Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
ANALISIS KASUS
Klasifikasi derajat gagal jantung berdasarkan NYHA (New York Heart Association)
4
NYHA Terdapat penyakit jantung, namun tidak ada gejala atau
I keterbatasan dalam aktifitas fisik sehari-hari, misalnya berjalan,
naik tangga, dan sebagainya.
NYHA Telah terdapat gejala ringan (nafas sesak disertai atau tidak
II disertai angina) serta ada keterbatasan ringan dalam melakukan
aktifitas fisik sehari-hari.
NYHA terdapat keterbatasan fisik pada aktifitas sehari-hari akibat
III gagal jantung pada tingkatan ringan, misalnya pasien akan
merasa sesak nafas jika berjalan 20-100 meter. Keluhan akan
berkurang saat istirahat.
NYHA terdapat hambatan aktifitas yang berat, misalnya gejala muncul
IV saat istirahat.
Dari hasil foto thorax didapatkan, CTR > 50% cor membesar dan
kesan: cardiomegali. Dari pemeriksaan EKG didapatkan sinus rhytm, HR
120x/m, axis 35 derajat., Left Ventricular Hypertrophy. Adanya left ventrikel
hipertrophy menandakan adanya HHD. Untuk menegakkan diagnosis CHF
didasarkan pada kriteria Framingham minimal satu kriteria mayor dan dua kriteria
minor yaitu:2
Kriteria mayor:
1. Paroksismal nocturnal dispneu
2. Distensi vena leher
3. Ronki paru
4. Kardiomegali
5. Edema paru akut
6. Gallop S3
7. Peninggian tekanan vena jugularis
8. Refluks hepatojugular
Kriteria minor:
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam hari
32
3. Dispnea d’effort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital
7. Takikardi (> 120 x/menit)
Berdasarkan kriteria Framingham pada pasien ini ditemukan adanya
Paroksismal nocturnal dispneu, Kardiomegali, Edema ekstremitas, Dispnea
d’effort. Didapatkan pada pasien ini dua kriteria mayor dan dua kriteria
minor sehingga diagnosis CHF bisa ditegakkan.
Dari pemeriksaan laboratorium; BSS Stik 204 mg/dL (meningkat),
Hemoglobin 8,2 g/dL (menurun), leukosit 11.700 /ul (meningkat), Ureum
114 mg/dl (meningkat), Creatinine 5,2 mg/dl (meningkat), Natrium 142
mg/dL (meningkat), Kalium 6,0 mg/dL (meningkat), Protein Urin (+++),
Glukosa Urin (++).
Pada penderita, anemia ini disebabkan karena inflamasi kronis yang
terjadi pada penyakit kronis, penekanan sumsum tulang oleh substansi
uremik, juga dapat disebabkan karena kehilangan darah (hematuria).
Menurut kepustakaan evaluasi terhadap anemia perlu dilakukan dimulai saat
kadar Hb ≤ 10 g/dl atau hematokrit ≤ 30%, mulai dari pemeriksaan status
besi, mencari sumber perdarahan, dan morfologi eritrosit.10
Peningkatan Leukosit merupakan petanda inflamasi. Proses inflamasi
berperan penting pada terjadinya komplikasi kronik DM.11 Selain itu, pada
penderita DM daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terhadap infeksi.6
Peningkatan kadar glukosa pada penderita disebabkan karena penyakit
DM yang tidak terkontrol. Meskipun pada anamnesis disebutkan penderita
kontrol teratur, tetapi kadar glukosa tetap tinggi. Kontrol gula darah penting
untuk penderita nefropati diabetik karena dapat memperlambat kecepatan
perlanjutan ke arah gagal ginjal, untuk itu perlu kiranya pemeriksaan
HbA1C.
Adanya uremia dan peningkatan kadar kreatinin serum pada penderita
menunjukkan bahwa penyakit sudah masuk ke dalam stadium IV
33
membatasi aktivitas) dan terapi gizi (diet rendah garam dan diet tinggi
protein).
Berdasarkan teori untuk tatalaksana CHF e.c HHD. Tatalaksana medis
untuk pasien dengan penyakit jantung hipertensi dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu5:
1. Penatalaksanaan untuk tekanan darah yang meningkat
2. Pencegahan dan penatalaksanaan dari penyakit jantung hipertensi
Dalam menatalaksana peningkatan tekanan darah, target tekanan darah
harus <140/90 mmHg pada pasien tanpa diabetes atau gagal ginjal kronik
(chronic kidney disease) dan <130/90 mmHg pada pasien yang memiliki
penyakit tersebut.
Ada beragam strategi dalam tatalaksana penyakit jantung hipertensi,
misalnya modifikasi pola makan, aerobic exercise secara teratur, penurunan
berat badan, atau penggunaan obat untuk hipertensi, gagal jantung sekunder
disfungsi diastolik dan sistolik ventrikel kiri, coronary artery disease, serta
aritmia8.
Penatalaksanaan gagal jantung adalah untuk: menentukan dan
menghilangkan sebab penyakit gagal jantung, memperbaiki daya pompa
jantung, memperbaiki atau menghilangkan bendungan. Tindakan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah: menentukan derajat payah jantung,
membatasi aktivitas, mengobati faktor pencetus dan sebab penyakit jantung,
mengatur dan mengurangi diet garam, pemberian obat-obatan.
1. Modifikasi pola makan
Penelitian membuktikan bahwa diet dan gaya hidup yang sehat
dengan atau tanpa kombinasi dengan penggunaan obat dapat menurunkan
tekanan darah dan mengurangi simptom dari gagal jantung dan
memperbaiki hipertrofi vetrikel kiri (HVK). Diet khusus yang dianjurkan
adalah diet sodium, tinggi potasium (pada pasien dengan fungsi ginjal
yang normal), makan buah-buahan segar dan sayur-sayuran, rendah
kolesterol dan rendah konsumsi alkohol.
35