You are on page 1of 3
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR Jalan Gayung Kebonsari Nomor 60 Surabaya, Telp. 031-8290985, 8290974 : www.bpn.go.id Surabaya, 21 Januari 2019 Nomor : 12 /3-35.100/1/2019 Sifat Penting Lampiran : 1 (satu) berkas Hal Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Tahun 2019 Yth. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Se—Provinsi Jawa Timur Sehubungan dengan surat Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor KU.02.01/14-100.3/1/2019 tanggal 8 Januari 2019 perihal tersebut pada pokok surat, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Perencanaan a Setelah menerima DIPA tahun 2019, segera memperhatikan DIPA apakah masih terdapat ha- hal yang perlu diperbaiki, misalnya nama/nomenklatur dan kode satker, KPPN bayar, bila masih terdapat kesalahan segera melakukan usulan revisi DIPA; Dalam hal masih terdapat anggaran yang diberikan catatan dalam DIPA (blokir dil), segera mempersiapkan dokumen (TOR, RAB, dll) yang diperlukan untuk menyelesaikan catatan dalam DIPA tersebut dan mengajukan usul revisi pembukaan blokir; Segera menyusun petunjuk operasional kegiatan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam DIPA; Segera melakukan koordinasi antara Pengelola Keuangan dengan PPK dan Penanggungjawab Kegiatan masing-masing unit kerja untuk menyusun rencana kegiatan dan rencana kebutuhan dana agar kegiatan dan penyampaian SPM ke KPPN tidak menumpuk di akhir tahun anggaran. 2. Pelaksanaan anggaran a KPA segera menunjuk pejabat/petugas pengelola keuangan dan segera menyampaikan Keputusan Pengangkatan Pejabat/Petugas Perbendaharaan kepada KPPN, termasuk Petugas Pengantar SPM. Bila tidak terjadi perubahan, tetap menyampaikan Surat Keputusan Pengangkatan Pejabat/Petugas Perbendaharaan kepada KPPN walau hanya pengukuhan saja. Serta menyampaikan specimen tanda tangan Pejabat/Petugas Perbendaharaan dan stempel resmi Satker; Segera mengajukan penonaktifan Pejabat Penandatangan SPM bila terjadi penggantien dan segera melaporkan penggantinya untuk dilakukan pengaktifan PIN PPSPM pejabat yang baru; Segera mengajukan izin pembukaan rekening bendahara pengeluaran/BPP jika belum ada atau ada perubahan; Pelaksanaan pembayaran dengan menggunakan LS Bendahara Pengeluaran dapat dilakukan terhadap pembayaran perjalanan dinas dan honorarium; PPK agar aktif berkoordinasi dengan PPSPM dan Pihak Ketiga untuk tagihan yang telah jatuh tempo dan mengajukan tagihan dengan terlebih dahulu meneliti nama dan nomor rekening pihak penerima untuk menghindari SPM ditolak atau SP20 di retur; Selalu mengoptimalkan OMSPAN dalam membuat SPP/SPM untuk mengetahui data supplier dan data kontrak untuk meminimalisir terjadinya penolakan data supplier/kontrak 3. Pengadaan Barang dan Jasa a. Mengikuti Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2015 tentang percepatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah; b. Satker agar memprioritaskan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang nilal paket pekerjaannya di bawah Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) paling lambat triwulan | tahun 2019. 4. Meningkatkan ketertiban penyampaian data supplier dan data kontrak a. Memastikan kebenaran dan kesesuaian data supplier pada SPM dengan data supplier pada SPAN; b. Menyampaiakan data kontrak termasuk addendum kontrak ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak/addendum kontrak ditandatangani; c. Terhadap data kontrak yang terlambat diajukan ke KPPN, pendaftaran data kontrak dapat diproses setelh memperoleh dispensasi dari Kepala KPPN. Surat permohonan dispensasi agar dilampiri surat pernyataan dan penjelasan terjadinya keterlambatan yang ditandatangani oleh KPA; d. Meningkatkan koordinasi antar pejabat perbendaharaan dalam meningkatkan ketertiban penyampaian data supplier dan data kontrak ke KPPN. 5. Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan a. Menyelesaikan dan tidak menunda proses pembayaran untuk pekerjaan yang telah selesai termin/pelaksanaannya sesuai ketentuan yang berlaku; b. Memastikan batas waktu penyelesaian tagihan dengan melakukan pengawasan pada setiap tagihan; ¢. Terhadap tagihan diselesaikan paling lambat 17 (tujuh belas) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada Negara; d. Memastikan norma waktu penyelesaian tagihan sebagai berikut : ‘ Tagihan diajukan penerima hak kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) paling lambat 5 ima) hari kerja setelah tibulnya hak tagih kepada Negara; Surat Permintaan Pembayaran (SPP) diajukan kepada Pejabat Penandatangan SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung dari penerima hak dinyatakan lengkap; * Surat Perintah Membayar (SPM) diterbitkan oleh PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak SPP diterima PPK; © Memastikan SPM diterima KPPN selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak SPM diterbitkan. e. Khusus akhir tahun anggaran agar memperhatikan norma waktu penyampaian SPM sesuai pedoman pelaksanaan anggaran pada akhir tahun anggaran; f, Memberikan teguran/sanksi kepada pejabat perbendaharaan satker yang terlambat dalam menyelesaikan tagihan sesuai waktu yang telah ditentukan; g Membuat SPM per output dalam satu sumber dana untuk beberapa akun sesuai dengan jenis pengeluarannya; h. Melakukan verifikasi terhadap tagihan-tagihan yang membebani satu output dalam satu sumber dana yang memungkinkan untuk dibuat dalam satu SPM. 6. Meningkatkan Akurasi Rencana Penarikan Dana dengan Realisasi Pembayaran a. Menyusun rencana kegiatan dan rencana penarikan dana sesual dengan jedwal pelaksanaan kegiatan dan realisasi pembayaran; b. Memastikan pengajuan SPM ke KPPN sesuai dengan rencana penarikan dana yang telah disampaikan; . Melakukan pemutakhiran data rencana penarikan dana apabila terdapat perubahan rencana Penarikan dana khususnya untuk penarikan dana diatas Rp. 500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah); d. Setiap awal tahun anggaran berikutnya melakukan penyesuaian antara realisasi dan rencana penarikan dana pada halaman Ill DIPA untuk selanjutnya mengajukan revisi kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan sekaligus menyesuaikan penarikan dana pada bulan-bulan berikutnya. 7, Mengendalikan Uang Persediaan/Tanbahan Uang Persediaan ‘a. Mengoptimalkan pembayaran langsung dalam proses pembayaran; b. Mengajukan uang persediaan secara rasional dan sesuai kebutuhan operasional bulanan satker; ¢. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan pembayaran LS kepada Pihak Penyedia Barang/lasa atau Bendahara Pengeluaran/Pihak Lainnya. Dalam hal tidak dapat dilakukan dengan pembayaran LS dapat dilakukan dengan UP (tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) kecuali pembayaran honorarium dan perjalanan dina); dd. Menggunakan uang persediaan secara efektif dan efisien dengan mempercepat revolving uang persediaan (minimal 50%); . Mengoptimalkan pembayaran dengan kartu kredit pemerintah untuk penggunaan uang persediaan; f. Memanfaatkan TUP untuk kegiatan mendesak dan sesuai dengan rencana yang diajukan 8, Mengantisipasi dan Menyelesaikan Pagu Minus a. Melakukan pemutakhiran data RKA-KL/DIPA, apabila terdapat revisi POK; b. Tidak melakukan revisi yang berakibat pada pengurangan alokasi terhadap pagu yang sudah dikontrakkan; ©. Memastikan bahwa dalam pengajuan pencairan anggaran pagu DIPA telah tersedia/cukup tersedia sampai dengan level akun; d. Segera melakukan revisi anggaran apabila terjadi pagu minus dan terdapat potensi terjadinya agu minus apabila akan dilakukan pembayaran. 9. Pelaporan a. Melaporkan saldo rekening Koran dan rekonsiliasi rekening Satker secara tepat waktu; b. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Bendahara setiap bulan secara tepat waktu. Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan. KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN PROVINSI Tembusan Bapak Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Timur (sebagai laporan)

You might also like