304
INSULINOMA
‘Asman Manaf
PENDAHULUAN
Khusus mengenai insulinoma, perlu dibicarakan secara
khusus karena penting dalam kaitannya dengan kejadian
hipoglikemia. Meskipun pengobatan secara kuratif untuk
insulinoma adalah melalui tindakan bedah, pada tahap
tahap awal kelainan ini batk penatalaksanaan, diagnostik,
dan pengobatannya seringkali melibatkan bidang penyakit
dalam. Terapi konservatif diperlukan sebelur tindakan
operatif dapat dilaksanakan,
DEFINISI
Insulinoma (Islet cells adenoma) merupakan suatu tumor
neuroendokrin yang berasal dari sel-sel pulau Langerhans
pankreas yang menghasilkan insulin secara berlebihan.
Sebagian besar (0%) tumor ini bersifat jinak (benign),
sisanya (10%) bersifat ganas (malignant). Insidensinya
Jarang, ukurannya biasanya kecl tidak melebihi diameter
2am.
Berbeda dengan sel beta normal, sekresi insulin pada
insulinoma tidak memerlukan rangsangan glukosa, dan
tidak berhenti meskipun kadar glukosa telah normal
Insulin yang dipraduksi secara terus-menerus tersebut
merupakan penyebab turunnya kadar glukosa darah di
bawah normal (hipogliker).
EPIDEMIOLOGI.
Insulinoma merupakan tumor pankreas tersering, biasanya
bersifat single, kadang-kadang multiple. Insidensinya 3-4
kasus per 1 juta penduduk per tahun, merupakan 559%
dari total tumor neuroendokrin, Tumor jenis ini dapat
ditemukan pada semua ras. Perempuan berbanding
laki-laki sekitar 3 : 2. Tumor ini jarang sekali terjadi pada
anak, umur rata-rata penderita 30-60 tahun (median 35
tahun).
PATOFISIOLOGI
Insulinoma adalah tumor yang berasal dari sel beta
Langethans yang sebagian besar menghasilkan hormon
insulin, disamping hormon lainnya seperti ACTH, glukagon,
somatostatin, gastrin, dan khorionik gonadotropin. Insult
yang diproduksi oleh tumor ini disekresikan secara
mendadak sehingga dalam wektu pendek menyebabkan
kadar glukosa darah sangat berfluktuasi. Sekitar 10%
insulinoma bersifat multiple. Sejumlah 50% dari multiple
insulinoma adalah muttiple endocrine neoplasma
type 1.
Gambar 1. Histopatologi insulinoma (pancreatic endocrine
tumor)
ETIOLOGI
insulinoma merupakan penyakit dengan kelainan
genetik
23472348
DIABETES MILITUS
DIAGNOSIS
Secara isk, pada umumnya tumor tidak mempertihatkan
kelainan terkait dengan tumoraya. Kelainannya muncul
apabila keadaan hipoglikemia telah terjadi dan untuk ini
diagnosis didasarkan kepads Trias Whipple.
Diagnosis insulinoma dapat dibuat atas dasar: 1.
Klinis hipoglikemi, 2. kadar insulin, proinsulin, dan C-
peptida serum meningkat, disertai kadar glukosa darah
yang menurun, dan 3. Didukung oleh pembuktian adanya
‘tumor menggunakan CT Scan atau MRI. Kadang-kadang
diperlukan pemeriksaan lanjutan seperti Endoscopic USG,
Octreotide Scan, atau angiografi
Tes supresi (suppression test) merupakan sarana
diagnosti yang dapat digunekan pada insulinoma dengan
cara sbb:
+ Penderita dalam keadaan puasa, periksa kadar GD
setiap 4 jam sampai tercapai kadar GD 60 ma/al
Selanjutnya, kadar GD diperiksa setiap jam sampai
kadar GD 49 mg/dl. Pada tingkat kadar giukosa darah
tersebut, atau bila terihat gejala hipoglikemi, tes
dihentikan den penderita boleh makan atau bila pertu
ciberi infuse dekstrose setelah sampel darah diambil
+ Pada kadar GD tersebut, atau bila secara klinis
ditemukan gejalahipogikemi,sampel darah diperksa
untuk menentukan kadar GD, insulin, proinsulin, dan
-peptida, Tidak terihatnya penurunan kadar insulin
seiring dengan menurunnya kadar GD membuktikan
kecurigaan kearah insulinoma.
GAMBARAN KLINIS
Tidak jarang insulinoma cepat berkembang dan
memberikan gejala hipoglikemia yang tergolong
neuroglikopeni seperti kejang-kejang dan koma. Gejala~
‘gejala neurogenik akibat peningkatan katekholamin. Berat
badan seringkali bertambah dalam waktu singkat.
Pada umumnya gejala klinis dari insulinoma adalah
gejala-gejala hipoglikemi, seperti palpitasi, rasa lemah,
penglihatan kabur, dan pada keadaan berat dapat
kejang-kejang dan menjadi tidak sadar,Keluhan ateupun
gejala kinis ini dapat dirasakan oleh penderita semenjek
beberapa minggu bahkan beberapa tahun sebelum
terdiagnosis. Gejala biasanye lebih sering dirasakan
pada malam atau din’ hari, namun dapat timbul segera
atau beberapa jam setelah makan. Gejala akan menjadi
lebih berat pada exercise, Konsumsi alkohol, diet rendah
kalori, dan penggunaan obat sulfonilurea. Sekitar 20-40%
penderita biasanya mengalami kelebihan berat baden,
dan penambahan berat badan biasanya terjadi akibat
hiperinsulinemi. Jarang sekali terdapat keluhan lokal pada
abdomen akibat massa tumor pankreas,
PENATALAKSANAAN
Pengaturan Makan (diet)
Tidak arang insulinoma yang “ringan’ berhasilditasi dengan,
engaturan makan (diet) dan cara ini merupakan pilar
dari pengobatan secara konservatif, Penjadwalan waktu
makan yang tepat dapat mengatasi atau menghindarkan
hipoglikemi. Pada prinsipnya dilakukan pemendekan jarak
antara dua jadwal waktu makan. Bila perlu dirancang
ada jadwal makan malam memmjelang tidur (jam 23.00).
Demikian pula dapat dilakukan berbagai variasi jadwal
makan pada menjelang tengah hari, dan menjelang
‘malam. Patut diingat untuk menghindari karbohidrat yang
copat diserap (glukosa), sebaiknya digunakan karbohidrat
yang diserap relatif lebih lama (tepung, rot, kentang, nasi)
supaya tidak merangsang sekresi insulin secara segera
Infus Dekstrose
Bila keadaan lebih berat, dapat segera diberikan untuk
_mengatasi hipoglikemi. Terapi konservatif untuk mengatasi
bhipoglikemi pada insulinoma sama seperti menghadapi
kejadian hipoglikemi seperti diuraikan di atas. Upay
stabilisasi glukosa darah juga penting dilakukan sebelum
tindakan operatif Bila usaha mengatasi hipoglikemi tidak
berhasil dengan cara-cara di atas, beberapa jenis obat
‘obatan dapat digunakan.
Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu stabilssiglukosa darah
pada kadar yang aman, misalnya menggunkan prednison
1 mg/kg8B.
+ Long acting somatostatin analogue seperti octreotide
(Sandostatin) dapat berperan mengurengi produlksi
insulin.
+ Diaxozide (Proglycem) 150-450 mg/hari digunakan
pada tumor yang inoperable, atau bila diperlukan
ppenundaan operas. Digunakan untuk menghambat
sekres! insulin dan merangsang proses glikogenoliss.
Biasanya dikombinasikan bersama natriuretik
benzothiadiazin (trikhlormethiazid) 2-8 mg/hari,
arena efek samping diaxozide yakni retensi sodiui/
edema.
+ Calcium channel blocker seperti verapamil, dapat
menghambat sekresi insulin.
+ Glukagon akan meningkatkan kadar glukosa darah,
namun pada saat yang bersamaan dapat juga
rmenstimulasi sekres! insulin,
+ Sreptozotocin atau kemoterapi atau kombinasi
keduanya digunakan untuk karsinoma pp
Langerhans.
Enukleasi
Tindakan operasi terhadap tumor (enukleasi) dapat di-INsULINOMA, 2349
lakukan. Kadang-kadang Juga dilakukan pengangkatan
sebagian kelenjar pankreas apabila tumor multipel.
KOMPLIKASI
1. Hipogikemia
2. Metastase (pada Ca. pp Langerhans)
REFERENSI
1. Amiel SA, Iatrogenic hypoglycemia. In: Joslin’s Diabetes
‘Mellitus 1éthed, Philadelphia Lippincot Wiliam de Wilkins;
2005: chap 40,
2. Cryer PE. Glucose homeostasis and hypoglycemia. In:
Kronenberg HIM, Shlomo M, Polonsky KS, Larsen PR, eds.
Williams Textbook of Endocrinology. 11th ed. Philadelphia,
a Saunders Elsevier; 2008: chap 33.
3. Doppman|L, Chang Fraker DL etal. (Aug 1995) “Localiza-
tion ofinsulinomas to regions ofthe pancreas by intra-arterial
stimulation with caleium’”, Ann of Int Med. 123 (4): 269-73,
4. Glaser B, Leibowitz G. Hypoglycemia, In: Joslin’s Diabetes
Mellitus, thed, Philadelphia: Lippincot William & Wilkins;
2006; chap 69.
5, Tensen RT, Norton JA. Endocrine tumors of the pancreas and
‘gastrointestinal tract. In: Feldman M, Friedman 15, Brandt
{J eds.Sleicenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver
Disease. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2010:
chap 32.