mutiara Epstein. Kista retensi yang serupa mungkin juga ditemukan pada gusi. Keduanya
menghilang secara spontan, biasanya dalam beberapa minggu setelah lahir. Kelompok folikel
berwarna putih kecil atau kuning, atau ulkus diatas dasar eritematosa mungkin ditemukan pada
penopang. Tonsil anterior., paling sering pada umur hari ke-2 – ke-3. Dengan penyebab yang belum
diketahui , mereka hilang tanpa pengobatan dalam 2-4 hari.
Tidak adaproses salivasi aktif .

Lidah relatif tampak besar; frenulum mungkin pendek , tetapi jarang di temukan. Jika ditemukan
merupakan suatu alasan untuk memotongnya. Kadang- kadang membran mukosa sublingual
membentuk lipatan yang mencolok.

Pipi pada sisi bukal maupun sisi eksternal tampak penuh karena adanya akumulasi lemak, dan
menciptakan bantalan pengisap. Bantalan ini sama seperti tuberkel labialis pada bibir atas
( kalus[ kulit tebal] pengisapan) menghilang ketika berhenti menyusu. Massa bukal sebesar kelereng
biasanya disebabkan karena nekrosis lemak.

Tenggorokan bayi sukar dilihat karena faktor lengkungan palatum; namun tenggorok ini
seharusnya terlihat dengan jelas karena mungkin mudah dikelirukan dengan celah palatum atau uvula
posterior. Tonsil kecil.

LEHER.Leher relatif tampak pendek. Kelainan leher tidak lazim terjadi; kelainan itu meliputi
gondokhigroma kistik, sisa celah brankial, dan lesi otot sternokleidomastoideus yang agaknya terjadi
akibat trauma atau akibat fiksasi posisi bayi sewaktu berada didalam uterus., yang masing- masing
dapat menimbulkan hematom atau fibrosis. Tortikolis kongenital menyebabkan kepala berputar
kearah sisi yang terkena; dan muka bayi berputar menjauhi sissi yang terkena. Plagiosefali, asimetri
muka, dan hemihipoplasia dapat terjadi jika tidak diobati (lihat Bab 629.10. Kulit atau jaringan yang
berlebihan pada bayi wanita memberi kesan sindrom Turner ( Bab 67). Kedua klavikula harus diraba
untuk mencari adanya fraktur.
DADA. Hipertrofi buah dada sering ditemukan, dan mungkin air sus dapat dijumpai. Buah dad
yang asimetri, eritema, indurasi, dan lembek harus dicurigai sebagai abses buah dada. Carilah puting
tambahan atau puting yang melebar dengan dadabentuk –perisai ; putting-lebar ; dan dada- perisai ini
memberikan sindrom Turner.

PARU- PARU. Banyak yang dapat dipelajari dengan mengamati pernafasan. Adanya variasi
frekuensi dan irama pada bayi adlah khas, berfluktuasi sesuai dengan aktivitas fisik., keadaan
terjaga,atau menangis. Karena fluktuasi yang cepat maka frekuensi respirasi bayi harus dihitung
selama satu menit penuh dalam keadaan istirahat, lebih baik pada saat tidur. Pada keadaan tidur
frekuensi normal untuk bayi normal yang cukp bulan adalah 30- 40/menit; untuk bayi prmatur
frekuensinya lebih tinggi dan berfluktuasi lebih lebar. Frekuensi yang memenetap lebih
dari60/menitpada pernapasan yang teratur biasanya menunjukkan penyakit jantung atau paru- paru.
Bayi prematur mungkin bernapas dengan irama Cheyne- Stokes, dikenal sebagai respirasi periodik,
atau dengan ketidakteraturan total. Pernapasan periodik jarang ditemui pada usia 24jam pertama.
Napas terengah- engah yang tidak teratur, kadang- kadang disertai dengan gerakan spasmodik pada
mulut dan dagu., merupakan indikasi kuat adanya gangguan pusat pernapasan yang serius.
Pernapasn bayi baru lahir hampir seluruhnya diafragmatis, sehingga selama inspirasi bagian depan
dada yang lunak biasanya tertarik ke dalam, sementara perutnya menggembung. Jika bayi
tenang,rileks, dan warnanya normal , “ gerakan paradoks” ini tidak perlu diartikan bahwa bahwa
ventilasi tidak cukup. Sebaliknya pernapasan yang lambat dan dalam merupakanbukti penting
adanya sindrom kegawat prnapasan,pneumonia, anomali, atau gangguan mekanis pada paru.
Tangisanmerintih yang lemah, atau mendengkur selama ekspirasi berarti ada penyakit
kardiopulmonal potensial yang serius. Pelebaran cuping hidung dan retraksi otot interkostal dan
sternum merupakan tanda yang lazim adanya kelainan pada paru.
Pada keadaan normal, suara pernapasan bayi adalah bronkonvesikular. Adanya kelainan paru yang
dicurigai yaitu dengan pernapasan yang berkurang,ronki, atau perkusi yang redup harus selalu
ditindak- lanjuti dengan pemriksaan roentgen dada.

JANTUNG.Ukuran janting sukar diperkirakan , bergantung pada variasi normal, ukuran dan
bentuk dada. Lokasi jantung harus ditentukanuntuk mendeteksi adanya dekstrokardia. Bisa ada
bising sementara. Pada mulanya, penyakit jantung kongenital dapat tidak menimbulkan bising; dan
bising baru akan muncul kemudian; hanya pada peluang besar 1: 12 bahwabising jantung yang
terdengar saat lahir menggambarkan penyakit jantung kongenital. Evaluasi jantung secara
roetgenografis,ekokardiografis, dan elektrokardiografis sangat penting bila diperkirakan pada lesi
ysng berarti. Denyut jantung mungkin bervariasi normal dari 90/menit pada saat tidur rileks sampai
180/menit selama melakukan aktivitas. Frekuensi takikardia supraventikular yang masih tinggi lebih
baik dihitung pada elektrokardiogram dari pada dengan telinga. Bayi prematiur yang biasanya
frekuansi jantung waktu istirahatnya 140- 150/menit, dapay mengalami serangan mendadak
bradikardiasinus. Denyut nadi harus dipalpasi pada tungkai atas dan bawah untuk mendeteksi adanya
koarktasio aorta pada waktu bayi masuk ataupun keluar dari ruang perawat.
Pengukuran tekanan darah mungkin merupakan pembantu diagnostik yang bermanfaat pada bayi
yang sakit( Bab 380). Metode auskultasi sering memuaskan asalkancorong stetoskop kecil. Metode
Doppler menggunakan transduser dalam manset , memancarkan dan menerima gelombang suara
ultra. Dengan mendeteksi gerakan dinding arteri , pengukuran tekanan sistolik dan diastolik dapat
dilakukan lebih tepat.Saat ini , metode ossilometrik merupakan metode noninvasif,yang paling muda
dan tepat.Pada metode palpasi , tekanan darah sistolik diketahui pada saat dimana sebelah distal
manset menjadi teraba selama pengosongan (deflasi); pada metode flush, tungkai mula- mula
dikompresi, hal ini membuat daerah ( distal) manset relatif pucat, kemudian sementara manset
dikosongkan , tekanan rata- rata terekam pada tempat dimana kemerahan (flush) muncul pada lengan
dan tangan di bagian bawah manset. Baik metode palpasi maupun metode flush ini memiliki
kelemahan yaitu tekanan nadi tidak diperoleh, dan pembacaan tekanan yang dilakukan melaluikedua
metode ini terletak diantara tekanan sistolik dan diastolik. Yang diperoleh melalui metode auskultasi.
Pengukuran langsung tekanan darah secara teru- menerus atau intermiten dengan menggunakan
kateter arteri umbilikalis mungkin diindikasikan pada keadaan khusus yaitu untuk bayi-bayi yang
berada di bawah pengamatan ketat dalam unit prawatan intensif.

ABDOMEN. Hati biasanya teraba, kadang – kadang sebesar 2cm di bawah tepi kosta. Ujung
limpa jarang bisa diraba. Prakiraan ukuran dan lokasi masing- masing ginjal biasanya dapat
ditentukan dengan melakukan palpasi dalam. Variasi yang besar pada jumlah udara dalam saluran
cerna tidak dijumpai pada pada periode lain dalam kehidupan,yang biasanya dalam keadaan normal
tidak begitu besar. Normalnya, gas harus ada didalam rektum sewaktu dilakukan pemeriksaan
roentgen pada umur 24 jam. Dinding perut pada keadaan normal lemah(terutama pada bayi
prematur) , dan diasttasis rekti serta hernia umbilikalis lazim dijumpai, terutama pada bayi- bayi kulit
hitam.
Massa yang seharusnya tidak dijumpai harus segera diamati dengan ultra sonografi.Massa kistik
pada abdomen meliputi hidronefrosis, ginjal multikistik- diplastik, perdarahan adrenal,
hidrometrokolpos, duplikasi usus, dan kista koledokus, ovarium, omentum atau pankreas, Massa
padat meliputi neuro- blastoma , nefroma mesoblastik kongenital, hepatoblastoma, dan teratoma.
Massa padat panggul dapat diakibatkan oleh trombosis vena renalis, yang kemudian bermaifestasi
dengan hematuria, hipertensi dan trombositopenia. Trombosis vena renalis pada bayi dihubungkan
dengan polisitemia, dehidrasi, ibu menderita diabetes, asfiksia, sepsis, dan kougulopati seperti
defisiensi antitrombin 111 atau protein C.
Kembung pada waktu atau segera sesudah lahir memberi kesan adanya obstruksi atau perforasi
saluran cerna, sering diakibatkan ileus mekonium; kembung perut yang lebih lambat memberi kesan
obstruksi usus bagian bawah, sepsis atau peritonitis. Perut yang cekung (scaphoid) pada bayi baru
lahir memberi kesan hernia diafragmatika. Defek pada dinding perut yang terjadi melalui
umbilikus menyebabkan omfalokel ( Bab 91) dan bila defek itu terjadi disebelah lateral linea
mediana disebut gastroskisis (celah lambung) . Omfalokel dihubungkan dengan anomali dan sindrom
dan sindrom lain seperti sindrom Beckwith- Wiedemann, kembar siam, trisomi 18,
meningomielokel,anus tidak berlubang (imperforata). Omfalitis adalah radang akut jaringan
periumbilikus yang dapat meluas kedalam vena porta, menimbulkan pioflebitis, akut dan lebih lanjut
dapat terjadi hippertensi portal kronik.

GENETALIA. Pada keadaan normal genetalia dan kelenjar payudara memberi respons terhadap
hormon yang diperoleh dari ibu secara transplasental; hormon ini menimbulkan pembesaran dan
sekresi buah dada pada kedua jenis kelamin, dan penonjolan genetalia wanita yang sering disertai
dengan pengeluaran cairan nonpurulen yang banyak. Manifestasi transisi ini memerlukan
pengamatan, dan bukan tindakan.
Himen yang tidak berlubang (imperforata) dpat mengakibatkan hidrometrokolpus dan suatu
massa pada perut bagian bawah. Ukuran skrotum normal relatif besar; ukuranya bisa bertambah pada
trauma persalinan letak bokong atau pada hidrokel sementara,yang dibedakan hernia melalui
palpasi dan transiluminasi. Testis harus berada pada dalam skrotum atau dap[at diraba dalam
kanalnya. Bayi laki- laki kulit hitam biasanya mempunyai pigmentasi skrotum yang gelap sebelum
kulit yang lain mendapatkan warna permanenya.
Prepusium normal pada bayi baru lahir ketat dan melekat. Hipospadia atau epispadia yang berat
harusselalu menuntun kita untuk mencurigai apakah ada kelainan kromosom seks atau apakah bayi
tersebut sebenarnya wanita yang mengalami maskulinasi denganklitoris yang membesar, karena hal
ini dapat membuktikan adanya sindom adrnogenital(Bab 529).ereksi penis biasa terjadi dan tidak
memberi arti apapun. Urin biasanya keluar selama atau segera sesudah lahir; dan secara normal dapat
disertai suatu masa tanpa pengeluaran kencing. Namun kira- kira 95% bayi pre- term dan cukup
bulan sudah kencing dalam 24 jam.

ANUS. Pada beberapa bayi, pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam 12 jam pertama
sesudah lahir; 99% bayi cukup bulan dan 95% bayi prematur mengeluarkan mekonium dalam 48 jam
dari lahir. Anus imperforata tidak selalu dapat dilihat dan mungkin memerlukan bukti yang diperoleh
dengan memasukan jari kecil atau pipa rektum secara perlahan . Diperlukan pemeriksaan
rontgenografi. Normalnya lesung pipit ataau ketidakteraturan lipatan kulit sering dijumpai pada linea
media sakrokoksigeus yang dapat terkelirukan dengan sinus neuro- kutan yang sebenarnya atau yang
potensial.

TUNGKAI.Pada pemeriksaan tungkai postur tubuh janin (Bab 624) harus diperhatikan sehingga
penyebab, dan sifat sementara yang bersifat alami, dapat dijelaskan pada ibunya. Hal ini penting
dilakukan terutama sesudah presentasi bokong. Kecurigaan fraktur atau jejas syaraf yang berkaitan
dengan proses persalinan lebih lazim di dapatkan dengan pengamatan tungkai pada waktu bayi
beraktivitas spontan atau dirangsang dari pada dengan cara lain apapun. Tangan dan kaki harus
diperiksa untuk melihat adanya polidaktili, sindaktili dan pola kelainan dermatoglifik seperti lipatan
simian.
Pangkal paha semua bayi harus diperiksa untuk mengesampingkan dislokasi kongenital( Bab 627.1).
PEMERIKSAAN NEUROLOGI. Penyakit neuromuskular dalam rahim dihubungkan dengan
gerakan janin yang terbatas, menghasilkan susunan tanda-tanda dan gejala-gejala yang tidak
tergantung penyakit spesifik. Deformasi posisi dan kontraktur yang berat menyebabkan artrogriposis.
Manifestasi lain penyakit neuromuskular janin adalah presentase bokong, gagal bernafas saat lahir,
hipoplasia paru, dislokasi panggal paha, testis yang tidak turun kosta tipis, dan cacat kaki (clubfoot).

PERAWATAN BIASA PADA BAYI BARU LAHIR


Kebutuhan dasar bayi baru lahir adalah dibantu segera pada saat lahir bila di perlukan, terutama
untuk membuka pernafasan, dan selanjutnya dibantu dalam memperoleh nutrisi yang cukup, dalam
mempertahankan suhu tubuh normal, dan dalam menghidari kontak dengan infksi. Lingkungan yang
memenuhimpersyaratan ini juga harus menyediakan perawatan dan staf medis yang memberikan
perawatan terus menerus dan waspada pada setiap tanda-tanda spesifik, serta harus menjaga waktu
pemisahan antara ibu dan bayi yang seminimum mungkin. Perawatan bayi cukup bulan dan
perawatan bayi prematur yang berbeda hanya pada penekanan yang ditempatkan pada setiap
persyaratan ini. Masalah yang harus di antisipasi sesudah persalinan janin normal melalui apnea
hipoventilasi, perdarahan, hipoksia, bradikardia, hipotermi, hipoglikemi, hipovolemi, hipotensi dan
anomalia yang tidak diharapkan.
PERAWATAN RUTIN DI KAMAR BERSALIN
Bayi beresiko rendah harus ditempatkan denag kepala lebih rebdah setelah persalianan supaya mulut
faring dan hidung bersih dari cairan, mukus,darah dan puing-puing amnion melalui gravitasi,
pengisapan secara halus dengan balon penghisap atau kateter karet yang lunak dapat membantu
mengeluarkan bahan-bahan itu.tindakan mengusap palatum dan faring dengan kasa dapat
menyebabkan abrasi dan timbulnya sariawan, ulkus pterigoid atau yang jarang, infeksi tunas gigi
disertai denganosteomielitus maksilaris dan pembentukan abses retrobulbar. Jika bayitampak berada
dalam keadaan memuaskan, bayi dapat diberikan pada ibu untuk rawat gtabung dan disusui. Jika ada
kekhawatiran mengenai kegawatan nafas, bayiharus ditempatkan dalam inkubator.

SKOR APGAR merupakan metode praktis yang secara sistematis digunakan untuk menilai bayi
baru lahir segera sesudah lahir, untuk mengidentifikasi bayi yang memerlukan resusitasi akibat
asidosis hipoksia. Skor yang rendah tidak selalu janin mengalami hipoksia asidosis, faktor-faktor
tambahan dapat mengurangi skor. Skor apgar juga tidak meramalkan mortalitas neonatus atau palsi
serebral selanjutnya. Sebenernya kebanyakan penderita yang selanjutnya berkembang menjadi palsi
serebral, skor apgarnya normal, sedangkan insidens palsi serwbral sangat rendah pada bayi yang skor
apgarnya 0-3 pada menit ke 5, apgar skor menit 1 mengisyaratkan perlunya tindakan resusitasi segera
dan skor menit ke 5 dan 1º, - 15 dan -20 menunjukan kemungkinan keberhasilan dalam melakukan
resusitasi bayi. Skor Apgar 0-3 pada menit -20 meramalkan tingginya mortalitas dam morbiditas.
Bayi dengan prolap tali pusat atau persalinan lama dan adanya bukti asfiksia intrauterin harus
mendapat resusitasi segera, dan selanjutnya, pengamatan yang ketat. Lambung bayi-bayi yang
dilahirkan dengan seksio sesaria dapat berisi cairan lebih banyak dari pada bayi-bayi yang dilahirkan
pervaginam. Lambung bayi-bayi itu harus dikosongkan denagn pipa plastik untuk mencegah aspirasi
isi lambung.

Skor Apgar 0 1 2
Warna Biru/pucat Tubuh merah Seluruh tubuh merah
jambu,ekstremitaskebiruan jambu
DJJ Tidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit
Refleks Tidak ada Menyeringai Bersin.batuk.menarik
kaki
Aktivitas Tidak ada/lemes Ekstremitas sedikit fleksi Gerak aktif
Pernafasas Tidak ada Pernafasan lemah dantidak Menangis kuat
teratur atau menangis lemah pernafasan kuat dan
teratur

MEMPERTAHANKAN PANAS TUBUH. Bila dibandingkan secara relatif terhadap berat badan,
permukaan tubuh bayi baru lahir kira-kira 3 kali permukaan tubuh orang dewasa, dan bayi dengan
berat badan lahir rendah memiliki lapisan pembungkus lemak subkutan yang lebih tipis. Angka
kehilangan panas yang diperkirakan pada bayi baru lahir sekitar 4 kali angka orang dewasa.Pada
keadaan kamar bersalin biasa (20-25°C), suhu kulit bayi turun sekitar 0,3°C/menit pada masa segera
setelah persalinan, yang biasanya mengakibatkan kehilangan suhu tubuh bagian dalam (secara
kumulatif) sebesar 2-3°C (sesuai de3ngan kehilangan panas sekitar 200 kcal/kg). Kehilangan panas
terjadi melalui konveksi energi panas ke udara sekitarnya yang lebih dingin, melalui konduksi panas
ke materi yang lebih dingin yang ada ditempat bayi yang ditidurkan, melalui radiasi dari bayi ke
objek- objek padat lain di dekatnya, dan melalui evaporasi dari kulit dan paru- paru yang lembab
(fungsi ventilasi alveolar).
Bayi yang cukup bulan yang terpajan dingin sesudah lahir dapat mengalami asidosis metabolik,
hipoksemia, hipogligemia, dan peningkatan ekskresi air dan bahan- bahan terlarut melalui ginjal
dallam untuk mengkopensasi kehilangan panas. Bayi memperbesar produksi panas dengan cara
mningkatkan kecepatan metabolisme dan pemakaian oksigen, dan dengan melepaskan norepinofrin,
yangmenyebabkan termogenesis yang tidak menggigil melalui oksidasi lemak, terutama lemak
cokelat. Disamping itu aktivitas otot dapat bertambah. Bayi yang hipogligemik atau hipoksik tidak
dapat meningkatkan oksigennya bila terpajan pada lingkungan yang dingin., dan suhu pusatnya
menurun. Sesudah lahir dan prsalinan per vaginam, banyak bayi baru lahir menderita asidosis
metabolik ringan sampai sedang, dan mereka dapat mengkompensasinya dengan hiper ventilasi;
yang lebih sukar adalah bayi yang depresi dan bayi yang terpajan stres dingin didalam kamar
bersalin. Oleh karena itu lebih baik memastikan bayi kering dan terbungkus dalam selimut atau
ditempatkan pada tempat yang lebih panas sambil mendapat kontak kulit dari ibunya.Karena
sukarnya melakukan resusitasi pada bayi yang terbungkus atau bayi yang dilmasukan dalam
inkubator., suatu sumber panas yang menyebar harus segera digunakan untuk menangani bayi.
ANTISEPTIK KULIT DAN PERAWATAN TALIPUSAT. Untuk mengurangi insidens infeksi
kulit dan periumbilikus ( omfalitis) seluruh kulit dan tali pusat harus dibersihkan dalam kamar
bersalin atau pada saat bayi masuk dalam ruang perawatan, yaitu dengan menggunakan kasa steril
yang direndam dalam air hangat atau larutan sabun ringan. Bayi dapat dibilas dengan air yang sesuai
dengan suhu tubuh, jika perawatan dilakukan untuk menghindari menggigil. Bayi kemudian
dikeringkan dan dibungkus dalam selimut steril dan dibawa keruang perawatan. Untuk memperkecil
peluang membawa organisme infeksi kedalam ruang perawatan, selimut luar dilepaskan di depan
pintu kamar perawatan. Untuk mengurangi kolonisasi dengan stapilococus aureus dan bakteri
patogen lainya, setiap hari tali pusat diobati dengan bahan pewarna tiga kali, yaitu agen bakterisida.
Cara lain yaitu tali pusat dicuci dengan klohorsikdin atau dengankesempatan yang jarang selama
epidemi S. aureus , dilakukan dengan mandi dengan heksaklorofen satu kali. Pemajanan berulang
esluruh tubuh dengan heksaklorofen mungkin neurotoksik, terutama pada bayi berat badan rendah,
hal ini tidak dirkomondasikan. Petugas ruang perawatan secara rutin harus menggunakan
klorheksidin atau sabun antiseptik yang mengandung iodofor untuk mencuci tangannya sebelum
merawat setiap bayi. Keharusan untuk mencuci tangan sampai siku selama 2 menit pada pencucian
awal dan15- 30 detik pada pencucian ke-2 direkomondasikan pada staf dan pengunjung yang masuk
ruang perawatan . Pencucian yang waktunya lebih singkat, tetapi sama menyeluruhnya, diantara
penanganan bayi yang satu dengan bayi yang lainnya juga haru diwajibkan.
CARA- CARA LAIN. Mata semua bayi harus dilindungi terhadap infeksi gonore dengan
meneteskan perak nitrat tetes 1%, yang telah terbukti sebagai terapi paling baik; salep mata steril
eritromisin ( 0,5%) dan tetrasiklin (1%) merupakan alternatif paling alternatif yang mungkin efektif
terhadap konjungtivitis chlamidia. Povidion – iodin ( larutan 2,5%) juga efektif sebagai agen
profilaksis sesaat. Prosedur ini dapat ditunda selama masa waspada- pendek pasca lahir untuk
menaikan ikatan., tetapi bila telah ditetesakan, tetesan tidak boleh dibilas. Lihat juga Bab 179 dan
197.
Walaupun perdarahan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena faktor- faktor lain selain dari
defisiensi vitamin K, sunyikan intramuskular 1mg arutan vitamin K1 dalam air (phytona- dione)
dianjurkan untuk semua bayi segera sesudah lahir untuk mencegah penyakit perdarahan pada bayi
baru lahir. Pemberian vitamin k ulangan secara oral, dengan dosis yang lebih tinggi., mungkin juga
berguna, tetapi pengobatan sekarang ini belum ditentukan. Dosis intravena lebih besar
mengakibatkan kecenderungan terjadinya hiperbilirubinemia dan kernikterus serta harus dihindari.
Pemberian vitamin k pada ibu selama bersalin tidak di anjurkan karena perpindahannya melalui
plasenta tidak dapat diramalkan.
Skrining neonatus tersedia untuk berbagai penyakit genetik, metabolik, hematologik, dan
endokrin. Uji skrining yang lazim dilaukan berapa sampel darah yang diambil dari fungsi tumit bayi.
Uji ini meliputi untuk hipotiroidisme, anemia sel sabit, fenilketonuria, hemosistinuria, galaktosomia,
sindrom adrenogenital, kistik fibrosis, kemungkinan infeksi HIV, penyakit urin maple syrup dan
asidopati oraganik.atau asidopati amino lainnya. Biaya skrining dapat efektif bila penyakit dapat
diindentifikasi secara dini dan terapi yang sesuai dapat mengurangi morbiditas penyakit.

PERAWATAN KAMAR PERAWATAAN


Sesudah pemeriksaan dalam kamar bersalin, bayi yang tidak berisiko tinggi dapat dibawa ke
kamar perawatan “ reguler” untuk bayi baru lahir, atau ditempatkan dikamar ibu jika rumah sakit
melakukan rawat gabung ( roming –in) .
Ayunan bayi (bassinet) lebih disukai yang dibuat dari plastik transparan sehingga memudahkan
pengawasan dan perawatan bayi. Ayunan ini harus dibersihkan secara teratur. Semua perawatan
profesional harus dilakukan dalam ayunan bayi, termasuk pemeriksaan fisik,penggantian pakaian,
pengukuran suhu, pembersihan kulit, prosedur-prosdur lain, yang jika dilakukan, dimana- mana akan
membuka titik kontak yang lazim dan mungkin memberikan peluang untuk terjadinya infeksi silang.
Pakaian dan selimut harus minimal, hanya yang diperlukan untuk kenyamanan bayi; suhu ruang
perawatan harus dipertahankan sekitar 24°C ( 75°F). Suhu bayi harus di ukur satu kali pada rektum
dan sesudahnya pada aksila; walaupun interval antara pengembilan suhu tergantung pada banyak
keadaan., pengembilan tidak perlu kurang dari 4 jam selama 2-3 hari pertama, dan 8 jam untuk saat
setelahnya. Suhu aksila 36,4- 37,0°C ( 97,0- 0-98,5°F ).ada dalam batas- batas normal.
Penimbangan yang dilakukan pada saat lahir dan setiap hari sesudah nya sudah mencukupi.
Verniks secara spntan mengelupas dalam 2-3 hari, banyak yang melekat pada pakaian, sehingga
harus diganti setiap hari; popok harus diperiksa sebelum dan sesudah makan , dan bila bayi
menanggis, popok harus diganti bila basah atau kotor. Mekonium atau tinja harus dibersihkan dari
pantat dengan kapas steril. Kulup (prepusium) bayi laki- laki jangan diretraksi.

Ikatan Orang Tua- Bayi


Perkembangan bayi normal sebagian tergantung pada sederetan pertukaran respons penuh sayang
antara ibu dan bayi. Yang baru dilahirkannya, bersatu secara psikologis dan fisiologis. Ikatan ini
dipermudah dan diperkuat oleh dukungan emosional kecintaan suami dan keluarga. Proses
pendekatan ini mungkin untuk memampukan beberapa ibu merawat anaknya dengan cinta kasih
selama masa neonatus, dan selanjutnya, selama masa kanak- kanak. Proses ini dimulai sejak anak
belum lahir dengan perencanaan dan konfirmasi kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh
sebagai individual. Sesudah persalinan dan selama minggu – minggu berikutnya, kontak visual dan
fisik antara ibu dan bayinya memicu berbagai penghargaan satu sama lain, dan interaksi yang
menyenangkan seperti sentuhan ibu pada tungkai dan muka bayi dengan ujung- ujung jari dan
memeluk serta memijat badan bayi secara halus dengan tangannya. Sentuhan pada pipi bayi
menimbulkan putaran responsif ke arah muka ibunya atau kearah payudara dan mengusap- usapnya
menggunakan hidung serta menjilat putingnya, rangsangan yang tidak kuat untuk sekresi prolaktin.
Keadaan bayi yang waspada dan tenang pada mulanya memberikan kesempatan untuk kontak mata-
dengan mata., yang terutama penting dalam merangsang rasa cinta dan perasaan memiliki banyak
orang tua pada bayinya. Tangisan bayi mendatangkan respons sentuhan ibu dan bayinya dan
berbicara dengan nada yang lebih tinggi., suara yang lembut, dan menenangkan. Kontak awal antara
ibu dan bayinya harus sudah terjadi dikamar bersalin, dan kesempatanuntuk memperluas kontak
intim harus diberikan dalam jam- jam pertama sesudah lahir. Ikatan antara ibu dan bayi yang tertunda
atau abnormal, terjadi karen aprematuritas, bayi dan ibu sakit, cacat lahir, atau sters keluarga, dan
dapat membahayakan perkembangan bayi dan kemampuan ibu untuk mengurus bayinya. Kerutinan
rumah sakit harus dirancang untuk menunjang kontak antara orangtua- bayi.
MENYUSUI DAN AIR SUSU IBU. Untuk pembahasan ASI dan makanan formula secara
menyeluruh.Banyak praaktek- praktek rumah sakit turut menimbulkan kesukaran menyusui dengan
memaksakan skema makan tiap 4- jam, membatasi waktu menyusui, hanya menggunakan satu
payudara watu menyusui, mencuci putting susu dengan bahan- bahan selain air, menunda ASI
pertama memberikan tambahan susu formula, dan menggunakan obat sedati intrapartum yang berat.
TABEL 79-4 Obat- obat dan Air Susu Ibu
Terkontra Indikasi Hindari atau Beri dengan Sangat Mungkin Aman tetapi Beri
Hati- hati dengan Hati- hati
Agen antineoplastik Antrokuinon( pencahar) Anestetik
Amfetamin Aspirin (salisilat) Asetaminopen
Bromokriptin Atropin Aldomet
Klemastin Pil keluarga berencana Antibiotik ( bukan tetrasiklin)
Simetidin Bromida Antitiroid ( bukan metimazol)
Kloramfenikol Antiepileptik
Antihistamin
Kokain Kalsiferol Antihipertensi /
Siklofosfamid Kaskara Kardiovaskuler
Siklosporin Dantron Bishidroksikumarin
Dietilstilbestrol Dihidrrotekisterol Khlorpomazin
Doksorubisin Ekstrogen Kodin*
Ergot Etanol Digoksin
Garam emas Metoklopramid Dilatin
Heroin Metronidazol Diuretik
Imunosupresan Narkotik Furosemid
Jodium Fenobarbital Haloperidol
Litioum Primidon Hidralazin
Meprobamat Obat- obat psikotropik Indometasin
Reserpin Metadon*
Salsilazosulfapiridin Relakson otot
Prednison
Propranolol
Propiltiourosil
Sedatif*
Teofilin
Vitamin
warfin

You might also like